Anda di halaman 1dari 4

Proses kegiatan akademik atau belajar mengajar di SMK Negeri 1 Lamongan berlangsung secara

dinamis. Sistem pembelajaran berlangsung selama 3 tahun dan terbagi menjadi 6 semester.
Praktek Kerja Industri (Prakerin) diterapkan untuk menjembatani proses pembelajaran antara
pihak sekolah dengan industri yang dilakukan selama 3 bulan.

Penerapan sistem kurikulum terbaru yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menjadi pedoman pada proses pembelajaran. Struktur kurikulum yang terdiri dari mata pelajaran
normatif, adaptif dan produktif diberikan sesuai dengan jumlah jam yang tercantum dalam
kurikum sekolah. Sedangkan mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri diberikan pada
waktu yang telah diatur dan tidak mengganggu proses pembelajaran ketiga mata pelajaran di
atas.

Pembelajaran Normatif dan Adaptif

Pelajaran normatif dan adaptif merupakan pelajaran non kejuruan yang diberikan kepada siswa
sebagai penunjang kemampuan produktif. Pembelajaran normatif dan adaptif diberikan di dalam
kelas oleh guru-guru yang berkompetensi di bidang normatif dan adaptif. Tiga mata pelajaran
normatif adaptif yang diujiankan secara nasional (UN) yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
dan Matematika selalu mendapatkan prioritas yang lebih guna mencapai standar yang nasional
yang diharapkan. Untuk mata pelajaran normatif dan adaptif yang lainya yang diberikan di SMK
Negeri 1 Lamongan dapat dilihat di bawah ini.

 Mata Pelajaran Kelompok Normatif


o Pendidikan Agama
o Pendidikan Kewarganegaraan
o Bahasa Indonesia
o Penjas,Olahraga dan Kesehatan
o Seni Budaya

 Mata Pelajaran Kelompok Adaptif


o Bahasa Inggris
o Matematika
o IPA
o Fisika
o Kimia
o IPS
o KKPI
o Kewirausahaan

Pembelajaran Produktif

Mata pelajaran produktif adalah pembelajaran kejuruan yang merupakan kemampuan khusus
yang diberikan kepada siswa sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya. Pembelajaran
produktif diberikan di Laboratorium/instalasi masing-masing jurusan. Untuk mengefektifkan
proses pembelajatan produktif, dilakukan secara sistem ganda (PSG: Pendidikan Sistem Ganda).
Pembelajaran sistem ganda adalah proses belajar yang dilakukan antara pihak sekolah dengan
dunia usaha atau industri. Dengan menggunakan pembelajaran sistem ganda diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada di lingkungan dunia usaha/industri dan menerapkanya
pada proses belajar mengajar di sekolah.

Penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dilakukan dengan menggunakan sistem 1 – 2 – 3.


Artinya, 1 jam untuk pembelajaran teori, 2 jam pelajaran praktik dan 3 jam praktik industri.
Dengan demikian aktivitas praktik akan lebih dominan daripada pembelajaran teori. Tujuanya
tentu saja diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keterampilan dan kompetensi siswa pada
keahlian tertentu agar dapat digunakan untuk bersaing di dunia usaha dan industri.
a. Kelompok Mata Pelajaran Normatif

Kelompok mata pelajaran  normatif  adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, yang memiliki norma-norma kehidupan sebagai
makhluk individu maupun makhluk social, baik sebagai warga Negara Indonesia maupun
sebagai warga dunia. Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang
selaras dalam kehidupan pribadi, sosial dan bernegara. Program ini berisi mata diklat yang lebih
menitikberatkan pada norma, sikap dan perilaku yang harus diajarkan, ditanamkan, dan
dilatihkan pada peserta didik, di samping kandungan pengetahuan dan keterampilan yang ada di
dalamnya. Kelompok Mata Pelajaran normatif  berlaku sama untuk semua program keahlian.
Adapun mata pelajaran terdiri atas :  Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan, Pendidikan Seni Budaya.

b. Kelompok Mata Pelajaran Adaptif

Kelompok Mata Pelajaran adaptif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan kuat
untuk menyelesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial,
lingkungan kerja serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Program adaptif berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan
pada pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan
prinsip dasar ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau
melandasi kompetensi untuk bekerja.

Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai
“apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan
penguasaan tentang “mengapa” hal tersebut harus dilakukan. Program adaptif terdiri dari
kelompok mata diklat yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata diklat yang
hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program
keahlian.  Adapun mata pelajaran terdiri megliputi Matematika, Bahasa Inggris, IPA, IPS,
Kewirausahaan, Keterampilan Komputer & Pengelolaan Informasi.

c. Kelompok Mata Pelajaran Produktif

Kelompok Mata Pelajara produktif adalah kelompok mata diklat yang berfungsi
membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standar
kompetensi yang disepakati oleh forum yang di anggap mewakili dunia usaha/industri atau
asosiasi profesi. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih
banyak ditentukan oleh dunia usaha / industri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan
secara spesifik sesuai dengan kebutuhan tiap program keahlian.

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang


disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian
yang diselenggarakan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan ini dilaksanakan di luar waktu belajar sekolah. SMK Globe National Plus  
melaksanakan  kegiatan Ekstra Kurikuler antara lain sebagai berikut :

 Musik
 Futsal
 Basket
 Renang
 Bahasa Jerman
 Bahasa Jepang
 Pramuka (Ekstra Wajib)
 Balet

Anda mungkin juga menyukai