Anda di halaman 1dari 2

Nama Presentator: Josua Wirjawan Santoso

Teks Alkitab: Yosua 23:1-13


Tafsiran
Perang telah selesai, Yosua adalah salah satu dari 12 pengintai yang dikirimkan
oleh Musa, sebelum mereka memasuki Tanah Pejanjian (Kanaan). Yosua telah
lanjut usianya. Saat itu diperkirakan usianya adalah 110 tahun. Yosua, akan
meninggalkan bangsa Israel, selamanya, dalam waktu yang tidak lama lagi.
Sebelum meninggal dunia,Yosua melakukan pidato perpisahan yang ditujukan
pada para pemuka bangsa Israel. Isinya adalah mengingatkan agar bangsa Israel
itu setia pada Tuhan.
Fokus
Isi pidato perpisahan Yosua pada para pemuka dan pemimpin bangsa Israel.
Tujuan
Mengingatkan jemaat agar setia pada Tuhan. Seperti Yosua telah mengingatkan Para
Pemuka bangsa Israel agar tetap setia pada Tuhan. Karena tanpa penyertaan & pertolongan
Tuhan. Tidak mungkin bangsa Israel ini bisa memasuki Tanah Perjanjian (Kanaan). Mereka
masuk ke Kanaan karena pertolongan Tuhan, bukan karena kehebatan bangsa Israel itu
sendiri.

Tema
“Tetaplah setia pada Tuhan”

Sistematika
1. Pembukaan:
Arti kata setia menurut KBBI adalah: “Berpegang teguh (pada janji, pendirian); patuh;
taat”. Yosua, memberikan pidato perpisahan pada bangsanya, Ketika Yosua sudah
sangat lanjut usia, diperkirakan berumur 110 tahun saat itu. Jadi, pidato Yosua
tersebut, seperti wasiat dari Yosua pada bangsanya yang harus ditaati/dipegang
teguh, selamanya. Yosua, menyadari bahwa bangsa Israel yang masuk di Tanah
Kanaan itu sesungguhnya adalah bangsa yang lahir di Gurun Pasir, di mana mereka itu
tentunya tidak mengalami penderitaan hidup di Mesir dan Ketika bangsa Israel itu
keluar dari Mesir.

2. Batang Tubuh:
Yosua, sangat mengenal watak dan sifat dari bangsa Israel. Karena Yosua, merupakan
orang yang ikut keluar dari Mesir dan hidup menggembara selama 40 tahun di Gurun
Pasir Bersama-sama dengan pemimpinnya, yaitu Musa. Yosua, tahu bahwa selama
itu, ada banyak mujizat dan pertolongan dari Tuhan yang diberikan unrtuk menolong
bangsa Israel tersebut. Yosua ingin agar bangsanya itu mengingat dan tidak
melupakan pertolong yang Tuhan telah berikan pada mereka, sampai mereka bisa
masuk dan tinggal di Tanah Perjanjian, yaitu Kanaan dengan selamat. Yosua,
menyadari bahwa bangsa Israel yang masuk di Tanah Kanaan itu sesungguhnya adalah
bangsa yang lahir di Gurun Pasir, di mana mereka itu tentunya tidak mengalami
penderitaan hidup bangsanya di Mesir. Ketika bangsa Israel itu keluar dari Mesir,
begitu banyak mujizat yang dilakukan oleh Tuhan agar bangsa Israel tersebut bisa
keluar dari tanah Mesir. Yosua sangat menyadari bahwa tanpa pertolongan Tuhan,
tidak mungkin bangsa Israel bisa masuk ke Kanaan.

3. Puncak:
Karena itu peristiwa pidato perpisahan dari Yosua, ini merupakan bentuk kepedulian
dari Yosua, yang sangat menginginkan agar bangsanya itu setia pada Allah yang telah
banyak menolong mereka, sehingga mereka bisa memasuki Tanah Kanaan dengan
selamat. Semuanya itu tidak mungkin terjadi tanpa pertolongan dari Tuhan sendiri.
Kesetiaan pada Tuhan ini merupakan inti dari pidato Yosua tersebut, yang harus
ditaati dan dipatuhi oleh bangsa Israel tsb.

Pidato perpisahan Yosua, ini juga berlaku untuk hidup kita, bukan saja untuk bangsa
Israel tersebut. Hidup kita ini, mirip seperti kehidupan bangsa Israel yang sering tidak
setia pada Tuhan padahal setiap hari Tuhan memimpin dan banyak melakukan
pertolongan serta pimpinan pada kita. Tapi kita sering tidak setia dan melupakan
Tuhan. Melalui pidato Yosua tersebut, kita diingatkan juga, agar kita tetap setia pada
Firman dan Kehendak Allah yang telah menyelamatkan hidup kita dari dosa dan
memimpin hidup kita, setiap harinya. Kalau kita tidak taat dan setia pada Allah maka
kita bisa menjadi budak dosa dan tergelincir kembali pada perbuatan dosa yang
membawa kita pada kebinasaan. Amin.

Anda mungkin juga menyukai