Anda di halaman 1dari 21

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Disusun Oleh:
Tim Kimia Dasar

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN INTAN
LAMPUNG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Kimia dasar merupakan ilmu dasar yang telah menjadi tuntunan dalam
banyak jurusan di perguruan tinggi. Pada hakekatnyaIlmu Kimia adalah ilmu yang
bersifat eksperimental, oleh karena itu percobaan adalah salah satu langkah
penting dalam pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Kimia, sehingga
mahasiswa mampu menghubungkan teori yang diperoleh saat kuliah dengan bukti
dari hasil eksperimen. Buku penuntun praktikum Kimia Dasar ini disusun untuk
memenuhi harapan tersebut.
Buku panduan praktikum ini akan memudahkan mahasiswa dan asisten
untuk memahami tujuan pada setiap percobaan dan memcatat langsung hasil
pengamatan pada lembar laporan.
Buku penuntun praktukum ini adalah wujud dari upaya para Dosen Kimia
di Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan
Lampung. Dengan rendah hati kami mengharapkan saran yang bersifat
membangun dari pengguna agar buku penuntun praktikum ini dapat kami
sempurnakan pada terbitan yang akan datang, dan kami sangat berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan buku penuntun
praktukum ini.

Bandar Lampung, maret 2020

Tim Kimia Dasar


DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

PERCOBAAN

I. PENGENALAN ALAT DAN PENGGUNAANNYA


II. PEMBUATAN LARUTAN KIMIA
III. FILYTRASI DAN DEKANTASI
IV. REAKSI PENGENALAN KATION, ANION DAN IDENTIFIKASI
V. PENENTUAN LARUTAN PH
VI. PEMBUATAN EMULSI AIR ATAU MINYAK TANAH
PERCOBAAN I

PENGENALAN ALAT-ALAT DAN KEGUNAANNYA

A. Tujuan
Pengenalan beberapa macam alat dan penggunaannya.
B. Teori
Dalam rangka membuktikan kebenaran teori-teori kimia dan
meningkatkan pemahaman, mengadakan percobaan atau eksperimen di
laboratorium adalah hal yang sangat penting. Untuk mengadakan suatu
percobaan dibutuhkan beberapa media seperti alat-alat praktikum. Ada
beberapa alat-alat pokok yang sering kita jumpai dalam praktikum, antara
lain:

No Nama Alat Gambar Deskripsi Alat Penggunaan


1 Tabung Reaksi Terbuat dari Untuk
gelas, berbentuk mereaksikan
memanjang, zat-zat kimia
tidak terdapat dalam jumlah
ukuran volume sedikit, dapat
(karena hanya dipanaskan.
untuk
mereaksikan)
2 Penjepit Terbuat dari Untuk
kayu atau kawat memegang
tabung reaksi
saat
dipanaskan

3 Pengaduk Gelas Terbuat dari Untuk


gelas seperti mengaduk
sendok sangat campuran
kecil namun atau larutan
memanjang zat kimia
ketika
mereaksikan
zat kimia.
Untuk
menolong
pada saat
menuangkan
cairan dalam
proses
penyaringan.
4 Corong Bentuknya Untuk
seperti corong menolong
pada umumnya pada waktu
namun terbuat memasukkan
dari gelas cairan ke
dalam suatu
tempat yang
sempit
mulutnya
seperti botol,
labu ukur,
dan lain-lain
5 Pipa Bengkok Seperti pipa Untuk
yang bengkok, mengalirkan
terbuat dari gas ke dalam
gelas tempat yang
tertutup atau
ke dalam
cairan

6 Gelas Arloji Berbentuk Untuk


seperti piringanmenimbang
cekung, terbuat zat yang
dari gelas berbentuk
kristal
7 Gelas Ukur Terbuat dari Untuk
gelas, dengan mengukur
ukuran-ukuran volume
volume dalam bentuk
cairan. Tidak
dapat
digunakan
untuk
mengukur
larutan
bersuhu
tinggi

8 Pipet Untuk
- Pipet mengambil
Tetes larutan dalam
jumlah kecil
Pada bagian Untuk
- Pipet tengah pipet ada mengambil
Gondok bagian yang larutan
membesar dengan
(gondok) volume
ujungnya tertentu dan
runcing mempunyai
posisi yang
tinggi,
ketepatannya
lebih tepat
dari gelas
ukur

- Pipet Berbeda dari Untuk


Ukur pipet gondok, mengambil
pipet ukur larutan
semua dengan
bagiannya sama volume
tertentu dan
mempunyai
ukuran yang
berbeda
9 Gelas Piala Terbuat dari Sebagai
(Beaker Glass) gelas berbentuk tempat
atau Gelas seperti piala mengukur
Kimia (beaker), larutan, dapat
memiliki digunakan
ukuran-ukuran untuk
volume memanaskan
larutan,
menguapkan
solven/pelarut
serta
merekatkan
10 Erlemeyer Terbuat dari Dipakai
gelas yang untuk zat
semakin ke atas yang akan
semakin kecil dititrasi,
dapat juga
digunakan
untuk
memanaskan
larutan
11 Labu Ukur Terbuat dari Untuk
gelas membuat
larutan
standar atau
pengenceran
dengan
volume yang
tepat, tidak
dipakai untuk
mengukur
pelarut atau
larutan yang
panas

12 Buret Terbuat dari Untuk


gelas, melakukan
mempunyai titrasi, zat
skala dan kran yang dipakai
untuk
menitrasi
ditempatkan
dalam buret
dan
dikeluarkan
sedikit demi
sedikit
melalui
keran,
volume dari
zat yang
dipakai
dilihat pada
skala
PERCOBAAN II

PEMBUATAN LARUTAN KIMIA

A. Tujuan
Tujuan percobaan mengenai pembuatan larutan kimia ini adalah:
1) Dapat menghitung massa NaCl yang akan digunakan
2) Mampu membuat larutan dari bentuk padatannya
3) Dapat menghitung MOL, setelah pengenceran (meninjau dari perubahan
volumenya)

B. Teori
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat berbeda
jenis. Ada dua komponen utama pembentuk larutan, yaitu zat terlarut (solute)
dan pelarut (solvent). Air merupakan pelarut yang tidak asing lagi dalam
kehidupan. Sifat-sifat air seperti mudah diperoleh, mudah digunakan, dan
kemampuannya untuk melarutkan berbagai zat adalah sifat-sifat yang tidak
memiliki oleh pelarut lain. Sifat ini yang menempatkan air sebagai pelarut
universal.
Konsentrasi larutan didefinisikan sebagai banyaknya zat terlarut dalam
sejumlah pelarut. Beberapa satuan konsentrasi yang sering dijumpai antara
lain: %berat, %volume, %berat/volume, ppm, molaritas.
Membuat sediaan kimia berupa larutan dilaboratorium memerlukan teknik
tertentu dengan ditunjang oleh pengetahuan teoritis yang mendasarinya.
Penentuan massa padatan yang digunakan untuk membuat larutan dengan
satuan konsentrasi molaritas dihitung menggunakan rumus :

Massa (gram) = M x V (liter) x Mr M= Mr =


C. Alat dan Bahan
1) Alat
a. Neraca digital
b. Gelas arloji
c. Gelar ukur
d. Gelar beaker
e. Labu ukur
f. Pengaduk
g. Spatula
h. Pipet tetes
i. Corong kaca
2) Bahan
a. NaCl
b. Aquades

D. Prosedur Percobaan
1) Pembuatan larutan 100ml NaCl 0,1M
a. Hitunglah massa NaCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan
100ml NaCl 1M secar teoritis.
b. Timbang gelas arloji terlebih dahulu.
c. Ambil NaCl menggunakan spatula kemudian timbang NaCl kira-kira
sejumlah massa tersebut dengan neraca digital.
d. Pindahkan gelas ukur 25 ml, tambahkan 10ml akuades, goyang hingga
homogen (jika perlu menggunakan pengaduk).
e. Setelah homogen pindahkan kegelas beaker 100ml.
f. Bilas gelas ukur 25ml dengan akuades secukupnya.
g. Jadikan volume akhir sampai batas gelas beaker.
h. Pindahkan larutan kedalam gelas beaker 200ml, kemudian tambahkan
akuades sampai batas gelas beaker.
i. Hitung MOL dari perubahan volumenya.
j. Buatlah kesimpulan dari praktikum yang kalian lalukan.
PERCOBAAN III

FILTRASI DAN DEKANTASI

A. Tujuan

Memahami cara memisahkan dan memurnikan zat

B. Teori

1. Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi adalah metode pemisahan yang digunakan untuk memisahkan
cairan dan padatan yang tidak larut dengan menggunakan penyaringan
(filter) berdasarkan perbedaan ukuran partikel sebagai. Contoh
penyaringan air yang bercampur pasir disaring dengan kertas saring
sehingga pasir akan tertinggal di kertas saring.
Penyaringan adalah proses pemisahan zat dan campuran cairan
melalui media kertas dengan pori besar di mana zat padat tidak bisa
melewati pori-pori. Campuran zat yang dipisahkan terhadap perbedaan
ukuran partikel-partikel senyawa sehingga pemilihan medium penyaringan
sangat menentukan baik atau tidaknya pemisahan yang dilakukan.
2. Dekantasi
Dekantasi adalah suatu cara pemisahan antara larutan dan padatan
yang saling yang paling sederhana yaitu dengan menuangkan cairan
perlahan-lahan sehingga endapan tertinggal di bagian dasar bejana. Cara
ini dapat dilakukan jika endapan mempunyai ukuran partikel yang besar
dan massa jenisnya pun besar, sehingga dapat terpisah dengan baik
terhadap cairannya. Jika massa jenis dan dengan baik terhadap cairannya
jika massa jenis dan dengan ukuran partikel relatif kecil sehingga ada
sebagian padatan yang melayang atau mengapung maka cara pemisahan
yang paling tepat adalah dengan penyaringan dan sentrifugasi. Contoh
dekantasi ialah antara air dan pasir atau campuran suspensi lainnya antara
padatan dan cairan. Bahkan sebenarnya dekantasi juga bisa dilakukan
antara dua cairan yang tidak bercampur seperti air dan minyak.
C. Alat dan bahan
1. Alat :

 Beaker Gelas

 Corong

 Gelas Ukur

 Kertas Filter

 Kaca Arloji

 Botol Semprot

 Pengaduk Gelas

 Evaporating Dish

2. Bahan :

 Kopi

 Air

 Pasir

D. Prosedur percobaan

Langkah-Langkah percobaan

1. Filtrasi

 Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu

 Ambil satu sendok bubuk kopi

 Masukkan bubuk kopi ke dalam gelas kimia yang berisi 10 ml air

 Pisahkan sentrat atau bagian larut yang jernih dari endapan dengan cara
disaring dengan kertas saring filtrasi yang sebelumnya dipasang di
dalam corong dan filtrasinya di tamping di beker gelas
 Bandingkanlah antara filtrasi dengan sentrat Manakah yang lebih jernih

2. Dekantasi

 Siapkan alat dan bahan terlebih dahulu

 Ambil satu sendok pasir

 Masukan pasir ke dalam gelas kimia yang berisi 50 ml air

 Menuangkan larutan dengan pengaduk kedalam gelas Beaker secara


perlahan-lahan

 Bandingkan larutan yang sebelum di dekantasi dengan larutan yang


sudah di dekantasi
PERCOBAAN IV

REAKSI PENGENALAN KATION, ANION, DAN IDENTIFIKASI

A. Prinsip
Analisis pendahuluan yang didasarkan pada reaksi kation dan anion.
B. Tujuan
Mengetahui, mengenal, serta dapat memahami hasil reaksi dari tiap ion
dan dapat menyelidiki kation dan anion dari suatu sampel.
C. Teori
Analisis suatu sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Analisis Kualitatif
b. Analisis Kuantitatif

Di dalam percobaan ini hanya dilakukan analisis kualitatif saja.

Berdasarkan cara kerjanya analisis kualitatif dibagi menjadi dua bagian,


yaitu:

a. Analisis Pendahuluan
Analisis bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah
sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan diteliti.
Analisis pendahuluan meliputi:
1. Orgenoleptis (menggunakan panca indra), yang dianalisis biasanya
berupa bentuk, warna, bau dan rasa.
2. Pemanasan dengan tabung pijar.
3. Reaksi nyala (flame test) dilakukan dengan menggunakan kawat Pt
atau Nicr.
b. Analisis Kation dan Anion
Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka langsung di
identifikasi dengan cara test tube.
D. Cara Kerja
Reaksi Pengenalan Kation
1. Reaksi Nyala (Flame Test)
Analisis pendahuluan dilakukan dengan reaksi nyala menggunakan
kawat Pt atau Nicr padanya alat oksidasi pembakar Bunsen. Celupkan
kawat Pt atau Nicr kedalam tabung reaksi yang berisi larutan HCl pekat.
Bakar kawat ini pada nyala oksidasi tidak tampak warna lain kecuali nyala
pembakar.
2. Test Tube
Cu2+
- Larutan CuSO4+NaOH endapan biru, bila dipanaskan menjadi
hitam.
- Larutan CuSO4+NH4OH endapan biru muda, bila ditambahkan
NH4OH berlebihan akan larut kembali.
- Paku besi dilarutkan kedalam larutan CuSO4 biarkan sampai terjadi
lapisan tembaga pada permukaan paku.

K+

Kation Warna Nyala


Li+ Merah
Na+ Kuning
K+ Ungu (dilihat dari kaca kobalt)
2+
Ba Kuning-Hijau
Sr2+ Merah Karmin
Cu2+ Hijau Biru
Ca2+ Biru Kuning
- Larutan KCL + asam tatrat + etanol 10 tetes endapan biru muda,
bila ditambahkan NH4OH berlebihan akan larut kembali.
- Larutan KCL + HClO4 endapan kristal putih
Reaksi Pengenalan Anion

Cl-

Larutan NaCl + HNO3 encer + AgNO3 endapan putih.

Br-

Larutan KBr + HNO3 encer + AgNO3 endapan putih.


PERCOBAAN V

PENENTUAN PH LARUTAN

A. Tujuan

Membedakan PH larutan penyangga dan larutan bukan penyangga, akibat


penambahan sedikit asam, sedikit basa atau pengenceran.

B. Teori

pH suatu larutan, jika ditambah dengan asam, pH-nya akan turun karena
konsentrasi ion semakin besar. Sebaiknya, jika ditambah dengan basa, pH
akan meningkat karena konsentrasi ion bertambah. Bagitu pula, jika
diencerkan dengan larutan asam dan basa pH akan berubah karena
konsentrasi asam dan basanya semakin kecil. Namun, ada larutan yang jika
ditambah sedikit asam atau basa, bahkan diencerkan, tidak mengalami
perubahan pH secara berarti. Larutan ini disebut larutan buffer. Ada dua
macam larutan buffer, yaitu larutan buffer asam dan larutan buffer basa.
Larutan buffer asam mempertahankan pH-nya pada kisaran <7 (daerah asam),
sedangkan larutan buffer basa mempertahankan pH-nya pada kisaran >7
(daerah basa).

C. Alat dan Bahan Percobaan

Alat Percobaan :

1) Gelas beker

2) Pipet tetes

3) PH indicator

4) Gelas ukur

5) Neraca
6) Pengaduk

7) Spatula

8) Gelas arloji

Bahan Percobaan :

1) Asam Asetat ( )

2) Natrium Asetat ( )

3) Amonia ( )

4) Amonia Chlorida ( )

5) HCl

6) NaOH

7) Aquades

D. Langkah Percobaan

1) Buat larutan penyanggah asam. Siapkan gelas beker, kemudian siapkan


15ml menggunakan gelas ukur dan tuangkan ke dalam gelas
beker. Kemudian siapkan 15 ml menggunakan gelas ukur,
lalu masukkan ke dalam gelas beker yang berisi . Aduk larutan
menggunakan spatula.

2) Ukur larutan menggunakan pH indicator universal.

3) Siapkan 3 gelas beker yang berisi larutan penyangga asam


. Pada gelas pertama tambahkan sedikit asam HCl sebanyak
5 tetes. Pada gelas kedua tambahkan sedikit basa NaOH sebanyak 5 tetes.
Pada gelas ketiga tambahkan aquades sebanyak 5 tetes.

4) Ukur ketiga gelas tersebut menggunakan pH indicator universal.


5) Buat larutan penyangga basa. Siapkan gelas beker, kemudian siapkan 15
ml menggunakan gelas ukur dan tuangkan ke dalam gelas beker. Lalu
larutkan kedalam gelas beker yang berisi .

6) Ukur larutan menggunakan pH indicator universal.

7) Siapkan 3 gelas beker yang berisi larutan penyangga basa .


Pada gelas pertama tambahkan sedikit asam HCl sebanyak 5 tetes. Pada
gelas kedua tambahkan sedikit basa NaOH sebanyak 5 tetes. Pada gelas
ketiga tambahkan sedikit aquades sebanyak 5 tetes.

8) Ukur ketiga gelas tersebut menggunkan pH indicator universal.


PERCOBAAN VI

PEMBUATAN EMULSI AIR ATAU MINYAK TANAH

A. Tujuan

Tujuan percobaan mengenai pembuatan larutan kimia ini adalah:

1) Membedakan zat terdispersi dan medium pendispersi dalam system koloid

2) Membuat system koloid emulsi

B. Teori

Zat yang terpecah halus didalam suatu medium atau pelarut disebut zat
terdispersi, sedangkan pelarutnya disebut zat pendispersi atau medium
pendispersi. Sistem yang terbentuk dari dua komponen ini disebut system
disperse. Ada 3 sistem disperse, yaitu system disperse molekuler (system
larutan), system disperse halus (system koloid) dan system disperse kasar
(suspensi).

Ciri-ciri system koloid antara lain:

1) Bidang batas antara zat terdispersi dan medium pendispersinya hanya


dapat dideteksi dengan bantuan mikroskop-ultra.

2) Bersifat 2 fasa tetapi sukar memisah (cukup stabil).

3) Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa.

Ukuran partikel koloid terletak diantara ukuran dari partikel larutan


(diameter : 1 nm) dan partikel suspense (diameter: >200nm). Partikel larutan
pada system larutan dapat diubah menjadi partikel koloid dengan cara
memperbesar ukurannya, disebut cara kondensasi meliputi cara pertukaran
pelarut, cara hidrolisis, cara redoks dan cara dekomposisi-ganda. Sebaliknya,
partikel suspense dapat diubah menjadi partikel koloid dengan cara
memperkecil ukuran partikelnya disebut cara dispense meliputi, cara dispersi
mekanik, cara disperse peptisasi dan cara dipersi listrik Pembentukan koloid
tergantung pada konsentrasi, cara percampurai, suhu atau kemurnian dari
komponen pembentuknya.

C. Alat dan bahan

Alat :

 Gelas ukur

 Pipet tetes

 Pengaduk gelas

 Gelas Beaker

Bahan:

 Air/quades

 Detergen

 Minyak tanah

D. Prosedur Percobaan

a. Ambil 5 ml air kemudian larutkan kedalamnya sedikit detergen.


Masukkan 2-3 tetes campuran air-detergen ini kedalam cairan minyak
tanah, kemudian kocok-berhenti-kocok, sampai beberapa kali. Apa yang
terjadi?

b. Ambil 10 ml air kemudian larutkan kedalamnya sedikit detergen.


Masukkan 2-3 tetes minyak tanah ini kedalam campuran air-detergen.
kemudian kocok-berhenti-kocok,sampai beberapa kali. Apa yang terjadi?

Anda mungkin juga menyukai