Anda di halaman 1dari 11

TEMA ; BERTERIMAKASIH

LUKAS 17 ; 11 – 19 Kesepuluh orang kusta


17:11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem  Yesus menyusur perbatasan Samaria
dan Galilea.
17:12 Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta   menemui
Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh 
17:13 dan berteriak: "Yesus, Guru,  kasihanilah kami!" 
17:14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu
kepada imam-imam. " Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi
tahir. 
17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali
sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, 
17:16 lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya.
Orang itu adalah seorang Samaria.
17:17 Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah
menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? 
17:18 Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah
selain dari pada orang asing ini?" 
17:19 Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau. 

1. PENGANTAR

2. PENDAHULUAN

3. Bapak ibu yang dikasihi Tuhan kalau sekarang semua Negara disibukkan dengan
serangan Covid -19 yang memaksa merubah sedemikian rupa kebiasaan semua
orang, pemerintahan, perusahaan, berimbas kepada perekonomian Negara yang
walaupun sebetulnya bukan suatu penyakit yang masuk dalam kelompok AIB,
tetapi seringkali orang yang menderita merasa bahwa itu adalah penyakit yg
kalau boleh tidak ada orang yang tau, pengalaman kami saat harus memobilisasi
mereka dari rumahnya ke safe house atau ketempat isolasi , kami harus
mengatur sedemikian rupa waktunya agar ketika menjemput mereka masuk
kerumah isolasi, jgn sampai ada yg tau, karena apa, karena stigma di masyarakat
sakit Covid 19 ini masih sesuatu penyakit yang dalam tanda petik : AIB, karena
begitu tau bahwa kena Covid maka biasanya mereka akan dihindari, bahkan
rumah2nya harus defogging yg menambah kesan bahwa rumah pasien2 safe
house ini lagi tercemar. padahal sama sekali bukan.

4. KUSTA :

Penyakit kusta ini nama lainnya adalah “lepra” atau “MORBUS HANSEN”
sesuai dengan nama penemu virusnya sekaligus obatnya yakni seorang
ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun
1837.
Pada zaman Yesus, di Palestina ada cukup banyak orang yang terkena
sakit kusta ini. Dan boleh dikatakan bahwa penyakit kusta pada masa itu
tidak dilihat sebagai sebuah persoalan medis melainkan sebuah persoalan
teologis di mana kusta dianggap sebagai sebuah penyakit kutukan atau
tanda bahwa seseorang tidak berkenan / dihukum di hadapan Allah.
Mengapa sampai ada anggapan demikian? Karena dalam Perjanjian Lama
dalam beberapa kasus, kusta terjadi sebagai akibat langsung dari
hukuman Tuhan kepada orang-orang tertentu.
A. Miryam (Bil 12:1-2;9-10)
Miryam dihukum Tuhan dengan penyakit kusta karena mengata-ngatai
dan iri hati terhadap Musa. Bil 12:1-2;9-10 – (1) Miryam serta Harun
mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya,
sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. ( (9) Sebab
itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. (10) Dan
ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena
kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka
dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
B. Gehazi (2 Raj 5 – (21)
Gehazi (bujangnya Elisa) dihukum dengan kusta karena meminta
pemberian dari Naaman yang sebelumnya sudah ditolak Elisa.
2 Raj 5 – (21) Lalu Gehazi mengejar Naaman dari belakang. Ketika
Naaman melihat ada orang berlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan
segera dari atas kereta untuk mendapatkan dia dan berkata: "Selamat!"
(22) Jawabnya: "Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru
saja datang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari
antara rombongan nabi. Baiklah berikan kepada mereka setalenta perak
dan dua potong pakaian." (23) Naaman berkata: "Silakan, ambillah dua
talenta." Naaman mendesak dia, dan membungkus dua talenta perak
dalam dua pundi-pundi dan dua potong pakaian,.. (25) Baru saja Gehazi
masuk dan tampil ke depan tuannya, berkatalah Elisa kepadanya: "Dari
mana, Gehazi?" Jawabnya: "Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana!"
(26) Tetapi kata Elisa kepadanya: "Bukankah hatiku ikut pergi, ketika
orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka
sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat
memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba,
lembu sapi, budak laki-laki dan budak perempuan, (27) tetapi penyakit
kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu untuk
selama-lamanya." Maka keluarlah Gehazi dari depannya dengan kena
kusta, putih seperti salju.

C. Raja Uzia. 2 Taw 26 – (16)


2 Taw 26 – (16) Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia
melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya,
dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah
pembakaran ukupan. (17) Tetapi imam Azarya mengikutinya dari
belakang … dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak
membakar ukupan kepada TUHAN, … (19) Tetapi Uzia, dengan bokor
ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara
amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada
dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah
pembakaran ukupan. (20) Imam kepala Azarya dan semua imam lainnya
memandang kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakit kusta pada dahinya.
Cepat-cepat mereka mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa-gesa
keluar, karena TUHAN telah menimpakan tulah kepadanya. (21) Raja Uzia
sakit kusta sampai kepada hari matinya,…”

D. Karena itulah maka orang Yahudi lalu beranggapan bahwa penyakit kusta
adalah penyakit dari Tuhan.
E. 2 Raj 5:7 - Segera sesudah raja Israel membaca surat itu,
dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini….sehingga
orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari
penyakit kustanya? …”
F.
o Penyakit kusta ini pada masa itu adalah penyakit yang sangat
mengerikan dan membuat pengidapnya sangat menderita.
o Lalu bagaimana sesungguhnya penderitaan orang yang sakit
kusta?
o Penderitaan fisik.
o disebabkan oleh satu virus “mycobacterium leprae”.
o Penyakit kusta ini dimulai dengan munculnya bintil2 kecil pada
bagian-bagian tubuh tertentu.
o Makin lama makin banyak dan besar dan berisi nanah.
o Bintil2 yang berisi nanah ini pecah sehingga area yang kulit yang
diserang semakin membesar.
o Lama kelamaan seluruh tubuh penderita kusta akan dipenuhi
dengan bintil2 semacam ini dan nanah yang sukar mengering.
o ada kalanya bintil2 dengan nanah yang memenuhi seluruh tubuh
penderita itu menjadi pecah sehingga nampak sangat mengerikan
dan menakutkan.
o Di bagian tangan dan kaki, kusta ini bisa menyerang dengan hebat
sampai membuat luka-luka yang menganga dan dalam.
o Bagian wajah pun tidak ketinggalan.
o Penyakit ini sampai merontokkan seluruh alis mata dan bulu mata
korban di samping luka-luka yang memenuhi wajah penderita.
o Sampai taraf tertentu dia menyerang bola mata sehingga mata
bisa membelalak bahkan bisa sampai tertutup seluruhnya.
o Dalam keadaan wajah yang mengerikan semacam ini seringkali
penderita kusta sangat menakutkan sehingga ada yang lalu
membungkus seluruh tubuh dan wajahnya dengan kain / perban.

o Penyakit kusta ini juga menyerang sistem saraf ditandai dengan


hilangnya daya rasa pada bagian2 tubuh tertentu disusul dengan
otot2 yg melemah, namun ada juga, urat otot yang mengencang
sehingga jari2 tangan mencengkeram terus menerus.
o Dalam tahap selanjutnya jari2 tangan dan kaki menjadi putus /
tanggal bahkan bisa sampai putus seluruh kaki dan tangan
penderita. Seiring dengan kehancuran tubuh, tali suara di
kerongkongan pun menjadi bengkak, suara si penderita menjadi
parau, serta nafas terengah-engah. Penyakit kusta yang demikian
itu bisa berlangsung selama 9 tahun, dan akan mengakibatkan
kemunduran mental, bahkan pingsan tak sadarkan diri (atau
koma), dan akhirnya penderita bisa meninggal dunia.
G. Penderitaan psikis.
H. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa penderita kusta mengalami
penderitaan fisik yang luar biasa. Tapi sesungguhnya penderitaan fisik
yang dialami penderita kusta pada masa itu tidak sebanding dengan
penderitaan psikis yang dialaminya. Penyakit kusta saat itu dianggap
sebagai sebuah kenajisan sehingga si penderita juga dianggap najis.
Kepada penderita kusta dikenakan pakaian yang tercabik-cabik dan
rambutnya harus dibiarkan terurai, ia harus menutupi mukanya dan harus
berteriak : Najis! Najis! Ia harus diasingkan dari masyarakat.
I. Jadi penyakit kusta adalah penyakit yang benar-benar telah
memisahkan manusia dari sesamanya. Penderita penyakit
kusta benar-benar tersingkir dari sesamanya! Inilah
penderitaan psikis / batin dari penderita kusta. Demikianlah
gambaran tentang penderitaan orang yang sakit kusta.

J. Im 13:44-46 - (44) maka orang itu sakit kusta, dan ia najis, dan imam
harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. (45)
Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya
terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis!
Najis! (46) Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia
harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.

K. Teriakan najis! Najis! ini sebenarnya adalah peringatan bagi orang lain
supaya tidak mendekati dirinya / menjauh darinya jika tidak maka orang
itu akan menjadi najis pula
L. J.J.de Heer - Orang sakit kusta pada waktu itu menderita secara hebat.
Bukan saja karena penyakit itu sering lambat-laun merusak tubuh
mereka, melainkan juga karena mereka dibuang dari masyarakat. Mereka
tidak boleh mendekati orang yang sehat. (Tafsiran Alkitab Injil Matius,
hal. 134).

1. Jika seseorang sudah sembuh dari penyakit kusta, ia harus menjalani upacara
khusus pentahiran yang dipimpin oleh seorang imam. Kemudian orang itu diberi
suatu pernyataan resmi sehingga mereka dapat mengikuti upacara keagamaan
kembali (Imamat 13-14).

2.
Bapak ibu yang terkasih di dalam Tuhan, hal-hal yang nampak biasa terkadang
tidak sesederhana kelihatannya. Bernapas misalnya, tidak sesederhana
menghirup dan menghembuskan udara bukan? Begitu pula dengan kehidupan
yang Tuhan karuniakan, kasih dan pengampunan yang ia anugerahkan, hari-hari
yang ia percayakan untuk kita jalani, setiap kesempatan yang sudah iya berikan,
orang-orang yang Tuhan hadirkan di kehidupkan kita, mau pun rutinitas yang
sudah terpola setiap harinya, itu semua adalah hal-hal yang nampak biasa tetapi
juga istimewa. Itu adalah hal yang diberikan secara Cuma-Cuma, namun juga
tidak ternilai pada saat yang bersamaan. Lantas bagaimana kita harus
merespons hal-hal yang nampak biasa tersebut? Hargai semua hal tersebut
dengan tidak memurahkannya. Hal-hal yang Tuhan karuniakan dan izinkan
terjadi dalam hidup kita adalah sesuatu yang berharga, bahkan pengalaman
yang buruk sekali pun dapat membentuk kita sedemikian rupa hingga kita bisa
menjadi diri kita hari ini.
Perikop injil yang kita baca hari ini menceritakan bagaimana respon 10 orang
kusta yg sudah ditahirkan oleh Yesus dari sakit Kustanya.

baik yang sulung mau pun yang bungsu, memurahkan apa yang Bapanya sudah
karuniakan. Mereka tidak menghargai hal-hal yang nampak biasa tersebut dan
berlaku seenaknya. Bukankah terkadang kita juga bersikap demikian? Hari ini
kita diingatkan satu hal sederhana, lihatlah semua hal yang Tuhan karuniakan
sebagai hal yang besar dan istimewa, mengucap syukurlah dengan menghargai
dan mengelola segala sesuatunya dengan baik karena apa yang nampak biasa,
belum tentu sesederhana kelihatannya.
Kusta = Lepra = Hansen
Halodoc, Jakarta - Penyakit kusta atau disebut juga dengan penyakit Hansen
adalah sebuah penyakit kronis yang dapat menular. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri mycobacterium leprae. Penyakit ini umumnya menyerang kulit,
permukaan mukosa dari saluran pernapasan, dan mata. Selain itu, penyakit
kusta dapat menyerang semua umur, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Kusta harus segera mendapat pengobatan, karena dapat menyebabkan
kecacatan.

Penyakit kusta juga dapat menyebabkan anggota tubuh terputus, seperti


mengalami jari yang putus, lalu luka borok (ulserasi), dan lainnya. Selain itu,
penyakit ini juga dapat menyebabkan infeksi kulit, karena terdapat kerusakan
saraf besar di daerah wajah dan anggota gerak. Di samping itu, penyakit ini bisa
menyebabkan hilangnya saraf perasa yang disertai dengan kelumpuhan otot dan
pengecilan massa otot.
penyakit yang disebabkan oleh bakteri tersebut telah menyerang sejak 300
SM. Kondisi ini umum terjadi pada peradaban Mesir Kuno, Tiongkok Kuno,
dan India. Bakteri mycobacterium leprae ditemukan oleh seorang ilmuwan
asal Norwegia, yaitu Gerhard Henrik Armauer Hansen pada 1873. Dulu
penyakit ini dikenal dengan nama penyakit lepra.

Mengapa Yesus sampai melarang untuk tidak menceritakan kepada orang:


dalam banyak Alkitab : ada banyak penafsiran tentang hal ini kenapa tidak
Kadang Tuhan menyembuhkan, kadang tidak. Yesus sebetulnya.
Lukas 15, 16, Yesus tidak menyembuhkan malah Yesus Pergi. Dalam
Yohanes 5 hanya 1 orang yg sembuh.
Kesembuhan itu bukan bergantung kepada orang yg berdoa, atau orang yg
didoakan tetapi apakah Tuhan berkenan.

3. PROPOSISI/ PRINSIP KEBENARAN : PEMULIHAN YANG SEMPURNA, HANYA


DAPAT DIPEROLEH DARI TUHAN
4. PERTANYAAN : BAGAIMANA KITA MERESPON PEMULIHAN YANG DARI TUHAN
Ada 1 Hal yang ingin saya bagikan kepada kita semua
B. Kembali Pada Tuhan Memuliakan Dia
5. Langkah – Langkah

1. Kembali Pada Tuhan Dan Memuliakan Dia


Lukas 17:15 Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah
sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, 

 Dalam kisah ini ada 10 orang yang sedang menderita penyakit


Kusta dan memohon belas kasihan Tuhan Yesus.
 Pembacaan kita siang ini dari Lukas 17, kita di perhadapkan dengan
suatu penyakit yg dicatat di Alkitab sebagai penyakit KUSTA. Dalam
alkitab penyembuhan tentang orang yg sakit tentang kusta ini dicatat
beberapa kali al :

 Mat 8:1-3 – (1) Seorang sakit Kusta : Tuhan Yesus Jamah menjadi
sembuh (Tahir)

 Markus 1:40-45 : Seorang Kusta, Yesus tergerak dgn belas kasihan,


sembuh, perlihatkan dirimu kepada imam imam

 Luk 5:12-16. Yesus dikota ada seorang kusta, Yesus mengulurkan


tangannya, Lenyaplah kustanya, Yesus memerintahkan
memperlihatkan kepada imam dan mempersembahkan
persembahan pentahiran seperti yg diperintahkan musa.
 Nah apa perbedaannya dgn pembacaan kita hari ini
 Dibeberapa ayat yg lain, Yesus hanya bertemu dgn 1 orang kusta
lalu disembuhkan, Yesus sembuhkan
 Tetapi pada perikop ini Yg berikut kembali kita lihat orang
Samaria yang merupakan orang yang tidak disukai oleh orang
Yahudi.

 Pada pembacaan kali ini ada 10 orang kusta yg membutuhkan
jamahan dari Tuhan, Agaknya mereka itu telah mendengar
tentang Yesus, dan percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias (=
sang Kristus yang akan menyembuhkan mereka.
 Karena itulah mereka datang dengan keyakinan bahwa Kristus
pasti menerima dia. Senajis apa pun dia, sehina apa pun dia,
sekotor apa pun dia, semengerikan apa pun dia, dia percaya
Kristus pasti mau menerima dia. Lalu bagaimana respon Kristus
terhadap keberanian si kusta ini?
 Kembali kepada Yesus dan berterima kasih
 Menarik apa yang terjadi dan respon dari satu dari sepuluh orang sakit
kusta, seorang Samaria yang kembali, tersungkur, dan mengucap syukur
kepada Yesus (ay.15-16), dan memuliakan Allah (18).

 Firman Tuhan hari ini menolong kita untuk mengerti bahwa kita, orang-
orang percaya harus merespon secara benar, karya dan berkat
keselamatan yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita.
 Apa yang harus kita lakukan?
 “..kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu
tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya..
(ay.15c-16a).

 Kata “kembali kepada Yesus” menunjukkan suatu sikap kita mengubah


arah hidup, sebagai manusia baru. Manusia yang tidak lagi berorientasi
kepada dosa, dan keinginan-keinginan duniawi, tetapi manusia “baru”
yang berorientasi kepada Kristus, menjadi hambaNYA, dan melayani
DIA, sebagaimana dituliskan dalam Galatia 2:20 yang menyatakan :
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di
dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah
mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”.
 Kembali Kepada Allah.
 Makna Kata Kembali (KBBI):
 Balik ke TEMPAT atau KE KEADAAN semula,
 Kembali kepada asalnya semula;
 Kembali Kepada Allah Berarti :
 Kembali kepada Allah Sebagai Pemilik & Pencipta kita, dan Kepada
Tujuan Saat Kita Diciptakan.
 Sebagai manusia ciptaan Tuhan, kita harus sadar
 1. Tujuan Tuhan menciptakan kita.
 Untuk Memuliakan/ Memashurkan Nama Tuhan
 Yesaya 43 ; 21: Umat yg telah Kubentuk bagi-Ku akan
memberitakan kemasyhuran-Ku. "
 Jadi kalau ada orang yg menanyakan apa tujuan hidup kita maka
jawaban kita adalah utk memuliakan Tuhan.

 Kata “tersungkur” mengandung pemahaman sebagai ketertundukan,
hidup sebagai anak-anak “penurut” Allah, sebagaimana dituliskan dalam
Filipi 5:1 yang menyatakan : “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah,
seperti anak-anak yang kekasih”.

 Kata “mengucap syukur” artinya bahwa kita mempersembahkan hidup
kita untuk Allah, sebagaimana dituliskan dalam Roma 12:1 yang
menyatakan: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu
sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

 Menjadi perenungan dalam hidup kita adalah, apakah kita telah
merespon secara benar, karya dan berkat keselamatan yang telah Tuhan
lakukan dalam hidup kita dengan “kembali kepada Yesus”, “tersungkur”,
dan “mengucap syukur”?
 Janganlah menjadi pribadi arogan yang meninggalkan dan tidak
mengingat karya keselamatan Tuhan Yesus yang begitu luar biasa dan
berpengaruh dalam hidup kita. “Kembali kepada Yesus”, “tersungkur”,
dan “mengucap syukur” adalah respon paling benar yang seharusnya
kita lakukan kepada Tuhan.
 Ia mengucapkan syukur karena Yesus telah menolong dan
menyembuhkannya sedangkan ke 9 orang kusta laimnya ? 


6. APLIKASI
7. KESIMPULAN
8. PENUTUP

Keluaran 15:22-27 | Jehovah Rapha: Tuhan yang Menyembuhkan. Jehova rapha adalah
konsep yang paling disukai banyak orang, tetapi paling sering juga disalahgunakan atau
disalahpahami oleh banyak orang. Misalnya kalau kita sakit dan sudah berdoa tapi tidak
kunjung sembuh, maka seolah-olah dianggap orang itu yang kurang beriman.

Kata kerja “rapha” muncul sedikitnya 60 kali didalam perjanjian lama. “Rapha” memiliki
arti menyembuh, memulihkan, atau mengembalikan ke keadaan semula. Ada dua kata
kunci untuk memahami “jehova rapha” yaitu syur dan mara.
Dalam konteks Firman Tuhan pada ayat yang telah kita baca, bangsa israel telah
mengalami karya keselamatan Tuhan. Mereka bebas dari pebudakan dan berhasil keluar
dari kejaran musuh.

Setelah itu Tuhan membuat bangsa israel masuk ke padang gurun syur, “syur” yang
berarti tembok. Setelah berjalan di padang gurun mereka menemukan kolam air tetapi
pahit rasanya. Sehingga diberi nama “mara” yang berarti pahit.

Bukan kah kita juga seringkali menghadapi tembok, ungkin tembok itu berupa
keputusan dokter akan vonis penyakit, tembok berupa musibah kecelakaan, tembok
yang membuat Anda mentok, dan membuat Anda menjadi marah, menjadi pahit.

Dalam keadaan seperti itulah Allah memperkenalkan dIrinya sebagai jehova rapha , Allah
yang memberikan jalan keluar dari tembok-tembok kehidupan dan memulihkan
kepahitan yang hinggap di hati kita.

Apa yang disembuhkan oleh Tuhan?

Didalam Mazmur 6:3-4 kita dapat lihat 3 aspek yang dapat Tuhan sembuhkan dalam
hidup kita, yaitu: Aspek ragawi atau kesembuhan fisik (fisikal healing), Aspek jiwani atau
kesembuhan batin (emotional healing) dan Aspek rohani (spiritual healing).

Aspek ragawi atau kesembuhan fisik (fisikal healing)

Firman Tuhan mengatakan “Sembuhkan aku sebab aku tersiksa sampai ketulang-
tulangku”. Banyak sekali kisah Tuhan Yesus menyembuhkan sakit fisik, pendarahan,
kusta, bisu, tuli.

Saat ini masih banyak penyakit yang belum bisa disembuhkan tetapi Yesus dapat
menyembuhkannya.

Aspek jiwani atau kesembuhan batin (emotional healing)

Firman Tuhan mengatakan “Kasihanilah aku Tuhan sebab tak ada lagi kekuataan ku”,
pemazmur sedang kehilangan semangat Tuhan mampu dan sanggup menyembuhkan
keadaan batin kita yang terpuruk seperti kesepian, kehilangan kesedihan dan lainnya.
Aspek rohani (spiritual healing)

Firman Tuhan mengatakan “roh ku sangat menderita”. Aspek rohani sangat erat
hubungannya dengan dosa. Karena itulah Yesus datang ke dunia ini untuk menebus dosa
kita.

Yang paling penting dari ketiga aspek ini adalah aspek rohani. Itulah sebabnya teologi
kesembuhan yang alkitabiah, kesembuhan fisik tidak boleh dilepaskan untuk membawa
orang itu mengenal Kristus.

Bagaimana kita disembuhkan oleh Tuhan?

Dua langkah untuk kita dapat disembuhan:

1. Kita harus mengaku kebutuhan dan ketidakberdayaan kita kepada Tuhan melalui doa.
Namun jangan salah paham, bukan berarti kita tidak mau ke dokter. Tuhan dapat
menyembuhkan kita melalui dokter dan obat-obatannya. Masih ingatkah Anda
mengenai kisah di Mara? Air yang pahit itu baru dapat diminum setelah dilemparkan
sebuah kayu ke dalam kolam itu.

2. Kita harus meyakini dan menghayati terus karya salib Kristus bagi diri kita sendiri.
Rencana Tuhan tidak selalu kesembuhan secara fisik. Paulus pun memiliki sakit fisik yg
dia sebut duri dalam daging tetapi Tuhan tidak menyembuhkannya karena Tuhan
memiliki rencana atas paulus.

Orang yang selalu dekat dan bergantung kepada Kristus akan selalu puas apapun
kondisinya

(Khotbah Kristen Keluaran 15:22-27 | Jehovah Rapha: Tuhan yang Menyembuhkan – Ev.
Jimmy Setiawan)

Anda mungkin juga menyukai