Anda di halaman 1dari 12

Nama : Aulia Alkharimah Bintang Cantika Puteri

Npm : 202001500267
Kelas : X7C (Ekstensi)
Mata Kuliah : Layanan BK Di Pendidkan Dasar
Dosen : Christine Masada Hirashit

1. Untuk mata kuliah ini ada tugas akhir anda diwajibkan membuat program BK di tingkat
Pendidikan dasar, setelah anda mendapat materi 1-7 pastinya anda memahami kenapa begitu
pentingnya membuat program BK di Pendidikan dasar? Jelaskan!
 Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan pemberian bantuan yang dilakukan
konselor kepada seorang klien atau peserta didik, agar klien dapat memahami dirinya sendiri,
membuat keputusan, memahami potensi dirinya yang dimiliki, mengetahui bagamaina
mengembangkan potensinya tersebut, dan memiliki sifat tanggung jawab atas
keputusankeputusan yang yang diambilnya sendiri. Bantuan semacam itu sangat tepat jika
diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal
mungkin.
Saat ini, di Sekolah Dasar kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh guru
pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus
menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran
(kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua
siswa tanpa terkecuali. Guru Sekolah Dasar harus melaksanakan semua layanan bimbingan
konseling agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin
sehingga tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran (Ketut, 2000: 18).
Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami
hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti. Namun, realita yang terjadi di
lapangan menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling
belum dapat dilakukan secara optimal. Mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang
penuh dengan beban, seperti mengajar dan mengevaluasi siswa, sehingga tugas memberikan
layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi
belajar siswa sekolah dasar. Inilah yang membuat betapa pentingnya bimbingan dan konseling
untuk siswa sekolah dasar. Sehingga keberadaan guru bimbingan sangat diperlukan dalam
pendidikan sekolah dasar. Disamping membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dan
mengembangkan potensinya, guru bimbingan dan konseling juga akan membantu guru kelas
dalam memberikan bimbingan dan pelayanan bagi siswa sekolah dasar agar layanan
bimbingan dan konseling lebih maksimal lagi. Mengingat bahwa anak sering menemui
hambatan dan permasalahan sehingga mereka banyak bergantung kepada orang lain, terutama
orang tua dan guru. Oleh sebab itu, anak usia sekolah dasar memerlukan perhatian khusus
agar siswa dapat mencapai prestasi belajar dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat
berkembang secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan yang cukup berarti.

2. Membuat program BK pastinya memerlukan persiapan terlebih dahulu, uraikan apa saja yg hrs
anda siapkan sebelum membuat program BK?
 Langkah-Langkah Penyusunan Program BK
Untuk menghasilkan program bimbingan dan konseling yang sesuai dengan prinsip-
prinsip bimbingan dan konseling, maka dalam penyusunan perlu diperhatikan langkah-
langkah berikut:
a. Melakukan studi kelayakan. Sebelum program bimbingan dan konseling disusun
perlu dilakukan inventarisasi masalah dan kebutuhan berkenaan dengan pelayanan yang
akan dilaksanaan. Untuk tujuan ini perlu dikumpulkan berbagai data dari semua pihak
yang terkait dengan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang dimaksudkan itu.
b. Penetapan prioritas masalah dan kebutuhan yang akan ditangani melalui pelayanan
bimbingan dan konseling. Penetapan prioritas ini disesuaikan dengan kemampuan, biaya,
dan tenaga yang ada di sekolah.
c. Penetapan isi, bentuk, dan teknik kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai
dengan langkah tersebut pada butir a dan b di atas.
d. Penetapan pelaksanaan masing-masing kegiatan yang hendak dilakukan.
e. Penyusunan alat evaluasi untuk menilai keberhasilan program.
6. Prosedur Pengembangan Program BK di SD
Menurut Schmidt (1993) prosedur pengembangan program BK di SD meliputi beberapa
hal, yaitu:
a. Planning
Memuat prosedur dan keputusan konselor/ guru kelas mengevaluasi ketercapaian goals
pada program yang lalu, mengassess kebutuhan-kebutuhan peserta didik, orang tua, serta
menyeleksi tujuan-tujuan dan kebutuhan untuk penentuan program kegiatan. Planning
dilakukan pada awal tahun ajaran. Dari hasil asesmen kebutuhan, konselor menetapkan
keputusan yang sesuai untuk layanan preventif, developmental dan remedial.
b. Organizing
Merupakan bagian dari proses perencanaan yang memuat seleksi tujuan-tujuan utama dan
menetapkan saluran-saluran kegiatan atau layanan yang dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
Organisasi program juga memuat penugasan (uraian tugas) dan jadwal pelaksanaan
kegiatan yang spesifik yang membantu sekolah untuk menetapkan siapa yang
bertanggunga jawab pada layanan yang mana dan kapan mereka harus melaksanaan
kegiatan-kegiatan itu.
c. Implementing
Merupakan fase aksi dari program BK di sekolah. Pada fase ini, konselor, para guru dan
pelaku-pelaku lainnya melaksanakan layanan-layanan yang termuat dalam program,
seperti layanan konseling individual dan kelompok, konsultasi dengan guru dan orang
tua, classroom and small group guidance, layanan testing, crisis interventions, dan
layanan referral.
d. Evaluating
Berisi prosedur yang memungkinkan konselor/ guru melihat dan menimbang
keberhasilan layanan-layanan program BK, mengidentifikasi kelemahan dan hambatan
yang muncul, dan merekomendasikan perbaikan bagi program selanjutnya. Fase ini
sangat essensial bagi identitas professional konselor, kredibilitas, dan akuntabilitas
mereka. Evaluasi program yang tepat dan menyeluruh juga memungkinkan konselor
untuk meninjai kembali tujuan-tujuan awal program dan mengasses perkembangan/
kemajuan yang telah dicapai.

3. Untuk anak usia dini ditingkat PAUD perlu diperhatikan oleh gurunya jelaskan perkembangan
apa saja yang perlu dikembangkan dan dilatih? dan apa yang terjadi jika hal-hal tersebut tidak
berkembang dengan semestinya? jelaskan!
1. Aspek Fisik dan Motorik
Fisik akan bertumbuh seiring waktu sampai menjadi remaja dan dewasa mengikuti
pertambahan usianya. Seiring fisik yang bertambah tinggi besar pun, kemampuan-
kemampuan yang ia miliki tentu juga akan makin berkembang.

Aspek fisik dan motorik adalah segala kemampuan atau perkembangan yang
berhubungan dengan tubuh, yaitu seperti:
Tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala yang bisa menjadi indikator kesehatan dan
status gizi anak.
Motorik halus, yaitu kemampuan untuk melakukan gerakan dan tugas sehari-hari
menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu untuk berekplorasi dan
mengekspresikan diri, seperti menggunakan pensil untuk menggambar, menulis dan
mencorat-coret, kemampuan memindahkan benda dari tangan untuk menyusun balok,
menggunting, melempar dan menangkap bola, dan sebagainya.
Motorik kasar adalah kemampuan tubuh untuk bergerak, berkoordinasi, dan
menyeimbangkan diri menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh
anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan fisik anak itu sendiri. Contohnya
kemampuan duduk, jalan, berlari, melompat, menendang, naik turun tangga dan
sebagainya.
Perkembangan motorik, khususnya, sangat dipengaruhi oleh organ otak, karena
otaklah yang menyetir setiap gerakan tubuh. Semakin optimal otak anak berkembang,
sistem sarafnya juga akan semakin matang untuk mengatur dan mengkoordinasikan otot-
otot tubuh untuk bergerak.

2. Aspek Kognitif
Aspek kognitif merupakan aspek perkembangan yang mengutamakan kinerja otak,
seperti cara mereka berpikir cepat, mengetahui, mengingat, menilai, dan memecahkan
masalah. Ketika otak anak berkembang, ia akan semakin memahami dunia di sekitarnya.
Aspek kognitif ini sangat erat kaitannya dengan kesiapan anak untuk masuk sekolah
nanti. Anak akan bisa mengenal, menyebutkan, dan menggunakan lambang-lambang
seperti abjad dan angka. Bahkan, aspek kognitif anak juga akan membantunya mengenal
perbedaan pola, sebab-akibat, dan menggambarkan ulang banyak hal yang pernah mereka
lihat.

Pada akhirnya, aspek perkembangan kognitif juga dapat membantu anak menerapkan
pengetahuan dan pengalaman baru yang mereka dapatkan baik di sekolah maupun rumah.
Salah satu stimulasi yang bisa dilakukan agar aspek kognitif berkembang sempurna :
Menyusun puzzle dengan potongan besar, kemudian beralih ke puzzle yang lebih kecil
ketika ia sudah terbiasa.

3. Aspek Sosial dan Emosional


Memperhatikan aspek sosial dan emosional anak di usia dini. Aspek sosial dan
emosional itu sendiri adalah kemampuan anak untuk mengenali diri sendiri dan
berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
Artinya, aspek ini membuat anak bisa mengelola dan mengekspresikan emosi secara
sehat, baik emosi yang positif maupun negatif. Anak juga mampu berinteraksi dengan
teman sebayanya atau orang dewasa di sekitarnya secara aktif, juga belajar
mengeksplorasi lingkungannya.
Selain itu, aspek sosial-emosional juga mencakup proses belajar anak dalam
menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan diri sendiri dan orang lain
ketika berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya yang diperoleh dengan cara
mendengar, mengamati, dan meniru hal-hal yang dilihatnya.
Saat berkomunikasi dengan teman sebayanya, otomatis ia akan memperluas hubungannya
dengan orang lain. Ia akan belajar bersosialisasi dan mengikuti aturan-aturan etika yang
ada. Pada saat inilah anak akan mengembangkan identitas dirinya dan mengembangkan
emosionalnya ketika berhubungan dengan orang lain.

4. Aspek Komunikasi dan Bahasa


Semakin anak berkembang, semakin banyak berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Kemampuan komunikasi pun akan terus berkembang seiring bertambahnya
kosa kata yang didapatkan setiap hari.
Pada aspek perkembangan ini, akan belajar bagaimana cara berkomunikasi yang
menghasilkan timbal balik. Ia juga akan belajar untuk mengkategorikan dunia di sekitar
mereka dengan kemampuan pemahaman yang ia punya.

Mungkin akan sedikit sulit, seperti contohnya yang memahami bahwa benda bulat
adalah selalu bola. Peran orangtua adalah mengarahkan pemahaman anak agar dapat
membedakan kata yang satu dengan kata yang lain.

5. Aspek Seni
Aspek perkembangan yang selanjutnya adalah aspek seni. Aspek ini berfokus pada
imajinasi dan cara mereka untuk mengomunikasikan dan mengekspresikan ide, perasaan,
pengamatan, serta pengalamannya secara kreatif. Aspek ini juga mendorong anak untuk
menjadi kreatif dalam memikirkan ide-ide baru yang inovatif.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang aspek seni ini adalah:
 Mewarnai gambar
Kegiatan ini akan melatih kreativitasnya dalam memilih warna yang tepat untuk gambar
tersebut.
 Biarkan anak menggambar dan mencorat-coret.
Hal ini menumbuhkan kreativitas serta imajinasi si Kecil.
 Mainan plastisin (dough).
Biarkan ia meremas dan membentuk plastisin warna-warna sesuka hatinya menjadi
bentuk-bentuk lucu.

6. Aspek Nilai Moral


Mengajarkan untuk memahami dan menaati aturan-aturan yang berlaku di masyarakat
adalah langkah awal membentuk sikap dan perilaku santun. Aspek ini juga penting
supaya anak bisa belajar untuk berempati, suka menolong, bersikap jujur, sopan,
menghormati orang lain, dan mudah bergaul di sekolah.
Aspek ini merupakan aspek terpenting yang harus ia pelajari ketika mulai berinteraksi
dengan lingkungan sekitar.
4. Tercapai kemampuan anak usia sekolah dasar 7-12 tahun dalam kegiatan sehari-hari di
rumah, di sekolah dan di masyarakat tidak terlepas dari kehidupannya sebagai mahluk
individu dan sosial. Anda sebagai konselor sekolah kelak akan melihat tahapan
perkembangannya melalui apa sebagai tolak ukur tercapai atau tidaknaya? Jelaskan!
TUGAS PERKEMBANGAN
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak adalah ;
a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat
mengenai diri sendiri
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan
berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan seharihari
g. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi.

1. Pertumbuhan Fisik
 Pertumbuhan fisik ditandai dengan : lebih tinggi, berat, dan kuat. Dalam hal ini
peran gizi penting.
 Perubahan pada sistem tulang, otot dan keterampilan gerak : berlari, memanjat,
melompat, berenang, naik sepeda, main sepatu roda.
 Kegiatan fisik sangat perlu  utk melatih koordinasi dan kestabilan tubuh dan
energi yang tertumpuk perlu penyaluran.
 Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang, Anak menjadi lebih tinggi,
lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Perubahan nyata
terlihat pada system tulang, otot dan keterampilan gerak Berlari, memanjat,
melompat, berenang, naik sepeda, main sepatu roda adalah kegiatan fisik dan
keterampilan gerak yang banyak dilakukan oleh anak. Pada prinsipnya selalu aktif
bergerak penting bagi anak. Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik menonjol
dibanding tahun-tahun sebelumnya yang hampir tidak nampak
2. Perkembangan Bicara
 Berbicara lebih selektif, ngobrol berkurang, penekanan sebagai bentuk
komunikasi, bukan hanya latihan verbal
 Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam berhubungan dengan
orang lain. Bertambahnya kosa kata yang berasal dari berbagai sumber
menyebabkan semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki. Bila pada
masa kanak-kanak awal anak berada pada tahap mengobrol, maka kini kegiatan
bicara makin berkurang. Pada umumnya anak perempuan berbicara lebih
banyak daripada anak laki-laki karena anak laki-laki berpendapat bahwa terlalu
banyak berbicara kurang sesuai dengan perannya sebagai laki-laki.
3. Perkembangan Kognitif
 Anak mampu berfikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih
terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah
dialami. Meskipun sudah mampu berfikir logis, tetapi cara berfikir mereka masih
berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar
berfikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan
dimana anak sudah mencapai tahapan berfikir operasi formal. Anak telah mampu
menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah
digunaka logika. Misalnya : Seorang anak yang berusia 8 tahun diberi 3 balok
yang saling berbeda ukurannya, yaitu balok X,Y dan Z. Anak akan dengan tepat
mengatakan bahwa balok X lebih besar daripada balok Y, balok Y lebih besar
daripada balok Z, dan balok X lebih besar daripada balok Z. Anak dapat berfikir
secara logis tanpa harus membandingkan pasang demi pasang secara langsung.
4. Perkembangan Emosi
Adapun ciri-ciri emosi pada anak adalah sebagai berikut :
a. Emosi anak berlangsung relatif lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit
dan sifatnya tiba-tiba.
b. Emosi anak kuat atau hebat . Hal ini terlihat bila anak : takut, marah atau
sedang bersenda gurau..
c. Emosi anak mudah berubah. Sering kita jumpai seorang anak yang baru saja
menangis berubah menjadi tertawa, dari marah berubah tersenyum.
d. Emosi anak nampak berulang-ulang. Hal ini timbul karena anak dalam proses
perkembangan kearah kedewasaan.
e. Respon emosi anak berbeda-beda. Pengamatan terhadap anak dengan berbagai
tingkat usia menunjukkan bervariasinya respon emosi.
f. Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
Meskipun anak kadang-kadang tidak memperlihatkan reaksi emosi yang nampak
dan langsung, namun emosi itu dapat diketahui dari tingkah lakunya, misalnya
melamun, gelisah, menghisap jari, sering menangis dan sebagainya.
g. Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya. Suatu ketika emosi itu
begitu kuat, kemudian berkurang. Emosi yang lain mula-mula lemah kemudian
berubah menjadi kuat
h. Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional. Anak-anak memperlihatkan
keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan.
5. Perkembangan Sosial
 Ditandai meluasnya lingkungan sosial pengaruh luar. Mulai mendekati teman
sebayanya dan mulai melepaskan diri dari keluarga. Bermain secara berkelompok
memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang
rasa dengan sesama teman. Pengaruh teman sebaya sangat besar baik yang
bersifat positif seperti pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri,
maupun negatif. Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak ini tak dapat
dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai
perkembangan tingkah laku sosial.
 Orang-orang disekitarnyalah yang banyak mempengaruhi perilaku sosialnya.
Dunia sosioemosional anak menjadi semakin kompleks dan bebeda pada masa ini.
Interaksi dengan keluarga, teman sebaya, sekolah dan hubungan dengan guru
memiliki peran yang penting dalam hidup anak. Pemahaman tentang diri dan
perubahan dalam pekembangan gender dan moral menandai perkembangan anak
selama masa kanak-kanak akhir.
6. Minat Membaca
 Usia 7-8 tahun : masih senang dengan cerita khayal.
 Kegemaran membaca mencapai puncaknya usia 9 – 12 tahun.
 Sifat ingin tahu & realistis pd anak laki-laki  lebih menyukai bacaan
 petualangan, misterius, sejarah, hobi, sport.
 Anak perempuan cenderung ceritera binatang, puisi,ceritera dari kitab suci,
 kehidupan seputar rumahtangga, dsb.
7. Kegiatan Bermain
 Kegiatan sekolah mengurangi waktu bermain dp masa sebelumnya.
 Ditunjang dg : TV, radio dan buku bacaan.
 Bermain kelompok lebih disukai > banyak memberikan pengalaman
berharga.
 Bermain kelompok lainnya > permainan olah raga : basket, volley, sepak
bola.
 Permainan konstruktif > kreativitas anak.

5. Orangtua sebagai lingkungan perkembangan anak apa maksudnya? Berikan contohnya!


Keluarga adalah salah satu mata rantai kehidupan yang paling esensial dalam sejarah
perjalanan hidup anak manusia. Sekaligus menjadi awal mula pendidikan itu dikenalkan.
Keluarga hakikatnya adalah organisasi terkecil sebagai pelindung dan penghias lukisan
kehidupan yang memberikan kenyamanan dan keteduhan kalbu bagi seluruh anggotanya.
Tentunya lukisan kehidupan keluarga yang begitu indah ini tidak lepas dari spektrum
dasar, yaitu sakinah, mawadah, dan warahmah, serta aspek dasar kehidupan lainnya.
Keluarga sebagai organisasi terkecil, menjadi awal mula pembentukan karakter
seorang anak. Segala sesuatunya dimulai disini. Dimulai ketika ia belajar untuk berbicara,
mengenal benda sekitarnya, berdiri, berjalan, hingga berlari. Pendidikan anak tidak lepas
dari peranan seluruh anggota keluarga.
Hal ini berkaitan erat dengan fungsi Keluarga sebagai Fungsi Edukatif, dimana
keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak. Pendidikan merupakan
tanggung jawab orang tua, yaitu ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam
pendidikan. Fungsi pendidikan mengharuskan setiap orang tua untuk mengkondisikan
kehidupan keluarga menjadi situasi pendidikan.
Sebuah ungkapan Baitii Jannatii, rumahku adalah taman sorgaku. Tentang bangunan
keluarga ideal, karena keluarga merupakan sumber pertama dan utama bagi kehidupan
individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga sebagai sumber pertama dan utama memberikan sumbangan yang sangat
besar bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam
kehidupannya.
Selain itu, keluarga bagi anak merupakan suatu tempat yang paling strategis dalam
mengisi dan membekali nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan oleh anak yang tengah
mencari makna kehidupan.
Keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga ketika anak berada dalam usia dini,
yang akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada periode berikutnya.
Pendidikan yang dimaksud tidak hanya pada pendidikan secara ilmiah, pengetahuan dan
teknologi. Ttetapi yang terpenting adalah dengan membekali mereka dengan pendidikan
agama, moral, dan etika untuk membangun akhlak yang baik, barulah kemudian
pendidikan formal lain akan dengan sendirinya mengikuti.
Sesuai fungsinya sebagai fungsi religious, dimana kewajiban orang tua untuk
mengenalkan, membimbing, memberi teladan dan melibatkan anak-anak serta anggota
keluarga lainnya mengenai kaidah-kaidah agama dan perilaku keagamaan. Fungsi ini
mengharuskan orang tua sebagai seorang tokoh inti dan panutan dalam keluarga, untuk
menciptakan iklim keagamaan dalam kehidupan keluarganya.
Ketika sang anak telah dibekali dengan benteng agama yang mumpuni, saat mulai
mengenal dunia pendidikan yang bersifat umum, bahkan teknologi sekalipun tidak akan
dengan mudah menguasai mereka, sebaliknya sang anak yang akan menguasai ilmu dan
teknologi tersebut.

6. Karakter orangtua ada beberapa macam, dari sekian macam karakter mana yang menurut anda
ideal dan akan anda terapkan pada anak anda? Jelaskan mengapa karakter orangtua itu yang jadi
pilihan anda !
 Otoriter, yaitu orangtua yang menuntut anak untuk mematuhi aturan-aturan yang ketat
tanpa memberikan alasan atau ruang diskusi. Orangtua jenis ini cenderung menghukum
anak jika melanggar aturan atau tidak memenuhi harapan mereka.
 Permisif, yaitu orangtua yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas yang berlebihan
kepada anak tanpa memberikan batasan atau arahan yang jelas. Orangtua jenis ini
cenderung tidak terlibat dalam pengasuhan anak atau mengabaikan tanggung jawab
mereka.
 Demokratis, yaitu orangtua yang memberikan aturan dan harapan yang wajar kepada
anak, serta memberikan alasan dan ruang diskusi yang sehat. Orangtua jenis ini
cenderung mendukung dan membimbing anak dengan kasih sayang dan rasa hormat.
 Negatif, yaitu orangtua yang memberikan kritik dan hinaan yang berlebihan kepada anak
tanpa memberikan pujian atau penghargaan. Orangtua jenis ini cenderung merendahkan
dan menyakiti anak secara fisik maupun emosional.

Menurut saya pribadi tidak ada tipe orangtua yang 100% ideal karena aka nada
perbedaan Ketika tipe ideal tsb digunakan untuk tipe anak tertentu. Seluruh tipe kecuali
negative punya nilai plus minus dan alangka baiknya jika nilai plus dari seluruh tipe
orangtua digabungkan karena akan menghasilkan tipe orangtua yang bisa masuk ke
berbagai tipe anak tentunya. Jika diminta untuk memilih satu dari berbagai tipe maka saat
ini saya memakai tipe PERMISIF karena tipe anak sekarang yang dominan tidak mau
mengikuti aturan dan ingin mengeksplore diri lebih luar. Tipe ini saya fikir paling sesuai
dengan zaman saat ini karena terkesana tidak perduli namun lebih ke pendekatan pada
anak dan mengajak anak untuk bisa berfikir dalam mengambil keputusan akan langkah
selanjutnya yang akan ia ambil.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai