Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lynna Adelinna Luthan,M.Sc
TUGAS 1
BAB I ( PERTEMUAN PERTAMA – KONTRAK KULIAH)
Kecelakaan kerja sering terjadi dikarenakan kesalahan pekerja yang sering melalaikan pemakaian
APD (alat pelindung diri) pada saat melakukan pekerjaan. Kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan pekerja dalam K3 adalah sebagai berikut :
1. Pekerja memiliki kebiasaan berasumsi atau mengira-ngira
Baik pekerja lama atau pekerja baru suka menggunakan peralatan kerja yang tidak tepat sesuai
peruntukan pekerjaan nya atau menggunakan peralatan kerja yang benar,tapi cara
penggunaannya yang keliru. Akibatnya kecelakaan yang tidak terduga atau kerusakan dan cacat
pada pekerja ,hasil pekerjaan atau kerusakkan pada alat tersebut sangatmungkin terjadi.
Kebiasaan ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan pekerja,pengalaman pekerja dan
kurangnya pengawasan.
4. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja
Banyak alasan yaang melatar belakangi pekerja enggan menggunakan APD, diantaranya:
APD yang digunakan tidak cocok atau tidak nyaman saat dipakai
Ketidaktahuan pekerja harus memakai APD
Tidak memiliki waktu untuk memakai APD atau memakai APD
hanya menghabiskan waktu atau merepotkan
Pekerja sering berasumsi atau terlalu percaya diri bahwa dirinya
tidak akan celaka
Lupa memakai APD
Peran safetyofficer sangat penting untuk mengatasi permasallahan ini. Disampingitu,pihak
perusahaannya juga harus menyediakan ApD yang nyaman dan cocok untuk pekerja,memberikan
pelatihan pemilihan dan pengunaanAPD,memasang rambu K3 APD di area kerja,serta melakukan
pengawasabln dan berani menegur pekerja yang lalai menggunakan APD.
TUGAS 2
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
EBEN EZER PANGGABEAN 520241100
7
520231100
BRYAN ABRAM BUTARBUTAR
1
520311102
DEPITA ROMAITO GULTOM
5
520311100
YEYEN NURHAYATY MALAU 7
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan segalah rahmat dan
hidayatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Tidak lupa bahwa kami mengucapkan terimakasih kepada
ibu Dr.Ir.Putry Lyanna A.Luthan,M.Sc.,IPM.,ASEAN Eng selaku dosen mata kuliah Dasar K3
dalam konstruksi dan properti atas bimbingan beliau kepada kami.
Makalah ini mengulas prinsip utama dan peraturan yang berkaitan dengan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Semoga makalah ini bermanfaat serta dapat menambah
pengetahuan kepada pembaca.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di
bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan
daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja
(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu
tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi
dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus
bersifat manusiawi atau bermartabat. Seperti yang disebutkan pada UUD 1945 pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dan atas dasar pasal tersebut dikeluarkanlah UU No. 14 Tahun 1969 tentang
Pokok-Pokok Tenaga Kerja, yaitu pasal 9 : “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama”.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan
pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin
sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi
karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat
dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai
kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan
kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam materi
kelompok peraturan perundang undangan keselamatan dan kesehatan kerja pada semester 1
2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
akan pentingnya undang undang yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja yang dilatar
belakangi oleh kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang ada saat ini di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
• bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional.
• bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.
• bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien.
• bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina norma-
norma perlindungan kerja.
• Mewujudkan Pemerataan Kesempatan Kerja dan Penyediaan Tenaga Kerja yang Sesuai
dengan Kebutuhan Pembangunan Nasional dan Daerah.
• Memberikan Perlindungan Kepada Tenaga Kerja Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan
Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja dan Keluarganya
Pasal 1
1. Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit- penyakit yang
merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
2. Peredaran adalah impor-ekspor dan jual-beli pestisida didalam negeri termasuk
pengangkutannya.
3. Penyimpanan adalah memiliki dalam persediaan di halaman atau dalam ruang yang
digunakan oleh importir, pedagang atau diusaha- usaha pertanian.
4. Penggunaan adalah menggunakan pestisida dengan atau tanpa alat dengan maksud seperti
tersebut dalam sub a Pasal ini.
5. Pemohon adalah setiap orang atau badan hukum yang mengajukan permohonan pendaftaran
dan izin pestisida.
Pasal 2
1. Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan pestisida yang tidak didaftar dan atau
memperoleh izin Menteri Pertanian.
2. Prosedur permohonan pendaftaran dan izin diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian.
3. Peredaran dan penyimpanan pestisida diatur oleh Menteri Perdagangan atas usul Menteri
Pertanian.
Pasal 3
1. Izin yang dimaksudkan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini diberikan sebagai izin tetap,
izin sementara atau izin-percobaan.
2. Izin sementara dan izin percobaan diberikan untuk jangka waktu, 1 (satu) tahun.
3. Izin tetap diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan ketentuan bahwa izin tersebut
dalam jangka waktu itu dapat ditinjau kembali atau dicabut apabila dianggap perlu karena
pengaruh samping yang tidak diinginkan.
(4). Peninjauan kembali atau pencabutan izin tetap, izin sementara atau izin percobaan dilakukan
oleh Menteri Pertanian.
• Pasal 4
(1). Izin diberikan apabila pestisida itu dianggap effektif, aman dan memenuhi syaratsyarat tehnis
lain serta digunakan sesuai dengan petunjuk yang tercantum pada label. (2). Syarat-syarat tehnis
dan pemberian label diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian.
• Pasal 5
(1). Untuk keperluan pendaftaran dan pemberian izin, pemohon dikenakan biaya yang besarnya
ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
(2). Biaya untuk keperluan pendaftaran dan pemberian izin tersebut pada ayat (1) Pasal ini, wajib
disetorkan kepada Kantor Bendahara Negara.
• Pasal 6
Setiap orang atau badan hukum dilarang mengedarkan, menyimpan atau menggunakan pestisida
yang telah memperoleh izin, menyimpang dari petunjuk-petunjuk yang ditentukan pada
pemberian izin.
• Pasal 7
Setiap orang atau badan hukum yang mengedarkan, menyimpan atau menggunakan pestisida
wajib memberikan kesempatan dan izin,kepada setiap pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Pertanian yang diberi wewenang untuk mengadakan pemeriksaan tentang konstruksi ruang
penyimpanan, cara penyimpanan, keselamatan dan kesehatan kerja, pembukuan pengeluaran,
mutu label, pembungkusan dan residu.
• Pasal 8
Barang siapa melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Pasal 2, 6, 7 dan 9
Peraturan Pemerintah ini, diancam dengan hukuman berdasarkan ketentuan Pasal 9 Undang-
undang Nomor 11 Tahun 1962.
• Pasal 9
Setiap orang atau badan hukum yang mengedarkan dan menyimpan pestisida pada saat Peraturan
Pemerintah ini berlaku, wajib menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah
ini didalam jangka waktu 12 (duabelas) bulan.
• Pasal 10
Hal-hal yang secara langsung maupun tidak langsung menyangkut keselamatan dan kesehatan
manusia diatur oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja sesuai dengan bidang dan
wewenang masing-masing.
• Pasal 11
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, diatur lebih
• Pasal 1
Peraturan keselamatan kerja dibidang pertambangan bermaksud
dalam Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 dan Undang- undang Nomor 11 Tahun 1967
dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969, dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor
1 Tahun 1970 dilakukan oleh Menteri Pertambangan setelah mendengar pertimbangan Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi.
• Pasal 2
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas keselamatan kerja dalam bidang
Pertambangan dengan berpedoman kepada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 serta peraturan-
peraturan pelaksanaannya.
• Pasal 3
(1). Untuk pengawasan keselamatan kerja dibidang pertambangan
Menteri Pertambangan mengangkat pejabat-pejabat yang akan melakukan tugas tersebut setelah
mendengar pertimbangan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi; (2). Pejabat-pejabat
termaksud pada ayat (1) Pasal ini dalam melaksanakan tugasnya mengadakan kerjasama dengan
Pejabat-pejabat Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi baik di
Pusat maupun di Daerah.
• Pasal 4
Menteri Pertambangan memberikan laporan secara berkala kepada
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi mengenai pelaksanaan pengawasan termaksud
dalam Pasal 1, 2 dan 3 Peraturan Pemerintah ini.
• Pasal 1
a. Pemurnian dan Pengolahan adalah usaha memproses minyak dan gas bumi di daratan atau di
daerah lepas pantai dengan cara mempergunakan proses fisika dan kimia guna memperoleh dan
mempertinggi mutu hasil-hasil minyak dan gas bumi yang dapat digunakan
b. Tempat pemurnian dan pengolahan adalah tempat penyelengaraan pemurnian dan pengolahan
minyak dan gas bumi, termasuk di dalamnya peralatan, bangunan dan instalasi yang secara
langsung dan tidak langsung (penunjang) berhubungan dengan proses pemurnian dan
pengolahan;
c. Perusahaan adalah perusahaan yang melakukan usaha pemurnian dan pengolahan minyak dan
gas bumi; .
d. Pengusaha adalah pimpinan Perusahaan;
e. Kepala Teknik Pemurnian dan Pengolahan adalah Penanggungjawab dari suatu pemurnian dan
pengolahan minyak dan gas bumi yang selanjutnya disebut Kepala
Teknik;
f. Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang pertambangan minyak dan gas
bumi;
g. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang lapangan tugasnya meliputi urusan
pertambangan minyak dan gas bumi;
h. Direktur adalah Direktur Direktorat yang lapangan tugasnya meliputi urusan keselamatan kerja
pertambangan minyak dan gas bumi;
i. Kepala Inspeksi adalah Kepala Inspeksi Tambang Minyak dan Gas Bumi;
j. Pelaksana Inspeksi Tambang adalah Pelaksana Inspeksi Tambang Minyak dan Gas Bumi.
Pasal 2
(1) Tatausaha dan pengawasan keselamatan kerja atas pekerjaan-pekerjaan serta pelaksanaan
pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi berada dalam wewenang dan tanggungjawab
Menteri.
(2) Menteri melimpahkan wewenangnya untuk mengawasi pelaksanaan ketentuan- ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah ini kepada Direktur Jenderal dengan hak substitusi.
(3) Pelaksanaan tugas dan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) dilakukan oleh
Kepala Inspeksi dibantu oleh Pelaksana Inspeksi Tambang.
(4) Kepala Inspeksi memimpin dan bertanggungjawab mengenai pengawasan ditaatinya
ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan mempunyai wewenang sebagai
Pelaksana Inspeksi Tambang.
(5) Pelaksana Inspeksi Tambang melaksanakan pengawasan ditaatinya ketentuan- ketentuan
Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 3
(1) Pengusaha bertanggungjawab penuh atas ditaatinya ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini dan kebiasaan yang baik dalam teknik pemurnian dan pengolahan minyak dan gas
bumi.
2) Dalam hal Pengusaha menjalankan sendiri pimpinan dan pengawasan di tempat pemurnian dan
pengolahan, ia menjabat sebagai Kepala Teknik dan mendapat pengesahan dari Kepala Inspeksi.
(3) Dalam hal Pengusaha tidak menjalankan sendiri pimpinan dan pengawasan di tempat
pemurnian dan pengolahan, ia diwajibkan menunjuk seorang sebagai Kepala Teknik yang
menjalankan pimpinan dan pengawasan pada pemurnian dan pengolahan, yang harus disahkan
terlebih dahulu oleh Kepala Inspeksi sebelum yang bersangkutan melakukan pekerjaannya.
(4) Kepala Teknik termaksud pada ayat (2) dan ayat (3) harus memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh Kepala Inspeksi.
(5) Kepala Teknik wajib menunjuk seorang wakil yang disahkan oleh Kepala Inspeksi sebagai
penggantinya, apabila ia berhalangan atau tidak ada di tempat selama maksimum 3 (tiga) bulan
berturut-turut, kecuali apabila ditentukan lain oleh Kepala Inspeksi.
1.Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor Kep 125/MEN/82 Tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2.Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum RI No 174 Tahun
1986 No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.
3.Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4.Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
5.Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.
6.Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
7.Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8.Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
9.Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di
Tempat Kerja.
10.Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan
Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
11.Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
di Tempat Kerja.
2.5.1. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus
K3 Penanggulangan Kebakaran.
Peraturan yang berkaitan dengan instruksi Menteri yang terkait dengan K3 terdapat
pada:
5. Bertanggung jawab
Prinsip Utamanya :
• Pengisian dan penggunaan formulir pemerIksaan dan pengkajiankecelakaan serta analisis
statistik kecelakaan dilaksanakan dengan berpedoman pada Petunjuk Pelaksanaan
terlampir.
• Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Tempat kerja dalam UU No. 1 Tahun 1970 merupakan tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya terhadap pekerja.
Yang termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Dikarenakan hal tersebut maka dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan
dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua
pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya
pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan
suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya
yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang
ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak
(pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).
3.2 Saran
Besar harapan kami bahwa dari penulisan makalah ini dapat memberikan pemahaman
serta kesadaran semua pihak yang berkaitan agar melaksanakan aturan – aturan K3 dalam
peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Hebbie Ilma Adzim, S. (2020, februari 7). Kumpulan perundang - undangan K3. Retrieved from
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.com/2013/11/kumpulan-perundang-undangank3.html
RAficatur. (2019, juli 23). surat edaran dan keputusan dirjen . Retrieved from
https://raficaturaddres.blogspot.com/2019/07/surat-edaran-dan-keputusan-dirjen.html
MAKALAH
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI
“IDENTIFIKASI K3 DALAM SUATU PROYEK”
Disusun oleh : Eben Ezer Panggabean
NIM: 5202411007
Kelas : PTB B
Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lyanna Adelinna Luthan,M.Sc
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa,saya panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melindungi kita hingga pada saat ini sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ IDENTIFIKASI K3 DALAM
SUATU PROYEK” ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu dosen Dr.Ir.Putri Lyanna
Adelinna Luthan,M.Sc yang telah membimbing dan mengajari saya hingga pada
saat ini.
Terlepas dari semuanya itu saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kiranya dapat dimaklumi dan saya mengharapkan
saran dan kritikan agar dapat memperbaiki dalam pembuatan makalah
berikutnya.
Harapan saya setelah membaca makalah ini pembaca dapat bertambah
wawasannya tentang k3 dalam proyek..
Oktober 2020
JUDUL……………………………….……………………..…………. i
KATA PENGANTAR…………………………………...……………ii
DAFTAR ISI ……………………………….…………….…………...iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………….………… 1
1. 1 Latar Belakang ……………………………………….………. 1
1. 2 Rumusan Masalah …………………………………….……… 1
1. 3 Tujuan ………………………………………………….……… 1
BAB II PEMBAHASAN MATERI………………………….……... 2
2. 1 Analisa Proyek ……………………………………….………. 2
BAB III PENUTUP……………………………………………………3
3. 1 Kesimpulan ……………………………………………………..3
3. 2 Kritik dan Saran ……………………………………………….4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1 Analisis Proyek
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dalam analisis proyek ini dapat disimpulkan bahwa
proyek yang kecil sekalipun apabila kita melalaikan k3, nyawa kita tidak
aman aman. Oleh karena itu diharapkan kpd pembaca agar lebih berhati-hati
dalam melakukan pekerjaan.
Jatuhnya linggis
Ini kesalahan pekerja itu sendiri tidak berhati-hati ketika membongkar
bekisting. Diharapkan kedepannya setiap melakukan pekerjaan apapun
pekerja lebih hati-hati.
TUGAS 4
Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lynna Adelinna Luthan,M.Sc
2 orang mengalami luka luka dan satu orang meninggal dunia. Korban meninggal dunia diketahui
bernama Maman (umur 25 tahun). Sementara 2 orang lainnya adalah Saripudin (umur 35 tahun) dan
Darwin (30 tahun) mengalami luka-luka dan dilarikan ke RSUD Ciawi untuk mendapatkan perawatan.
Bekisting pier head yang sedang di cor tidak kuat menahan beban sehingga roboh dan pekerja
terjatuh dan tertimpa material. Peristiwa ini menyebabkan 7 pkerja cidera karena tertimpa material
pengecoran.
Alat berat LTR roboh di Kelapa Gading
Alat tersebut bergeser saat tengah melakukan uji angkat beban di jalan Klp Nias Raya,Kelapa Gading.
Alat tersebut jatuh menimpa sebuah runah toko (ruko) berlantai 2 yabg digunakan sebagai tempat
berjualan bunga. Tidak ada korban jiwa.
Crane tol Borr jatuh
Insiden itu terjafi ketika sejumlah pekerja proyek sedabg mengerjakan pemasangan bekistung
parapet atau barrier pembatas jembatan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,tetapi
menyebabkan macet pada lalu lintas.
OCS parapet MTR terjatuh di jalan Raya
Jatuhnya overhead catenaru system (OCS) parapet atau beton pembatas kontruksi layang mass rapit
transit (MRT) mengakibatkan seorang pengendara motor tertimpa dan mengalami luka-luka.
Penyebabnya karena pembatas beton sudah lama dan daya tahannya berkurang.
Beton LTR di MT Haryono Jatuh
Jalan MT Haryono, 15 november 2017
Penyebabnya karena konstruksi penahan beton LRT tidak kuat lagi,sehingga jatuh. Tidak ada korban
jiwa dalam insiden tersebut,namun bagian belakang sebuah mobil ringsek setelah tertimpa
TUGAS 5
SOLUSI PADA KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI
PADA PROYEK KONSTRUKSI
Solusi : Ini adalah faktor manusia yang kurang teliti dalam melakukan pekerjaan
Pemasangan pada crane harus lebih diperhatikan supaya tidak terjadi runtuhnya
jembatan tersebut.
Peristiwa terjadi pada hari selasa, 20 Februari 2018 pukul 03.40 WINB
Bekistingpierhead yang sedang di cor tidak kuat menahan beban sehingga roboh
dan pekerja terjatuh dan tertimpa material. Peristiwa ini menyebabkan 7 pkerjacidera
karena tertimpa material pengecoran.
Solusi : Ini adalah faktor manusia yang kurang teliti atau memahami spesifikasi
bahan yang harus digunakan. Dalam pembuatan bekisting jika beban nya memiliki
bobot yang cukup berat,seharusnyabekistingnya diperkuat bahannya.
Solusi : ini adalah faktor alat. Solusi yang tepat adalah memperhatikan kualitas atau
daya tampung alat dalam melakukan pengujian. Tetapi kecelakaan seperti ini dapat
dimaklumi karena peristiwa ini adalah uji angkat beban,otomatis bertujuan untuk
menguji coba daya angkat beban alat tersebut.
Solusi : solusi untuk kejadian ini adalah pekerja harus lebih hati hati dan
teliti dalam memakai alat tersebut.
5. OCS parapet MTR terjatuh di jalan Raya
Solusi : ini adalah kerusakan konstruksi yang mungkin disebabkan konstruksi tersebut
sudah tidak kuat lagi,maka solusi yang tepat adalah kepada pemgendara agar lebih
hati-hati lagi ketika berkendara.
6. Beton LTR di MT Haryono Jatuh
Jalan MT Haryono, 15 november 2017
Solusi : ini juga disebabkan oleh konstruksi yang sudah tidak kuat lagi,tidak ada
korban jiwa. Maka penanganan yang paling tepat adalah segera membuat garis polisi
atau memindahkan konstruksi yang roboh tersebut,agar pengendara dapat lewat
dengan baik.
TUGAS 6
IDENTIFIKASI VIDIO KECELAKAAN KERJA
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI
NAMA : EBEN EZER PANGGABEAN
KELAS : PTB B
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
NIM : 5202411007
1. VIDIO ADERA
Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab :
Terjatuhnya proyek laying yg mungkin di akibatkan crane tidak
kuat menahan beban
Saya kira APD yang dipakai pekerja yang terlibat dalam kecelakaan
tersebut sudah lengkap,seperti di video ada pekerja yg terlihat
memakai alat pelindung diri dengan lengkap,yaitu sepatu
safety,helm keselamatan,rompi keselamatan,sarung tangan. Hal yg
perlu diperhatikan hanyalah ke hati-hatian.
2. VIDIO ABRAR
Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab :
Tersangkutnya pekerja di konstruksi bangunan
Dalam video ini kurang jelas apa penyebab pekerja tersangkut,tetapi
kalau di lihat pekerja sudah mengenakan APD dengan baik seperti
sepatu,rompi,helm safety. hanya kurang ke hati-hatian saja. Atau
mungkin juga pekerja tersangkut dan tidak terjatuh dikarenakan
menggunakan safety harness,dengan kata lain nyawa pekerja sudah
diselamatkan oleh APD tersebut
3. VIDIO DEPITA
Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab :
Terjatuhnya pekerja ketika menangani listrik
Pada video ini pekerja tidak menggunakan APD sama sekali seperti
tali untuk menopang bdan seperti yang biasa digunakan pekerja
listrik biasanya,tidak menggunakan sarung tangan karet untuk
mencegah listrik menyengat (karena karet adalah penanggal listrik),
tidak menggunakan sepatu juga, dan yang paling utama Seperti
pada video tersebut kecelakaan kerjanya diakibatkan tiang listrik
rubuh,karena sejak awal memang sudah miring,kecelakaan kerja
tersebut akan dapat diminimalisirkan apabila membuat penyangga
pada tiang listrik tersebut sehingga ketika pekerja naik beban yg
diterima tiang dapat ditopang oleh penyangga yang dibuat.
4. VIDIO AGNES
Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab :
Pekerja saluran air tertimpa beton
Seperti yang ada di video pekerja tidak menggunakan APD sama
sekali,pada video ini ada 2 korban, yang seorang mengalami luka
robek di kepala dan satu lagi mengalami patah kaki. Mereka
mungkin tidak akan mengalami luka apabila mereka menggunakan
helm keselamatan dan juga sepatu safety
5. VIDIO BRYAN
Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab :
Konstruksi Tol depok antasari ambruk
Penyebab konstruksi ini ambruk karena bagian dasar dari
konstruksi tidak kuat,dan ada 6 korban luka luka
Dalam pengecoran APD yang harus dipakai ialah sepatu safety,helm
safety,sarung tangan karet,rompi keselamatan. Akan tetapi dalam
video ini tidak ditunjukkan apakah pekerja menggunakan APD
tersebut apa tidak.
Jawab:
Alat berat dan bantalan rel di proyek double double track di
kampung melayu,Jakarta timur ambruk
Penyebab kecelakaan adalah bantalan rel meleset ketika di naikan ke
dudukannya,6 korban jiwa
APD yang harus disiapkan adalah helm keselamatan,sepatu
safety,rompi safety,sarung tangan. Di video ini kecelakaan akibat
korban tertimpa,meskipun korban memakai APD dengan
lengkap,jika ditimpa benda seberat itu tentu akan berakibat fatal
juga,oleh karena ini selain kelengkapan APD kehatihatian dan
ketelitian dalam melakukan pekerjaan amat sangat diperlukan
Jawab:
Rubuhnya crane ketika mengangkat beban
APD yang harus diguakan ialah helm safety,sepatu,sarung tangan.
Beban yang di angkat juga harus sesuai dengan daya tahan crane
yang digunakan agar tidak terjadi jatuh ataupun rusaknya crane
pada video tersebut. Selain dari APD,prosedur penggunaan crane
juga harus diperhatikan
8. VIDIO EVA CHRISTINA BUTAR BUTAR
Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab:
Kecelakaan video yang pertama ialah jatuhnya seorang pekerja
ketika memanjat scaffolding
Kecelakaan diakibatkan ketika crane mengangkat beban tersenggol
pada peranca tersebut sehingga pekerja jatuh. APD yang digunakan
pekerja sudah terbilang lengkap seperti helm safety,sepatu safety
Hanya saja pekerja tidak menggunakan safety harness dan juga
memegang barang ketika memanjat. Sehingga keseimbangan
pekerja tersebut berkurang.
9. VIDIO EVA
Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab:
Pada video pertama eva rubuhnya konstruksi bangunan ketika
melakukan pengecoran
Kecelakaan ini disebabkan oleh tidak kuatnya penyangga di bawah
yang menahan beton yg di atas. APD yang dipergunakan pekerja
pun tidak lengkap,seperti helm,sepatu,sarung tangan. Seharusnya
mereka menggunakan APD tersebut.
Jawab:
Robohnya pintasan layang
APD yang harus diperispakan seperti biasa yaitu: helm
keselamatan,rompi,sepatu safety,sarung tangan dll
MAKALAH
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI
“IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU K3 DALAM SUATU PROYEK”
Disusun oleh : Eben Ezer Panggabean
NIM: 5202411007
Kelas : PTB B
Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lyanna Adelinna Luthan,M.Sc
November 2020
PEKERJAAN PENGECORAN
1.
2. hati-hati licin
Rambu ini juga digunakan ketika melakukan pekerjaan konstruksi di
ketinggian. Rambu ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pekerja
dan orang yang berada di ketinggian tersebut lebih berhati-hati agar
tidak terpeleset
CBR,CJR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Higine perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higine berserta praktiknya
yang lingkup dedikasinya dalah mengenali, mengukur dan melakukan penilaian
terhadap faktor penyebab gangguan kesehatan atau penyakit dalam lingkungan
kerja.
Dalam rangka upaya menjadikan tenaga kerja SDM yang sehat dan
produktif, kesehatan kerja diartikan sebagai ilmu kesehatan dan penerapan nya
yang bertujuan uuntuk mewujudkan tenaga kerja sehat produktif.Untuk
penerapan kesehatan kerja mencakup upayakesehatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.
B. TUJUAN
Critical book report bertujuan:
1. Mengulas isi sebuahbuku
2. Melatihdiriuntukberfikirkritisdalammencariinformasiyangdiberikanolehse
tiap
bab dari sebuah buku
3. Membandingkan isibuku
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITASBUKU
1. BUKUPERTAMA
Bukuyangdipakaisebagaibahanuntukcriticalbook
reportadalah
Tahunterbit : 2013
Penerbit : SAGUNGSETO
Tebalbuku : 570halaman
ISBN :978-602-8674-05-8
Buku ini ditulis oleh Dr. suma’mur P.K., MSc yang berjudul HIGINE
PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA. Buku ini diterbitkan oleh
SAGUNG SETO, edisi terbit tahun 2013.
2. BUKUKEDUA
Buku yang dipakai sebagai pembanding
Judul : Keselamatan kerja & pencegahankecelakaan
Penulis : Dr. suma’mur P.K.,MSc
Tahunterbit : 1995
Penerbit : PT TOKO GUNUNGAGUNG
Tebalbuku : 322halaman
ISBN :979-8563-28-X
Buku ini ditulis oleh Dr. suma’mur P.K., MSc., yang berjudul
KESELAMATAN KERJA & PENCEGAHAN KECELAKAAN. Buku ini
diterbitkan oleh PT TOKO GUNUNG AGUNG.
B. RINGKASAN ISI BUKU
Keracunan akut ditandai dengan perasaan lelah, sakit kepala, mual, dan
penglihatankabur ; keracunan akut disertai gejala gejala sakit kepala berat, mabuk,
mual, muntah serta depresi susunan saraf pusat, penglihatan mungkin buta baik
sementara maupun permanen, dan pada keracunan berat pernafasan yang dangkal,
koma, sianosis,menurunnya tekanan darah, pelebaran pupil dan kematian yang
biasanya disebabkan oleh gagalnya pernafasan.
E.Keracuanan oleh ester, aldehida, keton daneter
Dimeti sulfat adalah persenyawaan ester yang digunakan untuk sintesa
bahan bahan kimia organis.Keracunan keton, eter dan ester didasarkan atas
sifatnya yang menyebabkan iritasi kepada selaput lender dan kulit, depresi
kepada susunan saraf pusat serta kerusakan hati dan ginjal.Keracunan itu
terjadi itu oleh zat zat aslinya yaitu sebagai persnyawaan itu
sendiri.Pengurainya dalam tubuh menghasilkan methanol maka zat tersebut
mempunyai pula efek sebaimana halnya methanol kepada mata.
Bab 12 : zatkorosif
2. ZAT KOROSIF
Terdiri atas asam (acids) dan alkali (alkalies) serta garam garam nya yang
bersifat asamatau akali, baik an organis maupun organis. Zat korosif asam
antara lain asam asetat, asetil
anhidrida,alumuniumklorida,alumuniumsulfat,borontrifluorida,CaCl2,bomdal
amair,asam laktat, asam nitrat, ozon, asam perklorat, asam fosfat, asam fikrat,
garam platina, SO2, asamtrilor asetat, seng sulfat (Zn sulfat) dan lainnya. Zat
kosif alkali antara lain CaO, sement (cement), K2CO3, KOH, NaCO3,
Na3PO4, Na2SiO3, treatonalin, amoniak, NH4OH dan lain lain.
1. Simpan zat atau bahan korosif dengn baik, sehingga aman bagipekerjanya.
2. Airbersihharuscukuptersediauntukmencucimata,tangan,kulitataubagiantu
buhlain nya yang mungkin dikenaizat
3. Kacamatayanpas,skrotkaret,dansarungtangankaretharusdipakaidanmenjadi
bagiandaristandartprocedurekerja.
E. PENCEGAHANKECELAKAAN
Contoh kualitatif akibat dari yang paling ringan ke kategori terberat adalah:
1. Sangatringan
2. Ringan (perluP3k)
3. Medium (cedera atau sakit dengan kehilangan satu harikerja)
4. Berat (kehilangan beberapa harikerja)
5. Sangat berat (terjadi kecacatan dan ataukematian)
1.Helm safety
2.sepatu safety
3.sarungtangan
G. PERTOLONGAN KEPADAKORBAN
Pada peristiwa terjadi nya kecelakaan maka pertama dan utama adalah
menolong korban agar jiwaya dapat terselamatkan.ketentuan P3K diatur oleh
peraturan kusus yang tetap berlaku sebagai peraturan pelaksanaan UU No.I Th.
1970. Priode waktu 1 jam sejak terjadinya kecelakaan adalah saat yang disebut
golden hour, yaitu waktu yang memungkinkan dilakukan tindakan medis yang
maksimal berhasil. Atas perinsip ini, jaminan sosial kecelakaan kerja telah
membangun pusat pusat pertolongan korban kecelakaan (trauma centre) dilokasi
yang dekat atau berada di centra industri.
Pemasangan tanda peringatan pada wadah wadah untuk bahan berbahaya adalah
tindakanberbahayayangesensial.Anekalabelpemberiantandadapatdiberikanlambi
nglambingbahaya yang umum dipakai. Peringatan tentang bahaya dengan
lambing lambing tersebut merupakan suatu syarat penting, namun tidak dapat
memberikan perlindungan secaralengkap.
C. PENYIMPANAN
D. PENGANGKUTAN
1. Bahanpeledak
2. Gas ditekan, dicairkan atau dilarutkan dengantekanan
3. Cairan yang dapatterbakar
4. Zat padat yang dapatterbakar
5. Bahan-bahan yang mengoksidasi, yaitu peroksida ataulain-lainnya
6. Bahan-bahan beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan infeksi
7. Bahan-radioaktif
8. Bahan-bahankorosif
9. Bahan-bahanberbahayalainnya
E. BAHAN-BAHANKOROSIF
1. Asam-asam dananhidrida
2. Alkali
3. Halogen dangaram-garamnya
4. Persenyawaan-persenyawaan antarhalogen
5. Halide organic, asam halide organic, ester dan garamgaramnya
6. Klorosilan
Upaya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Kontak dengan bahan korosif harus ditiadakan atau kemungkinan nya
ditekan sekecil mungkin.
2. Semua wadah, pipa, peralatan, istalasi dan bangunan yang dipergunakan
dalamhubungan bahan korosif harus tahan terhadap korosi dengan suatu
pelapisan bahan yang tahankorosif.
3. Fentilasi umum dan setempat harus memadai, jika terbentuk gas gas atau
debu yang korosif.
4. Bahanbahankorosifkuatmungkinmenimbulkankebakaranapabilabersentuha
ndengan bahan bahan organik.
F. INDUSTRIKIMIA
Industrykimiadapatdiberibatasanindustryyangditandaidenganpenggunaanprose
sproses yang bertaian dengan perubahan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat
sifat bahan dan khususnya pada bagian kimia dan komposisi suatuzat.
Dalam usaha keselamatan kerja, hal-hal yang harus mendapat perhatian adalah
sebagaiberikut:
1. Sifatbahaya
2. Perencanaanpabrik
3. Perlindungan terhadap tenagakerja
4. Pemeriksaan kesehatankerja
G. BAHAN RADIOAKTIF
Zat radioaktif adalah zat yang mampu memancarkan sinar atau meradiasi dari
zat itu sendiri. Radiasi yang dipancarkan ialah sinar alfa, sinar beta, sinar gama,
sinar neutron, dan lain lainya.
Atas dasar bahayanya, pemakaian nya, pengangkutan, pengurusan sisa sisa
atau sampah
radioaktifharusdiselenggarakanmenurutketentuansemestinya.Makadikembangkan
peraturan perundang-undangan seperti:
BAB XI
Kelebihan:
1. Memiliki penjelasan tentang derifat derifat terarang
2. Terdapat penjelasan tentang proses keracunan dari zat kimia tersebut
3. Adapenjelasantentangtingkattingkatkeracunapadatiapjeniszatkimiatersebut.
Kekurangan:
1. Tidakadapemaparantentanggolongangolonganbahanberbahayase
perti:bahan eksplosif, bahan yang mengoksidasi, bahan yang
dapat terbakardll.
2. Tidak membhas tentang symbol symbol bahaya untukzatkimiaorganis
3. Tidak membahas tentang penyimpanan dan pengangkut zat kimiaorganis
BAB XII
Kelebihan:
1. Membahasupayapencegahanterjadinyaakibatburukterhadappenggunaanzat
korosif.
2. Terdapat penjelasan tentang ambang batas NAB korosif diudara
ruangkerja.
Kelemahan:
1. Tidakspesifikdalammembahashalkorosifkorosifyangbanyakdiju
mpaidalam industry, pertanian atauperdagangan.
BABXIX
Kelebihan:
1. Terdapat pemjelasan tntang APD menurut keperluannya
2. Membahas tentang ketentuan APD dalam UU No 1 Th.1970
3. Membahas pertolongan pada
korban kecelakaan
Kelemahan
BAB XVI
Kelebihan
1. Cakupan nya lebih luas karena sub bab nya membahas tentang
bahanberbahaya.
2.Membahas tentang golongan golongan bahanberbahaya.
3.Membahas tentang penyimpanan dan pengangkut zat kimiaorganis.
Kekurangan
1.Tidakmembahaslebihluastentanghalhalfundamentalsajatentangkeracu
nanzat organis
BAB XXII
Kelebihan
ahli keselamatankerja
Kekurangan:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada pembahasan tentang keracunan oleh zat kimia buku utama hanya
membahas hal hal
fundamentalsajatentangkeracunanzatorganis,sementarapadabukupembandingcaku
pannya
tentangkeracunanolehzatkimialebihluas.Penjelasanpadabukuutamalebihmengarah
kepadapenjelasan penerapan dalam pencegahan kecelakaan kerja, sedangkan
dalm buku pembanding lebih mengarah kepada peran peran organisasi yang
terlibat dalam suatu perusahaan dengan tujuan mencegah setra meminimalisir
terjadi nya kecelakaan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur Higine Perusahaan Dan Kesehatan kerja (HIPERKES) Jakarta. Sagung
seto: 2013
Suma’mur Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan.Jakarta.PT Toko
Gunung Agung:1995.
DAFTAR ISI
(CJR)
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. TUJUAN.....................................................................................................................1
C. MANFAAT……………………………………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. IDENTITAS JURNAL....................................................................................................2
B. RINGKASAN JURNAL..................................................................................................3
C. PENILAIAN TERHADAP JURNAL...............................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................................13
B. SARAN.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
.
Dalamhalinisayamengkritikjurnal“ANEXPLORATIONOFHEALTHANDSA
FETY MANAGEMENT ISSUES IN NIGERIA’S EFFORT TO
INDUSTRIALIZE ,Penulis Enaruna Ehimwenma Idubor, PhD Edo State
Judiciary, BeninCity,Nigeria&MichaelD.Oisamoje,PhD
BensonIdahosaUniversity,BeninCity,Nigeria
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapijugadapatmenggangguprosesproduksisecaramenyeluruh,merusaklingkungan
yangpada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Kecelakaan Kerja
adalah sesuatu yang
tidakterdugadantidakdiharapkanyangdapatmengakibatkankerugianhartabenda,kor
banjiwa / luka / cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan
kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja, (terjadi karena suatu
pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan.
Manfaat PenulisanCJR
Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal-hal penting yang ada
didalam jurnal ini
Untuk memahami tentang Kesehatan dan keselamatan kerja yang ada dalam
jurnalini
Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana kesehatan dan
keselamatankerja
BAB II
PEMBAHASAN
Identititas Jurnal Pertama
Identititas JurnalKedua
4. TahunTerbit : 2014
B. RINGKASAN JURNAL
Perhatian utama dari gerakan ini adalah untuk memperkenalkan masyarakat dengan
faktabahwa ada dalam bisnis tingginya insiden kecelakaan dan penyakit industri
disebabkan. Eropa Jurnal Ilmiah April 2013 edisi vol.9, No.12 ISSN: 1857-7881
(Print) e - ISSN 1857- 7431157.
kemajuan dalam pengurangan kecelakaan industri dan penyakit telah dikaitkan
dengankemanusiaan bisnis. Flippo (1984) menyatakan bahwa melestarikan
kehidupan manusia merupakan tujuan yang tidak memerlukan penjelasan dan
ekonomi yang memiliki banyak kaitannya dengan gerakan keselamatan.
Hal ini penting untuk menekankan bahwa kedua karyawan dan majikan
merupakanpemangku kepentingan yang sama dalam upaya untuk mempertahankan
standar yang tinggi kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Oleh karena itu,
sangat penting untuk mempertimbangkan alasan mengapa penting untuk
mempertahankan standar yang tinggi kesehatan dan keselamatan.
BAB XIII Rekor Represif dan tidak baiknya demokratis Hak Asasi
Manusia
Nigeria telah dinilai oleh PBB sebagai salah satu negara dengan salah satu
pelanggaranhak asasi manusia terburuk. Dalam kondisi seperti itu, karena itu
tidak mengejutkan untuk melihat bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
peraturan yang akan menguntungkan karyawan tidak ditegakkan dan hukum-
hukum kesehatan dan keselamatan melanggar semakin jauh dengan itu atau
dengan tamparan di pergelangan tangan palingbanyak.
HASIL
124 dari mereka telah bekerja hingga 5 tahun, sementara 56 telah bekerja
selama lebih dari 5 tahun.
- Body Mass Index (BMI):
menunjukkanbahwaorang-
orangyangtersisadiunityangsamauntukjangkawaktuyang lebih lama memiliki
kesehatan yang lebihbaik.
Melalui riset ini diharapkan untuk memperkaya kehidupan para pekerja tekstil dan
orang-orang di kabupaten. Hal ini juga dipertimbangkan bahwa keberhasilan
secara efektifakan menunjukkan kelangsungan hidup masalah kesehatan dan
keselamatan. Hasil yangdiperoleh dapat disebarluaskan melalui teknologi
informasi ke daerah pedesaan terdekat dengan mendirikan Pusat Inovasi dan Pusat
Keunggulan di tingkat institusi. Dana dan dukungan kebijakan yang diperlukan
untuk keberhasilan proyek tersebut yang dapat memainkan peran kunci dalam
meningkatkan kualitas hidup para pekerja tekstil di dekademendatang.
Jurnalinimembahastentangkesehatandilingkunganproduksitekstildidaerah
India. Dimana sektor tekstil merupakan penghasilan penting dalam perekonomian
di India,menyediakan lapangan kerja untuk penduduk yang signifikan di
daerah pedesaan danperkotaan. Ini menghasilkan sekitar 27% dari devisa bagi
negara adalah gudang warisanbudaya bangsa. Diperkirakan, industri ini akan
menghasilkan lebih dari 12 juta pekerjaanbaru dengan proyeksi pendapatan
sekitar US $ 115 miliar pada tahun 2012.
Survey dilakukan dengan mengambil sampel dari 180 pekerja dari
industri tekstil diidentifikasi untuk fisik mereka, umumnya otot, kondisi paru-
paru, dan penglihatan menggunakan teknik yang berbeda. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengembangkankerangka kerja untuk memahami risiko untuk
pekerja tekstil akibat kurangnya standar kesehatan dan keselamatan di perusahaan.
Kelebihan:
Kekurangan:
Kelebihan:
Kelebihan jurnal
iniadalahalatyangdigunakandalampenelitianberupakuisioner sehingga cukup
mudah digunakan oleh subjek penelitian. Dalam pengambilan datanya tidak
dibutuhkan waktu yang lama seperti pada metode analisis data secara deskriptif
yang harus merangkum berdasarkan kelompok-kelompok variael yangterpilih.
Kekurangan:
Kelemahan jurnal
iniadalahkuisionerhanyadiberikankepadabeberapapabrikdi suatu daerah, bukan
pabrik dikeseluruhan India, yang membuat kita hanya mengetahui tentang
sebagian kecil, bukan menyeluruh tentang prosedur keselamatan kerja di India.
Disarankanuntukpenelitianyangakandatang,kuisionerdiberikankepadabeberapapab
rikdi India secaramenyeluruh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Saran: