Anda di halaman 1dari 2

MATERI REMAJA

MInggu, 24 Mei 2020

Program Sajian : Firman


Pokok Bahasan : Penciptaan, Penebusan dan Pengudusan Allah
Sub Pokok Bahasan : Makna Penebusan
Bacaan/Alkitab : Mazmur 103 : 1 – 14

Tujuan Umum Penyajian :


Memahami dan Menghayati makna penciptaan, Penebusan dan Pengudusan Allah

Tujuan Khusus Penyajian :


1. Menjelaskan pengertian penebusan
2. Menjelaskan pengertian penebusan menurut Mazmur 103 : 1 – 14
3. Menjelaskan makna penebusan dalam diri Yesus Kristus
4. Memberikan contoh sikap yang benar sebagai orang yang telah ditebus

URAIAN MATERI
1. Pengertian Penebusan
Kata “penebusan” mempunyai arti proses, cara atau perbuatan menebus. Berasal dari kata dasar
“tebus” yakni membayar (dengan uang dan sebagainya) untuk membebaskan tawanan, budak, dll,
memberikan atau berbuat sesuatu untuk membatalkan tuntutan atas seseorang, seekor binatang atau
suatu benda. “tebus” juga dapat diartikan suatu tindakan agar orang atau binatang atau benda itu
dapat bebas atau dikembalikan kepada hubungan keluarga yang semestinya. Tata cara pelaksanaan
tebusan seperti diceritakan dalam Keluaran 13 : 13-15, Imamat 25 : 47-54, Rut 4 : 1-14 atau Yeremia 32
: 6-12. Sanak saudara atau pemilik menebus budak, perempuan janda, binatang atau bidang tanah
yang menjadi haknya disebut sebagai penebus. Karena itu Tuhan sendiri disimbolkan sebagai penebus
bagi semua orang yang percaya kepada-Nya (MAz. 19 : 15).

2. Penebusan menurut Mazmur 103 : 1 – 14


Gambaran mengenai penebusan sebagaiman dituliskan dalam kitab Mazmur 103 berkaitan dengan
ajaran pemazmur untuk memuji Tuhan atas kebaikan-Nya terhadap pemazmur sendiri maupun kepada
setiap orang percaya. Penekanannya lebih kepada tindakan Tuhan dalam mengampuni,
menyembuhkan, menebus, memahkotai dan memuaskan manusia, dilatarbelakangi oleh pengalaman
pemazmur yaitu Daud, pada saat mengalami tekanan dan penderitaan. Perbuatan baik yang Tuhan
nyatakan kepada Daud itu juga telah dinyatakan kepada Musa dan orang Israel (Maz. 103 : 7).
Peristiwa pembebasan Israel dari penindasan di Mesir digambarkan pemazmur sebagai tindakan
penebusan dari Allah. Penebusan dalam konteks Mazmur 103 mengarah pada karya penyelamatan
Allah bagi manusia atas dasar kasih setia-Nya (ayat 8). Penebusan Allah dilakukan kepada manusia
berdosa agar manusia dimuliakan (ungkapan memahkotai). Dia mengingat kepapaan kita (ayat 14)
bahwa manusia berasal dari debu dan akan kembali ke debu (band. Kejadian 2 : 7 , 3 : 19).

3. Penebusan dalam Yesus Kristus


Wujud kasih setia Allah telah dinyatakan dalam diri Yesus Kristus yang kita akui sebagai Tuhan dan
Juruselamat manusia. Bahwa Yesus Kristus telah diberikan Allah datang kedunia untuk menyelamatkan
setiap orang percaya dari kebinasaan karena dosa. Mazmur 103 merupakan sebuah pengakuan iman
terhadap kasih setia Tuhan yang besar kepada manusia yang dinyatakan melalui karya penyelamatan
didalam Yesus Kristus. Belas kasihan ke-bapaan Allah mencapai puncaknya didalam Yesus Kristus
(band. Yohanes 3 :16, 4 : 10). Hal ini harus dipahami dalam kaitan dengan iman, keyakinan orang
percaya terhadap belas kasihan Allah yang mencapai puncaknya pada kayu salib. Kata-kata terakhir
Yesus saat menjelang kematian-Nya “Ya Bapa ampunilah mereka ….. (Lukas 23 : 34), merupakan doa
Yesus dimana Ia sendiri menghendaki manusia memperoleh pengampunan untuk hidupnya.
4. Sikap hidup sebagai orang yang telah ditebus
Hidup sebagai orang-orang tertawan, diperbudak tentu sangat tidak menyenangkan, padahal semua
orang menginginkan hidup bebas, merdeka, tidak ada seorangpun yang akan rela ditindas tetapi justru
yang terjadi banyak orang percaya menunjukan cara hidup sebagai orang yang masih ditawan,
diperhamba oleh dosa walaupun sesungguhnya kita telah ditebus oleh Yesus Kristus.
Pertama, orang yang telah ditebus harus menyadari diri bahwa ia telah diselamatkan dari dosa, karena
itu ia harus selalu mengucap syukur atas kasih setia Tuhan yang nyata dalam kehidupannya. Setiap
orang yang tahu mengucap syukur akan mampu menata hidupnya terutama soal pengendalian diri
sehingga tidak kembali pada perbuatan dosa.
Kedua, sikap setia melakukan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Menunjukan sikap bertanggung jawab
atas hidup yang telah diselamatkan melalui penebusan di dalam Yesus Kristus. Hal ini penting sebab
manusia adalah ciptaan Allah yang dilengkapi dengan potensi, talenta, dan kemampuan untuk
menghadapi tantangan kehidupan. Seharusnya manusia mencerminkan pribadi yang telah ditebus
dalam ketulusan dan kerelaan melakukan kebaikan bagi sesama. Kecenderungan melakukan hal-hal
untuk kepentingan diri lebih mendominasi perilaku kita, mengakibatkan kita tidak mampu
memperhatikan orang lain sebagai bagian dari kita. Karena itu yang Nampak dalam kata dan perbuatan
kita adalah kebencian, marah, dendam dan bukan pengampunan.

Ayat hafalan : Efesus 1 : 7

Anda mungkin juga menyukai