Anda di halaman 1dari 4

Novi Yusfita (2004441017)

D4- Manajemen Keuangan – MK2A


Kewarganegaraan – Bapak Muhammad Yusuf Aidid

UPAYA MASYARAKAT UNTUK BELA NEGARA


DI BIDANG EKONOMI
Pendidikan bela negara dalam konteks ekonomi juga berarti bagaimana
menumbuhkan semangat dalam diri semua anak bangsa agar mandiri dalam ekonomi seperti
menumbuhkan semangat berwirausaha, mempunyai keterampilan dan kompetensi. Yang
terpenting, anak-anak Indonesia dididik untuk menumbuhkan rasa malu kalau ekonomi
negaranya dikuasai asing.Bela negara adalah suatu hak dan kehormatan untuk semua warga
negara. Oleh sebab itu, kata dia, pendidikan bela negara sangat penting diadakan di semua
level pendidikan dan bidang kehidupan. Dalam konteks ekonomi, pendidikan bela negara
maknanya bagaimana membuat ekonomi Indonesia terus bertumbuh dan tidak dikuasai asing.
Selain itu, bela negara juga berarti semua sumber kekayaan alam Indonesia wajib dikuasai
negara dan digunakan bagi kemakmuran masyarakat bukan untuk kepentingan asing.
Saat ini masyarakat Indonesia nyatanya sedang dijajah oleh budaya luar seperti
individualisme, hedonisme, dan materialistik yang berdampak pada kurangnya kepedulian
antar sesama warga khususnya dalam bidang ekonomi. Budaya hedonisme yang dapat
diartikan sebagai sikap menghamburkan harta untuk kesenangan individu semata, lalu budaya
materialistik yang mengejar-ngejar harta demi kekayaan pribadi semata, semua ini adalah
budaya yang mengarah pada individualisme yang berdampak pada ketimpangan sosial di
bidang ekonomi. 
Belum lagi dengan merebaknya produk-produk impor yang menguasai pasar dalam
negeri, tentunya ini dapat mematikan produk asli ciptaan Indonesia mulai dari bahan pokok
seperti beras hingga branding produk pakaian. Disini, wujud sikap bela negara di bidang
ekonomi juga dibutuhkan. Gerakan bela negara bisa dilakukan dengan membantu
memperkuat perekonomian negara dengan berwirausaha. Negara saat ini dibutuhkan
pembangunan perekonomian sehingga negara ini memiliki perekonomian yang kuat sehingga
ditakuti dan dihargai oleh negara-negara lain.
Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, didukung dengan sumber daya
manusia yang mencapai 260 juta jiwa, terlebih akan menerima bonus demografi di tahun
2030-2035 mendatang membuat 2/3 penduduk Indonesia akan dikuasai oleh warga berusia
produktif. Tentunya hal itu menjadi peluang potensial dalam memajukan perekonomian
negara. 
Sebuah negara akan cepat bertransformasi menjadi negara maju jika pelaku
ekonominya lebih banyak didominasi oleh pelaku ekonomi dalam negeri, dalam hal ini
adalah pengusaha. Setidaknya dibutuhkan 2% pengusaha dari total penduduk agar Indonesia
dapat mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi.  Saat ini, Indonesia hanya memiliki 1,4%
pengusaha. Dengan begitu, tinggal menciptakan 0,4% lagi untuk dapat meningkatkan kinerja
perekonomian. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta
Novi Yusfita (2004441017)
D4- Manajemen Keuangan – MK2A
Kewarganegaraan – Bapak Muhammad Yusuf Aidid

jiwa,maka negara ini membutuhkan setidaknya 1,5 juta orang yang


bersedia terjun ke dalam wirausaha.
Kemandirian ekonomi adalah jalan menuju kedaulatan negara. Dengan banyaknya
pelaku usaha lokal, maka goncangan dari luar tidak akan mudah mempengaruhi
perekonomian dalam negeri. Meskipun era globalisasi telah menyatu dengan perkembangan
zaman, namun semangat ekonomi kerakyatan yang telah menyelamatkan Indonesia dari krisis
1997-1998 lalu perlu untuk terus digerakkan. UMKM adalah simbol ekonomi kerakyatan
tersebut.

Haq, M. I. (2019, Juni 2019). Menumbuhkan Sektor Wirausaha, Wujud Bela Negara Bidang Ekonomi.
Ekonomi.

Sajid, F. (2015, December 9). Artikel Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP . Bela Negara
dalam Bidang Ekonomi.
Haq, M. I. (2019, Juni 2019). Menumbuhkan Sektor Wirausaha, Wujud Bela Negara Bidang Ekonomi.
Ekonomi.

Sajid, F. (2015, December 9). Artikel Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMP . Bela Negara
dalam Bidang Ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai