1
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang
Corresponding author: larasakina@gmail.com
ABSTRAK: Penelitian terhadap karakteristik andesit Formasi Hulusimpang dilakukan di Daerah Tanjung Kemala dan
sekitarnya, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Secara tektonik terletak di Cekungan Bengkulu sebagai forearc. Metode
penelitian yang digunakan berupa observasi lapangan dan analisis petrografi andesit yang diambil secara acak
(random). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik batuan beku intermediet yaitu andesit pada Formasi
Hulusimpang berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal dan mengidentifikasi alterasi yang terjadi pada lokasi penelitian.
Analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa andesit Formasi Hulusimpang di Daerah Tanjung Kemala dan
sekitarnya secara petrografi memiliki bentuk krsital subhedral – anhedral, ukuran (0.05 sampai dengan 0.5 mm), derajat
kristalisasi hipokristalin, tekstur porfiritik dan juga terdapat tekstur zoning dengan komposisi mineral kuarsa,
plagioklas, lempung, sanidine, gelas, biotit dan opak. Selain itu, pada beberapa sampel andesit ditemukan juga mineral
sekunder berupa klorit sebagai tanda bahwa andesit sudah mulai mengalami terjadi proses ubahan. Mineral penciri
alterasi pada daerah penelitian ini terbentuk pada suhu yang berkisar 120o sampai dengan 300o C.
ABSTRACT : A study of andesite characteristic of Hulusimpang Formation was conducted in Tanjung Kemala Area.
Pesisir Barat Regency, Lampung Province. This area is tectonically located in Forearc of Bengkulu Basin. The
research method undertaken in the present study included field investigation and andesite random petrographic
analysis. The aims of the research by means to know the characteristic of intermediate igneous rock that is andesite of
Hulusimpang Formation in The Late Oligocene – Early Miocene and to identify alteration that formed on the spot of
the research. The results showed that the andesite of Hulusimpang Formation in Tanjung Kemala and the surrounding
area have subhedral – anhedral crystal form, size of minerals of 0,01 mm – 0.5 m, hypocrystalline of degree
crystallization, porphyritic textures and also zoning texture, the composition of minerals are quartz, plagioclase, clay,
sanidine, glass, biotite and opaque. Furthermore, it was found that some of andesit`s sample had a secondary mineral
like chlorite as a sign of alteration process. This mineral is formed at a temperature of 120o C - 300o C.
PENDAHULUAN
1186
L. S. Hasanah et al.
Secara tektonik daerah ini merupakan Cekungan SW dan sesar turun dengan arah gaya utama relatif N –
Bengkulu yang berada di bagian busur depan dari Bukit S.
Barisan atau berada pada Lajur Barisan (Amin et al.
1993). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik andesit dan juga mengidentifikasi alterasi METODE PENELITIAN
yang terdapat pada daerah penelitian.
Pada luasan 81 km2 yang berada di daerah sekitar Penelitian ini menggunakan metode berupa observasi
lokasi penelitian telah dilakukan pemetaan geologi lapangan dan analisis laboratorium berupa petrografi.
lapangan (gambar 2). Hasil dari pemetaan ini Analisis secara mikroskopik ini menggunakan enam
menunjukkan adanya tiga formasi yang terbentuk dari sampel sayatan tipis dari andesit Formasi Hulusimpang
tua ke muda yaitu Formasi Hulusimpang (Oligosen kemudian dimasukkan kedalam diagram IUGS (gambar
Akhir – Miosen Awal), Formasi Bal (Miosen Tengah – 3) untuk mengetahui jenis batuan. Mineral yang
Miosen Akhir), dan Formasi Simpangaur (Miosen Akhir digunakan oleh IUGS minimal dua dari parameter
- Pliosen) kemudian juga ditemukan fosil planktonik dan mineral yang disediakan sehingga perlu dilakukan
bentonik pada Formasi Simpangaur sehingga Blow normalisasi persentase mineral terlebih dahulu sebelum
(1969) menunjukkan umur Formasi Simpangaur adalah dimasukkan kedalam diagram tersebut.
Miosen (N14 – N16) dengan lingkungan pengendapan
berupa transisi – neritik tepi (Barker 1960).
1187
Analisis Petrografi Batuan Andesit Formasi Hulusimpang Daerah Tanjung Kemala dan Sekitarnya, Kabupaten Pesisir
Barat, Lampung
1188
L. S. Hasanah et al.
Sayatan tipis andesit LP I.2 (gambar 9) mempunyai Pada LP I.2 ditunjukkan adanya mineral klorit yang
warna coklat sampai hitam (PPL) dengan warna merupakan mineral sekunder penciri alterasi. Mineral ini
interferensi yang lebih gelap (XPL); bersifat terbentuk pada suhu 120o sampai dengan 300o (Reyes
hipokristalin, granularitas porfiritik dengan bentuk 1990). Keberadaan klorit ini dipengaruhi oleh larutan
kristal subhedral – anhedral dan terdiri dari mineral hidrotermal yang dapat melewati zona lemah. Hal ini
plagioklas, sanidine, kuarsa, klorit dan gelas. Pada diakibatkan oleh adanya struktur berupa kekar – kekar
sayatan tipis ini terlihat adanya kemunculan mineral yang membentuk celah dan membuat larutan tersebut
sekunder berupa klorit yang terbentuk pada suhu 120o C dapat melewatinya. Namun, pada hal ini tipe alterasi
sampai dengan 300o C (Reyes 1990). Hal ini merupakan tidak dapat diidentifikasi akibat keterdapatan mineral
tanda bahwa adanya proses ubahan mineral yang terjadi sekunder yang hanya menunjukkan satu mineral dan
setelah pembentukkan batuan tersebut. Namun, sebaran tidak muncul dalam jumlah yang signifikan. Persentase
dari mineral ini pada sayatan tidak secara merata. mineral klorit pada sayatan tipis andesit Formasi
Hulusimpang di daerah telitian memiliki intensitas
berkisar 5% sampai dengan 13% dari total keseluruhan
persentase mineral pada batuan tersebut sehingga, batuan
ini tergolong alterasi hidrotermal lemah (Morrison
1997), dapat dilihat pada tabel 2.
Intensitas Keterangan
Tidak
Tidak ada mineral sekunder
Berubah
Lemah Kandungan mineral sekunder <25%
Kandungan mineral sekunder berkisar
Gambar 9 Sayatan tipis LP I.2 yang menunjukkan Sedang
antara 25 % sampai dengan 75%
adanya mineral klorit.
Kuat Kandungan mineral sekunder >75%
Seluruh mineral primer terubah (kecuali
Persentase mineral dari setiap batuan memiliki Intens kuarsa, zircon dan apatit) tetapi tekstur
jumlah yang berbeda – beda. Selain itu, keterdapatan primernya masih terlihat
mineral pada setiap sampel juga beragam. Hal ini dapat Seluruh mineral primer terubah (kecuali
dilihat pada tabel 1. Whitney dan Evans (2010) Total kuarsa, zircon dan apatit) tetapi tekstur
menggunakan abreviasi nama mineral pada batuan ini, primernya tidak terlihat lagi
sebagai berikut : Pl : plagioklas ; Qz : kuarsa ; Sa :
sanidine ; Bt : biotit ; Chl : klorit ; Opq : mineral opak ;
Px : piroksen) KESIMPULAN
Tabel 1 Keterdapatan mineral pada enam sampel sayatan Lokasi penelitian memiliki karakteristik andesit yang
tipis andesit. secara megaskopis didominasi batuan fresh dengan
tekstur mineral hipokristalin, porfiritik dan struktur
Kode LP masif. Secara mikroskopis ditemukan mineral dengan
ukuran 0.05 mm sampai dengan 0.5 mm dan bentuk
l.2 l.11 l.7 l.24 l.26 l.30 kristal subhedral – anhedral, komposisi mineral yang ada
Mineral (%)
PI 60 61 66 56 44 48 pada andesit berupa plagioklas, kuarsa, sanidine, klorit,
Qz 7 10 4 3 6 4 biotit lempung, piroksen, gelas dan mineral opak.
Sa 4 5 9 1 10 - Andesit pada lokasi penelitian memiliki dua fase
Bt - - - 3 - - pendinginan dalam pembentukkan mineral yaitu
pendinginan secara lambat yang menghasilkan mineral –
Chl 13 - - - 5 -
mineral berukuran besar dan pendinginan secara cepat
Clay - - - - - 24
yang membentuk massa dasar atau mineral dengan
Gelas 10 22 11 35 35 21
ukuran lebih kecil. Hal inilah yang menunjukkan tekstur
Opq - 2 - 2 - 3
profiritik pada andesit. Selain itu, ditemukan adanya
Px - - 10 - - -
struktur zoning pada sampel tertentu. Tekstur ini
merupakan ciri dari adanya keragaman intensitas kimia
mineral yang konsentrik pada batuan kemudian beberapa
1189
Analisis Petrografi Batuan Andesit Formasi Hulusimpang Daerah Tanjung Kemala dan Sekitarnya, Kabupaten Pesisir
Barat, Lampung
sampel dari hasil petrografi andesit daerah telitian Conference Series : Earth and Environmental
menunjukkan adanya proses alterasi hidrotermal Science.
tegolong lemah yang diperlihatkan oleh adanya mineral Whitney, D. L. and Evans, B.W. (2010). Abbreviations
klorit dengan jumlah persentase mineral <25%. For Names Of Rock-Forming Minerals. American
Mineralogist. 95 : 185 – 187.
DAFTAR PUSTAKA
1190