Anda di halaman 1dari 8

Adji Rahman Sayuti

Qori Jenjira Islami


Rahmat Rusdi
Pengembangan wilayah di negara maju adalah pemberdayaan
sumber daya manusia secara optimal melalui penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Secara umum model pengembangan wilayah di negara


berkembang lebih menitikberatkan pada sektor agraris, yaitu
sektor-sektor yang berhubungan dengan upaya-upaya
pengolahan sumber daya alam secara langsung, seperti
pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan
perikanan sedangkan sektor industri cenderung hanya
merupakan upaya yang berskala kecil dan hanya terkonsentrasi
di wilayah perkotaan.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi seperti yang diprediksi lembaga internasional di
atas dan agar pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menurunkan
ketimpangan antara rakyat miskin dan kaya, maka Pemerintah Indonesia dan seluruh
komponen bangsa harus bekerja keras dan bersinergi untuk melaksanakan pembangunan
yang berkelanjutan dan berkeadilan. Beberapa strategi/kebijakan yang harus diambil oleh
Pemerintah dalam pembangunan nasional adalah menigkatkan ketahanan nasional,
meningkatkan kualitas SDM, mengubah struktur ekonomi. Di samping itu, Pemerintah juga
melakukan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

Ketahanan nasional merupakan kemampuan bangsa Indonesia untuk mengembangkan


kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
maupun gangguan yang berasal dari dalam maupun luar yang membahayakan integritas,
dan kelangsungan hidup bangsa. Ketahanan nasional harus ditingkatkan. Pembangunan
tidak akan berguna jika ketahanan nasional rapuh dan menjadi sia-sia.
Ketahanan nasional dapat ditingkatkan dengan menanamkan nilai-nilai kebangsaan yaitu Pancasila,
Bhinneka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945 dan konsep NKRI, kepada seluruh komponen
bangsa. Nilai-nilai kebangsaan tersebut harus dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya yang tersebar di 17.491
pulau harus menjadi satu kesatuan keluarga besar yaitu bangsa Indonesia. ‘Konsep nasionalisme yang
didirikan Indonesia, bukan orang Jawa, bukan orang Sumatera, bukan orang Kalimantan, Sulawesi, Bali
atau lainnya, tapi orang Indonesia, yang bersama-sama menjadi fondasi satu kesatuan nasional" (Ir.
Soekarno)

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas SDM-nya. Indonesia diperkirakan akan
mengalami bonus demografi mulai tahun 2025 dimana usia produktif akan mencapai 65% dari total
penduduk Indonesia sekitar 270 juta jiwa. Terdapat dua tantangan yang dihadapi yaitu jumlah
penduduk yang sangat besar dan kemajuan teknologi informasi. Jumlah penduduk yang besar menjadi
pasar produk yang dapat menggerakkan perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat dengan
catatan produk tersebut merupakan produk dalam negari. SDM harus dapat menguasai teknologi
informasi dan mengkapitalisasinya untuk peningkatan produk/jasa dalam negeri termasuk untuk
orientasi ekspor.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan sustainable, maka Pemerintah dan
dunia usaha harus memperkuat struktur ekonomi nasional dengan membangun infrastruktur,
mendorong investasi dan memperkuat industri pengolahan yang berbasis ekspor. Dunia
usaha harus meninggalkan ‘kebiasaan’ menjual atau mengekspor bahan mentah atau bahan
baku. Industri dalam negeri harus mengolah bahan mentah/bahan baku menjadi barang jadi
yang mempunyai nilai tambah yang tinggi. Di samping itu, industri harus bisa menghasilkan
barang modal.

Pemerintah juga harus mendorong UMKM agar bertumbuh dan naik kelas, mengingat jumlah
UMKM yang mencapai 99.99% dari total jumlah pelaku usaha dan menyerap 97% tenaga
kerja dunia usaha. Di samping itu, import bahan baku maupun barang modal harus dikurangi
secara siginifikan. Langkah ini sangat strategis, disamping untuk meningkatkan industri dalam
negari, mengurangi ketergantungan terhadap asing, juga untuk mengurangi pengeluaran
devisa negara sekaligus dapat menjaga stabilitas nilai rupiah dan memperkuat fundamental
ekonomi nasional.
Menurut BPS, kontribusi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2019 masih
didominasi pulau jawa dengan porsi 59% disusul Sumatera 21,32%, Kalimantan
8,05%, Sulawesi 6,33%, Bali Nusra 3,06%, serta Maluku dan Papua sebesar
2,24%. Sementara itu, masih terdapat perbedaan angka kemiskinan antara
provinsi yang paling rendah angka kemiskinannya yaitu DKI Jakarta sebesar
3,47% dengan provinsi yang paling tinggi angka kemiskinannya yaitu Papua
sebesar 27,53%. Oleh sebab itu, Pemerintah telah membangun infrastruktur untuk
mempercepat dan pemerataan pembangunan terutama di luar pulau Jawa
termasuk Papua. Infrastruktur tersebut diharapkan juga akan membuka akses
wilayah dan memperlancar distribusi dan transportasi. Diharapkan Pemerintah
memprioritaskan pembangunan daerah tertinggal, perbatasan dan terpinggir
sesuai dengan Nawacita ketiga ‘Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan’.

Anda mungkin juga menyukai