Anda di halaman 1dari 2

Ringkasan Materi P1-P7 Farmasetika dan Prak Farmasetika

ANALISIS RESEP  Rumus young


 Resep yang rasional adalah kunci keberhasilan terapi yang diberikan  Rumus fried
dokter kepada pasien  Rumus dilling
 Dosis merupakan takaran suatu obat yang dapat dipergunakan atau  Berdasarkan Berat Badan:
diberikan kepada seorang penderita baik untuk obat dalam maupun untuk  Rumus Clark
obat luar dan kecuali dinyatakan lain dosis yang digunakan adalah dosis  Rumus LPT
terapi yaitu suatu dosis tertentu yang diharapkan sudah menimbulkan  Resep untuk racikan:
efek terapeutik dengan cara pemberian peroral, injeksi, subkutan, rektal,  dtd: dosis tiap minum
dll.  Non-dtd: dosis keseluruhan
 Dosis:  Unsur dalam resep
a. Umum:  Aspek Administratif/Skrining resep
b. Terapi (Lazim atau Medicinal): sejumlah obat yang memberikan efek  Resep: nama, alamat SIP dokter, tempat dan tanggal resep dokter,
terapeutik nama obat dan banyaknya obat yang diminta, bentuk sediaan, aturan
c. Maksimal: dosis optimum yang masih aman digunakan dan pakai, paraf dokter, nama pasien, umur pasien, berat badan pasien,
memberikan efek terapeutik alamat pasien, tanda tangan dokter bila takaran obat lebih dari takaran
d. Minimum: dosis minimum yang masih dapat memberikan efek maksimum (>100%)
terapeutik  Copy Resep: nama dan alamat apotek, nama apoteker, SIPA dan SIA,
e. Toksik: dosis yang menyebabkan keracunan nama dolter yang menulis resep, tanggal penulisan dan pembuatan
f. Lethal: dosis yang dapat menyebabkan kematian resep, nama obat, banyak obat, det(sudah diambil semua), ne-det
 Dosis awal adalah dosis untuk memulai terapi sehingga dapat mencapai (belum diserahkan), did (telah diserahkan setengahnya)
konsentrasi terapeutik dalam tubuh yang menghasilkan efek klinik.  Istilah → pcc: dibuat sesuai resep asli
Contoh obatnya diatabs.  Aspek Farmasetik/Skrining Farmasetis → Kriteria pengecekan: bentuk
 Dosis pemeliharaan adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara sediaan, stabilitas obat, inkompatibilitas, cara pemberian dan jumlah
dan mempertahankan efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang serta aturan pakai
sesuai dengan dosis regiment.  Aspek Klinis/Skrining farmakologi
 Perhitungan Dosis:  Menganalisis kesesuaian dosis
 Dosis dewasa, biasanya  Pemeriksaan etiket: putih (obat oral dan injeksi), biru (obat luar dan
 Dosis anak elixir
 Berdasarkan Umur:
 Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioles
PERACIKAN SEDIAAN PULVIS, PULVERES DAN KAPSUL  Basis salep hidrokarbon → vaselin, paraffin. Basis salep serap → adaps
 Pulvis lanae, lanoline , unguentum simplez, hydrophilic petrolatum. Dasar salep
 Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan. dapat dicuci dengan air → salep emulsi tipe M/A, seperti vanishing
Oral/luar yang diserahkan dalam bentuk tak terbagi cream, emulsifying ointment/wax, hydrophilic ointment → minyak
 Oral -> obat tidak poten. Contoh laksansia, antasida, makanan diet mineral, stearylalcohol, aquadest. Dasar salep larut dalam air →
(penakaran dilakukan pasien dengan mudah dan masih aman). Polietilenglikol dibuat dengan peleburan, tragacanth, pga
 Syarat bubuk: halus, kering, homogen  Aturan pembuatan salep:
 Serbuk tabur harus bebas butiran kasar (untuk obat luar)  Dilakukan pemanasan pada zat yang berpotensi larut dalam dasar
 Kaolin dan bahan mineral lain yang digunakan untuk serbuk tabur salep
harus bebas bakteri Clostridium tetani  Pengayakan dengan ayakan no. 100 pada zat yang tidak mudah larut
 Cara mencampur serbuk: dalam dasar resep
 Digerus terlebih dahulu  Dilakukan pelarutan terlebih dahulu untuk zat yang mudah larut
 Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam dalam air dan stabil serta dasar salep dapat menyerpa air (adeps lanae
keadaan tidak diencerkan untuk mencegah obat tertinggal dalam dan lanolin)
pori-pori dinding mortar kemudian encerkan dengan bahan lain,  Pengadukan sampai dingin jika dasar salep dibuat dengan peleburan
setelah homogen masukan bahan lain  Zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep → camphora, mentholum,
 Dimulai dari berat jenis (BJ) yang ringan dulu phenolum, thymolum, guayacolum. (camphora dan mentholum dapat
 Obat yang jumlah dan volumenya sedikit dimasukin terlebih digerus bersama ad larut, jika sendiri diteteskan spiritus fortior)
dahulu  Zat yg larut dlm air (dilarutkan dlm air terlebih dahulu) → iodum,
 Pastikan homogen. Beri warna obat yang berlainan warna diaduk argentums coll, argentums pro., ekstrak kental, ratanhie extr, tnninum
bersamaan  Hal yg perlu perhatian:
 Jangan menggerus sekaligur  Phenol tidak boleh diganti dengan phenolum
 Aturan pembuatan:  Unguentum methyl salicylas compositum dkk dapat digunakan dalam
 Serbuk tanpa zat berlemak, ayakan no. 100 atau B40 pelarutan menthol
 Bagian zat lemak tertinggal pada ayakan dapat dibasahi dengan  Anthralinum dan chrysarobin dilarutkan dalam basis salep dgn
eter dan dicampur dengan sebagian serbuk yang telah diayak, penangas air
kemudian diayak lagi. Berlaku untuk ichtiyol  Pellidol dilarutkan dlm chloroform dengan perbandingan sama
 Bahan harus dihomogenkan terlebih dahulu sebelum diayak. banyak. Pellidol larut dlm vaselin 1% dan minyak lemak 7%
 Cara membuat serbuk tabur yang mengandung :  Cannabis Indicaer Extr cepat larut jika digerus dengan minyak. Jika
o Melarutkan zat dalam pelarut mudah menguap. akan dicamput vaselin maka ditetesi etanol 98% dulu
o Tambahkan sebagian talk  Beta naphtholum yg berada dalam sediaan sapo kalinus, maka kedua
o Diaduk zat dilarutkan deigerus dengan jumlah sama banyak baru ditambahkan
o Ditambahkan bahan lainnya sapo kalinus untuk dicampur
 Cara membuat serbuk tabur yang mengandung paraffin pada padat,  Krim → sediaan setengah padat berupa emulsi kental tidak kurang dari
vaselin atau cera flava: → Dicairkan diatas penangas air dan dicampur 60% air. Tipe krim → A/M dan M/A
sedikit demi sedikit dengan talk  Surfaktan A/M → sapo, span, adeps lanae, cholesterol, cera, M/A →
 Ichtiyol diencerkan dulu dengan aether cum spiritus lalu dikeringkan TEA, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat
dengan talk bertahap. Massa yang melekat pada dinding mortar  Zat stabilitator → tween 80, Na Lauryl Sulfat, CMC, Emulgidum, zat
dilepas dengan spatel atau kertas film antioksidan lain, dan pengawet (natrium benzoate 0,2%, nipagin 0,12%,
 Pulveres nipasol 0,02%)
 Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan.
Oral/luar yang diserahkan dalam bentuk serbuk terbagi GEL DAN PASTA
 Dosis yang < 80% dari DM harus ditimbang satu persatu.  Gel, sediaan farmasi yang mengandung bahan padat yang kurang larut
 Dosis diturunkan jika melewati DM dalam air yng didispersikan dalam gelling agent agar dapat terdispersi di
 Contoh kasus resep yang tidak rasional (gambar 1) dalam air
 Rumus Young digunakan ketika tidak diketahui dosis spesifik  Pasta sediaan farmasi yang berbentuk setengah padat yang mengandung
 Contoh perhitungan dosis non dtd (gambar 2) lebih dari 50% zat padat
 Kapsul → dimasukan dalam kapsul saja  Bahan penyusun gel: zat aktif, gelling agent, pendispersi pelarut,
humektan(opsional) dan pengawet(opsional)
SALEP DAN KRIM
 Bahan penyusun pasta: zat aktif, thickening agent, basis, o HPMC digerus dengan air panas 20x bobotnya, baru di gerus
pengawet(opsional) dan pelarut (optional).  Setelah basis (jika tidak ada → bahan padat tdk larut air ditambahkan
 Jenis pasta basis gel sedikit kemudian digerus ad homogen)
 Pasta berlemak : konsisten mendekati salep, basis hidrokarbon, zat  Bahan Kristal digerus degnan spiritus fortiori terlebih dahulu baru
padat >50% bahan aktif lain dimasukkan → dihomogenkan
 Pasta kering: bebas lemak zat padat > 60%  Jika ada humektan/wetting agent → gerus zat aktif tak larut air dulu
 Bentonit sebagai stabilisator dalam pasta kering karena ada ichtamol dengan wetting agent baru digerus dengan bahan aktif lain → tambah
pasta akan menjadi encer , bentonite dicampur dengan serbuk yang sedikit basis gel → dihomogenkan → tambah sisa basis →
lain baru ditambahkan cairan yang tersedia homogenkan
 Pasta dingin : campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair  Jika ada bahan larut air → bahan itu dilarutkan dalam air yg akan
 Keyword: calcii hydroxydi solution digunakan untuk mendispersikan basis gel
 Sediakan lumpang panas  Cara pengerjaan pasta
 Kedua fase dipanaskan agar suhunya sama  Jika pakai basis hidrokarbon → vaselin → dilebur dulu baru digerus
 Cara pengerjaan gel dengan bahan padat
 Basis gel  Jika pakai basis gel → gerus bahan padat bersama gelling agent yang
o CMCNa dikembangkan dengan air 20x bobotnya, diamkan 15 masih berupa serbuk baru ditambah pelarut air untuk mendispersikan
menit, baru di gerus gelling agent dan bahan padat
o Carbomer/carbopol digerus bersama aquadest, setelah terdispersi  Jika pakai basis krim → lakukan seperti prosedur pembuatan basis
masukan TEA, digerus ad terbentuk basis krim

Anda mungkin juga menyukai