Anda di halaman 1dari 26

Kerjakan Keselamatanmu

ema yang akan menjadi pembahasan kita hari ini adalah “KERJAKAN KESELAMATANMU” yang

T terambil dari Fil 2:12-13. Mari kita membaca teks ini :

Fil 2:12-13 – (12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi
terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik
kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

Dari teks yang kita baca, cukup terlihat dengan jelas bahwa inti pembicaraan beberapa yaat ini
terletak di ayat 12 yang berbunyi “kerjakan keselamatanmu”.

Fil 2:12 – Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan
keselamatanmu ….”

Hal-hal lain sebelum dan sesudahnya adalah penjelasan dari ide tentang “kerjakan keselamatan” ini.
Karena itu tema yang saya angkat hari ini adalah “KERJAKAN KESELAMATANMU”. Dalam kaitan
dengan tema ini, saya akan bahas beberapa hal penting :

I.      APA ARTINYA “MENGERJAKAN KESELAMATAN” ITU?

Pertama-tama harus diakui bahwa ayat ini seringkali disalahtafsirkan dalam kaitannya dengan
doktrin keselamatan kita. Beberapa orang memakai ayat ini untuk menentang doktrin keselamatan
karena anugerah/iman saja, dan mengatakan bahwa manusia pun mempunyai andil di dalam
keselamatannya.

Manfred T. Brauch - Memang sejak zaman Reformasi, ketika inti dari Injil Paulus adalah pemberitaan
yang penuh suka cita sola gratia, sola fide ("karena kasih karunia saja, karena Iman saja"), apa pun yang
sedikit saja menyinggung "mengerjakan keselamatan" atau "keselamatan karena perbuatan" dicurigai.
Dan masalah itulah yang sering muncul ketika orang-orang beriman membaca Filipi 2:12-13. (Ucapan
Paulus yang Sulit, hal. 219).

Jadi ayat ini dipakai sebagai dasar untuk mengajarkan bahwa keselamatan adalah usaha manusia atau
usaha bersama antara mansia dan Allah. Tetapi jika kita menafsirkan demikian, ayat ini akan menabrak
begitu banyak ayat Kitab Suci yang menjelaskan bahwa keselamatan kita murni adalah anugerah Allah
yang kita terima lewat iman, bukan karena usaha/perbuatan/pekerjaan kita dan bahwa manusia tidak bisa
dibenarkan/diselamatkan lewat perbuatannya.

Rom 3:23-24 – (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (24)
dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Rom 3:27-28 – (27) Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan
apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! (28) Karena kami yakin,
bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Gal 2:16a - “Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum
Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus”.

Lebih menyolok adalah perbandingan dengan Efs 2:8-9 yang akan terlihat sangat kontras jika Fil 2:12 ini
diartikan sebagai keselamatan karena usaha manusia.

Efs 2:8-9 – (8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
Baik Surat Filipi dan Efesus sama-sama ditulis oleh Paulus dan rasanya tidak mungkin jika di Surat Filipi
Paulus mengajarkan bahwa kita harus mengerjakan keselamatan kita sedangkan di Surat Efesus ia
mengatakan bahwa keselamatan itu bukan hasil pekerjaan kita. Jadi tentunya ayat ini (Fil 2:12) tidak
berarti bahwa keselamatan adalah pekerjaan/usaha manusia atau usaha bersama antara Allah dan
manusia. Kata-kata “kerjakan keselamatanmu” juga tidak berarti bahwa jemaat Filipi belum selamat, atau
tidak yakin akan keselamatan mereka, atau bahwa keselamatan mereka bisa hilang. Tidak! Kalau begitu
apa artinya mengerjakan keselamatan di sini? Calvin berkata bahwa kata ‘keselamatan’ di sini artinya
adalah ‘the entire course of our calling’ (seluruh jalan panggilan kita). Jadi di sini kata ‘keselamatan’ itu
mempunyai arti yang berbeda dari biasanya. Di sini, ‘keselamatan’ itu mencakup daerah mulai saat kita
percaya sampai saat kita masuk surga.

Kata ‘kerjakan’ di sini dalam bahasa Yunaninya adalah “KATERGAZESTHE”, yang berasal dari
kata kerja "KATERGAZOMAI" yang berarti ‘to bring to completion’ (menyelesaikan). Bandingkan Fil 2:12
ini dengan Efs 6:13 yang memakai kata Yunani yang sama.

Fil 2:12 - Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan
(Katergazomai) keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir,
tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
Efs 6:13 - Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan
perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan
(Katergazomai)  segala sesuatu.
Jadi, ‘kerjakan keselamatanmu’ berarti dalam jalan saudara ikut Tuhan, jangan berhenti di tengah jalan!
Ikutlah terus sampai akhir atau sampai selesai! Itu maksud ayat ini.

William Barclay – “….kata yang dipakai Paulus katergazesthai” yang selalu berupa gagasan tentang
“menyelesaikan sesuatu hingga sempurna”. Dengan demikian Paulus seakan hendak berkata “ “Jangan
berhenti di tengah jalan, berjalanlah terus, sampai karya keselamatan terwujud dengan lengkap di dalam
kamu”. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Surat Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika,  hal. 68).

Yakub Tri Handoko – “…kata kerja "katergazomai" (kerjakanlah) sebenarnya lebih bermakna
menyelesaikan (Efesus 6:13), bukan menghasilkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Ayat ini
berarti "work out your salvation" (mayoritas versi Inggris), bukan "work for your salvation".  (www.gkri-
eksodus.org).

Note :
         "work out your salvation" (mengerjakan keselamatanmu)
         "work for your salvation" (bekerja demi/untuk keselamatanmu).

Jadi perintah ini bukan menyuruh kita bekerja demi keselamatan kita melainkan mengerjakan
keselamatan yang sudah kita dapat secara anugerah itu. Ini 2 hal yang tidak bertentangan. Misalnya saya
memberikan saudara sebuah sawah secara gratis. Saudara tidak berusaha apa-apa untuk mendapatkan
sawah itu. Itu benar-benar “kasih karunia” dari saya. Setelah itu saya berkata pada saudara “kerjakan
sawahmu”. Apakah perintah saya ini bertentangan dengan fakta bahwa saudara mendapatkan sawah
secara gratis dari saya? Tidak bukan?  Kita harus ingat bahwa keselamatan kita sudah dimulai sejak hari
di mana kita beriman sungguh-sungguh kepada Kristus.

Luk 19:9 - Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang
ini pun anak Abraham.
Tetapi keselamatan itu belum kita terima secara lengkap, dalam pengertian kita belum mencapai
klimaksnya dengan masuk ke surga. Kita masih dalam perjalan menuju sana, dan kita sementara
menantikannya.

Rom 8:18-19 – (18) Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. (19) Sebab dengan sangat rindu seluruh
makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.
Rom 13:11 - Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu
bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih
dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.
Tit 2:13 - dengan menantikan penggenapan pengharapan kitayang penuh bahagia dan penyataan
kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,

1 Pet 1:5 - Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu
menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.
Kalau demikian, maka posisi kita terletak pada dua titik di mana di satu titik kita sudah selamat, dan di titik
yang lain kita menuju keselamatan yang penuh. Kita berada dalam sebuah perjalanan dan penantian dari
titik di mana kita memperoleh kepastian keselamatan menuju titik di mana kita akan memperoleh
kesempurnaan keselamatan. Nah, tindakan-tindakan/perbuatan-perbuatan kita di dalam perjalanan
menuju kesempurnaan keselamatan itulah yang disebut sebagai “mengerjakan keselamatan”.

Yakub Tri Handoko – “…terlihat bahwa nasihat untuk mengerjakan keselamatan sebenarnya sama
dengan nasihat untuk hidup sesuai dengan status yang sudah diselamatkan. Dalam istilah yang lebih
sederhana, mengerjakan keselamatan sebenarnya sama dengan hidup sesuai firman Tuhan (ketaatan).
Hal ini juga terlihat dari kalimat di ayat 12 "kamu senantiasa taat, karena itu tetaplah kerjakan
keselamatanmu".   (www.gkri-eksodus.org).

Maka “kerjakan keselamatan” menunjuk pada tindakan-tindakan ketaatan kita sebagai orang-orang yang


sudah diselamatkan seperti berdoa, beribadah, membaca Alkitab, bersaksi, melayani, memberitakan Injil,
menasihati, mendorong, menghibur, menolong, mengasihi, dll. Apabila kita melakukan semua itu maka
kita dikatakan sementara mengerjakan keselamatan kita. Pertanyaan bagi kita sekalian adalah apakah
kita di dalam menantikan kesempurnaan keselamatan kita sudah dan sedang mengerjakan keselamatan
itu atau tidak? Pada bagian ini rasul Paulus menasihati jemaat Filipi dan juga kita agar kita tidak menjadi
pasif, berdiam diri, bersantai-santai untuk menantikan keselamatan kita melainkan mengerjakan
keselamatan itu di dalam hidup setiap hari dengan tindakan-tindakan ketaatan kita.

Dalam sejarah ada banyak sekte yang mengatakan bahwa Yesus akan datang kembali pada
tanggal tertentu dan karena itu maka mereka berhenti dari segala pekerjaan mereka dan hanya berdoa
dan menunggu kedatangan Yesus saja. Ini jelas sesuatu yang salah! Orang tidak harus berhenti dari
pekerjaannya sehari-hari untuk menantikan kedatangan Yesus Kristus.

C.S. Lewis - Berbahagialah seorang petani yang pergi mengerjakan sawahnya supaya dapat
memberikan makanan kepada yang lapar, atau seorang ilmuwan yang mencoba atau berupaya
menemukan pengobatan yang berguna untuk menyelamatkan beribu-ribu nyawa. Bila Kristus datang, si
petani tidak akan menuai tuaiannya, si ilmuwan tidak berhasil dalam pencariannya. Hal tersebut tidak
menjadi masalah. Yang penting mereka berada dalam tugasnya masing-masing ketika Sang Pemeriksa
datang. (The Christian Hope; hal 50).

Lebih daripada itu Tuhan mau agar sambil kita menantikan penggenapan keselamatan kita, kita terus
mengerjakan keselamatan kita dengan melakukan tindakan-tindakan ketaatan sesuai Firman Tuhan
(Berdoa, belajar Firman Tuhan, berbakti, melayani, bersaksi, memberitakan Firman, dll).
II.    BAGAIMANA “MENGERJAKAN KESELAMATAN” KITA?

Selain menasihatkan agar jemaat mengerjakan keselamatannya, Paulus juga memberitahukan


cara mengerjakan keselamatan itu. Berikut ini beberapa cara yang diberikan Paulus :

a.     Keselamatan kita harus dikerjakan secara terus menerus.

Perhatikan ayat 12 :

Fil 2:12 – Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan


keselamatanmu ….”

Jadi sebelum kalimat “kerjakan keselamatanmu”, ada 2 kata penting di sana


yakni “senantiasa” dan “tetaplah”.  2 kata ini mengandung makna yang kurang lebih sama bahwa
keselamatan kita itu harus dikerjakan secara terus menerus. Ingat juga (di atas sudah dijelaskan) bahwa
kata “kerjakanlah”  (Yun. Katergazomai)  mempunyai makna “menyelesaikan”sehingga ini mendukung ide
bahwa keselamatan kita itu harus dikerjakan terus menerus hingga selesai (tidak boleh berhenti di tengah
jalan). Ini menunjukkan bahwa kita harus tekun / terus berusaha, mulai saat kita percaya kepada Kristus,
sampai kita bertemu dengan Dia muka dengan muka.

Jemaat Filipi berdiri lewat pelayanan Paulus yang diawali dengan dibaptisnya Lidia beserta dengan
keluarganya (Kis 16:14-15) dan selanjutnya adalah kepala penjara Filipi beserta seluruh keluarganya (Kis
16:32-33). Dari sinilah cikal bakal jemaat Filipi. Setelah itu jemaat Filipi mengalami berbagai macam
penderitaan tetapi mereka tetap kuat.

Fil 1:28-30 – (28) dengan tiada digentarkan sedikit pun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu
adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah. (29) Sebab
kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita
untuk Dia, (30) dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang
sekarang kamu dengar tentang aku.
Di kemudian hari ketika Paulus ketika Paulus melayani di tempat lain, mereka tetap memperhatikan
Paulus dan mengirimkan bantuan kepadanya.

Fil 4:10 - Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh
kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.

Fil 4:16,18 – (16) Karena di Tesalonika pun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku.

Lalu ketika Paulus berada dalam penjara, jemaat ini juga mengirimkan bantuan keuangan bagi Paulus
juga seorang jemaat bernama Epafroditus untuk melayani Paulus dalam penjara.

Fil 2:25 - Sementara itu kuanggap perlu mengirimkan Epafroditus kepadamu, yaitu saudaraku dan teman
sekerja serta teman seperjuanganku, yang kamu utus untuk melayani aku dalam keperluanku.
Fil 4:18 - Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu. Aku
berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang
harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.
Jadi boleh dikatakan bahwa hingga saat itu jemaat Filipi telah menjadi taat sejak dari pertama kali
berdirinya jemaat tersebut. Mereka telah mengerjakan keselamatan mereka dengan sungguh-sungguh.
Meskipun demikian, Paulus tidak puas dengan semua ketaatan mereka di masa lalu hingga masa kini.
Paulus ingin agar mereka juga tetap menunjukkan ketaatan secara terus menerus sebagaimana yang
sudah mereka tunjukkan. Itulah sebabnya Paulus berkata :

Fil 2:12 – Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan


keselamatanmu ….”

Jadi ini berarti bahwa di dalam mengerjakan keselamatan kita (ketaatan kita terhadap Firman Tuhan)
seperti berdoa, beribadah, melayani, bersaksi, memberitakan Injil, dll, tidak boleh berhenti. Kita harus
bisa mempertahankan konsistensi ketaatan kita sejak dari awal iman kita mencapai kesempurnaan iman
kita.

Ada banyak orang ketika baru pertama kali percaya pada Yesus, mereka begitu semangat dan berapi-api
di dalam berdoa, membaca Alkitab, beribadah, mengikuti kelas Pemahaman Alkitab, bersaksi, melayani,
memberitakan Injil, dll, tetapi mereka tidak bisa mempertahankan konsistensinya sehingga pada akhirnya
mereka menjadi malas, acuh tak acuh dan pada akhirnya mundur dalam kerohanian mereka. Demikian
juga banyak Persekutuan Doa/Gereja yang awal mulanya begitu bersemangat di dalam beribadah,
bersaksi dan melayani, tetapi mereka lalu menjadi suam dan mati. Adakah saudara juga seperti itu?
Apakah saudara saat ini sudah mulai mundur / mau berhenti dalam ikut Tuhan, dalam belajar Firman
Tuhan, dalam melayani Tuhan dsb? Tidak ada gunanya untuk ikut Tuhan, kecuali saudara ikut Dia
sampai akhir! Firman Tuhan hari ini menyuruh saudara untuk mengerjakan keselamatan saudara secara
terus menerus. Jangan berhenti!
Rom 12:11 - Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah
Tuhan.
TL - Bekerjalah dengan rajin. Jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan semangat dari Roh Allah.
William Barclay – Kerajinan kita harus tidak kendor. Ada semangat tertentu dalam kehidupan Kristen,
yaitu tidak ada tempat untuk kelesuan di dalamnya….Orang Kristen boleh bekerja sampai kehabisan
tenaga, tetapi jangan hanya duduk sehingga karatan (mandeg, kehilangan semangat)….Kita harus
memelihara roh kita supaya tetap bernyala-nyala. Orang yang tidak dapat diterima oleh Kristus ialah
orang yang tidak panas dan tidak dingin (Wah 3:15,16)…orang Kristen, karena mereka adalah orang-
orang yang bertekun dengan tidak putus asa, mereka menyala-nyala untuk Kristus. (Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Roma,  hal. 246-247). 

b.     Keselamatan kita harus dikerjakan tanpa bergantung pada orang lain.

Perhatikan ayat ini :

Fil 2:12 - Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan
keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih
pula sekarang waktu aku tidak hadir

Jadi Paulus mau agar jemaat di Filipi tidak hanya taat saat ia bersama-sama mereka saja melainkan saat
ia tidak bersama-sama mereka lagi. Ini perlu ditegaskan karena jemaat Filipi sangat dekat dan mengasihi
Paulus sehingga mereka bisa terjebak pada ketaatan yang semu, yaitu taat hanya karena faktor Paulus
(hamba Tuhan) saja.

Ada banyak orang seperti itu bukan? Mereka hanya taat atau aktif / saleh di depan pendetanya saja
tetapi di belakang mereka sama sekali tidak taat atau tidak aktif. Ketaatan seperti ini jelas tidak tepat.
Hamba Tuhan memang harus menjadi teladan bagi jemaat (1 Kor 11:1; 1 Tim 4:12), tetapi jemaat harus
berfokus pada Tuhan (Mat 11:29). Intinya, ketaatan kita tidak boleh dipengaruhi oleh orang lain. Bahwa
ketaatan kita tidak boleh dipengaruhi oleh orang lain juga harus dibuktikan dengan keaktifan dan
semangat kita harus mandiri. Tidak boleh bergantung orang lain. Artinya adalah kita tidak hanya taat atau
aktif kalau orang lain taat dan aktif tetapi kita akan tetap taat dan aktif sekalipun orang lain menjadi tidak
taat dan aktif. Ada banyak orang seperti Barak :

Hak 4:8 - Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak
turut maju aku pun tidak maju."
Jadi mereka akan rajin/aktif apabila temannya / pacarnya / orang tuanya rajin dan aktif, tetapi apabila
temannya / pacarnya / orang tuanya menjadi malas / pasif, mereka pun menjadi malas dan pasif. Di sini
kita dinasihatan untuk senantiasa mengerjakan keselamatan kita tanpa bergantung pada orang lain.
Yesus berkata :

Mat 4:19 - Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala
manusia."

Mat 11:29 - Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Maukah saudara?

c.     Keselamatan kita harus dikerjakan dengan takut dan gentar.

Perhatikan ayat kita :

Fil 2:12 - Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan
keselamatanmu dengan takut dan gentar,bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula
sekarang waktu aku tidak hadir
Kata-kata ini tentu tak berarti bahwa kita betul-betul harus ikut Tuhan dengan gemetaran. Kalau begitu
apa artinya? Kata “takut dan gentar” ini sering dipakai Paulus untuk menggambarkan suatu sikap hormat.

2 Kor 7:14-15 – (14) “…demikian juga kemegahan kami di hadapan Titus sudah ternyata benar. (15) Dan
kasihnya bertambah besar terhadap kamu, apabila ia mengingat ketaatan kamu semua, bagaimana
kamu menyambut kedatangannya dengan takut dan gentar.

Efs 6:5 - Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus
hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus,
Karena ini Fil 2:12 ini dalam terjemahan BIS berbunyi :

BIS  - “…Kalian sudah diselamatkan oleh Allah, jadi berusahalah terus supaya kesejahteraanmu menjadi
sempurna. Lakukanlah itu dengan hormat dan patuh kepada Allah.

Jadi maksudnya adalah ketaatan kita kepada Allah harus didasarkan pada rasa hormat terhadap
kekudusan Allah. Kita taat bukan karena sungkan terhadap orang lain, tuntutan sosial, takut kalau
berdosa nanti ketahuan dan sebagainya. Kita taat karena kita menghormati kekudusan Allah.

Ada banyak orang memang taat tetapi sebenarnya mereka tidak menghargai Allah. Mereka terpaksa taat
karena tidak ada kesempatan untuk tidak taat, mereka terpaksa taat karena takut ketahuan. Bandingkan
dengan ketaatan Yusuf yang didasarkan pada rasa hormat kepada Allah ketika ia digoda isteri Potifar.

Kej 39:7-9 – (7) Selang beberapa waktu isteri tuannya memandang Yusuf dengan berahi, lalu katanya:
"Marilah tidur dengan aku." (8) Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: …(9) …
Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"
Kalau memang saudara hormat kepada Allah, saudara tidak akan mau berdosa walaupun tidak ada yang
lihat. Demikian pula ada banyak orang yang melayani pekerjaan Tuhan hanya karena sungkan, hanya
karena tugas, hanya karena formalitas, hanya untuk mencari nafkah, dll tetapi tidak karena rasa hormat
kepada Allah. Kiranya kita mau mengerjakan keselamatan kita dengan penuh rasa hormat kepada Allah.
Maukah kita melakukannya?

III.   KEMAMPUAN UNTUK “MENGERJAKAN KESELAMATAN” KITA.

Cara-cara untuk mengerjakan keselamatan yang telah dibahas dalam bagian II ini jelas bukanlah
cara yang terlalu mudah untuk kita lakukan. Bahkan boleh dikatakan sebagai cara yang sulit kita lakukan.
Ingat bahwa biarpun kita sudah diselamatkan, tetapi natur kita yang tercemar oleh dosa cenderung tidak
bisa konsisten dalam menaati Allah. Kita sering kali taat dalam situasi-situasi tertentu saja. Kita juga tidak
jarang mentaati Allah tapi dengan motivasi/dasar yang salah. Bahkan lebih dari itu kadang-kadang ada
kemauan untuk taat kepada Allah tetapi justru yang kita lakukan adalah yang sebaliknya.

Rom 7:15, 19, 21-23 – (15) Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku
kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. (19) Sebab bukan
apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki,
yaitu yang jahat, yang aku perbuat. (21) Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki
berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. (22) Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum
Allah, (23) tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan
hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-
anggota tubuhku.
Dengan kondisi yang demikian bagaimana mungkin kita bisa taat kepada Allah? Bagaimana mungkin kita
bisa mengerjakan keselamatan kita? Mustahil! Tetapi ini tidak boleh membuat kita putus asa karena
kekuatan untuk taat dan untuk mengerjakan keselamatan itu juga diberikan Allah kepada kita.

Fil 2:13  - karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya.
Kalau ayat 12 menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita, ayat 13 mengatakan bahwa Allahlah yang
bekerja. Perhatikan bunyi ayat ini dalam terjemahan NASB :

NASB - ‘for it is God who is at  work in you, both to will and to  work’(karena Allahlah yang bekerja di
dalam kamu, baik dalam menghendaki maupun dalam bekerja).

Kata ‘work’ yang pertama dalam bahasa Yunaninya adalah “ENERGON” (present participle). Kata ini
menunjukkan bahwa Allah disebut sebagai ‘the energizing one’ atau ‘the energizer’ (orang yang memberi
energi). Selanjutnya, baik kata ‘work’ yang pertama maupun yang kedua, menggunakan kata Yunani
yang berasal dari kata “ENERGEIN” yang selalu menunjuk pada tindakan Allah, dan selalu menunjukkan
pada tindakan yang effective / pasti berhasil. Jadi ayat 13 ini menunjukkan bahwa baik ‘to will’maupun ‘to
work / to do’ (untuk mau maupun untuk mengerjakan), semuanya adalah karena pekerjaan Allah dalam
diri kita. Jadi rahasianya terletak pada diri Allah. Allah yang mengerjakan kekuatan dari dalam diri kita,
Allahlah yang memampukan kita untuk mau dan mampu  mentaati Dia. Melalui intervensi Allah dalam diri
kita, kita diberi kemauan dan kemampuan. Tugas kita adalah berserah pada pimpinan Allah. Karena itu
jangan sekali-kali kita bergantung pada kekuatan atau pengalaman atau kehebatan kita untuk bisa
mengerjakan keselamatan kita. Tanpa Allah kita akan gagal. Jadi, bergantunglah dan berharaplah
sepenuhnya kepada Allah di dalam mengerjakan keselamatan kita masing-masing.

TETAPLAH KERJAKAN KESELAMATANMU

Retweet

Uncategorized

Untuk menghasilkan sesuatu yang baik memerlukan suatu proses yang baik juga. Istilah yang sudah
sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari ini adalah benar adanya. Bila dibandingkan dengan
sistem cepat jadi atau instan, mungkin yang namanya proses ini kalah jauh, tidak lagi diminati oleh
banyak orang. Sebab dilihat bahwa cara instan adalah lebih cepat dan praktis. Secara jamani, mungkin
saja cara instan ini dapat menjadi pilihan kita, tetapi tidak untuk hal rohani, apalagi dalam hal mencapai
keselamatan.

Keselamatan adalah anugerah atau kasih karunia Allah untuk kita. Tanpa Allah memberikan keselamatan
kepada kita, mustahil kita selamat. Sekalipun keselamatan adalah kasih karunia Allah, kita pun harus
mempunyai usaha supaya layak menerima keselamatan tersebut. Kita harus menghargai dan
mempertahankan kasih karunia itu sampai keselamatan yang sesungguhnya itu kita terima. Puncak
keselamatan kita yaitu saat kita menjadi mempelai perempuan Tuhan dan layak masuk kota Yerusalem
Baru.

Untuk sampai pada puncak keselamatan ini, maka ada proses yang harus kita alami. Proses ini tidak bisa
sekali jadi atau dengan cepat-cepat, tetapi harus senantiasa dikerjakan sampai pada akhirnya. Untuk itu
Filipi 2:12 mengajarkan kita "tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Kata-kata
"tetaplah kerjakan” di sini adalah suatu dorongan untuk kita secara terus menerus mengerjakan
keselamatan sampai kita menerima keselamatan yang sebenarnya.
Proses yang Tuhan kehendaki untuk kita alami demi keselamatan, diawali dengan kita percaya Tuhan.
Dengan percaya Tuhan Yesus, maka kita memiliki pengharapan tidak mengalami kematian. Menurut
Yohanes 1:12, dengan percaya Tuhan Yesus maka kita ada memiliki hak untuk menjadi anak-anak Allah.
Siapakah anak-anak Allah? Jika kita telusuri menurut Lukas 3:38, Adam juga disebut sebagai anak Allah.
Kesimpulan yang bisa kita ambil bahwa anak-anak Allah adalah merupakan kedudukan atau status awal
manusia. Tetapi sayang, akibat dosa, maka Adam beserta keturunannya sampai pada kita sekarang telah
kehilangan status sebagai anak-anak Allah ini. Bahkan, akibat dosa manusia dibayang-bayangi maut dan
mustahil untuk selamat. Oleh sebab itu sekali lagi kita perlu diproses oleh Firman Allah agar kita kembali
seperti kedudukan semula sebagai anak-anak Allah.

Penyebab hilangnya status kita sebagai anak-anak Allah adalah karena dosa. Roma 3:9-10 menuliskan
bahwa semua manusia ada di bawah kuasa dosa, sehingga tak ada seorang manusia pun yang benar.
Akibat dikuasai oleh dosa, maka segala perbuatan, pemikiran, dan jalan hidup manusia menjadi tidak
benar dan ini mendatangkan malapetaka-malapetaka bagi manusia itu sendiri. Oleh karena itu, kita
harus dibebaskan dari kuasa dosa, dengan kata lain kita harus diubahkan dari yang tidak benar menjadi
benar, sehingga kita pun luput dari malapetaka-malapetaka yang menimpa bumi ini.

Dari yang tidak benar menjadi benar; ini membutuhkan proses yang berlangsung terus menerus atau
dengan kata lain "tetaplah kerjakan keselamatanmu” hingga pada akhirnya kita akan dijadikan kembali
sebagai anak-anak Allah, menjadi sama dengan Tuhan Yesus, Anak Allah. Akhir dari proses inilah kita
disebut menjadi sempurna.

Ada kisah pada tiga Injil tentang seorang muda yang bertanya kepada Yesus bagaimana supaya ia
selamat. Anak muda ini dituliskan sebagai orang yang melakukan seluruh hukum Taurat. Sekilas tampak
suatu kehidupan kerohanian yang sangat baik. Sekalipun demikian Tuhan mengatakan bahwa, masih ada
yang harus ia kerjakan, untuk keselamatan. Pada Markus 10:21, Tuhan berkata "… hanya satu lagi
kekuranganmu ...” Pada Lukas 18:22 menuliskan "... masih tinggal satu lagi yang harus kaulakukan …”
dan Matius 19:21 dituliskan "… jikalau engkau hendak sempurna …” Tiga istilah ini menunjukkan bahwa
untuk mendapatkan keselamatan, maka harus mengalami proses secara terus menerus, tidak boleh
berhenti, tidak boleh seperti anak muda pada kisah ini yang berhenti mengerjakan keselamatannya
hanya karena hartanya. Orang muda ini adalah gambaran orang-orang yang melepaskan hak untuk
kembali sebagai "anak-anak Allah”. Sekali lagi kita diingatkan untuk terus bertahan dalam menjalani
proses keselamatan sampai kesudahannya, sampai kita sempurna menjadi mempelai perempuan Tuhan.
Matius 24:13 menuliskan bahwa orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.
Proses untuk mengembalikan keadaan kita sebagai anak-anak Allah ini disebut juga sebagai proses
pembaharuan hidup. Menurut 2 Korintus 4:16-17 adalah suatu proses pembaharuan dari sehari ke
sehari, dan seperti yang sudah disebutkan berulang kali, ini adalah yang harus terus menerus dikerjakan.
Peringatan bagi kita yang sudah berada dalam proses ini adalah jangan sampai kita berhenti atau keluar
dan kembali dalam hidup lama yang dikuasai dosa.

Dalam Yosua 18:2-3 kita melihat teguran Tuhan kepada Bangsa Israel karena mereka bermalas-malas
untuk menduduki negeri yang menjadi milik pusaka mereka; padahal Tuhan telah memberikan negeri itu
kepada mereka. Teguran ini berlaku juga untuk kita. Kita sudah diberi hak menjadi anak-anak Allah
melalui percaya Tuhan Yesus, seharusnyalah kita berusaha atau berjuang untuk mempertahakannya.
Caranya dengan kita selalu digembalakan, seperti ditulis dalam Mazmur 23:1-3. Sebab di dalam
penggembalaan, kita dituntun di jalan yang benar sampai pada akhirnya kita berada dalam kebenaran
yang sempurna.

Berada dalam penggembalaan berarti kita mau selalu beribadah. Jadi sekarang, yang harus kita
perjuangkan untuk proses pembaharuan kita adalah untuk kita setia beribadah. Jangan kita bermalas-
malas beribadah seperti teguran Tuhan kepada Bangsa Israel. Sebab malas adalah halangan untuk
proses pembaharuan kita. Malas dapat diartikan sebagai rasa tidak suka, tidak bergairah dan tidak
bersemangat. Supaya kita dapat menyukai dan bergairah bahkan bersemangat untuk beribadah, lebih
dahulu kita harus memiliki pengertian yang benar dalam tujuan kita beribadah. Tujuan utama kita
beribadah adalah untuk mendengar dan menerima Firman Tuhan. Dalam 2 Korintus 4:7-9 dapat kita
baca bahwa kita mendapatkan harta yang menjadi kekuatan luar biasa dalam hidup kita yang seperti
bejana tanah liat ini.

Tidak bisa dipungkiri, dalam perjalanan hidup kita, pasti ada saat kita mengalami berbagai macam
penderitaan. Bagaikan kita ditindas, habis akal, dianiaya, dan dihempaskan. Namun bila dalam hidup kita
ada harta Firman, maka menghadapi segala penderitaan tersebut kita tidak akan terjepit, tidak putus
asa, tidak ditinggalkan sendirian dan tidak binasa. Malah kita akan dikuatkan untuk tetap mengerjakan
keselamatan kita.

Oleh karena dengan beribadah kita mendapatkan harta Firman yang menjadi kekuatan kita, maka
jangan malas datang beribadah! Orang malas, menurut Amsal 18:9 adalah saudara dari si perusak. Si
perusak ini tentu saja adalah iblis dan akibat bersaudara dengan si perusak, hidupnya pun menjadi
rusak. Selain itu menurut Amsal 26:13-16 keadaan orang pemalas itu digambarkan seperti pintu yang
berputar pada engselnya. Kelihatannya bergerak, tapi aktifitasnya hanya tetap di tempat saja. Bila kita
bertanya pada orang malas, pasti selalu saja ada alasannya. Oleh karena itu si pemalas sering merasa diri
lebih bijak dari orang lain. Si pemalas yang tidak beranjak dari tempatnya ini, identik dengan orang yang
suka tidur. Bila terus menerus tinggal dalam kemalasan, maka Pengkhotbah 10:18 menuliskan bahwa
akibat kemalasan runtuhlah atap dan bocorlah rumah. Demikianlah orang yang bermalas-malas
beribadah. Hidup rohaninya akan runtuh, menjadi lamban untuk bergerak mendapatkan Firman,
sehingga tidak ada kekuatan untuk berjuang mencapai keselamatan.

Untuk itu, jangan malas! Roma 12:11 menasihatkan supaya jangan kerajinan kita kendor, tetapi biarlah
roh kita menyala-nyala dan melayani Tuhan, hingga kita sempurna dan diselamatkan menjadi mempelai
perempuan Tuhan. Haleluya!

KERJAKAN KESELAMATANMU
Filipi 2:12-18 by Pdt. Mauli Siahaan MTh

” Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan
keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih
pula sekarang waktu aku tidak hadir,” (Filipi 2:12) Nats Alkitab: Filipi 2:12-18

Series:I/2015 - Pekerjaan Iman

Share

Print

Untuk diselamatkan dibutuhkan iman kepada korban Kristus di atas kayu salib namun menjadi orang
Kristen dibutuhkan ketaatan kepada Kristus yang tersalib. Hal pertama untuk syarat masuk Surga
hal yang kedua suatu syarat untuk melangkah benar di dunia ini. Bagaimanakah kita melihat
tanggung jawab kita di dunia ini dari sudut pandang tujuan Allah atas hidup kita.

Tetap berjuang dalam iman

Iman kepada pengorbanan Kristus di atas kayu salib tidak boleh hanya berhenti di dalam hati kita,
tetapi harus tetap nyata dalam setiap tindakan dalam memenuhi panggilan Allah atas hidup kita
(ayat 12). Hal ini menjadi warna kehidupan setiap orang percaya bukan sesuatu yang dipaksakan
tetapi diusahakan. Dengan demikian setiap profesi yang ada harus didasari oleh iman kepada
Kristus yang telah mati bagi kita. Sebab Kristus telah mati bagi kita agar kita hidup bagi Dia.

Tetap berjuang dalam kebenaran firman Allah

Iman yang diperjuangkan adalah iman yang dilandasi oleh firman Allah. Itulah sebabnya setiap
orang percaya yang telah ditebus dalam pengorbanan Kristus di atas kayu salib harus
memperjuangkan segala sesuatu dalam terang firman Allah (ayat 16). Sebab ukuran dari setiap
tindakan yang didorong oleh tujuan Allah atas hidup adalah firman Allah. Firman Allah menjadi pelita
yang akan mengarahkan langkah kita selaras dengan tujuan Allah atas kehidupan kita. Dan
ketaatan kita kepada Allah akan terlihat dari ketaatan kita kepada firman-Nya. Dengan demikian
perjuangan yang kita lakukan tidak akan sia-sia karena kita perjuangkan sesuai dengan firman
Allah.

Oleh karena itu apapun panggilan Anda di tengah-tengah dunia ini perjuangkanlah itu didasari oleh
iman Anda kepada Kristus yang telah berkorban bagi Anda. Dan perjuangan yang Anda upayakan
itu hendaknya didasari oleh kebenaran firman Allah sebagai ukuran yang tertinggi. Dia Raja yang
layak menerima segala ketaatan kita.  (ms/I/2015)

Untuk diselamatkan dibutuhkan iman kepada korban Kristus di atas kayu salib namun menjadi
orang Kristen dibutuhkan ketaatan kepada Kristus yang tersalib

kembali ke list

Mengerjakan Keselamatan (Filipi 2:12-13)


    20/03/2016 

    Pdt.Yakub Tri Handoko, Th.M

    Teaching
Salah satu topik perdebatan seputar doktrin keselamatan (soteriologi) adalah partisipasi
manusia dalam keselamatan. Teologi Reformed mengajarkan bahwa keselamatan adalah
murni anugerah Allah (Ef 2:8-9). Tidak ada andil manusia sama sekali. Jika demikian, bagaimana
kita menafsirkan nasihat Paulus kepada jemaat Filipi agar mereka “mengerjakan keselamatan”
(2:12)? Apakah kita boleh hidup sembarangan sesudah diselamatkan? 

Kerjakan keselamatanmu (ayat 12)


Jika kita melihat ayat 12-13 secara sekilas pun kita dengan mudah akan menemukan bahwa inti
dari bagian ini terletak pada kalimat perintah di ayat 12, yaitu kerjakanlah keselamatanmu.
Bagian lain dari ayat 12-13 hanya menjelaskan inti tersebut. Apa yang dimaksud dengan
perintah ini? Apakah perintah ini tidak bertentangan dengan ajaran Paulus yang lain tentang
keselamatan sebagai anugerah (Rom 3:28; Ef 2:8-9)?

Penyelidikan yang lebih teliti menunjukkan bahwa nasihat ini tidak bertentangan dengan
doktrin anugerah. Pertama, kata kerja katergazomai (“kerjakanlah”) sebenarnya lebih bermakna
“menyelesaikan” (Ef 6:13), bukan menghasilkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Ayat ini
berarti “work  out  your salvation” (mayoritas versi Inggris), bukan “work  for  your salvation”.
Kedua, kata “mu” dalam frase “keselamatanmu” dalam bahasa Yunani berbentuk jamak.
Pemakaian bentuk jamak ini menunjukkan bahwa Paulus tidak sedang membicarakan
keselamatan pribadi-pribadi. Ia sedang membahas keselamatan secara komunal. Ia sebenarnya
menasihatkan jemaat di Filipi sebagai sebuah komunitas untuk menunjukkan pola hidup
tertentu yang membuktikan bahwa mereka memang sudah diselamatkan. Dalam konteks pasal
2, hal ini berhubungan dengan kasih sesama orang percaya (2:1-4, 14-15; 4:2). Nasihat yang
hampir serupa dengan ayat ini terdapat di Filipi 1:27 “hendaklah hidupmu berpadanan dengan
Injil Kristus”. Dengan menunjukkan diri sebagai komunitas yang punya gaya hidup sesuai Injil,
jemaat Filipi akan mampu menjadi teladan bagi orang-orang luar yang memusuhi mereka
(1:27-28; 2:15).

Dari pembahasan di atas terlihat bahwa nasihat untuk mengerjakan keselamatan sebenarnya
sama dengan nasihat untuk hidup sesuai dengan status yang sudah diselamatkan. Dalam
istilah yang lebih sederhana, mengerjakan keselamatan sebenarnya sama dengan hidup sesuai
firman Tuhan (ketaatan). Hal ini juga terlihat dari kalimat di ayat 12 “kamu senantiasa taat,
karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu”.

Wujud pengerjakan keselamatan (ayat 12)


Dalam bagian ini kita akan melihat tiga macam ketaatan yang dituntut Allah dari kita. Pertama,
ketaatan yang konsisten. Di awal ayat 12 Paulus mengatakan “kamu senantiasa taat, karena
itu...”. Hal ini jelas merujuk pada konsistensi ketaatan yang sudah ditunjukkan jemaat Filipi
mulai dari awal pelayanan Paulus di sana (Kisah Rasul 16) sampai waktu Paulus menulis surat.
Ketika ia mulai memberitakan Injil di Filipi, beberapa orang langsung menerima firman itu (Kis
16:14, 32-33). Ketika ia berada di tempat lain, jemaat Filipi tetap mendukung pemberitaan Injil
(Flp 4:10, 15-16). Mereka tetap bertahan dengan penganiayaan yang terus-menerus mereka
alami (Flp 1:28-30). Ketika Paulus menulis surat ini pun jemaat Filipi telah memberikan bantuan
untuk pekerjaan misi (Flp 2:25). Paulus tidak puas hanya pada ketaatan mereka dari dulu
sampai sekarang. Ia ingin agar mereka terus mengerjakan keselamatan mereka (taat).

Kedua, ketaatan yang tidak dibatasi situasi apapun. Paulus menambahkan bahwa ketaatan
jemaat Filipi harus dilakukan “bukan hanya waktu aku hadir, tetapi terlebih waktu aku tidak
hadir”. Dalam sebagian versi Inggris, frase ini dihubungkan dengan “kamu senantiasa taat”,
bukan “kerjakan keselamatanmu”. Dari sisi tata bahasa dan konteks surat Filipi, frase tersebut
sebaiknya dihubungkan dengan “kerjakan keselamatanmu” (LAI:TB). Pertama, kata
Yunani mē (“bukan”) seringkali dipakai untuk menerangkan kalimat perintah. Dalam ayat ini
“kerjakan keselamatanmu” berbentuk kalimat perintah (imperatif), sedangkan “kamu
senantiasa taat” merupakan kalimat pernyataan (indikatif). Kedua, ide tentang kedatangan
Paulus dalam surat Filipi bukan merujuk pada kedatangannya yang dulu (Kis 16). Kedatangan
ini bersifat futuris, seandainya Paulus berhasil bebas dari penjara (1:26 dan 2:23-24). Ia belum
tahu apakah ia akan bebas atau dihukum mati (1:20-26), karena itu berpesan pada jemaat Filipi
untuk tetap mengerjakan keselamatan (taat) baik ia ada atau tidak ada. Tambahan ini perlu
ditegaskan Paulus, karena jemaat Filipi sangat dekat dan mengasihi dia. Mereka bisa terjebak
pada ketaatan yang semu, yaitu taat hanya karena faktor Paulus (hamba Tuhan) saja. Ketaatan
seperti ini jelas tidak tepat. Hamba Tuhan memang harus menjadi teladan bagi jemaat (1 Kor
11:1; 1 Tim 4:12), tetapi jemaat harus berfokus pada Tuhan (Mat 11:29). Intinya, ketaatan kita
tidak boleh dipengaruhi oleh situasi tertentu.

Ketiga, ketaatan yang didasarkan pada hormat pada Allah. Paulus menasihatkan agar jemaat
Filipi tetap mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar. Sekilas konsep ini terkesan
aneh, karena dasar ketaatan seharusnya adalah kasih (Mat 22:37-40), bukan ketakutan. Kesan
ini akan hilang apabila kita ingat bahwa Allah memang seringkali menghukum umat-Nya agar
mereka takut dan taat kepada-Nya. Takut di sini dimaksudkan agar mereka lebih hormat pada
kekudusan Allah. Dalam tulisan Paulus, ungkapan “dengan takut dan gentar” muncul beberapa
kali dengan makna “hormat”, tanpa selalu melibatkan unsur hukuman. 2 Korintus 7:15
mencatat bahwa Titus diterima jemaat Korintus dengan takut dan gentar. Maksudnya, ia
diterima dengan penuh hormat, karena ia mewakili Paulus. Dalam Efesus 6:5 Paulus menasihati
para budak agar taat kepada tuan mereka dengan takut dan gentar. Tidak ada ketakutan
karena hukuman yang diindikasikan di Efesus 6:5-8. Takut dan gentar berarti dengan sikap
hormat. Begitu pula ketaatan kita kepada Allah harus didasarkan pada rasa hormat terhadap
kekudusan Allah. Kita taat bukan karena sungkan terhadap orang lain, tuntutan sosial, takut
kalau berdosa nanti ketahuan, dan sebagainya. Kita taat karena kita menghormati kekudusan
Allah.

Kekuatan untuk mengerjakan keselamatan (ayat 13)


Jenis ketaatan yang dituntut di ayat 12 tampaknya sangat sulit untuk dilakukan, karena itu
Paulus menjelaskan rahasia kita bisa melakukan itu (bdk. kata sambung “karena” di awal ayat
13). Rahasianya terletak pada diri Allah. Allah yang mengerjakan kekuatan dari dalam diri kita
(energeō). Kata energeō muncul 20 kali dalam PB, 18 di antaranya dipakai oleh Paulus. Arti yang
terkandung di dalam kata ini adalah “bekerja dengan penuh kekuatan” (Gal 2:8; 3:5; 5:6; Ef 2:2).

Allah memampukan kita untuk mau (thelō) dan mampu (energeō) menaati Dia. Natur kita yang
tercemar oleh dosa cenderung tidak bisa konsisten dalam menaati Allah. Kita seringkali taat
dalam situasi-situasi tertentu saja. Kita juga tidak jarang menaati Allah tapi dengan
motivasi/dasar yang salah. Melalui intervensi Allah dalam diri kita, kita diberi kemauan dan
kemampuan. Tugas kita adalah berserah pada pimpinan Allah.
Aplikasi
Dalam kehidupan keluarga, kita seringkali berada dalam situasi yang sulit untuk menaati Allah.
Kita diperhadapkan pada dua pilihan: taat pada Allah tapi mengalami kesulitan dalam bisnis
atau tidak taat tapi bisnis lancar. Apakah kita mau mengambil komitmen untuk menaati Allah
bagaimanapun sulitnya itu? Kita juga tidak jarang diperhadapkan antara waktu bagi Tuhan dan
bagi pekerjaan. Apakah kita mau mengutamakan Tuhan di atas segala-galanya? Kita kadangkala
harus memilih: mengikuti kata hati kita untuk bercerai atau kehendak Allah untuk tetap
bersama pasangan kita. Apakah kita mau memilih Allah walaupun itu sulit? Allah akan bekerja
dengan kuat dalam diri kita sehingga kita bisa untuk mau dan mampu menaati Dia. Soli Deo
Gloria.

Bagikan artikel ini :

ARTIKEL LAINNYA
 Martin Luther dan Katie von Bora
 The Paraclete: What Is He Doing for the World? (Yohanes 16:4b-11)
 Apakah teknologi CHIP merupakan tanda antikristus?
 Repobration: Is God Just (Roma 9:1-5 17-29)
 Konteks Alkitab
 Antara Gereja dan Negara (Roma 13:1-7)
 INJIL: Kekuatan Allah Yang Menyelamatkan (Roma 1:16-17)
 DIA yang lemah lembut dan rendah hati (Matius 11:28-30)
 Serial Wanita-wanita yang tidak dikenal dalam Alkitab : WANITA BIJAK dari ABEL-BET-MAAKHA
 Siapakah sebenarnya nama ayah mertua Musa?

E-MAGAZINE

E Magazine edisi minggu ke-2 Mei 2018 E Magazine edisi minggu ke-1 Mei

2018E Magazine edisi minggu ke-4 April 2018E Magazine edisi minggu ke-3 Apr

KERJAKAN KESELAMATANMU DENGAN TAKUT DAN GENTAR : SEBUAH INTERPRETASI KONTEKSTUAL

Posted by DAILYGRACIA on JANUARY 6, 2016

Sangat penting sebuah ayat dibaca dalam konteksnya.

Saya yakin ayat ini sudah dikutip dan dibagikan ke anda jutaan kali.

“Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar” adalah kalimat yg digunakan untuk membenarkan
pengajaran bahwa anda bisa ‘jatuh dari kasih karunia’ atau ‘kehilangan keselamatan’.
Coba kutip keseluruhan ayatnya :

Filipi 2:12-13 TB

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu
dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu
aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya.

Perhatikan 4 hal ini :

• kata ‘karena itu’

• kata ‘taat’

• kata ‘kerjakan’

• kata2 ‘Allahlah yang mengerjakan’

Prasangka umum saat membaca ayat ini adalah mentaati Hukum Musa.

Salah.

Jika anda baca keseluruhan Filipi 3 anda akan lihat bahwa kebenaran yang diperoleh dari melakukan
Taurat adalah ‘sampah’ (kotoran) jika dibandingkan dengan kebenaran karena percaya pada Kristus.

Lantas, ketaatan apa yg Paulus maksud?

Paulus memulai kalimatnya dengan ‘karena itu..’.

Untuk memahaminya, kita baiknya melihat ke ayat sebelumnya.

Filipi 2:3-4
dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan
rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah
tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.

Ini yang Paulus suruh jemaat Filipi perhatikan. Memikirkan kepentingan orang lain!

Ini yang Paulus minta mereka TAATI.

Ini tentang kasih persaudaraan.

Gak ada hubungannya dengan ‘berdosa’.

Ini tentang pelajaran rendah hati, dengan Yesus sebagai contoh.

Filipi 2:5-8

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa
seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Jadi poin yang Paulus sedang soroti adalah : KESELAMATANMU BUKAN USAHAMU!

Itu usaha Yesus!

Lantas kenapa juga harus sombong?

Kenapa mesti menganggap diri lebih tinggi dari orang lain?

Kenapa agendamu jadi lebih penting dari agenda orang lain?

Jadi Paulus bilang begini :

Filipi 2:12-13

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu
dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu
aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaan-Nya.

Baca baik-baik : KARENA ALLAH-LAH YANG MENGERJAKAN DI DALAM KAMU BAIK


KEMAUAN/KEINGINAN MAUPUN KEMAMPUAN UNTUK MENGERJAKAN pekerjaan yang mendatangkan
sukacita bagiNya (for His good pleasure).

Ini dia.

Perhatikan : Allah yang BEKERJA DI DALAM anda!

Allah-lah yang sudah menyelamatkan anda dan Dia JUGA yang akan mempertahankan anda TETAP
selamat!

Jadi sama sekali tidak ada alasan bagi anda untuk sombong, berbangga diri dan egois lagi.

Jadi jika anda baca ‘kerjakan keselamatanmu’, Paulus sedang meminta anda untuk mengingat
bagaimana anda diselamatkan.

Ingat, pikirkan.

Lantas, apa maksudnya ‘dengan takut dan gentar’?

Sederhana.

1 Korintus 2:3-5

Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik
perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan,
tetapi dengan keyakinan akan kekuatan (dunamis = kekuatan, kuasa, kemampuan) Roh, supaya iman
kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah.

Kata-kata ‘dengan takut dan gentar’ adalah ungkapan yang berkaitan dengan demonstrasi Roh Allah dan
kekuatanNya.
Jadi, kalimat ‘kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar’ berarti INGATLAH BAGAIMANA KAMU
DISELAMATKAN DENGAN DEMONSTRASI KEKUATAN ROH ALLAH.

Ini sejalan dengan tema Filipi pasal 2 tentang kerendahan hati. Apalagi mengingat bahwa Allah-lah yg
mengerjakan dalam anda dan bahkan memunculkan keinginan dalam diri anda untuk taat.

Sekarang lihat ini :

Filipi 2:14-16

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada
beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang
bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang
di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa
aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah.

Lakukan segala sesuatu tanpa bersungut-sungut atau berbantahan.

Alasan Paulus menulis ini adalah untuk menangani masalah pertikaian dan perpecahan dalam gereja.
Paulus mendorong kerendahan hati dalam kesatuan.

Mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar TIDAK ADA HUBUNGANnya dengan melakukan
perbuatan baik atau mentaati aturan hukum untuk mempertahankan keselamatan anda atau kasih
karunia Yesus.

Eksposisi Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi


oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.

FILIPI 2:12-18
I) Paulus memuji gereja Filipi:
Dalam ay 12 kita kembali melihat bahwa gereja Filipi adalah gereja yang baik, karena
kepada mereka Paulus berkata: 'kamu senantiasa taat'.

Paulus tidak segan-segan menegur gereja / orang kristen yang brengsek, seperti dalam
kasus gereja Korintus. Tetapi pada saat melihat orang kristen / gereja yang baik, iapun
tak segan-segan memuji. Pujian ini diberikan dengan tujuan supaya orang Filipi lebih
bertekun lagi dalam ketaatan.

Penerapan:

 apakah saudara berani menegur seseorang pada saat melihat orang itu
melakukan kesalahan? Memang kita tidak perlu menegur orang
karena seadanya kesalahan, tetapi kalau terjadi kesalahan / dosa yang cukup
besar, maka kita mempunyai kewajiban untuk menegur (bdk. Yeh 3:18).
 apakah saudara juga bisa memberikan pujian pada saat melihat sesuatu yang
baik dalam tindakan / sikap seseorang? Apakah saudara pernah / sering memuji
suami / istri / anak saudara? Jangan menjadi orang yang kerjanya hanya
menegur saja. Ingat bahwa pujian bisa memotivasi sese-orang untuk lebih lagi
berbuat baik. Tapi, janganlah memuji pada saat saudara tidak betul-betul
melihat sesuatu yang baik. Ini adalah pujian yang munafik dan bersifat dusta!

II) Paulus mendorong supaya mereka makin maju:


A) Makin maju dalam hal rohani.

Dalam hal jasmani (uang, rumah, mobil, TV, video, barang-barang lain), maka kita
harus cepat puas (Luk 12:15 Fil 4:11-13 1Tim 6:6-10 Ibr 13:5). Tetapi dalam hal
rohani, kita tidak pernah boleh merasa puas / cukup!

Paulus melihat bahwa gereja Filipi adalah gereja yang baik, tetapi ia tetap mendorong
supaya mereka makin maju lagi (ay 12-16). Hal yang sama juga ia lakukan terhadap
gereja Tesalonika (1Tes 4:1).

Penerapan:

Sekalipun saudara adalah jemaat biasa (bukan Pendeta), tetapi janganlah puas dengan:

 pengertian Kitab Suci yang saudara miliki. Berusahalah untuk makin mengerti
lagi tentang Kitab Suci dengan belajar lebih tekun!
 pengudusan dalam hidup saudara. Berusahalah terus untuk mem-buang dosa-
dosa lain (yang kecil sekalipun) dari kehidupan saudara!
 hubungan pribadi saudara dengan Tuhan. Berusahalah untuk makin dekat
kepada Tuhan!
 iman saudara. Berusahalah supaya iman saudara makin bertumbuh!
 kasih saudara kepada Tuhan dan sesama manusia. Berusahalah supaya kasih
saudara itu makin disempurnakan!
 pelayanan / hasil pelayanan saudara. Berusahalah melayani Tuhan dengan lebih
banyak / baik lagi sehingga lebih banyak lagi hasil yang bisa saudara dapatkan
bagi Tuhan
 kehidupan doa saudara. Berusahalah untuk berdoa lebih banyak dan lebih baik
lagi, baik dalam doa secara pribadi, maupun dalam perse-kutuan doa!

B) Tujuan.

Mereka harus tidak beraib, tidak bernoda dan tidak bercela (ay 15). Dengan kata lain,
mereka harus berusaha untuk menjadi suci. Memang kita tidak akan bisa mencapai
kesucian, tetapi kesucian harus tetap menjadi tujuan kita.

Ay 15 juga mengatakan bahwa mereka harus bercahaya seperti bintang-bintang di


dunia (bdk. Mat 5:14 - kamu adalah terang dunia)

Dan Paulus mengatakan bahwa mereka harus melakukan semua itu ditengah-tengah
angkatan yang sesat dan bengkok hatinya!

Penerapan:

 ada banyak orang, pada waktu mendengar Firman Tuhan (misalnya Firman
Tuhan yang melarang untuk berdusta), lalu berkata: 'Kita hidup di dunia. Itu
tidak mungkin dilaksanakan!'

Tetapi, ay 15 itu menunjukkan bahwa Paulus menyuruh hidup suci di dunia! Firman
Tuhan bukanlah sesuatu yang harus saudara laksana-kan nanti di surga, tetapi
sekarang di dunia!

 renungkan: apakah saudara mempunyai tujuan / keinginan untuk hidup suci dan
menjadi terang dunia? Atau saudara hanya mempunyai tujuan / keinginan yang
bersifat jasmani saja?

C) Motivasi.

Paulus memberikan 2 hal untuk memotivasi mereka:


1) Mereka adalah anak Allah (ay 15).

Kesadaran bahwa orang kristen adalah anak Allah, seharusnya memotivasi setiap
orang kristen, termasuk kita, untuk menjadi suci, sama seperti Bapa adalah suci! (bdk.
Mat 5:48).

Penerapan:

Setiap kali saudara mau berbuat dosa atau mempertahankan suatu dosa, maka
renungkanlah bahwa saudara adalah anak Allah yang harus suci sama seperti Allah
sendiri!

2) Supaya Paulus bisa bangga pada hari Tuhan, dan supaya jerih payah Paulus tidak
sia-sia (ay 16).

Apakah ay 16 ini menunjukkan bahwa Paulus adalah orang yang egois? Apakah ay 16
ini menunjukkan bahwa Paulus menasehati me-reka demi kepentingan dirinya
sendiri? Tidak! Ay 17-18 menunjukkan bahwa ia sama sekali tidak egois /
memikirkan diri sendiri

Ay 17: 'darahku dicurahkan'. Kata 'darah' ini seharusnya tidak ada! NIV: 'I am being
poured out like a drink offering' (= aku sedang dicurahkan seperti persembahan /
korban curahan)

Tentang 'drink offering' atau 'korban curahan', bisa dilihat dari Bil 15:5 & 28:7,14.
Jadi, dalam memberikan persembahan, selain korban yang diletakkan di atas mezbah,
ada juga korban curahan (dalam Yuda-isme, korban curahan dicurahkan sekitar
mezbah; dalam agama kafir, korban curahan dicurahkan di atas korban).

Jadi, yang dimaksud oleh Paulus dengan ay 17-18 ini adalah: hidup kekristenan orang
Filipi itu adalah seperti korban di atas mezbah, sedangkan kematian Paulus seperti
korban curahan. Sekalipun ia harus mati sebagai korban curahan, toh dalam ay 17-18
itu ia mengajak orang-orang Filipi untuk tetap bersukacita. Ini jelas menun-jukkan
bahwa ia tidak egois / memikirkan dirinya sendiri sedikitpun!

Jadi, pada waktu ia mengatakan bahwa mereka harus maju supaya ia bisa bangga pada
hari Tuhan, itu jelas bukan demi dirinya sendiri. Paulus menyadari bahwa orang Filipi
mengasihi dia, dan ia menggu-nakan hal itu untuk memotivasi mereka supaya makin
maju.

D) Usaha yang harus dilakukan.


1) Ay 12:

a) 'Kerjakan keselamatanmu'.

 Ini tidak berarti bahwa:


o keselamatan = usaha manusia.
o keselamatan = usaha manusia + Allah (ay 12-13).
o orang Filipi belum selamat.
o orang Filipi tidak yakin selamat (bdk. ay 12 - 'takut dan gentar').
o keselamatan bisa hilang (bdk. ay 12 - 'takut dan gentar').

Alasannya: lihat point selanjutnya di bawah ini!

 Calvin berkata bahwa kata 'keselamatan' disini artinya adalah 'the entire course
of our calling' (= seluruh jalan panggilan kita).

Jadi disini kata 'keselamatan' itu mempunyai arti yang berbeda dari biasanya. Di sini,
'keselamatan' itu mencakup daerah mulai saat kita percaya sampai saat kita masuk
surga.

 Kata 'kerjakan' (ay 12) dalam bahasa Yunaninya adalah KATERGAZESTHE,


yang berasal dari kata kerja yang berarti 'to bring to completion' (=
menyelesaikan).

Jadi, 'kerjakan keselamatanmu' berarti: dalam jalan saudara ikut Tuhan, jangan
berhenti di tengah jalan! Ikutlah terus sampai akhir!

b) 'Tetaplah kerjakan keselamatanmu' (ay 12).

Ini menunjukkan bahwa kita harus tekun / terus berusaha, mulai saat kita percaya
kepada Kristus, sampai kita bertemu dengan Dia muka-dengan muka!

Penerapan:

Apakah saudara saat ini sudah mulai mundur / mau berhenti dalam ikut Tuhan, dalam
belajar firman Tuhan, dalam melayani Tuhan dsb? Tidak ada gunanya untuk ikut
Tuhan, kecuali saudara ikut Dia sampai akhir!

c) Mereka harus tetap mengerjakan keselamatan, tanpa tergantung kehadiran Paulus


(ay 12).

Penerapan:
Jangan hanya aktif / saleh di depan pendeta saudara! Ingat bahwa saudara
bertanggung jawab kepada Tuhan dan bukan kepada manusia / pendeta!

d) 'dengan takut dan gentar' (ay 12).

 dalam bahasa aslinya, kata-kata 'dengan takut dan gentar' ini diletakkan di
depan [Lit: 'with fear and trembling, work out your salvation' (= dengan takut
dan gentar, kerjakanlah keselamat-anmu)]. Ini menunjukkan bahwa bagian ini
ditekankan!

 kata-kata ini tentu tak berarti bahwa kita betul-betul harus ikut Tuhan dengan
gemetaran! Artinya adalah: Paulus menghendaki suatu usaha yang serius!

Seseorang berkata:

'Paul has no sympathy with a cold and dead orthodoxy or formalism that knows
nothing of struggle and growth' (= Paulus tidak bersimpati dengan kekolotan dan
formalisme yang dingin dan mati, yang tidak mengenal pergumulan dan
pertumbuhan).

 kata-kata ini juga menunjukkan bahwa dalam berusaha kita harus punya
kerendahan hati, yang diwujudkan dengan suatu kesadaran bahwa kita
sebetulnya tidak bisa melakukan hal itu dengan kekuatan kita sendiri.

e) Kalau ay 12 menyuruh kita mengerjakan keselamatan kita, mengapa ay 13


mengatakan bahwa Allahlah yang bekerja?

 Ay 13 (NASB): 'for it is God who is at work in you, both to will and


to work' (= karena Allahlah yang bekerja di dalam kamu, baik dalam
menghendaki maupun dalam bekerja).

Kata 'work' yang pertama dalam bahasa Yunaninya adalah ENERGON (present
participle). Kata ini menunjukkan bahwa Allah disebut sebagai 'the energizing
one' atau 'the energizer' (= orang yang memberi energi).

Selanjutnya, baik kata 'work' yang pertama maupun yang kedua, menggunakan kata
Yunani yang berasal dari kata ENERGEIN yang selalu menunjuk pada tindakan
Allah, dan selalu menunjukkan pada tindakan yang effective / pasti berhasil.

 Ay 13 ini menunjukkan bahwa baik 'to will' maupun 'to work / to do' (= untuk
mau maupun untuk mengerjakan), semuanya ada-lah karena pekerjaan Allah
dalam diri kita.
 'menurut kerelaanNya' (ay 13) menunjukkan kedaulatan Allah!

Dari semua ini maka kelihatan dengan jelas bahwa ay 13 ini seolah-olah bertentangan
dengan ay 12.

A.T. Robertson mengatakan:

"Paul makes no attempt to reconcile divine sovereignty and human free agency, but
boldly proclaim both" (= Paulus tidak berusaha untuk menda-maikan kedaulatan ilahi
dan kebebasan manusia, tapi dengan berani membe-ritakan keduanya).

Kesimpulannya: sekalipun ay 13 mengatakan bahwa semua itu adalah pekerjaan


Allah, tetapi kita tetap punya tanggung jawab untuk berusaha / mengerjakan
keselamatan kita!

2) Lakukan semua tanpa bersungut-sungut dan berbantah-bantahan (ay 14).

Ada 2 tafsiran tentang bagian ini:

a) Ini diberikan oleh Paulus untuk menghindari adanya orang yang mengerjakan
keselamatannya sambil bersungut-sungut.

Jadi, yang ia tekankan adalah usaha dari hati!

b) Bersungut-sungut menunjukkan kejengkelan / ketidaksenangan terhadap seseorang,


baik yang dipendam dalam hati, atau yang dinyatakan di belakang orangnya.

Berbantah-bantahan menunjuk pada pertengkaran yang terbuka.

Jadi, dengan melarang dua hal ini, Paulus menekankan kesatuan gereja!

Saya lebih condong pada pandangan yang ke 2. Kalau demikian, maka maksud Paulus
adalah: kita harus mengerjakan keselamatan dengan tetap bersatu / tanpa gegeran!

3) Berpegang pada firman kehidupan (ay 16).

NIV: 'hold out' / 'hold on to' (= bertahan / berpegang).

NASB/RSV: 'holding fast' (= berpegang teguh).

KJV: 'holding forth' (= berbicara).


Dari terjemahan-terjemahan ini maka terlihat bahwa ay 16 ini mempu-nyai 2
kemungkinan:

 Berpegang pada Firman kehidupan / Firman Tuhan.


 Memberitakan Firman kehidupan / Injil.

Kontex rasanya lebih membenarkan pandangan pertama

Jadi, kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan berpegang pada Firman Tuhan!

Penerapan:

Apakah saudara betul-betul berpegang pada Firman Tuhan, baik melalui saat teduh,
khotbah dalam kebaktian, maupun Pemahaman Alkitab?

Penutup:
Sama seperti orang Filipi, mungkin saudarapun sudah mengalami banyak kemajuan
dalam hidup kekristenan saudara. Tetapi, saudara tidak boleh puas dengan keadaan
itu. Saudara harus berusaha untuk lebih maju lagi! Maukah saudara?

-AMIN-

Anda mungkin juga menyukai