NIM : 20/465134/PEK/26137
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS – KELAS JAKARTA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Answer the questions/statements below in elaborative and systematic manners. Answers can
be in Bahasa Indonesia or English (but adopt consistently either or).
1
Nama : Septian Dhanu Anggoro
NIM : 20/465134/PEK/26137
2. Referring to the ‘Outside-in’ video by George S. Day: (a) explain the ‘inside-out’
perspective vis-à-vis ‘outside-in’ perspective, (b) relate the argumentation of ‘outside-
in’ strategy with that of Porter’s Five Competitive forces, (c) explain the ‘outside-in’
perspective vis-à-vis the Resource-based View, (d) provide examples of McDonald’s
failure due to their over emphasis on efficiency.
Jawab
a. Inside-Out: Perspektif ini ditujukan dalam strategi perusahaan yang bermula dari
analisis sumber daya dan kemampuan internal perusahaan. Peningkatan efisiensi,
efektivitas sumber daya, dan memaksimalkan potensi serta meningkatkan
keuntungan menjadi tujuan perusahaan dalam perspektif ini.
Outside-In: Perspektif ini ditujukan dalam strategi perusahaan dengan
mendahulukan perspektif konsumen sebagai titik awal pengambilan keputusan.
Perusahaan mengamati perilaku konsumen saat mengambil keputusan, dari posisi
perusahaan di mata konsumen hingga evaluasi produk alternatif. Ide dasar dari
strategi ini adalah market-oriented organization atau orientasi pasar.
b. Analisis Porter Five Forces dan strategi outside-in berasal dari lingkungan eksternal
perusahaan. Analisis Porter Five Forces, ditujukan untuk menganalisis persaingan
kompetitif yang bertujuan untuk mencari posisi bertahan perusahaan. Peran konsumen
dalam analisis ini adalah sebagai competitive forces, seperti halnya rival, substitusi,
pemasok, dan pendatang baru. Konsumen dinilai memiliki kekuatan negosiasi
terhadap perusahaan, yang dapat meningkatkan intensitas persaingan dalam industri.
Sedangkan dalam strategi outside-in, perusahaan tidak melihat konsumen sebagai
competitive forces, melainkan titik pusat pengambilan keputusan. Strategi ini berusaha
memahami konsumen dalam proses pengambilan keputusannya. Hal ini berkaitan
dengan posisi perusahaan dalam perspektif konsumen dan nilai dari setiap alternatif
produk.
c. Strategi outside-in melibatkan konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan memahami nilai yang diberikan oleh perusahaan dan alternatifnya, konsumen
sebagai faktor penentu dalam keputusan perusahaan dalam strategi outside in.
Perusahaan yang menerapkan pandangan berbasis sumber daya menggunakan sumber
daya dan kapabilitas mereka untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Perusahaan
berfokus pada pengembangan dan pemanfaatan kapabilitasnya sehingga mendapatkan
efektivitas dan efisiensi produk.
d. Pada tahun 2001, McDonald's mencoba mengkonsolidasikan posisinya dengan
menerapkan strategi inside-out. Perusahaan meningkatkan efisiensi dengan
memperluas cakupan waralaba, dan fokus pada kekuatan merek. Pertumbuhan dan
ekspansi McDonald's tidak dibarengi dengan fokus dan orientasi konsumen.
Akibatnya, perusahaan semakin kehilangan arah, dan kinerja serta harga sahamnya
jatuh.
Strategi manajemen baru yang lebih berorientasi pada konsumen muncul pada tahun
2004-2005. McDonald's mulai mengadopsi prinsip outside-in dan berfokus pada
peningkatan pengalaman konsumen. Dengan berorientasi kepada konsumen telah
berhasil memberikan berbagai wawasan yang mempengaruhi berbagai keputusan
manajemen. Saat ini, McDonald's telah berhasil mengadopsi strategi outside-in dengan
lebih memahami konsumen dan menanggapi kebutuhan mereka.
2
Nama : Septian Dhanu Anggoro
NIM : 20/465134/PEK/26137
3. Referring to Starbucks’ case study: (a) “How do the market research data of consumer
perception on Starbucks reveal the changing market segments and positioning of
Starbucks? “, (b) Argue how the case study illustrates the marketing focus characteristic
of a market-led organization.
Jawab
a. Berdasarkan dari kasus Starbuck’s, ditemukan bahwa basis pelanggannya telah
berubah. Starbuck’s mengetahui bahwa profil pelanggannya dari yang semula meliputi;
orang kaya, terpelajar, wanita kerah putih berusia antara 24 dan 44 tahun — telah
mengalami pergeseran. Hal ini dapat dilihat pada data di Exhibit 8, yang menyebutkan
bahwa rata-rata pelanggan baru berusia 36 tahun, memiliki penghasilan $65,000, dan
hanya sekitar 37% memiliki pendidikan perkuliahan, atau lebih. Starbuck’s juga
mendapati temuan perilaku kunjungan pada konsumen yaitu, pelanggan reguler
memiliki rata-rata 18 kunjungan sebulan, sementara pelanggan biasa hanya
berkunjung sebanyak lima kali dalam sebulan.
Pelanggan baru Starbuck’s cenderung berusia lebih muda, berpendidikan rendah, dan
berpenghasilan lebih rendah daripada pelanggan lamanya. Selain itu, mereka lebih
jarang mengunjungi toko dan memiliki persepsi yang sangat berbeda tentang merek
Starbuck’s.
3
Nama : Septian Dhanu Anggoro
NIM : 20/465134/PEK/26137
4
Nama : Septian Dhanu Anggoro
NIM : 20/465134/PEK/26137
5
Nama : Septian Dhanu Anggoro
NIM : 20/465134/PEK/26137
5. (a) Explain the concept of strategic group in competitor analysis, and:
(b) Provide an illustration/example in Indonesian context.
Jawab
a. Konsep grup strategi di dalam analisis pesaing adalah tentang melibatkan evaluasi
serangkaian lingkaran konsentris pesaing: yang paling pertama dalam konsep ini
adalah pesaing langsung dalam konsep grup strategi, selanjutnya perusahaan-
perusahaan dalam industri yang menjadi penghalang untuk masuk ke grup strategi,
dan kemudian calon pendatang dan penggantinya yang paling potensial.
Dalam jangka menengah, fokus analisis pesaing haruslah perusahaan-perusahaan
dalam kelompok strategis yang sama dengan perusahaan yang bersangkutan.
Namun, dalam jangka panjang, ada bahaya dalam analisis ini yang mana begitu
dibatasi. Industri secara keseluruhan harus ditelaah untuk mencari pesaing tidak
langsung yang mungkin memiliki sumber daya atau kebutuhan untuk mengatasi
hambatan masuk ke grup strategi tertinggi. Meskipun hambatan masuk mungkin
tinggi, jika grup strategis tertentu menunjukkan keuntungan tinggi atau potensi
pertumbuhan di luar pasar lainnya, maka kemungkinan akan menarik pendatang
baru
b. Ilustrasi atau contohnya di Indonesia dari poin pertanyaan (a) adalah perusahaan
pada industri pangan mie instan yang mana kita tahu, bahwa mie instan sampai saat
ini dipegang oleh perusahaan Indofood, perusahaan tersebut merupakan industri
pangan yang tinggi dengan pertumbuhan sampai ke luar negeri, dan sampai
sekarang walaupun sudah ada beberapa pesaingnya di Indonesia, perusahaan ini
tetap masih kuat dan bersaing di dalam negeri maupun di luar negeri sepeti di
Afrika.
6. How would we argue that marketing resources are sources of sustainable competitive
advantage? Elaborate your answers by providing examples.
Jawab
Sumber daya pemasaran merupakan sumber daya kompetitif yang berkelanjutan karena
di dalam sumber daya pemasaran terdapat aset, atribut, atau kemampuan perusahaan
yang sulit untuk diduplikasi atau dilampaui; dan memberikan posisi jangka panjang
yang unggul atau menguntungkan di atas pesaing. Dasar pemikiran dari perusahaan
yang ingin mempertahankan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, ia harus
mengendalikan sekumpulan sumber daya yang dapat dieksploitasi yang memiliki
empat karakteristik kritis. Sumber daya ini harus (1) berharga, (2) langka, (3) tidak
dapat ditiru secara sempurna (sulit ditiru), dan (4) tidak dapat digantikan.
Contoh yang dapat kita lihat adalah perusahaan seperti Gojek atau Grab yang mana
mereka bermula dari layanan antar jemput penumpang menggunakan kendaraan roda
dua. Layanan atau jasa ini merupakan bentuk inovasi yang memanfaatkan teknologi,
yang mana penumpang menggunakan aplikasi untuk memesan layanan jemput
menggunakan kendaraan roda dua dan meminta diantarkan ke tujuan mereka. Layanan
Gojek atau Grab kemudian berkembang menjadi jasa pesan-antar makanan dan
menujukan inovasi mereka terhadap teknologi di Indonesia.
6
Nama : Septian Dhanu Anggoro
NIM : 20/465134/PEK/26137
7. Referring to “Dove” case study, explain the strategic positioning approach Dove takes
to build it as a Master Brand.
Jawab
Berdasarkan dari kasus Dove, Unilever berencana untuk memisahkan lebih dari 1.600
mereknya menjadi 400 merek dagang. Di antara merek yang bertahan, sejumlah kecil akan
dipilih sebagai 'Masterbrands,' dan diberi mandat sebagai umbrella identities di berbagai
bentuk produk. Dove ditunjuk sebagai Masterbrand pada Februari 2000. Dalam peran itu,
Dove digunakan namanya untuk masuk ke berbagai entri Unilever ke dalam kategori
perawatan pribadi di luar kategori barang kecantikan. Banyak dari iklan untuk kategori-
kategori ini berbicara tentang manfaat fungsional saja.
Dove dalam membangun merek sebagai Masterbrands menggunakan strategi yang dapat
diterapkan dan dapat meluas ke seluruh produk. Strategi Dove berfokus pada isu self-
esteem memberikan positioning berbeda bagi produknya. Dove mencoba untuk mencapai
suatu tujuan yaitu, kepercayaan diri perempuan, yang mana sekaligus dapat meningkatkan
citra dan penjualan komersial perusahaan dengan menerapkan Cause-Related Marketing
(CRM). Strategi ini didasari oleh temuan perusahaan yang mengungkapkan hanya 2%
responden di seluruh dunia yang mendeskripsikan dirinya “cantik”.
Produk Dove dari perusahaan Unilever yang disebut sebagai Masterbrands merupakan
rancangan dari brand architecture perusahaan yang memberikan keleluasaan dalam
menentukkan target pasarnya. Dove sendiri berhasil mengemban kepercayaan dan
tanggung jawab dalam menciptakan visi global perusahaan terhadap positioning yang dapat
menginspirasi semua pasar geografis.
8. Why are segmentation and targeting important decisions in a market-led organization?
Jawab
Segmentasi dan target menjadi keputusan penting dalam market-led organization,
karena segmentasi dan target menjadi poin dalam pembentuk orientasi pasar. Orientasi
pasar yang bermula dari konsumen dan mengetahui siapa saja segmentasi dan target
konsumen dalam orientasi pasar membantu perusahaan dalam menjangkau nilai tambah
dan siapa saja konsumen yang ingin dicapai. Dalam hal ini, segmentasi dan target dapat
digunakan oleh perusahaan dalam mengerti pola perilaku konsumen mereka, seperti
siapa saja yang membeli produk mereka, berapa lama konsumen menggunakan produk
mereka, dan bagaimana frekuensi konsumen membeli produk mereka. Segmentasi dan
target masuk ke dalam karakteristik konsumen yang akan membantu perusahaan dalam
mencapai market-led organization.
****