Menghadapi anak zaman now perlu memperhatikan konteks. “Ada hal-
hal yang tetap bisa dipertahankan dari peserta didik zaman dulu, tapi disesuaikan dengan konteks peserta didik masa kini. Misalnya, mengajarkan peserta didik life skills yang memang akan diperlukan untuk masa depannya. Membimbing peserta didik dengan didikan yang memang dibutuhkan. Dengan melihat konteks, guru BK jadi lebih bisa membatasi diri, sampai sejauh mana peserta didik perlu difasilitasi. Kenyamanan yang diciptakan guru BK yang menghasilkan peserta didik yang “mencintai” kemudahan. Jadi, ketika menghadapi hal yang sulit, peserta didik tidak mudah menyerah. “Biarkan mereka berusaha sesuai porsinya. Biarkan peserta didik berusaha sesuai porsinya dan kita ajarkan untuk berjuang demi meraih keberhasilan di masa depannya. Apa yang sebenarnya menyebabkan generasi muda menjadi salah bergaul dan salah langkah seperti demikian? Dan ini yang harus di sampaikan oleh Guru BK kepada peserta didiknya serta orang tuanya agar dapat memahami beberapa hal yang kiranya dapat menyebabkan anak ( peserta didik ) terjerumus pada hal – hal yang tidak kita inginkan , di antaranya :
1. Modeling yang terjadi di lingkungan membuat anak tersebut
meniru apa yang mereka lihat. Peran serta lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. 2. Kurangnya edukasi yang diberikan orang tua untuk mengembangkan diri si anak dan mengajarkan pengalaman hidup yang positif untuk menambah wawasan si anak. 3. Kurangnya pengawasan orang tua. 4. Banyak disodori musik atau film yang mendayu-dayu, jadi sudah terbawa emosi sehingga logika tidak berjalan dengan semestinya. 5. Lemahnya iman sang anak, yang membuat anak tersebut tidak bisa menolak melakukan hal yang dilarang oleh norma dan agama namun justru dipikirnya dapat membuatnya terlihat keren. Need assesment merupakan langkah yang menentukan kualitas pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling , maka dalam membuat suatu Program BK ada beberapa hal yang harus di perhatikan oleh Guru Bk , yaitu tentang :
1. Karakteristik siswa (Latar belakang, kemampuan dan prioritas)
2. Keinginan dan kebutuhan masyarakat 3. Prioritas lembaga (sekolah, departemen dll) 4. Aspek pengetahuan yang sesuai dengan cakupan proyek 5. Hasil penelitian yang berhubungan dengan proyek (survey, hasil tes dan hasil diskusi).
Namun kadang Guru BK dalam menyusun Program kurang
memperhatikan assessment tersebut di atas dan sering melupakan kebutuhan dan kondisi lingkungan yang di butuhkan oleh konseli ( peserta didik ) . Jadi kurang tepat jika dalam penyusunan Program Guru BK mengabaikan factor Lingkungan karena kemungkinan akan terjadi Program BK bidang Bimbingan Belajar dalam kategori baik sekali, namun Guru BK tidak mengetahui cara melakukan standarisasi instrument , dan aplikasi di lapangan tidak teridentifikasi dengan yang di harapkan dalam Program.
Sebagai seorang guru yang profesional maka kita harus bisa
mengikuti perkembangan zaman salah satunya penggunaan IT dalam pembelajaran, karena dengan adanya IT dapat membantu kita dalam pembuatan program dan pemberian layanan, lebih efisien, efektif, data mentah tersimpan dengan aman di drive google. Bahwa penentuan prioritas ini akan memudahkan Guru BK dalam membuat tujuan layanan Program BK . Dalam menentukan prioritas Guru BK diharapkan mampu menentukan kebutuhan berdasarkan penting dan mendesak , penting dan tidak mendesak , mendesak tetapi tidak penting dan kebutuhan tidak mendesak dan tidak penting . Maka berdasarkan hal tersebut di atas prioritas Program BK untuk kelas XI IPS adalah :
1. Penting dan Mendesak
Manajemen Waktu ( semua siswa ) . Dari jumlah peserta didik di kelas
XI IPS ternyata semua merasa bahwa untuk Manajemen Waktu merupakan suatu kebutuhan yang Penting dan Mendesak dalam kelangsungan pembelajaran , karena dengan adanya Manajemen Waktu yang baik maka serangkaian proses pembelajaran akan selesai sesuai waktu yang di tentukan . Dan dengan Manajemen Waktu yang baik maka peserta didik akan tertanam sikap konsisten dan tanggung jawab , maka dengan sikap yang akhirnya di miliki oleh peserta didik pasti program akan berjalan dengan lancer dan berhasil.
2. Penting dan Tidak Mendesak
Mengenali Potensi Diri ( 80 % ) . Untuk keberhasilan suatu Program
ternyata keberadaan peserta didik sangatlah penting , walaupun tidak semua peserta didik yang ada dapat menentukan keberhasilan suatu Program , karena Potensi Diri yang di miliki oleh peserta didik yang satu dengan yang lain itu tidak sama dan tidak semua peserta didik mau untuk Memahami / Mengenali Potensi Diri nya . Jadi tentang Potensi Diri dalam keberhasilan suatu Program sifatnya juga Penting tetapi tidak mendesak karena hanya sebagian kecil saja yang tidak Memahami / Mengenali Potensi Diri nya dalam menjalankan Program yang sudah di buat. .
3. Mendesak tetapi Tidak Penting
Manajemen Gadget ( 67 % ). Dalam keberhasilan suatu Program salah satu
penentunya adalah dari peserta didik itu sendiri , jadi apabila peserta didik tidak dapat mengatur sendiri dalam penggunaan Gadget ( Manajemen Gedget ) maka keberadaan peserta didik tidak akan dapat menentukan keberhasiln suatu Program , Walaupun tidak semua peserta didik tidak dapat menggendalikan penggunaan Gedget namun setidaknya masih ada separo lebih dari jumlah peserta didik yang ada yang masih dapat menggendalikan penggunaan Gedget , Jadi tentang Manajemen Gedget dalam keberlangsungan suatu Program itu sifatnya bisa Mendesak tetapi Tidak Penting.
4. Tidak Mendesak dan Tidak Penting
Prosedur Mendapatkan Beasiswa ( 5 orang ). Dalam menjalankan suatu
Program tidak ada kaitannya dengan adanya Beasiswa , karena peserta didik yang menjalankan suatu Program tidak harus yang mendapatkan Beasiswa , jadi tentang bagaiman Prosedur Mendapatkan Beasiswa itu sifatnya Tidak Mendesak dan Tidak Penting.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional