Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Medika Respati Vol.

14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, PENDAPATAN DAN


DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KECEMASAN PADA WANITA
MENOPAUSE DI DESA JOBOHAN, BOKOHARJO, SLEMAN 2016
The relationships ofeducation, income, and family support with anxiety in menopausal women in
Jobohan, Bokoharjo, Sleman 2016

Hetti Setiyani1, Suci Musvita Ayu1*


1
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Ahmad Dahlan University, Yogyakarta
*Email : suci.ayu@ikm.uad.ac.id

Abstrak
Latar belakang: Menopause adalah masalah normal yang dihadapi semua wanita. Terkadang wanita mengalami
kecemasan selama menopause. Kecemasan menopause dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk tingkat
pendidikan, pendapatan, dan dukungan keluarga. Tujuan : tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pendidikan, pendapatan, dan dukungan keluarga dengan kecemasan wanita menopause di Jobohan, Bokoharjo,
Sleman. Metode : Penelitian kuantitatif dengan observasional analitik dan desain cross sectional. Jumlah
populasi dalam penelitian ini adalah 124 responden dan sampel 95 responden dengan purposif sampling. Data
dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Uji statistik menggunakan uji chi-square dan
regresi logistic. Hasil : Mayoritas responden berusia 56-59 tahun berjumlah 40 (42,11%). Mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu 71,6%. Mayoritas pendapatan adalah jumlah rendah 75,8%.
Tingkat dukungan keluarga baik 64,3%. Sementara mayoritas responden mengalami kecemasan ringan 51,6%.
Hasil uji Chi-square (x2), Hubungan tingkat pendidikan dengan kecemasan, nilai P adalah 0,001 <α (0,05) nilai
PR adalah 3,256. Hubungan pendapatan dengan kecemasan, nilai P adalah 0,026 <α (0,05) nilai PR adalah
2.130. Hubungan dukungan keluarga, nilai P adalah 0,001 <α (0,05) nilai PR 2.050. Kesimpulan: Ada hubungan
antara pendidikan, pendapatan, dan dukungan keluarga dengan kecemasan wanita menopause di Jobohan,
Bokoharjo, Sleman.

Kata kunci: Pendidikan, Penghasilan, Dukungan Keluarga, Kecemasan, Menopause

Abstract
Background : Menopause is the normal issues facing all women. Sometimes women experiece anxiety during
menopause. Anxiety menopause is influenced by several factors, including the level of education, income, and
families support. Objective : the purpose of this research wash determine the relationship of education, income,
and families support with anxiety menopausal women in Jobohan, Bokoharjo, Sleman. Methods : Quantitative
research with analytic observationaland cross sectional design.The number of population in this research is 124
respondents and sampel 95 respondents with purposif sampling. The data were analyzed using univariate,
bivariate and multivariate analyzes. The statistical test using chi-square test and logistic regression Result : The
majority of respondent aged 56-59 years old amount 40 (42,11%). The majority of respondents have a low
education level amount 71,6%. The majority of revenue are low amount 75,8%. The level of family support is
good 64,3%. While the majority of respondents suffered mild anxiety 51,6%. Chi-square test result (x2),
Relationship of education level with anxiety, P value is0,001<α (0,05)the PR value is 3,256. Relationship of
income with anxiety, P value is 0,026<α (0,05) the PR value is 2,130. Relationship of families support, P value is
0,001<α (0,05) the PR value is 2,050. Conclusion : There is a relationship between education, income, and
families support with anxiety menopausal women in Jobohan, Bokoharjo, Sleman.

Keywords :Education, Income, Family Support, Anxiety, Menopause

105
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

beberapa macam sehingga memungkinkan untuk


PENDAHULUAN
membandingkan hasil yang akan di dapat. Dukungan
Semua perempuan mengalami proses alamiah
keluarga dalam menghadapi menopause pada wanita
yang tidak dapat dihindari yaitu menopause. Dalam
yang di wawancarai juga masih kurang. Berdasarkan
proses menopause terbagi empat periode yaitu masa
uraian di tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan
klimakterium, perimenopause, menopause, dan masa
penelitian yang berjudul ”Apakah ada hubungan
senium. Periode tersebut terjadi karena adanya
tingkat pendidikan, pendapatan dandukungan keluarga
perubahana hormon estrogen, yang menyebabkan
dengan kecemasan pada wanita menopause di Desa
siklus menstruasi menjadi tidak teratur, ketidak
Jobohan, Bokoharjo, Sleman 2016?”
teraturan menopause dan akhirnya menyebabkan
menopause.
Menopause adalah berhentinya menstruasi METODE PENELITIAN
secara permanen. Menopause merupakan peristiwa JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

kehidupan yang normal, bukan suatu penyakit. Penelitian ini akan mengunakan jenis penelitian

Menopause dapat dipandang lebih luas, sebagai suatu kuantitatif dengan menggunakan metode analitik

periode waktu wanita menemukan dirinya dalam obsevasional dan menggunakan pendekatan cross

“perubahan”. Hal ini menunjukkan periode saat terjadi sectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari

perubahan sosial, fisiologis, atau psikologis dan fase dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan

yang dapat berlangsung beberapa bulan sampai lebih efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

dari satu dekade. Menopause adalah suatu karunia, pengumpulan data sekaligus pada satu waktu (point
.
keadaan ini merupakan proses penuaan yang sangat time approach) Tempat yang digunakan dalam

alami dan normal pada setiap wanita. penelitian ini adalah di Jobohan Bokoharjo,

Kecemasan pada wanita akan mempengaruhi Prambanan, Sleman. Penelitian ini dilaksanakan pada

datangnya menopause. Beberapa hal yang dapat bulan September sampai dengan bulan Oktober 2016.

menimbulkan kecemasan antara lain keluarga, Populasi pada penelitian ini adalah wanita

dukungan keluarga akan memperngaruhi keadaan menopause berada di Desa Jobohan dengan usia 49-59

psikologi wanita. Selain dukungan keluarga, faktor tahun, yang sehat yaitu sebanyak 124 orang. Pada

yang mempengaruhi adalah faktor pendapatan dan penelitian ini teknik pengambilan sampling

pendidikan. Bila faktor keluarga, pendapatan dan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik

pendidikan tersebut cukup baik, maka kecemasan pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

menghadapi menopauseakan lebih teratasi. tertentu. Populasi yang digunakan sebanyak 124 orang.

Menurut hasil studi pendahuluan yang peneliti Pengambilan sampel mengunakan kriteria inklusi dan

lakukan di Dusun Jobohan, Bokoharjo dengan metode eksklusi sebagai berikut :

wawancara terhadap 10 wanita yang sudah mengalami a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

menopause, didapatkan hasil bahwa seluruh responden penelitian pada populasi. Karakteristik inklusi

mengalami kecemasan dalam menghadapi menopause, dalam penelitian ini adalah : Wanita yang sudah

sehingga peneliti mengambil kesimpulan bahwa terjadi menopause, jika tidak ada lagi menstruasi selama 12

masalah kecemasan pada wanita menopause. bulan berturut-turut., bersedia menjadi responden

Pendidikan dan pendapatan yang dimiliki wanita di dan mampu membaca dan menulis

Dusun Jobohan juga memiliki

106
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

b. Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang tidak Pada kuesioner dukungan keluarga disusun oleh
memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan karena penelitian sebelumnya5 berdasarkan beberapa indikator
berbagai sebab. Kriteria eksklusi dalam penelitian dalam variabel dukungan keluarga. Pertanyaan
ini adalah : Menopause premature adalah mengandung jenis pertanyaan yang favourable dan
menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun. unfavourable. Pada item favourable nilai jawaban ya=1
Terjadi penghentian masa menstruasi sebelumnya dan tidak= 0, sedangkan jawaban unfavourable adalah
tepat pada waktunya.Jumlah sampel penelitian jawaban ya=0 dan tidak=1. Hasil penilaian tersebut
diambil sebagian dari seluruh populasi berjumlah kemudian dikategorikan menjadi dua yaitu dukungan
124 responden. baik dan dukungan tidak baik. Pengkategorian variabel
Peneliti menggunakan instrumen Hamiltom pelaksanaan dukungan sosial keluarga yaitu dikatakan
Rating Scale for Anxiety (HRSA) untuk mengukur tidak baik, jika skor <mean 11 dan dikatakan baik jika
tingkat kecemasan dan untuk memperoleh informasi skor ≥ mean.
tentang tingkat pengetahuan, pendapatan dan Interpretasi uji validitas yaitu Analisis 18
dukungan keluarga menggunakan angket/ pernyataan yang valid, nilai r hasil (corrected item total
kuesioner. correlation) berada diatas nilai r tabel (r = 0,444),
HRSA merupakan alat untuk mengukur tingkat sehingga dapat disimpulkan bahwa 18 pernyataan
kecemasan yang sudah baku dan diterima secara tersebut valid. Interpretasi uji reliabilitas adalah
internasional (r=0,57-0,84). Hal ini menunjukkan terdapat 18 pernyataan yang valid, selanjutnya akan
HRSA cukup valid dan reliabel digunakan dilakukan analisis uji reliabilitas,yaitu dengan
instrumen sehingga tidak dilakukan uji validitas dan membandingkan nilai r hasil (Alpha) dengan r tabel.
reabilitas. Alat pengumpulan data untuk Apabila nilai r hasil lebih besar dari r tabel, maka
memperoleh tingkat pengetahuan, pendapatan dan pernyataan tersebut reliabel. Hasil uji diatas
dukungan keluarga menggunakan angket/ menunjukkan nilai r hasil (Alpha) 0,940 lebih besar
kuesioner. dibandingkan dengan nilai r tabel (0,444), maka 18
Pengumpulan data dalam penelitian ini pernyataan tersebut reliabel. Variabel Independent
dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan, dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan,
akurat dan reliabel. Metode yang digunakan dalam pendapatan dan dukungan keluarga pada wanita
penelitian ini, yaitu angket atau kuesioner. menopause. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang kecemasan pada wanita menopause. Pada penelitian ini
dilakukan dengan cara memberi seperangkat variabel penganggu tidak dapat dikendalikan karena
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada mengunakan pendekatan cross sectional. Berikut
responden untuk dijawab. variabel pengganggu dalam penelitian ini, :Tingkat
Kuesioner tingkat kecemasan dengan kesehatan, Lingkungan sosial, Budaya.
pedoman HRS-A yang berisi tanda dan gejala yang Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan
terjadi pada perempuan yang mengalami atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel.
menopause. Kuesioner tingkat kecemasan ini terdiri Bentuk analisis data univariate tergantung pada jenis
atas 14 pertanyaan yang terdiri atas 14 kelompok datanya. Pada umumnya pada analisis ini hanya
gejala. Masing-masing kelompok gejala diberi nilai menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari
0-4. tiap variable.

107
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

Untuk melihat hubungan antara variabel independen Hasil analisis univariat Tabel 4 menunjukkan
dengan variabel dependen apakah bermakna atau tidak. masing-masing variabel yang akan diuraikan sebagai
Uji statistik yang dipakai adalah Chi Square (X2) berikut : pendidikan tinggi berjumlah 27 (28,4%)
dengan batas kepercayaan (α) 0,05, dengan estimasi responden. Pendapatan tinggi berjumlah 23 (24,2%).
Confidencial Interval (CI) dengan tingkat kepercayaan Dukungan keluarga yang di dapatkan yaitu terdapat 62
95% bila p<α maka ada hubungan yang bermakna (64,3%) responden yang memiliki dukungan keluarga
secara signifikan antara variabel independen dengan baik. Hasil kecemasan yang diperoleh yaitu terdapat 49
variabel dependen. Apabila data tidak memenuhi syarat (51,6%) responden yang mengalami kecemasan
untuk uji Chi Square maka perlu dilakukan uji alternaf ringanAnalisis Bivariat
yaitu uji Fisher. Analisis data dilakukan dengan uji Chi square
2
(X ) untuk menguji hubungan setiap variabel bebas
HASIL PENELITIAN (pendidikan, pendapatan dan dukungan keluarga)
Karakteristik Responden dengan variabel terikat (kecemasan pada wanita
Tabel 1. Distriusi Frekuensi Karakteristik menopause). Berikut analisis masing-masing variabel
Responden Berdasarkan Usia
bebas dengan variabel terikat:
No Umur Frekuensi Presentase Hubungan antara pendidikan dengan kecemasan
1. 49-51 tahun 25 26,32% pada wanita menopause.
2. 52-55 tahun 30 31,58%
3. 56-59 tahun 40 42,11% Tabel 3. Distribusi hubungan antara pendidikan
Jumlah 95 100% dengan kecemasan pada wanita
menopause.

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan jumlah total Kecemasan CI


Pen
Kecem Juml
responden sebanyak 95 responden, mayoritas usia didi Kecemas Ρ
asan ah PR
kan an berat value Min Max
responden 56-59 tahun berjumlah 40 (42,11%). Hal ini ringan
Frek Frek Frek
dikarenakan umur 56-59 tahun lebih lama mengalami Ren
41 27 68
dah
menopause sehingga masalah/gangguan kesehatan Ting 0,00 3,2
5 22 27 1,442 7,351
gi 1 56
yang terjadi pada menopause juga lebih banyak.
Juml
46 49 95
Analisis Univariat Pendidikan, Pendapatan dan ah
Dukungan Keluarga
Dengan menggunakan uji Chi square (X2)
Tabel 2. Distribusi frekuensi faktor-faktor yang didapatkan hubungan antara pendidikan dengan
mempengaruhi kecemasan pada wanita
menopause. kecemasan pada wanita menopause. Dari analisis
Presentasi tersebut ditemukan bahwa dari 95 responden yang
Variabel Frekuensi
(%)
Pendidikan memiliki pendidikan rendah lebih banyak mengalami
a. Rendah 68 71,6
kecemasan berat yaitu sebanyak 41 responden bila
b. Tinggi 27 28,4
Pendapatan dibandingkan dengan responden yang sama-sama
a. Rendah 72 75,8
b. Tinggi 23 24,2
memiliki pendidikan rendah dengan kecemasan ringan
Dukungan Keluarga yaitu sebanyak 27 responden, sedangkan responden
a. Tidak baik 33 34,7
b. Baik yang memiliki pendidikan tinggi dengan kecemasan
62 64,3
Kecemasan berat lebih sedikit yaitu sebanyak 5 responden bila
a. Kecemasan
49 51,6 dibandingkan dengan responden yang sama-sama
ringan
b. Kecemasan berat 46 48,4 memiliki pendidikan tinggi dengan kecemasan ringan
Jumlah 95 100

108
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

yaitu sebanyak 22 responden. Dari hasil analisis data pendidikan dengan kecemasan pada wanita menopause
diperoleh Ρ value sebesar 0,001<α (0,05) sehingga di Dusun Jobohan, Bokoharjo, Sleman Tahun 2016.
dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara Hubungan antara pendapatan dengan kecemasan
pada wanita menopause.

Tabel 4.Distribusi hubungan antara pendapatan dengan kecemasanpada wanita menopause.

Kecemasan CI
Pendapatan Kecemasan Jumlah
Kecemasan berat Ρ value PR
ringan Min Max
Frek Frek Frek
Rendah 40 32 72
Tinggi 6 17 23 0,026 2,130 1,038 4,368
Jumlah 46 49 95

Dengan menggunakan uji Chi square (X2) sama-sama memiliki pendapatan tinggi dengan
didapatkan hubungan antara pendapatan dengan kecemasan ringan yaitu sebanyak 17 responden. Dari
kecemasan pada wanita menopause. Dari analisis hasil analisis data diperoleh Ρ value sebesar 0,026<α
tersebut ditemukan bahwa dari 95 responden yang (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan
memiliki pendapata rendah lebih banyak mengalami yang bermakna antara pendapatan dengan kecemasan
kecemasan berat yaitu sebanyak 40 responden bila pada wanita menopaus di Dusun Jobohan, Bokoharjo,
dibandingkan dengan responden yang sama-sama Sleman Tahun 2016.
memiliki pendidikan rendah dengan kecemasan 1) Hubungan antara dukungan keluarga dengan
ringan yaitu sebanyak 32 responden, sedangkan kecemasan pada wanita menopause.
responden yang memiliki pendapatan tinggi dengan
kecemasan berat lebih sedikit yaitu sebanyak 6
responden bila dibandingkan dengan responden yang

Tabel 5. Distribusi hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan pada wanita menopause.
Kecemasan CI
Dukungan
Kecemasan Kecemasan Jumlah
Keluarga Ρ value PR
berat ringan Min Max
Frek Frek Frek
Tidak Baik 24 9 33
Baik 22 40 62 0,001 2,050 1,380 3,043
Jumlah 46 49 95

Dengan menggunakan uji Chi square (X2) responden, sedangkan responden yang memiliki
didapatkan hubungan antara dukungan keluarga dukungan keluarga tidak baik dengan kecemasan
dengan kecemasan pada wanita menopause. Dari berat lebih sedikit yaitu sebanyak 22 responden bila
analisis tersebut ditemukan bahwa dari 95 responden dibandingkan dengan responden yang sama-sama
yang memiliki dukungan keluarga tidak baik lebih memiliki dukungan keluarga baik dengan kecemasan
banyak mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak ringan yaitu sebanyak 40 responden. Dari hasil
24 responden bila dibandingkan dengan responden analisis data diperoleh Ρ value sebesar 0,001<α (0,05)
yang sama-sama memiliki dukungan keluarga tidak sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang
baik dengan kecemasan ringan yaitu sebanyak 9 bermakna antara dukungan keluarga dengan

109
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

kecemasan pada wanita menopaus di Dusun Jobohan, Untuk mengetahui faktor yang paling
Bokoharjo, Sleman Tahun 2016. berpengaruh terhadap kecemasan pada wanita
menopause dilakukan uji multivariate yang
Analisis Multivariat hasilnya disajikan pada tabel berikut:

Tabel 6. Uji Multivariat

Exp( 95,0% C.I.for EXP(B)


B S.E. Wald Df Sig
B)
Lower Upper

Pendidikan (1) 1,466 0,719 4,159 1 0,041 4,333 1,056 17,733


Step 1
Pendapatan (1) 1,129 0,828 1,858 1 0,173 3,092 0,610 15,671
Dukungan
2,032 0,606 11,250 1 0,001 7,633 2,328 25,031
Keluarga1 (1)
Constant -2,716 0,747 13,198 1 0,000 0,066

Pendidikan (1) 2,076 0,610 11,595 1 0,001 7,971 2,413 26,328


Step 2 Dukungan
1,754 0,535 10,765 1 0,001 5,778 2,026 16,476
Keluarga1 (1)
Constant -2,205 0,598 13,604 1 0.000 0,110

Berdasarkan Tabel 6 dengan melihat Sig. Hubungan antara pendidikan dengan kecemasan
diketahui bahwa pendidikan dan dukungan keluarga pada wanita menopause di Dusun Jobohan,
memiliki nilai Sig. yang sama yaitu 0,001. Namun, Bokoharjo, Sleman.
bila dilihat dari nilai Exp(B) menungjukkan bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai Ρ
pendidikan yang merupakan variabel yang paling value sebesar 0,001 dengan PR (Prevalance Rate)
berhubungan terhadap kecemasan pada wanita adalah 3,256 dengan (CI 95% : 1,442-7,531) yang
menopause di dusun Jobohan, Bokoharjo, Sleman artinya ada hubungan yang signifikan antara
Tahun 2016 dengan nilai Exp(B) adalah 7,971, pendidikan dengan kecemasan pada wanita
sedangkan dukungan keluarga merupakan variabel menopause. Responden yang memiliki pendidikan
kedua yg berhubungan erat dengan kecemasan pada rendah akan berisiko mengalami kecemasan berat
wanita menopause dengan nilai Exp(B) sebesar 3,256 lebih besar dibandingkan dengan wanita
5,778. menopause dengan pendidikan yang tinggi. Sejalan
dengan hasil analisis multivariat bahwa pendidikan
PEMBAHASAN memiliki nilai Sig. 0.001 dan nilai Exp(B) 7,971 ,yang

Berdasarkan karakteristik yang diperoleh artinya pendidikan merupakan variabel yang paling

dilapangan, mayoritas usia responden 56-59 tahun berhubungan dengan kecemasan pada wanita

berjumlah 40 (42,11%). Hal ini dikarenakan umur menopause.

56-59 tahun lebih lama mengalami menopause Berdasarkan penelitian ini, menunjukkan bahwa

sehingga masalah/gangguan kesehatan yang terjadi responden yang memiliki pendidikan rendah lebih

pada menopause juga lebih banyak. banyak dari pada responden dengan pendidikan yang

110
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

tinggi. Responden yang memiliki pendidikan rendah uang, merawat diri sendiri dan ikut serta dalam
dengan kecemasan berat berjumlah 41 responden, mengambil keputusan dalam keluarga dan
.
sedangkan responden dengan tingkat pendidikan masyarakat
rendah dengan kecemasan ringan berjumlah 27 Tingkat pendidikan perempuan yang belum
responden. Responden dengan tingkat pendidikan merata dan masih rendah menyebabkan informasi
tinngi dengan kecemasan berat berjumlah 5 yang diterima tentang masalah kesehatan wanita
responden, dan reponden dengan pendidikan tinggi sangat terbatas. Pendidikan berpengaruh kepada
dengan kecemasan ringan berjumlah 22 responden. pengetahuan dan sikap wanita terhadap kesehatan,
Menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat rendahnya pendidikan membuat wanita kurang peduli
pendidikan semakin mudah menerima konsep hidup terhadap kesehatan. Mereka tidak mengenal bahaya
sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan. atau ancaman kesehatan yang mungkin dapat terjadi
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan wanita pada dirinya sendiri. Sehingga walaupun sarana yang
menopause yang mayoritas memiliki pendidikan baik tersedia mereka kurang dapat memanfaatkan
rendah dapat mengalami resiko kecemasan yang lebih secara optimal karena rendahnya pengetahuan yang
berat. mereka miliki. Seperti diketahui, tingkat pendidikan
Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya
oleh Sholichah (2014) dimana ada hubungan yang diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil
signifikan antara pendidikan dengan kecemasan pada keputusan baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang
wanita menopause. Hasil penelitian ini sejalan dengan berkaitan dengan masalah kesehatan seorang wanita.
penelitian Estiani (2015), yang berjudul “Hubungan Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat
Pendidikan dan Pengetahuan Wanita Pramenopause pengetahuan. Pengetahuan baik secara akademis
Terhadap Sikap Menghadapi Menopause”, dalam maupun secara religi dapat mempengaruhi tingkat
pembahasannya tertulis bahwa ibu yang tingkat kecemasan seseorang. Maka apabila status pendidikan
pendidikan formalnya lebih tinggi cenderung akan rendah maka dapat menyebabkan seseorang mudah
mempunyai pengetahuan yang lebih dibandingkan cemas dikarenakan kurangnya pengetahuan.
orang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
rendah, karena akan lebih mampu dan mudah sebelumnya bahwa ada hubungan antara tingkat
memahami arti kesehatan serta pentingnya kesehatan. pengetahuan dengan kecemasan pada wanita
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana menopause. Kecemasan bukan hanya sakit secara
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses emosional tapi karena ada kesalahan dalam
pembelajaran agar peserta didik secara aktif pengetahuan, semakin banyak pengetahuan yang
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki diketahuinya maka kecemasan akan lebih mudah
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, diatasi. Setiap wanita yang akan memasuki masa
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta menopause harus memiliki pengetahuan yang
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, memadahi tentang menopause agar dapat menjalani
bangsa dan Negara. Orang yang berpendidikan masa tersebut menjadi lebih tenang sehingga wanita
biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar tersebut tidak mengalami kecemasan.
terhadap masalah-masalah kesehatan dan
pencegahannya, minimal dengan mempunyai
pendidikan yang memadai seseorang dapat mencari

111
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

Hubungan antara pendapatan dengan kecemasan mempengaruhi tingkat kecemasan pada wanita
pada wanita menopause di Dusun Jobohan, menopause.
Bokoharjo, Sleman. Hal ini didukung sebuah oleh
9
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai teori mengatakan bahwa pendapatan merupakan
Ρ value sebesar 0,026 dengan PR untuk pendapatan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan.
adalah 2,130 (CI 95%:1,038-4,368) artinya ada Orang dengan pendapatan rendah akan mengalami
hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan kecemasan yang tinggi begitu pula orang yang
kecemasan pada wanita menopause. Dimana wanita memiliki pendapatan tinggi akan menurunkan
menopause yang memiliki pendapatan rendah akan kecemasan.
berisiko mengalami kecemasan berat 2,130 lebih
besar dibandingkan dengan wanita menopause dengan Hubungan antara dukungan keluarga dengan
pendapatan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan pada wanita menopause di Dusun
adanya hubungan pendapatan dengan kecemasan pada Jobohan, Bokoharjo, Sleman.
wanita menopause. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
Berdasarkan hasil penelitain ini, dari 95 Ρ value sebesar 0,001 dengan PR untuk dukungan
responden menunjukkan bahwa responden yang keluarga adalah 2,050 dengan (CI 95%:1,380-3,043),
memiliki pendapatan rendah lebih banyak dari pada yang artinya ada hubungan yang signifikan antara
responden dengan pendapatan tinggi. Sedangkan rata- dukungan keluarga dengan kecemasan pada wanita
rata responden yang memiliki pendapatan rendah menopause. Dimana wanita menopause yang
cenderung mengalami kecemasan yang tinggi. memiliki dukungan keluarga tidak baik akan berisiko
Terdapat 23 responden yang memiliki penghasilan mengalami kecemasan berat 2,050 lebih besar
tinggi dan 17 responden diantaranya menyatakan dibandingkan dengan wanita menopause dengan
bahwa mengalami kecemasan ringan. Masalah dukungan keluarga yang baik. Sejalan dengan analisis
pendapatan dalam kehidupan sehari-hari seseorang multivariate bahwa dukungan keluarga merupakan
akan mempengaruhi faktor kesehatannya. Dalam hal variabel kedua yang paling berhubungan dengan
ini pendapatan yang diperoleh dari responden lebih kecemasan pada wanita menopause dengan nilai Sig.
banyak yang memiliki pendapatan rendah sehingga 0,001 dan Exp(B) 5,778.
sangat berpotensi mempengaruhi kecemasan pada Berdasarkan dari penelitian pada 95 responden
wanita menopause. Sedangkan responden yang menunjukkan bahwa responden wanita menopause di
memiliki pendapatan rendah banyak yang mengalami Dusun Jobohan yang memiliki dukungan keluarga
kecemasan berat. tidak baik lebih banyak dari pada responden dengan
Pendapatan perempuan meningkat maka pola dukungan keluarga baik. Dukungan yang didapatkan
pemenuhan kebutuhan akan bergeser dari pemenuhan dari anggota keluarga rendah dapat disebabkan dari
kebutuhan pokok saja menjadi pemenuhan kebutuhan budaya yang terjadi di Dusun Jobohan yang mayoritas
lainnya, khususnya dalam peningkatan kesehatan penduduk tidak memiliki keterbukaan terhadap
perempuan. Pendapatan berkaitan erat dengan status masing-masing anggota keluarga. Dukungan terhadap
sosial ekonomi, dimana sering kali status ekonomi pelaksanaan posyandu lansia dari anggota keluarga
menjadi penyebab terjadinya masalah kesehatan pada sangat kurang, bahkan kurang adanya pengetahuan
wanita. Termasuk dalam hal ini pendapatan yang dari anggota keluarga terhadap adanya posyandu
lansia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan wanita

112
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

menopause. Sehingga mengakibatkan sedikitnya Faktor yang paling berhubungan terhadap


partisipasi dari wanita menopause sendiri untuk kecemasan pada wanita menopause.
mengikuti kegiatan posyandu lansia. Dari hasil analisis multivariat nilai Exp(B) dari
Penelitian yang dilakukan di Dusun Jobohan variabel pendidikan yaitu 7,971 merupakan nilai
menunjukkan bahwa dukungan keluarga sangat Prevalens Risk (PR) melebihi angka 1, dapat
mempengaruhi terhadap kecemasan pada wanita disimpulkan bahwa faktor yang paling berhubungan
menopause. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap kecemasan pada wanita menopause adalah
dukungan keluarga dengan kecemasan pada wanita faktor pendidikan. Masalah pendidikan dalam
menopause. Sejalan dengan penelitian Chandra kehidupan sehari-hari seseorang akan mempengaruhi
(2013) ada hubungan yang signifikan antara faktor kesehatannya, termasuk dalam hal ini adalah
dukungan keluarga dengan kecemasan pada wanita tingkat kecemasan yang dialami wanita menopause.
menopause. Tingkat pendidikan perempuan yang belum
Dukungan keluarga menjadikan seorang merata dan masih rendah menyebabkan informasi
wanita yang menghadapi masa menopause menjadi yang diterima tentang masalah kesehatan wanita
sangat berharga dan menambahkan ketentraman sangat terbatas. Pendidikan berpengaruh kepada sikap
hidup. Dukungan keluarga meliputi dukungan wanita terhadap kesehatan, rendahnya pendidikan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan membuat wanita kurang peduli terhadap kesehatan.
instrumental dan dukungan informatif. Manfaat Mereka tidak mengenal bahaya atau ancaman
dukungan keluarga yaitu menjadikan seorang wanita kesehatan yang mungkin dapat terjadi pada dirinya
dalam menghadapi masa menopause lebih nyaman. sendiri. Sehingga walaupun sarana yang baik tersedia
Faktor keluarga juga ikut andil untuk mereka kurang dapat memanfaatkan secara optimal
menciptakan kecemasan. Keluarga adalah sebuah karena rendahnya pengetahuan yang mereka miliki.
media yang banyak mempengaruhi dan menentukan Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat
dampak psikologis pada penderita menopause selain dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan
itu, berkurangnya anggota keluarga juga bisa menjadi kemauan untuk mengambil keputusan baik bagi diri
penyebab gangguan menopause. Dukungan anggota dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan
keluarga seperti suami, anak dapat mengurangi masalah kesehatan seorang wanita.
kecemasan dalam menghadapi menopause. Sejalan Pendidikan yang diperoleh oleh wanita
dengan penelitian sebelumnya bahwa dukungan menopause dapat menyebabkan terpenuhinya
suami sangat rendah kepada istri dalam menghadapi kebutuhan terhadap kesehatan. Terutama dalam
menopause maka hal itu dapat memicu tingkat memperoleh pendidikan yang dapat meningkatkan
kecemasan pada wanita dalam masa menghadapi rasa percaya diri sehingga kecemasan yang dialami
menopause, sehingga dukungan suami sangat oleh wanita menopause tersebut dapat dikurangi.
berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan istri Sehingga, masalah kesehatan terutama kecemasan
dalam menghadapi menopause. Peneliti berasumsi yang dialami wanita menopause dapat ditangani
bahwa, dukungan keluarga yang baik kepada wanita dengan baik dan tidak mengakibatkan bahaya.
yang mengalami menopause melalui tindakan yang Ayat al-quran yang menjelaskan tentang
nyata keluarga melalui kepedulian dan perhatian kecemasan, disebutkan dalam Q.S. Al-Baqarah (2):
keluarga kepada lansia andropause dapat menurunkan 155:
tingkat kecemasan wanita menopause.

113
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

“Dan sesungguhnya Kami berikan cobaan SARAN


kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, a. Bagi Instansi Kesehatan
kekuranngan harta, jiwa dan buah-buahan”. Bagi Puskesmas Prambanan diharapkan dapat
Dalam hal ini Allah SWT telah berfirman meningkatkan tentang pelayanan kesehatan,
setiap manusia ynag hidup akan diberikan cobaan terutama mengembangkan lagi kegiatan
berupa rasa takut/cemas. Wanita yang menghadapi posyandu lansia yang sudah dilaksanakan
menopauseakan mengalami kecemasan, sehingga namun belum banyak wanita menopause yang
seorang wanita menopauseharus lebih mendekatkan mengikutiya. Sehingga wanita menopause lebih
diri kepada Allah dan banyak melakukan hal-hal yang tertarik dan bersedia mengikuti kegiatan
positif seperti mengikuti kegiatan posyandu lansia posyandu lansia.
atau pengajian, dengan adanya kegiatantersebutwanita b. Bagi Masyarakat
menopause akan lebih mendapatkan ketenangan batin Bagi perempuan yang menghadapi menopause
dan lahiriah. Maka religiusitas sangat mempengaruhi perlu memperdalam pengetahuan dan informasi
kecemasan yang dialami wanita menopause. tentang tanda dan gejala menopause dari
informan yang dapat diperoleh dari tenaga
KESIMPULAN DAN SARAN kesehatan, agar dapat dapat menghadapi
menopause dengan baik dan tidak penuh
KESIMPULAN kecemasan.
Berdasarkan hasil analisis data, maka secara khusus c. Bagi Institusi Pendidikan
dapat diambil kesimpulan berikut: Diharapkan bagi Universitas Ahmad Dahlan
Hasil pengujian Bivariat masing-masing faktor Yogyakarta lebih banyak menambah literatur
kecemasan pada wanita menopause bahwa: dan kepustakaan tentang menopause.
1) Ada hubungan antara pendidikan dengan d. Bagi penelitian selanjutnya
kecemasan pada wanita menopause di Dusun Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
Jobohan, Bokoharjo, Sleman 2016. sebagai bahan dan referensi bagi penelitian
2) Ada hubungan antara pendapatan dengan selanjutnya untuk melakukan penelitian yang
kecemasan pada wanita menopause di Dusun berkaitan dengan kecemasan yang di alami
Jobohan, Bokoharjo, Sleman 2016. wanita menopause. Penelitian selanjutnya dapat
3) Ada hubungan antara pendidikan dengan meneliti variabel lain yang belum diteliti oleh
kecemasan pada wanita menopause di Dusun peneliti yaitu perubahan fisik dan status
Jobohan, Bokoharjo, Sleman 2016. kesehatan yang dapat digali tentang riwayat
4) Berdasarkan hasil analisis multivariat dapat penyakit yang dialami oleh wanita menopause.
disimpulkan dari tiga variabel diperoleh vaiabel Dan juga dapat menambahkan karakteristik
yang paling berhubungan terhadap wanita terhadap responden misalkan status pekerjaan
menopause yaitu pendidikan. Variabel kedua yang dapat mendukung dengan hasil penelitian
yang berhubungan adalah dukungan keluarga
dan yang ketiga adalah pendapatan.

114
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

DAFTAR PUSTAKA di Kantor Bupati Kabupaten Bireuen, Jurnal


Ekonomika. Universitas Almuslim Bireuen
Chandra, A. P. 2013. Hubungan Dukungan Sosial Aceh, Volume IV Nomer 7, Hal. 33-41.
Keluarga Dengan Tingkat Stres Pada Lansia Mistinah, Tri. 2011. Hubungan Dukungan Keluarga
Andropause di Gebang Wilayah Kerja dengan Tingkat Kecemasan Ibu dalam
Puskesmas Patrang Kabupaten Jember. Menghadapi Menopause di Dusun Sitimulyo
Skripsi, Universitas Jember, Jember. Piyungan Bantul. Skripsi. STIKES Aisyiyah
Disnakertrans. 2015. Keputusan Gubernur Daerah Yogyakarta. Yogyakarta.
Istimewa Yogyakarta, 2015. Upah Minimum Meilaningtyas, galih. 2015. Hubungan Tingkat
Kabupaten/Kota Tahun 2016 di DIY. Dikutip Pengetahuan Tentang Menopause Dengan
dari Kecemasan Wanita Menjelang Menopause di
http://www.nakertrans.jogjaprov.go.id/dwload. Desa Bowan Delanggu Klaten. Skripsi.
php?txtCrJudul=umk. Diakses tanggal 25 Juli STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
2016.
Mitra, T, N,.Hosna, K,.Nahid, J,.Mohamad, H, H.
Estiani, M., Dhuhana, C. 2015. Hubungan Pendidikan 2013. Association Between Perceived Social
dan Pengetahuan Wanita Pramenopause Support and Depression in Postmenopausal
terhadap Sikap Menghadapi Menopause di Women. Jurnal Nursing and Midwifery.
Desa Sekar Jaya Kabupaten Ogan Komering Volume 4, Nomer 4, Hal 12-17.
Ulu. Ogan Komering Ulu. Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, Volume 2, Nomer 2, Mu-Hong, C,. Tung-Ping, S,. Cheng-Ta, L,. Wen-
Hal 101-107. Han, C,.Tzeng-Ji, C,.Ya-Mei, B. 2013.
Symptomatic Menopausal Transition Increases
Eka, H, S. 2014. Hubungan Dukungan Suami dengan the Riskof New-Onset Depressive Disorder in
Tingkat Kecemasan Istri dalam Menghadapi Later Life. Jurnal psikologi. Volume 8 nomer
menopause. FKM UNAIR. Jurnal Biometrika 3, Hal 1-8.
dan Kependudukan, Volume 3, Nomer 2, Hal,
114-119. Nuril, I,.Titin, E, N. 2012. Hubungan Persepsi
Menopause dengan Kecemasan Menopause di
Faik, R, A,. Anik, Y,. Agustina, E. 2013. Hubungan Desa Sambibulu Kecamatan Taman
Pengetahuan Tentang Menopause dengan Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Jurnal
Kecemasan dalam Menghadapi Menopause Dinamika Kebidanan. Volume 2, nomer 2.,
Pada Wanita Usia 41-45 Tahun. Jurnal Hal 1-9.
Kesehatan Mesencephalon,Volume 1, Nomer
4, ISSN : 2252-5637, Hal.1-80. Irianto, Koes. 2015. Kesehatan Reproduksi.
Bandung : Alfabeta.
Hawari, Dadang. 2011. Manajemen Stres Cemas dan
Depresi. Jakarta :Balai Penerbit FKUI. Janiwarty; Bethsaida dkk. 2013. Pendidikan Psikologi
untuk Bidan. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Helen, V,.jan, M, K,. Carolyn, L, G. 2007. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Edisi 4. Septiyani, M,. Mahmudah. 2013. Faktor yang
Berpengaruh terhadap Skor Kecemasan pada
Ida, R.,Rohmawati. 2014. Faktor-Faktor yang Wanita Menopause. FKM UNAIR. Jurnal
Mempengaruhi Kecemasan Pada Usia Biometrika dan Kependudukan, Vol. 2, No. 1.
Pertengahan dalam Menghadapi Proses Menua
(Aging Process). Jurnal keperawatan Rina, S.U. 2015. Hubungan Antara Persepsi Terhadap
AKPER17, Volume 1, Nomer 2, ISSN : 2338- Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan
6800, hal.83-90. Menghadapi Masa Menopause. Skripsi.
Uiversitas Muhammadiyah Surakarta,
Lestari, Dwi. 2010. Seluk Beluk Menopouse. Surakarta.
Yogyakarta : Garailmu.
Sholichah, Nur. 2014. Hubungan Tingkat Pendidikan
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Dengan Tingkat Kecemasan Wanita Usia 40-
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 50 Tahun Dalam Menghadapi Menopause.
Marmi. 2015. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Skripsi. Akademi Kebidanan Purworejo,
Pustaka Pelajar. Purworejo.

Mulyani, N.S. 2013. Menopause Akhir Siklus Suhaidah, Dedeh. 2013. Hubungan Antara Persepsi
Menstruasi pada Wanita diusia Pertengahan. Terhadap Dukungan Sosial Keluarga Dengan
Yogyakarta: NuhaMedika. Kecemasan Menghadapi Masa Menopause.
Skripsi. Universitas Negri Syarif
Mahyu Danil. 2013. Pengaruh Pendapatan terhadap Hidayatullah, Jakarta.
Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil

115
Jurnal Medika Respati Vol. 14 No 2 April 2019 ISSN : 1907 – 3887 (Print), ISSN : 2685-1156 (Online)

Proverawati, Atikah. 2010. Menopause dan Sindrom


Premenopouse. Yogyakarta: Nuha Medika.
Stuart, Gail W. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa.
Jakarta : EGC.
Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif

116

Anda mungkin juga menyukai