Anda di halaman 1dari 12

Kasus Posisi

1.1 Para Pihak

a. Kemala Atmojo adalah nasabah BCA Cabang Menara Karya, Kuningan,

Jakarta Selatan, sekaligus sebagai pengguna aktif Kartu ATM BCA, sejak

tanggal 12 Februari 1999. Bertempat tinggal di Komplek Bumi Harapan

Permai Jalan Bumi Pratama VIII Blok GG Nomor 5 Kramatjati Jakarta, yang

memberikan kuasa kepada Jhon, S.E.Panggabean, S.H., M.H., dan kawan-

kawan, para Advokat berkantor di MT Haryono Square lantai 3 nomor 5, Jalan

MT. Haryono Kav.10, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal 31 Oktober 2012.

b. PT. Bank Central Asia, Tbk, berkedudukan di Jalan MH. Thamrin Nomor 1

Menara BCA Grand Indonesia Jakarta Pusat, yang dalam hal ini diwakili oleh

Herawati Nilam dan Filisa Konifianti, selaku Adviser dan Senior Officer

Group Hukum PT. Bank Central Asia, Tbk, yang memberikan kuasa kepada

Suyanto, S.H., dan kawan-kawan para Advokat, berkantor di Menara FIF 10 th

berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 25 September 2014, yang telah

didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada hari Rabu, tanggal 21

November 2012, dengan Putusan Nomor 531/PDT.G/2012/PN.JKT.PST.

1.2 Uraian Fakta


1. Sudah 13 tahun Kemala Atmojo menjadi nasabah dan pengguna aktif Kartu

ATM BCA Cabang Menara Karya, Kuningan, Jakarta Selatan, sejak 12

Februari 1999;

2. Pada tanggal 13 Agustus 2012 tepatnya siang hari Kemala Atmojo bermaksud

mengambil uang di ATM BCA Tamini Square, yang terdapat 5 (lima) ATM

tunai berjejer. Awalnya Kemala Atmojo mengadakan transaksi di ATM

Tamini Square 1 Nomor 5543 pada jejeran nomor 2 (dua), tetapi setelah

Kemala Atmojo memasukkan kartu ATM dan pin, di layar ATM tertulis

“Maaf ATM Tidak Bisa Melayani Permintaan Anda”, maka Kemala Atmojo

membatalkan transaksi, kemudian Kemala Atmojo pindah ke ATM Tamini

Square 2 Nomor 5544 pada jejeran nomor 1 (satu), Kemala Atmojo berhasil

melakukan penarikan uang sebesar Rp.1.250.000 (satu juta dua ratus lima

puluh ribu rupiah), transaksi tersebut tercermin dalam record detail pada buku

tabungan Kemala Atmojo;

3. Sepuluh hari kemudian, tepatnya tanggal 23 Agustus 2012 terjadi pendebitan

pada rekening Kemala Atmojo sebesar Rp.1.250.000 (satu juta dua ratus lima

puluh ribu rupiah);

4. Pada tanggal 23 atau 24 Agustus 2012 Kemala Atmojo menghubungi Halo

BCA, kemudian Halo BCA melakukan pengecekan dan mengakui bahwa

transaksi yang pertama gagal tetapi uang keluar, padahal Kemala Atmojo tidak

tahu dan tidak mengambil uang tersebut;

5. Pada tanggal 23 atau 24 Agustus 2012 Kemala Atmojo menghubungi BCA

Kuningan, tempat Kemala Atmojo membuka rekening. Petugas Customer

Service mengakui transaksi pertama gagal dan akan membantu menanyakan

kepada Halo BCA;


6. BCA Kuningan menelepon Kemala Atmojo dan mengatakan bahwa komplain

Kemala Atmojo akan ditangani dengan service level maksimum sampai

tanggal 12 September 2012;

7. Pada tanggal 1 September 2012 Kemala Atmojo menerima surat dari PT. Bank

Central Wisma Asia (Halo BCA) tertanggal 23 Agustus 2012 (padahal pada

tanggal tersebut Kemala Atmojo baru mengajukan komplain), dalam suratnya

telah dilakukan analisa atas transaksi Kemala Atmojo yang menyatakan,

bahwa Kemala Atmojo pada tanggal 13 Agustus 2012 melakukan 4 (empat)

kali transaksi yakni 2 (dua) kali cek saldo dan 2 (dua) kali penarikan tunai

yaitu :

 pada tanggal 13 Agustus 2012 jam 12:11:26 sebesar Rp.1.250.000 (satu

juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan keterangan transaksi reverse,

uangnya keluar, rekening tidak di debet;

 cek saldo pada tanggal 13 Agustus 2012 jam 12:36:35 dengan keterangan

berhasil;

 penarikan tunai pada tanggal 13 Agustus 2012 jam 12:52:54 sebesar

Rp.1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dengan

keterangan berhasil;

 cek saldo pada tanggal 13 Agustus 2012 jam 16:24:40 dengan keterangan

berhasil.

Dalam surat tersebut PT. Bank Central Wisma Asia (Halo BCA)

menyatakan pada waktu Kemala Atmojo melakukan transaksi yang

pertama, uang keluar dari mesin ATM, tetapi untuk transaksi tersebut

rekening Kemala Atmojo telah dikoreksi otomatis oleh komputer pusat.

Untuk itu PT.Bank Central Asia melakukan koreksi debet atas transaksi
tersebut pada tanggal 23 Agustus 2012 sebesar Rp.1.250.000 (satu juta dua

ratus lima puluh ribu rupiah).

8. Pada tanggal 1 September 2012 Kemala Atmojo melayangkan surat keberatan

atas jawaban tertulis PT. Bank Central Asia, dalam surat tersebut Kemala

Atmojo meminta untuk di izinkan melihat rekaman CCTV;

9. Pada 11 September 2012 Kemala Atmojo menerima telepon dari Petugas Halo

BCA (Firman) yang menyatakan transaksi pertama dikatakan berhasil dan

Kemala Atmojo mengambil uangnya. Kemala Atmojo diundang untuk datang

ke kantor untuk melihat hasil rekaman CCTV;

10. Setelah menerima telefon, Kemala Atmojo membuat surat kedua tertanggal 11

September 2012 yang menyatakan siap untuk melihat rekaman CCTV dan

datang ke esokan harinya;

11. Tanggal 12 September 2012 Kemala Atmojo datang ke kantor Halo BCA dan

saudara Firman dan Fira memperlihatkan hasil rekaman transaksi Kemala

Atmojo di ATM versi petugas BCA adalah transaksi pertama berhasil ada

uang dan stroke keluar, dan Kemala Atmojo mengambilnya. Pertama mesin

ATM Kemala Atmojo melakukan transksi adalah nomor 5543, tetapi rekaman

CCTV BCA menunjukan transaksi di ATM nomor 5544. Kedua dalam

gambar tersebut terlihat ATM berjalan normal, ada uang keluar ada

keterangan di akhir layar (super impose) transaksi berhasil sebagaimana dalam

CCTV. Tetapi tidak terekam pada buku transaksi Kemala Atmojo;

12. Kemala Atmojo merasa tidak puas dengan hanya melihat satu adegan

transaksi, dan meminta untuk diperlihatkan adegan transaksi lain yang

menurut Kemala Atmojo adalah yang pertama yang sebenarnya (meski versi
BCA menjadi transaksi kedua). Keinginan Kemala Atmojo tidak bisa

dikabulkan pada saat itu dikarenakan memerlukan proses dan akan dikabari;

13. Sore hari setelah sampai di rumah, Kemala Atmojo mendapat telepon dari Fira

Petugas BCA yang mengatakan kedua rekaman sudah siap. Kemala Atmojo

bertanya “apakah dalam rekaman yang baru Kemala Atmojo terlihat

mengambil uang ?” kata petugas BCA “benar”. Kemala Atmojo tidak tahu dan

tidak mengambil uang merasa di fitnah dan terhina atas tuduhan tersebut;

14. Kemala Atmojo merasa rekaman tersebut ada yang salah dan meminta izin

kepada Fira untuk mendapatkan copy rekaman tersebut;

15. Beberapa hari kemudian, Fira mengabari Kemala Atmojo bahwa copy

rekaman CCTV dapat diambil di BCA terdekat;

16. 19 September 2019 Kemala Atmojo mengambil copy rekaman CCTV di BCA

cabang Kramat Jati;

17. Setelah menyaksikan CCTV tersebut, Kemala Atmojo menemukan

kejanggalan, diantaranya :

1. Pertama, dalam adegan transaksi pertama (versi BCA), terlihat semua

berjalan normal, uang dan stroke keluar, dan BCA menempelkan stroke

tersebut di layar (merupakan super impose), untuk menunjukkan transaksi

tersebut berhasil, tetapi tidak muncul di buku tabungan Kemala Atmojo;

2. Kedua, kalau benar ATM berjalan normal dan transaksi berhasil, untuk apa

Kemala Atmojo berpindah ke ATM lain untuk melakukan transaksi

pengambilan tunai berikutnya? Bukankah Kemala Atmojo dapat

melakukan transaksi di ATM yang sama jika menghendaki pengambilan

uang berikutnya? ATM 1 dan ATM 2 berisi pecahan yang sama Rp.50.000

(lima puluh ribu rupiah);


3. Ketiga, dalam rekaman transaksi pertama, Kemala Atmojo menenteng tas

di tangan kiri. Selama transaksi Kemala Atmojo hanya menggunakan

tangan kanan. Namun, dalam rekaman kedua, lokasi ATM bersebelahan,

terlihat jelas Kemala Atmojo tidak menenteng tas dan terlihat selama

transaksi berlangsung Kemala Atmojo menggunakan kedua tangan (tangan

kanan memencet, tangan kiri mengambil stroke, dan lain-lain);

 Urutan gambar dan nomor ATM dalam CCTV tidak sesuai dengan apa

yang dialami Kemala Atmojo, dalam CCTV transaksi pertama di

ATM Nomor 5544, padahal transaksi pertama dilakukan di ATM

Nomor 5543;

 Keterangan waktu transaksi dalam CCTV dengan surat jawaban PT.

Bank Central Asia tertanggal 23 Agustus 2012 serta tertanggal 12

Oktober 2012 adalah berbeda, dimana perbedaannya sebagai berikut :

- Dalam CCTV transaksi pertama waktunya dimulai jam 12:18:53

s/d 12:19:29 sementara dalam jawaban tertulis PT. Bank Central

Asia transaksi dilakukan jam 12:11:26 (sebelum jam yang ada

dalam CCTV);

- Dalam CCTV transaksi kedua jam 13:00:07 s/d 13:01:06

sementara dalam jawaban tertulis PT. Bank Central Asia transaksi

dilakukan jam 12:52:54 (sebelum jam yang ada didalam CCTV).

Selain itu berdasarkan bukti CCTV menurut versi PT. Bank Central

Asia merupakan transaksi pertama Kemala Atmojo berhasil

melakukan transaksi pada pukul 12:11:26 padahal dalam CCTV itu

pula terlihat Kemala Atmojo datang ke ATM pukul 12:18:45,

sehingga berdasarkan stroke dan gambar telah terjadi transaksi


sebelum Kemala Atmojo datang ke ATM. Hal ini membuktikan

bahwa rekaman CCTV bukanlah rekaman yang menggambarkan

kejadian yang sesungguhnya;

18. Pada tanggal 24 September 2012 Kemala Atmojo melaporkan masalah ini

ke BCA Kuningan, tempat Kemala Atmojo membuka rekening tabungan,

dan diterima oleh Saudari Lya. Menurut Kemala Atmojo satu minggu

cukup bagi BCA untuk menganalisa ulang dan menjawab keluhan yakni

pada hari Jumat, tanggal 28 September 2012;

19. Pada tanggal 28 September 2012 Kemala Atmojo belum menerima

jawaban, lalu menghubungi BCA Kuningan. Dikatakan petugas BCA

bahwa keluhan sudah diteruskan ke Halo BCA dan Halo BCA akan

membuat surat tertulis;

20. Pada tanggal 1 Oktober 2012 Kemala Atmojo menghubungi Halo BCA

dan berbicara dengan Fira (contact person Halo BCA). Fira tetap

mengatakan bahwa Kemala Atmojo memang mengambil uangnya, dan

Halo BCA akan menulis surat kepada Kemala Atmojo;

21. Kuasa hukum Kemala Atmojo mengirimkan peringatan (somasi) yang

menyatakan bahwa transaksi pendebetan yang dilakukan Kemala Atmojo

tidak sesuai dengan fakta, karena dalam kenyataanya Kemala Atmojo pada

tanggal 13 Agustus 2012, hanya satu kali transaksi yang berhasil sebesar

Rp.1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu) bukan dua kali transaksi.

Sehingga pendebetan tanggal 23 Agustus 2012 tidak benar dan tidak sah;

22. Atas peringatan kuasa hukum Kemala Atmojo, dengan surat Nomor

468/GHK/2012 tertanggal 12 Oktober 2012 BCA menyatakan bahwa

transaksi yang dilakukan Kemala Atmojo pada tanggal 13 Agustus 2012


ada 4 (empat) kali yaitu 2 (dua) kali cek saldo dan 2 (dua) kali penarikan

tunai masing-masing penarikan;

23. Jawaban BCA dalam suratnya tertanggal 12 Oktober 2012, BCA berusaha

mengaburkan urutan nomor mesin ATM;

24. Berdasarkan surat jawaban BCA telah 2 (dua) kali mendebet rekening

Kemala Atmojo, yakni 1 (satu) kali pada 13 Agustus 2012 dan 1 (satu) kali

pendebetan tanggal 23 Agustus 2012 (koreksi transaksi tanggal 13 Agustus

2012);

25. Jika benar Kemala Atmojo melakukan 2 (dua) kali transaksi yang berhasil

pada 13 Agustus 2012 sesuai rekaman CCTV, kenapa BCA baru mendebet

rekening Kemala Atmojo tanggal 23 Agustus 2012, sehingga pendebetan

mengulur waktu sampai 10 (sepuluh) hari;

26. Berdasarkan fakta/data buku tabungan dana yang ada di rekening Kemala

Atmojo pada 13 Agustus 2012 sebesar Rp.2.438.418,47 (dua juta empat

ratus ribu tiga puluh delapan empat ratus delapan belas koma empat puluh

tujuh rupiah) sehingga setelah berhasil penarikan, saldo Kemala Atmojo

tinggal Rp.1.188.418,47 (satu juta seratus delapan puluh delapan ribu

empat ratus delapan belas koma empat puluh tujuh rupiah),sehingga saldo

di rekening Kemala Atmojo tidak mencukupi untuk melakukan transaksi

kedua;

27. Perbuatan PT. Bank Central Asia selaku Bank tidak melakukan pelayanan

jasa perbankan dengan baik dan cenderung mengabaikan kepentingan

nasabah;

28. Satu bulan sebelum masalah pendebetan tersebut, tepatnya 5 Juli 2012

dalam rekening Kemala Atmojo terjadi pendebetan oleh BCA sebesar


Rp.20.953.961,00 (dua puluh juta sembilan ratus lima puluh tiga ribu

sembilan ratus enam puluh satu rupiah) dengan alasan koreksi atas nama

beda padahal tidak pernah ada transaksi/uang masuk sebesar

Rp.20.953.961,00 (dua puluh juta sembilan ratus lima puluh tiga ribu

sembilan ratus enam puluh satu rupiah) kepada Halo BCA maupun ke

Kantor Cabang BCA Kuningan Menara Karya, atas komplain tersebut

tanggal 6 Juli 2012 BCA mendebetkan kembali rekening Kemala Atmojo;

29. Atas tindakan BCA yang melakukan pendebetan secara tidak sah pada

rekening Kemala Atmojo, maka Kemala Atmojo mengalami kerugian

Materil maupun Immateril yang dapat di perhitungkan sebagai berikut :

 Uang yang didebetkan oleh PT. Bank Central Asia sebesar

Rp.1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);

 Biaya-biaya yang dikeluarkan berupa ongkos-ongkos, biaya telepon

dalam rangka mengurus masalah inisejak tanggal 23 Agustus 2012

sebesar Rp.8.750.000 (delapan juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah);

 Biaya-biaya untuk jasa/honor Pengacara Rp.200.000.000 (dua ratus

juta rupiah) sehingga jumlah keseluruhan kerugian materil sebesar

Rp.210.000.000 (dua ratus sepuluh juta rupiah);

 Kerugian Immateril yakni perasaan tertekan, terganggu, merasa

tertuduh atau difitnah mengambil uang dan jadi tidak konsentrasi

melakukan pekerjaan dimana jumlahnya sebesar Rp.500.000.000 (lima

ratus juta rupiah).

30. Dalam Putusan Pengadilan Nomor 531/PDT.G/2012/PN.JKT.PST

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengadili:

1. Mengabulkan gugatan Kemala Atmojo untuk sebagian;


2. Menyatakan PT. Bank Central Asia telah melakukan Perbuatan

Melawan Hukum;

3. Menghukum PT. Bank Central Asia untuk membayar ganti rugi secara

tunai kepada Kemala Atmojo yakni berupa kerugian Materiil sebesar

Rp.1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan berupa

kerugian Immateril sebesar Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah);

4. Menolak Eksepsi PT. Bank Central Asia untuk seluruhnya;

5. Menolak gugatan Kemala Atmojo dalam Rekonvensi / PT. Bank

Central Asia dalam Konvensi untuk seluruhnya;

6. Menghukum PT. Bank Central Asia untuk membayar biaya yang

timbul dalam perkara sebesar Rp 516.000 (lima ratus enam belas ribu

rupiah).

31. Dalam putusan tingkat banding oleh Pengadilan Tinggi pada hari Senin

tanggal 9 Juni 2014, dengan Putusan Pengadilan Nomor

255/PDT/2014/PT.DKI, mengadili:

1. Menerima permohonan banding dari PT. Bank Central Asia;

2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor

531/PDT.G/2012/PN.JKT.PST, tanggal 31 Juli 2013 yang dimohonkan

banding.

32. Dalam putusan kasasi oleh Mahkamah Agung pada hari Kamis tanggal 27

Agustus 2015 dengan Putusan Nomor 2930 K/Pdt/2014, mengadili:

1. Menolak permohonan kasasi dari Kemala Atmojo;

2. Menghukum Kemala Atmojo untuk membayar biaya perkara dalam

tingkat kasasi sejumlah Rp.500.000 (lima ratus ribu rupiah).


2. Skema Kasus

Para Pihak
1. PT. Bank Central Asia
2. Kemala Atmojo

Permasalahan
Pendebitan secara dua kali yang dilakukan oleh PT. Bank Central Asia pada rekening
nasabahnya yang bernama Kemala Atmojo, terjadi pada 10 (sepuluh) hari setelah
Kemala Atmojo melakukan transaksi penarikan uang pada ATM BCA Tamini Square,
dimana pada transaksi yang pertama gagal dilakukan oleh Kemala Atmojo dikarenakan
kesalahan pada ATM BCA Tamini Square 1 Nomor 5543, sedangkan transaksi yang
kedua berhasil melalui ATM BCA Tamini Square 2 Nomor 5544.

Ringkasan Kasus
1. PT.Bank Central Asia adalah bank swasta terbesar di Indonesia, yang didirikan
pada 21 Februari 1957.
2. Kemala Atmojo adalah nasabah BCA Cabang Menara Karya, Kuningan, Jakarta
Selatan, sejak 12 Februari 1999, dan juga sebagai pengguna aktif Kartu ATM BCA
selama 13 tahun.
3. Tanggal 13 Agustus 2012 Kemala Atmojo melakukan transaksi penarikan uang
tunai pada ATM BCA Tamini Square 1 Nomor 5543 tetapi setelah memasukkan
kartu ATM dan pin, di layar ATM tertulis “Maaf ATM Tidak Bisa Melayani
Permintaan Anda”, maka Kemala Atmojo membatalkan transaksi dan berpindah
pada ATM BCA Tamini Square 2 Nomor 5544, dan berhasil melakukan penarikan
uang sebesar Rp.1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) transaksi
tersebut tercermin dalam record detail pada buku tabungan Kemala Atmojo.
4. Sepuluh hari kemudian,tepatnya pada tanggal 23 Agustus 2012 terjadi pendebitan
pada rekening Kemala Atmojo sebesar Rp 1.250.000 (satu juta dua ratus lima
puluh ribu rupiah).
5. Tanggal 23 atau 24 Agustus 2012 Kemala Atmojo menghubungi Halo BCA dan
BCA Kuningan, dan mereka mengakui bahwa transaksi pertama Kemala Atmojo
gagal, tetapi Halo BCA mengatakan bahwa uang keluar dari mesin ATM.
6. 12 September 2012 Kemala Atmojo datang ke kantor Halo BCA untuk melihat
rekaman CCTV transaksi Kemala Atmojo versi petugas BCA, tetapi Kemala
Atmojo tidak puas dan 19 September 2012 Kemala Atmojo mengambil copy
rekaman CCTV di BCA Kramat Jati, setelah melihat rekaman tersebut Kemala
Atmojo menemukan beberapa kejanggalan.
7. 24 September 2012 Kemala Atmojo melaporkan masalah ini ke BCA Kuningan,
sampai 28 September 2012 Kemala Atmojo belum mendapatkan jawaban dari
BCA Kuningan.
8. 12 Oktober 2012 kuasa hukum Kemala Atmojo mengirimkan somasi dengan
Nomor 468/GHK/2012. Jawaban BCA atas somasi tersebut, BCA berusaha
mengaburkan nomor mesin ATM.
9. Pendebitan secara dua kali pada rekening Kemala Atmojo yang dilakukan oleh
PT.Bank Central Asia menimbulkan kerugian Materil sebesar Rp 1.250.000 (satu
juta dua ratus lima puluh ribu rupiah), maupun kerugian Immateril sebesar Rp
500.000.000 (lima ratus juta rupiah) pada Kemala Atmojo.
10. Dalam Putusan Nomor 531/PDT.G/2012/PN.JKT.PST Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat telah menyatakan PT.Bank Central Asia telah melakukan Perbuatan
Melawan Hukum.
A. PEMBAHAS

Anda mungkin juga menyukai