Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOPI DI NEGARA

KOLOMBIA

Wiranti Okta Fasha


C1C018206
Perekonomian Indonesia
Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi

Abstrak
Daya saing ekspor merupakan hal yang penting dalam melakukan persaingan ekspor
antar negara, karena banyak negara yang berusaha memperoleh pendapatan melalui ekspor.
Kopi merupakan salah satu komoditas utama ekspor dari negara Kolombia yang merupakan
negara penghasil kopi terbesar kedua dunia. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui
daya saing komparatif dan kompetitif ekspor kopi di Kolombia. Dengan menggunakan
metode Revelead Comparative Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD).
Kata kunci : Kopi, RCA, EPD

PENDAHULUAN
Kolombia merupakan negara dengan sekitar 72% luasnya merupakan kawasan hutan.
Kolombia menjadi penghasil kopi tersbesar kedua setelah Brazil dengan sekitar 12% kopi di
dunia di hasilkan disini. Namun, fluktuasi iklim dari tahun 1980-an hingga 2010 berdampak
buruk pada produksi kopi yang menyebabkannya dikalahkan oleh industri kopi Vietnam yang
berkembang. Jenis kopi utama yang dibudidayakan di Kolombia adalah kopi Arabika.
Kolombia terkenal dengan kopi Arabika-nya yang disukai karena rasanya yang ringan dan
seimbang. Pada 2015/2016 Kolombia menghasilkan 810.000 metrik ton kopi. Nilai ekspor
kopi dari Kolombia adalah 2,57 miliar dolar.
Sedihnya, mayoritas orang Kolombia tidak bisa mencoba kopi spesial terbaik yang
diproduksi negara sendiri, kesenangan itu biasanya disediakan untuk pelanggan kafe di
Eropa, Australia, Asia, dan Amerika Utara. Namun, ada gerakan yang berkembang ke arah
kopi spesial di Kolombia, dan kafe-kafe istimewa bermunculan di semua kota besar.
Dari 32 wilayah departemen Kolombia, setidaknya 22 menanam kopi, jadi ketika ada
pendatang yang ingin berkunjung ke kebun kopi di Kolomboa tidak pernah benar-benar jauh
dari kebun kopi. Wilayah paling populer di Kolombia untuk dikunjungi para pecinta kopi
adalah Zona Cafetera, Wilayah Kopi Kolombia, yang sebagian adalah Situs Warisan Dunia
UNESCO. Daerah Caldas, Quindio dan Risaralda menghasilkan mayoritas kopi Kolombia,
dan juga merupakan tempat terbaik untuk melakukan tur kopi.
Yang membuat kopi Kolombia begitu enak dari 3faktor yang ada yaitu geografi,
budidaya dan jenis kopi. Geografi pegunungan dan iklim tropis Kolombia menjadikannya
negara yang ideal untuk produksi kopi, sementara fakta bahwa setiap kacang di negara ini
dipilih sendiri menjadi produk berkualitas nyata.

List of Importing Markets, Exported by Colombia

Year
Country Products
2016 2017 2018 2019

All Product 31,095,444 37,770,123 41,769,699 39,496,225

World Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 2,462,526 2,582,565 2,335,423 2,363,170
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 10,215,894 10,975,962 11,080,579 12,265,471

United States of Coffee whether or not roasted or


America decaffeinate; coffee huks and skins; 1,024,804 1,149,365 1,058,089 1,053,044
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 6,630 7,775 6,699 7,728

Indonesia Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 130 65 253 233
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 427,631 557,359 474,064 466,280

Japan Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 242,980 252,248 195,241 184,324
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 475,869 473,226 449,453 482,663

Germany Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 218,861 182,957 181,710 192,815
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 439,126 480,670 441,526 776,292

Italy Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 72,916 71,396 58,549 59,031
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion

Tabel 1. Daftar Ekspor Kopi Kolombia di berbagai negara

Berdasarkan data dari www.trademap.org/ dimana pasar ekspor Kolombia di


komoditas kopi mengekspor ke berbagai negara sebagai sampel, ada 5 negara yang di ekspor
yaitu USA, Indonesia, Japan, Germany, dan Italy. USA setiap tahunnya mengalami fluktuasi
dengan tiap tahunnya tidak berurut. Di tahun 2016-2017 mengalami kenaikan dari 1.024.804
menjadu 1.1.49.365. Kemudian dari tahun 2017-2019 mengalami penurunan ekspor yang
tidak begitu drastis.
Di Indonesia sendiri sempat terjadi penurunan drastis dari 130 menjadi hanya 65.
Kemudian kembali mengalami kenaikan cukup pesat di tahun 2018 dan kembali menurun
yang tidak begitu pesat di tahun 2019. Di jepang tahun 2016-2017 terjadi kenaikan, kemudian
tahun berikutnya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Jerman dan Italy dari tahun
2016 terus mengalami penurunan ekspor kopi Kolombia, kemudian di 2019 kembali
meningkat meskipun tidak signifikan.

TINJAUAN PUSTAKA
Secara teoritis, perdagangan internasional terjadi karena dua alasan utama. Pertama,
negara-negara berdagang karena kemampuan setiap negara berbeda satu sama lain sehingga
setiap negara dapat memperoleh keuntungan dengan melakukan perdagangan. Kedua, negara-
negara melakukan perdagangan untuk mencapai skala ekonomi (economic of scale) dalam
produksi (Basri dan Munandar, 2010). Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi
untuk memasuki pasar luar negeri dan kemampuan untuk dapat bertahan di dalam pasar
tersebut. Jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk tersebut akan diminati oleh
konsumen. Pendekatan yang sering digunakan untuk mengukur daya saing komoditi adalah
faktor keunggulan komparatif (comparative advantage) dan faktor keunggulan kompetitif
(competitive advantage).
Teori Keunggulan Komparative dan Kompetitif
Teori Keunggulan Komparatif yang dibangun David Ricardo menggunakan asumsi
sebagai berikut: (1) berlakunya labor theory of value, yaitu bahwa nilai suatu barang
ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan; (2) tidak memperhitungkan biaya
transportasi; (3) produksi dijalankan dengan biaya tetap, sedangkan skala produksi bersifat
constant return to scale; serta (4) faktor produksi tidak bersifat mobile antarnegara (Salvatore,
1997). Hecker dan Ohlin dalam Salvatore (1997) menjelaskan mengenai terbentuknya
keunggulan komparatif David Ricardo, yang dikenal sebagai teorema H-O. Teori H-O
merupakan model tentang analisis perdagangan antar dua negara, yang mempunyai
karakteristik berbeda.
Teori Keunggulan Kompetitif adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa kondisi
alami tidak perlu dijadikan penghambat karena pada dasarnya dapat diperjuangkan dengan
berbagai usaha. Keunggulan suatu negara bergantung pada kemampuan perusahaan di dalam
negara tersebut untuk berkompetisi menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar
(Porter, 1990). Terdapat empat faktor utama yang membentuk lingkungan dimana perusahaan
bisa kompetitif, yaitu: 1) Kondisi faktor produksi (factor conditions), perusahaan local
berkompetisi sedemikian rupa, sehingga mendorong terciptanya keunggulan misalnya tenaga
kerja terampil, infrastruktur, dan teknologi; (2) Kondisi permintaan (demand conditions); (3)
Industri terkait dan industri pendukung (related and supporting industries); (4) Strategi,
struktur dan persaingan perusahaan, yakni kondisi dalam negeri yang menentukan bagaimana
perusahaan-perusahaan dibentuk, diorganisasikan, dan dikelola serta sifat persaingan
domestik.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Analisis ini menggunakan data sekunder yang sebagian besar berasal dari Trade Map
(data ekspor kopi). Data time series yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kurun
waktu 2016 sampai 2019 meliputi data – data ekspor kopi ke 5 negara yaitu, Indonesia, USA,
Jepang, Jerman, dan juga Ilaty.
Metode Analisis
Metode yang digunakan dalam analisis ini yaitu metode Revelead Comparative
Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD).
Analisis RCA digunakan untuk menganalisis tingkat daya saing ekspor komoditas kopi
oleh eksportir utama ke pasar global. Sejak diperkenalkan oleh Balassa pada tahun 1965,
metode RCA banyak digunakan untuk mengukur tingkat daya saing suatu komoditas/ barang
(Lindung & Jamil, 2019) dan (Qineti, Rajcaniova, & Matejkova, 2009). Metode RCA dapat
merefleksikan keunggulan komparatif suatu negara melalui kinerja ekspornya. Secara
matematis indeks RCA sebagai berikut (Balassa 1965) dalam (Qineti et al., 2009):
Xij/ Xj
RCA=
Xiw / Xw

Keterangan:
𝑋𝑖𝑗 = Nilai ekspor ban Indonesia ke negara tujuan ekspor
𝑋𝑗 = Nilai total ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor
𝑋𝑖𝑤 = Nilai ekspor ban dunia ke negara tujuan ekspor
𝑋𝑤 = Nilai total ekspor dunia ke negara tujuan ekspor
i = Ban Indonesia
j = Indonesia
w = Dunia
Jika nilai RCA>1, berarti produk tersebut memiliki keunggulan komparatif atau
berdaya saing kuat. Sebaliknya jika nilai RCA<1, maka produk tersebut tidak memiliki
keunggulan komparatif atau berdaya saing lemah.
Export Product Dynamic (EPD) digunakan untuk mengukur dinamika posisi pasar kopi
Kolombia di negara tujuan ekspor. Matrik EPD menggunakan daya tarik pasar (diukur
berdasarkan pertumbuhan permintaan) sebagai sumbu horisontal (sumbu X) dan kekuatan
bisnis (diukur dari pertumbuhan perolehan pasar/market share) sebagai sumbu vertikal
(sumbu Y), menghasilkan 4 kategori posisi pasar (Gambar 5) yaitu rising star, falling star, lost
opportunity, dan retreat (Esterhuizen, 2006).
Posisi pasar yang ideal adalah rising star yang mendindikasikan suatu negara meraih
pangsa pasar tinggi pada produk yang dinamis (permintaannya tumbuh cepat). Posisi lost
opportunity merupakan posisi pasar yang paling tidak diinginkan karena mengindikasi suatu
negara kehilangan pangsa pasar pada produk yang dinamis. Posisi falling star juga tidak
diinginkan, meskipun lebih baik jika dibandingkan dengan lost opportunity karena pangsa
pasar suatu negara meningkat pada produk yang tidak dinamis. Posisi retreat mungkin tidak
diinginkan, tetapi dapat menjadi masukan untuk beralih pada produk lainnya yang dinamis
(Esterhuizen, 2006).

Gambar 1. Matrik EPD

Sumbu x : Pertumbuhan kekuatan bisnis atau disebut pangsa pasar ekspor :


∑ ( 𝑋𝑖𝑗 𝑊𝑖𝑗) 𝑡 𝑡 𝑡=1 × 100% − ∑ ( 𝑋𝑖𝑗 𝑊𝑖𝑗) 𝑡−1 𝑡 𝑡=1 × 100% 𝑇
Sumbu y : Pertumbuhan daya tarik pasar atau disebut pangsa pasar produk :
∑ ( 𝑋𝑡 𝑊𝑡 ) 𝑡 𝑡 𝑡=1 × 100% − ∑ ( 𝑋𝑡 𝑊𝑡 ) 𝑡−1 𝑡 𝑡=1 × 100% 𝑇
Keterangan :
𝑋𝑖𝑗 : Nilai ekspor ban Indonesia ke negara tujuan ekspor
𝑊𝑖𝑗 : Nilai ekspor ban dunia ke negara tujuan ekspor
𝑋𝑡 : Nilai total ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor
𝑊𝑡 : Nilai total ekspor dunia ke negara tujuan ekspor
𝑇 : Jumlah tahun analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metode RCA

List of Importing Markets, Exported by Colombia

Year
Country Products
2016 2017 2018 2019

All Product 31,095,444 37,770,123 41,769,699 39,496,225

World Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 2,462,526 2,582,565 2,335,423 2,363,170
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 10,215,894 10,975,962 11,080,579 12,265,471

United States of Coffee whether or not roasted or


America decaffeinate; coffee huks and skins; 1,024,804 1,149,365 1,058,089 1,053,044
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 6,630 7,775 6,699 7,728

Indonesia Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 130 65 253 233
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 427,631 557,359 474,064 466,280

Japan Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 242,980 252,248 195,241 184,324
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
All Product 475,869 473,226 449,453 482,663

Germany Coffee whether or not roasted or


decaffeinate; coffee huks and skins; 218,861 182,957 181,710 192,815
coffee subtitutes containing coffee in
any proportion
Tabel 2. Perhitungan Metode RCA

Daya Saing Komparatif


Daya saing ekspor kopi di Kolombia diukur menggunakan metode Revealed Comparative
Advantage (RCA) dan Export Product Dynamic (EPD). Dari lima negara yang diteliti,
seluruhnya memiliki nilai RCA yang fluktuatif, dan semua nilai RCA>1 (Tabel 2). Artinya
secara umum kopi di negara Kolombia memiliki daya saing yang tinggi di negara Indonesia,
USA, Jepang, Jerman, dan Italy.
Nilai RCA tertinggi ada pada negara Jepang, yang berarti negara tersebut adalah negara yang
mempunyai daya saing paling tinggi untuk Kolombia. Sedangkan daya saing yang paling
rendah berada di negara Indonesia.
Dinamika Ekspor
Dinamika ekspor komoditas kopi ke negara USA, Indonesia, Jepang, Jerman, dan Italy
dianalisis dengan metode Export Product Dynamic (EPD).
0.02500
USA

0.02000
Pertumbuhan pangsa produk (%)

0.01500

0.01000

0.00500

Grafik 1. Matriks EPD

-
- 0.50000 1.00000 1.50000 2.00000 2.50000 3.00000
Grafik 1 menunjukkan bahwa pasar ekspor kopi Kolombia berada pada posisi Rising Star.
Pertumbuhan pangsa pasar ekspor (%)
Terdapat enam negara yang menempati posisi Rising Star, yaitu negara USA, Indonesiam
Ilaty, Germany, dan Japan. Hasil analisis EPD menunjukkan bahwa permintaan kopi dari
Kolombia meningkat setiap tahunnya, dan menjadi produk yang dinamis di Kolombia.
Pangsa pasarnya memiliki pertumbuhan yang positif, sehingga dikategorikan sebagai produk
kompetitif. Pasar dengan posisi Rising Star merupakan posisi yang ideal sehingga kelima
negara tersebut berpotensi untuk dijadikan tujuan ekspor produk kopi Kolombia.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari analisis di atas kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa komoditas kopi di Kolombia
mempunyai daya saing yang tinggi dengan negara Indonesia, USA, Jepang, Jerman, dan
Italy. Posisi pasar kopi Kolombia berada pada posisis Rising Star.
Saran
Dengan posisi rising star dan daya saing tinggi ini, sebaiknya pemerintah terus meningkatkan
ekspor kelima negara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai