Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS ANEKDOT


BERBENTUK DIALOG DENGAN MENGGUNAKAN NARASI
SEHARI-HARI PADA SISWA KELAS X TKJ
DI SMK NEGERI 1 PARBULUAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

DISUSUN OLEH

NAMA : MAYA SOPHA SINAGA,S.Pd.


NIP : 19740317 200502 2001
INSTANSI SMK NEGERI 1 PARBULUAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul PTK:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS ANEKDOT


BERBENTUK DIALOG DENGAN MENGGUNAKAN NARASI
SEHARI-HARI PADA SISWA KELAS X TKJ
DI SMK NEGERI 1 PARBULUAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Nama Penulis : MAYA SOPHA SINAGA,S.Pd.

NIP : 19740317 200502 2001

Telah diperiksa dan disetujui Kepala SMKN 1 Parbuluan

Pada tanggal: 29 November 2021

Kepala SMKN 1 Parbuluan , Penulis,

Drs. Robertus Simarmata Maya Sopha Sinaga, S.Pd.

NIP.19630123199403 1002 NIP.19740317 200502 2001


ABSTRAK
Maya Sopha Sinaga,S.Pd.” PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS
ANEKDOT BERBENTUK DIALOG DENGAN
MENGGUNAKAN NARASI SEHARI-HARI PADA SISWA
KELAS X TKJ DI SMK NEGERI 1 PARBULUAN TAHUN
PELAJARAN 2021/2021”

Karya tulis penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan untuk mengangkat dan
memacu semangat guru bahasa Indonesia untuk mau meningkatkan keterampilan siswa
dalam menulis teks anekdot dengan cara menulis teks lucu berbentuk dialog dengan
menggunakan narasi dari kehidupan sehari-hari di kelas X.
Pemecahan masalah akibat masih banyaknya siswa yang malas dan tak tertarik untuk
menulis terutama teks anekdot berbentuk dialog karena kebanyakan siswa itu tidak sering
berlatih setiap ada moment yang harus dituangkan dalam keterampilan menulis. Setelah
dilakukan analisa dan survei di lapangan , ternyata banyak siswa X TKJ itu yang lebih
kreatif dan terpacu untuk menulis teks anekdot berbentuk dialog dengan cara menulis
narasinya sehari-hari.. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan evaluasi dari setiap
tulisan yang dikerjakan siswa . Dari hasil observasi dan evaluasi didapat bahwa siswa
sebanyak …. sudah terampil menulis teks anekdot dengan cara menuliskan narasi hidupnya
sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Narasi sehari-hari siswa itu lebih mudah dituliskan dalam teks anekdot,
2. Narasi sehari-hari siswa itu lebih menarik dan membuat penasaran,
3. Menulis narasi sehari-hari sangat berguna bagi siswa ,
4. Teks narasi sehari-hari itu memotivasi siswa menuliskan teks anekdot,
5. Keterampilan menulis teks anekdot itu sangat mendukung minat menulis siswa untuk
pelajaran lainnya.

Kata kunci : Keterampilan menulis; narasi; teks anekdot, dialog


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkatNyalah sehingga karya tulis penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat diselesaikan.
Karena penulis sadar semua atas anugerahNya semata. Tanpa kuasaNya mungkin penulis
tidak bisa menyelesaikan karya PTK ini.

Adapun judul karya tulis PTK ini adalah ´”PENINGKATAN KETERAMPILAN


MENULIS TEK ANEKDOT BERBENTUK DIALOG DENGAN MENGGUNAKAN
NARASI SEHARI-HARI PADA SISWA KELAS X TKJ DI SMK NEGERI 1
PARBULUAN TAHUN PELAJARAN 2021/2021” .Tujuan pembuatan tulisan ini untuk
memenuhi tugas akhir Pelatihan Pembuatan PTK di E Guru Angkatan 1 tahun 2021.

Secara umum kegiatan ini sangat baik dan membangun kreativitas pendidik untuk
lebih rajin dan giat menulis ataupun meneliti. Karena itu penulis tak lupa mengucapkan rasa
terimakasih yang sangat dalam kepada pihak terkait kegiatan ini. Secara khusus juga penulis
mengucapkan terimakasih yang tak ada batasnya kepada pihak terkait sehingga karya ini bisa
selesai. Pertama kepada instruktur kami,Ibu Supiani; kepada suami dan anak-anakku ( Bapak
WF.Simanullang,S.Pd. dan Josua, Eleazar, Chelsea, dan Khansa); kepada bapak kepala
sekolah, Bapak Drs. Robertus Simarmata ; kepada bapak/ibu guru SMKN 1 Parbuluan, dan
kepada teman-teman Diklat Pembuatan PTK Angkatan 1 di grup telegram .

Penulis sadar bahwa karya PTK ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kemajuan karya-karya terbaik
lainnya.

Akhirnya penulis sudahi dengan ucapan terimakasih dan hormat penulis kepada
seluruh pembaca setia.Sekian.

Lae Hole, 14 April 2021

Penulis,

MAYA SOPHA SINAGA,S.Pd.


NIP. 19740317 2005022001
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………………………….i

Lembar Pengesahan……………………………………………………………………………ii

Abstrak………………………………………………………………………………………..iii

Kata pengantar………………………………………………………………………………..iv

Daftar Isi……………………………………………………………………………………v-vi

Daftar Tabel…………………………………………………………………………………..vii

Daftar Lampiran……………………………………………………………………………..viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………….1-4

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya………………………………………………..4

C. Hipotesa Tindakan…………………………………………………………………….4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………………………5-6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori:

1. Pengertian Menulis……………………………………………………………7-10

2. Pengertian Teks Anekdot……………………………………………………10-13

3. Pengertian Dialog……………………………………………………………13-15

4. Pengertian Narasi……………………………………………………………15-17

B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan…………………………………………17-18

C. Kerangka Berpikir…………………………………………………………………18

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN

A. Desain Penelitian Tindakan………………………………………………………19-20

B. Subjek dan Objek Penelitian………………………………………………………….21


C. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………………………21

D. Prosedur Penelitian………………………………………………………………..21-22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal………………………………………….............................23

2. Deskripsi Siklus I……………………………………………………………………..

3. Deskripsi Siklus II………………………………...................................................

B. Pembahasan…………………………………………………………………………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN - SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………

B. Saran-saran……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...
DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Hasil Karangan Siswa X TKJ………………………………………………….

2. Tabel 3.1 Hasil Kegiatan pada pertemuan ke-1 dan ke-2 siklus I…………………………

3. Tabel 3.2 Hasil Kegiatan pada siklus II……………………………………………….

4.Tabel 3.3 Data Hasil Pengamatan pada siklus I dan II ……………………………………

5.Grafik 3.1 Peningkatan Keterampilan Menulis teks Anekdot siswa……………………


DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto siswa belajar di kelas…………………………………………….

2. Foto hasil tulisan anekdot beberapa siswa…………………………….


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini sering kita dengar istilah generasi milenial dan revolusi

industri 4.0. Kadang kita tidak terlalu paham akan istilah tersebut dan bahkan kadang

ternyata kita sudah mengalaminya . Dalam kehidupan kita sehari-hari memang kadang

hal-hal baru di zaman sekarang semuanya berjalan dengan sangat cepat dan kadang

tidak kita sadari. Seperti halnya tentang generasi milenial tadi. Dari beberapa sumber

yang penulis dapatkan ternyata generasi milenial itu adalah generasi Y atau generasi

Langgas yaitu kelompok demografi setelah generasi X ( Gen X). Para ahli dan peneliti

biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan

pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.

Lalu yang kedua yaitu revolusi industri 4.0 yang sudah sering bergema di Indonesia.

Revolusi industri 4.0 ini pertama kali digemakan pada Hannover Fair,4-8 April 2011.

Istilah ini digunakan oleh pemerintah Jerman untuk memajukan bidang industri ke

tingkat selanjutnya dengan bantuan teknologi.(Tek.id) Mengutip dari laman Forbes,

revolusi industri generasi keempat bisa diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah

sistem cerdas dan otomasi dalam industri. Hal ini digerakkan oleh data melalui

teknologi machine learning dan Al. Secara singkat, industri 4.0, pelaku industri

membiarkan komputer saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain untuk

akhirnya membuat keputusan tanpa keterlibatan manusia. Sejak tahun 2011 kita telah

memasuki industri 4.0 yang ditandai meningkatnya koneksivitas, interaksi dan batas

antar manusia, mesin dan sumber daya lainnya yang semakin konvergen melalui

teknologi informasi dan komunikasi.


Pengaruh revolusi industri 4.0 ini terhadap dunia pendidikan ternyata sangat

besar. Salah satunya seperti program Presiden Joko Widodo dengan gerakan “Making

Indonesia 4.0”, yang merupakan komitmen pemerintah memasuki era revolusi industri

4.0 ini. Beberapa pihak mengungkapkan bahwa dunia pendidikan di Indonesia perlu

juga mempersiapkan diri memasuki revolusi industri 4.0 ini dengan melakukan

beberapa perubahan dalam menerapkan metode pembelajaran di sekolah, pertama

yang fundamental adalah merubah sifat dan pola pikir anak didik, kedua bisa

mengasah dan mengembangkan bakat anak dan yang ketiga lembaga pendidikan harus

mampu mengubah model belajar disesuaikan dengan kebutuhan zaman.

Nah, berarti jelaslah bahwa pendidikan itu sangat besar peranannya bagi suatu

negara ; pendidikan itu merupakan sumber dari segala sumber kemajuan suatu bangsa

karena dengan pendidikan kualitas sumber daya manusia suatu bangsa tersebut dapat

ditingkatkan. Pendidikan dalam hal ini pendidikan sekolah memiliki fungsi yang

sangat besar terhadap suatu bangsa, antara lain : 1) untuk perkembangan pribadi dan

pembentukan kepribadian, 2) transmisi cultural, 3) integritas social, 4) inovasi, dan 5)

pra seleksi dan pra alokasi tenaga kerja (Bachtiar Rifai). Dalam hal ini jelas bahwa

tugas pendidikan sekolah adalah untuk mengembangkan segi-segi kognitif, afektif,

dan psikomotorik yang dapat dikembangkan melalui pendidikan moral.

Dalam kaitannya dengan moral masyarakat Indonesia dibutuhkan pendidikan

yang berkualitas. Ini diharapkan bisa ditangkis dengan kreativitas para guru dalam

mendidik anak bangsa. Seiring perkembangan zaman revolusi industri 4.0 itu maka

dalam pembelajaran di sekolah perlu ditingkatkan kreativitas menulis siswa. Dalam

kenyataan memang siswa kebanyakan malas, enggan, dan tak tahu menahu tentang

menulis. Dalam kehidupannya sehari-hari banyak moment atau kisah kejadian yang

bisa dituangkan dalam tulisan, baik yang menyenangkan atau tidak atau bahkan yang
lucu nan menggelitik.Tapi lain halnya dengan hal-hal lucu di era revolusi industri 4.0

sekarang. Anak-anak sudah sangat mudah mengaksesnya dari internet. Namun anak

tersebut tidak terampil menuangkannya dalam tulisan. Padahal dengan

menuangkannya ke dalam tulisan hal ini memacu anak berpikir kreatif serta mengasah

otak sesuai umur dan perkembangan zaman.

Membaca dan menulis kisah lucu sangat berguna bagi jiwa seseorang. Bagi

seorang siswa ini akan membuat hidupnya menjadi menyenangkan dan membuat

panjang umur.Segala kegalauan di masa muda bisa lepas dengan membahananya tawa

kita saat kisah lucu terdengar atau dibaca. Coba kita baca kisah lucu berikut:

Cuma kamu satu-satunya

Seorang istri sedang merasa jengkel dengan suaminya.


Butet: ” Kenapa sih kamu enggak bilang dari dulu kalau kamu ternyata semiskin
ini. Hah?”
Ucok : ”Aku kan sudah bilang, sayang. Tapi kamu saja yang enggak
mendengarkan dan mengerti aku”.
Butet : ”Memangnya dulu kamu bilang apa ke aku?’
Ucok :”Aku bilang: “ Sayang, Cuma kamu satu-satunya yang kumiliki dan
kupunya di dunia ini”, Eh,kamu malah jawab, so sweet..”
Butet:”#!?....?

Tahukah kita? Membaca cerita lucu bisa memberikan hiburan tersendiri bagi kita,

apalagi ketika dalam keadaan penat dan stress atau suasana hati sedang buruk atau galau. Hal

itu karena dengan tertawa, dapat memperbaiki suasana hati kita yang sedang tidak baik

disebabkan banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, saat berkumpul dengan teman

dan sanak keluarga, paling asyik memang berbagi cerita. Namun, sebaiknya jangan bercerita

tentang hal yang serius terus, kita bisa bercerita hal lucu yang dapat menimbulkan tawa.

Dengan membacakan cerita lucu, kita dapat membuat suasana berkumpul menjadi lebih ceria

dan menyenangkan karena dipenuhi dengan canda dan tawa.Seiring dengan berjalannya

waktu sampai ke revolusi industri 4.0 tadi , cerita-cerita lucu banyak bermunculan di berbagai
sosial media, seperti Instagram, Twitter, maupun Facebook. Membacakan cerita lucu

memang perlu memiliki kekreativan tersendiri sehingga cerita lucu yang kita bawakan dapat

mudah dimengerti orang dan emmbuat mereka tertawa lepas. Namun, perlu diingat saat

membagikan atau menuliskan cerita ;ucu, hal yang perlu diwaspadai adalah jangan

menyinggung perasaan orang lain karena hal itu dapat merusak suasana.

Percakapan-percakapan (dialog) lucu itu harus dapat juga membangun karakter

generasi bangsa. Makanya dalam kurikulum pelajaran Bahasa Indonesia kelas X ditemukan

materi bertemakan teks anekdot tepatnya dalam KD.3.5/4.5 dan KD.3.6/4.6. yang mana

dalam pembelajaran tersebut diharapkan siswa terampil menulis teks anekdot dan

menganalisis makna tersirat dalam teks tersebut. Dalam kenyataan memang siswa sepele

dengan materi ini. Kadang beranggapan hanya sebatas lewat saja materi itu. Ini bisa dilihat

saat belajar di kelas masih rendah minatnya untuk menulis teks anekdot padahal ini sangat

berguna bagi semua orang.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dan

pemecahannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah meningkatkan minat keterampilan menulis teks anekdot berbentuk

dialog siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Parbuluan melalui narasi sehari-hari?

2. Bagaimanakah meningkatkan kreativitas menulis teks anekdot berbentuk dialog

siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Parbuluan melalui narasi?

C. Hipotesis Tindakan

Memperhatikan landasan teori, kerangka berpikir , rumusan masalah dan

pemecahannya maka hipotesis tindakan dapat dirumuskan sebagai berikut:” dengan


penerapan metode menulis teks narasi sehari-hari akan meningkatkan minat dan

kreativitas menulis teks anekdot berbentuk dialog siswa dalam pembelajaran bahasa

Indonesia pada kelas X TKJ SMK Negeri 1 Parbuluan”.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk meningkatkan minat dan kreativitas keterampilan menulis teks anekdot

berbentuk dialog siswa di kelas X TKJ dengan cara menulis narasinya sehari-

hari .Siswa diharapkan mau menulis teks anekdot berbentuk dialog dengan tulisan

yang kreatif dengan menuliskan narasinya sehari-hari.

2. Untuk mengembangkan kognitif siswa, kebahasaan, dan latihan siswa sehingga

mampu belajar kreatif dan mandiri .

3. Untuk memilih metode pembelajaran bahasa Indonesia dalam keterampilan

menulis teks anekdot berbentuk dialog yang menggoda siswa agar rajin menulis

apapun dan dalam suasana hati yang tak menyenangkan sekalipun .

4. Untuk mencari tulisan siswa yang paling menarik dan memberi inspiratif

5. Untuk memotivasi guru agar lebih berkreasi dan berinovasi dalam KBM

6. Untuk menyebarluaskan pengalaman guru sehingga bisa direkomendasikan bagi

pendidik lain.

7. Untuk memberi dorongan kepada generasi milenal yang lebih condong

dipengaruhi revolusi industri 4.0 agar mempergunakan IT untuk membangun diri

dari dalam dan luar secara positif demi kemajuan bangsa Indonesia.

A. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian tindakan kelas ini ada 3 bagian,yaitu:

1. Bagi Guru
Guru termotivasi untuk menemukan cara yang tepat dalam meningkatkan minat dan

kreativitas menulis teks anekdot berbentuk dialog melalui pembelajaran yang

mengundang siswa untuk rajin menulis dengan jenis teks anekdot dalam bentuk dialog

lewat narasi sehari-hari. Selain itu guru juga semakin rajin menulis di media yang

ada baik dunia nyata maupun dunia maya.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat meningkatkan sendiri kompetensi berpikir tingkat tinggi, belajar aktif dan

mandiri dengan mengeluarkan ide-ide,dan luapan perasaannya sehingga terhibur dan

merasa lucu.

3. Bagi Sekolah

Melalui penelitian tindakan kelas ini sekolah akan meningkatkan kuantitas media

ekspresi siswa di sekolah, dengan mading , sanggar bahasa Indonesia, dan pentas

/lomba mengarang sehingga sekolah semakin harum lewat karya tulisan siswa. Boleh

juga dengan menambah akses internet sekolah yang lebih luas di taman wifinya. Bisa

saja lewat media sosial yang sedang trend saat ini , misalnya facebook ,twitter , WA,

blogspot, dsb . , siswa akan menulis teks anekdot lebih kreatif dan banyak lagi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1.Pengertian Menulis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , Menulis artinya membuat huruf

(angka dsb) dengan pena (pensil),kapur,dsb); melahirkan pikiran atau perasaan (seperti

mengarang , membuat surat) dengan tulisan.

Berarti menulis ini sebuah kegiatan atau dalam kategori kelas kata ini termasuk verba (Kata

kerja). Kegiatan menulis ini bagi banyak siswa masih kurang diminati. Seperti di awal tadi

dalam latar belakang ada 6 simpulan yang bisa penulis ambil sebab musabab siswa X TKJ

tersebut tidak menyukai kegiatan menulis ini. Dalam hal tak banyak pengalaman, memang

bisa diterima akal tapi yang namanya siswa harus banyak membaca buku sehingga

pengalamnnya bertambah. Dalam item tak tahu memulai dari mana, memang kebanyakan

inilah kendala setiap orang.Ibarat orang yang jatuh cinta kepada seseorang lawan jenisnya dia

akan sulit memulai kata-kata dari mana duluan. Untuk kegiatan menulis ini pun sebetulnya

dia harus banyak membaca , menonton televisi atau youtobe untuk masa sekarang dengan

acara-acara yang menarik seperti standup comedy, OVJ,WIB, dll serta berlatih sehingga

terbiasa dan lancar. Dalam hal tidak paham EYD, memang kebanyakan kita sekarang sudah

banyak lupa etika yang dituliskan dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) termasuklah ini

tanda baca dan penggunaan huruf kapital. Secara umum sudah tidak mahir dan mungkin ini

tidak bisa dibedakan antara penulisan dalam tata bahasa Indonesia dengan tata penulisan

dalam internet, karena di dunia internet berbeda dengan tata bahasa baku bahasa

Indonesia.Kalau disalahkan tentu tidak ada yang disalahkan, yang harus diingat, kita tahu

konteksnya saja.

Kalau kita jujur, sebenarnya kegiatan menulis ini dalam KBM merupakan

kegiatan yang universal , artinya selalu kita lakukan dalam mata pelajaran apa pun. Misalnya,
menjawab pertanyaan pemahaman secara tertulis, membuat catatan sendiri, merangkum atau

membuat laporan atau tugas/PR yang sudah merupakan tugas pokok setiap siswa. Apalagi

dalam pelajaran bahasa, baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing, semua materi baik teori

maupun praktiknya mengutamakan tulis menulis.

Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan isi pikiran ke dalam

bentuk tulisan, tetapi lebih pada proses kreatif dalam menuangkan gagasan ke dalam karya

imajiinasi agar dapat dibaca, dipahami dengan mudah, dan lebih dari itu menarik hati untuk

dibaca. Hal inilah yang dinamakan menulis kreatif ( creative writing). Dalam buku R.Masri

Sareb Putra (2010:10) dikatakan bahwa menulis kreatif (CW) merupakan tulisan terstruktur

yang sarat dengan ide-ide baru (inovatif) yang menghibur, berguna, dan mencerahkan.

Creative (kreatif) dapat dimengerti sebagai:

- Menggerakkan, membangun, mencipta, dan menghasilkan karya kreatif dan inovatif

- Mempunyai kemampuan atau daya untuk mencipta suatu karya imajinatif

- Konsep, desain, dan artwork dalam dunia periklanan.

Dalam sebuah tulisan kreatif, dapat direkonstruksikan pemikiran penulisnya: alur,

logika, validitas, kesahihan, kebenaranm maupun sudut pandangnya. Karena itu keterampilan

menulis tidak dapat dipisahkan dari keterampilan berpikir. Ketrampilan menulis adalah

keterampilan proses. Mengajarkan keterampilan menulis seyogianya lebih ditekankan pada

proses menghasilkan sebuah tulisan, tentang apapun yang disukai siswa. Seperti yang

diajukan oleh A Chaedar (2005) berikut ada 5 tips /langkah agar mampu menulis yaitu:

1. Giatkan menulis kolaboratif

Kolaborasi adalah sebuah teknik kerjasama dengan teman ,musuh dan sebagainya.

Dalam kegiatan menulis , dengan melibatkan teman sejawat untuk saling mengoreksi.

Sejawat yang diajak berkolaborasi itu kita sebut kolabolator. Kalau dalam kelas , siswa kita
bagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang. Masing-masing anggota membaca

tulisan /karangan teman dalam kelompoknya. Sewaktu membaca, kolaborator memberi tanda

pada kesalahan-kesalahan kecil . Setelah itu memberi komentar atau respon terhadap tulisan

teman-teman satu kelompoknya.

2. Tumbuhkan rasa senang waktu menulis

Dalam membangun keterampilan menulis siswa , biarkan saja potensi siswa meledak-

ledak, berteriak, menjerit, berisak tangis, berbisiksendu, bermesra ria dengan nuraninya

sendiri dalam bentuk yang disukainya, baik dalam bentuk tulisan informatif, argumentatif,

ekspolaratif, imajinatif, naratif, persuatif, atau ekspresif.

3. Berikan feedbeck

Berilah masukan dan komentar yang produktif, interaktif, dialogis, dan mencerdaskan

pada tulusan siswa, bukan sekedar komentar basa basi. Sehingga siswa merasa diperhatikan

oleh gurunya dengan sepenuh hati. Perhatian guru merupakan inspirasi untuk siswa dalam

meningkatkan prestasinya.

4. Gunakan bidang studi sebagai media

Berilah kesempatan pada siswa untuk menulis dengan tema yang mereka kuasai.

Biarkan mereka menulis dengan bebas. Mereka bebas menuliskan apa saja yang ingin

dituliskan sesuai dengan bidang yang dikuasainya.

5. Ajarkan sedini mungkin

Kita dapat fasih berbahasa lisan karena kita telah membiasakannya sejak kecil.

Andaikan sejak kecil kita sudah dibiasakan menulis, tentu kita akan terampil menulis pada

saat ini. Jadi, faktor kebiasaan dan banyak berlatih adalah kunci dalam menulis.
Siswa umumnya menganggap menulis merupakan kegiatan yang sulit untuk dilalukan

sebagaimana guru bahasa menganggap menulis merupakan keterampilan yang sulit

diajarkan. Begitupun guru , dalam pembelajaran menulis , guru terkadang menemui kesulitan

harus apa dulu yang diajarkan. Namun, karena mengajar sebaiknya dimulai dari mengajarkan

hal yang mudah ke hal yang sulit, maka sebelum belajar menulis tulisan yang menuntut

argumentasi, misalnya, siswa akan lebih mudah belajar menulis tulisan narasi terlebih dahulu,

menulis tentang diri sendiri, perasaan, pengalaman, saudara, teman, sekolah, dan sebagainya.

Umumnya orang menulis tentang pengalaman pribadinya di dalam buku diary atau

buku catatan harian. Tidak ada salahnya guru menugaskan siswa unttuk memilikinya dan

menganjurkan mereka menulis tentang apa saja yang mereka amati dan pengalaman apa saja

yang mereka alami. Kalaupun ada siswa yang tidak berusaha memiliki dan menulis buku

catatan harian, tidak masalah. Sekali-kali guru perlu membaca buku catatan harian siswa dan

memberikan komentar yang positif pada tulisan mereka.

Guru pun dituntut untuk meningkatkan kemampuan menulisnya. Tulisan guru

dapat dijadikan contoh atau model menulis bagi siswa. Dengan melakukan sendiri kegiatan

menulis , guru akan memiliki empati terhadap siswa, merasakan kesulitan sebagaimana yang

dialami siswa. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah, guru dan siswa bersama-sama

menghidupkan kebiasaan menulis. Budaya menulis akan tercipta apabila guru dan siswa

sama-sama memiliki kebiasaan menulis.

Sebagai contoh , memang penulis sudah menulis beberapa tulisan di sebuah media

sosial berupa blogspot. Hal ini memang sudah memancing minat mereka untuk menulis.

Untuk dapat meningkatkan minat dan kreativitas siswa melalui karangan narasi , guru harus

dapat memberikan contoh bagaimana menulis narasi. Menuangkan ide-ide, dan pengalaman

berupa mimpi, tentang teman, tentang saudara, dan tentang keluarga, dsb. Selain itu guru
mengajak siswa untuk rajin membaca buku dari perpustakaan sekolah, serta berbagi cerita

tentang kehidupan kepada siswa tersebut.

2.Pengertian Teks Anekdot

Anekdot dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cerita singkat yang

menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan

berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Di dalam Mega Book Pelajaran SMA/MA/IPA Kelas

X, XI, & XII Oleh Tim Eduka  menyatakan, bahwa “Anekdot adalah sebuah teks yang

berisikan pengalaman seseorang yang tidak biasa, yang disampaikan dengan tujuan

menghibur pendengar maupun pembaca”. Menurut Dananjaja (1997:11)” Anekdot adalah

kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang benar-benar ada”. Menurut

Muthiah (2012), “ Anekdot adalah sebuah teks yang berisi pengalaman seseorang yang tidak

biasa. Pengalaman tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk menghibur

pembaca atau pendengar”.

Struktur Teks Anekdot

Fungsi dari struktur teks anekdot ialah untuk membuat teks menjadi lebih rapi , sesuai, dan benar-

benar berbentuk.

Struktur teks anekdot yaitu: judul, abstraksi, orientasi, krisis, reaksi,dan koda.

1.Judul: Judul teks anekdot biasanya singkat, padat, langsung merujuk hal/objek yang hendak

dianekdotkan.

2. Abstrak: Teks anekdot termasuk dalam kategori teks narasi (cerita). Biasanya, teks anekdot

diawali dengan abstrak yang berisi uraian ringkas tentang objek atau hal yang hendak disindir

atau dikritik.
3. Orientasi: Cerita dilanjutkan dengan pengenalan terhadap pelaku dan peristiwa.

4. Krisis: Memuat tahapan peristiwa dan cerita mulai memuncak dan hampir menuju ke

penyelesaian.

5.Reaksi: Jawaban terhadap permasalahan yang diajukan pada tahap krisis. Ini merupakan

inti kritik yang memuat unsur lucu/mengesankan, dan merupakan inti sindiran/kritik.

6. Koda: Berisi penutup, yang merupakan penegasan terhadap hal yang dikritik/disindir.

Ciri-ciri teks anekdot

1.Berupa teks yang mendekati perumpamaan(dongeng) penuh imajinasi ditambah realita di


masyarakat.
2.Menampakkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau orang

penting.

3. Memiliki sifat humoris, lucu, menggelitik dan berbau lelucon tapi menyindir atau kritik.

4. Terselip kritikan atau tujuan

Kaidah teks anekdot

1.Memakai pertanyaan dengan keterampilan bahasa yang kreatif dan efektif atau retorik

2. Menyatakan peristiwa serta bagian dari peristiwa menggunakan konjungsi

3. Menulis sesuai struktur anekdot

4. Memakai kata keterangan waktu lampau


5. Memakai kata predikat atau kata kerja

6. Memakai kalimat yang berbau perintah

7. Dibuat secara berurut dan kronologis


.

Cara membuat teks anekdot


1.Tentukan topik

2.Tentukan tokoh terkait

3.tentukan peristiwa yang menjadi latar belakang

4.Rincilah alurnya sesuai struktur teks anekdot

5. Kembangkan

6. Sunting teks

3. Pengertian Dialog

Dialog merupakan sebuah percakapan yang dilakukan antara 2 orang atau lebih, atau

dialog ini juga dapat diartikan ialah sebagai komunikasi yang mendalam yang mempunyai

tingkat serta kualitas yang tinggi yang mencangkup kemampuan untuk dalam mendengarkan

serta juga saling berbagi pandangan antara satu sama lain.

Manfaat Dialog

Dialog yang dilakukan dengan baik serta juga selalu diikuti oleh orang-orang yang memenuhi

syarat dapat menjadikan hasil yang baik, dibawah ini diantaranya :

 Pada tingkat pribadi, dialog ini dapat meningkatkan tenggang rasa, danjuga dapat

mengembangkan kebersamaan dan jugahidup yang damai serta saling menghormati

&saling percaya.

 Di tempat kerja, dialog ini juga dapat membantu dalam kelancaran strategi,

pelaksanaan, serta juga evaluasi kerja.

 Dalam masyarakat, dialog ini dapat menjadi sarana untuk dapat saling memahami,

menerima serta kerja sama antar berbagai kelompok masyarakat yang berbeda latar
belakang budaya, pendidikan, tingkat ekonomi, ideologi, kepercayaan, serta juga

agama.

 Dalam keseluruhan hidup bangsa, dialog ini dapat memecahkan masalah nasional,

merencanakan serta juga melaksanakan pembangunan bangsa, dan juga mengambil

arah hidup bangsa menuju masa depan.

Cara Menyusun Dialog

Di bawah ini adalah cara atau juga langkah-langkah didalam menyusun/membuat dialog

yang sederhana, diantaranya ialah sebagai berikut ini:

1. Pertama-tama, kita harus menentukan tema mengenai apa yang akan dibicarakan.

2. Kemudian, menentukan tokoh yang ikut terlibat di dalam dialog tersebut.

3. Selanjutnya, kita harus menentukan posisi ataupun peran masing-masing tokoh

tersebut.

4. Terus, membuat inti atau juga garis besar materi mengenai pembicaraan.

5. Kemudian, kita menyusun dialog itu dengan berdasarkan garis besar dari

pembicaraan.

6. Setelah itu, memperlihatkan kaidah dari penulisan dialog itu dengan benar.

Syarat – syarat dialog

Supaya dialog itu mendatangkan hasil yang diinginkan, maka yang haruslah terpenuhi syarat-

syarat dari dialog tersebut diantaranya seperti

1. Mengerti dengan benar makna, maksud serta juga tujuan dari dialog serta juga harus

mempunyai kecakapan dalam melaksanakan dialog.

2. Memiliki pendidikan atau juga pengetahuan tentang topik/tema yang akan dijadikan

bahan dialog.
3. Memiliki kehendak yang baik dalam mencari kebenaran dalam dialog. Karena itu

didalam mendengarkan dialog itu sebaiknya harus bersikap terbuka, tidak

berprasangka serta tidak memihak.

4. Menciptakan suasana yang damai serta tenang, jauh dari emosi dan juga rasa paling

hebat. Harus bisa menyampaikan gagasan dengan baik, jelas serta boleh juga dengan

semangat, namun tetapi dengan nada yang enak serta bijak tidak menggunakan nada

yang sedang emosi.

5. Dalam keseluruhan dialog itu harus bersikap jujur, tidak manipulatif, tulus, serta tidak

mencarai-cari kelemahan dan juga kekurangan rekan dialog, serta juga harus percaya

bahwa segala hal yang dibahas didalam dialog itu tidak dimanfaatkan di luar dialog

untuk tujuan lain demi keuntungan diri sendiri atau juga kelompok tertentu.

6. Dialog itu dapat digunakan ialah sebagai cara untuk langsung membahas suatu hal

ataupun juga sebagai pendahuluan untuk pembahasan materi yang memang berat serta

sulit. Adapun hal-hal yang dijadikan sebagai bahan dalam dialog diantaranya itu

meliputi berbagai macam bidang kehidupan, seperti misalnya: sosial, moral, ekonomi,

budaya, politik, etika, agama serta lain sebagainya.

4. Pengertian Narasi

Narasi (KBBI, 1990: 609) adalah penceritaan suatu cerita atau kejadian.

Narasi ini adalah salah satu jenis karangan dari beberapa jenis karangan yang ada, misalnya

deskripsi, argumentasi, eksposisi, dan persuasi. Selain itu Gorys Keraf dalam Argumentasi

dan Narasi (2001:17) dituliskan bahwa karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang

sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah

peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau dapat dirumuskan dengan cara lain,
narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya

kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Masih dalam Gorys Keraf, narasi ada 2 jenis yaitu:

1. Narasi Ekspositoris

Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk

mengetahui apa yang dikisahkan. Narasi ini menyampaikan informasi mengenai

berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ini mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian

kejadian, rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau

peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas

penegtahuan atau pengertian pembaca.

2. Narasi Sugesti

Narasi Sugesti ini berusaha untuk memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu

sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah peristiwa atau kejadian itu, maka narasi

ini selalu melibatkan daya khayal/imajinasi.

Menulis karangan narasi adalah sebuah keterampilan menulis yang menyenangkan

bagi pembaca karena banyak memberi inspirasi dan imajinasi .Metode menulis karangan

narasi ini sangat tepat digunakan untuk memicu keterampilan menulis dan kreativitas siswa

dalam menulis karangan sehingga dalam pelajaran apapun siswa akan menerapkan cara –cara

menulis yang menarik dan membanggakan guru.Intinya siswa terampil.

B. Temuan Hasil Penelitian Yang Relevan

Dari hasil pengamatan penulis terhadap karya tulis yang berbau seperti ini

belum pernah ditemui karena baru ini penulis menemukan ide seperti ini. Tapi yang

ada kaitannya dengan teks anekdot ada, salah satunya yang dibrowsing penulis yaitu

dari saudari Yunilawani seorang mahasiswi dari Universitas Muhamaddiyah


Palembang dengan judul skripsinya “ Kemampuan Menulis Teks Ankedot Melalui

Model Pembelajaran Write Arround Siswa SMK Nurul Iman Palembang” pada tahun

2019. Dalam penelitiannya itu sangat jauh berbeda dengan judul penelitian ini.

Memang sama-sama meningkatkan penulisan teks anekdot tapi strateginya berbeda.

Artinya , tidak ada temuan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Menulis teks anekdot memang merupakan kegiatan yang paling menarik dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X karena sangat menyenangkan dan membuat

terhibur serta lucu menggelitik. Metode menulis teks anekdot berbentuk dialog dengan

narasi sehari-hari sangat tepat digunakan untuk memicu minat dan kreativitas siswa

dalam menulis karangan teks anekdot sehingga pelajaran apapun siswa akan

menerapkan cara-cara menulis yang menarik dan membanggakan guru. Intinya siswa

menjadi terampil dan bersemangat.

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN


A. Desain Penelitian Tindakan

Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (action research).

Penelitian tindakan yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di

sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2009:16).

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan bantuan seorang observer.

Pelaksanaan penelitian tindakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

menulis teks anekdot berbentuk dialog melalui narasi sehari-hari yang di dapat

dalam kehidupannya baik mellaui alam nyata maupun dunia internet, seperti

hasil menonton televise dll. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2009:6), memberikan definisi

sebagai berikut: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti misalnya

perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik, dan

dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model penelitian Kurt Lewin yang

mengembangkan penelitian pada empat komponen dari penelitian tindakan

kelas yakni (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan

(observing), dan (4) refleksi (reflecting), dimana hubungan secara tali temali

dari keempat elemen ini dipandang sebagai satu siklus (dalam Pardono, 2007:

21). Keterkaitan keempat komponen tersebut dapat dipancang sebagai suatu

siklus digambarkan sebagai berikut:

Tindakan
Perencanaan Pengamatan

Refleksi

Gambar 3.1 Model Kurt Lewin

Berdasarkan gambar di atas bahwa model Kurt Lewin langkah pertama yang

dilakukan adalah

1. Perencanaan : Merancang penelitian tindakan yang akan dilakukan. Kalau pelaksanaannya

di kelas berarti rencana/perencanaan tersebut disesuaikan dengan objek dan masalah yang

ditingkatkan.

2. Tindakan : Melakukan intervensi sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan

dilaksnakan dengan hati-hati dan teliti agar dicapai peningkatan yang baik.

3. Pengamatan : Mengamati dampak tindakan yang dilakukan. Apakah rencana dan

tindakannya berhasil atau tidak. Artinya apakah ketika proses ada peningkatan atau tidak

(peningkatan motivasi/semangat, peran, dan hasil)

4. Refleksi: Membuka dan membahas kembali terhadap apa yang telah dilakukan. Refleksi

di sini untuk mengetahui kekurangan, kelemahan dan ketidakberhasilan tindakan yang telah

dilakukan kemudian menyusun rekomendasi dan saran-saran untuk melangkah pada siklus

berikutnya jika belum tuntas.

Dalam penelitian ini direncanakan 2 siklus dengan rincian pada siklus I ada 2 kali

pertemuan dan siklus II ada sekali pertemuan, dengan catatan jika hasilnya belum memuaskan

akan dibuat 2 kali pertemuan.


B. Subjek dan Objek Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:88), subyek penelitian diartikan

sebagai benda, hal atau orang yang dilekati variabel penelitian. Subjek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ SMK Negeri 1 Parbuluan yang

berjumlah 36 orang. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan masalah-masalah

yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia

pada materi menulis teks . Sedangkan objek penelitian ini adalah meningkatan

keterampilan menulis teks anekdot berbentuk dialog dengan narasi sehari-hari

pada siswa kleas X TKJ tahun pelajaran 2021/2022 . Kelas ini dipilih karena

jumlah siswanya bersifat heterogen, artinya jumlah putra dan putrinya masih

seimbang atau saling melengkapi jika dibandingkan dengan kelas jurusan lain

yang domainan putra atau dominan putri. Selain itu kelas ini bisa diarahkan ke

dunia internet.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian di SMK Negeri 1 Parbuluan tepatnya di Jalan

Dolok Sanggul Desa Lae Hole pada kelas X TKJ yang akan diadakan pada 06

September 2021 pada jam pelajaran di kelas X TKJ.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Kurt Lewin dengan 2 siklus.Instrument

yang diguankan adalah observasi , pekerjaan siswa, dan dokumentasi.Teknik

pengumpulan datanya dalam observasi maka guru akan mengamati secara

langsung . Dalam hasil pekerjaan siswa maka guru akan memeriksa hasil

tulisannya dengan menggunakan indikator yang sudah ada. Selanjutnya semua

akan didokumentasikan.Untuk teknik analisis data maka akan dipakai : Amat


baik untuk skor 90-100; Baik untuk skor 80-89; Cukup untuk skor 70-79; dan

Kurang untuk skor 50-69.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, David.1986.Mengembangkan Kreativitas.Yogyakarta: Kanisius.


Depdiknas. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMK Mata pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas.

Gorys Keraf. 1998. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Ende,.

Iskak, Ahmad dan Yustinah. 2011. Bahasa Indonesia Tataran Semenjana untuk SMK

dan MAK Kelas X. Jakarta : Erlangga.

Kusumah, Wijaya., dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT. Indeks.

Lester D.Crow,& Alice Crow, 1989. Educational:Psychology. Yogyakarta: Nur

Cahaya.

Lwin, May. , dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.

Jakarta: PT Indeks.

Pujiono,Setyawan. 2008 .Makalah: Desain PTK dan Teknik Pengembangan Kajian

Pustaka.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

R.Masri.Sareb Putra. 2010. Principles of Creative Writing. Jakarta: Indeks.

Saefuddin, Aziz. 2012. Meningkatkan Profesionalisme Guru dengan PTK.

Yogyakarta: PT Citra Aji Parama.

Sri Nugraheni, Aninditya. 2012. Pengajaran Bahasa Indonesia Berbasis Karakter.

Yogyakarta : Mentari Pustaka.

Sumarsih, Sri. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Insan Madani.

Susi, Rina Cahyawati.2015 .SUC Sebagai Sarana Pengembangan Ide Dalam

Produksi Anekdot Pada Siswa SMA ( Seminar Nasional Pendidikan


Bahasa Indonesia Universitas Muslim Surakarta ).Surakarta: UMS.

Yunilawani, 2019. Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran

Write Arround Siswa SMK Nurul Iman Palembang. Palembang:

Universitas Muhamaddiyah Palembang.

Anda mungkin juga menyukai