Modul Praktikum Kimia Dasar
Modul Praktikum Kimia Dasar
KIMIA DASAR
Disusun Oleh:
Tim Kimia Dasar
Kimia dasar merupakan ilmu dasar yang telah menjadi tuntunan dalam
banyak jurusan di perguruan tinggi. Pada hakekatnyaIlmu Kimia adalah ilmu yang
bersifat eksperimental, oleh karena itu percobaan adalah salah satu langkah
penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Kimia, sehingga
mahasiswa mampu menghubungkan teori yang diperoleh saat kuliah dengan bukti
dari hasil eksperimen. Buku penuntun praktikum Kimia Dasar ini disusun untuk
memenuhi harapan tersebut.
Buku panduan praktikum ini akan memudahkan mahasiswa dan asisten
untuk memahami tujuan pada setiap percobaan dan memcatat langsung hasil
pengamatan pada lembar laporan.
Buku penuntun praktukum ini adalah wujud dari upaya para Dosen Kimia
di Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung. Dengan rendah hati kami mengharapkan saran yang bersifat
membangun dari pengguna agar buku penuntun praktikum ini dapat kami
sempurnakan pada terbitan yang akan datang, dan kami sangat berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku penuntun
praktukum ini.
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PERCOBAAN
A. Tujuan
Pengenalan beberapa macam alat dan penggunaannya.
B. Teori
Dalam rangka membuktikan kebenaran teori-teori kimia dan
meningkatkan pemahaman, mengadakan percobaan atau eksperimen di
laboratorium adalah hal yang sangat penting. Untuk mengadakan suatu
percobaan dibutuhkan beberapa media seperti alat-alat praktikum. Ada
beberapa alat-alat pokok yang sering kita jumpai dalam praktikum, antara
lain:
8 Pipet Untuk
- Pipet mengambil
Tetes larutan dalam
jumlah kecil
Pada bagian Untuk
- Pipet tengah pipet ada mengambil
Gondok bagian yang larutan
membesar dengan
(gondok) volume
ujungnya tertentu dan
runcing mempunyai
posisi yang
tinggi,
ketepatannya
lebih tepat
dari gelas
ukur
A. Tujuan
Tujuan percobaan mengenai pembuatan larutan kimia ini adalah:
1) Dapat menghitung massa NaCl yang akan digunakan
2) Mampu membuat larutan dari bentuk padatannya
3) Dapat menghitung MOL, setelah pengenceran (meninjau dari perubahan
volumenya)
B. Teori
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda
jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute)
dan pelarut (solvent). Air merupakan pelarut yang tidak asing lagi dalam
kehidupan. Sifat-sifat air seperti mudah diperoleh, mudah digunakan, dan
kemampuannya untuk melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang tidak
memiliki oleh pelarut lain. Sifat ini yang menempatkan air sebagai pelarut
universal.
Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai banyaknya zat terlarut dalam
sejumlah pelarut. Beberapa satuan konsentrasi yang sering dijumpai antara
lain: %berat, %volume, %berat/volume, ppm, molaritas.
Membuat sediaan kimia berupa larutan dilaboratorium memerlukan teknik
tertentu dengan ditunjang oleh pengetahuan teoritis yang mendasarinya.
Penentuan massa padatan yang digunakan untuk membuat larutan dengan
satuan konsentrasi molaritas dihitung menggunakan rumus :
D. Prosedur Percobaan
1) Pembuatan larutan 100ml NaCl 0,1M
a. Hitunglah massa NaCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan
100ml NaCl 1M secar teoritis.
b. Timbang gelas arloji terlebih dahulu.
c. Ambil NaCl menggunakan spatula kemudian timbang NaCl kira-kira
sejumlah massa tersebut dengan neraca digital.
d. Pindahkan gelas ukur 25 ml, tambahkan 10ml akuades, goyang hingga
homogen (jika perlu menggunakan pengaduk).
e. Setelah homogen pindahkan kegelas beaker 100ml.
f. Bilas gelas ukur 25ml dengan akuades secukupnya.
g. Jadikan volume akhir sampai batas gelas beaker.
h. Pindahkan larutan kedalam gelas beaker 200ml, kemudian tambahkan
akuades sampai batas gelas beaker.
i. Hitung MOL dari perubahan volumenya.
j. Buatlah kesimpulan dari praktikum yang kalian lalukan.
PERCOBAAN III
A. Tujuan
B. Teori
1. Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan
cairan dan padatan yang tidak larut dengan menggunakan penyaringan
(filter) berdasarkan perbedaan ukuran partikel sebagai. Contoh
penyaringan air yang bercampur pasir disaring dengan kertas saring
sehingga pasir akan tertinggal di kertas saring.
Penyaringan adalah proses pemisahan zat dan campuran cairan
melalui media kertas dengan pori besar di mana zat padat tidak bisa
melewati pori-pori. Campuran zat yang dipisahkan terhadap perbedaan
ukuran partikel-partikel senyawa sehingga pemilihan medium penyaringan
sangat menentukan baik atau tidaknya pemisahan yang dilakukan.
2. Dekantasi
Dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan padatan
yang saling yang paling sederhana yaitu dengan menuangkan cairan
perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian dasar bejana. Cara
ini dapat dilakukan jika endapan mempunyai ukuran partikel yang besar
dan massa jenisnya pun besar, sehingga dapat terpisah dengan baik
terhadap cairannya. Jika massa jenis dan dengan baik terhadap cairannya
jika massa jenis dan dengan ukuran partikel relatif kecil sehingga ada
sebagian padatan yang melayang atau mengapung maka cara pemisahan
yang paling tepat adalah dengan penyaringan dan sentrifugasi. Contoh
dekantasi ialah antara air dan pasir atau campuran suspensi lainnya antara
padatan dan cairan. Bahkan sebenarnya dekantasi juga bisa dilakukan
antara dua cairan yang tidak bercampur seperti air dan minyak.
C. Alat dan bahan
1. Alat :
Beaker Gelas
Corong
Gelas Ukur
Kertas Filter
Kaca Arloji
Botol Semprot
Pengaduk Gelas
Evaporating Dish
2. Bahan :
Kopi
Air
Pasir
D. Prosedur percobaan
Langkah-Langkah percobaan
1. Filtrasi
Pisahkan sentrat atau bagian larut yang jernih dari endapan dengan cara
disaring dengan kertas saring filtrasi yang sebelumnya dipasang di
dalam corong dan filtrasinya di tamping di beker gelas
Bandingkanlah antara filtrasi dengan sentrat Manakah yang lebih jernih
2. Dekantasi
A. Prinsip
Analisis pendahuluan yang didasarkan pada reaksi kation dan anion.
B. Tujuan
Mengetahui, mengenal, serta dapat memahami hasil reaksi dari tiap ion
dan dapat menyelidiki kation dan anion dari suatu sampel.
C. Teori
Analisis suatu sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Analisis Kualitatif
b. Analisis Kuantitatif
a. Analisis Pendahuluan
Analisis bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah
sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan diteliti.
Analisis pendahuluan meliputi:
1. Orgenoleptis (menggunakan panca indra), yang dianalisis biasanya
berupa bentuk, warna, bau dan rasa.
2. Pemanasan dengan tabung pijar.
3. Reaksi nyala (flame test) dilakukan dengan menggunakan kawat Pt
atau Nicr.
b. Analisis Kation dan Anion
Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka langsung di
identifikasi dengan cara test tube.
D. Cara Kerja
Reaksi Pengenalan Kation
1. Reaksi Nyala (Flame Test)
Analisis pendahuluan dilakukan dengan reaksi nyala menggunakan
kawat Pt atau Nicr padanya alat oksidasi pembakar Bunsen. Celupkan
kawat Pt atau Nicr kedalam tabung reaksi yang berisi larutan HCl pekat.
Bakar kawat ini pada nyala oksidasi tidak tampak warna lain kecuali nyala
pembakar.
2. Test Tube
Cu2+
- Larutan CuSO4+NaOH endapan biru, bila dipanaskan menjadi
hitam.
- Larutan CuSO4+NH4OH endapan biru muda, bila ditambahkan
NH4OH berlebihan akan larut kembali.
- Paku besi dilarutkan kedalam larutan CuSO4 biarkan sampai terjadi
lapisan tembaga pada permukaan paku.
K+
Cl-
Br-
PENENTUAN PH LARUTAN
A. Tujuan
B. Teori
pH suatu larutan, jika ditambah dengan asam, pH-nya akan turun karena
konsentrasi ion semakin besar. Sebaiknya, jika ditambah dengan basa, pH
akan meningkat karena konsentrasi ion bertambah. Bagitu pula, jika
diencerkan dengan larutan asam dan basa pH akan berubah karena
konsentrasi asam dan basanya semakin kecil. Namun, ada larutan yang jika
ditambah sedikit asam atau basa, bahkan diencerkan, tidak mengalami
perubahan pH secara berarti. Larutan ini disebut larutan buffer. Ada dua
macam larutan buffer, yaitu larutan buffer asam dan larutan buffer basa.
Larutan buffer asam mempertahankan pH-nya pada kisaran <7 (daerah asam),
sedangkan larutan buffer basa mempertahankan pH-nya pada kisaran >7
(daerah basa).
Alat Percobaan :
1) Gelas beker
2) Pipet tetes
3) PH indicator
4) Gelas ukur
5) Neraca
6) Pengaduk
7) Spatula
8) Gelas arloji
Bahan Percobaan :
1) Asam Asetat ( )
2) Natrium Asetat ( )
3) Amonia ( )
4) Amonia Chlorida ( )
5) HCl
6) NaOH
7) Aquades
D. Langkah Percobaan
A. Tujuan
B. Teori
Zat yang terpecah halus didalam suatu medium atau pelarut disebut zat
terdispersi, sedangkan pelarutnya disebut zat pendispersi atau medium
pendispersi. Sistem yang terbentuk dari dua komponen ini disebut system
disperse. Ada 3 sistem disperse, yaitu system disperse molekuler (system
larutan), system disperse halus (system koloid) dan system disperse kasar
(suspensi).
Alat :
Gelas ukur
Pipet tetes
Pengaduk gelas
Gelas Beaker
Bahan:
Air/quades
Detergen
Minyak tanah
D. Prosedur Percobaan