Anda di halaman 1dari 2

MATERI PENYULUHAN ASMA

Pengertian Asma

Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada,
batuk-batuk, dan mengi. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia, baik muda atau tua.
Meskipun penyebab pasti asma belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa hal yang
kerap memicunya, seperti asap rokok, debu, bulu binatang, aktivitas fisik, udara dingin, infeksi virus,
atau bahkan terpapar zat kimia.
Bagi seseorang yang memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif
dibandingkan orang lain yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi pemicu di atas,
maka otot-otot saluran pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut
menyempit. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan napas terasa berat.

Diagnosis asma

Untuk mengetahui apakah seorang pasien menderita penyakit asma, maka dokter perlu
melakukan sejumlah tes. Namun sebelum tes dilakukan, dokter biasanya akan mengajukan
pertanyaan pada pasien mengenai gejala apa saja yang dirasakan, waktu kemunculan gejala
tersebut, dan riwayat kesehatan pasien serta keluarganya.

Jika seluruh keterangan yang diberikan pada pasien mengarah pada penyakit asma, maka
selanjutnya dokter bisa melakukan tes untuk memperkuat diagnosis, misalnya:

1. Spirometri
2. Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE)
3. Uji Provokasi Bronkus
4. Pengukuran Status Alergi
5. CT Scan
6. Rontgen

Jika seseorang terdiagnosis mengidap asma saat kanak-kanak, gejalanya mungkin bisa
menghilang ketika dia remaja dan muncul kembali saat usianya lebih dewasa. Namun gejala asma
yang tergolong menengah atau berat di masa kanak-kanak, akan cenderung tetap ada walau bisa
juga muncul kembali. Kendati begitu, asma bisa muncul di usia berapa pun dan tidak selalu berawal
dari masa kanak-kanak.

Pengobatan asma
Ada dua tujuan dalam pengobatan penyakit asma, yaitu meredakan gejala dan mencegah
gejala kambuh. Untuk mendukung tujuan tersebut, diperlukan rencana pengobatan dari dokter yang
disesuaikan dengan kondisi pasien. Rencana pengobatan meliputi cara mengenali dan menangani
gejala yang memburuk, serta obat-obatan apa yang harus digunakan.
Penting bagi pasien untuk mengenali hal-hal yang dapat memicu asma mereka agar dapat
menghindarinya. Jika gejala asma muncul, obat yang umum direkomendasikan adalah inhaler pereda.

Bilamana terjadi serangan asma dengan gejala yang terus memburuk (secara perlahan-lahan
atau cepat) meskipun sudah ditangani dengan inhaler atau obat-obatan lainnya, maka penderita harus
segera mendapatkan penanganan di rumah sakit. Meski jarang terjadi, serangan asma bisa saja
membahayakan nyawa. Bagi penderita asma kronis, peradangan pada saluran napas yang sudah
berlangsung lama dan berulang-ulang bisa menyebabkan penyempitan permanen.

Serangan asma di rumah sakit bisa menyebabkan pasien mengalami gagal napas dan perlu
mendapatkan pertolongan secepat mungkin (code blue asthma).
Komplikasi asma
Berikut ini adalah dampak akibat penyakit asma yang bisa saja terjadi:
1. Masalah psikologis (cemas, stres, atau depresi).
2. Menurunnya performa di sekolah atau di pekerjaan.
3. Tubuh sering terasa lelah.
4. Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak.
5. Status asmatikus (kondisi asma parah yang tidak respon dengan terapi normal).
6. Pneumonia.
7. Gagal pernapasan.
8. Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru dan atelektasis.
9. Kematian.

Mengendalikan penyakit asma


Jika Anda kebetulan mengidap asma atau hidup dengan asma sejak lama, jangan cemas
dengan kondisi ini karena asma merupakan penyakit yang masih dapat dikendalikan asalkan Anda:
1. Mengenali dan menghindari pemicu asma.
2. Mengikuti rencana penanganan asma yang dibuat bersama dokter.
3. Mengenali serangan asma dan melakukan langkah pengobatan yang tepat.
4. Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur.
5. Memonitor kondisi saluran napas Anda.
6. Jika penggunaan inhaler pereda asma reaksi cepat makin meningkat, segera konsultasikan
kepada dokter agar rencana penanganan asma Anda disesuaikan kembali. Selain itu,
disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia secara teratur untuk
mencegah memburuknya penyakit asma yang disebabkan kedua penyakit tersebut.

Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Muara Saling

dr. Andri Jaya


NIP : 197607072009041002

Anda mungkin juga menyukai