Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kementerian Ketenagakerjaan melakukan berbagai terobosan baru melalui

Pusat Latihan Kerja Program Pelatihan (PPKPI) yang kini menjadi Balai

Latihan Kerja (BLK). Sejak otonomi daerah Balai Latihan Kerja (BLK)

berubah menjadi Balai Latihan Kerja Daerah (BLKD) yang berada di bawah

naungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Tenaga Kerja di masing-masing

daerah di Indonesia tidak terkecuali di Kabupaten Temanggung.

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2011 bahwa BLK

Kabupaten Temanggung adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga Kerja di

bidang tenaga kerja. BLK Kabupaten Temanggung bertugas melaksanakan

pelatihan tenaga kerja dan penerbitan sertifikasi pelatihan keterampilan kerja.

BLK juga bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan pemasaran program

pelatihan, fasilitasi, produksi, jasa dan hasil pelatihan serta pemberian layanan

informasi pelatihan yang ada di UPTD. BLK juga berfungsi melaksanakan

koordinasi monitoring evaluasi lulusan program pelatihan serta dalam

pelaksanaan pemagangan lulusan. BLK merupakan salah satu pendidikan non

formal yang dapat dikatakan kurang dioptimalkan keberadaannya oleh

masyarakat. Ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap fungsi

dan tugas BLK sehingga juga mempengaruhi minat masyarakat dalam

pemanfaatannya.

1
Balai Latihan Kerja Temanggung yang beralamatkan di Jl. Gajah Mada No.

76 Telp. (0293) 492149 ini berdiri pada tahun 1983. BLK merupakan salah

satu instrument peningkatan kapabilitas sumber daya manusia. Dalam

melaksanakan kegiatan BLK mempunyai program 3 in 1 yaitu pelatihan,

sertifikasi dan penempatan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, seseorang

akan memiliki keterampilan/keahlian yang matang dan siap pakai sehingga

akan menjadi tenaga kerja yang handal dan dapat menciptakan pekerjaan, baik

secara mandiri maupun bekerja dengan pihak lain (perusahaan) yang

kemudian akan dapat memenuhi tuntutan dunia kerja. Hal ini merupakan salah

satu cara untuk menanggulangi masalah pengangguran yang sedang dihadapi

oleh negara berkembang seperti Indonesia.

Kegiatan pelatihan di BLK disesuaikan dengan masyarakat, potensi alam,

dan tidak terikat dengan peraturan yang terlalu rumit. Jenis kompetensi atau

pelatihan dapat dipilih oleh warga sesuai minat dan bakat serta program

pelatihan tidak dipungut biaya dan dilaksanakan dalam waktu singkat. Setiap

BLK memiliki program keahlian masing-masing disesuaikan dengan prospek

daerah. Daerah Temanggung merupakan daerah yang dapat dikatakan hasil

pertaniannya melimpah karena sebagian besar masyarakatnya berprofesi

sebagai petani.

Hasil pertanian Kabupaten Temanggung juga sangat beragam. Potensi

alam inilah yang kemudian mendorong BLK untuk menyelenggarakan

program keahlian pelatihan pengolahan hasil pertanian guna mengoptimalkan

prospek daerah dari bidang pertanian. BLK Kabupaten Temanggung dalam

2
upaya memberikan layanan pelatihan keterampilan kepada masyarakat bidang

pengolahan hasil pertanian diharapkan lulusannya akan memiliki kesempatan

yang luas untuk memasuki dunia kerja. Kompetensi yang dimiliki peserta

pelatihan diharapkan dapat mangembangkan dan memanfaatkan potensi hasil

alam di Kabupaten Temanggung. Meskipun demikian, tidak menutup

kemungkinan bahwa lulusan yang berasal dari satu kompetensi keahlian

mampu mengerjakan pekerjaan diluar kompetensi yang ia miliki dengan baik

didukung minat dan bakat individu.

Program BLK memerlukan rancangan yang disusun secara seksama untuk

mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan yang dianggap penting harus

direncanakan secara matang, ini bertujuan untuk mengantisipasi munculnya

hambatan dalam pelaksanaan. Penyelenggaraan program pengolahan hasil

pertanian oleh BLK Temanggung akan membawa dampak bagi peserta,

alumni, dunia industri, instansi penyelenggara, serta masyarakat. Oleh karena

itu, perlu diadakan evaluasi pada kegiatan yang telah diprogramkan agar dapat

dikaji segala sesuatunya. Kemudian hasil evaluasi digunakan untuk

pertimbangan dalam pelaksanaan pelatihan diwaktu yang akan datang.

Mengetahui dan melihat bagaimana ketercapaian program yang disusun

sebenarnya merupakan titik awal dari kegiatan evaluasi.

Penjabaran di atas sangat tepat untuk mengaevaluasi program pada

pelatihan pengolahan hasil pertanian berikut dengan penyelenggaraanya serta

dampak dan hasil yang didapat kaitannya dengan potensi daerah maupun

permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah.

3
Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti, dalam pelaksanaannya

program pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK Kabupaten Temanggung

ada dua macam, yaitu pelatihan institusional dan pelatihan non institusional.

Pelatihan institusional adalah pelatihan keterampilan yang dilaksanakan di

dalam workshop BLK Kabupaten Temangung yang berlokasi di Jalan Gajah

Mada Nomor 76, Maron, Temanggung. Pelatihan non institusional adalah

pelatihan yang dilaksanakan di pedesaan dengan biaya dari pemerintah dengan

jumlah peserta 16 orang. BLK Kabupaten Temanggung memiliki beberapa

jenis pelatihan dari berbagai kejuruan, diantaranya: teknologi mekanik,

otomotif, listrik dan elektronika, bangunan, teknologi informatika, bisnis

manajemen, pertanian, serta aneka kejuruan busana. Kabupaten Temanggung

merupakan daerah yang memiliki banyak hasil pertanian, sedangkan

pemanfaatannya masih kurang, maka keterampilan menciptakan produk dari

hasil pertanian yang didapat dari pelatihan pengolahan hasil pertanian akan

memiliki manfaat yang besar untuk berbagai pihak.

Penelitian ini mengambil program pelatihan yang berkaitan dengan

pengolahan makanan yang linier terhadap pendidikan yang peneliti ambil.

Program pelatihan yang berkaitan dengan pengolahan makanan di BLK

Kabupaten Temanggung yaitu Pengolahan Hasil Pertanian. Evaluasi akan

dilakukan melalui 4 tahapan /level, yaitu : level reaksi, level pembelajaran,

level perilaku dan level hasil. Melalui kegiatan ini diharapkan adanya

peningkatan kompetensi dari para pencari kerja sehingga keberadaanya

mampu memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan standar kebutuhan kerja.

4
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi

masalah pada penelitian ini adalah :

1. BLK merupakan salah satu instrument peningkatan kapabilitas

sumber daya manusia.

2. BLK merupakan salah satu pendidikan non formal yang belum

dioptimalkan keberadaannya oleh masyarakat.

3. Pelatihan keterampilan Pengolahan Hasil Pertanian yang telah

dilaksanakan dan diberikan kepada masyarakat, namun belum bisa

diterapkan oleh masyarakat.

4. Program pelatihan yang diselenggarakan oleh BLK Kabupaten

Temanggung terhitung sudah baik, akan tetapi belum ada evaluasi.

Dengan demikian dapat dievaluasi dari reaksi, proses paltihan,

perubahan perilaku dan hasil kegiatan peserta pelatihan, sehingga

dapat dilihat seberapa besar keberhasilan program yang

dilaksanakan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi di atas tidak semuanya dibahas

dalam penelitian ini, sehingga perlu dirumuskan permasalahannya. Batasan

masalah ini dimaksudkan agar masalah yang diteliti diarahkan pada intinya.

Agar tidak terlalu luas dan kurang tepat sasaran. Fokus penelitian ini adalah

evaluasi program pelatihan bidang pengolahan hasil pertanian di Balai Latihan

5
Kerja Kabupaten Temanggung, dengan sasaran yang dievaluasi meliputi:

reaksi maupun tanggapan peserta terhadap program, metode, media

pembelajaran, keterlaksanaan pelatihan Pengolahan Hasil Pertanian, serta

dampak dari pelatihan.

Pemilihan masalah tersebut berdasarkan pertimbangan bahwa komponen-

komponen yang disebutkan di atas berpengaruh terhadap proses

keterlaksanaan program pelatihan serta memberikan informasi pengembangan

program di Balai Latihan Kerja Kabupaten Temanggung.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka dapat

dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Level Reaction :

a. Bagaimana reaksi peserta terhadap program pelatihan Pengolahan

Hasil Pertanian ?

b. Bagaimana reaksi peserta terhadap metode belajar dalam pelatihan

PHP?

c. Bagaimana reaksi peserta terhadap penggunaan media

pembelajaran selama pelatihan PHP?

d. Bagaimana pelaksanaan program PHP?

2. Level Learning

a. Bagaimana pengetahuan peserta tentang pengolahan hasil

pertanian?

6
b. Keterampilan apa saja yang dapat dikuasai peserta pada saat

mengikuti pelatihan PHP?

3. Level Behavior

a. Adakah perubahan perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan?

b. Adakah perubahan perilaku peserta menjadi lebih baik dalam

kehidupan sehari-hari?

4. Level Result

a. Apakah peserta mampu menerapkan keterampilan yang dilatihkan

dalam kehidupan sehari-hari?

b. Apakah dampak pelaksanaan program pelatihan PHP terhadap

kehidupan dan pekerjaan peserta?

E. Tujuan Penelitian

1. Level Reaction

a. Untuk mengetahui reaksi peserta terhadap program pelatihan PHP.

b. Untuk mengetahui reaksi peserta terhadap metode belajar dalam

pelatihan PHP.

c. Untuk mengetahui reaksi peserta terhadap penggunaan media

pembelajaran selama pelatihan PHP.

d. Untuk mengetahui pelaksanaan program pelatihan PHP.

2. Level Learning

a. Untuk mengetahui adanya pertambahan pengetahuan peserta

tentang PHP.

7
b. Untuk mengetahui keterampilan apa saja yang dapat dikuasai

peserta pada saat mengikuti pelatihan PHP.

3. Level Behavior

a. Untuk mengetahui perubahan perilaku peserta setelah mengikuti

pelatihan.

b. Untuk mengetahui perubahan perilaku menjadi lebih baik dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Level Result

a. Untuk mengetahui kemampuan peserta dalam menerapkan

keterampilan yang dilatihkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Untuk mengetahui dampak pelaksanaan program pelatihan PHP

terhadap kehidupan dan pekerjaan peserta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Dengan terlaksananya penelitian ini diharapkan dapat menambah manfaat

keilmuan tentang penelitian evaluasi program bidang kependidikan,

khususnya Teknik Boga. Baik untuk mahasiswa, dosen, maupun

masyarakat umum khususnya peserta pelatihan pengoalahan hasil

pertanian.

2. Manfaat Teoritis

Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian tentang evaluasi program

pelatihan penelitian ini memiliki manfaat untuk menambah masukan dan

referensi khususnya dalam bidang pelatihan pengolahan hasil pertanian.

8
Sehingga dapat sedikit membantu dalam proses penelitian lain yang

relevan.

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan

untuk pelaksanaan pelatihan di Balai Latihan Kerja khususnya pada

peserta jurusan Pengolahan Hasil Pertanian. Sehingga, setelah mengikuti

pelatihan peserta mampu menerapkan keterampilan yang diperoleh selama

pelatihan. Penelitian ini juga bermanfaat untuk penyelenggara yaitu pihak

Balai Latihan Kerja Kabupaten Temanggung sebagai evaluasi menuju

pelaksanaan program yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai