Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN OBAT

DI PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Disusun Oleh :

Aulia Rahmi, S.Ked FAB 118 048


Joshua Kalimanto Siahaan, S.Ked FAB 118 050
Martina Lovenia Romaito, S.Ked FAB 118 055
Winda Wijaya FAB 118 043

Pembimbing
Astri Widiarti, S.Farm., M.Kes., Apt
dr. Ina Sunjaya

SMF ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
PALANGKA RAYA
2021
PENDAHULUAN

Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat, Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya. Salah satu fungsi pokok Puskesmas adalah sebagai pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan yang
diselenggarakan terdiri dari empat pilar yaitu upaya promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74 tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, pelayanan kefarmasian terbagi dalam dua
kegiatan yaitu pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) serta pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP
serta pelayanan farmasi klinik di puskesmas merupakan satu rangkaian kegiatan
yang saling terkait satu dengan yang lain. Kegiatan tersebut harus didukung oleh
sumber daya manusia serta sarana dan prasarana sesuai standar. Apoteker sebagai
penanggung jawab pelayanan kefarmasian di puskesmas diharapkan dapat
melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai standar dalam rangka peningkatan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

1. PERENCANAAN
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai
(BMHP) di puskesmas setiap periode, dilaksanakan oleh apoteker atau tenaga
teknis kefarmasian (TTK) pengelola ruang farmasi. Perencanaan obat yang baik
dapat mencegah kekosongan atau kelebihan stok obat dan menjaga ketersediaan
obat di puskesmas. Tahapan perencanaan kebutuhan obat dan BMHP meliputi :

1. Pemilihan
2. Pengumpulan data
3. Memperkirakan kebutuhan periode yang akan datang ditambah stok penyangga
(buffer stock).
4. Menyusun dan menghitung rencana kebutuhan obat menggunakan metode yang
sesuai.
5. Data pemakaian, sisa stok dan permintaan kebutuhan obat puskesmas
dituangkan dalam Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
puskesmas.
6. Laporan pemakaian berisi jumlah pemakaian obat dalam satu periode dan
lembar permintaan berisi jumlah kebutuhan obat puskesmas dalam satu periode.
7. LPLPO puskesmas menjadi dasar untuk rencana kebutuhan obat tingkat
puskesmas dan digunakan sebagai data pengajuan kebutuhan obat ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dalam perencanaan dapat digunakan Metode Konsumsi :


a) Daftar obat.
b) Stok awal.
c) Penerimaan.
d) Pengeluaran.
e) Sisa stok.
f) Obat hilang/rusak, kadaluarsa.
g) Kekosongan obat.
h) Pemakaian rata-rata/pergerakan obat pertahun.
i) Waktu tunggu.
j) Stok pengaman.
k) Perkembangan pola kunjungan
Adapun perencanaan pengadaan obat di Puskesmas Pahandut sudah sesuai dengan
juknis kefarmasian, berikut contoh pengadaan obat di Puskesmas Pahandut :

Gambar 1. Perencanaan pengadaan obat di PKM Pahandut

2. PENIMPANAN
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga ketersediaan,
serta memudahkan pencarian dan pengawasan.
G
ambar 2. Tempat Penyimpanan Obat di PKM Pahandut

3. PEMUSNAHAN DAN PENARIKAN


1. Pemusnahan dan penarikan obat
a. Sediaan farmasi kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan
sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan dan penarikan
Sediaan Farmasi dan BMHP yang tidak dapat digunakan harus
dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Sediaan Farmasi dan BMHP yang kadaluarsa, rusak
atau ditarik dari peredaran dikembalikan ke lnstalasi Farmasi Pemerintah
dengan disertai Berita Acara Pengembalian.
b. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standard/ketentuan peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik
izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall)
atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM. Penarikan Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang
izin edarnya dicabut oleh Menteri.

2. Pemusnahan Resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh apoteker atau
penanggungjawab disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas kesehatan
lain dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemusnahan Resep dan selanjutnya dilaporkan
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Puskesmas Pahandut bekerjasama dengan pihak ketiga dalam
pemusnahan obat agar tidak menimbulkan limbah disekitar puskesmas,
pemusnahan dilakukan setiap 6 bulan sekali. Berikut Berita Acara
Pemusnahan Obat di PKM Pahandut :

Gambar 3. BAP Obat Kadaluarsa/Rusak


PENANGANAN OBAT KEDALUWARSA
ATAU RUSAK
UKP-In/SOP-
No.Dokumen : 108/PP/I/2020
SOPNo. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 06 Januari 2020
Halaman : 1/3
BLUD UPT
RIDUAN, SKM, M.M.Kes
PUSKESMAS NIP 197112061994031006
PAHANDUT
1. Pengertian Penanganan obat kedaluwarsa/rusak adalah kegiatan
memisahkan dan memusnahkan obat yang kedaluwarsa/rusak
sesuai tatacara dan ketentuan yang berlaku. Obat kedaluwarsa
adalah obat dimana tanggal kedaluwarsa yang tercantum pada
kemasan telah terlampaui. Obat rusak adalah obat yang telah
mengalami perubahan bentuk fisik, warna, bau, konsistensi,
timbulnya endapan atau keadaan yang tidak sesuai.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melaksanakan penanganan obat kadaluwarsa atau rusak.
3. Kebijakan Surat Keputusan Pimpinan BLUD UPT Puskesmas Pahandut
Nomor: UKP-In/SK-042/PP/I/2020 Tentang Penanganan Obat
Kedaluwarsa/Rusak.
4. Referensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691 Tahun 2011 Tentang Keselamatan Pasien.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46
Tahun 2015 Tentang Akreditasi Puskesmas.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74
Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.
d. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019.
Petunjuk Teknis Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Jakarta : Kemenkes RI.
5. Prosedur / a. Petugas mendata obat yang kedaluwarsa atau rusak.
Langkah- b. Petugas mengidentifikasi obat yang sudah kedaluwarsa
langkah atau rusak.
c. Petugas memisahkan obat rusak atau kedaluwarsa dari rak
dan lemari penyimpanan obat lainnya untuk ruang farmasi
puskesmas dan gudang obat puskesmas.
d. Petugas mengeluarkan obat yang rusak /kedaluwarsa dari
tempat penyimpanan obat pusling atau lansia dan
menggantikan obat tersebut apabila terdapat obat dengan
jenis dan nama yang sama dengan tanggal kedaluwarsa
yang lebih lama atau bentuk sediaan yang baik.
e. Petugas memberitahukan obat-obat yang mendekati waktu
kedaluwarsa kepada puskesmas pembantu (pustu) untuk
diminta mengembalikan ke gudang obat puskesmas dan
menggantikan obat tersebut apabila terdapat obat dengan
jenis dan nama yang sama dengan tanggal kedaluwarsa
yang lebih lama atau bentuk sediaan yang baik.
f. Petugas membuat laporan obat-obatan, perbekalan farmasi
dan alat kesehatan yang dikembalikan ke Instalasi Farmasi
Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, yang berisi nama
obat, satuan, jumlah, bulan expired date/ kedaluwarsa,
nomor batch, harga satuan, total harga dan keterangan
(expired date/ ED atau rusak).
g. Petugas mengirim obat yang kedaluwarsa atau rusak ke
Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4, ditempatkan
didalam kotak/ wadah tertutup rapat.
Petugas mendata obat yang
6. Diagram Petugas memberitahukan
Alir Petugas obat-obat
mengidentifikasi obat yangsudah
yang mendekati
Petugas memisahkan obat atau
kedaluwarsa rusak atau
rusak kedaluwarsa
Petugas membuat
waktu kedaluwarsa laporan obat-obatan,
kepada puskesmas perbekalan
rusakobatpembantu
dari rak dankedaluwarsa atau
lemari penyimpanana lainnya
farmasi
(pustu) danPetugas
untuk diminta mengirim
alat kesehatan obat
yang
mengembalikan yang
dikembalikan
ke gudangke
obat
Gudang Farmasi kedaluwarsa
Dinas atau rusak
Kesehatan
puskesmas KotakePalangkaraya
Gudang Farmasi Dinas Kesehatan
Kota Palangka Raya

7. Unit Terkait a. Pustu


b. Pusling
c. Posyandu Lansia

Tabel 1. SOP Penanganan Obat yang Kadaluarsa atau Rusak


PENUTUP

Puskesmas Pahandut dalam perencanaanya melibatkan seluruh tenaga


Kesehatan dalam pemilihan dan jenis obat yang diperlukan dalam melakukan
pelayanan Kesehatan yang kemudian diajukan ke Dinas Kesehatan Kota
Palangkaraya serta dapat pula menggunakan anggaran Puskesmas sendiri dalam
belanja obat.
Penyimpanan obat di Puskesmas Pahandut sudah sesuai dengan juknis
Kefarmasian sehingga obat tidak mudah rusak.
Pengelolaan obat kadaluarsa atau rusak di Puskesmas Pahandut dilakukan
dengan 2 cara yaitu, pemusnahan yang bekerjasama dengan pihak ketiga agar
tidak menimbulkan limbah yang dapat merusak lingkungan disekitar Puskesmas
dilakukan setiap 6 bulan sekali atau apabila beratnya sudah mencapai 50 kg. Cara
yang kedua adalah pengembalian obat yang kadaluarsa atau rusak ke Dinas
Kesehatan Kota Palangkaraya untuk ditindak lanjuti.

Anda mungkin juga menyukai