Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Prinsip Inklusi-Eksklusi dan Aplikasinya”

OLEH :

NAMA : MAJESTY. PATTIPEILOHY

NIM : 201879030

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa karna atas penyertaannya
saya dapat menyelesaikan penulisan makalah Matematika Diskrit yang berjudul “Prinsip Inklusi-
Eksklusi dan Aplikasinya” yang dimaksudkan agar para pembaca lebih memahami dan
memperluas ilmu tentang Prinsip Inklusi-Eksklusi dan Aplikasinya dalam kombinatorika.

Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi konstribusi sebagaimana
mestinya bagi kita semua. Juga saya menyadari sungguh dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kelemahan baik dalam materi ini maupun dalam sistematika penulisan
oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, saya mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian, atas perhatiannya saya sampaikan banyak Terima kasih

DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………1

Daftar isi……………………………………………………………………………… 2

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang…………………………………………………………………………3

Tujuan penulisan……………………………………………………………………….4

Manfaat penulisan……………………………………………………………………...4

Batasan masalah………………………………………………………………………..4

Rumusan masalah………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

Prinsip Inklusi-Eksklusi………………………………………………………………..5

Aplikasi prinsip inklusi-eksklusi dalam kombinatorika………………………………..11

BAB III

Kesimpulan…………………………………………………………………………….12

Saran …………………………………………………………………………………. 12

Daftar pusaka…………………………………………………………………………..13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak jarang menemukan permasalahan kehidupan yang terkait
dengan matematika diskrit. salah satu cabang bahasan dalam matematika diskrit adalah kombinatorika.
Persoalan kombinatorik tidaklah merupakan persoalan yang baru dalam dalam suatu kehidupan nyata
kita baik persoalan yang sederhana maupun yang rumit.

Contohnya permasalahan dengan beberapa cara dari suatu himpunan objek disusun dengan persyaratan
tertentu. Suatu kelas matematika diskrit berisi 30 wanita dan 50 mahasiswi. berapa banyak siswa dikelas
itu yang perempuan atau dua tahun? Pertanyaan ini tidak dapat dijawab kecuali ada informasi lebih lanjut.
Menambahkan jumlah wanita di kelas dan jumlah siswa tahun kedua mungkin tidak memberikan jawaban
yang benar,karena siswa tahun kedua dihitung. Pengamatan ini menunjukkan bahwa jumlah siswa dalam
kelas yang merupakan siswa tahun kedua atau wanita adalah jumlah dari jumlah perempuan dan jumlah
siswa di kelas dikurangi jumlah dari mahasiswa tahun kedua.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut sangatlah rumit dan sangat kompleks cara menghitungnya namun
permasalahan-permasalahan ini akan dipecahkan dalam makalah ini banyak masalah perhitungan dapat
diselesaikan menggunakan prinsip iklusi-ekslusi. contoh permasalahan lain kita dapat menggunakan
prinsip ini untuk menemukan jumlah bilangan prima kurang dari bilangan positif. banyak masalah dapat
dipecahkan dengan menghitung jumlah fungsi dari satu set terbatas ke yang lain. prinsip inklusi-ekslusi
dapat digunakan untuk menemukan fungsi tersebut.

Dengan demikian dalam makalah ini saya akan membahas tentang prinsip inklusi-ekslusi dan aplikasinya.
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui prinsip inklusi-eksklusi


 model prinsip inklusi-eksklusi pada dua himpunan
 model prinsip inklusi-eksklusi untuk memperoleh jumlah elemen di persatuan
tiga set.
 Prinsip inklusi-eksklusi pada n himpunan

2. Mengetahui aplikasi prinsip inklusi-eksklusi dalam kombinatorika


 Saringan Eratosthenes

1.3 Manfaat penulisan

Manfaat penulisan makalah ini agar kita bisa mengetahui Prinsip inklusi-eksklusi dan
Aplikasi prinsip inklusi-eksklusi dalam kombinatorika

1.4 Batasan masalah

Batasan masalah dalam makalah ini yaitu terkait dengan Prinsip inklusi-eksklusi dan
Aplikasi dalam kombinatorika

1.5 Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui prinsip inklusi-eksklusi?


2. Bagaimana mengetahui aplikasi prinsip inklusi-eksklusi dalam kombinatorika?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Prinsip Inklusi-Eksklusi

 model prinsip inklusi-eksklusi pada dua himpunan

Misalkan A dan B sembarang himpunan. Penjumlahan |A| + |B| mengitung banyaknya elemen A
yang tidak terdapat dalam B dan banyaknya elemen B yang tidak terdapat dalam A tepat satu
kali, dan banyaknya elemen yang terdapat dalam A ∩ B sebanyak dua kali. Oleh karena itu,
pengurangan banyaknya elemen yang terdapat dalam A ∩ B dari |A| + |B| membuat banyaknya
anggota A ç B dihitung tepat satu kali

Atau dengan kata lain bahwa jumlah elemen dalam penyatuan dua himpunan A dan B adalah
jumlah dari jumlah elemen dalam himpuan dikurangi jumlah elemen di persimpangan mereka.

Yaitu :

|A∪ B| =|A| + |B| – |A ∩ B|

Contoh Soal :

1. Dalam kelas matematika diskrit setiap siswa adalah jurusan ilmu computer atau
matematika,atau keduanya. jumlah siswa yang memiliki jurusan ilmu computer (mungkin
bersama matematika) adalah 25; jumlah siswa yang memiliki jurusan matematika
(mungkin bersama dengan ilmu computer) adalah 13; dan jumlah siswa jurusan ilmu
computer dan matematika adalah 8. Berapa banyak siswa di kelas ini?

Solusi:

Misalkan:

A adalah ; Himpunan siswa di kelas jurusan ilmu computer (=25)


B adalah ; Himpunan siswa di kelas jurusan Matematika (=13)

A ∩ B adalah himpunan siswa di kelas jurusan matematika dan jurusan ilmu computer
karena setiap siswa di kelas adalah jurusan matematika atau ilmu computer (atau
keduanya), maka jumlah siswa di kelas adalah |A∪ B|.

Maka dari itu; |A∪ B| = |A| + |B| – |A ∩ B|


= 25 + 13 – 8 = 30 maka, terdapat 30 siswa di kelas

2. Misalkan ada 1807 siswa baru di sekolah dari jumlah tersebut, 453 mengambil kursus
ilmu computer, 567 mengambil kursus matematika, dan 299 mengambil kursus dalam
ilmu computer dan matematika. Berapa banyak yang tidak mengambil kursus di bidang
ilmu computer dan matematika?

Solusi :

Misalkan ; A: Himpunan semua mahasiswa baru yang mengambil kursus dalam ilmu computer
B : Himpunan semua mahasiswa baru yang mengambil kursus Matematika

|A∪ B| = |A| + |B| – |A ∩ B|


= 453 + 567 – 299
= 721

Maka, 1807-721 = 1086


jadi ada 1086 mahasiswa baru tidak mengambil kursus di bidang ilmu computer dan
matematika.

3. Terdapat 500 ruang kelas di jurusan matematika sebanyak 250 kelas digunakan oleh
program studi Matematika sedangkan 100 kelas digunakan oleh kedua program studi baik
Matematika maupun statistika. Berapa banyak kelas yang digunakan oleh program studi
statistika?

Solusi :

Misalkan ; A: Banyaknya ruang kelas yang digunakan program studi Matematika


B: Banyaknya ruang kelas yang digunakan program studi Statistika

A ∩ B ; gabungan banyaknya kelas yang digunakan oleh program studi Matematika maupun
Statistika

A∪ B ; banyaknya ruang kelas di jurusan Matematika

|A∪ B| = |A| + |B| – |A ∩ B|


500 = 250 + |B| - 100
|B| = 500 - 150
|B| = 350

jadi jumlah kelas yang digunakan oleh program studi statistika adalah : 350
 model prinsip inklusi-eksklusi untuk memperoleh jumlah elemen di persatuan tiga set.

sekarang akan memulai pengembangan formula untuk jumlah elemen dalam serikat dari sejumlah
set yang terbatas. Formula yang akan kita kembangkan disebut prinsip inklusi-eksklusi. Untuk
konkret, sebelum kita mempertimbangkan serikat n set, di mana n adalah bilangan bulat positif,
akan memperoleh formula untuk jumlah elemen dalam penyatuan tiga set A, B, dan C. untuk buat
rumus ini, perhatikan bahwa | A | + | B | + | C | menghitung setiap elemen yang persis satu dari tiga
himpunan satu kali, elemen yang persis dua dari himpunan dua kali, dan elemen dalam ketiga
himpunan set tiga kali.
Untuk menghapus jumlah elemen berlebih di lebih dari satu set,di kurangi jumlahnya elemen di
persimpangan semua pasangan dari tiga set.

| A | + | B | + | C | - | A ∩ B | - | A ∩ C | - | B ∩ C |.

Ungkapan ini masih menghitung elemen yang terjadi tepat di salah satu set satu kali. Unsur itu
terjadi tepat dua set juga dihitung tepat sekali, karena elemen ini akan terjadi di salah satu dari tiga
persimpangan set diambil dua sekaligus. Namun elemen-elemen itu terjadi dalam ketiga set akan
dihitung nol kali dengan ungkapan ini, karena mereka terjadi dalam ketiganya persimpangan set
diambil dua sekaligus.

Untuk memperbaiki undercount ini, maka ditambahkan jumlah elemen di persimpangan ketiganya
set. ini menghitung setiap elemen satu kali, apakah itu dalam satu, dua, atau tiga dari set.

Jadi dapat diperoleh :

| A ∪ B ∪ C | = | A | + | B | + | C | - | A ∩ B | - | A ∩ C | - | B ∩ C | + | A ∩ B ∩ C |.

Contoh soal :

1. Sebanyak 1.232 siswa telah mengambil kursus dalam bahasa Spanyol, 879 telah mengambil
kursus dalam bahasa Prancis, dan 114 telah mengikuti kursus dalam bahasa Rusia. Selanjutnya,
103 telah mengambil kursus dalam bahasa Spanyol dan Spanyol Prancis, 23 telah mengambil
kursus dalam bahasa Spanyol dan Rusia, dan 14 telah mengambil kursus dalam keduanya
Prancis dan Rusia. Jika 2092 siswa telah mengambil setidaknya satu dari bahasa Spanyol,
Prancis, dan Rusia,berapa banyak siswa yang mengikuti kursus dalam ketiga bahasa ini?

Solusi :

Misalkan ; S: Himpunan siswa yang telah mengambil kursus dalam bahasa Spanyol,
F: Himpunan siswa yang telah mengambil kursus dalam bahasa Prancis
R: Himpunan siswa yang telah mengambil kursus dalam bahasa Rusia.
| S | = 1232 | S ∩ F | = 103
| F | = 879 | S ∩ R | = 23
| R | = 114 | F ∩ R | = 14

| S ∪ F ∪ R | = 2092

Maka ;

|S∪F∪R|=|S|+|F|+|R|-|S∩F|-|S∩R|-|F∩R|+|S∩F∩R|
2092 = 1232 + 879 + 114 - 103 - 23 - 14 + | S ∩ F ∩ R |

|| S ∩ F ∩ R | = 7

 Prinsip inklusi-eksklusi pada n himpunan

Prinsip inklusi-eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan

Contoh soal :

Kudapan UNHAS menyediakan banyak makanan yang dikonsumsi setiap hari olehmahasiswa-
mahasiswi. Ada 4 jenis makanan yang tersedia mulai dari makanan berat, makanan ringan,
minuman berasa dan mineral. Ada sekitar 1000 mahasiswa-mahasiswi unhas. Ada 500 yang
membeli makanan berat, 200 yang membeli makanan ringan, 75 yang membeli minuman berasa
120 yang membeli airmineral, 70 yang membeli makanan berat dan makanan ringan, 20 yang
membeli makanan berat dan miuman berasa, 15 yang membeli makanan berat dan airmineral, 10
yang membeli makanan ringan dan minuman berasa, 7 yang membeli ringan dan air mineral, 5
yang membeli minuman berasa dan air mineral, 18yang membeli makanan berat dan makanan
ringan dan minuman berasa, 21 yang membelimakanan berat dan makanan ringan dan udara
mineral, 16 yang membeli makanan berat dan minuman berasa dan mineral udara, 13 yang
memilih makanan ringan dan minuman berasa dan air mineral da nada 75 siswa yang membeli
keempatnya .
Berapa banyak pelajar yang tidak membeli makanan apa pun di kudapan UNHAS?

Solusi :

A = 500, B = 200 , C = 75, D = 120

A ∩ B =70, A ∩ C =20, A ∩ D = 15 , B ∩ C = 10, B ∩ D = 7, C ∩ D = 5


A∪ B∪ C = 18, A∪B ∪D = 21, A∪ C∪ D =16, B∪ C∪ D =13, A∩ B ∩ C ∩ D =75

Dit: |A∪B ∪C ∪D| =…?


|A∪B ∪C ∪D| = A + B + C + D - A ∩ B - A ∩ C - A ∩ D - B ∩ C - B ∩ D - C ∩ D +
A∪ B∪ C + A∪B ∪D + A∪ C∪ D +B∪ C∪ D - A∩ B ∩ C ∩ D
= 500+200+75+120-70-20-15-10-7-5+18+21+16+13-75
= 761

Maka, 1000-761 = 239

Maka jumlah pelajar (mahasiswa )yang tidak membeli apapun adalah sebanyak 239.
2.2. Aplikasi Prinsip Inklusi-Eksklusi dalam kombinatorika

Ada bentuk alternatif dari prinsip inklusi-eksklusif yang berguna dalam penghitungan masalah.
Secara khusus, formulir ini dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang meminta
nomor elemen dalam himpunan yang tidak memiliki n properti P1, P2, ..., Pn. Biarkan Ai
menjadi himpunan bagian yang mengandung elemen yang memiliki properti Pi. Nomor elemen
dengan semua properti Pi1, Pi2, ..., Pik akan dilambangkan dengan N (Pi1Pi2 ... Pik).

Menulis jumlah ini dalam hal set, kami miliki

| Ai 1 ∩ Ai 2 ∩ ··· ∩ Aik | = N ( Pi 1 Pi 2... Pik ).

Jika jumlah elemen tanpa properti P1, P2 , ..., Pn dilambangkan dengan N ( P ' 1 P ' 2 . . . P ' n ¿dan
jumlah elemen dalam himpunan dilambangkan dengan N, itu mengikuti itu N ( P ' 1 P ' 2 . . . P ' n ¿
= N - | A1 ∪ A2 ∪ ··· ∪ An |.

N ¿ ¿) = N - ∑ ❑ N ( P¿¿ i) ¿ + ∑ ❑N ( P P ) -
i j
∑ ❑ N ( P P P ) + …+(−1)n N (
i j k
1 ≤i ≤n 1 ≤i< j ≤n 1 ≤i< j< k≤ n

P1 P2 . .. Pn ¿ .

Contoh soal 1 :

1. Berapa banyak solusi


x 1 + x 2 + x 3 = 11
di mana x 1 , x 2 , dan x 3 adalah bilangan bulat negatif dengan x 1≤ 3, x 2 ≤ 4, dan x 3 ≤ 6?

Solusi:

Untuk menerapkan prinsip inklusi-pengecualian, biarkan solusi memiliki properti p1 jika x 1


> 3, properti p2jika x 2> 4 , dan properti p3 jika x 3> 6. Jumlah solusi yang memenuhi
ketidaksetaraan x 1≤ 3, x 2≤ 4, dan x 3 ≤ 6 adalah : N ¿ ¿) = N -
N ( P¿¿ 1) – N ( P¿¿ 2)−N ( P¿¿ 3)+ N (P ¿ ¿ 1 P2 )+ N ( P ¿ ¿ 1 P3 )+ N (P ¿ ¿ 21 P3)¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿-
N ( P1 P ¿ ¿ 21 P3) ¿

N = jumlah total solusi = C (3 + 11 - 1, 11) = 78


N(P1) = (jumlah solusi dengan x1 ≥ 4) = C (3 + 7 - 1, 7) = C (9, 7) = 36
N(P2) = (jumlah solusi dengan x2 ≥ 5) = C (3 + 6 - 1, 6) = C (8, 6) = 28
N(P3) = (jumlah solusi dengan x3 ≥ 7) = C (3 + 4 - 1, 4) = C (6, 4) = 15
N(P1P2) = (jumlah solusi dengan x1 ≥ 4 dan x2 ≥ 5) = C (3 + 2 - 1, 2) = C (4, 2) = 6
N(P1P3) = (jumlah solusi dengan x1 ≥ 4 dan x3 ≥ 7) = C (3 + 0 - 1, 0) =1
N(P2P3) = (jumlah solusi dengan x2 ≥ 5 dan x3 ≥ 7) = 0
N (P1P2P3) = (jumlah solusi dengan x1 ≥ 4, x2 ≥ 5, dan x3 ≥ 7) = 0.

masukkan jumlah tersebut ke dalam rumus untuk N ( P' ¿¿ 1 P' 2 P '3 )¿ menunjukkan jumlah solusi
dengan x1 ≤ 3, x2 ≤ 4, dan x3 ≤ 6 sama dengan

N ( P' ¿¿ 1 P' 2 P '3 )¿ = 78 - 36 - 28 - 15 + 6 + 1 + 0 - 0 = 6.

 Saringan Eratosthenes

Dalam ini dapat menunjukkan bagaimana menggunakan saringan Eratosthenes untuk


menemukan semua bilangan prima kurang dari a bilangan bulat positif yang ditentukan n.
Dengan menggunakan prinsip inklusi-eksklusi, kita dapat menemukan nomornya dari bilangan
prima tidak melebihi bilangan bulat positif yang ditentukan dengan alasan yang sama seperti
yang digunakan dalam saringan Eratosthenes.
Ingat bahwa integer komposit dapat dibagi oleh bilangan prima yang tidak melebihi akar
kuadratnya.
Jadi, untuk menemukan jumlah bilangan prima tidak melebihi 100, perhatikan pertama bahwa
bilangan bulat komposit tidak melebihi 100 harus memiliki faktor prima tidak melebihi 10.
Karena satu-satunya bilangan prima yang tidak melebihi 10 adalah 2, 3, 5, dan 7, bilangan prima
yang tidak melebihi 100 adalah empat bilangan prima ini dan bilangan bulat positif yang lebih
besar dari 1 dan tidak melebihi 100 yang dapat dibagi oleh angka apa pun dari 2, 3, 5, atau 7.
Untuk menerapkan prinsip inklusi-pengecualian, misalkan P1 adalah properti yang integer dapat
dibagi 2, misalkan P2 adalah properti yang integernya dapat dibagi 3, misalkan P3 menjadi
properti yang integer dapat dibagi oleh 5, dan biarkan P4 menjadi properti yang integernya dapat
dibagi oleh 7. Dengan demikian, jumlah bilangan prima tidak melebihi 100 adalah 4+
N ( P' ¿¿ 1 P' 2 P '3 P' 4) ¿

Karena ada 99 bilangan bulat positif lebih besar dari 1 dan tidak melebihi 100, pada prinsip
inklusi-eksklusif menunjukkan hal itu

N ( P' ¿¿ 1 P' 2 P '3 P' 4)=¿ ¿99 - N


( P¿¿ 1) – N ( P¿¿ 2)−N ( P¿¿ 3)−N (P¿¿ 4 )+ N (P ¿ ¿ 1 P2 )+ N (P ¿ ¿ 1 P3 )+ N ( P ¿ ¿ 11 P4 )+ N (P ¿ ¿ 2 P 3)+ N ( P
+ N ( P ¿ ¿ 3 P4 ) ¿- N ( P1 P ¿ ¿ 21 P3) ¿ - N ( P1 P ¿ ¿ 21 P4 )¿ - N ( P1 P ¿ ¿ 31 P4 )¿ -
N ( P2 P ¿ ¿ 31 P4 ) ¿ + N ( P1 P ¿ ¿ 21 P3 P 4) ¿

Jumlah bilangan bulat tidak melebihi 100 (dan lebih besar dari 1) yang dapat dibagi oleh semua
bilangan prima dalam subset dari {2, 3, 5, 7} adalah 100 / N, di mana N adalah produk bilangan
prima dalam subset ini. (Ini mengikuti karena dua bilangan prima ini tidak memiliki faktor
umum.)
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
N ( P' ¿¿ 1 P' 2 P '3 P' 4)=¿ ¿99 - - − − + + + + + + -
2 3 5 7 2.3 2.5 2.7 3.5 3.7 5.7
100 100 100 100 100
+ + + +
2.3.5 2.3.7 2.5 .7 3.5 .7 . 2.3 .5 .7

= 99 − 50 − 33 − 20 − 14 + 16 + 10 + 7 + 6 + 4 + 2 − 3 − 2 − 1 − 0 + 0 = 21 Karenanya, ada 4 + 21 = 25
bilangan prima tidak melebihi 100

 Jumlah Fungsi Ke Atas Prinsip inklusi-eksklusi juga dapat digunakan untuk menentukan
jumlah fungsi dari himpunan dengan elemen m ke himpunan dengan elemen n.

Contoh soal 2 :

Berapa banyak fungsi yang ada dari himpunan dengan enam elemen ke set dengan tiga elemen?

Solusi:

Misalkan ; elemen dalam kodomain adalah b1, b2, dan b3.


Biarkan P1, P2, dan P3 menjadi properti pada b1, b2, dan b3 masing-masing tidak berada dalam
kisaran fungsi.
fungsi adalah jika dan hanya jika tidak memiliki properti P1, P2, atau P3. Dengan
dimasukkannya Prinsip pengecualian ini mengikuti bahwa jumlah fungsi dari satu set dengan
enam elemen , satu set dengan tiga elemen adalah

N = 36 . Perhatikan bahwa N (Pi) adalah jumlahfungsi yang tidak memiliki bi dalam


jangkauannya. Oleh karena itu, ada dua pilihan untuk nilai berfungsi di setiap elemen
domain.

N (Pi) = 26 ada C (3, 1)


N (PiPj) adalah sejumlah fungsi yang tidak memiliki bi dan bj
Oleh karena itu, hanya ada satu pilihan untuk nilai fungsi pada setiap elemen domain. N
(PiPj) = 16 = 1. Selanjutnya, ada C (3, 2) N (P1P2P3) = 0,ini adalah jumlah fungsi yang
tidak ada
dari b1, b2, dan b3 dalam jangkauan tersebut Jelas, tidak ada fungsi seperti itu. Karena itu,
jumlah fungsi dari satu set dengan enam elemen ke satu dengan tiga elemen

36 - C (3, 1) 26 + C (3, 2) 16 = 729 - 192 + 3 = 540


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 KESIMPULAN

Prinsip Inklusi dan Eksklusi merupakan penggabungan ide dalam Diagram Venn bersama
koperasi irisan dan gabungan.

Misalkan A dan B sembarang himpunan. Penjumlahan | A | + | B | menghitung jumlah elemen A


yang tidak termasuk dalam B dan jumlah elemen B yang tidak termasuk dalam A tepat satu kali,
dan jumlah elemen yang tersedia dalam A ∩ B sebanyak dua kali.
Oleh karena itu, jumlah yang banyak berada dalam A ∩ B dari | A | + | B | membuat jumlah
anggota A B dihitung tepat satukali.

Dengan demikian,

 | A B | = | A | + | B | - | A ∩ B |

 SARAN

Pada materi ini tidak mudah bagi kita untuk meyelesaikan masalah atau persoalan matematika
diskrit jika tidak menggunakan prinsip inklusi-eksklusi dan aplikasinya dalam kombinatorika.
DAFTAR PUSTAKA

 Discrete Mathematics and Its Applications (K. H. Rosen) edisi ke-7

Lipschutz, Seymour dan Lipson, Marc Lars. 2002. Seri Penyelesaian Soal Schaum Jilid
MatematikaDiskrit. Salemba Teknika: Jakarta.

Mosteller, Frederick, dkk. 1988. Peluang dengan Statistika Terapannya. ITB Bandung: Bandung.

Munir, Rinaldi. 2004. Matematika Diskrit. Informatika: Bandung


Richard, Johnsonlaugh Richard. 1998. Matematika Diskrit. PT Aditya Media: Yogyakarta.

Ruseffendi. 1984. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi
Keempat.Tarsito: Bandung.

Suparman. 1985. Matematik. CV. Rajawali: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai