Anda di halaman 1dari 2

BMGT

Film Inspiratif
 RINGKASAN CERITA:

Anak desa yang memiliki motivasi tinggi untuk kuliah namun terhalang oleh finansial
sehingga dilarang oleh Orang tuanya. Dia memilih untuk menunda kuliahnya satu tahun. Dalam
satu tahunnya dia isi dengan bekerja di kota dan belajar. Setelah satu tahun berakhir dia ikut
SBMPTN dan diterima di PTN impiannya dengan beasiswa bidikmisi.

 NASKAH CERITA:

Di sebuah desa terdapat seorang anak buruh tani yang memiliki cita-cita untuk bisa
kuliah di PTN impiannya yaitu IPB. Ketika SMA ia belajar dengan sungguh-sungguh untuk bisa
menggapai impiannya. Sayangnya, takdir berkata lain. Orang tuanya melarang untuk
melanjutkan masa studinya, karena factor biaya. “ jangankan untuk membiayai kuliah, kebutuhan
hidup sehari-hari kita saja hanya bermodalkan penghasilan ayahmu sebagai buruh tani yang tak
seberapa, untuk makanpun susah. Jangan berangan-angan terlalu jauh nak, kita harus tau tingkat
kemampuan yang kita miliki. Kita hanya orang desa berbeda dengan mereka orang kota yang
mempunyai modal banyak”. Ujar ibunya.

Ia hanya bisa menangis, patah sudah semangat yang telah ia bangun selama 3 tahun masa
SMA nya. Namun semua itu tak berlangsung lama, intensitas semangatnya meningkat kembali.
Dia memiliki rencana tersendiri untuk masa depannya. Pikirnya kesempatan bukan hanya datang
sekali ini saja, masih banyak peluang untuk bisa menggapai cita-citanya tersebut. Akhirnya ia
bulatkan tekad untuk tetap kuliah, namun tahun depan. Ia berpikir untuk bisa kuliah tanpa harus
meminta orantuanya, dan ia bisa kuliah dengan modalnya sendiri. Hasil pemikirannya itu ia
realisasikan dengan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan dan orangtuanya pun menyetujuinya.

Ia pun pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, tepatnya kota Bogor. Kota tempat
berdirinya kampus yang ia impikan. Di bogor, ia sempat beberapa kali jatuh bangun karena tak
kunjung mendapatkan pekerjaan. Semangatnya akhirnya membuahkan hasil, ia mendapatkan
pekerjaan sebagai penjual makanan dari milik seorang bapa-bapa, dan ia pun disuruh untuk
berjualan di sekitar kampus IPB. Rasa bangga sedikit ia dapatkan karena bisa setiap hari melihat
kampus impiannya, dorongan untuk masuk IPB semakin kuat. Ia bekerja begitu keras, dan hasil
dari penjualannya itu ia tabung untuk modal kuliah. Di sela-sela kesibukannya ia selalu
menyempatkan belajar, dari berbagai media apapun seperti buku-buku bekas dan Koran.

Suatu ketika, ia sedang rehat di sekitaran kampus sambil merenungi uang yang ia tabung
tak akan cukup untuk masa kuliahnya selama 4 tahun, ia harus mencari cara lain. Lalu ketika ia
bangun, terdapat mahasiswa yang berlari-lari dan tak sengaja menabrak serta menjatuhkan
dagangannya hingga berserakan. Mahasiswa tersebut membantu membereskan dagangannya,
Namun sayangnya semua makanan tak bisa tertolong karena menjadi kotor semua. Mahasiswa
tersebut merasa bersalah dan akhirnya meminta maaf, lalu menawarkan untuk mengganti
semuanya. Dari sanalah muncul obrolan-obrolan yang berkaitan dengan dunia kampus, yang
berujung pada cerita anak desa itu tentang cita-citanya. Mahasiswa tersebut memberitahukan
kepada anak desa tersebut bahwa terdapat beasiswa bidikmisi bagi orang-orang yang kurang
mampu. Akhirnya ia menawarkan untuk membantu anak desa tersebut dalam pengurusan
pendaftaran bidikmisi serta pembelajaran untuk SBMPTN.

Ia berjuang begitu keras, dan mengumpulkan segala persyaratan yang diperlukan. Hingga
tes SBMPTN pun dimulai, anak desa tersebut mengikuti tes tersebut dengan semangat yang luar
biasa. Beberapa bulan kemudian, akhirnya pengumuman telah tiba dan takdir berkata bahwa ia
diterima SBMPTN serta beasiswa bidikmisi. Namun, perjuangan tidak sampai di sana, ternyata
ia harus mengikuti tes wawancara beasiswa bidikmisi. Pada wawancara tersebut, ia menceritakan
segala hal mengenai keluarganya dan akhirnya ia pun diterima bidikmisi. Luapan rasa syukur tak
pernah ia hentikan untuk Sang Maha Kuasa, rasa senang dan haru tak bisa ia bendung lagi. Kabar
ia diterima di IPB dengan beasiswa bidikmisi akhirnya sampai kepada orangtuanya. Mereka pun
merasa senang, dan telah mengizinkannya untuk kuliah. Dengan bantuan tabungan hasilnya
bekerja ini lah akhirnya ia dapat kuliah di IPB dengan lancar dari segi biaya hidup prakuliahnya
dan kuliahnya pun terbantu dengan adanya bidikmisi. Setelah masa kuliah dimulai, ia pun mulai
aktif sebagai mahasiswa yang berprestasi. Impiannya kini terwujud.

~END~

 PEMERAN:
1. Anak desa
2. Orang tua : ayah dan ibu
3. Mahasiswa IPB
4. Dosen
5. Piguran :
- Siswa SMA
- Pemilik produk makanan yang dijual
- Konsumen
- Dosen

 SUTRADARA
 CREW
 KAMERAMEN
 DIVISI PERLENGAKAPAN
 DIVISI PENGEDITAN
 DIVISI KOSTUM

Anda mungkin juga menyukai