Oleh :
e-mail : (elmafitriana1111@gmail.com)
2019/2020
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode studi observasi dan metode studi kasus
dengan mengamati secara langsung mahasiswi-mahasiswi perantau di pulau jawa untuk
universitas muhammadiyah malang dan survei lapangan serta wawancara.
A. LATAR BELAKANG
Bahasa merupakan kemampuan berkomunikasi antar manusia dengan
manusia lainya menggunakan tanda, misalnya kata dan gerakan. Sedangkan
Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi
Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Di indonesia sendiri
untuk setiap daerahnya memiliki bahsa daerah masing-masing. Bahasa daerah
atau bahasa regional sendiri adalah bahasa yang dituturkan di suatu wilayah
dalam sebuah negara berdaulat, yaitu di suatu daerah kecil, negara bagian
federal, provinsi, atau teritori yang lebih luas. Jumlah bahasa daerah di Indonesia
yang terdata oleh Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan Kebudayaan mencapai 652 bahasa daerah. Dengan keanekaragaman
ini akan mencirikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaannya.
Berbedannya bahasa di tiap-tiap daerah menandakan identitas dan ciri khas
masing-masing daerah. Dengan bahasa daerah terbanyak berada di Papua yakni
sekitar 400-san bahasa. . Keanekaragaman budaya dan bahasa daerah merupakan
keunikan tersendiri bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus
dilestarikan.
Menurut jumlah penuturnya, bahasa yang terbanyak digunakan di
Indonesia adalah:
Bahasa Jawa
Bahasa Indonesia
Bahasa Sunda
Bahasa Madura
Bahasa Batak
Bahasa Minangkabau
Bahasa Bugis dll.
B. TUJUAN PENELTIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebab dari sulitnya
bergaul untuk mahasiswa-mahasiswi perantau dan bagaimana mahasiswa
perantau yang terkhusus perempuan dapat bergaul dengan mudah tanpa adanya
hambatan dalam penggunaan bahasa daerah.
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode study observasi dan metode studi
kasus dengan mengamati secara langsung mahasiswi-mahasiswi perantau yang
merantau ke daerah jawa terkhusus pada universitas muhammadiyah malang
dan survei lapangan serta wawancara.
Untuk pengamatanya sendiri tidak hanya dilakukan dilingkukan
unviersitas saja melainkan juga pada lingkup pergaulan mahasiswa di kos
,tempat berkumpul ataupun pada organisasi daerahnya.
Sebab-sebabnya adalah :
1. Kurangnya rasa ingin mengenal lebih jauh tentang budaya lain
Pada kasus yang paling sering dijumpai, untuk mahasiswa yang pada
dasarnya hidup dalam suasana perkotaan akan memiliki sedikit minat
untuk mengetahui buadaya lain, yang menurutnya tidak terlalu bagus
dengan budayanya.
2. Timbulnya rasa nyaman untuk berkomunikais menggunakan bahasa
daerah sendiri
Seperti halnya mahasiswa perantau, mahasiswa asli daerah tersebut
pun buasanya lebih nyaman untuk menggunakan bahasa daerah
mereka sendiri. Karena dianggap akan lebih dekat dn lebih nyaman
untuk berkomunikasi.
3. Menganggap bawha bahasa indonesia bahasa yang kaku
Akibat dari kuranya pengetahuan dalam berbahasa indonesia yang
baik, maka mahsiswa akan cenderung merasa kaku dan tidak bisa
mengespresikan dengan benar apayang akan mereka smapaikan, yang
mengakibatkan adanya perbedaan pehaman dan arti bagi yang
mendengarkanya.
Oleh karena itu, penggunaan bahasa indonesia harus lebih ditekankan
lagi atau diperkuat lagi. Agar menghindari kesalahpahaman akibat adanya
perbedaan arti karean kemiripan bahasa daerah yang menimbulkan
kesalahpahaman. Karena jika dilihat pada daerah-daerah terpencil masih banyak
sekali masyarakat yang belum bisa berbahasa indonesia dengan baik dan benar,
hal ini terjadi karena kurangnya rasa kepedulian atau rasa sosial terhadap sesama
untuk mengajarkan satu sama lain. Penggunaan bahasa indonesia pun
diharapkan mampu untuk selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan
atau tanpa menghilangkan bahasa daerah yang selalu melekat.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh siwa untuk bergaul anatara satu
dengan yang lainya adalah :
A. KESIMPULAN
Mahasiswa perantau laki-laki dnegan perempuan memiliki perbedaan
sifat. Untuk mahasiwaa perantau laki-laki mereka akan enderung terbuka dan
cepat beradaptasi dengan daerah luar, oleh karenanya mereka akan dengan
mudah untuh melakukan hubungan pergaulan. Berbeda halnya dengan wanita
yang cenderung lebih tertutup dan susah untuk beradaptasu dengan cepat
terhadap daerah luar.
Mahasiswa perantau akan selalu sulit untuk bergaul apabila mereka
selalu merasa malu dan tertutup untuk melakukan hubungan dengan pihak luar
daerahnya. Oleh karena itu mahsiswa perantau harus lebih terbuka dan mencoba
untuk beradaptasi dengan daerah baru.
Untuk itu budaya saling menghargai anatara budaya,suku,dan ras harus
lebih dikuatkan lagi. Agar tidak adanya kesalahpahaman dalam pergaulan antara
daerah satu dengan daerah lainya.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa perantau / pendatang
Harus lebih cepat dalam beradaptasi
Tidak mudah menyerah dan berkecil hati dalam mencari teman
Meperlua pergaulan
Tidak perlu sungkan untuk mengajak berbicara terlebih dahulu
Mencoba memahami adanya perbedaan budaya dan bahasa
Berusaha untuk selalu menggunakan bahasa indonesia untuk bahsa
sehharu-hari
2. Bagai mahasiswa asli daerah tersebut
Lebih terbuka kepada mahasiwa pendatang
Saling menghargai
Mencoba memahami adanya perbedaan budaya dan bahasa
Berusaha untuk selalu menggunakan bahasa indonesia
DAFTAR PUSTAKA
http://netcerdas.blogspot.com/p/blog-page_58.html
http://putryanna.blogspot.com/2012/02/laporan-mini-riset.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
https://tirto.id/jumlah-bahasa-daerah-di-indonesia-mencapai-652-pada-2018-cSQY
http://alifanotes.blogspot.com/2015/01/dampak-positif-dan-negatif-dalam.html
https://www.tipspengembangandiri.com/cara-bergaul-yang-baik/
https://www.grid.id/read/041669146/kenapa-warga-indonesia-lebih-sering-memakai-bahasa-
daerah-dibanding-bahasa-nasional?page=all