Anda di halaman 1dari 3

Bedah Rekonstruksi

Bedah rekonstruksi merupakan tindakan bedah yang mengkhususkan diri


pada penanganan deformitas/kecacatan serta defek/kelainan pada
kulit, jaringan lunak, dan rangka tulang dan otot di bawahnya. Cacat
tersebut dapat disebabkan oleh kelainan bawaan, trauma, penyakit
infeksi dan keganasan. Salah satu contoh dari tindakan bedah ini
adalah bedah tandur alih kulit/cangkok kulit (transplantasi kulit)
pada pasien yang mengalami kerusakan kulit akibat luka bakar atau
kecelakaan. Istilah bedah rekonstruksi untuk pada masyarakat umum
sering salah diartikan atau salah ditafsirkan dengan bedah estetik
atau bedah kosmetik, yang sebenarnya merupakan tindakan bedah yang
bertujuan merubah sesuatu yang pada hakekatnya normal namun ingin
merubahnya menjadi sesuatu yang diinginkan. Contoh bedah estetik
antara lain yaitu isap-lemak (liposuction) dan pembedahan
mengencangkan kulit.
Pada tuliisan ini akan dibahas mengenai bedah tandur alih kulit
(transplantasi kulit) yang sering dilakukan pada bedah rekonstruksi.
Tandur alih/cangkok kulit umumnya merupakan auto-transplantasi
dimana kulit yang digunakan berasal dari individu yang sama. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan tindakan
bedah yang dilakukan untuk mengurangi seminimal mengkin reaksi
penolakan yang dapat timbul. Metode baku yang digunakan dalam
cangkok kulit, yaitu split cangkok kulit, transposisi, flap
bertangkai, dan cangkok jaringan bebas.
Split cangkok kulit (skin grafting) merupakan cangkok lapisan
epidermis kulit yang dapat dipindahkan secara bebas. Kulit yang
digunakan dapat berasal dari bagian mana saja dari tubuhnya, namun
lazimnya berasal dari daerah paha, pantat, punggung, atau perut.
Permukaan kulit dapat diperluas dengan membuat irisan-irisan yang
bila direnggang akan membentuk jala, sehingga luasnya mencapai 1,5
kali hingga 6-9 kali luas semula. Teknik cangkok jala ini disebut
mesh dan biasanya digunakan pada luka bakar yang luas. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal maka diperlukan beberapa persyaratan
antara lain, pendarahan pada daerah resipien (daerah yang pendapat
kulit cangkokan) harus baik, tidak adanya infeksi, dan keadaan umum
penderita.
Flap adalah cangkok jaringan kulit beserta jaringan lunak dibawahnya
yang diangkat dari tempat asalnya tetapi tetap mempunyai hubungan
pendarahan dengan tempat asal. Flap yang dipindahkan akan membentuk
pendarahan baru di tempat resipien.
Tindakan bedah rekonstruksi ini antara lain sering digunakan untuk
memperbaiki kecacatan atau kelainan yang timbul akibat kecelakaan.
Aplikasi teknik bedah ini antara lain digunakan pada rekonstruksi
cuping hidung, memperbaiki kelainan pada wajah pasca operasi
(misalnya kelainan pada pipi pasca operaasi tumor), kelainan pada
kulit dengan jaringan parut, dan lain-lain.
Walaupun dalam bedah rekonstruksi dan bedah estetik diupayakan
dengan semaksimal mungkin menggunakan bahan-bahan yang berasal dari
tubuh penderita sendiri. Namun adakalanya pada keadaan tertentu hal
tersebut tidak memungkinkan sehingga untuk menunjang upaya bedah
rekonstruksi dan bedah estetik tersebut masih diperlukan bahan-bahan
sintetis. Bahan-bahan tersebut sebelum digunakan dan ditanam dalam
tubuh harus memiliki beberapa syarat antara lain tidak atau sedikit
menimbulkan reaksi tubuh, tidak magnetis, dan tidak mengantar
listrik. Bahan sintetik yang lazim dipakai adalah silicon, akrilik,
dan logam campuran seperti titanium. Prosedur ini antara lain
digunakan pada implantasi prostesis payudara (payudara tiruan)
setelah operasi pengangkatan payudara akibat kanker payudara.
Kemajuan bedah rekonstruksi yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu bedah telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi mereka
yang sebelumnya mungkin sudah putus asa pada kecacatan dan kelainan
kulit yang dimilikinya. Dengan tindakan bedah rekonstruksi ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan
kepercayaan diri penderita. Walaupun demikian tetap diperlukan
penelitian dan pengembangan teknik yang lebih baik sehingga dapat
diperoleh hasil yang lebih baik, selain itu juga diperlukan adanya
sosialisasi yang baik ke masyarakat mengenai teknik bedah ini bagi
masyarakat sehingga masyarakat dapat memanfaatkan teknik ini dengan
lebih luas lagi.

Bedah kulit di Indonesia

Bedah kulit dii Indonesia dimulai pada tahun 1978. Pada tahun itu, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi membuat keputusan bahwa pendidikan
untuk menjadi spesialis penyakit kulit dan kelamin termasuk pendidikan bedah kulit. Keputusan
tersebut tercantum dalam Katalog Pendidikan Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin. Pada waktu
itu bedah kulit belum diajarkan secara luas dan mendalam dalam pendidikan spesialis. 
Untuk meningkatkan pendidikan bedah kulit agar lebih intensif dibentuk Perkumpulan Bedah
Kulit Indonesia, yang diizinkan pemerintah melakukan kegiatan di seluruh Indonesia.
Perkumpulan Bedah Kulit Indonesia (PERBEKI) adalah organisasi profesi yang diakui
pemerintah, terdaftar di Departemen Dalam Negeri menurut ketentuan Undang-undang No.8
tahun 1985, dan juga terdaftar di Departemen Kesehatan.
PERBEKI adalah anggota Council for National Dermatologica Societies, International Society
for Dermatologic Surgery dan didukung oleh American Society for Dermatologic Surgery dan
European Society for Dermatologic Surgery. Di samping itu PERDOSKI (Perhimpunan Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin) membentuk KSBK (Kelompok studi bedah kulit) yang melakukan
kegiatan pendidikan bedah kulit. Kedua wadah tersebut yaitu PERBEKI dan KSBK sebaiknya
bekerjasama memajukan pendidikan bedah kulit di Indonesia.
Dalam rangka memajukan bedah kulit di Indonesia dan agar semua spesialis kulit menguasai
pengetahuan dan ketrampilan bedah kulit maka bedah kulit dasar perlu ditetapkan sebagai mata
pelajaran yang diwajibkan untuk para peserta program pendidikan spesialis kulit dan kelamin

Anda mungkin juga menyukai