Anda di halaman 1dari 13

Laporan Tugas Kelompok

Jati Diriku Sebagai Warga Negara yang Baik dan Anti-Korupsi

MPKT – 13

Disusun Oleh :

Dwiarto Mursyidan F (2006469720)


Edhel Hofman Septian Purba (2006469840)
Faiq Shahabi (2006574042)
Farhandhito Irfan Prabowo (2006470073)
Kevin Alexandre Divio (2006573973)
Muhammad Fikri (2006574061)
Rizki Raihan (2006574162)

FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

DEPOK 2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Jati Diriku
Sebagai Warga Negara yang Baik dan Anti Korupsi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Zhilal El Furqaan, S.Hum., M.Pd., pada mata kuliah MPKT. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang anti korupsi bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Zhilal El Furqaan, S.Hum., M.Pd.,
selaku dosen mata kuliah MPKT yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam
pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Depok, 2 April 2021

FG 1-MPKT 13
Daftar Isi

Kata Pengantar .................................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 5
Bab II .................................................................................................................................. 6
2.1 Pengertian Korupsi.................................................................................................... 6
2.2 Penyebab Terjadinya Korupsi ................................................................................... 6
2.3 Jenis-Jenis Korupsi ................................................................................................... 7
2.3.1 Kegiatan suap-menyuap ..................................................................................... 7
2.3.2 Penggelapan dalam jabatan ................................................................................ 7
2.3.3 Pemerasan .......................................................................................................... 7
2.3.4 Perbuatan curang ................................................................................................ 7
2.3.5 Kerugian keuangan negara ................................................................................. 7
2.3.6 Benturan kepentingan dalam pengadaan ............................................................ 8
2.3.7 Gratifikasi .......................................................................................................... 8
2.4 Dampak Terjadinya Korupsi ..................................................................................... 8
2.4.1 Demokrasi .......................................................................................................... 8
2.4.2 Ekonomi ............................................................................................................. 8
2.4.3 Kesejahteraan Bangsa ........................................................................................ 9
2.5 Strategi Pemberantasan Korupsi ............................................................................... 9
2.5.1 Strategi Preventif................................................................................................ 9
2.5.2 Strategi Deduktif ................................................................................................ 9
2.5.3 Strategi Represif............................................................................................... 10
2.6 Upaya Pemberantasan Korupsi ............................................................................... 10
2.6.1 Konsep Carrot and Stick .................................................................................. 10
2.6.2 Gerakan Masyarakat Anti Korupsi................................................................... 10
2.6.3 Gerakan Moral ................................................................................................. 10
Bab III ............................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 12
Daftar Pustaka ................................................................................................................... 13
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Korupsi bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi sesuatu hal yang lumrah.
Korupsi menjadi permasalahan yang sangat serius bagi bangsa ini. Kasus korupsi
sudah banyak terjadi di negeri ini, bahkan jumlahnya sudah tidak dapat dihitung
dengan jari. Korupsi berkembang dengan pesat dan terjadi secara sistematis dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi saat ini.

Kasus korupsi setiap hari semakin bertambah, bahkan menghiasi berbagai


media informasi di Indonesia. Masyarakat menganggap korupsi sebagai suatu
kebiasaan yang lumrah terjadi, sehingga masyarakat tidak dapat membedakan
antara tindakan korupsi dan tindakan bukan korupsi. Walaupun bangsa Indonesia
sudah memiliki KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), tetapi faktanya negara
Indonesia menempati peringkat teratas sebagai negara terkorup di dunia.

Pada saat ini cara yang dilakukan untuk memberantas korupsi hanya melalui
penuntutan korupsi, pada kenyatannya diperlukan kesadaran setiap individu untuk
taat pada undang-undang tindak pidana korupsi. Negara Indonesia membutuhkan
generasi penerasi penerus bangsa yang memiliki moral, berkepribadian baik, serta
berkahlak mulia. Pemerintah, tenaga pendidik, dan masyarakat Indonesia harus
memikirkan langkah untuk membentk generasi penerus bangsa yang lebih baik.
Terkhusu dalam penanaman nilai-nilai anti korupsi kepada seluruh lapisan
masyarakat Indonesia.

Pada saat ini generasi bangsa Indonesia masih mengalami maraknya kasus
korupsi, tetapi pada generasi yang akan datang, diharapkan dengan kerja keras dari
semua elemen bangsa, kasus korupsi di Indonesia hanya tinggal kenangan. Upaya
pemberantasan kasus korupsi yang sudah dilakukan belum cukup efektif dalam
memberantas kasus korupsi di negeri ini, sehingga harus ditambah berbagai upaya
pencegahan tindak korupsi.
Upaya pencegahan tindak pidana korupsi di masyarakat dapat dilakukan
dengan menanamkan mental anti korupsi pada generasi penerus bangsa. Mental anti
korupsi yang menjadi kajian adalah penanaman pola pikir dan perliaku anti korupsi.
Korupsi harus diberantas. Jika kita tidak dapat memberantas korupsi atau
mengurangi kasus korupsi yang terjadi di negeri ini, Jangan berharap bangsa ini
akan mampu mengejar ketertinggalannya dari bangsa lain untuk menjadi sebuah
bangsa yang maju dan sejahtera. Karena korupsi membawa dampak negatif bagi
bangsa Indonesia dan dapat membawa bangsa Indonesia ke dalam kehancuran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian korupsi?


2. Apa yang menyebabkan terjadinya kasus korupsi?
3. Apa saja jenis-jenis tindakan korupsi?
4. Apa saja dampak yang ditumbulkan dari terjadinya kasus korupsi?
5. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus korupsi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari korupsi


2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya tindak korupsi
3. Untuk mengetahui macam-macam kasus korupsi
4. Untuk mengetahui dampak terjadinya kasus korupsi
5. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
korupsi
Bab II

Pembahasan

2.1 Pengertian Korupsi

Korupsi merupakan tindakan tidak legal yang dilakukan oleh pejabat-


pejabat politisi maupun pegawai negeri, beserta pihak yang terlibat dalam
menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk
mendapatkan keuntungan pribadi.

2.2 Penyebab Terjadinya Korupsi

Banyak orang bespekulasi bahwa gaji atau pendapatan PNS kurang


dibandingkan dengan kebutuhan hidup merupakan factor utama penyebab
terjadinya korupsi. Namun harus kita sadari, bahwa ini tidak mutlak menjadi factor
utama penyebab terjadinya korupsi karena banyak faktor yang saling
mempengaruhi di lingkungan pekerjaan ataupun lingkungan rumah. Kurangnya
gaji bukanlah faktor yang paling menentukan, karena faktanya orang kaya yang
cenderung melakukan tindakan korupsi. Namun, kurangnya gaji dan pendapatan
merupakan faktor yang paling menonjol.

Banyak hal yang terjadi saat menjalankan tugas atau menjalankan aktivitas
bisnis. Apabila karyawan lalai dalam menjalankan tugasnya sehingga kinerjanya
buruk dan kurang disiplin, maka ini merupakan suatu bentuk pelanggaran dan dapat
digolongkan sebagai korupsi. Pelaku usaha atau pelaku ekonomi lainnya akan
melakukan banyak hal yang tidak dapat diterima, ketika melakukan kegiatan
mereka, hal-hal tersebut menguntungkan diri pribadi mereka dan dilakukan melalui
cara-cara sebagai berikut: Untuk mendapatkan izin usaha dengan cepat, pengusaha
bersedia membayar biaya “pelicin” kepada pengelola izin meskipun tidak tertulis
dalam regulasi dan tata cara pemrosesan, hal tersebut dilakukan bertujuan agar
dilancarkan perizinannya. Lalu, pegawai yang terkena mutasi bersedia membayar
“pelicin” surat-surat mutasinya kepada pejabat di instansi asalnya, supaya
dilancarkan proses mutasinya, padahal itu melanggar ketentuan. Ada juga calon
pegawai yang membayar “pelicin” kepada pihak ketiga yang lebih powerful seperti
pejabat atau “orang dalam” untuk menjadi backing supaya dapat diusahakan
bekerja di intansi tujuannya, meskipun itu melanggar peraturan yang ada. Dari
beberapa contoh perilaku di atas, baik yang dilakukan oleh petugas maupun
customer adalah pelanggaran aturan yang mengarah ke tindak korupsi. Karena dari
perilaku inilah benih korupsi terus bermunculan sehingga sulit untuk dihentikan.
2.3 Jenis-Jenis Korupsi

Korupsi sendiri dirumuskan tiga puluh bentuk atau jenis tindak pidana
korupsi, dan kemudian disederhanakan lagi menjadi tujuh kelompok besar, yaitu :
2.3.1 Kegiatan suap-menyuap
Kegiatan suap-menyuap dapat diartikan sebagai kegiatan menjanjikan suatu
pegawai atau penyelenggara negara dengan tujuan melakukan sesuatu yang tidak
sesuai dengan kewajibannya atau bertentangan dengan kewajibannya.
2.3.2 Penggelapan dalam jabatan
Penggelapan dalam jabatan yaitu penggelapan dengan pemberatan, yakni
penggelapan yang dilakukan oleh orang yang memegang barang itu berhubungan
dengan pekerjaannya atau jabatannya (beroep) atau karena ia mendapat upah.
2.3.3 Pemerasan
Pemerasan berarti memaksa seseorang memberikan sesuatu atau membayar
sesuatu bagi dirinya sendiri, meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan
barang seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, atau merugikan orang yang
berhak.
2.3.4 Perbuatan curang
Perbuatan curang yaitu perbuatan yang dapat membahayakan keamanan
orang atau barang, atau keselamatan negara dalam keadaan perang, mengawasi
perbuatan tersebut dan membiarkannya, menyerahkan barang keperluan TNI atau
Kepolisian Negara Indonesia yang berpotensi membahayakan kondisi negara
Indonesia, dan mengawasi perbuatan tersebut dan membiarkannya.
2.3.5 Kerugian keuangan negara
Suatu tindakan yang dinilai berpotensi merugikan keuangan negara secara
langsung maupun tidak langsung seperti memperkayakan diri dengan merugikan
keuangan atau perekonomian negara termasuk ke dalam jenis korupsi.
2.3.6 Benturan kepentingan dalam pengadaan
Kegiatan dimana seorang pegawai negara atau penyelenggara negara, baik
sengaja maupun tidak sengaja, baik secara langsung maupun tidak langsung, turut
ikut serta dalam kegiatan pemborongan.
2.3.7 Gratifikasi
Pemberian suap yang berhubungan dengan jabatan dan melawan kewajiban.
Gratifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu gratifikasi diatas Rp 10 juta yang
merupakan pembuktian bahwa gratifikasi tersebut bukan kegiatan suap yang
dilakukan penerima gratifikasi, dan gratifikasi dibawah Rp 10 juta yang berarti
gratifikasi tersebut adalah suapan yang terbuktikan oleh penuntut umum.
2.4 Dampak Terjadinya Korupsi

2.4.1 Demokrasi
Korupsi menunjukkan tantangan serius bagi pembangunan. Dalam dunia
politik, korupsi memperumit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik dengan
mengganggu prosedur formal. Korupsi dalam pemilu dan legislatif mengurangi
akuntabilitas dan keterwakilan dalam pembuatan kebijakan; korupsi dalam sistem
pengadilan menghentikan supremasi hukum; korupsi dalam pemerintahan publik
menyebabkan ketidakseimbangan dalam layanan publik. Secara umum, karena
kelalaian prosedur, eksploitasi sumber daya, dan pengangkatan atau promosi
pejabat bukan karena prestasi, korupsi akan merusak kapasitas kelembagaan
pemerintah. Pada saat yang sama, korupsi memperumit legitimasi pemerintah dan
nilai-nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

2.4.2 Ekonomi
Korupsi juga dapat menyebabkan distorsi dan inefisiensi yang tinggi,
sehingga mempersulit pembangunan ekonomi. Di sektor swasta, korupsi
meningkatkan biaya bisnis karena kerugian yang disebabkan oleh pembayaran
ilegal, biaya manajemen saat bernegosiasi dengan pejabat yang korup, dan risiko
pembatalan perjanjian atau penyelidikan. Meskipun beberapa orang mengklaim
bahwa korupsi mengurangi biaya (komersial) dengan menyederhanakan birokrasi,
konsensus yang muncul membuktikkan bahwa penyuapan menyebabkan pejabat
menetapkan aturan baru dan hambatan baru. Di mana korupsi menyebabkan biaya
bisnis membengkak, korupsi juga merusak "arena perdagangan". Perusahaan
asosiasi dilindungi dari persaingan, sehingga perusahaan yang tidak efisien
dipertahankan.

2.4.3 Kesejahteraan Bangsa


Korupsi politik terjadi di banyak negara dan menjadi ancaman besar bagi
warga negara. Korupsi politik berarti bahwa kebijakan pemerintah seringkali
menguntungkan para penyuap, bukan seluruh rakyat. Contoh lainnya adalah
bagaimana politisi memberlakukan regulasi untuk melindungi perusahaan besar
tetapi merugikan perusahaan kecil (UKM). Politisi "pro-bisnis" ini hanya akan
memberikan bantuan kepada perusahaan besar yang telah memberikan kontribusi
besar untuk kampanye mereka.

2.5 Strategi Pemberantasan Korupsi

2.5.1 Strategi Preventif


Strategi ini harus dirumuskan dan diterapkan untuk hal-hal yang menjadi
penyebab korupsi. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk setiap penyebab
terjadinya korupsi untuk meminimalkan timbulnya kasus korupsi. Selain itu, perlu
dilakukan upaya-upaya untuk meminimalkan peluang terjadinya korupsi, dan
upaya tersebut melibatkan banyak aspek dalam pelaksanaannya agar berhasil dan
mampu mencegah terjadinya korupsi.
2.5.2 Strategi Deduktif
Strategi ini harus dikembangkan dan dilaksanakan, jika telah terjadi korupsi,
maka perilaku tersebut akan diketahui dengan akurat dan dalam waktu sesingkat
mungkin sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat. Berdasarkan premis tersebut,
banyak sistem yang perlu diperbaiki agar sistem tersebut berfungsi sebagai aturan
yang cukup tepat untuk memberikan sinyal ketika terjadi korupsi. Namun, hal ini
membutuhkan keberadaan berbagai disiplin ilmu, antara lain hukum, ekonomi,
politik, dan ilmu sosial.
2.5.3 Strategi Represif
Tujuan utama perumusan dan pelaksanaan strategi ini adalah untuk
memberikan sanksi hukum secara tepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat
korupsi. Atas dasar itulah maka proses penanganan korupsi mulai dari penyidikan,
penyidikan, penuntutan hingga pengadilan perlu ditinjau ulang, agar dapat
ditingkatkan dalam segala aspek, agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat.
Namun implementasinya harus dilakukan secara terintegrasi.
2.6 Upaya Pemberantasan Korupsi

2.6.1 Konsep Carrot and Stick


Konsep carrot and stick merupakan suatu konsep sederhana yang cukup
efektif untuk memutus rantai korupsi di Indonesia. Keberhasilan penerapan konsep
carrot and stick ini sudah dibuktikkan oleh China dan Singapura. Carrot adalah
pendapatan bersih pegawai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga
para pegawai dapat hidup layak. Stick adalah jika semua kebutuhan hidup pegawai
sudah dicukupi, tetapi masih ada yang berani melakukan korupsi. Maka koruptor
akan diberikan hukuman yang berat, karena tidak ada alasan untuk melakukan
korupsi.
2.6.2 Gerakan Masyarakat Anti Korupsi
Gerakan masyarakat anti korupsi saat ini sangat dibutuhkan di Indonesia
untuk memutus rantai korupsi. Untuk mendapatkan hasil yang baik dari gerakan ini
diperlukan kerja sama yang baik dan kuat dari setiap lapisan masyarakat. Oleh
karena itu, LSM, ICW, NU, muhammadiyah, partai politik, dan ormas-ormas harus
bekerja sama untuk menggaungkan gerakan masyarakat anti korupsi. Cara lain
untuk mensuskseskan gerakan ini adalah seluruh partai politik di Indonesia
membentuk koalisis untuk melawan korupsi. Gerakan rakyat anti korupsi
diperlukan untuk memberikan tekanan kepada pemerintah dan memberikan
dukungan moral agar pemerintah bangkit melawan korupsi.
2.6.3 Gerakan Moral
Gerakan moral dibentuk untuk mensosialisasikan bahwa korupsi
merupakan kejahatan besar terhadap kemanusiaan yang melanggar harkat dan
martabat kemanusiaan. Diharapkan melalui gerakan moral tercipta lingkungan
sosial masyarakat yang menolak, menentang, menghukum perilaku korupsi, dan
menghargai perilaku anti korupsi. Cara ini dapat dilakukan melaui lembaga-
lembaga pendidikan, sehingga seluruh masyarakat dapat terjangkau. Tujuan utama
dari gerakan ini adalah terbentuknya generasi muda yang bersih dan bermoral untuk
membangun peradaban bangsa yang bersih dari korupsi
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Korupsi pada dasarnya ada di sekitar kita, mungkin terkadang kita tidak
menyadarinya. Korupsi dapat terjadi di keluarga, sekolah, komunitas, dan institusi
serta pemerintahan. Korupsi adalah tindakan memperkaya diri, yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Unsur tindak korupsi
meliputi dua aspek. Pertama, aspek meperkaya diri sendiri dengan menggunakan
posisi atau jabatanny. Kedua, aspek penggunaan dana negara untuk kepentingannya
sendiri. Penyebab terjadinya tindak korupsi, yaitu lemahnya kepemimpinan,
lemahanya pengajaran etika dan moral, tidak adanya hukuman yang berat bagi
pelaku korupsi, dan struktut ekonomi. Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai
bidang, antara lain demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan bangsa. Mematahkan
dan menumbangkan pilar korupsi membutuhkan kecerdasan dan keberanian. Pilar
korupsi menjadi penghambat utama lambatya pembangunan ekonomi Indonesia.
Korupsi selalu melanda bangsa Indonesia, karena pemberantasn korupsi tidak
pernah mencapai tujuannya. Oleh karena itu, diperlukan kecerdasan masyarakat
Indonesia untuk memantau dan mengambil keputusan guna mencegah penyebaran
korupsi di Indonesia.
Daftar Pustaka

1. Siagian, Alfan S. 2021. Video warga negara yang baik dan antikorupsi.
https://emas2.ui.ac.id/mod/url/view.php?id=330482. Diakses pada 31
Maret 2021
2. Sari, Nisa M. 2020. Mengenal 7 Jenis Korupsi dan Contohnya yang Sering
Dilakukan. https://hot.liputan6.com/read/4161531/mengenal-7-jenis-
korupsi-dan-contohnya-yang-sering-dilakukan. Diakses pada 1 April 2021
3. Dianti, Flora. 2020. Bentuk-bentuk Tindak Pidana Korupsi.
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5e6247a037c3a/bentu
k-bentuk-tindak-pidana-korupsi/. Diakses pada 1 April 2021.
4. Hayati, Anggun. 2011. KORUPSI MEMENGARUHI PEMBANGUNAN
EKONOMI DI INDONESIA.
https://www.academia.edu/3097183/KORUPSI_MEMPENGARUHI_PE
MBANGUNAN_EKONOMI_DI_INDONESIA. Diakses pada 3 April
2021.
5. Khalimi. 2019. Dampak-dampak korupsi.
https://klc.kemenkeu.go.id/puspsdm-dampak-dampak-korupsi/. Diakses
pada 2 April 2021.
6. Dryprayatna, Erisa M. 2020. Cara Pencegahan dan Strategi Pemberantasan
Korupsi. https://www.erisamdyprayatna.com/2020/12/cara-pencegahan-
dan-strategi.html. Diakses pada 3 April 2021.

Anda mungkin juga menyukai