Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fitria Yuliana

Kelas : XII PMIIA 8

No : 12

Membandingkan Anak, Apakah Motivasi atau Penjatuhan Mental?

Memiliki anak yang berprestasi unggul, cerdas, dan berkarakter baik adalah harapan
setiap orang tua. Tentu, ada kebanggaan jika sang anak mampu menjadi sosok yang
"sempurna" di mata orang tua. Demi tercapainya harapan tersebut, orang tua kerap
melakukan berbagai hal agar si anak memiliki semangat untuk berprestasi. Salah satu caranya
adalah membandingkan anak dengan sosok yang dianggap "ideal". Tak sedikit ditemui orang
tua yang kerap membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain. Entah itu dalam
persoalan prestasi akademik, perilaku, sampai pada persoalan penampilan. Mungkin niat dari
orang tua, membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain ialah agar anaknya termotivasi
untuk menjadi lebih baik. Tetapi, nyatanya membanding-bandingkan anak tidak lantas
menjadikan anak lebih baik, justru berdampak buruk bagi perkembangan mental anak.

Perbandingan memang mampu memicu anak untuk lebih bersemangat mengejar


prestasi. Dengan melihat kesuksesan orang lain, anak akan termotivasi untuk dapat menyamai
kondisi orang tersebut. Hasilnya, anak bakal memiliki motivasi dan daya juang yang tinggi.
Namun, bila perbandingan dilakukan secara keliru, anak akan merasa tidak dihargai. Itu tentu
merupakan bullying karena anak merasa tidak nyaman dengan diri sendiri.

Membanding-bandingkan sang anak dengan orang lain membuat orang tua seakan
terobsesi menjadikan sang anak menjadi sesuatu yang mereka inginkan tanpa melihat bakat
terpendam yang mungkin sang anak miliki. Kadang orang tua tidak tahu bahwa setiap anak
memiliki keunikan tersendiri, tak ada diantara mereka yang yang sama atau berbeda. Jadi tak
ada yang salah bila seorang anak menyukai musik, bermain piano atau belajar memasak.
Mereka memiliki bakat dan ketertarikan yang berbeda. Memaksakan kehendak mengenai apa
yang harus anak lakukan tanpa melihat minat dan ketertarikan si anak sama saja mematikan
bakat anak.

Banyak orang tua yang akan terkejut dengan kenyataan bahwa membanding-
bandingkan pencapaian  anak dengan pencapaian orang lain sangat melukai hati anak dan hal
tersebut akan selalu ia ingat serta ia bawa sepanjang hidupnya. Kegiatan membanding-
bandingkan ini juga hanya akan menumbuhkan kebencian pada anak dan juga menimbulkan
dendam pada teman yang menjadi pembanding dengannya. Hal tersebut tentu tak baik bagi
mental dan pribadi anak.

Selain itu, toh memberitahukan segala pencapaian anak pada semua orang, serta
membangga-banggakan anak dihadapan orang lain secara berlebihan tidaklah baik. Hal
tersebut bisa menumbuhkan sikap sombong dan angkuh pada diri anak. Berbangga atas
pencapaian anak tentu boleh dan sah-sah saja, hanya hal tersebut dapat dilakukan sesuai
dengan porsinya dan jangan melebih-lebihkan. Perlu diingat bahwa membesarkan anak
bukanlah sebuah persaingan tentang seberapa layak dan hebat seseorang sebagai orang tua,
tetapi seberapa besar kasih sayang yang orang tua berikan pada sang anak sehingga anak
dapat bertumbuh kembang dengan baik dan bisa mengembangkan bakat serta kemampuannya
yang akan berguna dihidupnya nanti.

Anda mungkin juga menyukai