Anda di halaman 1dari 9

Desripsi tentang kehiduan Butet

Butet adalah seorang gadis jemaat di Gereja Kristen Super, sekarang Butet berusia 20
tahun, ia adalah anak pertama dari empat bersaudara, yang diwawancarai oleh kelompok
dalam rangka melihat teologi yang ia hayati. Butet merupakan seorang gadis periang,
memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi. Sejak SMP ia sudah terkenal dengan
kepintarannya, itu terlihat ketika ia dipanggil tiap semester karena mendapat pering kat. Butet
lahir dan besar di Medan, ia berasal dari keluarga yang hidup berpelayanan dan takut akan
Tuhan. Kedua orangtua Butet bekerja sebagai petani dan pedagang yang penghasilannya
tidak begitu banyak, untuk menghidupi empat orang anak itu sudah sangat cukup, dan sangat
tidak cukup jika ingin menguliahkan anak di universitas yang mahal. Walaupun demikian
perekonomian mereka, selalu ada sosok ibu yang selalu mengingatkan mereka untuk tetap
bersyukur, hingga sekarang mereka tidak kekurangan dan tidak kelebihan. Namun, saat Butet
duduk di kelas 3 SMA, Butet mengalami suatu pergumulan yang sangat luar biasa, karena
kali ini yang menentukan keputusan adalah dirinya sendiri menganai apakah kuliah atau
tidak. “Jika ia, saya mau kuliah diamana dan jurusan apa yang baik dan murah?” – ucap
Butet. Sejak kecil Butet memang sudah berkeinginan menjadi seorang Dokter, tetapi dia
memikirkan kembali tentang kondisi orangtuanya. Setelah berkonsultasi dengan orangtuanya,
Butet mengutarakan apa yang ia inginkan, tetapi orangtuanya memberi saran yang lain, bukan
melarang Butet untuk menjadi seorang Dokter tetapi memberi saran untuk mencoba jurusan
yang mengarah kepada guru dan perkantoran yang ada di universitas negeri yang ada di
Medan. Butet pun menerima saran itu dengan mengambil beasiswa Bidikmisi di negeri,
walaupun tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan, ia tetap rajin dan tekun belajar karena ia
berfikir menjadi seorang guru itu adalah tugas yang mulia. Ia pun melewati segala ujian
sekolah dengan lancar, dan berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan biar ia dapat lulus dan
masuk di universitas yang dia inginkan. Pada ujian SBMPTN keraguan dan kegelisahan Butet
muncul kembali, seakan-akan ia tidak ingin mengambil jurusan yang telah ia pilih, dalam
ujian SBMPTN Butet benar-benar nekad tidak ingin menjawab ujian dan menjawabnya
dengan asal-asal. Hingga pada pengumuman SBMPTN Butet yakin kalau ia tidak masuk,
ketika di cek oleh kaka sepupunya, Butet ternyata masuk di jurusan pendidikan di
Universiitas yang ada di Sumatera. Butet sebenarnya lemas mendengar pengumuman itu,
tetapi melihat ekspresi orangtua Butet yang sangat bahagia dan siap memberangkatkan Butet
berkuliah, ia terpaksa senang karena melihat kebahagiaan orang tuanya. Semuanya
diperlengkapi oleh orangtua Butet, untuk memberangatkan Butet berkuliah. Butet pun
berangkat, tetapi ditengah perjalanan Butet bertanya kepada Tuhan, “Tuhan apakah dengan
perasaan yang lemas dan tak bersemangat ini adalah jalan Tuhan? jika ia sampaikan aku
disana dengan selamat”-tutur Butet. Dari awal masuk Butet tidak bahagia masuk ke jurusan
itu, semuanya merasa tak dikenali, semua merasa asing, pelajaran yang tak masuk-masuk ke
otak. Pada akhirnya semester pertama ia sering bolos dan menghabiskan waktunya
bernyanyi-nyanyi, selama semester itu pula, ia lupa kepada Tuhan, ia sudah jarang berdoa,
walaupun tiap nelfon mamanya selalu ingatin dia berdoa. Hal ini disadari Butet ketika ada
surat peringatan dari kampus saat pergantiaan semester. Butet datang berdoa kepada Tuhan,
dari hasil doa tersebut Butet memutuskan untuk pulang ke rumah tanpa sepengetahuan
orangtuanya. Sampai di rumah, orangtuanya terkejut akan kedatangan Butet dengan
membawa tas besarnya. “Mak, pak aku nyerah!” itu yang dikatakan Butet kepada
orangtuanya. Mendengar itu orangtuanya pun diam dan mamanya hanya bisa menangis
mendengar itu. Dalam keheningan itu, bapaknya bicara “Tet, gimana nak? Jadi sekarang apa
yang mau kau lakukan?”. Butet menyampaikan kalau dia tetap ingin menjadi seorang Dokter.
Seketika itu orangtuanya pun mengikuti alur Butet ke kampus yang diinginkan di Medan, dan
mencari tempat peminjaman uang kesana kemari, setelah semuanya beres begitupun data-
data. Mama Butet menemani Butet selama belajarnya, dengan kerja keras Butet selalu belajar
ia sesekali pergi ke rumah gurunya waktu SMA untuk belajar. Tiba saatnya ujian Butet
berdoa sungguh-sungguh kepada Tuhan, karena kali ini ia sangat grogi untuk mengikuti
ujian. Hari berlalu seminggu, saatnya pengumuman Butet, Butet merasa sedih dan sambil
berusaha mencari namanya yang tidak tercantum. Sejak pengumuman itu, Butet menangis,
kecewa, marah, dan merasa bersalah kepada orangtuanya dan untuk pertama kalinya ia
menghujat Tuhan, ia pun depresi dan mengurung diri selama 2 minggu dikamar, banyak
saran dari teman-teman Butet, tapi Butet tidak menggapi hal itu ia tetap menyalahkan dirinya.
Melihat hal itu, bapak Butet tidak sanggup melihat anak sulung nya seperti itu, bapaknya pun
mengahmpirinya dengan menawarkan kembali untuk mencari universitas mana lagi yang
membuka pendaftaran dengan jurusan kedokteran. Dengan semangatnya Butet mencari
universitas yang pernah ditawarkan oleh teman-teman Butet yang berada di pulau Jawa,
mendengar hal itu bapak Butet sempat diam karena orangtuanya berharap Butet kuliahnya di
Medan saja, supaya tidak jauh dari mereka, pada akhirnya bapaknya pun menyetujui. Yang
menjadi persoalan adalah mamanya Butet tidak mengizinkan Butet untuk pergi ke pulau
Jawa, hingga terjadi perdebatan yang mengakibatkan hubungan Butet dan mamanya
renggang. Tetapi Butet tetap berusaha untuk bisa kuliah dan tes disana, dalam 3 hari ia
menyiapkan semua keperluan yang ada, melihat semangat itu mamanya pun mengizinkannya
walaupun diam saja belum mau bicara dengan Butet dan mencari kembali pinjaman untuk
ongkos pesawat, hingga pada kendala memesan tiket pesawat sendiri. Butet belum pernah
memesan tiket sendiri, hingga pada hari H dia bingung karena uang yang ada di ATM nya
memiliki saldo 50.000. Ia benar-benar bingung dan menangis dan untuk kedua kalinya lagi ia
benar-benar menghujat Tuhan dengan sangat tulus. “Tuhan Kau memang tidak adil, sungguh
Kau tidak adil, mulai detik ini, aku ga akan lagi berdoa kepada Mu, dan tidak akan mau lagi
ke gereja untuk pelayanan, cukup sampai disini!”. Pesawat yang akan di tumpangi oleh Butet
berangkat jam 11.00, jam 10.00 sepupu Butet datang dan membantu Butet memesan tiket,
dengan wajah yang sangat bengkak, keadaan yang belum mandi, dan masih memakai baju
tidur Butet berangkat ke Bandara. Butet tidak memikirkan apa-apa yang dia pikirkan
hanyalah tas yang berisi berkas-berkas yang sudah ia siapkan dan leptop serta uang 100.000
dari bapaknya untuk makan di jalan. Atas tumpangan mobil sepupunya, ia berangkat ke
bandara, tanpa disadari, ternyata mamanya sudah mempersiapkan beberapa pakaian Butet di
dalam mobil. Butet benar-benar terharu dan ditengah perjalanan iya menangis, hingga sampai
di Bandara, penumpang terakhir yang dipanggil adalah Butet. Sepanjang perjalanan menuju
pulau Jawa Butet kembali berdoa kepada Tuhan, dengan harapan supaya Tuhan mencabut
kata-kata penghujatan yang telah Butet sampaikan kepada Tuhan. Butet harus transit di
Bandara S dan berangkat dari Bandara H menuju ke Jawa. Perjalanan bandara S ke H
lumayan jauh sehingga harus menggunakan taksi kesana, ia menggunakan uang 100.000
tersebut untuk ia menuju ke Bandara H. sesampai di Bandara H, Butet mengganti pakaian dan
sejenak ia baru menyadari ia akan tinggal bersama siapa nanti di kota Y ini. Dan segera ia
mengaktifkan HP nya, ia mendapat pesan dari temannya, kalau saudaranya akan
menjemputnya di Bandara dan memberi tumpangan nginap di kontrakan saudaranya.
Sesampai dikontrakan laki-laki tersebut, penghuni kontrakan itu adalah saudara yang satu
marga dan satu kampung dengan Butet. Butet merasa bahagia dan merasa terlindungi, dari
pendaftaran hingga ujian mereka bergantian mengantar jemput, dan tanpa persiapan dan
keyakinan Butet mengikuti ujia tersebut. Seminggu setelah itu diumumkan bahwa Butet
masuk ke Universitas di Pulau Jawa tersebut dan masuk di Fakultas Kedokteran.
Kebahagiaan yang luar biasa yang didapat oleh Butet, orangtuanya sangat senang mendengar
berita itu. “Allah, sedang menguji aku, seberapa setianya aku kepadaNya, aku sudah
menghujat Tuhan,tetapi Ia tetap mau membantuku melewati semuanya, Ia mampukan aku, Ia
menunjukkan bahwa aku bisa. Tuhan trimakasih. Engkau mengajarkan ku untuk tetap setia,
dan Engkau memperlihatkan kepadaku, bahwa Engkau selalu ada bersamaku.” –ucap Butet.
Sekarang Butet menjadi mahasiswa Kedokteran dan ia sangat menikmati perkuliahan
tersebut.

Ananlisis Konteks

Deskripsi diatas kita dapat melihat beberapa kejadian penting yang pertama ketika butet
mengikuti SBMPTN untuk mendaftar kuliah perguruan namun ternyata ia ragu-raguuntuk
masuk kulih perguruan, masuk kuliah kedokteran. Kedua, ketika butet berkata kepada
orangtuanya bahwa ia tidak bisa meneruskan kuliah. Ketiga, ketika butet akan berangkat
kekotanya.

Selanjutnya, kita akan menganalisis pandangan dan perasaan orang-orang yang terlibat.
Tokoh Butet, ia adalah sosok yang ambisius dan optimis bahwa ia dapat masuk kedokteran
meskipun ia sempat pesimis dan mempersalahkan Tuhan namun ia tetap memperjuangkan
keinginannya untuk masuk kedokteran. Ia berusaha meyakinkan orangtuanya sampai
akhirnya orangtuanya setuju dan ia berangkat ke kota Y meskipun dengan uang saku yang
pas-pasan.

Kedua ayah Butet, merupakan tokoh yang menyayangi Butet. Ia mau menyekolahkan
Butet di kedokteran meskipun Butet sempat menyianyiakan kuliahnya di Medan ayah butet
bahkan sampai berhutang untuk membayar biaya kuliah Butet. Ketiga, ibu Butet juga
merupakan tokoh yang menyayangi Butetmeskipun ia sebenarnya tidak ingin jauh dari Butet
tetai pada akhirnya ia mengizinkan Butet untuk kuliah di kota Y karna keinginan Butet yang
besar . Meskipun ibu Butet sempat tidak ingin bebicara dengan Butet tetapi ia tetap
mempersiapakan segala sesuatu yang diperlukan Butet di kota Y.

Keempat, saudara Butet yang di Medan merupakan tokoh yang baik karena mau
mengantarkan Butet ke bandara.

Kelima, tetangga Butet yang ada di kota Y merupakan tokoh yang baik karena mau
menjemput dan memberikan tumpangan kepada Butet untuk tinggal sementara di kota Y.

Menurut kami ada 3 faktor yang menyebabkan Butet sangat ingin masuk kedokteran,
pertama faktor ekonomi. Menjadi seorang dokter tentu saja akan memiliki pendapatan yang
besar. Sehingga secara ekonomi Butet tidak akan kesulitan lagi. Kedua faktor psikologis,
faktor psikologi menjadi seorang dokter tentu menjadi impian bagi Butet yang secara
akademik adalah anak yang pintar. Butet menganggap ia pasti mampu secara akademis untuk
menjadi dokter. Faktos sosial budaya, dimata masyarakat seorang dokter adalah pekerjaan
yang mulia dan terhormat. Dengan menjadi dokter tentu akan meningkatkan derajat dan
martabat Butet di mata masyarakat.

Hal yang menyebabkan orangtua Butet melarangnya kuliah di kedokteran karena faktor
ekonomi keluarga butet yang tidak mencukupi untuk membiayayi Butet untuk berkuliah di
kedokteran. Meskipun pada akhirnya Butet di perbolehkan berkuliah di kedokteran dengan
berhutang kesana kemari.

Tinjaun Teologis

TAFSIRAN 1 KORINTUS 10:13

Surat pertama Korintus ini merupakan sebuah surat yang ditujukan kepada jemaat di
Korintus dengan latar belakang sosial, kebudayaan dan keagamaan yang bervariasi dan juga
ditujukan kepada semua orang di segala tempat yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus
Kristus (1 Kor 1:2). Korintus merupakan sebuah kota yang menghubungkan Yunani Utara
dengan Peloponnesus. Korintus juga menjadi pusat lalu lintas perdagangan dari Timur dan
Barat karena letaknya yang strategis, yang dilengkapi dengan persediaan air yang cukup, dan
dikelilingi oleh Dataran Korintus yang subur sehingga juga sangat mendukung sebagai
tempat ideal untuk hidup1. Hal inilah yang menjadikan Korintus berkembang dan makmur
berkat pengumpulan bea dan cukai. Sejak saat itu akhirnya kota Korintus dapat tumbuh
menjadi kota yang terbesar di Yunani.

Gereja Korintus merupakan gereja yang paling besar dan berkembang di antara
jemaah-jemaah yang didirikan Paulus. Orang-orang Kristen ini berasal dari Romawi, seperti
Tertius. Paulus merupakan seorang rasul yang menyebarkan berita mengenai Yesus di
Korintus. Ia merupakan perintis jemaat kristen di Korintus. Bagi Paulus, Korintus merupakan
suatu tempat yang sangat menguntungkan untuk misi penginjilan. Tidak ada pusat yang lebih
baik untuk menghubungi orang-orang dari banyak penjuru di dunia selain di Korintus. Yah..
meskipun orang kaya dan keturunan tinggi sudah merasa puas dengan dirinya sendiri tanpa
memerlukan sentuhan Injil, namun orang-orang dari golongan rendahan dan para budak
menyambut baik ajaran yang memberikan pengharapan dalam penderitaan dan menjanjikan
pembebasan dari kota yang rusak itu.

1
Charles Ludwig, Kota-kota pada Zaman Perjanjian Baru, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1999, h. 43
Dalam perikop ini ada satu permasalahan yang menonjol yaitu mengenai perselisihan.
Israel menjadi contoh langsung yang relevan, yakni sangatlah mudah untuk memulai dengan
baik namun sulit untuk bertekun sehingga berakhir dengan penghukuman Allah (10:1-13).
Perselisihan ini berawal sejak kepergian Paulus dari Korintus menuju Efesus. Paulus
meninggalkan Korintus untuk melanjutkan misi penginjilannya di tempat yang lain. Saat itu,
kekosongan pengijil di Korintus ini diteruskan oleh Apollos. Dia adalah seorang Yahudi dari
Alexandria yang terkenal akan kefasihannya dalam berkotbah dan mengajar. 2 Rupanya,
Apollos memberikan pengajaran yang dirasa lebih menarik dan sesuai dengan konteks jemaat
yang hidup dalam sistem sosial Helenistik-Yahudi.3 Helenistik adalah kebudayaan yang
paling menonjol di kalangan non-Yahudi. Apollos dalam ajarannya banyak berbicara tentang
hikmat dan pengetahuan yang harus mulai dipikirkan dalam iman mereka dan masyarakat
menyukainya kemampuan berbicara, beretorika, berdeklamasi seseorang.
Melihat cara pengajaran yang dilakukan oleh Paulus berbeda dengan Apollos, maka
jemaat Korintus merasa pengajaran manakah yang benar, Paulus atau Apollos, meskipun
sebenarnya keduanya sama-sama mengajarkan akan Injil Yesus. Dan karena hal ini maka
akhirnya jemaat di Korintus terpecah dalam beberapa golongan. Dahulu yang mengikuti
ajaran Paulus ada yang kemudian beralih untuk mengikuti Apollos, bahkan juga ada yang
melawan Paulus.4 Mendengar laporan ini dari Kloe5. Paulus terdorong untuk menulis sebuah
surat kepada orang-orang di Korintus. Ia prihatin dan sangat gelisah dengan laporan itu dan ia
merasa bahwa pertengkaran itu akan mudah mengaburkan pesan Injil.
Perikop ini akan menunjukkan mengenai Rasul Paulus yang memberikan nasehat
mengenai cara menghadapi sebuah masalah. Paulus mencoba untuk memperingatkan jemaat
Tuhan yang ada di Korintus yang “lemah secara pengetahuan” dan jemaat yang telah
mempunyai “pengetahuan” (pasal 8) untuk tetap waspada dan berhati-hati. Paulus
memberikan pelajaran akan apa yang telah terjadi kepada bangsa Israel di padang
gurun, bahwa mereka telah dibaptis di dalam awan dan di dalam laut dan mereka semua
sama-sama makan dan minum yang rohani dari Allah namun tetap saja mereka jatuh kedalam
pencobaan. Hidup bangsa Israel yang tetap dipelihara oleh Tuhan dan tidak ada godaan dari
luar, namun tetap bisa jatuh dalam pencobaan, terlebih dengan jemaat yang di Korintus

2
Ronald E. Clements, New Century Bible: 1&2 Corinthians, London: Oliphants, 1971, h. 32
3
Gordon D. Fee, The New International Commentary on the New Testament: The First Epistle to the
Corinthians, Michigan: Grand Rapids, 1989, h.8
4
Gordon D. Fee, The New International Commentary on the New Testament: The First Epistle to the
Corinthians, Michigan: Grand Rapids, 1989, h.8
5
Kloe: nama Yunani bagi perempuan yang berarti hijau. Dimungkinkan mereka adalah budak Kristen dari
nyonya Efesus yang mengunjungi Korintus. Belum diketahui apakah Kloe seorang Kristen.
Paulus mengajarkan “Menjadi peringatan bagi kita yang hidup”. Ini adalah surat yang
merupakan kecaman yang paling pedas terhadap keangkuhan, kemegahan diri, kesombongan
dan kebanggaan di antara tulisan-tulisan Paulus. Yang paling berharga adalah mengenai kasih
sebagai “cara yang paling sempurna” yang orang-orang Kristen harus usahakan.

Dua pesan yang disampaikan yaitu pertama, diarahkan kepada orang yang percaya diri,
golongan kuat yang tidak mempedulikan nurani orang yang lemah (ay. 12), dan yang lainnya
diarahkan kepada orang yang kecil hati, yaitu mereka yang merasa kehidupan Kristen
demikian berat sehingga mereka tidak akan mungkin tahan terhadap semua pencobaan yang
ada (ay. 13). Siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri. Ditulis untuk orang kuat yang
memanfaatkan kebebasannya dengan mengorbankan orang yang lemah (8:9-13). Bagi orang
yang menganggap bahwa dia telah mempunyai pengetahuan yang kuat akan Firman Tuhan
walaupun dia duduk diantara pendosa dan memakan makanan yang dipersembahkan kepada
berhala tidak akan dapat mempengaruhi imannya kepada Allah, namun haruslah juga berhati-
hati supaya jangan menjadi batu sandungan kepada saudaranya yang masih lemah di dalam
pengetahuan dan berhatihatilah jangan kita menjadi jatuh. Bagi orang yang menganggap
dirinya lemah secara pengetahuan, percayalah kepada Tuhan bahwa itu adalah pencobaan
yang biasa, sebab Tuhan akan memberikan kepadamu jalan keluar untuk melawan segala
cobaan. Segala pencobaan yang membuat kita jatuh kedalam dosa akan selalu ada, walaupun
kita selalu hidup didalam naungan Firman Tuhan ataukah kita hidup ditengah-tengah
perbuatan-perbuatan dosa, tetapi ingatlah segala pencobaan itu akan mendatangkan kebaikan
kepada orang yang selalu berharap kepada Tuhan, dengan pencobaan itu iman kita akan
semakin kuat.
Kaitan Teks dengan Konteks

Surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Korintus ini secara garis besar
berisikan mengenai bagaimana ketika jemaat di Korintus menghadapi suatu masalah. Seperti
yang sudah dijelaskan pada bagian tinjauan teologis, nampaknya Paulus paham betul
bagaimana kondisi jemaat di Korintus pada saat itu. Dalam teks 1 Kor 10 : 13 ini yang
digunakan paulus untuk menasihati jemaat di Korintus juga menyinggung bahwa pencobaan-
pencobaan yang dihadapi itu oleh jemaat-jemaat di Korintus itu merupakan pencobaan-
pencobaan yang biasa. Karena Tuhan sendiri yang akan memberikan jalan keluar untuk bisa
melewati segala pencobaan itu. Teks ini bisa dikatakan sangat cocok untuk konteks Butet
pada saat itu. Dikarenakan konteks Butet yang mengalami pergumulan dalam hidupnya.
Pencobaan-pencobaan yang datang dalam hidup Butet merupakan masalah baginya untuk
bisa menggapai cita-cita. Dalam teks ini Butet juga dapat merefleksikan bahwa setiap
masalah, pegumulan, dan pencobaan yang ia rasakan itu adalah hal yang biasa. Sebab dibalik
setiap masalah, pergumulan, dan pencobaan itu, Tuhan senantiasa akan menolong dan
memberikan jalan keluar. Semua yang terjadi di dalam kehidupan Butet untuk cita-cita nya
itu merupakan rancangan dari Tuhan, dan Tuhan sudah menyiapkan segala sesuatu yang baik
bagi masa depan Butet. Dengan begitu Iman Pengharapan yang Butet letakkan pada Tuhan
tidaklah sia-sia, sebab Tuhan memberikan jalan untuk Butet bisa masuk kuliah kedokteran
dengan segala perjuangan yang telah orang tua dan Butet lakukan.

KESIMPULAN
Berdasarkan deskripsi tentang Butet dan keluarganya dapat disimpulkan bahwa Butet
merupakan seorang gadis periang, pintar, dan memiliki jiwa kepemimpinan. Ia terlahir dari
keluarga keluarga yang hidup berpelayanan dan takut akan Tuhan. Meskipun kedua orang tua
Butet bekerja sebagai petani dan pedagang yang penghasilannya tidak begitu banyak. Namun
kondisi tersebut tidak mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang Dokter.
Ketidakberhasilan Butet dalam mengikuti kuliah Keguruan membuktikan bahwa Ia
lebih memilih jurusan Kedokteran. Berbagai kegagalan ia temui, bahkan penghujatan kepada
Tuhan sebagai pencipta. Orang tuanya tidak tinggal diam terkait persoalan yang dialaminya,
Ayahnya memberi solusi dan Butet kembali bangkit dari keterpurukan dan berkeinginan
menggapai impiannya.
Kesadaran Butet untuk mengakui kesalahnnya pada Tuhan membuahkan anugerah
yaitu Lulus Kedokteran disalah satu Universitas di Jawa. Meskipun berbagai kendala Butet
temui dalam perjalanan hingga tiba di Jawa mengikuti tes Kedokteran, namun semua dapat
dilalui dengan sukacita. Ini terbukti melalui keseriusannya mengikuti kuliah di jurusan
Kedokteran dengan suasana yang berbeda sewaktu mengikuti kuliah Keguruan di Medan.
Ada beberapa hal penting dari teks cerita Butet, yaitu : (a) keraguan yang berbuah
hasil buruk, (b) ketidaktekunan mengakibatkan tidak terselesaikannya kuliah Butet, (c)
pertanggungjawaban segala perbuatan yang telah diperbuat oleh Butet.
Dalam teks bacaan ada beberapa hal yang dapat diperlajari dari tokoh-tokoh ceritanya.
Tokoh Pertama, Butet merupakan sosok yang ambisius dan optimis. Hal ini terlihat dari
kondisi yang pas-pasan, namun berhasil meyakinkan orang tuanya hingga berhasil masuk
kedokteran. Ada 3 faktor penyebab Butet ingin masuk kedokteran, pertama faktor ekonomi,
Kedua faktor psikologis, dan Faktos sosial budaya.
Surat pertama Korintus ini merupakan sebuah surat yang ditujukan kepada jemaat di
Korintus dengan latar belakang sosial, kebudayaan dan keagamaan. Gereja Korintus
merupakan gereja yang paling besar dan berkembang di antara jemaah-jemaah yang didirikan
Paulus.
Dalam perkembangannya ada berbagai persoalan terkait perselisihan jemaat Korintus
melihat cara pengajaran yang dilakukan oleh Paulus berbeda dengan Apollos. Jemaat di
Korintus terpecah dalam beberapa golongan. Paulus terdorong untuk menulis sebuah surat
kepada orang-orang di Korintus. Rasul Paulus yang memberikan nasehat mengenai cara
menghadapi sebuah masalah. Paulus memberikan pelajaran akan apa yang telah terjadi
kepada bangsa Israel di padang gurun. Dua pesan yang disampaikan yaitu pertama,
diarahkan kepada orang yang percaya diri, golongan kuat yang tidak mempedulikan nurani
orang yang lemah (ay. 12), dan yang lainnya diarahkan kepada orang yang kecil hati, yaitu
mereka yang merasa kehidupan Kristen demikian berat sehingga mereka tidak akan mungkin
tahan terhadap semua pencobaan yang ada (ay. 13). 
Kaitan Teks dengan Konteks
Surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat di Korintus berisikan bagaimana ketika
jemaat di Korintus menghadapi suatu masalah. Dalam teks 1 Kor 10 : 13 ini yang digunakan
paulus untuk menasihati jemaat di Korintus sangat cocok untuk konteks Butet. Dikarenakan
Butet mengalami pergumulan dalam hidupnya. Pencobaan-pencobaan yang dialami Butet
merupakan masalah baginya untuk bisa menggapai cita-cita. Dari teks cerita Butet menjadi
bahan refleksi bahwa setiap masalah, pegumulan, dan pencobaan yang ia rasakan itu adalah
hal yang biasa. Sebab dibalik setiap masalah, pergumulan, dan pencobaan itu, Tuhan
senantiasa akan menolong dan memberikan jalan keluar.

Anda mungkin juga menyukai