MAKALAH Babesiosis
MAKALAH Babesiosis
“BABESIOSIS”
Di susun oleh :
Kelompok 2
Absen 23-43
HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Babesiosis atau Piroplasmosis, adalah suatu penyakit hewan yang bisa menular ke manusia
(zoonosis) yang disebabkan oleh protozoa parasit genus Babesia yang mirip dengan parasit
malaria, yaitu dengan menginfeksi sel darah merah binatang liar dan binatang peliharaan. Gejala
yang ditimbulkan mirip demam malaria, yaitu demam dan disertai anemi hemolitik.
Tick biasanya mengisap darah rusa; jika menghisap darah manusia atau hewan lain, mka
tungau ini menularkan parasit Babesia yang selanjutnya memasuki sel darah
merah (intraerythrocytic protozoa) seperti parasit malaria. Manusia yang tertular parasit, tidak
selalu memperlihatkan gejala, kecuali pada penderita yangmengalami penurunan kekebalan,
seperti pada penderita yang baru diangkat limpanya,penderita HIV/AIDS atau penderita yang
memperoleh pengobatan yang menurunkan daya tahan tubuh.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Babesiosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite babesia yang
menginfeksi sel darah merah yang ditularkan melalui gigitan kutu Ixodes scapularis yang
merupakan kutu yang menghisap darah. Babesiosis biasa menyerang mamalia seperti
hewan ternak, contohnya adalah sapi, tetapi, saat ini dapat mengenai manusia juga.
B. FAKTOR RESIKO
2. Transfusi darah dari donor yang menderita silent babesiosis infection (belum ada
test skrining untuk mendeteksi babesia dalam darah donor)
4. Orang yang terinfeksi kebanyakan tidak sadar telah tergigit karena kutu yang
sangat kecil.
5. Infeksi banyak terjadi saat musim panas, daerah yang berumput dan banyak kayu-
kayu.
7. Orang yang sangat muda, sangat tua, imunodefisiensi, tidak mempunyai spleen
(splenektomi) dapat mengalami penyakit yang sangat berat.
C. SIKLUS HIDUP
Terdapat 2 host pada siklus hidup babesia. Kutu sebagai hospes definitive. Babesia
banyak spesiesnya tergantung di mana parasite ini menyerang mamalia.
Saat menghisap darah pada manusia , kutu yang terinfeksi babesia akan menginjeksikan
sporozoit ke tubuh manusia sporozoit masuk ke dalam sel darah merah berkembang
biak secara aseksual di darah, parasite berdiferensiasi menjadi gamet jantan dan betina
gamet jantan dan betina terhisap kutu lagi perkembangbiakan seksual dalam tubuh
kutu menghasilkan sporozoit lalu diinjekkan lagi ke tubuh manusia. Begitu seterusnya.
D. PATOFISIOLOGI
Sebenarnya patofisiologinya mrip dengan penyakit malaria. Babesia bereproduksi
di sel darah merah dan akam membentuk cross shape inclusion dalam sel darah merah. 4
merozoit berkembang biak secara aseksual dengan saling menempel membentuk budding
dan menyebabkan terlihat membentuk struktur seperti huruf X yang akan
menyebabkan lisis pada sel darah merah anemia hemolitik. Babesia pada fase
eksoeritrosit tidak menimbulkan gejala klinik. Hemoglobinuria (red water) tejadi karena
produk lisis dari sel darah merah yang diekskresikan lewat ginjal. Demam yang mencapai
40,50 C disebabkan release dari mediator-mediator inflamasi karena pecahnya merozoit.
E. MANIFESTASI KLINIS
4. Lalu muncul gejala seperti flu, yaitu demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot,
body aches, mual muntah, nafsu makan menurun, berkeringat waktu malam.
5. Pada tahap selanjutnya dijumpai anemia hemolitik (mirip malaria) dan jaundice.
Sumbatan di kapiler pembuluh darah menyebabkan gagal organ.
F. DIAGNOSTIK KLINIS
3. Gold standart : identifikasi parasite di hapusan darah tepi yang tipis dengan
pewarnaan Giemsa. Ditemukan bentukan “ Maltese cross formations” : untuk
membedakan dengan malaria. Perlu hapusan darah berkali-kali.
4. Serologic test untuk antibody IgG dan IgM. Dapat dijumpai negatif palsu pada
awal gejala. Membutuhkan seminggu setelah infeksi baru antibody akan naik.
Pada pemeriksaan post mortem didapatkan bercak merah hemoragik di grey matter
cerebral. Terjadi karena eritrosit menyumbat pembuluh kapiler di otak.
G. KOMPLIKASI
2. Anemia hemolitik
3. Trombositopenia
6. Kematian
7. ARDS
2. Gunakan pakaian berwanra cerah untuk memudahkan melihat adanya kutu yang
sedang hinggap.
4. Lakukan pengecekan secara menyeluruh jangan sampai ada kutu yang hinggap.
I. PENGOBATAN
1. Obat spesifik untuk babesiosis, gabungan clindamycin dan quinine, terutama bila
pengobatan dengan chloroquine kurang berhasil.
2. Azithromycine boleh diberikan sendiri atau digabung dengan quinine. Pentamidine
bisa diberikan gabungan dengan trimatokzazole.
BAB III
PENUTUP
Babesiosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasite babesia yang
menginfeksi sel darah merah yang ditularkan melalui gigitan kutu Ixodes scapularis yang
merupakan kutu yang menghisap darah. Babesiosis biasa menyerang mamalia seperti
hewan ternak, contohnya adalah sapi, tetapi, saat ini dapat mengenai manusia juga.
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com/penyakit/219/Babesiosis.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15613/1/mkn-jun2006-%20(9).pdf