Aplikasi Terapi Komplementer Pada Dewasa KLP 8
Aplikasi Terapi Komplementer Pada Dewasa KLP 8
Aplikasi Terapi Komplementer Pada Dewasa KLP 8
OLEH:
KELOMPOK 8 KELAS B 13 A
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
bahwa penulis telah dapat membuat makalah tentang” Aplikasi Komplementer Dalam
Semua Siklus Kehidupan Pada Dewasa’’ walaupun banyak sekali hambatan dan kesulitan yang
kami hadapi dalam menyusun makalah ini, dan mungkin makalah ini masih terdapat
penulis.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu dosen maupun teman-
teman sekalian supaya penulis dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah makalah
dikemudian hari,dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar isi......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULIUAN
Masyarakat luas saat ini mulai beralih dari pengobatan modern (medis) ke
pegobatan komplementer, meskipun pengobatan modern juga sangat popular
diperbincangkan di kalangan masyarakat, sebagai contoh banyak masyarakat yang
memilih mengobatkan keluarga mereka yang patah tulang ke pengobatan non
medis (sangkal putung) daripada mengobatkan ke rumah sakit ahli patah tulang.
masase banyak diminati masyarakat. Banyaknya kegiatan dan ativitas kerja yang
dilakukan dengan duduk atau berdiri, ditambah lagi gaya tarik grarvitasi telah
menyebabkan racun dari sisa-sisa hasil metabolisme tertimbundi telapak kaki.
Disamping itu kurangnya olahraga dan makanan yang tidak dijaga menyebabkan
banyak orang merasa letih, lesu, tidak semangat dan timbulnya berbagai penyakit.
Berdasarkan studi yang dilakuakn oleh International Journal of Alternative and
Complementary Medicine, orang yang menderita stres dan depresi merasa ada
perbaikan setelah menjalani terapi massage selama 30 menit minimal setiap
minggu. Di Indonesia massage dikenal dengan sebutan pijatan. Pijatan dilakukan
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan terapi komplementer ?
2. Terapi komplementer apa yang lazim digunakan pada dewasa?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang terapi komplementer
2. Mengetahui terapi komplementer yang lazim digunakan pada dewasa
BAB II PEMBAHASAN
(nigthingale, 1860/1969).
Surver di afrika mengemukakan bahwa 42% reponden menggunakan 1 atau
lebih terapi komplementer (eisenberg dkk, 1998). Penggunaan terapi komplementer
meningkatkan hampir 10% berdasarkan hasil survei tahun 90 (eisenberg dkk, 1993).
Terapi komplementer lebih populer di Eropa daripada di Amerika Serikat (peletier,
2000). Di jerman penggunaan herbal merupakan bagian dari keperawatan kesehatan.
Hasil penelitian tentang obat herbal menunnjukkan bahwa 70 – 90 % dari terapi
kesehatan diseluruh dunia menggunakan terapi komplementer secara rutin sebagai
bagian perawatan kesehatan ( kraitzer dan jansen, 2000).
2.3.2 Sejarah
massage
Terapi dengan memanipulasi otot dan jaringan ikat untuk meningkatkan
fungsi jaringan dan relaksasi. Massage adalah salah satu manipulasi
2.3.4 Indikasi
Massage
a. Meringankan rasa sakit, seperti yang disebabkan oleh luka punggung,
nyeri otot, fibromyalgia, dan kegelisahan.
b. Mebgobati kelelahan, nyeri, mual, dan muntah pada penderita kanker
c. Membantu otak, saraf, dan perilaku bayi yang berta lahirnya renadh
agar berkembang secara normal.
d. Menghilangkan sembelit kronis.
e. Mengontrol asma
2.3.5 Manfaat
Massage
a. Menghilangkan stress: pijatan yang lembut dan menyeluruh pada
tubuh yang kaku dan pegal bisa membuat kita menjadi lebih rileks.
b. Melancarkan sirkulasi darah: denagn gerakan yang tepat, proses
pemijatan pada tubuh akan membantu melancarkan sirkulasi sarah.
Biasanya, saat kita merasa stress dan lelah, sirkulasi akan terhambat.
c. Mengurangi ketegangan kepala: yaitu dengan melancarkan peredarah
darah, dengan demikian darah yang sampai di kepala pun tidak
terhambat.
1. Pengertian Massage
Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi yang
bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan genjotan-
genjotan atau pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik sentrarefleks.
Hal senada diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage adalah manipulasi
jaringan lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi sistem saraf, otot,
pernafasan, sirkulasi darah, dan limfa secara lokal maupun umum. Massage
menghasilkan suatu stimulus pada jaringan tubuh dengan cara menekan dan
meregangkan. Penekanan menyebabkan kompresi jaringan lunak dan mengubah
ujung-ujung saraf yang berupa jaringan reseptor, sedangkan peregangan
memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan lunak.
Menurut Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari
tekanan atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan bawah
dan siku dapat digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit, terutama pada
bagian otot dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul, dan menekan.
Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang tertua dari
namun tujuan utama dari pemijatan bukanlah untuk penyembuhan, tetapi untuk
kebugaran tubuh sehingga secara tidak langsung dapat mencegah berbagai jenis
penyakit.
tersebut. Jika cairan yang membuat bengkak tidak disingkirkan, maka akan
mengeras sehingga tidak dapat melewati saluran getah bening. Akibatnya
gumpalan cairan yang mengeras tersebut akan menyumpal di sekeliling
jaringan: otot, tulang, urat, ikatan sendi tulang (ligament) dan kemudian
terbentuk “pelekatan” (adhesion).
h. Sistem Kandung Kemih: Pijat di bagian punggung dan perut akan
meningkatkan aktivitas ginjal yang mendorong pembuangan produk sisa
metabolisme dan mengurangi penumpukkan cairan.
i. Sistem Reproduksi: Sistem reproduksi juga dapat ditingkatkan. Pijat pada
b. Efek Reflektif
1) Efek yg diperoleh melalui kulit & jaringan ikat superfisial.
2) Kontak langsung menstimulasi reseptor kulit
3) Mekanisme refleks dipercaya merupakan fenomena sistem
saraf otonom.
4) Stimulus refleks menyebabkan sedasi, mengendorkan
c. Efek Mekanis
point myofascial.
3) Untuk memperlambat atrofi otot akibat cedera.
4) Meningkatkan aliran darah ke otot skelet.
5) Meningkatkan ROM
6) Tidak meningkatkan kekuatan maupun tonus otot.
3.1 Kesimpulan
Terapi komplementer merupakan terapi holistis atau terapi nonbiomedis.
Hasil penelitian tentang psikoneuroimunologi mengungkapkan bahwa proses
interaktif pada manusia dengantubuh, pikiran, dan interaksi sosial mempengaruhi
kesejahteraan seseorang. NCCAM. Menetapkan bahwa terapi komplementer
secara garis besar di dasarkan sebagai kategori terapi pikiran penghubung tubuh
(mind – body terapies) sementara terapi biomedis lebih banyak mempengaruhi
seluruh tubuh dan berfokus pada dampak terapi terhadap pengibatan.
Terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang
3.2 Saran
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi terapi
komlementer diharapkan pembaca atau teman-teman sejawat dapat memperoleh
manfaat dari makalah yang kami buat. Jika ada pengembangan yang bermanfaat
mohon untuk dilayangkan pada penulis makalah ini karena masukan dari pembaca
atau bapak/ ibu dosen sangat mendukung demi kesempurnaan makalah yang kami
buat.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumanto, R., Iskandar, Y., 1981. Depresi, Suatu problema Diagnosa dan Terapi
Maslim, Rusdi. 2001. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik . Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.