Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KELOMPOK KOASISTENSI

KLINIK BEDAH DAN RADIOLOGI


“SKIN FLAP PADA KELINCI”

DISUSUN OLEH

Ahmad Khairi Abadi 2202501010056


Ahmad Azhari Nopiosi 2202501010053
Belinda Mery Adesti 2202501010044
Fiska Astia Prima 2202501010057
Fitra Azmel Umur 2202501010070
Ilham Akbar Hakim 2202501010061
Langga Mora 2202501010058
Poppy Riska Aulia Nanda Ibrahim 2202501010074
Sahda Salsabilla 2202501010010
Titania 2202501010055

LABORATORIUM KLINIK BEDAH DAN RADIOLOGI


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023
KATA PENGA NTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahuwa Ta’ala

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan laporan kelompok koasistensi klinik bedah dan radiologi

dengan judul “Skin Flap pada Kelinci” sebagai syarat telah menyelesaikan

kegiatan koasistensi di laboratorium klinik. Shalawat dan salam kami panjatkan

kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah

membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu

pengetahuan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak

terhingga kepada seluruh pihak yang telah membimbing, membantu, dan

mendukung keberlanjutannya kegiatan koasistensi hingga selesai penulisan

laporan laboratorium klinik ini, yaitu dosen pengajar Koasistensi Laboratorium

Klinik, laboran Laboratorium Klinik, dan terima kasih kepada seluruh teman-

teman kelompok 2 koasistensi atas kerjasama dan kesabarannya sehingga

koasistensi telah berjalan dengan lancar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan koasistensi klinik

bedah dan radiologi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi literatur,

ilmu dan pengalaman, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan ini.

1
2

Banda Aceh, 15 Februari 2023

Penulis
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kulit merupakan organ terbesar tubuh dan berjumlah sekitar 15% total

berat badan. Kulit memiliki fungsi vital seperti perlindungan terhadap benda fisik,

kimia, biologis dan pencegahan terhadap kehilangan air dari tubuh, dan berperan

dalam proses termoregulasi (Kanitakis, 2002). Trauma kulit dapat disebabkan

oleh kecelakaan, luka bakar, luka setelah pengangkatan tumor dan luka akibat

iritasi bahan kimia.

Secara umum penanganan luka dilakukan dengan mempertemukan kedua

tepi luka dengan jahitan. Luka bedah merupakan luka terencana dengan tepi luka

yang rapi dan mudah untuk dipertemukan (Ibrahim, 2000). Apabila luka dengan

diameter besar, maka alternatif penanganannya adalah dengan skin flap atau skin

graft (Nelissen dan White, 2014).

Skin flap adalah salah satu teknik yang umum digunakan oleh ahli bedah

plastik untuk merekonstruksi cacat dan menutupi luka (Tschoi, 2005).

Pembebasan kulit untuk skin flap meliputi beberapa lapisan jaringan seperti

dermis, epidermis, jaringan subkutan, fasciocutaneous, myocutaneous,

osseocutaneous, kadang-kadang jaringan otot, jaringan sensorik dan mungkin

jaringan adiposa, yang didasarkan pada jaringan microvascular. Klasifikasi skin

flap dibagi berdasarkan lokasi donor, desain geometri dan komposisi dari jaringan

vaskuler (Eric, 2006; Nellisen dan White, 2014).

3
4

Aplikasi skin flap dapat dilakukan jika tersedia kelonggaran kulit yang

cukup di tubuh hewan (Erwin et al. 2017), kelonggaran kulit dapat bersumber dari

sekitar luka (local skin flap) dan jauh dari luka (distant flap). Sementara itu, local

skin flaps dibagi menjadi rotation flap, transposition flap, interpolation flap dan

advancement flap.

Local skin flap lebih cepat mengalami penyembuhan dibandingkan distant

flap. Keberhasilan teknik skin flap ditentukan oleh vaskularisasi yang sehat di

daerah penempelan (dasar luka). Kulit yang ditempelkan juga harus memiliki

vaskularisasi, laju cairan yang berfungsi dengan baik sebagai lem biologis

(biological glue), serta penempelan harus stabil dan tidak terjadi banyak

pergerakan (Erwin et al., 2016). Tulisan ini melaporkan teknik penanganan luka

pada kulit kelinci dengan menggunakan metode skin flap.

Tujuan

Tujuan dari penulisan laporan akhir kasus kelompok ini adalah untuk

memenuhi tugas koasistensi Laboratorium Bedah dan Radiologi.

Manfaat

Adapun manfaat dari laporan ini adalah untuk mengetahui apa itu skin

flap, prosedur pembedahan, dan pengobatan/treatment.


PROSEDUR BEDAH

Kegiatan ini menggunakan seekor kelinci betina berusia ± 3 bulan dengan

bobot badan 0.75 kg dan secara klinis dinyatakan sehat. Kelinci dipuasakan

selama 8 jam sebelum operasi, kemudian dilakukan pencukuran rambut di area

lateral abdomen. Kelinci diberi anestesi dengan kombinasi ketamine 10 %

(Ketamil®, Troy Laboratories PTY Limited, Australia) 10 mg/ kg BB IM dan

xylazine 2% (Xyla®, Interchemie, Holland) 1 mg/kg BB IM digunakan sebagai

anestesi umum (Erwin et al., 2016). Kelinci yang sudah memasuki tahap anestesi

diposisikan lateral recumbency, kemudian pembedahan dilakukan secara steril

dan asepsis. Desinfeksi lateral abdomen menggunakan alkohol 70% dan povidone

iodine.

Pembuatan skin flap dilakukan dengan membebaskan kulit longgar di

sekitar luka. Kulit dijahit dengan pola simple interrupted menggunakan benang

silk (Silkam®, Romed Medical, Indonesia). Teknik yang dilakukan pada kasus

luka kelinci seperti gambar 1 yaitu teknik single pedicle advancement flap yang

diilustrasikan seperti gambar 2.

Gambar 1. Kelinci

5
Gambar 2. Metode Single Pedicle Advancement Flap

Gambar 3. Proses penjahitan kulit

Gambar 4 . Hasil skin flap pada kelinci

6
PEMBAHASAN

Kulit memiliki peranan yang vital terutama dalam melindungi organ yang

dilapisinya dan termoregulasi tubuh. Kerusakan jaringan kulit dapat terjadi akibat

munculnya luka yang penanganannya tergantung akan luas dari luka tersebut.

Luka yang berukuran kecil dapat ditangani dengan mempertemukan antara kedua

tepian luka, namun bila luka berukuran cukup besar, maka diperlukan penanganan

khusus untuk menutup luka tersebut (Erwin et al., 2016). Hewan biasanya

mengalami luka akibat trauma benda tajam, kecelakaan, gigitan hewan, atau iritasi

bahan kimia. Kerusakan jaringan kulit yang luas mengakibatkan luka tidak

mampu menutup dan menyatukan kembali kedua tepi luka secara primer sehingga

dibutuhkan teknik tertentu yaitu pembuatan skin flap. Teknik bedah penutupan

luka tersebut menutup luka dengan tetap mempertahankan hubungan suplai darah

(Rusli et al., 2021).

Penutupan luka dengan teknik skin flap bergantung pada kelonggaran kulit

untuk ditarik dan keberhasilan teknik ini ditentukan oleh vaskularisasi yang sehat

di area perlekatan. Pembebasan kulit untuk teknik ini meliputi beberapa lapisan

jaringan berupa epidermis, dermis, jaringan subkutan, fasciocutaneous,

myocutaneous, osseocutaneous, lalu ada juga jaringan otot, jaringan sensorik dan

jaringan adipose, yang didasarkan pada jaringan microvascular. Pengamatan

proses penyembuhan pasca tindakan meliputi perubahan warna kulit, respon

nyeri, dan waktu pertumbuhan rambut. Perubahan warna kulit menjadi merah

(hiperemi) disertai bengkak pada area sekitar skin flap menandakan terjadinya

inflamasi atau peradangan akibat peningkatan suplai darah bersama dengan

7
leukosit dan fibrin. Trombosit dengan berbagai faktor pembekuan lain membentuk

thromboplastin, kemudian thromboplastin mengkatalisasikan protrombin menjadi

trombin, dan selanjutnya fibrinogen cair dikatalisasi oleh trombin menjadi fibrin

yang tidak larut air yang berfungsi sebagai perekat biologis untuk menyatukan

skin flap dan kedua tepi luka. Selain perubahan warna, respon nyeri juga

merupakan gejala inflamasi sebagai mekanisme protektif tubuh yang muncul

akibat trauma setelah operasi. Sementara itu, sayatan dan penempelan kulit dapat

menyebabkan terhambatnya proses penumbuhan rambut karena folikel dan

kelenjar yang juga ikut tersayat (Erwin et al., 2016).

Beberapa jenis hewan model telah digunakan untuk mempelajari

keamanan dan kemanjuran teknik penutupan kulit skin flap, seperti marmot, babi,

dan kelinci. Kelinci diyakini sebagai hewan model eksperimen yang memuaskan

yang memungkinkan untuk diperiksa viabilities dan kekuatan tarikan kulitnya

secara komprehensif. Selain itu, ketebalan kulit kelinci dianggap tidak terlalu

berbeda dengan kulit manusia, sehingga dapat memperoleh parameter serupa

dalam praktik klinis (Adcock et al., 1999).

Pengobatan pasca operasi dilakukan dengan pemberian Bioplacenton gel

(Placenta extract dan Neomycin sulfate) untuk mempercepat proses penyembuhan

dan menghindari adanya infeksi sekunder. Pemberian dilakukan secara topikal.

Sebelum dilakukan pemberian obat, luka sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.

Pemberian obat dilakukan selama 2x1 secara topikal hingga luka sembuh.

8
Tabel 1. Proses penyembuhan luka pasca operasi.

No Tanggal Foto

1 16 Februari 2023

2 17 Februari 2023

3 18 Februari 2023

9
4 19 Februari 2023

5 19 Februari 2023

6 20 Februari 2023

7 21 Februari 2023

10
PENUTUP

Kesimpulan

Setelah pasca operasi hari ke 7, luka sudah sembuh dan kulit sudah

menyatu. Tidak adanya tanda-tanda inflamasi yang terjadi menunjukkan proses

penyembuhan luka yang baik. Namun. jahitan belum bisa dilepaskan,

dikarenakan kulit belum menyatu secara menyeluruh dan hewan sangat aktif.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kanitakis, J. (2002). Anatomy, histology and immunohistochemistry of normal

human skin. Eur. J. Dermatol, 12(4): 390-401.

Ibrahim, R. (2000). Pengantar Ilmu Bedah Veteriner Umum. Syiah Kuala

University Press, Banda Aceh.

Tschoi, M., Hoy, F.A. and Granick, M.S. (2005). Skin Flap. Clin. Plast Surg,

32(2): 261-273.

Eric, R. P. (2006). Head and Facial Wounds in Dog and Cats. Vet. Clin. Small.

Anim, 36(1): 793-817.

Erwin, Gunanti., Handharyani, E. and Noviana, D. (2016). Subjective and

objective observation of skin graft recovery on Indonesian local cat

with different periods of transplantation time. Vet. World, 9(5): 481-

486.

Erwin, Gunanti, G., Handharyani, E. dan Noviana, D. (2017). Blood profile of

domestic cat (Felis catus) during skin graft recovery with different

period. Jurnal Veteriner, 18(1): 31-37.

Erwin, Noviana, D., Gunanti, G. dan Eka, I. G. A. N. A. (2016). Kesembuhan skin

flap h-plasty dan linear closure untuk penutupan luka area lateral

thoraks. Jurnal Sain Veteriner, 34(2): 203-209.

12

Anda mungkin juga menyukai