Modul Ajar Ketidakpastian
Modul Ajar Ketidakpastian
TEORI KETIDAKPASTIAN
5.1 ILUSTRASI
Seorang perawat Sebuah RS sedang mengukur suhu badan salah seorang
pasiennya dengan menggunakan sebuah termometer gelas yang cukup teliti dan
hasilnya 39,4 oC. sesaat dia tidak segera mencatatnya pada buku laporan kerja karena
merasa sedikit ragu dengan hasil pengukurannya , sebab suhu tersebu relatif tinggi bagi
pasien tersebut, dia memutuskan untuk melakukan pengukuran lagi dan hasilnya malah
membuat dia bingung, yaitu 39,6 oC. karena bingung campur penasaran dia melakukan
sekali lagi pengukuran dengan maksud memastikan apakah hasil pengukuran yang
pertama atau kedua yang akan diambil, dan ternyata pengukuran ke –3 adalah 39,5 oC.
Akhirnya dia memutuskan untuk mencoba dan mencoba lagi pengukurannya hingga 10
kali dengan harapan akan mendapatkan hasil terbanyak pada nilai tertentu dan nilai
itulah yang akan diambil. Karena dia yakin bahwa nilai yang didapat tidak akan jauh
dari sekitar nilai 39 oC, dan nilai terbanyak yang keluar tersebut bagi dia cukup beralasan
untuk diambil karena sudah mewakili dari serangkaian proses pengukurannya. Dan dia
tetap yakin seyakin-yakinnya bahwa dia tidak bisa memastikan diantara ke 10 hasil
pengukuran tersebut mana yang menunjukkan nilai sebenarnya. Dia hanya mendapatkan
nilai terbaiknya saja.
Hasil pengukuran dia selengkapnya adalah sbb:
39,4 oC39,6 oC39,5 oC39,4 oC39, 4 oC
39,5 oC39,4 oC39,4 oC39,5 oC39,4 oC
Rata –rata : 39,45 oC
U U
-U X r +U
r = Nilai rata-rata dari hasil pengukuran
= Penyimpangan hasil pengukuran
U = Ketidakpastian hasil pengukuran
X = Nilai sebenarnya dari besaran ukur
Hasil Pengukuran
Pengaruh Suhu Lingkungan
(Repeatability, Standar deviasi , dll)
Type A Type B
Termometer Gelas
0.5 / div, dengan scale Interval ( SI) = 2mm
Type A Type B
Ketidakpastian Type A , ( Ua )
Pada tipe ini biasanya ditandai dengan adanya dat pengukuran, misalnya n kali
pengukuran, maka selanjutnya dari data tersebut, akan ditemukan nilai rata-ratanya,
standar deviasinya, dan atau repeatability-nya. Bentuk kurva dari tipe ini adalah sebaran
Gauss sebagaimana yang dinyatakan pada gambar 2.3 sebagai berikut
.
Gambar 2.3 distribusi normal
1 n
• Nilai rata-rata dari n data X Xk
n k 1
(X i X )2
• Standar deviasi dan n data i 1
n 1
Ketidakpastian type B, UB
Pada analisa tipe ini akan digunakan selain metode statistik, sehingga dari contoh
langkah –langkah untuk melakukan perhitungan ketidakpastian tipe ini adalah sebagai
berikut :
1. Sertifikat kalibrasi dari termometer gelas: misalnya 0,1 oC,
Nilai ini sudah merupakan hsil dari ketidakpastian diperluas U95 , karenanya harus
dicari terlebih dahulu ketidakpastian kombinasinya Uc, ( sebagai ketidakpastian
individual ) yaitu dengan membagi ketidakpastian tersebut dengan faktor cakupan
k. jika tidak ada pernyataan apapun maka dalam setiap laporan kalibrasi dianggap k
= 2, untuk tingkat kepercayaan 95 %. Namun jika kita menginginkan nilai k yang
lebih optimis maka harus dicari terlebih dahulu nilai derajat kebebasannya , v, yang
selanjutnya akan ditemukan nilai k. dalam pencarian nilai v, terlebih dahulu harus
ditemukan nilai readability-nya ( R) dari laboratorium pemberi sertifikat
termometer gelas tersebut, misalnya kita perkirakan dengan nilai R = 10 % , maka V
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan 2.2 berikut:
V = ½ ( 100 / R) 2 (2.2)
Sehingga didapat:
Uc = (U ) (U
a
2
B )2 (2.3)
(Ci .U c ) 4
Veff = (Ci .U i ) ,
4
(2.8)
vi
Dimana Ci = koefisien Sensitifita pada Ketidakpastian Ke-I
Uc = Ketidakpastian kombinasi / gabungan
Ui = ketidakpastian individual ke-I
Vi = Derajat Kebebasan pada ketidakpastian individual ke-I
Pada contoh di atas , telah didapat ketidakpastian kombinasi,
UC = 0,085 oC
UA = 0,0224 oC, v = 9
Membuat Model
Matematik
Daftar sumber –
sumber U
Hitung U
Tipe A dan B
Hitung Ci
Hitung U diperluas
Uexp = k. Uc
Selesai
Hitunglah:
a. Ketidakpastian Hasil Pengukuran (UA1) ?
h. Faktor Cakupan (k ) ?
Dari hasil kalibrasi thermometer digital dan Timbangan didapatkan data pembacaan
berulangnya adalah sebagai berikut:
a. Thermometer Digital
Range Pemb. Pembacaan Alat Rata – Koreksi
( oC ) STD ( C)
o rata (oC)
o
(C) pemb.
1 2 3 4 5 6 7 8
(oC)
10.0 10.3 10.1 10.1 10.2 10.1 10.2 10.0 10.2
10
20.1 20.2 20.4 20.4 20.4 20.4 20.3 20.5 20.1
20
30.3 30.4 30.2 30.5 30.3 30.2 30.3 30.2 30.4
30
40.0 40.5 40.4 40.3 40.3 40.4 40.4 40.3 40.2
40
50.1 50.5 50.5 50.5 50.4 50.5 50.4 50.3 50.6
50
60.2 60.5 60.5 60.4 60.5 60.4 60.6 60.4 60.2
60
Hitunglah:
a. Ketidakpastian Hasil Pengukuran (UA1) e. Ketidakpatian Gabungan (Uc)
b. Ketidakpastian pendekatan regresi (UA2) f. Derajat kebebasan effektif ( Veff)
( linier / non linier )
c. Ketidakpastian kalibrator (U2) g. Faktor Cakupan (k )
dari sertifikat , accuraccy = 0.1 %
d. Ketidakpastian Resolusi ( U3) h. Ketidakpastian Diperluas ( Uexp)
b. Timbangan
Massa Standar ( M ) = 100.g Massa Standar ( M ) = 200 g
Kapasitas Setengah Kapasitas Penuh
( g) ( g )
No Nol (zi) Pembacaan (mi) Perbedaan (ri) Nol (zi) Pembacaan (mi) Perbedaan (ri)
( g) ( g) ( g) ( g) ( g) ( g)
1 2 3 1 2 3
1 0.01 100.01 0.01 199.90
2 0.00 100.00 -0.01 200.00
3 0.01 100.02 0.00 200.01
4 -0.01 100.02 0.02 200.00
5 0.00 100.01 0.01 199.90
Hitunglah :
a Standar Deviasi : …………………….g =…………………………………………g
b Perbedaan maksimum antara pembacaan
berikutnya, r maks :…………………….g =…………………………………………g
c Standar deviasi maks ( maks ) =…………………………………………g
d Ketidakpatian Standar Ut, =…………………………………………g
e Ketidakpastian Resolusi UR =…………………………………………g