Anda di halaman 1dari 96

PROJECT

DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI

Di susun oleh: Eben Ezer Panggabean


NIM: 5202411007
Kelas : B regular

Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lynna Adelinna Luthan,M.Sc

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.karena dengan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan tugas Projectini tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan tugas ini yaitu sebagai pelengkap matakuliah Dasar K3
Dalam Konstruksi dan Propertiyang menjadi salah satu komponen penilaian dan dapat
dijadikan pegangan dalam proses belajar mengajar matakuliah Dasar K3 Dalam Konstruksi
dan Properti , serta dengan harapan untuk memotivasi saya dan para pembaca, sehingga
mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi yang berkaitan dengan pembelajaran
tersebut.

Medan 21 Desember 2020

Eben Ezer Panggabean

TUGAS 1
BAB I ( PERTEMUAN PERTAMA – KONTRAK KULIAH)

PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG TERJADI KECELAKAAN PADA PENGERJAAN KONSTRUKSI

Adalah sebagai berikut :

Kecelakaan kerja sering terjadi dikarenakan kesalahan pekerja yang sering melalaikan pemakaian
APD (alat pelindung diri) pada saat melakukan pekerjaan. Kesalahan-kesalahan yang sering
dilakukan pekerja dalam K3 adalah sebagai berikut :
1. Pekerja memiliki kebiasaan berasumsi atau mengira-ngira

“kecelaakaan tidak akan pernah terjadi kpd saya” atau “lingkungan


kerja ini sudah aman kok,pasti tidak terjadi masalah”. Kebiasaan
beramsumsi atau terlalu percaya diri (over-confident),mungkin masih
sering dilakukan pekerja. Mengira ngira bahwa lingkungan pekerjaan
sudah aman tidak akan terjadi masalah, sehingga tidaktidak diharuskan
bertindak apapun adalah perilaku keliru dan tidak tepat.Mereka selalu
merasa diri mereka aman. Organisasi dengan budaya K3 yang kuat akan
selalu waspada dan percaya bahwa kondisi yg aman sekali pun dapat
bermasalah.

2. Membiarkan kecelakaan yang terjadi dan tidak melaporkannya


kepada atasan

Dillema melaporkan kecelakaan kerja biasanya disebabkan karena


masih banyak pekerja yang berasumsi bahwa kecelakaan biasa,
biasanya disebabkan karena masih banyak pekerja berpikir bahwa
kecelakaan kerja banyak berpengaruh pada performa pada individu
yang mengalami insiden tersebut. Setiap kecelakaan atau potensi
kecelakaan yang muncul sebaiknya jangan dibiarkan begitu saja karena
bisa menimbulkan masalah yang lebih besar di masa mendatang. Setiap
pekerja wajib melaporkan kecelakaan kerja,nearmiss,atau penyakit
akibat kerja (PAK) kepada atasannya. Dengan begitu atasan anda
beserta tim akan melakukan investigasi dan melakukan perbaikan kerja
agar kecelakaan serupa tidak terjadi lagi. Tindakan pencegahan inilah yg
diperlukan untuk meminimalkan angka kecelakaan kerja.

3. Menfgunakaan peralatan kerja yang salah atau cara penggunaan


yang keliru

Baik pekerja lama atau pekerja baru suka menggunakan peralatan kerja yang tidak tepat sesuai
peruntukan pekerjaan nya atau menggunakan peralatan kerja yang benar,tapi cara
penggunaannya yang keliru. Akibatnya kecelakaan yang tidak terduga atau kerusakan dan cacat
pada pekerja ,hasil pekerjaan atau kerusakkan pada alat tersebut sangatmungkin terjadi.
Kebiasaan ini mungkin disebabkan kurangnya pengetahuan pekerja,pengalaman pekerja dan
kurangnya pengawasan.
4. Pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) saat bekerja

Banyak alasan yaang melatar belakangi pekerja enggan menggunakan APD, diantaranya:

 APD yang digunakan tidak cocok atau tidak nyaman saat dipakai
 Ketidaktahuan pekerja harus memakai APD
 Tidak memiliki waktu untuk memakai APD atau memakai APD
hanya menghabiskan waktu atau merepotkan
 Pekerja sering berasumsi atau terlalu percaya diri bahwa dirinya
tidak akan celaka
 Lupa memakai APD
Peran safetyofficer sangat penting untuk mengatasi permasallahan ini. Disampingitu,pihak
perusahaannya juga harus menyediakan ApD yang nyaman dan cocok untuk pekerja,memberikan
pelatihan pemilihan dan pengunaanAPD,memasang rambu K3 APD di area kerja,serta melakukan
pengawasabln dan berani menegur pekerja yang lalai menggunakan APD.

5. Terburu buru dalam menyelesaikan pekerjaan

Efesiensi dan efektifitas terkadang dijadikan alasan pekerja untuk


mrlakukan pekerjaan dengan terburu-buru. Padahaal hal ini bisa
membuat pekerja tersebut melakukan kesalahan yang nantinya dapat
membahayakan dirinya sendiri. Terlebih jika pekerjaan itu memerlukan
konsentrasi tinggi,bekerja dengan terburu buru hanya akan mengurangi
konsentrasi pekerja dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Melakukan short cut tanpa mempertimbangkan faktor keselamatan
juga bisa meningkatkan terjadinya kecelakaan.
Melakukan pekerjaan sesuai prosedur dan hindari mengambil
jalan
Pintas. Jika anda harus melakukan pekerjaan cepat,pastikan juga
mempertimbangkan faktor keselamatannya juga dan mengikuti
prosedur bekerja aman yang sudah diterapkan.

TUGAS 2

MAKALAH PRINSIP UTAMA DAN PERATURAN YANG


BERKAITAN DENGAN K3 ( KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA )
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI

DOSEN PENGAMPU

Dr. Ir. Putri Lynna A. Luthan., M.Sc., IPM., ASEAN Eng.

DISUSUN OLEH :
EBEN EZER PANGGABEAN 520241100
7
520231100
BRYAN ABRAM BUTARBUTAR
1
520311102
DEPITA ROMAITO GULTOM
5
520311100
YEYEN NURHAYATY MALAU 7

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan segalah rahmat dan
hidayatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Tidak lupa bahwa kami mengucapkan terimakasih kepada
ibu Dr.Ir.Putry Lyanna A.Luthan,M.Sc.,IPM.,ASEAN Eng selaku dosen mata kuliah Dasar K3
dalam konstruksi dan properti atas bimbingan beliau kepada kami.
Makalah ini mengulas prinsip utama dan peraturan yang berkaitan dengan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Semoga makalah ini bermanfaat serta dapat menambah
pengetahuan kepada pembaca.

Medan,22 September 2020

Kelompok 3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................. 1

Daftar isi ........................................................................................................................... 2


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 3
1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Undang – undang yang terkait K3 serta Prinsip Utamanya............................... 5
2.2 Peraturan Pemerintah terkait K3 serta prinsip utamanya ..................................... 6
2.3 Peraturan Mentri terkait K3...................................................................................11
2.4 Keputusan Mentri terkait K3 ......................................................................... 13
2.5 Instruksi Mentri terkait K3 ............................................................................ 14
2.6 Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K3...................................................................15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di
bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan
daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit
menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja
(produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu
tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi
dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus
bersifat manusiawi atau bermartabat. Seperti yang disebutkan pada UUD 1945 pasal 27 ayat (2)
menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”. Dan atas dasar pasal tersebut dikeluarkanlah UU No. 14 Tahun 1969 tentang
Pokok-Pokok Tenaga Kerja, yaitu pasal 9 : “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatan kesehatan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama”.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama.
Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan
pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin
sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan)
menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi
karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat
pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan
upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat
dan lingkungan disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan
berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai
kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat memberikan penyuluhan
kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

B. Tujuan Penulisan

1.Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam materi
kelompok peraturan perundang undangan keselamatan dan kesehatan kerja pada semester 1

2.Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman
akan pentingnya undang undang yang mengatur keselamatan dan kesehatan kerja yang dilatar
belakangi oleh kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang ada saat ini di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Undang-Undang yang terkait K3 serta Prinsip Utamanya

2.1.1 UU 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

• bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional.

• bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.

• bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien.

• bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina norma-
norma perlindungan kerja.

• bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang


memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi;

2.1.2 Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

• Undang- Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban


memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru
maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala.
• Para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan
benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan.
• Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23 Tentang Kesehatan Kerja juga
menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh
produktifitas kerja yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan
kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

2.1.3 Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

• Memberdayakan dan Mendayagunakan Tenaga Kerja Secara Optimal dan Manusiawi.

• Mewujudkan Pemerataan Kesempatan Kerja dan Penyediaan Tenaga Kerja yang Sesuai
dengan Kebutuhan Pembangunan Nasional dan Daerah.
• Memberikan Perlindungan Kepada Tenaga Kerja Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan
Meningkatkan Kesejahteraan Tenaga Kerja dan Keluarganya

2.2. Peraturan Pemerintah terkait K3 serta Prinsip Utamanya


2.2.1 Peraturan Uap Tahun 1930

2.2.2. Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran,


Penyimpanan dan Peredaran Pestisida.

Pasal 1
1. Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
dipergunakan untuk Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit- penyakit yang
merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian;
2. Peredaran adalah impor-ekspor dan jual-beli pestisida didalam negeri termasuk
pengangkutannya.
3. Penyimpanan adalah memiliki dalam persediaan di halaman atau dalam ruang yang
digunakan oleh importir, pedagang atau diusaha- usaha pertanian.
4. Penggunaan adalah menggunakan pestisida dengan atau tanpa alat dengan maksud seperti
tersebut dalam sub a Pasal ini.
5. Pemohon adalah setiap orang atau badan hukum yang mengajukan permohonan pendaftaran
dan izin pestisida.

Pasal 2
1. Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan pestisida yang tidak didaftar dan atau
memperoleh izin Menteri Pertanian.
2. Prosedur permohonan pendaftaran dan izin diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian.
3. Peredaran dan penyimpanan pestisida diatur oleh Menteri Perdagangan atas usul Menteri
Pertanian.
Pasal 3
1. Izin yang dimaksudkan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah ini diberikan sebagai izin tetap,
izin sementara atau izin-percobaan.
2. Izin sementara dan izin percobaan diberikan untuk jangka waktu, 1 (satu) tahun.
3. Izin tetap diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, dengan ketentuan bahwa izin tersebut
dalam jangka waktu itu dapat ditinjau kembali atau dicabut apabila dianggap perlu karena
pengaruh samping yang tidak diinginkan.
(4). Peninjauan kembali atau pencabutan izin tetap, izin sementara atau izin percobaan dilakukan
oleh Menteri Pertanian.

• Pasal 4
(1). Izin diberikan apabila pestisida itu dianggap effektif, aman dan memenuhi syaratsyarat tehnis
lain serta digunakan sesuai dengan petunjuk yang tercantum pada label. (2). Syarat-syarat tehnis
dan pemberian label diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian.

• Pasal 5
(1). Untuk keperluan pendaftaran dan pemberian izin, pemohon dikenakan biaya yang besarnya
ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
(2). Biaya untuk keperluan pendaftaran dan pemberian izin tersebut pada ayat (1) Pasal ini, wajib
disetorkan kepada Kantor Bendahara Negara.

• Pasal 6
Setiap orang atau badan hukum dilarang mengedarkan, menyimpan atau menggunakan pestisida
yang telah memperoleh izin, menyimpang dari petunjuk-petunjuk yang ditentukan pada
pemberian izin.

• Pasal 7
Setiap orang atau badan hukum yang mengedarkan, menyimpan atau menggunakan pestisida
wajib memberikan kesempatan dan izin,kepada setiap pejabat yang ditunjuk oleh Menteri
Pertanian yang diberi wewenang untuk mengadakan pemeriksaan tentang konstruksi ruang
penyimpanan, cara penyimpanan, keselamatan dan kesehatan kerja, pembukuan pengeluaran,
mutu label, pembungkusan dan residu.

• Pasal 8
Barang siapa melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Pasal 2, 6, 7 dan 9
Peraturan Pemerintah ini, diancam dengan hukuman berdasarkan ketentuan Pasal 9 Undang-
undang Nomor 11 Tahun 1962.
• Pasal 9
Setiap orang atau badan hukum yang mengedarkan dan menyimpan pestisida pada saat Peraturan
Pemerintah ini berlaku, wajib menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah
ini didalam jangka waktu 12 (duabelas) bulan.

• Pasal 10
Hal-hal yang secara langsung maupun tidak langsung menyangkut keselamatan dan kesehatan
manusia diatur oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja sesuai dengan bidang dan
wewenang masing-masing.

• Pasal 11
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, diatur lebih

2.2.3 Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan


Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.

• Pasal 1
Peraturan keselamatan kerja dibidang pertambangan bermaksud
dalam Undang-undang Nomor 44 Prp. Tahun 1960 dan Undang- undang Nomor 11 Tahun 1967
dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1969, dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor
1 Tahun 1970 dilakukan oleh Menteri Pertambangan setelah mendengar pertimbangan Menteri
Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi.

• Pasal 2
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas keselamatan kerja dalam bidang
Pertambangan dengan berpedoman kepada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 serta peraturan-
peraturan pelaksanaannya.
• Pasal 3
(1). Untuk pengawasan keselamatan kerja dibidang pertambangan
Menteri Pertambangan mengangkat pejabat-pejabat yang akan melakukan tugas tersebut setelah
mendengar pertimbangan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi; (2). Pejabat-pejabat
termaksud pada ayat (1) Pasal ini dalam melaksanakan tugasnya mengadakan kerjasama dengan
Pejabat-pejabat Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi baik di
Pusat maupun di Daerah.
• Pasal 4
Menteri Pertambangan memberikan laporan secara berkala kepada
Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi mengenai pelaksanaan pengawasan termaksud
dalam Pasal 1, 2 dan 3 Peraturan Pemerintah ini.

2.2.4. Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada


Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.

• Pasal 1
a. Pemurnian dan Pengolahan adalah usaha memproses minyak dan gas bumi di daratan atau di
daerah lepas pantai dengan cara mempergunakan proses fisika dan kimia guna memperoleh dan
mempertinggi mutu hasil-hasil minyak dan gas bumi yang dapat digunakan
b. Tempat pemurnian dan pengolahan adalah tempat penyelengaraan pemurnian dan pengolahan
minyak dan gas bumi, termasuk di dalamnya peralatan, bangunan dan instalasi yang secara
langsung dan tidak langsung (penunjang) berhubungan dengan proses pemurnian dan
pengolahan;
c. Perusahaan adalah perusahaan yang melakukan usaha pemurnian dan pengolahan minyak dan
gas bumi; .
d. Pengusaha adalah pimpinan Perusahaan;
e. Kepala Teknik Pemurnian dan Pengolahan adalah Penanggungjawab dari suatu pemurnian dan
pengolahan minyak dan gas bumi yang selanjutnya disebut Kepala
Teknik;
f. Menteri adalah Menteri yang bertanggungjawab dalam bidang pertambangan minyak dan gas
bumi;
g. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang lapangan tugasnya meliputi urusan
pertambangan minyak dan gas bumi;
h. Direktur adalah Direktur Direktorat yang lapangan tugasnya meliputi urusan keselamatan kerja
pertambangan minyak dan gas bumi;
i. Kepala Inspeksi adalah Kepala Inspeksi Tambang Minyak dan Gas Bumi;
j. Pelaksana Inspeksi Tambang adalah Pelaksana Inspeksi Tambang Minyak dan Gas Bumi.
Pasal 2
(1) Tatausaha dan pengawasan keselamatan kerja atas pekerjaan-pekerjaan serta pelaksanaan
pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi berada dalam wewenang dan tanggungjawab
Menteri.
(2) Menteri melimpahkan wewenangnya untuk mengawasi pelaksanaan ketentuan- ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah ini kepada Direktur Jenderal dengan hak substitusi.
(3) Pelaksanaan tugas dan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan pada ayat (2) dilakukan oleh
Kepala Inspeksi dibantu oleh Pelaksana Inspeksi Tambang.
(4) Kepala Inspeksi memimpin dan bertanggungjawab mengenai pengawasan ditaatinya
ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini dan mempunyai wewenang sebagai
Pelaksana Inspeksi Tambang.
(5) Pelaksana Inspeksi Tambang melaksanakan pengawasan ditaatinya ketentuan- ketentuan
Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 3
(1) Pengusaha bertanggungjawab penuh atas ditaatinya ketentuan-ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini dan kebiasaan yang baik dalam teknik pemurnian dan pengolahan minyak dan gas
bumi.
2) Dalam hal Pengusaha menjalankan sendiri pimpinan dan pengawasan di tempat pemurnian dan
pengolahan, ia menjabat sebagai Kepala Teknik dan mendapat pengesahan dari Kepala Inspeksi.

(3) Dalam hal Pengusaha tidak menjalankan sendiri pimpinan dan pengawasan di tempat
pemurnian dan pengolahan, ia diwajibkan menunjuk seorang sebagai Kepala Teknik yang
menjalankan pimpinan dan pengawasan pada pemurnian dan pengolahan, yang harus disahkan
terlebih dahulu oleh Kepala Inspeksi sebelum yang bersangkutan melakukan pekerjaannya.
(4) Kepala Teknik termaksud pada ayat (2) dan ayat (3) harus memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh Kepala Inspeksi.
(5) Kepala Teknik wajib menunjuk seorang wakil yang disahkan oleh Kepala Inspeksi sebagai
penggantinya, apabila ia berhalangan atau tidak ada di tempat selama maksimum 3 (tiga) bulan
berturut-turut, kecuali apabila ditentukan lain oleh Kepala Inspeksi.

2.3. Peraturan Menteri terkait K3

1.Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter


Perusahaan.
2.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Pengangkutan dan Penebangan Kayu.
3.Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta Kewajiban
Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan Kerja.
4.Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen Perusahaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
5.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
6.Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
7.Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan.
8.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
9.Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
10.Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
11.Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
12.Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
13.Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes.
14.Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
15.Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
16. Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
17.Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat
Uap.
18.Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran
Angkat.
19.Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur
Petir.
20.Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
21.Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
22.Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
23.Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
24.Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
25.Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja Dokter
Penasehat.
26.Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift
untuk Pengangkutan Orang dan Barang.

2.4. Keputusan Menteri Terkait K3

1.Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor Kep 125/MEN/82 Tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Wilayah dan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2.Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum RI No 174 Tahun
1986 No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.
3.Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4.Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
5.Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional.
6.Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja.
7.Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
8.Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.
9.Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
(SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di
Tempat Kerja.
10.Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang Membahayakan
Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
11.Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
di Tempat Kerja.

2.5. Instruksi Menteri terkait K3

2.5.1. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus
K3 Penanggulangan Kebakaran.
Peraturan yang berkaitan dengan instruksi Menteri yang terkait dengan K3 terdapat
pada:

1.Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


2.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04/Men/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadan Api Ringan.
3.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/Men/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
4.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-04/Men/1988 tentang berlakunya Standar Nasional
Indonesia SNI-225-1987 mengenai Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL-
1987) di tempat kerja
5.Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-02/Men/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur
Petir
6. Khusus EE mengenai Syarat-syarat Keselamatan Kerja dimana diolah, disimpan atau
dikerjakan bahan-bahan yang mudah terbakar
7.Peraturan Khusus K mengenai Syarat-syarat Keselamatan Kerja dimana diolah, disimpan atau
dikerjakan bahan-bahan yang mudah meledak.

Prinsip utama dari peraturan instruksi menteri yang terkait K3

1.Mengutamakan keselamatan kerja

2.Meningkatan penerapan norma-norma keselamatan kerja di bidang penaggulangan kebakaran


antara lain:

Penerapan syarat-syarat K3 dalam mekanisme perizinan IMB, IPB, HO dan lain-lain.

Pembinaan/penyuluhan/pelatihan penggulangan bahaya kebakaran.


Pemeriksaan/investigasi/analisa kasus kebakaran.

3.Meningkatkan pemeriksaan secara intensif tempat-tempat kerja yang berpotensi bahaya


kebakaran tinggi dengan menugaskan pegawai pengawas terutama yang telah mengikuti Diklat
Spesialis penanggulangan kebakaran.

4.Melaksanakan pengawasan pemasangan sarana proteksi kebakaran pada proyek konstruksi


bangunan.

5. Bertanggung jawab

2.6. Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan


Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K3
2.6.1 Surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja RI No 84 Tahun 1998 tentang Cara Pengisian
Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan.
2.6.2 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 407 Tahun 1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan Kewajiban
Teknisi Lift.
2.6.3 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 311 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Teknisi Listrik.

Prinsip Utamanya :
• Pengisian dan penggunaan formulir pemerIksaan dan pengkajiankecelakaan serta analisis
statistik kecelakaan dilaksanakan dengan berpedoman pada Petunjuk Pelaksanaan
terlampir.

• Memerintahkan kepada Pegawai Pengawas dalam pemeriksaan dan pengkajian


kecelakaan serta Kepala Kantor Departemen Tenaga Kerja dan Kepala Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja dalam menyusun analisis statistik kecelakaan menggunakan
Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana termaksud dalam amar “Pertama”.
• Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja harus mengirimkan analisis statistik
kecelakaan tersebut setiap bulan ke Departemen Pusat cq. Dirjen Binawas.

• Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Tempat kerja dalam UU No. 1 Tahun 1970 merupakan tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber bahaya terhadap pekerja.
Yang termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

Dikarenakan hal tersebut maka dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keamanan
dan keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua
pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari selesainya
pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter penilaian terhadap keberhasilan
suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila keamanan dan keselamatan semua sumber daya
yang ada terjamin, dapat diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang
ditentukan, memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua pihak
(pimpinan, karyawan dan pemberi kerja).

3.2 Saran

Besar harapan kami bahwa dari penulisan makalah ini dapat memberikan pemahaman
serta kesadaran semua pihak yang berkaitan agar melaksanakan aturan – aturan K3 dalam
peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja.

DAFTAR PUSTAKA

gajimu. (2020). pertanyaan mengenai K3. Retrieved from


https://gajimu.com/pekerjaanyanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/pertanyaan-mengenai-
keselamatan-dankesehatan-kerja-di-indonesia-1

Hebbie Ilma Adzim, S. (2020, februari 7). Kumpulan perundang - undangan K3. Retrieved from
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.com/2013/11/kumpulan-perundang-undangank3.html

RAficatur. (2019, juli 23). surat edaran dan keputusan dirjen . Retrieved from
https://raficaturaddres.blogspot.com/2019/07/surat-edaran-dan-keputusan-dirjen.html

Viramakarya. (2018, februari 3). Retrieved from


https://viramakarya.co.id/xscontent/uploads/2018/02/3-Peraturan-Perundangan-K3.pdf
TUGAS 3

MAKALAH
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI
“IDENTIFIKASI K3 DALAM SUATU PROYEK”
Disusun oleh : Eben Ezer Panggabean
NIM: 5202411007
Kelas : PTB B
Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lyanna Adelinna Luthan,M.Sc

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa,saya panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melindungi kita hingga pada saat ini sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ IDENTIFIKASI K3 DALAM
SUATU PROYEK” ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu dosen Dr.Ir.Putri Lyanna
Adelinna Luthan,M.Sc yang telah membimbing dan mengajari saya hingga pada
saat ini.
Terlepas dari semuanya itu saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kiranya dapat dimaklumi dan saya mengharapkan
saran dan kritikan agar dapat memperbaiki dalam pembuatan makalah
berikutnya.
Harapan saya setelah membaca makalah ini pembaca dapat bertambah
wawasannya tentang k3 dalam proyek..

Oktober 2020

Eben Ezer Panggabean


DAFTAR ISI

JUDUL……………………………….……………………..…………. i
KATA PENGANTAR…………………………………...……………ii
DAFTAR ISI ……………………………….…………….…………...iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………….………… 1
1. 1 Latar Belakang ……………………………………….………. 1
1. 2 Rumusan Masalah …………………………………….……… 1
1. 3 Tujuan ………………………………………………….……… 1
BAB II PEMBAHASAN MATERI………………………….……... 2
2. 1 Analisa Proyek ……………………………………….………. 2
BAB III PENUTUP……………………………………………………3
3. 1 Kesimpulan ……………………………………………………..3
3. 2 Kritik dan Saran ……………………………………………….4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dasar K3 adalah salah satu pelajaran atau hal yang harus dipahami dalam
melakukan apapun,terutama pada pekerjaan konstuksi. Keselamatan kerja
adalah yang paling utama. Untuk apa kita melakukan pekerjaan dan
menghasilkan uang tetapi tubuh kita terluka ataupun paling parahnya
mengalami kematian. Oleh karena itu saya menyusun makalah ini
berdasarkan pengalaman pribadi saya dan benar adanya. Diharapkan
setelah membaca makalah ini pembaca dapat mengerti pentingnya k3 dan
apa saja cara-cara agar terhindar dari kecelakaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

 Mencari kecelakaan K3 dalam suatu proyek

1.3 Tujuan

 Agar pembaca dapat mengetahui kecelakaan pada


proyek dan apa penyebab serta penanggulangannya.

BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1 Analisis Proyek

PEMBANGUNAN SOPO NOMENSEN PEARAJA


TARUTUNG

Sumber : Pengamatan Proyek dan pengalaman


pribadi sewaktu PKL

Proyek sopo Nomensen Pearaja,Tarutung ini digarap


oleh PT WIJAYA KARYA. Proyek ini dimulai tahun 2018. Pada proyek ini
membangun gedung dengan 4 lantai disertai basement. Biaya pada proyek ini
mencapai sekitar 27 M dan mampu bertahan pada gojangan gempa hingga 9
SC .
Bangunan ini mempunyai luas sekitar 180M persegi
untuk parkir kantor dan utilitas. Empat lantai bangunan di isi sekitar 112
kamar. Sopo didirikan sebagai sarana dan fasilitas untuk akomodasi
penginapan untuk para pendeta HKBP. Khususnya saat pelaksanaan acara
khusus HKBP yang berskala internasional.
Pada proyek ini penerapan k3 nya kurang efektif.
APD memang disediakan oleh perusahaan seperti , helm proyek,sepatu
bot,sarung tangan,rompi proyek dan peralatan k3 lainnya. Tetapi dalam
pengawasan k3 nya tidak benar-benar ketat,seperti ketika ada pekerja tidak
memakai APD (sepatu bot) tidak mendapatkan teguran ,hanya ditegur dan di
ingatkan ketika pengawas dari pusat dating. Alat-alat kesehatannya juga
kurang lengkap seperti ketidaktersediaan alcohol untuk membasuk
luka,minimnya jumlah masker yang digunakan untuk menghindari abu.
Kecelakaan tidak ada yang berat hngga memakan korban jiwa,hanya
kecelakaan ringan dan sedang saja. Seperti :
 Terkena paku pada telapak kaki pekerja
 Terluka tangan seorang pelajar yang melaksanakan PKL karena
terkena sling ketika mengangkat barang
Kecelakaan-kecelakaan ini disebabkan oleh
kelalaian pekerja terutama pihak yang bertanggung jawab atas K3. Karena
ketika pekerja tidak memakai sepatu bot tidak mendapat teguran dan
dibiarkan saja, pada siswa yang terluka juga tidak diberikan sarung tangan
agar tangannya tetap terlindungi.
Ada beberapa kecelakaan yang tergolong sedang yaitu:
 Jatuhnya pasangan bata ringan (hebel) dari lantai 3 ke lantai paling
bawah.
 Jatuhnya lingkin di lantai 2 kebawah ketika melakukan
pembongkaran bekisting
 Rubuhnya baja yang digunakan sebagai rangka atap depan bangunan
(berbentuk atap rumah adat batak) dikarenakan ketika menge las
baja kurang kuat sehingga rubuh.

Kecelakaan-kecelakaan di atas disebabkan oleh


kelalaian pekerja itu sendiri ketika melakukan pekerjaan. Mungkin terlalu
terburu-buru dan tidak focus.
Proyek ini direncanakan akan selesai pada oktober
2019 tetapi sampai saat ini belum selesai,mungkin karna masalah manajement
keuangan,kurang ketatnya pengawasan pihak kosntruksi pada pekerja
sehingga para pekerja bersantai-santai dalam melakukan pekerjaan. Pada
proyek ini tahan strukturnya berjalan sesuai dengan yang direncanakan,akan
tetapi pada tahap finishing mengalami kegagalan dalam time schedule (jadwal
waktu). Masalah-masalah dalam proyek ini juga bertambah ketika tidak
lancarnya gaji pekerja dari pusat sehingga para pekerja mogok kerja. Tidak
dapat dipastikan berapa kerugian yang dialami oleh pihak peenggarap,akan
tetapi dapat dipastikan bahwa penggarap mengalami kerugian yang cukup
besar,dikarenakan denda ketidaktepatan waktu sesuai dengan kontrak dari
pihak pemberi jasa dan pihak penerima jasa.
Keterlambatan waktu pada proyek ini tidak
disebabkan oleh cuaca dikarenakan cuaca selalu cera,tidak juga di akibatkan
oleh kegagalan konstruksi yang mungkin dapat mengakibatkan kerugian
material,tidak juga disebabkan kecelakaan kerja karena kecelakaan kerja
tergolong ringan. Alas an stu-satunya mungkin karena kurang ketatnya
pengawas proyek terhadap pekerjaan yang dilakukan pekerja sehingga pekerja
melakukan pekerjaan nya dengan santai dan mengakibatkan kerugian waktu
dan dana.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dalam analisis proyek ini dapat disimpulkan bahwa
proyek yang kecil sekalipun apabila kita melalaikan k3, nyawa kita tidak
aman aman. Oleh karena itu diharapkan kpd pembaca agar lebih berhati-hati
dalam melakukan pekerjaan.

3.2 Kritik dan Saran


Saran-saran atau pendapat atas kecelakaan kerja pada proyek
tersebut:
 Kecelakaan pekerja terkena paku
Seharusnya pihak k3 lebih mementingkan keselamatn pekerja dan
menegur dengan tegas pekerja yang melanggar peraturan akan diberi
sangsi. Juga kepada para pekerja diharapkan lebih berhati-hati dan
menambahkan sifat sadar akan keselamatan kerja. Dan agar melindungi
diri sendiri tanpa disuruh orang lain

 Kecelakaan pelajar PKL yang terkena sling

Dalam melakukan pekerjaan diharapkan lebih berhati-hati,tetapi hal ini


dapat dimaklumi karena dia masih pelajar yang masih kurang tau
menggunakan alat-alat. Ini kesalahank3 yang tidak memperhatikan
setiap pekerja yang seharusnya pada pekerja diberi sarung tangan.

 Jatuhnya pasangan bata ringan


Ini kelalaian pekerja yang ketika memasang bata ringan tidak hati-hati
dan atau mungkin salah memasang. Diharapkan ketika melakukan
pekerjaan kita fokuskan dlu pikiran pada pekerjaan yang kita lakukan.
Kecelakaan ini tidak memakan korban.

 Jatuhnya linggis
Ini kesalahan pekerja itu sendiri tidak berhati-hati ketika membongkar
bekisting. Diharapkan kedepannya setiap melakukan pekerjaan apapun
pekerja lebih hati-hati.

 Rubuhnya baja rangka atap


Kecelakaan ini disebabkan oleh pekerja yang terburu-buru melakukan
pekerjaan sehingga tidak memperhatikan apakah pekerjaan itu sudah
benar atau tidak. Kecelakaan ini tidak memakan korban jiwa. Saran
saya adalah ketika kita melakukan pekerjaan semua beban pikiran
ataupun hal yang mengganjal di utaran aj. Supaya lebih terfokus pada
pekerjaan yang dilakukan. Begitu juga sebaliknya ketikan terlalu
banyak beban pikiran lebih baik jangan bekerja dlu agar tidak terjadi
hal yang tidak di inginkan

TUGAS 4

KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI PADA PROYEK


KONSTRUKSI
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI
Di susun oleh: Eben Ezer Panggabean
NIM: 5202411007
Kelas : B regular

Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lynna Adelinna Luthan,M.Sc

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

Dikutip dari KOMPAS.COM


JEMBATAN TOL BOCIMI AMBRUK

Jumat, 23 september 2017


Jembatan bocimi di kampung Tenggek,Desa Cimande Hilir,Kecamatan Caringin,Kabupaten
Bogor, ambruk. Diduga jembatan tersebut runtuh karena pada saat pelepasan, slink crane
belum terpasang sepenuhnya sehingga badan jembatan terjatuh dan menimpa pekerja.

2 orang mengalami luka luka dan satu orang meninggal dunia. Korban meninggal dunia diketahui
bernama Maman (umur 25 tahun). Sementara 2 orang lainnya adalah Saripudin (umur 35 tahun) dan
Darwin (30 tahun) mengalami luka-luka dan dilarikan ke RSUD Ciawi untuk mendapatkan perawatan.

Ambruknya bekisting Pier Head Tol Becakayu,Jakarta


Peristiwa terjadi pada hari selasa, 20 Februari 2018 pukul 03.40 WINB

Bekisting pier head yang sedang di cor tidak kuat menahan beban sehingga roboh dan pekerja
terjatuh dan tertimpa material. Peristiwa ini menyebabkan 7 pkerja cidera karena tertimpa material
pengecoran.
Alat berat LTR roboh di Kelapa Gading

Kelapa gading,Jakarta Utara. Selasa 17 Oktober 2017

Alat tersebut bergeser saat tengah melakukan uji angkat beban di jalan Klp Nias Raya,Kelapa Gading.
Alat tersebut jatuh menimpa sebuah runah toko (ruko) berlantai 2 yabg digunakan sebagai tempat
berjualan bunga. Tidak ada korban jiwa.
Crane tol Borr jatuh

Jalan raya sholeh iskandar,Kecamatan Tanah Sareal,Kota Bogor,Kamis 26 oktober 2017

Insiden itu terjafi ketika sejumlah pekerja proyek sedabg mengerjakan pemasangan bekistung
parapet atau barrier pembatas jembatan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,tetapi
menyebabkan macet pada lalu lintas.
OCS parapet MTR terjatuh di jalan Raya

Jalan Wijaya II, 3 november 2017

Jatuhnya overhead catenaru system (OCS) parapet atau beton pembatas kontruksi layang mass rapit
transit (MRT) mengakibatkan seorang pengendara motor tertimpa dan mengalami luka-luka.
Penyebabnya karena pembatas beton sudah lama dan daya tahannya berkurang.
Beton LTR di MT Haryono Jatuh
Jalan MT Haryono, 15 november 2017

Penyebabnya karena konstruksi penahan beton LRT tidak kuat lagi,sehingga jatuh. Tidak ada korban
jiwa dalam insiden tersebut,namun bagian belakang sebuah mobil ringsek setelah tertimpa

Itulah contoh-contoh kecelakaan K3 pada proyek konstruksi.

TUGAS 5
SOLUSI PADA KECELAKAAN KERJA YANG TERJADI
PADA PROYEK KONSTRUKSI

DISUSUN OLEH : Eben Ezer Panggabean


NIM : 5202411007
DOSEN PENGAMPU : Dr.Ir.PutryLyanna Adelina Luthan,M.Sc.

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Dikutip dari KOMPAS.COM

1. JEMBATAN TOL BOCIMI AMBRUK

Jumat, 23 september 2017


Jembatan bocimi di
kampungTenggek,DesaCimandeHilir,KecamatanCaringin,Kabupaten Bogor, ambruk.
Diduga jembatan tersebut runtuh karena pada saat pelepasan, slinkcrane belum
terpasang sepenuhnya sehingga badan jembatan terjatuh dan menimpa pekerja.
2 orang mengalami luka luka dan satu orang meninggal dunia. Korban
meninggal dunia diketahui bernama Maman (umur 25 tahun). Sementara 2 orang
lainnya adalah Saripudin (umur 35 tahun) dan Darwin (30 tahun) mengalami luka-luka
dan dilarikan ke RSUD Ciawi untuk mendapatkan perawatan.

Solusi : Ini adalah faktor manusia yang kurang teliti dalam melakukan pekerjaan
Pemasangan pada crane harus lebih diperhatikan supaya tidak terjadi runtuhnya
jembatan tersebut.

2. Ambruknya bekisting Pier Head Tol Becakayu,Jakarta

Peristiwa terjadi pada hari selasa, 20 Februari 2018 pukul 03.40 WINB
Bekistingpierhead yang sedang di cor tidak kuat menahan beban sehingga roboh
dan pekerja terjatuh dan tertimpa material. Peristiwa ini menyebabkan 7 pkerjacidera
karena tertimpa material pengecoran.

Solusi : Ini adalah faktor manusia yang kurang teliti atau memahami spesifikasi
bahan yang harus digunakan. Dalam pembuatan bekisting jika beban nya memiliki
bobot yang cukup berat,seharusnyabekistingnya diperkuat bahannya.

3. Alat berat LTR roboh di Kelapa Gading

Kelapa gading,Jakarta Utara. Selasa 17 Oktober 2017


Alat tersebut bergeser saat tengah melakukan uji angkat beban di jalan Klp
Nias Raya,Kelapa Gading. Alat tersebut jatuh menimpa sebuah runah toko (ruko)
berlantai 2 yabg digunakan sebagai tempat berjualan bunga. Tidak ada korban jiwa.

Solusi : ini adalah faktor alat. Solusi yang tepat adalah memperhatikan kualitas atau
daya tampung alat dalam melakukan pengujian. Tetapi kecelakaan seperti ini dapat
dimaklumi karena peristiwa ini adalah uji angkat beban,otomatis bertujuan untuk
menguji coba daya angkat beban alat tersebut.

4. Crane tol Borr jatuh


Jalan raya sholehiskandar,Kecamatan Tanah Sareal,KotaBogor,Kamis 26 oktober 2017

Insiden itu terjafi ketika sejumlah pekerja proyek sedang mengerjakan


pemasangan bekistingparapet atau barrier pembatas jembatan. Tidak ada korban jiwa
dalam peristiwa ini,tetapi menyebabkan macet pada lalu lintas.

Solusi : solusi untuk kejadian ini adalah pekerja harus lebih hati hati dan
teliti dalam memakai alat tersebut.
5. OCS parapet MTR terjatuh di jalan Raya

Jalan Wijaya II, 3 november 2017

Jatuhnya overheadcatenarusystem (OCS) parapet atau beton pembatas


kontruksi layang massrapit transit (MRT) mengakibatkan seorang pengendara motor
tertimpa dan mengalami luka-luka.Penyebabnya karena pembatas beton sudah lama
dan daya tahannya berkurang.

Solusi : ini adalah kerusakan konstruksi yang mungkin disebabkan konstruksi tersebut
sudah tidak kuat lagi,maka solusi yang tepat adalah kepada pemgendara agar lebih
hati-hati lagi ketika berkendara.
6. Beton LTR di MT Haryono Jatuh
Jalan MT Haryono, 15 november 2017

Penyebabnya karena konstruksi penahan beton LRT tidak kuat lagi,sehingga


jatuh. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut,namunbagian belakang sebuah
mobil ringsek setelah tertimpa

Solusi : ini juga disebabkan oleh konstruksi yang sudah tidak kuat lagi,tidak ada
korban jiwa. Maka penanganan yang paling tepat adalah segera membuat garis polisi
atau memindahkan konstruksi yang roboh tersebut,agar pengendara dapat lewat
dengan baik.

Itulah contoh-contoh kecelakaan K3 pada proyek konstruksi.

TUGAS 6
IDENTIFIKASI VIDIO KECELAKAAN KERJA
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI
NAMA : EBEN EZER PANGGABEAN
KELAS : PTB B
PRODI : PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
NIM : 5202411007

1. VIDIO ADERA
 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab :
 Terjatuhnya proyek laying yg mungkin di akibatkan crane tidak
kuat menahan beban
 Saya kira APD yang dipakai pekerja yang terlibat dalam kecelakaan
tersebut sudah lengkap,seperti di video ada pekerja yg terlihat
memakai alat pelindung diri dengan lengkap,yaitu sepatu
safety,helm keselamatan,rompi keselamatan,sarung tangan. Hal yg
perlu diperhatikan hanyalah ke hati-hatian.

2. VIDIO ABRAR
 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab :
 Tersangkutnya pekerja di konstruksi bangunan
 Dalam video ini kurang jelas apa penyebab pekerja tersangkut,tetapi
kalau di lihat pekerja sudah mengenakan APD dengan baik seperti
sepatu,rompi,helm safety. hanya kurang ke hati-hatian saja. Atau
mungkin juga pekerja tersangkut dan tidak terjatuh dikarenakan
menggunakan safety harness,dengan kata lain nyawa pekerja sudah
diselamatkan oleh APD tersebut

3. VIDIO DEPITA
 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?
Jawab :
 Terjatuhnya pekerja ketika menangani listrik
 Pada video ini pekerja tidak menggunakan APD sama sekali seperti
tali untuk menopang bdan seperti yang biasa digunakan pekerja
listrik biasanya,tidak menggunakan sarung tangan karet untuk
mencegah listrik menyengat (karena karet adalah penanggal listrik),
tidak menggunakan sepatu juga, dan yang paling utama Seperti
pada video tersebut kecelakaan kerjanya diakibatkan tiang listrik
rubuh,karena sejak awal memang sudah miring,kecelakaan kerja
tersebut akan dapat diminimalisirkan apabila membuat penyangga
pada tiang listrik tersebut sehingga ketika pekerja naik beban yg
diterima tiang dapat ditopang oleh penyangga yang dibuat.

4. VIDIO AGNES
 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab :
 Pekerja saluran air tertimpa beton
 Seperti yang ada di video pekerja tidak menggunakan APD sama
sekali,pada video ini ada 2 korban, yang seorang mengalami luka
robek di kepala dan satu lagi mengalami patah kaki. Mereka
mungkin tidak akan mengalami luka apabila mereka menggunakan
helm keselamatan dan juga sepatu safety

5. VIDIO BRYAN
 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab :
 Konstruksi Tol depok antasari ambruk
 Penyebab konstruksi ini ambruk karena bagian dasar dari
konstruksi tidak kuat,dan ada 6 korban luka luka
 Dalam pengecoran APD yang harus dipakai ialah sepatu safety,helm
safety,sarung tangan karet,rompi keselamatan. Akan tetapi dalam
video ini tidak ditunjukkan apakah pekerja menggunakan APD
tersebut apa tidak.

6. VIDIO ADILLA YULIANANDA


 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab:
 Alat berat dan bantalan rel di proyek double double track di
kampung melayu,Jakarta timur ambruk
 Penyebab kecelakaan adalah bantalan rel meleset ketika di naikan ke
dudukannya,6 korban jiwa
APD yang harus disiapkan adalah helm keselamatan,sepatu
safety,rompi safety,sarung tangan. Di video ini kecelakaan akibat
korban tertimpa,meskipun korban memakai APD dengan
lengkap,jika ditimpa benda seberat itu tentu akan berakibat fatal
juga,oleh karena ini selain kelengkapan APD kehatihatian dan
ketelitian dalam melakukan pekerjaan amat sangat diperlukan

7. VIDIO BALYA HARAHAP


 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab:
 Rubuhnya crane ketika mengangkat beban
 APD yang harus diguakan ialah helm safety,sepatu,sarung tangan.
Beban yang di angkat juga harus sesuai dengan daya tahan crane
yang digunakan agar tidak terjadi jatuh ataupun rusaknya crane
pada video tersebut. Selain dari APD,prosedur penggunaan crane
juga harus diperhatikan
8. VIDIO EVA CHRISTINA BUTAR BUTAR
 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab:
 Kecelakaan video yang pertama ialah jatuhnya seorang pekerja
ketika memanjat scaffolding
 Kecelakaan diakibatkan ketika crane mengangkat beban tersenggol
pada peranca tersebut sehingga pekerja jatuh. APD yang digunakan
pekerja sudah terbilang lengkap seperti helm safety,sepatu safety
Hanya saja pekerja tidak menggunakan safety harness dan juga
memegang barang ketika memanjat. Sehingga keseimbangan
pekerja tersebut berkurang.

9. VIDIO EVA
 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab:
 Pada video pertama eva rubuhnya konstruksi bangunan ketika
melakukan pengecoran
 Kecelakaan ini disebabkan oleh tidak kuatnya penyangga di bawah
yang menahan beton yg di atas. APD yang dipergunakan pekerja
pun tidak lengkap,seperti helm,sepatu,sarung tangan. Seharusnya
mereka menggunakan APD tersebut.

10. VIDIO EBEN EZER PANGGABEAN


 Kecelakaan kerja apa yang terjadi pada video tersebut?
 APD apa yg harus dipakai pada video tersebut?

Jawab:
 Robohnya pintasan layang
 APD yang harus diperispakan seperti biasa yaitu: helm
keselamatan,rompi,sepatu safety,sarung tangan dll

TUGAS REVISI IDENTIFIKASI RAMBU RAMBU PADA PROYEK

MAKALAH
DASAR K3 DALAM KONSTRUKSI DAN PROPERTI
“IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU K3 DALAM SUATU PROYEK”
Disusun oleh : Eben Ezer Panggabean
NIM: 5202411007
Kelas : PTB B
Dosen Pengampu :
Dr.Ir.Putri Lyanna Adelinna Luthan,M.Sc

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa,saya panjatkan puji syukur atas
kehadirat-Nya yang telah melindungi kita hingga pada saat ini sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ IDENTIFIKASI RAMBU-RAMBU
K3 DALAM SUATU PROYEK” ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu dosen Dr.Ir.Putri Lyanna
Adelinna Luthan,M.Sc yang telah membimbing dan mengajari saya hingga pada
saat ini.
Terlepas dari semuanya itu saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kiranya dapat dimaklumi dan saya
mengharapkan saran dan kritikan agar dapat memperbaiki dalam pembuatan
makalah berikutnya.
Harapan saya setelah membaca makalah ini pembaca dapat bertambah
wawasannya tentang rambu-rambu k3 dalam proyek..

November 2020

Eben Ezer Panggabean


RAMBU-RAMBU PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
HOTEL SOPO NOMENSEN PEARAJA TARUTUNG
TINGKAT 5
Di negara yang sedang berkembang, khususnya Indonesia, banyak terjadi
pembangunan, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh swasta.
Pembangunan-pembangunan di Indonesia, khususnya di kota Jakarta
banyakdilakukan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan
masyarakatnya.Pembangunan yang banyak dilakukan adalah dalam
sektor infrastruktur gedungdan transportasi.
Besarnya kebutuhan akan tempat tinggal maupun tempat usaha
olehmasyarakat Jakarta, berbanding terbalik dengan lahan yang tersedia.
DitambahJakarta yang merupakan Ibukota Indonesia dan di dalam kota
ini terdapat banyaksekali aktifitas bisnis yang membutuhkan ruang dan
tempat. Untuk memenuhikebutuhan akan tempat tetapi dengan lahan
yang terbatas, maka tidak heran diJakarta banyak dibangun gedung-
gedung bertingkat tinggi, baik yang berfungsisebagai tempat tinggal,
seperti apartemen, sampai ke gedung perkantoran.Semakin tinggi suatu
bangunan, semakin besar tuntutan terhadapkematangan dalam tahap
perencanaan maupun pada tahap pelaksanaannya.Sehingga tuntutan
terhadap keprofesionalan suatu kontraktor dalam
melaksanakanpembangunan, terutama highrise building mutlak
diperlukan. Semakin tinggisuatu bangunan, maka tingkat kemungkinan
terjadi kecelakaan kerja semakintinggi juga, sehingga diperlukan suatu
manajemen yang baik mengenai“Keselamatan dan Kesehatan Kerja” atau
yang disingkat menjadi K3. Banyakfaktor yang mempengaruhi K3 itu
sendiri, beberapa faktor yang mempengaruhi
K3 antara lain (Management of health and safety at work., 1999):
1. Tempat kerja (workplaces)
2. Peralatan
3. Tenaga Kerja
4. Rambu-rambu k3

Rambu-rambu memiliki beberapa kegunaan,yaitu :

 Menjadi pengingat untuk para pekerja dalam mematuhi


keselamatan kerja
 Memenuhi persyaratan peraturan keselamatan kerja
 Member petunjuk ke lokasi tempat penyimpanan peralatan darurat

PEKERJAAN PENGECORAN

Rambu-rambu yang dibutuhkan adalah


1. Gunakan Sarung Tangan

Rambu ini digunakan untuk memberitahukan pada pekerja


ketika melakukan pengecoran agar tangan tidak terluka
ketikaterkena goresan dari ember ataupun alat yang
digunakan.

2. Gunakan Sepatu Safety

Rambu ini digunakan untuk memberitahukan kepada pekerja


agar menggunakan sepatu ketika melakukan
pengecoran,selain melindungi kaki dari basah juga
melindungi kaki dari kawat ataupun besi tulangan pada
benda yang ingin di cor.
3. Rambu-rambu pemberitahuan pengecoran

Rambu ini digunakan ketika melakukan pengecoran,supaya pekerja dan


orang yang berada di lokasi proyek berhati-hati ketika memasuki area
pengecoran,agar orang tersebut tidak memijak atau pun terkena semen
coran dari molen atau alat yang digunakan.

4. rambu panduan menggunakan helm safety

Rambu ini masih digunakan ketika pengecoran,agar menghindari luka di


kepala akibat batu kerikil ataupun material bangunan terlontar ke
kepala.
PEKERJAAN GALIAN TANAH

Rambu-rambu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah

1. rambu adanya galian tanah

Rambu ini bertujuan untuk memberitahukan kepada orang bahwa sedang


ada galian tanah,agar orang-orang lebih hati-hati ketika lewat lokasi
galian tanah tersebut.

2. Rambu pengalihan jalan


Ramnu ini biasanya digunakan ketika lokasi gedung yang di gali berada
dekat dengan jalan raya,untuk memberitahukan kepada pengendara agar
mengambil jalan lain supaya tidak melewati pekerjaan galian.

PENGANGKATAN BARANG MENGGUNAKAN CRANE

Rambu-rambu yang dibutuhkan adalah :

1.

Rambu ini digunakan ketika pengangkutan barang atau bahan


menggunakan crane,tujuannya agar pekerja dan orang menjauh dari area
pengangkatan barang tersebut. Hal ini mencegah pekerja atau orang
tertimpa barang angkutan.
2

Rambu ini digunakan untuk memberitahukan kepada pekerja atau orang


yang berada di lokasi proyek untuk lebih berhati-hati agar tidak tertimpa
material dari atas. Tidak hanya dapat menimbulkan luka yang serius
tetapi juga dapat merenggut nyawa.

Rambu ini digunakan untuk mencegah kecelakaan kerja yaitu melindungi


kepala kalau misalnya jatuhnya material atau bahan yang diangkat crane
tersebut
PEKERJAAN PADA KETINGGIAN

rambu ini digunakan ketika melakukan pekerjaan konstruksi pada


ketinggian. rambu ini bertujuan untuk memandu pekerja ataupun orang
lain yang sedang berada di ketinggian agar lebih berhati-hati agar tidak
jatuh.

2. hati-hati licin
Rambu ini juga digunakan ketika melakukan pekerjaan konstruksi di
ketinggian. Rambu ini bertujuan untuk memberitahukan kepada pekerja
dan orang yang berada di ketinggian tersebut lebih berhati-hati agar
tidak terpeleset

Rambu ini memberitahukan bahwa pekerja yang melakukan pekerjaan di


ketinggian tersebut wajib memakai safety harness, hal ini mencegah jika
pekerja terjatuh pun tidak langsung terjun bebas ke bawah dan masih
tertahan oleh karena safety harness tersebut.

PEKERJAAN/KONSTRUKSI SUDAH DIPASANGI PAGAR KELILING

Rambu ini digunakan untuk mencegah masyarakat ataupun orang yang


tidak berkepentingan sembarangan masuk lokasi proyek. Ini bertujuan
untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja yang di luar tanggung
jawab pemilik proyek

PEKERJAAN KONSTRUKSI DI RUANG SEMPIT


Misalnya instalasi air bersih

Rambu-rambu yang digunakan :

Rambu ini di pasang ketika berada di ruangan yang langit-langitnya


sempit, bertujuan untuk mencegah terjadinya benturan kepala pekerja
ketika melakukan pekerjaan
2

Rambu ini digunakan untuk memberitahukan bahwa setiap pekerja harus


menggunakan helm untuk mencegah benturan pada kepala ketika
melakukan pekerjaan instalasi air.

MASIH BANYAK PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN RAMBU-RAMBU


YANG DIGUNAKAN,TETAPI SAYA HANYA MENYEDIAKAN YANG
ADA DI PROYEK GEDUNG HOTEL SOPO NOMENSEN
PEARAJA,TARUTUNG

CBR,CJR
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG
Higine perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higine berserta praktiknya
yang lingkup dedikasinya dalah mengenali, mengukur dan melakukan penilaian
terhadap faktor penyebab gangguan kesehatan atau penyakit dalam lingkungan
kerja.
Dalam rangka upaya menjadikan tenaga kerja SDM yang sehat dan
produktif, kesehatan kerja diartikan sebagai ilmu kesehatan dan penerapan nya
yang bertujuan uuntuk mewujudkan tenaga kerja sehat produktif.Untuk
penerapan kesehatan kerja mencakup upayakesehatan
 promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative.

Bagan kesehatan dunia (WHO)nmengartikan sehat sebagai keadaan


sejahtera dan bukanhanya sekedar tidak adanya penyakit, cacat dan kelemahan.
Pengertian yang sama dipakai tentang undangg undang kesehatnn kerja dinegara
kita. Dalam pengertian kesehatan kita tercakup pula tujuan mewujudkan
produkvitas yang optimal

B. TUJUAN
Critical book report bertujuan:
1. Mengulas isi sebuahbuku
2. Melatihdiriuntukberfikirkritisdalammencariinformasiyangdiberikanolehse
tiap
 bab dari sebuah buku
3. Membandingkan isibuku
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITASBUKU

1. BUKUPERTAMA
Bukuyangdipakaisebagaibahanuntukcriticalbook
reportadalah

Judul : Higine perusahaan


dan kesehatankerja
Penulis : Dr. suma’mur P.K.,MSc

Tahunterbit : 2013
Penerbit : SAGUNGSETO
Tebalbuku : 570halaman
ISBN :978-602-8674-05-8
Buku ini ditulis oleh Dr. suma’mur P.K., MSc yang berjudul HIGINE
PERUSAHAAN DAN KESEHATAN KERJA. Buku ini diterbitkan oleh
SAGUNG SETO, edisi terbit tahun 2013.

2. BUKUKEDUA
Buku yang dipakai sebagai pembanding
Judul : Keselamatan kerja & pencegahankecelakaan
Penulis : Dr. suma’mur P.K.,MSc
Tahunterbit : 1995
Penerbit : PT TOKO GUNUNGAGUNG
Tebalbuku : 322halaman
ISBN :979-8563-28-X
Buku ini ditulis oleh Dr. suma’mur P.K., MSc., yang berjudul
KESELAMATAN KERJA & PENCEGAHAN KECELAKAAN. Buku ini
diterbitkan oleh PT TOKO GUNUNG AGUNG.
B. RINGKASAN ISI BUKU

RINGKASAN ISI BUKU PERTAMA


Bab 11 : keracunan zat kimia organis
KERACUNANOLEHZATKIMIAORGANIS

A. Keracunan zat kimiaorganis


Sebagai racun senyawa organis telah disinggungdalam uraian terdahulu, yaitu tetra-
ethyl-lead (TEL), senyawa air raksa organis, senyawa arsenmorganis dan
lainnya.Untukmemperoleh informasi yang lengkap maka dianjurkan agar ditelaah
buku buku khusus mengenai keracuanan oleh zat kimia organis. Hanya golongan zat
kimia organis terpenting yang akan dibahas disini, yaitu derivate (turunan) ter arang
batu, halogen-hidrokarbon, alcohol dan diol, aldehida, Kenton, ester, eter dan
insektisida fospor organis.

B. Keracunan oleh derivate ter arangbatu

Benzen dapat mengakibatkan keracunan mendadak (akut),


apabilaapabilaaparatdestilasidipabrikpecah.Keracuananhebatbergejalkejang-
kejang,komadanakhirnyapenderita meninggal dunia. Keracuanan menahun
mula-mula bergejala mual,anoreksia, badan lemah dan penderita gugup:
kemudian gejala gejala tersebut diikuti oleh terjadi nya anemia yang
progresif dengan tanda tanda pendarahan pada organ organ tubuh. Gejala
gejala ini adalah pencerminan dari kerusakan sumsum tulang oleh
benzene.Benzene diketahui sebagai sebagai zat karsinogen yang menjadi
penyebab leukemia.Sebagai tindakan pencegahan dilakuka subtitusi benzene
dengan memakai zat lain yang kurang
toksis.Anilindipergunakansebagaibahantintacetak,tintauntukmembertandapa
dabahan pakaian, cat,pembersih cat dan untuk sintesa zat warna. Derivat-
derivatnya dipergunakan untuksintesabahankimiapentinglainnya.Nitro-
benzendigunakansebagaibahanuntukpembuatan aniline, untuk produksi
parfumdan bahan pengganti bitter almonds.Keracunan oleh aniline atau
nitro-benzen dapat bersifat mendadak ataupun menahun.Efek racunya yang
palimg menonjol adalah terhadap sum-sum tulang, dan sel-sel darah merah,
yaitu mengoksidasi hemoglobin menjadi methemoglogin.Gejala-gejala khas
adalah sianosis dan ikterus.Sebagai antidote (obat penawar) digunakan
metilen biru 10-50 cc larutan 1% yang diinjeksikan intravenous kepada
penderita.Pada keracunan kronis, pendirita harus menghindari terjadinya
pemaparan terhadap nitro-benzen atau anilin dan diobati untuk kerusakan
hati yang dideritanya.
Gejala-gejala keracunan seperti telah dikemukakan di atas akan Nampak
pula padaderivate-derivat ter arang batu lainnya. Tri nitro-toluen adalah
bahan peledak yang dipergunakan untuk keperluan industrui amunisi.Zat itu
hampir merusak setiap sel tubuh, tetapi yang terutama dirusaknya adalh sel
hati sum-sum tulang dan ginjal.Gejalahterpenting adalah ikterus.Keracunan
leh trimetro-toulen sering kali mengakibatkan kematian.
C. KeracunanHalogen-hidrokarbon

Sangat banyak persenyawaan yang tergolong kepada halogen-


hidrokarbon.Persenyawaan demikian adalah metil-bromida, karbon-tetra-
klorida, tetra- klor-etan dan klor naftalen. Sifat sifat racun berbagai halogen-
hidrokarbon sangatberbedadengan yang lain. Gejala gejala klinis keracunan
didasarkan atas kerusakan- kerusakan alat yang dimaksud.alat mana yang
paling rusak atau yang paling dahulu rusak
sangattergantungkepadapintumasukkarbon-tetra-kloridamerupakanhalogen-
hidrokarbon yang paling dikenal, maka persenyawaan itulah yang
akandiuraikan.

D. Keracunan Oleh Alkohol DanDiol

Keracunan akut ditandai dengan perasaan lelah, sakit kepala, mual, dan
penglihatankabur ; keracunan akut disertai gejala gejala sakit kepala berat, mabuk,
mual, muntah serta depresi susunan saraf pusat, penglihatan mungkin buta baik
sementara maupun permanen, dan pada keracunan berat pernafasan yang dangkal,
koma, sianosis,menurunnya tekanan darah, pelebaran pupil dan kematian yang
biasanya disebabkan oleh gagalnya pernafasan.
E.Keracuanan oleh ester, aldehida, keton daneter
Dimeti sulfat adalah persenyawaan ester yang digunakan untuk sintesa
bahan bahan kimia organis.Keracunan keton, eter dan ester didasarkan atas
sifatnya yang menyebabkan iritasi kepada selaput lender dan kulit, depresi
kepada susunan saraf pusat serta kerusakan hati dan ginjal.Keracunan itu
terjadi itu oleh zat zat aslinya yaitu sebagai persnyawaan itu
sendiri.Pengurainya dalam tubuh menghasilkan methanol maka zat tersebut
mempunyai pula efek sebaimana halnya methanol kepada mata.

F. Keracunan oleh pestisida fospororganis


Penggunaan pestisida organofosfat berjalan seiring dengan upaya untuk
kian mengurangi pemakain persenyawaan organoklorin atau halogen-
hidrokarbon yang terbukti menimbulkan efek kronis jangka
panjang.Pestisida organofosfat beracun oleh karna menghambat enzim
asetilkolinesterase sistim saraf.Pengaruh dari inhibisi demikianmenyebabkan
tertimbunnya asetilkolin pada jaringan saraf sehingga timbul pengaruh
kolinorgis. Keracunan akut meliputi gejala nerologis dalambentuk tremor,
hipersalivasi dan kejangkejang.

Bab 12 : zatkorosif

2. ZAT KOROSIF
Terdiri atas asam (acids) dan alkali (alkalies) serta garam garam nya yang
bersifat asamatau akali, baik an organis maupun organis. Zat korosif asam
antara lain asam asetat, asetil
anhidrida,alumuniumklorida,alumuniumsulfat,borontrifluorida,CaCl2,bomdal
amair,asam laktat, asam nitrat, ozon, asam perklorat, asam fosfat, asam fikrat,
garam platina, SO2, asamtrilor asetat, seng sulfat (Zn sulfat) dan lainnya. Zat
kosif alkali antara lain CaO, sement (cement), K2CO3, KOH, NaCO3,
Na3PO4, Na2SiO3, treatonalin, amoniak, NH4OH dan lain lain.

Untuk pencegahan terjadinya kejadian buruk yang tidak diinginkan, maka


penggunaan zat dan bahan korosif adalah sebagai berikut:

1. Simpan zat atau bahan korosif dengn baik, sehingga aman bagipekerjanya.
2. Airbersihharuscukuptersediauntukmencucimata,tangan,kulitataubagiantu
buhlain nya yang mungkin dikenaizat
3. Kacamatayanpas,skrotkaret,dansarungtangankaretharusdipakaidanmenjadi
bagiandaristandartprocedurekerja.

4.Pemeliharaan ketatarumahtanggaan perusahaan yang baik


termasuk menjaga kebersihan, ketertiban serta keselamatan dalamperusahaan.
5 Pembuanan limbah perusahaan seperti air bekas dan bahan sisa pakai
melalui saluran tertutup

6 Pendidikan yang berkelanjutan dengan supervise yang efektif


terhadappekerja.
 NAB untuk zat korosif di udara ruang kerja adalah sebagai berikut;
a. Ammonia 25 bds atau 17 mg per
meterkubik
b. Semen(cement) 10 mg per meterkubik
c. Fluor(F2) 1 bds atau 1,6 mg permeterkubik
d. AsamFluorida(HF) 2,3 mg per meterkubik
e. Fluuorida(sebagaifluor) 2,5 mg per meterkubik
f.Asamforminat(HCOOH) 0,4 mg per meterkubik
g. Asamklorida(HCL) 7 mg per meterkubik
h. Brom(Br2) 0,66 mg per meterkubik
i. Asamsulfat 1 mg per meterkubik

Bab 19 : kecelakaan kerja


KECELAKAAN KERJA
A. PENYEBABKANKECELAKAAN
Ada dua golongan penyebab kecelakaan kerja.Golongan pertama adalah factor
mekanis lingkungan, yang meliputi segala sesuatu selain factor manusia.Golongan
kedua adalah factor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan.
Factor mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut
keperluandengan maksud tertentu.Kecelekaan dapat disusun menurut
kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dan pengangkat, terjatuh
dilantai dan tertima benda jatuh, pemakian alat atau perkakas yang dipegang
dengantangan.Kesehatan berpengaruh penting bagiterwujudnya
keselamatan.Sebaliknya gangguan kesehatan atau penyakit dapat menjadi
sebab kecelakaan.
B. KECENDERUNGAN UNTUKCELAKA
Penelitian menunjukan bahwa 85% penyebab kecelakaan bersumber kepada faktor
manusia.apabila berbicara tentang faktor manusia,sebagaimana konsekuensinya
persoalannya cukup rumit.
Gaya hidup untuk selamat dan tidak mengalami kecelakaan kerja adalah suatu aspek
pening dalam budaya kerja dari kehidupan modern.pada masyarakat industri,keselamatan
kerja dan pencegahan kecelakaan kerja diwujudkan melalui ketentuan perundang-undangan
disamping segala upaya lainnya ditingkatkan pelaksanaannya.
C. KERUGIAN OLEH KARENAKECELAKAAN

Kecelakaan merupakan suatu krugian, yang tergambar dari pngeluaran dan


besarnya biaya pengobatan keclakaan.Data kecelakaan kerja diindonesia
atas populasi tenaga kerja 7-8 juta menunjukan 100,000 peristwa
kcelakaan kerja dengan hilang bhari kerja setiap tahun nya kerugian rata-
rata Rp. 100-200 milyar pertahun nya.Korban meninggal pertahun rata-rata
antara 1500-2000 orang. Penelitian khusus untuk tahun 2000 akibat
kecelakaan kerja 70 juta hari kerja atau 500 juta jam kerja hilang.

D. KECELAKAAN MENURUT JENISPEKERJAAN

Jenis pekerjaan mempunyai peranan besar dalam menentukan macam


kecelakaan. Demikian pula macam kecelakaan pada berbgai kesatuan
operasi dalamsuatu prosesproduksi. Mesin potong (punch machine) mesin
ini tidak jarang menyebabkan putuskan tangan atau jari. Kawat yang
beraliran listrik harus tertutup oleh isolasinya, bila tidak akan terjadi
hubngan pendek, menyebabkan kebakaran dan mungkin pekerja tersengat
arus listrik.

E. PENCEGAHANKECELAKAAN

Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab


kecelaan.Sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahuidcengan
mengadakan analisis setiap kecelakaan yangterjadi.
Resiko kecelakaan kerja adalah perpaduan antara kemungkinan
terjadinya kecelakaan (probabilitas) dan akibat (kosekuensi, keparahan).
Contoh kategori kualitatif kemungkinan dari yang paling rendah kekategori
tertinggi adalah:
1. Kemungkinan tidakterjadi
2. Kemungkinan terjad tapi sangat kecilsekali
3. Kemungkinan terjadi kadang-kadangsaja
4. Kemungkinan terjadi pasti tetapijarang
5. Kemungkinan terjadiberulang

Contoh kualitatif akibat dari yang paling ringan ke kategori terberat adalah:

1. Sangatringan
2. Ringan (perluP3k)
3. Medium (cedera atau sakit dengan kehilangan satu harikerja)
4. Berat (kehilangan beberapa harikerja)
5. Sangat berat (terjadi kecacatan dan ataukematian)

Dengan memadukan probabilitas dan akibat maka terdapat alternatif:

1. Resiko dapat diterima danterkendali


2. Resiko memerlukan analisis lebih lanjut untuk menentukan
sikapterhadapnya
3. Resiko tidak dapat diterima dan perludikendalikan.

ALAT PELINDUNG DIRI(APD) Apd harus memenuhipersyaratan:


1.Enak(nyaman)
2.Tidak mengganggu pelaksanaanpekerjaan
3.Memberikan perlindungan efektif terhadap macam bahaya yangdihadapi
Alat proteksi diri beraneka ragam. Jika digolongkan menurut bagian tubuh
yang dilindunginya, maka alat perlindung diri dapat dikelompokan sebagai
berikut:

1.Helm safety

2.sepatu safety

3.sarungtangan

4.kacamata , dan lain-lain


F. KETENTUAN TENTANG ALAT PELINDUNGDIRI
Diatur dalam UU No.1Th.1970 yaitu intruksi mentri tenaga kerja
No.Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang pengesahan alat perlindungan diri; intruksi
mentri tenagakerja tentang pengawasan alat perlindungan diri mengatur tentang
pengesahan, pengawasadan penggunaan alat perlidung diri. Jenis APD menerut
ketentuan tentang pengesahan, pengawasan
danpenggunaannyameliputialatpelindungkepala,alatpelindungtelinga,alatpelind
ungmuka & mata, alat pelindung pernafasan, pakaian kerja, sarung tangan, alat
pelindung kaki, sabuk pengaman dan lain-lain.

G. PERTOLONGAN KEPADAKORBAN
Pada peristiwa terjadi nya kecelakaan maka pertama dan utama adalah
menolong korban agar jiwaya dapat terselamatkan.ketentuan P3K diatur oleh
peraturan kusus yang tetap berlaku sebagai peraturan pelaksanaan UU No.I Th.
1970. Priode waktu 1 jam sejak terjadinya kecelakaan adalah saat yang disebut
golden hour, yaitu waktu yang memungkinkan dilakukan tindakan medis yang
maksimal berhasil. Atas perinsip ini, jaminan sosial kecelakaan kerja telah
membangun pusat pusat pertolongan korban kecelakaan (trauma centre) dilokasi
yang dekat atau berada di centra industri.

RINGKASAN ISI BUKU KEDUA


Bahan berbahaya dan keselamatan kerja
A. BAHANBERBAHAYA
Bahan berbahaya adalah bahan bahan yang selama pembuatan nya, pengolahan
nya,pengangkutannya, penyimpanan dan penggunaan nya mungkin
menimbulkan atau membebaskan debu debu, kabut, uap-uap, gas-gas, serat atau
radiasi mengion yang menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, mati
lemas, keracunan dan bahaya bahaya lain.
1. Bahaneksplosif
Semuabahanyangsecarasendiriataucampurantertentuataujikamengalami
 pemanasan, kekerasan, atau gesekan dapat mengakibatkan peledakan yang
bisa diikuti kebakaran.
2. Bahanyangmengoksidasi

Bahan yang kaya akan oksigen yang mendukung terjadinya kebakaran,


sehinggameningkatkan terjadinya kebakaran.
3. Bahan yang dapatterbakar Makin rendah titik bakar makin berbahaya,
tingkat bahaya ditentukan oleh titik bakarnya.
4. Bahan yangberacun Diklasifikasikan lebih lanjut menurut sifat sifat
khususnya seperti debu debu yang  berbahaya, debu debu beracun, beracun
melalui kontak kulit, berbahaya jika termakan atau terminum.
5. Bahankorosif

Meliputi asam, alkali alkali dan bahan bahan kuat lainnya.


6. Bahanradioaktif
Meliputi isotop isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang
mengandung bahan radioaktif, seperti cat cat yang bersinar

B. PEMASANGAN TABEL DANTANDA

Pemasangan tanda peringatan pada wadah wadah untuk bahan berbahaya adalah
tindakanberbahayayangesensial.Anekalabelpemberiantandadapatdiberikanlambi
nglambingbahaya yang umum dipakai. Peringatan tentang bahaya dengan
lambing lambing tersebut merupakan suatu syarat penting, namun tidak dapat
memberikan perlindungan secaralengkap.

C. PENYIMPANAN

Dibawah ini disajiakan keselamatan bertalian dengan penyimpanan bahan


bahan berbahaya sebagai berikut.

1. Bahan bahan yang mudahmeledak


2. Bahan bahan yangmengoksidasi
3. Bahan bahan yang dapatterbakar
4. Bahan bahanberacun
5. Bahan bahankorosif
Selain cara cara penyimpanan tersebut, masih perlu perhatian terhadap
syarat syarat berikut :
1. Penyimpanan bahan bahan berbahaya harus oleh diawasi orang kompeten
dan tenagakerja yang bersangkutan harus terlatih dalam praktik
keselamatankerja.

2. Tenaga kerja dengan kelainan penglihatan, pendengaran atau penciuman


dan
merekayangusianyakurangdari18tahuntidakdibenarkanbekerjadenganbah
anbahanberbahaya.

3. Dalam hal bahan peledak, yang berwenang mungkin mensyaratkan


bahwa tenaga kerja
yangmemasukitempatpenyimpananbahandemikianharusmemilikiizinkhus
us.
4. Merekayangmemasukidaerahpenyimpananbahaneksplosifataudapatterbaka
rtidak

 boleh membawa korek api harus dilarang merokok.


5. Jika perlu, pakaian pelindungnya yang tepat harusdipakai.
6. Inspeksipriodikterhadapsemuatempatpenyimpananbagibahanbahanberbaha
ya.
7. Kebersihan dan tata rumah tangga yang sebaik baik nya harusdiperhatikan.
8. Bila ada bahaya kebakaran, tanda bahaya harus dipasang didalam dan
juga diberi tanda keluar.
9. Tenaga kerja tidak boleh berkerjasendiri.

D. PENGANGKUTAN

Klasifikasi bahan bahan berbahaya sdalam hubungan pengangkutan adalah sebagai


berikut:

1. Bahanpeledak
2. Gas ditekan, dicairkan atau dilarutkan dengantekanan
3. Cairan yang dapatterbakar
4. Zat padat yang dapatterbakar
5. Bahan-bahan yang mengoksidasi, yaitu peroksida ataulain-lainnya
6. Bahan-bahan beracun dan bahan-bahan yang dapat menimbulkan infeksi
7. Bahan-radioaktif
8. Bahan-bahankorosif
9. Bahan-bahanberbahayalainnya

E. BAHAN-BAHANKOROSIF
1. Asam-asam dananhidrida
2. Alkali
3. Halogen dangaram-garamnya
4. Persenyawaan-persenyawaan antarhalogen
5. Halide organic, asam halide organic, ester dan garamgaramnya
6. Klorosilan
Upaya keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Kontak dengan bahan korosif harus ditiadakan atau kemungkinan nya
ditekan sekecil mungkin.
2. Semua wadah, pipa, peralatan, istalasi dan bangunan yang dipergunakan
dalamhubungan bahan korosif harus tahan terhadap korosi dengan suatu
pelapisan bahan yang tahankorosif.
3. Fentilasi umum dan setempat harus memadai, jika terbentuk gas gas atau
debu yang korosif.
4. Bahanbahankorosifkuatmungkinmenimbulkankebakaranapabilabersentuha
ndengan bahan bahan organik.

5. BAHAN BAHAN BERACUN


Sebab sebab keracunan paada umumnya dapat digolongkan sebagaiberikut:
• Racun racunlogam dan persenyawaan nya, yaitu timah hitam,
air raksa, arsen, mangan, nikel dan crome
sertapersenyawaannya.
• Racunracunmetalloiddanpersenyawaannya,sepertifosfor,sulfur,d
anlainlainsertapersenyawaan nya.
• Racunbahanorganik,sepertiderifatderifatterarangbatuhalogenhi
drokarbon,alcohol dan diol, ester, aldehid, keton, eter,
insektisida fosfor organic danlainlain.
• Racun gas,seperti asam sianida, asam sulfida, karbon monoksida,
danlainnya.

F. INDUSTRIKIMIA
Industrykimiadapatdiberibatasanindustryyangditandaidenganpenggunaanprose
sproses yang bertaian dengan perubahan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat
sifat bahan dan khususnya pada bagian kimia dan komposisi suatuzat.

Dalam usaha keselamatan kerja, hal-hal yang harus mendapat perhatian adalah
sebagaiberikut:
1. Sifatbahaya
2. Perencanaanpabrik
3. Perlindungan terhadap tenagakerja
4. Pemeriksaan kesehatankerja

G. BAHAN RADIOAKTIF
Zat radioaktif adalah zat yang mampu memancarkan sinar atau meradiasi dari
zat itu sendiri. Radiasi yang dipancarkan ialah sinar alfa, sinar beta, sinar gama,
sinar neutron, dan lain lainya.
Atas dasar bahayanya, pemakaian nya, pengangkutan, pengurusan sisa sisa
atau sampah
radioaktifharusdiselenggarakanmenurutketentuansemestinya.Makadikembangkan
peraturan perundang-undangan seperti:

1. UU No 31/64 tentang ketentuan pokok tenagaatom.


2. Perpu No 11 tahun 1975 tentang keselamatan kerja terhadapradiasi.
3. Perpu No 12 tahun 1975 tentang izin pemakaian zat radioaktif dan atau
sumber radiasi lainnya.
4. Perpu No 13 tahun1975 tentang pengangkutan zat radioaktif.

C. PENILAIAN TERHADAP BUKU

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU PERTAMA

BAB XI

Kelebihan:
1. Memiliki penjelasan tentang derifat derifat terarang
2. Terdapat penjelasan tentang proses keracunan dari zat kimia tersebut
3. Adapenjelasantentangtingkattingkatkeracunapadatiapjeniszatkimiatersebut.
Kekurangan:

1. Tidakadapemaparantentanggolongangolonganbahanberbahayase
perti:bahan eksplosif, bahan yang mengoksidasi, bahan yang
dapat terbakardll.
2. Tidak membhas tentang symbol symbol bahaya untukzatkimiaorganis
3. Tidak membahas tentang penyimpanan dan pengangkut zat kimiaorganis

BAB XII
Kelebihan:

1. Membahasupayapencegahanterjadinyaakibatburukterhadappenggunaanzat
korosif.
2. Terdapat penjelasan tentang ambang batas NAB korosif diudara
ruangkerja.

Kelemahan:

1. Tidakspesifikdalammembahashalkorosifkorosifyangbanyakdiju
mpaidalam industry, pertanian atauperdagangan.

BABXIX

Kelebihan:
1. Terdapat pemjelasan tntang APD menurut keperluannya
2. Membahas tentang ketentuan APD dalam UU No 1 Th.1970
3. Membahas pertolongan pada
korban kecelakaan

Kelemahan

1. Tidak membahas pimpinan perusahaan dalam pencegahan


kecelakaankerja.
2. Tidak membahas panitia keselamatankerja.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU KEDUA

BAB XVI

Kelebihan

1. Cakupan nya lebih luas karena sub bab nya membahas tentang
bahanberbahaya.
2.Membahas tentang golongan golongan bahanberbahaya.
3.Membahas tentang penyimpanan dan pengangkut zat kimiaorganis.

Kekurangan

1.Tidakmembahaslebihluastentanghalhalfundamentalsajatentangkeracu
nanzat organis

BAB XXII
Kelebihan

1. Membahas peran pimpinan dalam upaya pencegahan kecelakaankerja


2. Membahas panitia keselamatankerja
3. Membahas peran

ahli keselamatankerja

Kekurangan:

1. Tidak membahas tentang kecenderungankecelakaan


2. Tidak membahas tentang analisisresiko

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada pembahasan tentang keracunan oleh zat kimia buku utama hanya
membahas hal hal
fundamentalsajatentangkeracunanzatorganis,sementarapadabukupembandingcaku
pannya
tentangkeracunanolehzatkimialebihluas.Penjelasanpadabukuutamalebihmengarah
kepadapenjelasan penerapan dalam pencegahan kecelakaan kerja, sedangkan
dalm buku pembanding lebih mengarah kepada peran peran organisasi yang
terlibat dalam suatu perusahaan dengan tujuan mencegah setra meminimalisir
terjadi nya kecelakaan kerja.

DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur Higine Perusahaan Dan Kesehatan kerja (HIPERKES) Jakarta. Sagung
seto: 2013
Suma’mur Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan.Jakarta.PT Toko
Gunung Agung:1995.
DAFTAR ISI
(CJR)

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................1
B. TUJUAN.....................................................................................................................1
C. MANFAAT……………………………………………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. IDENTITAS JURNAL....................................................................................................2
B. RINGKASAN JURNAL..................................................................................................3
C. PENILAIAN TERHADAP JURNAL...............................................................................11
BAB III PENUTUP........................................................................................................13
A. KESIMPULAN...........................................................................................................13
B. SARAN.....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………14

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

.
Dalamhalinisayamengkritikjurnal“ANEXPLORATIONOFHEALTHANDSA
FETY MANAGEMENT ISSUES IN NIGERIA’S EFFORT TO
INDUSTRIALIZE ,Penulis Enaruna Ehimwenma Idubor, PhD Edo State
Judiciary, BeninCity,Nigeria&MichaelD.Oisamoje,PhD
BensonIdahosaUniversity,BeninCity,Nigeria
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapijugadapatmenggangguprosesproduksisecaramenyeluruh,merusaklingkungan
yangpada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Kecelakaan Kerja
adalah sesuatu yang
tidakterdugadantidakdiharapkanyangdapatmengakibatkankerugianhartabenda,kor
banjiwa / luka / cacat maupun pencemaran. Kecelakaan kerja merupakan
kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja, (terjadi karena suatu
pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan.

Tujuan Penulisan CJR 


 Untuk mengulas isi setiap materi yang dibahas dalam sebuahjurnal
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam jurnal yangdikritikalisasi
 Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang di
berikan oleh setiap materi yang ada dalam sebuahjurnal
 Membandingkan isi jurnal pada implikasinya terhadap pada kehidupannyata

Manfaat PenulisanCJR 
 Agar pembaca maupun penulis tanggap terhadap hal-hal penting yang ada
didalam jurnal ini
 Untuk memahami tentang Kesehatan dan keselamatan kerja yang ada dalam
jurnalini
 Untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana kesehatan dan
keselamatankerja

BAB II
PEMBAHASAN
Identititas Jurnal Pertama

1. Jurnal : European Scientific Journal April 2013 edition vol.9,No.12

2. Judul Jurnal :  AN EXPLORATION OF HEALTH AND SAFETY


MANAGEMENT ISSUES IN NIGERIA’S EFFORT TO
INDUSTRIALIZE

3. Penulis : E naruna E himwenma I dubor, PhD Edo State Judiciary,Benin


City,Nigeria& MichaelD.Oisamoje,PhDBensonIdahosaUniversity,BeninCity,Nige
ria

4.ISSN: 1857  –  7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431154

Identititas JurnalKedua

1. JudulJurnal: Health and safety aspects of textile workers from Solapur


(India) textile industries

2.   Volume, Edisi danHalaman: Vol 26/Issue 04/ Oct-Dec2014

3.   Penerbit : Indian Journal of CommunityHealth

4. TahunTerbit : 2014

5.  Penulis: Rahul B Hiremath, Ruth Kattumuri, Bimlesh Kumar, Gurudevi R


Hiremath

B. RINGKASAN JURNAL

RINGKASAN JURNAL PERTAMA


Banyak Bangsa di dunia telah berupaya untuk industrialisasi sementara
yang lain mendorong ke sana karena manfaat besar accruable dari industrialisasi.
Proses industrialisasi singkatnya menjelaskan transisi dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri; pergeseran dari bangsa konsumen untuk bangsa produsen;
dan gerakan dari ketergantungan pada metode mentah manufaktur teknologi yang
mutakhir dan jet-usia ide.Nigeria sebagai negara berusaha sangat keras untuk
menjadi industri tetapi tidak menampilkan sebagian besar kualitas negara
industrialisasi seperti dibilang di atas. Sebagai negara industrialisasi,
Nigeriabergantung pada tingkat mengganggu sangat berat pada investasi asing,
beberapa di antaranya datang dalam bentuk usaha manufaktur yang
dipromosikan oleh perusahaan asing. Banyak perusahaan tersebut tertarik
untuk beroperasi di Nigeria untuk sejumlah alasan. Alasan-alasan
iniantaralainmeliputi:pasarbesartenagakerjayangmurah,kelimpahansumberdayaala
m,pasar yang besar untuk produk jadi mereka, struktur hukum yang lemah
dan kurangnya
 penegakan hukum secara tegas tindakan kesehatan dan keselamatan,
yangmemungkinkanpelanggaran keji dari langkah-langkah
Dari uraian di atas, jelas bahwa tanggung jawab adalah pada manajemen
untuk mencegah kecelakaan dan menghilangkan kesehatan dan keselamatan
bahaya untuk meminimalkan penderitaan karyawan dan dengan demikian untuk
meminimalkan kerugian mereka sendiri. Kesehatan dan keselamatan Eksekutif
(2000) memperkirakan bahwa di Inggris saja, sekitar 500 orang tewas setiap
tahun dan beberapa ratus ribu terluka baik atau menderita kerja terkait sakit..
Dalam banyak kasus, kompensasi tidak dibayar dankarena
 pengangguran kotor, para pekerja tidak bisa protes karena ada orang lain yang
tak terhitung jumlahnya menunggu untuk mengambil tempat mereka.

BAB I Latar Belakang Program Keselamatan dan Kesehatan

Perhatian utama dari gerakan ini adalah untuk memperkenalkan masyarakat dengan
faktabahwa ada dalam bisnis tingginya insiden kecelakaan dan penyakit industri
disebabkan. Eropa Jurnal Ilmiah April 2013 edisi vol.9, No.12 ISSN: 1857-7881
(Print) e - ISSN 1857- 7431157.
kemajuan dalam pengurangan kecelakaan industri dan penyakit telah dikaitkan
dengankemanusiaan bisnis. Flippo (1984) menyatakan bahwa melestarikan
kehidupan manusia merupakan tujuan yang tidak memerlukan penjelasan dan
ekonomi yang memiliki banyak kaitannya dengan gerakan keselamatan.

BAB II Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan di Tempat Kerja

Hal ini penting untuk menekankan bahwa kedua karyawan dan majikan
merupakanpemangku kepentingan yang sama dalam upaya untuk mempertahankan
standar yang tinggi kesehatan dan keselamatan di tempat kerja. Oleh karena itu,
sangat penting untuk mempertimbangkan alasan mengapa penting untuk
mempertahankan standar yang tinggi kesehatan dan keselamatan.

BAB III Tanggung Jawab Moral dan Hukum Pengusaha

Menurut Armstrong (2003), penghapusan atau setidaknya meminimalkan


risiko bahaya keamanan kesehatan dan moral serta tanggung jawab hukum dari
pengusaha. Seorangkaryawan tidak seharusnya dibebani dengan tanggung jawab
berat untuk terus-menerus
khawatirtentangrisikocederaataukematianditempatkerja.Halinimemilikiimplikasib
esarbagi kinerja karyawan. Adalah logis untuk mengasumsikan bahwa karyawan
yang dalam ketakutan untuk keselamatannya akan tidak seimbang secara
psikologis dan mungkin tidak dapat memberikan yang terbaik untuk pekerjaan di
tangan. Hal ini juga dapat mengakibatkan omset tinggi pekerja dengan masalah
yang menyertainya.

BAB IV Alasan ekonomi

Pemerintah telah menyadari bahwa kecelakaan industri dan hasil penyakit


kerugian bagi negara (melalui pembayaran kesejahteraan untuk penyandang cacat,
biaya pengobatan dan hilangnya jasa karyawan). Organisasi itu sendiri juga
mengalami kerugian dari segi biaya litigasi, denda yang dikenakan pada mereka,
kompensasi, kehilangan produksi, hilangnyaniatbaik dari karyawan dan
stakeholder lainnya. Ini, tentu saja lebih jelas dalam masyarakat dimana aturan
dan peraturan dipatuhi dan sanksi diberlakukan ketika merekatidak.

BAB V Penderitaan Karyawan


Karyawan yang terkena penyakit yang terkait dengan pekerjaan atau
kecelakaan menderita sangat. Hal ini dapat menerjemahkan hilangnya atau
berkurangnyapendapatanbagi mereka dan tanggungan mereka. Bahkan ketika
ada kompensasi dari majikan, karyawan mungkin cacat permanen atau mati.

BAB VI Sanksi hukum


Biasanya ada sanksi hukum yang terkait dengan tidak menjaga kesehatan
tinggi dan standar keselamatan, yang mungkin berlaku dalam hukum perdata
atau pidana. Ini biasanya sebuah fungsi dari badan pengatur diletakkan di tempat
untuk tujuan tersebut. Sebuah organisasi perusahaan akhirnya dapat menyadari
bahwa biaya ketidakpatuhan mungkinbegitu besar untuk mengganggu serius pada
keuntungan organisasi margin.European Jurnal Ilmiah April 2013 edisi vol.9,
No.12 ISSN: 1857-7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431 158.

BAB VII Keselamatan dan Kesehatan Kerja Legislasi di Nigeria


 Nigeria sebagai anggota PBB telah mengadopsi konvensi dan rekomendasi
dari Organisasi Buruh Internasional. Selain Nigeria di atas memiliki hukum
perburuhan sendiri sebagai dijabarkan dalam undang-undang Federasi Nigeria
(2004). Dalam Undang-Undang Tenaga Kerja Cap L1 bawah Nigeria hukum,
Menteri Tenaga Kerja memiliki kekuatan untuk membuat peraturan untuk
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan pekerja di tempat kerja.tindakan Pabrik
dari tahun 2004, Pekerja kompensasi tindakan 1987 dan keselamatan kerja,
kesehatan dan kesejahteraan bill of 2012 adalah dokumen penting yang ditujukan
untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja Nigeria. Selain ini,
Kementerian Federal Tenaga Kerja dan Produktivitas dan Nigeria Institut
Profesional Keamanan juga memiliki fungsipengawasan.

BAB VIII Tugas dan Tanggung Jawab Pengusaha


Sebagai indikasi keseriusan pemerintah Nigeria sekarang menempel pada
kebutuhan untuk menahan majikan tenaga kerja bertanggung jawab untuk
penyimpangan mereka dalam hal isu-isu kesehatan dan keselamatan, Bill Buruh
baru disahkan pada tahun 2012. Pedro (2012), melaporkan bahwa bagian ini dari
tagihan adalah konsekuensi dari laporan Komite Bersama tentang
Ketenagakerjaan, Tenaga Kerja dan Produktivitas, Kesehatan dan Pembentukan
dan Pelayanan Publik disajikan kepada SenatNigeria.

BAB IX Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelanggarandi Nigeria


Seperti telah dinyatakan sebelumnya ada undang-undang dan peraturan
tentang kesehatan dan keselamatan kerja di Nigeria tapi sayangnya cukup tingkat
kepatuhan terhadap aturan-aturan bukan kepalang di beberapa tempat. Sementara
itu semua baik dan bagus untuk membuat undang-undang, hukum-hukum tidak
ada gunanya jika mereka tidak dipenuhi, mereka tidak bisa ditegakkan atau
ditegakkan hanya dalam keadaan tertentu, untuk orang- orang tertentu.Tindakan
itu menyatakan itu haram bagi pengangkut umum terlibatdalamperdagangan
antarnegara untuk menggunakan mesin atau mobil tanpa peralatan keamanan
tertentu yang ditentukan dan peralatan. Ada denda yang ditetapkan karena
melanggar undang-undang ini. Meskipun Komisi Federal Road Keselamatan
(FRSC) dan sampai batas tertentu berbagai negara kantor inspeksi kendaraan
telah mencoba untuk menghasilkankewarasan dalam hal ini, masih banyak yang
perlu dilakukan. Pelanggar paling mencolok dari tindakan ini meliputi kendaraan
distribusi minuman ringan dari beberapa perusahaan multinasional.

BAB X Penyediaan tempat kerja yang aman


Salah satu persyaratan oleh hukum dari majikan tenaga kerja adalah untuk
menyediakan tempat yang aman bagi karyawan untuk bekerja. Sayangnya, kasus
berlimpah di Delta Niger di mana karyawan diculik, cacat dan membunuh semua
atas nama kerja. Koran melaporkan serangkaian serangan dan perkosaan terhadap
dokter perempuan di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Lagos (LUTH) yang
memicu aksi mogok oleh dokter meminta perlindungan yang lebih baik di tahun
2008 (Ale, 2012; Ogundimu,2012).

BAB XI Pengusaha menjaga kesejahteraan karyawan


Hukum yang mengatur tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam
konstitusiNigeriabergilir menekankan fakta bahwa pengusaha untuk berhati-hati
karena dalam menjaga kesejahteraan karyawan mereka. Suatu waktu pada Juli
2007, Koran utama di Nigeria melaporkan bahwa para pejabat dari Badan
Nasional Larangan lalu lintas di Persons
(NAPTIP)menangkapduapriaCinayangmemilikidanmengoperasikansebuahtokorot
ididistrik Wuse ibukota federal Abuja untuk mengurung pekerja mereka di dekat
oven dan tidak memberikan mereka akses ke air minum. Apa yang akan terjadi
dalam kasus kebakaran
ketikamajikanCinamerekatidaksekitarlebihbaikdibayangkan.Parapekerjaditolakpe
riode istirahat oleh majikan Cina mereka untuk mendapatkan produktivitas
maksimum dari mereka (Harian Trust, 2007). Ini adalah jelas melanggar
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (UDHR).

BAB XI Pendidikan Tingkat rendah dari Tenaga Kerja yang


Lebih banyak tenaga kerja industri padat seperti pertanian, pertambangan
dan konstruksi memiliki tenaga kerja yang besar, yang terutama berpendidikan
rendah. Kurangnya pendidikan yang memadai biasanya mencegah tenaga kerja
dari sepenuhnya memahami implikasi dari bekerja dalam kondisi berbahaya.
Bahkan ketika mereka melakukannya, mereka tidak dapat secara efektif
mengumpulkan kekuatan yang tidak hanya permintaan tetapi juga mendapatkan
kondisi kerja yang lebihaman.

BAB XII Pengangguran


TingkatpenganggurandiNigeriamengkhawatirkanbegitubanyaksehinggaorangsiapbek
erja di bawah kondisi tidak manusiawi dan tidak aman hanya untuk memiliki
pekerjaan. Ini juga memiliki implikasi untuk mengapa mereka tidak mampu untuk
mendorong kondisi kerja yang lebih baik. Mereka menghitung sendiri beruntung
bahkan memiliki pekerjaan di tempat pertama sehingga mengagitasi untuk kondisi
kerja yang lebih aman tidak prioritas
denganmereka.Merekatidakmemilikikeamanankerjakarenasebagianbesarperusahaan-
perusahaan ini mempekerjakan mereka sebagai staf kontrak atau sebagai
pekerjakausal.

BAB XIII Rekor Represif dan tidak baiknya demokratis Hak Asasi
Manusia
 Nigeria telah dinilai oleh PBB sebagai salah satu negara dengan salah satu
pelanggaranhak asasi manusia terburuk. Dalam kondisi seperti itu, karena itu
tidak mengejutkan untuk melihat bahwa kesehatan dan keselamatan kerja
peraturan yang akan menguntungkan karyawan tidak ditegakkan dan hukum-
hukum kesehatan dan keselamatan melanggar semakin jauh dengan itu atau
dengan tamparan di pergelangan tangan palingbanyak.

BAB XIV Keselamatan dan Kesehatan Standar Keselamatan Nasional Yang


Lemah
Standar kesehatan dan keselamatan kerja di Nigeria lemah maka bahkan
ketika adabeberapa kepatuhan terhadap peraturan keselamatan dan kesehatan, itu
dianggap sebagaiberlebihan sedangkan pada kenyataannya kepatuhan hanya
memenuhi persyaratan minimum.

BAB XV Kurangnya Informasi yang memadai dan Statistik 


Iniadalahmasalahnyatakarenasebagianbesarstatistikdaninformasiyangkamiharusbeker
ja dengan berasal dari negara-negara industri. Ini memiliki efek membuat masalah
kesehatan dan keselamatan kerja terlihat masalah Barat. Dimana statistik ada
di Nigeria,biasanya tidak dapat diandalkan karena biasanya didasarkan pada satu
sektor atau pada salah satu bagian dari negara. Kedua, karyawan biasanya tidak
memiliki informasi yang relevan tentang efek yang bekerja di bawah kondisi yang
berbahaya dapat memiliki pada kesehatan mereka dan karenanya tidak ada agitasi
terpadu untuk kesehatan dan keselamatan kondisi yang lebih baik di tempatkerja.

BAB XVI Biaya melakukan bisnis di Nigeria


Pengusaha di Nigeria menghadapi banyak masalah yang unik dalam upaya untuk
menjalankan bisnis. Paling sering daripada tidak, ia harus menyediakan listrik
untuk bisnis denganbiayayangsangattinggi,menyediakanairsendiridankadang-
kadangmembangunjalan motorable ke tempat usahanya. Semua ini sangat
meningkatkan biaya melakukanbisnisdan setelah menghabiskan begitu banyak pada
infrastruktur yang seharusnya Pemerintah untuk memberikan, ia mulai memotong
sudut pada penyediaan tempat yang aman kerja untuk karyawannya.

BAB XVII Dimensi budaya


Secara umum, lazim budaya di tempat yang pergi jauh dalam menentukan
bagaimana hal-hal akan dilakukan. Beberapa organisasi memiliki budaya
keselamatan atau budaya pemeliharaan dan kecelakaan akan sangat diminimalkan
sana daripada di organisasi yang tidak. Kedua, budaya, tradisi dan norma-norma
yang ada di masyarakat jugamemainkan peran utama dalam bagaimana orang
melihat kecelakaan kerja. Di sebagian besar Nigeria,
sebuahkematianagamamempengaruhikepercayaanmasyarakat.Misalnyakeyakinan
bahwajika Tuhan atau makhluk superior tidak memungkinkan kecelakaan terjadi,
itu akan tidak, dapat menyebabkan orang untuk tidak mengambil pedoman
keselamatan yang serius sebagaimanamestinya.

BAB XVIII Kekurangan Tenaga Kerja Profesional


Menurut Kementerian Federal Tenaga Kerja dan Produktivitas (2010),
beberapa keterbatasan yang ada mereka hadapi adalah kekurangan tenaga kerja
profesional dan petugas kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan.
Kecuali lebih tangan bekerja, situasi mungkin tetap demikian untuk waktu yang
lama untuk datang.

BAB XIX Pelatihan memadai Staf 


Bahkan ketika sebuah organisasi termasuk Kementerian Federal Tenaga
Kerja dan Produktivitas staf yang memadai, kinerja dan produktivitas staf
biasanya akan menjadi fungsi dari tingkat keterampilan dan keahlian. Tingkat
keterampilan dan keahlian di sisi lain adalah refleksi dari standar pendidikan dan
pada jumlah pelatihan kerja the-on dan pengembangan.Kebutuhan untuk
memastikan pelatihan yang cukup staf untuk memenuhi tantangandaribahaya di
tempat kerja yang semakin meningkat di dunia global kerja tidak bisa terlalu
ditekankan ..

BAB XX Meningkatkan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan di Nigeria


Dari sebelumnya diskusi pada masalah kesehatan kerja dan manajemen
keselamatan terutama di Nigeria, jelas bahwa sesuatu perlu dilakukan dan
mendesak juga. Mengelola tenaga kerja yang sehat adalah bermanfaat bagi
semua pemangku kepentingan, termasukpemerintah. oleh karena itu pada
Pemerintah tanggung jawab berada, berbagai
badanpengawas,serikatkaryawanatauperwakilan,danpengusahatenagakerjauntukm
elakukan
 brainstorming dalam perjalanan ke depan dan harus benar-benar berkomitmen
untuk mempengaruhi perubahan yang berarti dalam lingkungan kesehatan dan
manajemenkerja.

BAB XXI Peran Serikat Pekerja


Sebuah.Serikatkaryawantidakhanyauntukagitasiuntukmembayarlebihbaiktetapijuga
untukkesehatanyanglebihbaikdanstandarkeamanan.SeringkaliketikaparapekerjadiNi
geria mogok, banyak kondisi yang diberikan kepada manajemen untuk memastikan
mereka kembali bekerja, sayangnya setelah gaji meningkat, pemogokan disebut off
dan janji-janji untuk kondisi kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih baik
menyapu di bawah karpet.
serikatkaryawanharuskoheren,konsistendanEropaJurnalIlmiahApril2013edisivol.9,
No.12 ISSN: 1857-7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431 167

RINGKASAN JURNAL KEDUA

Sektor tekstil di India memainkan peran penting dalam perekonomian


negara, menyediakan lapangan kerja untuk penduduk yang signifikan di
daerah pedesaan
danperkotaan.Inimenghasilkansekitar27%daridevisabaginegaradengankatalainmeru
pakan
gudangwarisanbudayabangsa.Diperkirakan,industriiniakanmenghasilkanlebihdari1
2jutapekerjaanbarudenganproyeksipendapatansekitarUS$115miliarpadatahun2012. 
NegarabagianMaharashtradiIndiadenganperkiraaninvestasiUS$224jutauntukberbag
aiproyektekstiladalahpenyumbangterbesaruntukpasartekstilIndia.Clustertekstilterke
muka di Maharashtra adalah Kolhapur, Nashik, Solapur dan Thane. Penelitian ini
berfokus pada
clustertekstilkotaSolapur.Sektortekstilmengandungbanyakbahayadanrisikountukpe
kerja, mulai dari paparan kebisingan dan zat berbahaya, untuk penanganan
manualdan bekerja dengan mesin berbahaya.

Selama survei lapangan, wawancara semi-terstruktur dari pemilik unit dan


pekerjadiberbagai kelompok tekstil dilakukan dengan bantuan checklist. Berbagai
langkah yang terlibat dalam proses setiap tekstil seperti bahan baku yang
digunakan,
skenariolingkunganakibatpenggunaanbahanbaku,reviewunitCETPyangada.Padatah
appertamadari29unit
tekstildarikotatotal6pabriktekstilterpilihdenganteknikrandomsamplingdarisemuatek
stil. Ini adalah sekitar 21% dari seluruh penduduk. Survei telah dilakukan selama
Desember2010hinggaDesember2011.Padatahapkedua,pekerjadipilihdaripabriktekst
il
tersebut.Untuktujuanpemilihanrespondendaftarlengkapdaripekerjapermanenantarau
sia 20 hingga 55 yang memiliki 3 tahun pengalaman kerja minimum yang
proporsional dipilih dari semua pabriktekstil.

HASIL

-  Jumlah tahun keterlibatan dalam perusahaan saat ini:

124 dari mereka telah bekerja hingga 5 tahun, sementara 56 telah bekerja
selama lebih dari 5 tahun.
-  Body Mass Index (BMI):
menunjukkanbahwaorang-
orangyangtersisadiunityangsamauntukjangkawaktuyang lebih lama memiliki
kesehatan yang lebihbaik.

-  Paru Fungsi Test (PFT) dan paru Kesehatan:


Pekerja dapat terkena uap, gas, serat, dan partikel dalam suasana kerja yang
tidak kondusif untuk kesehatan paru.

Melalui riset ini diharapkan untuk memperkaya kehidupan para pekerja tekstil dan
orang-orang di kabupaten. Hal ini juga dipertimbangkan bahwa keberhasilan
secara efektifakan menunjukkan kelangsungan hidup masalah kesehatan dan
keselamatan. Hasil yangdiperoleh dapat disebarluaskan melalui teknologi
informasi ke daerah pedesaan terdekat dengan mendirikan Pusat Inovasi dan Pusat
Keunggulan di tingkat institusi. Dana dan dukungan kebijakan yang diperlukan
untuk keberhasilan proyek tersebut yang dapat memainkan peran kunci dalam
meningkatkan kualitas hidup para pekerja tekstil di dekademendatang.
Jurnalinimembahastentangkesehatandilingkunganproduksitekstildidaerah
India. Dimana sektor tekstil merupakan penghasilan penting dalam perekonomian
di India,menyediakan lapangan kerja untuk penduduk yang signifikan di
daerah pedesaan danperkotaan. Ini menghasilkan sekitar 27% dari devisa bagi
negara adalah gudang warisanbudaya bangsa. Diperkirakan, industri ini akan
menghasilkan lebih dari 12 juta pekerjaanbaru dengan proyeksi pendapatan
sekitar US $ 115 miliar pada tahun 2012.
Survey dilakukan dengan mengambil sampel dari 180 pekerja dari
industri tekstil diidentifikasi untuk fisik mereka, umumnya otot, kondisi paru-
paru, dan penglihatan menggunakan teknik yang berbeda. Penelitian tersebut
bertujuan untuk mengembangkankerangka kerja untuk memahami risiko untuk
pekerja tekstil akibat kurangnya standar kesehatan dan keselamatan di perusahaan.

C. PENILAIAN TERHADAP JURNAL

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL PERTAMA

Kelebihan:

 Menguraikan permasalahan secara detail dan menyeluruh berdasarkan


latar belakang masalah yangada.
 Penulis juga memberikan contoh  – contoh masalah yang berkaitan dengan
kesehatandan
keselamata kerja pada industri yang terjadi di nigeria
 Penulis juga menjabarkan faktor-faktor yang menyebabkan mengapa
permasalahan terkhususnya masalah kesehatan dan keselamatan kerja
terjadi diNigeria
 Dari sekian banyak masalah yang dijabarkan penulis dalam jurnal ini
,tidak lupa juga menjabarkan dampak langsung maupun tidak langsung
dari permasalahantersebut
 Uraian setiap bab dalam jurnal ini menyajikan masalah demi masalah secara
detail dan terperinci ,menagapa saya katakan demikian karena sumber
referensi dari setiap masalah yang ada diambil dari jurnal-jurnal yang
membahas masalah yang sama sehingga dengan kata lain sudah benar-
benarterakui.

Kekurangan:

 Penulis seharusnya menjabarkan teori pendukung seperti pendapat


para ahli dan sebagaianya dalam setiap bab dalam permasalahan
dalam jurnal ini agar pembaca mendapat penguatan materi dalam
memahami isi jurnalini.
 Penulis juga Hampir tidak memberikan sistematika jurnal umum dalam
jurnal ini,seperti metode penelitian,kajian pustaka,daftar gambar dan
tabel,sehingg pembaca tidak mendapat pemahaman langsung dari hal-
haltersebut.
 Karena sesuai judul jurnal ini yang membahas permasalahan dan isu
kesehatan dan keselamatan kerja pada industri di Nigeria,maka cakupan
pembahasan dalam jurnal ini hanya menajabarkan tentang permasalahan
tersebut dan bagaimanaseolusinya,sehingga
 pembaca cepat merasa bosan dengan materi kajian yang sempit tetapi
cakupannya luas.
 Dan yang terakhir yang bisa saya paparkan mengenai kekurangan jurnal ini
adalah menegenai setiap bab yang dibahas dalam jurnal ini tidak diberikan
overview atau gambaran secara tidak langsung dan contoh permasalahannya
dalam kehidupan nyata jika dikaitkan dinegara tersebut kurang dipaparkan
secaradetail
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL KEDUA

Kelebihan:
Kelebihan jurnal
iniadalahalatyangdigunakandalampenelitianberupakuisioner sehingga cukup
mudah digunakan oleh subjek penelitian. Dalam pengambilan datanya tidak
dibutuhkan waktu yang lama seperti pada metode analisis data secara deskriptif
yang harus merangkum berdasarkan kelompok-kelompok variael yangterpilih.

Kekurangan:
Kelemahan jurnal
iniadalahkuisionerhanyadiberikankepadabeberapapabrikdi suatu daerah, bukan
pabrik dikeseluruhan India, yang membuat kita hanya mengetahui tentang
sebagian kecil, bukan menyeluruh tentang prosedur keselamatan kerja di India.
Disarankanuntukpenelitianyangakandatang,kuisionerdiberikankepadabeberapapab
rikdi India secaramenyeluruh.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:

Keselamatan dan kesehatan kerja disuatu tempat atau pabrik haruslah


diperhatikan secara seksama, harus ada penyeluruhan kepada setiap pekerja
tentang bagaimana mengoperasikan alat-alat yang ada di pabrik tersebut agar para
pegawai tidak sembarangan dalam menggunakannya. Dan juga perlunya
kepedulian pemimpin perusahaan terhadap karyawan demi tercapainya tujuan
produksi yang diidam-idamkan perusahaan.
Jika pekerja terjadi kecelakaan, kedua belah pihak akan mengalami
kerugian yang
cukupparah,baikdariperusahaanmaupunindividu.Perusahaantidakakanmaksimalda
lam menghasilkan produksinya, dan individu kemungkinan akan mengalami cacat
di dalam hidupnya.

Saran:

Sebaiknya penulis memberikan beberapa teori pendukung dan


pendapat ahli yang gunalebih menguatkan pemahaman pembaca dalam
memahami jurnal ini
Penulis juga sebaiknya memberikan sistematika jurnal umum agar
pembaca dapatsecara bertahap mengerti akan pembahasan yang ada
dalam jurnal ini.
Pemaparan data dalam jurnal ini sebaiknya lebih dilengkapi ,seperti
pemaparanmetodepenelitian,assement data,daftar gambar dan tabel
,hipotesis dan sebagainya karena hal-hal tesebut dapat langsung
menguatkan pemahaman pembaca dalam memahami jurnal seperti ini.

Anda mungkin juga menyukai