Anda di halaman 1dari 6

Fatumnasi, merupakan sebuah kecamatan yang secara administratif masuk ke Kabupaten

Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa tenggara Timur (NTT).

Fatumnasi ternyata bukan hanya sekedar kecamatan biasa saja. Namun, sudah terkenal
sebagai sebuah kawasan wisata alam eksotis, destinasi wisata budaya, serta wisata e

hutan bonsai fatumnasi. google maps. sumber: lh5.googleusercontent.com

Selain itu, Fatumnasi terkenal juga sebagai taman wisata. Karena sebagian besar wilayahnya
masih berupa alam yang terjaga kelestariannya, serta memiliki panorama yang
mengagumkan.

Oleh karena itu, sangat disayangkan jika kunjungan wisata ke Timor Tengah
Selatan jika tanpa menikmati pesona keindahan Fatumnasi.
Lalu apa saja yang menjadi daya tarik dari Fatumnasi terbut? Maka, inilah
review Fatumnasi yang sudah berhasil kami rangkum untuk anda.

Fatumnasi adalah wisata TTS yang sangat populer sekali bagi masyarakat
NTT, dari sekian banyak pessona keindahan lainnya yang tersaji.

Tentu saja, hal tersebut menjadi sebuah pertanyaan bagi para traveler. Apa
saja sebetulnya pesona keindahan kawasan wisata Fatumnasi?

1. Panorama Alam

Fatumnasi merupakan kawasan yang memiliki luas sekitar 198,65 kilometer


persegi. Kawasan yang didominasi oleh pegunungan, dan perkebunan,
serta memiliki udara yang sangat sejuk.

Saat hari mulai sore, jalan menuju Fatumnasi akan sedikit berkabut. Tentu
saja, kabut yang ada di sekitar jalan, berpadu dengan view alam sekitar,
menjadi sebuah suguhan panorama yang sangat eksotis.

Terdapat beberapa objek wisata yang selalu menjadi destinasi wisata utama
di Fatumnasi. Yaitu :

 Hutan Bonsai Fatumnasi


 Gunung Mutis
 Fatu Naususu
 Danau Nefo Kaenka
 Benteng Dua Puteri
 Bukit Nubui
 Batu Kolen
Bagi yang sempat membaca tentang Gunung Mutis, jangan bingung ketika
lokasi Gunung Mutis ditulis berada di Timor Tengah Utara,maupun di Timor
Tengah Selatan.

Karena secara administratis, lokasi Gunung Mutis tepat berada di


perbatasan antara dua kabupaten tersebut. Dan Gunung Mutis merupakan
gunung yang mempunyai daya tarik sebagai berikut:

 Salah – Satu gunung tertinggi di Pulau Timor


 Gunung yang bersejarah tentang raja – raja Timor
 Gunung yang sangat berperan terhadap keberadaan air,
khususnya  bagi masyarakat sekitar
 Wisata pendakian favorit kaum milenial
2. Suku Dawan

Suku Dawan, atau juga orang atoni Pah Meto, merupakan seku terbesar
yang ada di Pulau Timor. Selain itu, Suku Dawan terkenal sebagai suku
penjaga kelestarian Gunung Mutis, serta alam yang ada di sekitarnya,
termasuk Fatumnasi.

Ada hal yang sangat unik dari Suku dawan, yaitu saat menggembala hewan
ternak, mereka selalu menggunakan seruling, atau disebut juga sebagai
Feko.

Meskipun menggembala hewan ternak di alam terbuka, namun hewan-


hewan tersebut tidak akan kabur. Salah – satu faktornya karena suara yang
keluar dari Feko.

Suara Feko, atau seruling diyakini dapat memberikan rasa tenang bagi
hewan ternak yang mendengarnya. Sungguh sebuah panorama yang
sangat menakjubkan.

3. Penginapan Di Fatumnasi

Daya tarik selanjutnya dari Fatumnasi adalah penginapannya. Jangan


dibayangkan penginapan berbentuk seperti hotel ataupun villa.

Penginapan di Fatumnasi berbentuk lopo-lopo, serta memberikan sensasi


melebur dengan budaya masyarakat lokal, dalam sebuah suasana alam
yang menenangkan.

Lokasi Fatumnasi
Lokasi dan alamat Fatumnasi berada di Kecamatan Fatumnasi, Kabupaten
Timor Tengah Selatan (TTS), Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Rute Menuju Fatumnasi
Rute menuju Fatumnasi memang tidak gampang. Bagi para wisatawan yang
memulai perjalanan dari Kupang bisa langsung berkendara menuju Kota
Soe, ibukota Kabupaten TTS dengan waktu tempuh skitar 2-3 jam.

Jarak dari Ibu Kota TTS ke Fatumnasi sekitar 37 kilometer. Jalan menuju
Fatumnasi didominasi oleh panorama alam, dan kabut yang sangat indah.

Meskipun di beberapa titik masih banyak kondisi jalan yang belum optimal,
namun perjlanan menuju Fatumnasi sangat menyenangkan, ditambaha
keramahan penduduk sekitar.

Jam Buka Fatumnasi


Untuk berwisata di kawasan wisata Alam Fatumnasi NTT ini pengunjung
tidak perlu mengkhawatirkan soal jam buka. Lokasi indah ini terbuka 24 jam
untuk dikunjungi. Apalagi disana ada penginapan, yang dikelola oleh
kepala adat/ juru kunci gunung.

Tiket Fatumnasi
Mengingat luasnya kawasan fatumnasi, ada beberapa spot yang bisa
dikunjungi di kawasan wisata alam ini. Umumnya objek di kawasan ini tidak
memberlakukan tiket masuk.

Fasilitas Fatumnasi
Untuk menginap,pengunjung bisa menyewa homestay lokal. Disana
terdapat penginapan homestay Lopo Mutis yang bangunannya berbentuk
lopo – lopo dengan atap alang – alang. Setiap kamarnya berisi 3 tempat
tidur yang bisa diisi 3 – 6 orang. Harga yang ditawarkan adalah 200.000 per
kamar per malam.

Di penginapan ini, pengunjung kadang dipersilakan untuk memasak sendiri


di dapurnya. Karena memang tidak ada warung apalagi fasilitas restoran di
desa itu. Hal ini pun justru dimanfaatkan oelh pengelola homstay sebagai
salah satu aktivitas oleh wisatawan dimana pengunjung akan mendapat
pengalaman memasak menggunakan tungku kayu di dapur yang
sederhana.
1. Fatu Naususu (ada juga yang menyebut Fatu Nausus)
Tebing batu karst besar dan menjulang yang terlihat sangat rata seperti dipotong mesin di sini
memang ternyata bekas penambangan marmer. Setelah penambangan dihentikan, tinggallah
sisa seperti kondisi yang kita lihat sekarang.
Fatu Naususu, tebing batu menjulang, rata
 
Saya nggak bisa dan nggak berani menduga-duga apakah sebelum dieksploitasi lebih bagus
penampakan tebing batunya atau bagaimana. Yang jelas formasi batu-batu dan hamparan
lembah serta deretan perbukitan di kejauhan di lokasi yang telah menjadi tempat wisata ini
membuat kami blingsatan kegirangan plus terpukau. Cantik luar biasa! Ada banyak spot foto
Instagramable, jadi luangkan waktu yang cukup di sini untuk mengeksplor semua sudut ya...
O ya, Fatu Naususu ini dulunya dipakai untuk melangsungkan upacara adat.
 
2. Danau Nefo Kaenka
Kami makan siang di tepi danau ini. Makan siangnya sekotak nasi padang yang kami beli dari
Kota Soe karena memang sulit menemukan warung makan di sepanjang perjalanan dari Soe ke
Fatumnasi. Udaranya sejuk, bukan hanya karena banyak rimbunan pohon tapi karena sudah
berada di ketinggian 1.260 mdpl. Air danaunya sih coklat, bukan hijau turkois yang cantik buat
difoto. Tapi langit biru, pohon-pohon di sekitar danau, dan suasana yang tenang, membuat kami
betah berlama-lama di sini, dan tentunya berpose-pose.
3. tambang marmer Desa Tunua
Ya, ini sebenarnya bukan tempat wisata, tapi bekas tambang marmer yang dibuka sejak
tahun 2000 yang telah dihentikan akibat protes masyarakat adat yang dipimpin Ibu Aleta
Baun, warga asli Mollo. Sisa penambangan meninggalkan tumpukan bongkahan batu
marmer dengan bentuk rata beraturan, juga tebing-tebing rata bekas kerja mesin. Tambang
ini tepatnya berada di Naetapan, Desa Tunua Kecamatan Mollo Utara. Luasnya 10,5 ha.
Dihentikan total sekitar tahun 2012.
Tulisan ini nggak akan mengulas soal kerusakan alam (salah satunya kekeringan) yang
ditimbulkan kegiatan penambangan karena bukan kapasitas saya. Saya hanya tahunya
menikmati pemandangan alam di sini dari atas bekas lahan tambang yang sangat eksotis.
Bongkahan-bongkahan batu yang dibiarkan begitu saja juga berguna bagi kami yang mencari
tempat aman buat buang air kecil, hehe...
 
FYI, gunung atau tebing-tebing batu di Fatumnasi dan Mollo dianggap sebagai identitas, dan
juga dikeramatkan, makanya mereka menolak dieksploitasi perusahaan tambang.
 
4. Bukit Nubui
Dari atas bukit hijau yang nggak terlalu tinggi ini lagi-lagi kami bisa menikmati hamparan karpet
alam dan perbukitan. Bongkahan marmer-marmer di Tunua juga terlihat dari sini. Angin bertiup
cukup kencang saat sore itu kami mampir di sini dan bertemu dengan anak-anak lokal.
Bahagianya anak-anak itu....
 
5. Fatu Kolen
Di satu bagian di atas batu tumbuh pohon. Di bagian lain tertancap 3 tanda salib. Fatu Kolen
yang artinya batu pendek ini termasuk batu purba yang banyak terdapat di Fatumnasi.
 
Dari 5 tempat di atas, hanya Fatu Naususu yang memberlakukan tiket masuk sebesar Rp20.000
per orang. Parkir mobil sudah tidak bayar lagi. Tempat lainnya tidak ada tiket masuk.
 

Anda mungkin juga menyukai