Anda di halaman 1dari 7

Metode Aproksimasi:

Cara Variasi
 Sistem atom yang mengandung 2 atau lebih elektron, Persamaan
Schrödinger tidak dapat diselesaikan secara eksak. Kesulitannya berada
pada energi potensial, yaitu mengandung term (suku) tolakan antar
elektron
Nilai rata-rata atau nilai harap untuk fungsi gelombang adalah
 Untuk  yang belum ternormalisasi

A   A 
  * Ad


  *d


 Untuk  yang sudah ternormalisasi


A   A    * Ad


 Dimana A   A = nilai rata-rata


A = operator
Ψ = fungsi gelombang ternormalisasi
 Jika operator yang digunakan adalah Operator Hamiltonian, maka
persamaaan menjadi

E g    * Hd
 Cara variasi menyatakan bahwa jika terdapat suatu fungsi gelombang
yang ternormalisasi dan berkelakuan baik, tetapi bukan fungsi eigen,
sebut saja Y, dimasukkan ke dalam persamaan di atas, maka nilai
energinya akan lebih besar atau sama dengan Eg

EY   Y * HYd  E g

 Cara variasi adalah memilih fungsi-fungsi seperti Y kemudian menghitung


nilai energinya, jika memiliki nilai yang paling minimum dan mendekati nilai
Eg, maka fungsi gelombang tersebut dapat diterima untuk
menggambarkan perilaku elektron
 Kelemahan cara variasi adalah harus diketahuinya nilai Eg secara eksak
(pasti)
Contoh Soal : Asumsikan fungsi gelombang yang dapat
menggambarkan perilaku elektron pada sistem kotak 1 dimensi, kemudian
hitung nilai harap energi, dan bandingkan hasilnya dengan Eg.

 Rumus energi untuk partikel dalam sistem kotak 1 dimensi adalah


n2h2
En 
8ma2
h2 h2
 untuk energi tingkat dasar (n = 1) adalah: E g  2
 0,1250
8ma ma 2
 Operator Hamiltonian untuk sistem kotak 1 dimensi arah sumbu x adalah
h2 d 2
Hx   2
8 m dx2
 Ambil suatu fungsi sembarang, misalnya Y = x(a-x) atau Y = ax – x2
kemudian masukkan fungsi Y ini ke dalam persamaan. Karena fungsi ini
belum ternormalisasi, maka persamaan yang digunakan:


EY  
Y * HYd

 Y * Yd

 Nilai batas dalam kasus ini adalah 0 dan a, substitusi Persamaan Y dan
operator H, sehingga persamaan menjadi:

 h2 d 2 

a
(ax  x )  2
2

2 
( ax  x 2
)dx
0
 8 m dx 
EY  a
0
(ax  x 2 )(ax  x 2 )dx

h2a3
24 2
m 5h 2  h2 
   0,1267  2 
a 5
4 ma
2 2
 ma 
30
 Tampak bahwa EY lebih besar dari Eg, meskipun berselisih < 1, maka fungsi
gelombang Y pertama ini dapat diterima.
 Langkah berikutnya adalah mencari lagi fungsi gelombang yang lain
misalnya Y kedua, jika fungsi berikutnya lebih baik (lebih mendekati nilai Eg)
maka fungsi gelombang terakhir ini yang digunakan (langkah iteratif).
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai