1. PENGANTAR
2. PENDAHULUAN
3. Bapak ibu yang dikasihi Tuhan kalau sekarang semua Negara disibukkan dengan
serangan Covid -19 yang memaksa merubah sedemikian rupa kebiasaan semua
orang, pemerintahan, perusahaan, berimbas kepada perekonomian Negara yang
walaupun sebetulnya bukan suatu penyakit yang masuk dalam kelompok AIB,
tetapi seringkali orang yang menderita merasa bahwa itu adalah penyakit yg
kalau boleh tidak ada orang yang tau, pengalaman kami saat harus memobilisasi
mereka dari rumahnya ke safe house atau ketempat isolasi , kami harus
mengatur sedemikian rupa waktunya agar ketika menjemput mereka masuk
kerumah isolasi, jgn sampai ada yg tau, karena apa, karena stigma di masyarakat
sakit Covid 19 ini masih sesuatu penyakit yang dalam tanda petik : AIB, karena
begitu tau bahwa kena Covid maka biasanya mereka akan dihindari, bahkan
rumah2nya harus defogging yg menambah kesan bahwa rumah pasien2 safe
house ini lagi tercemar. padahal sama sekali bukan.
4. KUSTA :
Penyakit kusta ini nama lainnya adalah “lepra” atau “MORBUS HANSEN”
sesuai dengan nama penemu virusnya sekaligus obatnya yakni seorang
ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik Armauer Hansen pada tahun
1837.
Pada zaman Yesus, di Palestina ada cukup banyak orang yang terkena
sakit kusta ini. Dan boleh dikatakan bahwa penyakit kusta pada masa itu
tidak dilihat sebagai sebuah persoalan medis melainkan sebuah persoalan
teologis di mana kusta dianggap sebagai sebuah penyakit kutukan atau
tanda bahwa seseorang tidak berkenan / dihukum di hadapan Allah.
Mengapa sampai ada anggapan demikian? Karena dalam Perjanjian Lama
dalam beberapa kasus, kusta terjadi sebagai akibat langsung dari
hukuman Tuhan kepada orang-orang tertentu.
A. Miryam (Bil 12:1-2;9-10)
Miryam dihukum Tuhan dengan penyakit kusta karena mengata-ngatai
dan iri hati terhadap Musa. Bil 12:1-2;9-10 – (1) Miryam serta Harun
mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya,
sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. ( (9) Sebab
itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. (10) Dan
ketika awan telah naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena
kusta, putih seperti salju; ketika Harun berpaling kepada Miryam, maka
dilihatnya, bahwa dia kena kusta!
B. Gehazi (2 Raj 5 – (21)
Gehazi (bujangnya Elisa) dihukum dengan kusta karena meminta
pemberian dari Naaman yang sebelumnya sudah ditolak Elisa.
2 Raj 5 – (21) Lalu Gehazi mengejar Naaman dari belakang. Ketika
Naaman melihat ada orang berlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan
segera dari atas kereta untuk mendapatkan dia dan berkata: "Selamat!"
(22) Jawabnya: "Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru
saja datang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari
antara rombongan nabi. Baiklah berikan kepada mereka setalenta perak
dan dua potong pakaian." (23) Naaman berkata: "Silakan, ambillah dua
talenta." Naaman mendesak dia, dan membungkus dua talenta perak
dalam dua pundi-pundi dan dua potong pakaian,.. (25) Baru saja Gehazi
masuk dan tampil ke depan tuannya, berkatalah Elisa kepadanya: "Dari
mana, Gehazi?" Jawabnya: "Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana!"
(26) Tetapi kata Elisa kepadanya: "Bukankah hatiku ikut pergi, ketika
orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka
sekarang, engkau telah menerima perak dan dengan itu dapat
memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur, kambing domba,
lembu sapi, budak laki-laki dan budak perempuan, (27) tetapi penyakit
kusta Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu untuk
selama-lamanya." Maka keluarlah Gehazi dari depannya dengan kena
kusta, putih seperti salju.
D. Karena itulah maka orang Yahudi lalu beranggapan bahwa penyakit kusta
adalah penyakit dari Tuhan.
E. 2 Raj 5:7 - Segera sesudah raja Israel membaca surat itu,
dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini….sehingga
orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari
penyakit kustanya? …”
F.
o Penyakit kusta ini pada masa itu adalah penyakit yang sangat
mengerikan dan membuat pengidapnya sangat menderita.
o Lalu bagaimana sesungguhnya penderitaan orang yang sakit
kusta?
o Penderitaan fisik.
o disebabkan oleh satu virus “mycobacterium leprae”.
o Penyakit kusta ini dimulai dengan munculnya bintil2 kecil pada
bagian-bagian tubuh tertentu.
o Makin lama makin banyak dan besar dan berisi nanah.
o Bintil2 yang berisi nanah ini pecah sehingga area yang kulit yang
diserang semakin membesar.
o Lama kelamaan seluruh tubuh penderita kusta akan dipenuhi
dengan bintil2 semacam ini dan nanah yang sukar mengering.
o ada kalanya bintil2 dengan nanah yang memenuhi seluruh tubuh
penderita itu menjadi pecah sehingga nampak sangat mengerikan
dan menakutkan.
o Di bagian tangan dan kaki, kusta ini bisa menyerang dengan hebat
sampai membuat luka-luka yang menganga dan dalam.
o Bagian wajah pun tidak ketinggalan.
o Penyakit ini sampai merontokkan seluruh alis mata dan bulu mata
korban di samping luka-luka yang memenuhi wajah penderita.
o Sampai taraf tertentu dia menyerang bola mata sehingga mata
bisa membelalak bahkan bisa sampai tertutup seluruhnya.
o Dalam keadaan wajah yang mengerikan semacam ini seringkali
penderita kusta sangat menakutkan sehingga ada yang lalu
membungkus seluruh tubuh dan wajahnya dengan kain / perban.
J. Im 13:44-46 - (44) maka orang itu sakit kusta, dan ia najis, dan imam
harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. (45)
Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya
terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis!
Najis! (46) Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia
harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.
K. Teriakan najis! Najis! ini sebenarnya adalah peringatan bagi orang lain
supaya tidak mendekati dirinya / menjauh darinya jika tidak maka orang
itu akan menjadi najis pula
L. J.J.de Heer - Orang sakit kusta pada waktu itu menderita secara hebat.
Bukan saja karena penyakit itu sering lambat-laun merusak tubuh
mereka, melainkan juga karena mereka dibuang dari masyarakat. Mereka
tidak boleh mendekati orang yang sehat. (Tafsiran Alkitab Injil Matius,
hal. 134).
1. Jika seseorang sudah sembuh dari penyakit kusta, ia harus menjalani upacara
khusus pentahiran yang dipimpin oleh seorang imam. Kemudian orang itu diberi
suatu pernyataan resmi sehingga mereka dapat mengikuti upacara keagamaan
kembali (Imamat 13-14).
2.
Bapak ibu yang terkasih di dalam Tuhan, hal-hal yang nampak biasa terkadang
tidak sesederhana kelihatannya. Bernapas misalnya, tidak sesederhana
menghirup dan menghembuskan udara bukan? Begitu pula dengan kehidupan
yang Tuhan karuniakan, kasih dan pengampunan yang ia anugerahkan, hari-hari
yang ia percayakan untuk kita jalani, setiap kesempatan yang sudah iya berikan,
orang-orang yang Tuhan hadirkan di kehidupkan kita, mau pun rutinitas yang
sudah terpola setiap harinya, itu semua adalah hal-hal yang nampak biasa tetapi
juga istimewa. Itu adalah hal yang diberikan secara Cuma-Cuma, namun juga
tidak ternilai pada saat yang bersamaan. Lantas bagaimana kita harus
merespons hal-hal yang nampak biasa tersebut? Hargai semua hal tersebut
dengan tidak memurahkannya. Hal-hal yang Tuhan karuniakan dan izinkan
terjadi dalam hidup kita adalah sesuatu yang berharga, bahkan pengalaman
yang buruk sekali pun dapat membentuk kita sedemikian rupa hingga kita bisa
menjadi diri kita hari ini.
Perikop injil yang kita baca hari ini menceritakan bagaimana respon 10 orang
kusta yg sudah ditahirkan oleh Yesus dari sakit Kustanya.
baik yang sulung mau pun yang bungsu, memurahkan apa yang Bapanya sudah
karuniakan. Mereka tidak menghargai hal-hal yang nampak biasa tersebut dan
berlaku seenaknya. Bukankah terkadang kita juga bersikap demikian? Hari ini
kita diingatkan satu hal sederhana, lihatlah semua hal yang Tuhan karuniakan
sebagai hal yang besar dan istimewa, mengucap syukurlah dengan menghargai
dan mengelola segala sesuatunya dengan baik karena apa yang nampak biasa,
belum tentu sesederhana kelihatannya.
Kusta = Lepra = Hansen
Halodoc, Jakarta - Penyakit kusta atau disebut juga dengan penyakit Hansen
adalah sebuah penyakit kronis yang dapat menular. Penyakit ini disebabkan oleh
bakteri mycobacterium leprae. Penyakit ini umumnya menyerang kulit,
permukaan mukosa dari saluran pernapasan, dan mata. Selain itu, penyakit
kusta dapat menyerang semua umur, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Kusta harus segera mendapat pengobatan, karena dapat menyebabkan
kecacatan.
Mat 8:1-3 – (1) Seorang sakit Kusta : Tuhan Yesus Jamah menjadi
sembuh (Tahir)
Firman Tuhan hari ini menolong kita untuk mengerti bahwa kita, orang-
orang percaya harus merespon secara benar, karya dan berkat
keselamatan yang telah Tuhan lakukan dalam hidup kita.
Apa yang harus kita lakukan?
“..kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu
tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya..
(ay.15c-16a).
6. APLIKASI
7. KESIMPULAN
8. PENUTUP
Keluaran 15:22-27 | Jehovah Rapha: Tuhan yang Menyembuhkan. Jehova rapha adalah
konsep yang paling disukai banyak orang, tetapi paling sering juga disalahgunakan atau
disalahpahami oleh banyak orang. Misalnya kalau kita sakit dan sudah berdoa tapi tidak
kunjung sembuh, maka seolah-olah dianggap orang itu yang kurang beriman.
Kata kerja “rapha” muncul sedikitnya 60 kali didalam perjanjian lama. “Rapha” memiliki
arti menyembuh, memulihkan, atau mengembalikan ke keadaan semula. Ada dua kata
kunci untuk memahami “jehova rapha” yaitu syur dan mara.
Dalam konteks Firman Tuhan pada ayat yang telah kita baca, bangsa israel telah
mengalami karya keselamatan Tuhan. Mereka bebas dari pebudakan dan berhasil keluar
dari kejaran musuh.
Setelah itu Tuhan membuat bangsa israel masuk ke padang gurun syur, “syur” yang
berarti tembok. Setelah berjalan di padang gurun mereka menemukan kolam air tetapi
pahit rasanya. Sehingga diberi nama “mara” yang berarti pahit.
Bukan kah kita juga seringkali menghadapi tembok, ungkin tembok itu berupa
keputusan dokter akan vonis penyakit, tembok berupa musibah kecelakaan, tembok
yang membuat Anda mentok, dan membuat Anda menjadi marah, menjadi pahit.
Dalam keadaan seperti itulah Allah memperkenalkan dIrinya sebagai jehova rapha , Allah
yang memberikan jalan keluar dari tembok-tembok kehidupan dan memulihkan
kepahitan yang hinggap di hati kita.
Didalam Mazmur 6:3-4 kita dapat lihat 3 aspek yang dapat Tuhan sembuhkan dalam
hidup kita, yaitu: Aspek ragawi atau kesembuhan fisik (fisikal healing), Aspek jiwani atau
kesembuhan batin (emotional healing) dan Aspek rohani (spiritual healing).
Firman Tuhan mengatakan “Sembuhkan aku sebab aku tersiksa sampai ketulang-
tulangku”. Banyak sekali kisah Tuhan Yesus menyembuhkan sakit fisik, pendarahan,
kusta, bisu, tuli.
Saat ini masih banyak penyakit yang belum bisa disembuhkan tetapi Yesus dapat
menyembuhkannya.
Firman Tuhan mengatakan “Kasihanilah aku Tuhan sebab tak ada lagi kekuataan ku”,
pemazmur sedang kehilangan semangat Tuhan mampu dan sanggup menyembuhkan
keadaan batin kita yang terpuruk seperti kesepian, kehilangan kesedihan dan lainnya.
Aspek rohani (spiritual healing)
Firman Tuhan mengatakan “roh ku sangat menderita”. Aspek rohani sangat erat
hubungannya dengan dosa. Karena itulah Yesus datang ke dunia ini untuk menebus dosa
kita.
Yang paling penting dari ketiga aspek ini adalah aspek rohani. Itulah sebabnya teologi
kesembuhan yang alkitabiah, kesembuhan fisik tidak boleh dilepaskan untuk membawa
orang itu mengenal Kristus.
1. Kita harus mengaku kebutuhan dan ketidakberdayaan kita kepada Tuhan melalui doa.
Namun jangan salah paham, bukan berarti kita tidak mau ke dokter. Tuhan dapat
menyembuhkan kita melalui dokter dan obat-obatannya. Masih ingatkah Anda
mengenai kisah di Mara? Air yang pahit itu baru dapat diminum setelah dilemparkan
sebuah kayu ke dalam kolam itu.
2. Kita harus meyakini dan menghayati terus karya salib Kristus bagi diri kita sendiri.
Rencana Tuhan tidak selalu kesembuhan secara fisik. Paulus pun memiliki sakit fisik yg
dia sebut duri dalam daging tetapi Tuhan tidak menyembuhkannya karena Tuhan
memiliki rencana atas paulus.
Orang yang selalu dekat dan bergantung kepada Kristus akan selalu puas apapun
kondisinya
(Khotbah Kristen Keluaran 15:22-27 | Jehovah Rapha: Tuhan yang Menyembuhkan – Ev.
Jimmy Setiawan)