Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH MUSIK TERHADAP KEMAMPUAN

BERBAHASA KOREA SISWA SMA LABSCHOOL

CIBUBUR

Karya Tulis

Diajukan untuk Memenuhi Profil Lulusan

SMA Labschool Cibubur

MADA NURINNAJA ALMADINA

0030412765/181910103

XI IPA 3

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

SMA Labschool Cibubur

1
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS
PENGARUH MUSIK TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA
KOREA SISWA SMA LABSCHOOL CIBUBUR
Disusun oleh:
Mada Nurinnaja Almadina
NISN/No. Induk Siswa
0030412765/18.19.10.103
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal
Guru Penguji 1 Guru Penguji II

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing II

Bambang Faedoni, S.Pd. Gr. Devi Ghesiyah, S.Pd.

Mengetahui

Kepala SMA Labschool Cibubur

2
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini.

Penulis memilih judul “Pengaruh Musik terhadap Kemampuan

Berbahasa Korea Siswa SMA Labschool Cibubur” dengan maksud karya tulis

ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan maupun pedoman bagi

pembaca dalam meningkatkan pengetahuan terkait pengaruh musik

terhadap kemampuan berbahasa Korea.

Adapun karya tulis ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin

dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yang telah

memberi dukungan, guru pembimbing penulis Bapak Doni dan Ibu Devi,

dan responden, telah bersedia untuk mengisi kuesioner.

Penulis menyadari karya tulis ini masih jauh dari sempurna sehingga

penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya

tulis ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kota Depok, 19 September 2020

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Musik merupakan suatu hal yang telah tertanam di kehidupan

kalangan muda maupun tua. Apalagi dengan adanya era globalisasi ini

makin banyak jenis musik dan media untuk mendengarkannya sehingga

mempermudah penyebaran secara global. Jika dulu kita mendengar musik

lewat CD atau kaset, kini musik bisa didengar lewat YouTube, Spotify atau

aplikasi lain. Secara umum ada 2 jenis-jenis musik yakni musik tradisional

dan musik modern. Ada beberapa jenis genre musik modern seperti pop,

rock, jazz, hip hop, R&B, reggae, metal, punk, dangdut dan lain-lain. Tiap

orang tentu punya selera musik berbeda-beda satu sama lain.

Arti musik menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi,

dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang

mempunyai kesatuan dan kesinambungan. Definisi musik juga bisa

diartikan sebagai nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga

mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Pengertian musik secara

umum merupakan suara yang disusun demikian rupa sehingga

mengandung irama, lagu dan keharmonisan terutama dari suara yang

dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama. Ada banyak fungsi

5
musik seperti untuk hiburan, untuk ekspresi diri, untuk alasan ekonomi dan

bisnis, untuk upacara dan ritual, untuk menenangkan hati, untuk mediasi

dan lain sebagainya. Berbagai jenis musik dari berbagai Negara yang masuk

ke Indonesia membuat industri musik menjadi semakin berkembang dan

bervariasi. Orang-orang dapat menggunakan musik untuk mengekspresikan

diri. Seseorang bisa mengetahui jenis musik apa yang ia sukai dan jenis

musik yang orang lain enggan untuk mendengarkannya.

Tak jarang, sekarang ini pementasan musik dikemas semenarik

mungkin dengan penampilan serta pertunjukan tarian yang menunjang

konser musik sehingga membuat penikmat seni terpukau. Salah satu contoh

musik yang sangat ini banyak disukai oleh masyarakat Indonesia,

khususnya remaja yang sudah berkembang dalam sepuluh tahun terakhir

yaitu aliran musik Korea Populer atau biasa disebut K-Pop. Musik K-Pop

atau Korea populer menjadi terkenal di dunia karena beberapa faktor, yaitu

lirik yang berulang dan tarian kelompok yang tersinkronisasi. Tarian inilah

yang membuat boyband dan girlband lebih unggul dalam

popularitas. Boyband dan girlband K-Pop adalah kelompok penyanyi yang

menyanyi dan menari dalam waktu bersamaan (Korean Culture and

Information Service, 2011). Selain tarian, ketampanan dan kecantikan dari

artis K-Pop itu sendiri menambah popularitas mereka di hati para

penggemarnya terutama para remaja. Tapi tak jarang juga yang

mendengarkan musik korea ini karena ingin mempelajari bahasanya. Ada

juga yang memang mengidolakan salah satu grup tersebut dan mungkin

6
ingin mengerti apa yang dibicarakan idolanya. Atau ia memang menyukai

salah satu lagunya dan ingin mengerti isi dari lagu tersebut sehingga ia

mempelajari bahasa Korea. Tentu saja setiap orang memiliki motif yang

berbeda-beda mengapa ia ingin mempelajari bahasa Korea melewati

musiknya.

Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti paparkan di atas, maka

peneliti mengambil judul “Pengaruh Musik Terhadap Kemampuan

Berbahasa Korea Siswa SMA Labschool Cibubur”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Apakah itu musik?

2. Apakah itu K-Pop?

3. Mengapa K-Pop terkenal di kalangan para remaja?

4. Apa saja keterampilan berbahasa yang dipelajari di sekolah?

5. Mengapa keterampilan berbahasa dibutuhkan dalam kehidupan sehari-

hari?

6. Bagaimana pengaruh musik terhadap kemampuan berbahasa Korea

SMA Labschool Cibubur?

7
1.3 Pembatasan Penelitian

Mengingat luasnya pengaruh musik dan terlalu luasnya bidang observasi

maka penelitian ini hanya meneliti tentang pengaruh musik pada kemampuan

berbahasa Korea pada siswa SMA Labschool Cibubur.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah maka rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah

“apakah musik mempengaruhi kemampuan berbahasa Korea pada siswa

SMA Labschool Cibubur”.

1.5 Kegunaan Penelitian

Peneliti mengharapkan agar penelitian ini berguna bagi siswa, bagi

masyarakat, dan bagi peneliti sendiri. Kegunaan penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Memberikan wawasan yang baru dan sebagai salah satu syarat

kelulusan SMA Labschool Cibubur.

2. Bagi Siswa

Siswa diharapkan bisa mempergunakan musik sebagai salah satu

sarana pembelajaran menambah kemampuan berbahasa

8
3. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat bisa menjadikan karya tulis ini sebagai

referensi penelitian tentang pengaruh musik terhadap kebahasaan.

9
BAB II

LANDASAN TEORi

2.1 Pengertian Musik

Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai

suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia. 1

Menurut Jamalus (1988:1) musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam

bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi,

harmoni, bentuk/struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Senada

dengan Jamalus, menurut Soeharto (1992:86) seni musik adalah

“pengungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya berupa melodi,

irama, dan harmoni dengan unsur pendukung berupa bentuk, sifat, dan

warna bunyi”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas,2001)

menyatakan musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa

sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan ( terutama yang

menggunakan alat-alat yang menghasilkan bunyi). Menurut Hardjana

(2003:111) Musik adalah permainan waktu dengan mengadopsi bunyi

sebagai materinya. Musik adalah


1
Pono Banoe, Kamus Musik, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 288.

10
waktu dalam bunyi. Dalam musik, waktu adalah ruang – bunyi adalah

substansinya. Didalam ruang waktu itulah bunyi-bunyi bergerak.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa musik

merupakan cabang seni yang timbul dari pikiran dan perasaan manusia

yang dapat dimengerti dan dipahami berupa nada atau suara yang disusun

sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan

sebagai suatu ekspresi diri.

2.2 Pengertian Musik K-Pop

K-pop adalah kependekan dari Korean Pop (Musik Pop Korea) adalah

jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Jenis musik ini adalah

jenis pop. Banyak artis dan kelompok musik populer yang berasal dari

Korea Selatan dalam negeri dan populer di mancanegara. Kegandrungan

akan musik K-pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pada

Demam Korea (Korean Wave) diberbagai Negara, termasuk Indonesia. K-

pop sudah ada sejak tahun 1960-an dikarenakan pengaruh dari musik J-pop

(Japan Pop). Musik Korea bangkit karena adanya pengaruh dari

kebangkitan musik Jepang (J-Pop). Jika dalam beberapa waktu lalu musik

Jepang bangkit dengan grup musiknya masing-masing, Korea bangkit

dengan kekuatan grup vokal, baik boyband maupun girlband. K-Pop sudah

dipersiapkan dalam sejak waktu lima tahun lalu, karena Korea Selatan ingin

mendapatkan pengakuan atas kebudayaan mereka.2


2
Anonim, “Budaya K-pop di Indonesia”, diakses dari
http://rekabudayakpop.blogspot.com/2015/05/#:~:text=K%2Dpop%20adalah

11
Musik Korea mempunyai dua unsur utama yaitu fashion dan musik

itu sendiri. Biasanya musik Korea mengusung musik dance, beraliran 

hiphop, serta unsur koreografi dan kostum yang menarik. Disini keunggulan

dalam "ketampanan dan kecantikan" juga di tonjolkan, selain kualitas

pencipta musik oleh mereka sendiri (Bens Leo, 2012)

Musik Pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda,

pertama adalah genre "oldies" yang dipengaruhi musik barat dan populer di

era 60-an. Pada tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya

adalah Cho Yong-pil. Genre lain yang cukup digemari adalah musik Trot

yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang. Kemudian jadi satu

kesatuan sejak popularitasnya berkembang mulai tahun 2000 (Profesor

Kim Hong Seok, 2012).

2.3 Pengaruh Musik Terhadap Pendengarnya

Jenis musik yang ritmenya seperti detak jantung ini memang lebih

memungkinkan untuk mengembangkan otak, jiwa serta pembentukan

karakter. Musik dinilai mampu merangsang berbagai indera dan membantu

anak-anak dalam belajar dan meningkatkan keterampilan bahasa. Musik

juga mengembangkan keterampilan mendengarkan, membaca, dan menulis,

meningkatkan kelancaran berbicara, dan komunikasi. Terkait hal ini,

penelitian Charlotte P. Mizener menjelaskan bahwa kegiatan bermusik

%20kependekan%20dari,demam%20korea%20di%20berbagai%20negara., pada 10
September 2020, 22.55 WIB

12
memperkuat banyak aspek perkembangan bahasa. Mengucapkan mantra

dan berirama, bernyanyi, dan mendengarkan adalah semua pengalaman

yang mendukung perkembangan bahasa. Dengan menyanyikan lagu, anak-

anak dapat belajar kata-kata baru dengan cara yang menyenangkan dan

tentu saja belajar cara mengucapkannya.3

2.4 Pengertian Bahasa

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud

untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang

dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar

atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan.

Chaer dan Agustina (1995:14) fungsi utama bahasa adalah sebagai

alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang

menyatakan bahwa fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi

sosial. Sosiolinguistik memandang bahasa sebagai tingkah laku sosial

(Social behaviour) yang dipakai dalam komunikasi sosial.

Suwarna (2002: 4) bahasa merupakan alat utama untuk

berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara individu maupun

kolektif sosial. Kridalaksana mengartikan bahasa sebagai suatu sistem

3
Charlotte P. Mizener, “Enchancing Language Skills Through Music”, diakses dari

https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1048371308316414, pada 30 agustus

2020, 18.21 WIB

13
lambang arbitrer yang menggunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama,

berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri4.5

Jeans Aitchison (2008 : 21) “Language is patterned system of

arbitrary sound signals, characterized by structure dependence, creativity,

displacement, duality, and cultural transmission”, bahasa adalah sistem yang

terbentuk dari isyarat suara yang telah disepakati, yang ditandai dengan

struktur yang saling tergantung, kreatifitas, penempatan, dualitas dan

penyebaran budaya.

2.5 Pengertian Bahasa Korea

Bahasa Korea merupakan suatu bahasa yang memiliki tingkat

peminatan yang tinggi. Hallyu wave mengacu pada fenomena hiburan dan

budaya Korea yang semakin popular di dunia dengan musik, drama dan

film. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh media Tionghoa di akhir 1990-

an untuk menggambarkan peningkatan popularitas budaya pop Korea di

Tionghoa yang meningkatkan peminatan bahasa 67, namun biaya untuk

4
Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung: Sinar baru 1985), hlm.
28
5
Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung: Sinar baru 1985), hlm.
28
6
Anonim, “Hallyu(Korean Wave)”, diakses dari
http://www.korea.net/AboutKorea/Culture-and-the-Arts/Hallyu, pada 30 agustus 2020,
23.47 WIB

7
Anonim, “Hallyu(Korean Wave)”, diakses dari

http://www.korea.net/AboutKorea/Culture-and-the-Arts/Hallyu, pada 30 agustus 2020,

23.47 WIB

14
mempelajari bahasa Korea terbilang besar, sehingga beberapa orang

kesulitan untuk mempelajari kata dalam bahasa Korea89.

Bahasa Korea telah ada selama ribuan tahun. Pada awalnya, mereka

menggunakan karakter Tionghoa untuk menulis bahasa Korea, yang

dinamakan Hanja. Kini Hanja tidak banyak digunakan untuk menulis dalam

bahasa Korea, namun masih digunakan dalam penulisan formal dan

tradisional.

Kata-kata dalam bahasa Korea diwakili oleh Hangul. Hangul adalah

sistem penulisan fonemik, dan terdiri dari huruf untuk konsonan dan vokal.

Tidak seperti umumnya sistem penulisan fonemik seperti alfabet Romawi,

Hangul dirancang unik untuk menggabungkan huruf konsonan dan huruf

vokal menjadi unit-unit suku kata. Karena itu, kita dapat mengatakan bahwa

Hangul memiliki sesuatu yang sama dengan sistem penulisan suku.

2.6 Pengertian Kemampuan Berbahasa

Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi, mengemukakan perasaaan

atau pikiran yang mengandung makna tertentu baik melalui ucapan, tulisan

dan bahasa isyarat/bahasa tubuh. Setiap bahasa memiliki aturan tertentu

dan komunikasi dikatakan efektif bila orang yang diajajk berkomunikasi

mengerti apa yang dikemukan oleh sumber komunikasi.


8
Anonim, “Korean Language Course”, diakses dari
http://umnkoreacenter.blogspot.com/search/label/KURSUS, pada 30 agustus 2020, 23.50
WIB

9
Anonim, “Korean Language Course”, diakses dari
http://umnkoreacenter.blogspot.com/search/label/KURSUS, pada 30 agustus 2020, 23.50
WIB

15
Kemampuan berbahasa akan berkembang sesuai dengan tahap

perkembangan anak (Morgan, 1981). Banyak ahli bahasa yang telah

memberikan uraiannya tentang pengetahuan bahasa. Bloch dan Trager

(dalam Setiawan, 2007) mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem

simbol-simbol bunyi yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai

alat untuk berkomunikasi. Kemudian menurut Josep Broam (dalam

Setiawan, 2007) mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang

terstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para

anggota suatu kelompok sebagai alat bergaul satu sama lain.

Pendapat yang lain mengatakan bahwa bahasa adalah struktur yang

dikendalikan oleh sekumpulan aturan tertentu, semacam mesin untuk

memproduksi makna, akan tetapi setiap orang memiliki kemampuan yang

terbatas dalam menggunakannya. Bahasa menyediakan pembendaharaan

kata atau tanda (vocabulary) serta perangkat aturan bahasa (grammar dan

sintaks) yang harus dipatuhi jika hendak menghasilkan sebuah ekspresi

yang bermakna. Sedangkan kemampuan berbahasa adalah kemampuan

seseorang dalam mengutarakan maksud atau berkomunikasi tertentu

16
secara tepat dan runtut sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti

oleh orang lain (Sears, 2004).1011

Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kemampuan

berbahasa adalah kemampuan seorang individu untuk membuat kata-kata

atau suara-suara yang dikombinasikan menjadi suatu ucapan/suatu

kesatuan kalimat yang utuh yang dapat dimengerti oleh dirinya sendiri dan

orang lain. Dimana individu dapat mengerti ucapan/bahasa yang

disampaikan orang lain dan mampu menunjukkan/mengucapkan bahasa

pada orang lain.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan penelitian

10 1
Anonim, “Kemampuan Berbahasa”, diakses dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23238/Chapter%20II.

%20%20%20%20%20pdf;jsessionid=66345CA187732FEFCC5F6B228FF6629F?

sequence=3#:~:tet=Sedangkan%20kemampuan%20berbahasa%20adalah

%20kemampuan,suara%20yang%20digunakan%20dalam%20bahasa., pada 10 September

2020, 23.22 WIB

11
Anonim, “Kemampuan Berbahasa”, diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23238/Chapter%20II.
%20%20%20%20%20pdf;jsessionid=66345CA187732FEFCC5F6B228FF6629F?
sequence=3#:~:text=Sedangkan%20kemampuan%20berbahasa%20adalah
%20kemampuan,suara%20yang%20digunakan%20dalam%20bahasa., pada 10 September
2020, 23.22 WIB

17
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menambah

pengetahuan mengenai pengaruh musik terhadap kemampuan berbahasa

korea siswa SMA Labschool Cibubur.

3.2 Metodologi penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif. Yang dimaksud dengan deskriptif kualitatif adalah metode

penelitian yang menafsirkan dan menguraikan data yang bersangkutan

dengan situasi yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini penulis

mengumpulkan data dengan cara menyebarkan angket kepada siswa SMA

Labschool Cibubur.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

 Waktu : September 2020

 Tempat : SMA Labschool Cibubur

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Berikut populasi dan sampel yang digunakan untuk penelitian :

 Populasi : Siswa Angkatan Zastavagra Kradyastava dan Karagatya

Narsavega

18
 Sampel : 40 Siswa Angkatan Zastavagra Kradyastava dan Karagatya

Narsavega

3.5 Prosedur Penelitian

Berikut tahap-tahap yang digunakan peneliti untuk melakukan proses

penelitian:

1. Mengidentifikasi masalah.

2. Mempelajari lebih dalam.

3. Menyebarkan angket.

4. Mengakumulasi data.

5. Menyimpulkan hasil data.

3.6 Instrumen Penelitian

1. Apakah Anda suka mendengarkan musik?

A. Ya B. Tidak

2. Seberapa sering Anda mendengarkan musik?

A. Sering B. Jarang C. Tidak Pernah

3. Apakah menurut Anda lirik adalah hal yang penting bagi sebuah lagu?

A. Ya B. Tidak C. Mungkin

4. Apakah Anda mendengarkan lagu hanya karena nadanya saja atau Anda

memperhatikan liriknya?

A. Nada B. Lirik C. Keduanya

5. Apakah Anda suka mendengarkan lagu Kpop?

19
A. Ya B. Tidak

6. Apakah Anda mengerti arti dari lirik lagu korea tersebut?

A. Ya B. Tidak C. Sedikit

7. Kpop atau Korean pop didominasi oleh banyak girlband serta boyband.

Apakah Anda mendengarkan lagu dikarenakan grup nya atau lirik lagu

tersebut?

A. Grup B. Lirik C. Keduanya

8. Apakah dengan mendengarkan lirik lagu yang berbahasa korea membuat

Anda ingin mempelajari bahasa tersebut?

A. Ya B. Tidak C. Mungkin

9. Apakah dengan mendengarkan lagu yang berbahasa korea bisa

menambah kosa kata berbahasa tersebut?

A. Ya B. Tidak C. Mungkin

10. Apakah menurut Anda dengan mendengarkan musik berbahasa korea

akan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa korea tersebut?

A. Ya B. Tidak

3.7 Teknik Analisis Data

1. Mendata siswa yang akan dijadikan sampel.

2. Memberikan kuisioner berupa pertanyaan.

3. Mendata hasil jawaban dari kuisioner.

20
4. Membuat kesimpulan dari hasil jawaban kuisioner.

BAB IV

PEMBAHASAN

21
4.1 Deskripsi Data

Berdasarkan 40 angket yang disebarkan via link kepada siswa/i

angkatan Zastavagra Kradyastava dan Karagatya Narsavega, berikut grafik

yang dihasilkan :

Grafik.1

Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 100% atau 40 responden


menjawab ya dan sebanyak 0% atau 0 responden menjawab tidak.

Grafik.2

22
Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 97.5% atau 39 responden

menjawab sering dan sebanyak 2.5% atau 1 responden menjawab jarang

dan sebanyak 0% atau 0 responden menjawab tidak pernah.

Grafik.3

Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 97.5% atau 39 responden

menjawab ya dan sebanyak 2.5% atau 1 responden menjawab mungkin dan

sebanyak 0% atau 0 responden menjawab tidak.

Grafik.4

23
Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 12.5% atau 5 responden menjawab

nada dan sebanyak 5% atau 2 responden menjawab lirik dan sebanyak

82.5% atau 33 responden menjawab keduanya.

Grafik.5

Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 90% atau 36 responden menjawab

ya dan sebanyak 10% atau 4 responden menjawab tidak.

Grafik.6

24
Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 25% atau 10 responden menjawab

ya dan sebanyak 15% atau 6 responden menjawab tidak dan sebanyak 60%

atau 24 responden menjawab sedikit.

Grafik.7

Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 20% atau 8 responden menjawab

grup dan sebanyak 12.5% atau 5 responden menjawab lirik dan sebanyak

67.5% atau 27 responden menjawab keduanya.

25
Grafik.8

Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 65% atau 26 responden menjawab

ya dan sebanyak 15% atau 6 responden menjawab tidak dan sebanyak 20%

atau 8 responden menjawab mungkin.

Grafik.9

Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 75% atau 30 responden menjawab

ya dan sebanyak 2.5% atau 1 responden menjawab tidak dan sebanyak

22.5% atau 9 responden menjawab mungkin.

26
Grafik.10

Dari grafik diatas disimpulkan sebanyak 100% atau 40 responden

menjawab ya dan sebanyak 0% atau 0 responden menjawab tidak.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil grafik pada pernyataan pertama didapatkan bahwa 40 dari

40 responden menjawab ya bahwa suka mendengarkan musik. Sedangkan 0

dari 40 responden menjawab mereka tidak suka mendengarkan musik.

Dari hasil grafik pada pernyataan kedua didapatkan bahwa 39 dari

40 responden menjawab sering bahwa sering mendengarkan musik.

Sedangkan 1 dari 40 responden menjawab jarang mendengarkan musik,

dan 0 dari 40 responden menjawab tidak pernah mendengarkan musik.

Dari hasil grafik pada pernyataan ketiga didapatkan bahwa 39 dari

40 responden menjawab ya bahwa lirik adalah hal yang penting bagi

sebuah lagu. Sedangkan 0 dari 40 responden menjawab lirik bukan hal

27
penting bagi sebuah lagu, dan 1 dari 40 responden menjawab lirik mungkin

sebuah hal penting bagi sebuah lagu.

Dari hasil grafik pada pernyataan keempat didapatkan bahwa 5 dari

40 responden menjawab nada bahwa mendengarkan lagu hanya karena

nada atau lirik. Sedangkan 2 dari 40 responden menjawab lirik bahwa

mendengarkan lagu hanya karena nada atau lirik, dan 33 dari 40 responden

menjawab keduanya bahwa mendengarkan lagu hanya karena nada atau

lirik.

Dari hasil grafik pada pernyataan kelima didapatkan bahwa 36 dari

40 responden menjawab ya bahwa suka mendengarkan lagu kpop.

Sedangkan 4 dari 40 responden menjawab mereka tidak suka

mendengarkan lagu kpop.

Dari hasil grafik pada pernyataan keenam didapatkan bahwa 10 dari

40 responden menjawab ya bahwa mengerti arti dari lirik lagu korea

tersebut. Sedangkan 6 dari 40 responden menjawab mereka tidak mengerti

arti dari lirik lagu korea tersebut dan 24 dari 40 responden menjawab

mereka sedikit mengerti arti dari lirik lagu korea tersebut.

Dari hasil grafik pada pernyataan ketujuh didapatkan bahwa 8 dari

40 responden menjawab grup bahwa mendengarkan lagu dikarena grup

atau lirik lagu. Sedangkan 5 dari 40 responden menjawab bahwa mereka

mendengarkan lagu dikarenakan lirik, dan 27 dari 40 responden menjawab

bahwa mereka mendengarkan lagu dikarenakan keduanya yaitu grup dan

liriknya.

28
Dari hasil grafik pada pernyataan kedelapan didapatkan bahwa 26

dari 40 responden menjawab ya bahwa dengan mendengarkan lirik lagu

berbahasa korea membuat seseorang ingin mempelajari bahasa tersebut.

Sedangkan 6 dari 40 responden menjawab bahwa mendengarkan lirik lagu

berbahasa korea tidak membuat seseorang ingin mempelajari bahasa

tersebut, dan 8 dari 40 responden menjawab bahwa mendengarkan lirik

lagu berbahasa korea mungkin membuat seseorang ingin mempelajari

bahasa tersebut .

Dari hasil grafik pada pernyataan kesembilan didapatkan bahwa 30

dari 40 responden menjawab ya bahwa dengan mendengarkan lagu yang

berbahasa korea bisa menambahkan kosa kata berbahasa tersebut.

Sedangkan 1 dari 40 responden menjawab dengan mendengarkan lagu

yang berbahasa korea tidak akan menambah kosa kata berbahasa tersebut,

dan 9 dari 40 responden menjawab dengan mendengarkan lagu yang

berbahasa korea mungkin akan menambah kosa kata berbahasa tersebut.

Dari hasil grafik pada pernyataan kesepuluh didapatkan bahwa 40

dari 40 responden menjawab ya bahwa dengan mendengarkan musik

berbahasa korea akan berpengaruh terhadap perkembangan bahasa korea

tersebut. Sedangkan 0 dari 40 responden menjawab dengan mendengarkan

musik berbahasa korea tidak akan berpengaruh terhadap perkembangan

bahasa korea tersebut.

29
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mendengarkan musik berbahasa korea tentunya memiliki pengaruh

terhadap kemampuan berbahasa seseorang. Pengaruh yang diakibatkan

tentunya bersifat positif. Contohnya, kita bisa menambah salah satu dari

sekian banyak kemampuan berbahasa kita dengan mendengarkan lagu dan

akan sangat berguna untuk kedepannya. Seperti pepatah “bisa karena

terbiasa” maka dengan itu bila kita terbiasa mendengarkan lagu yang

berbahasa korea dan mempelajarinya tentunya kita akan terbiasa juga

untuk berbahasa korea dan menambah kosa kata kita dan kemampuan

berbahasa korea.

5.2 Saran

Salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berbahasa korea

disarankan dengan mendengarkan lagu-lagu yang berbahasa korea seperti,

video klip lagu yang terdapat subtitlenya atau dengan mendengarkan lagu-

lagu yang berada di film ataupun drama korea yang mengandung subtitle

juga dengan begitu bisa lebih dimengerti maksud dari lagu tersebut. Selain

itu, bisa juga dengan menonton film dan drama korea dengan subtitle

sehingga kita bisa sekalian mengerti maksud dari bahasa tersebut.

30
5.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam proses pembuatan karya tulis ini adalah

kurangnya informasi yang bisa di dapat oleh peneliti. Dikarenakan waktu

yang sudah sedikit dan juga sulitnya mencari buku yang dapat dijadikan

refensi dalam pembuatan karya tulis ini. Selain itu, responden yang penulis

gunakan belum bisa mewakili secara detail untuk dijadikan populasi dan

sampel.

31
DAFTAR PUSTAKA

Pono Banoe, Kamus Musik, (Yogyakarta: Kanisius, 2003), hlm. 288.

Anonim, “Budaya K-pop di Indonesia”, diakses dari

http://rekabudayakpop.blogspot.com/2015/05/#:~:text=K%2Dpop%20adalah

%20kependekan%20dari,demam%20korea%20di%20berbagai%20negara., pada 10

September 2020, 22.55 WIB

Charlotte P. Mizener, “Enchancing Language Skills Through Music”, diakses dari

https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1048371308316414, pada 30 agustus

2020, 18.21 WIB

Aminuddin, Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna, (Bandung: Sinar baru 1985), hlm.
28
Anonim, “Hallyu(Korean Wave)”, diakses dari http://www.korea.net/AboutKorea/Culture-

and-the-Arts/Hallyu, pada 30 agustus 2020, 23.47 WIB

Anonim, “Korean Language Course”, diakses dari

http://umnkoreacenter.blogspot.com/search/label/KURSUS, pada 30 agustus 2020, 23.50

WIB
1
Anonim, “Kemampuan Berbahasa”, diakses dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23238/Chapter%20II.

%20%20%20%20%20pdf;jsessionid=66345CA187732FEFCC5F6B228FF6629F?

sequence=3#:~:text=Sedangkan%20kemampuan%20berbahasa%20adalah

%20kemampuan,suara%20yang%20digunakan%20dalam%20bahasa., pada 10 September

2020, 23.22 WIB

32
RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Mada

Nurinnaja Almadina. Penulis lahir di

Jakarta pada 21 Juni 2003. Penulis

kini tinggal di perumahan Raffles

Hills bersama kedua orang tua dan

ketiga adik penulis. Penulis

merupakan anak pertama dari 4

bersaudara.

Penulis pernah bersekolah di TK

Primagama, SD Alam Cikeas. MTS Islam Alhamidiyah, dan kini duduk di

bangku kelas 12 SMA Labschool Cibubur. Selama SMA, penulis pernah aktif

dalam organisasi Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK) Arkhanendra

Gatraveda periode 2019/2020 sebagai Kepala Komisi 2 dan aktif dalam

ekskul paskibra Guardas Zastava.

33

Anda mungkin juga menyukai