Anda di halaman 1dari 9

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN

AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

WAWASAN

AGRIBISNIS

Disusun Oleh :
Tim Pengajar dan Lab. MBK
Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

TIM PENYUSUN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM


TIM PENGAJAR
1. Ir. Anik Suwandari, MP
2. Dra. Sofia, M.Hum.
3. Lenny Widjayanthi, S.P., M.Sc., Ph.D.
4. Prof. Dr. Ir. Soetriono, MP
5. Illia Seldon Magfiroh, SE., MP
6. Djoko Soejono, SP., MP
7. Titin Agustina, SP., MP
8. Dr. Triana Dewi Hapsari, SP., MP
9. Diah Puspaningrum, SP., M.Si
10. Aryo Fajar Sunartomo, S.P., M.Si.
11. Intan Kartika Setyawati, SP., MP
12. Ebban Bagus Kuntadi, SP., M.Sc
13. Dr. Rokhani, S.P., M.Si.
14. Ahmad Zainuddin SP., M.Si
15. Dr. Ir. Jani Januar, M.T.
16. Rena Yunita Rahman SP., Msi.
17. Dr. Ir. Sri Subekti, M,Si.
18. Ratih April Utami S.P., Msi.
19. Ir. Imam Syafi’I M.S.
20. Nurul Dwi Novikusumasari, S.P., Msi.
21. Rahmat Udhi Prabowo, S.P., M.P

TIM LABORATORIUM
1. Sigit Agung K.
2. Eka Surya Putra
3. Elok Ebrilyani
4. Dita Wulan Lestari
5. Vandu Apriyuanda
6. Alfi Choirotun Umma
7. Ryan Riadi Vandi
8. Putri Nur Rahmawati
9. Helga Syahputra
10. Khaya Bastanta Parangin Angin S
11. Lilyani Tengadi
12. Belia Selva Wulan Septyana
13. Nurafia Delpiana
14. Nadintha Rahmaaisya
15. Bima Galang Rambu Anarki
16. Putri Diah Suci Anggraini
17. I. M. Windy Fahami Qur'ani
18. Muhamad Rifian Agasa

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Untuk menjaga kelancaran acara praktikum di Program Studi Agribisnis


Fakultas Pertanian Universitas Jember, perlu disusun aturan dalam bentuk tata
tertib bagi praktikan (mahasiswa yang mengikuti acara praktikum), sebagai
berikut:

1. Praktikan wajib berpakaian rapi dan sopan (bersepatu tertutup, baju/kaos


berkerah lipat).
2. Praktikan wajib hadir di ruangan (Zoom / Gmeet) atau laboratorium tempat
acara praktikum dilaksanakan, 5 menit sebelum acara praktikum dimulai.
3. Praktikan yang terlambat lebih dari 5 menit sejak acara praktikum dimulai
tidak diijinkan mengikuti acara praktikum.
4. Praktikan wajib menyalakan video conference
5. Praktikan dilarang menghidupkan microphone kecuali ditunjuk, atau hendak
bertanya/menjawab dalam sesi diskusi
6. Praktikan tidak diijinkan makan, minum, merokok serta berbicara atau
bersuara yang mengganggu pelaksanaan praktikum saat acara praktikum
berlangsung.
7. Praktikan wajib men-silent alat komunikasi (HP) selama acara praktikum.

8. Praktikan wajib meminta ijin kepada asisten jika akan keluar masuk
ruangan praktikum (zoom / Gmeet) selama acara praktikum berlangsung.
9. Praktikan mengerjakan tugas praktikum pada hari dan jam praktikum yang
berlangsung kemudian mengirimkan hasil ke MMP praktikum sesuai dengan
batas pengumpulan
10. Praktikan wajib untuk mengikuti kegiatan praktikum dari awal hingga akhir
acara berlangsung
11. Praktikan yang tidak hadir pada acara praktikum, wajib menyerahkan surat
ijin tertulis yang dilegalisasi oleh Ketua Laboratorium atau Koordinator

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

praktikum atau dosen pengampu matakuliah, maksimal 3 hari setelah


pelaksanaan acara praktikum.
12. Praktikan yang tidak bisa mengikuti praktikum karena sakit/izin/alpha
dipersilahkan meghubungi koordinator praktikum untuk diberikan tugas
pengganti
13. Jika selama acara praktikum, praktikan berperilaku tidak sesuai etika
akademis atau bertentangan dengan nilai moral yang berlaku, maka
tindakan praktikan tersebut mempengaruhi nilai akhir praktikum dan
berdampak pada nilai akhir matakuliah.
14. Sanksi bagi praktikan yang melanggar tata tertib acara praktikum,
disesuaikan dengan kebijakan internal laboratorium.
15. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib praktikum akan ditetapkan
kemudian.

METODE PENILAIAN PRAKTIKUM


METODE PRAKTIKUM METODE PENILAIAN
• Tutorial dan Diskusi • 40 % Harian
• Presentasi • 30% Laporan
• Pretest / Postest • 30% Responsi

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

ACARA 5
ASPEK MANAJERIAL DALAM AGRIBISNIS

3.1 Konsep Dasar Manajemen


Manajemen pada pokoknya merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan
dalam setiap organisasi atau perusahaan dalam upaya mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan dengan melalui kerja sama orang-orang dengan menggunakan sumber-sumber
yang tersedia. Beberapa arti manajemen yang dikemukakan oleh beberapa ahli
manajemen adalah sebagai berikut :
1. John D. Millet, manajemen adalah proses pembimbingan dan penyediaan fasilitas-
fasilitas kerja terhadap orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi resmi
untuk mencapai suatu tujuan.
2. Harold Koontz & Cryil O’Donnell, mengatakan bahwa manajemen adalah
penyelesaian pekerjaan melalui kegiatan-kegiatan daripada orang lain.
3. Oei Liang Lee, manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi tenaga manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli manajemen,
maka dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen adalah ilmu dan seni untuk
mendapatkan sesuatu melalui kerja sama dengan orang lain yang direncanakan,
diorganisasi, diarahkan, dikoordinasi dan diarahkan berdasarkan pada suatu tujuan yang
telah ditetapkan. Terdapat beberapa fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan penetapan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan
kemudian, dalam batas waktu tertentu untuk mendapatkan hasil tertentu, dengan
penggunaan faktor-faktor tertentu. Secara garis besar dalam perencanaan
menggambarkan tentang apa, bagaimana, mengapa, dan kapan suatu kegiatan akan
dilakukan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Dalam pengorganisasian ditetapkan sistem organisasi yang dianut dan menetapkan
pembagian pekerjaan, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing orang yang ikut
bekerja sama untuk mempermudah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Setiap
tujuan memerlukan keahlian sesuai bidangnya.
3. Pengarahan (directing)
Pengarahan merupakan pemberian instruksi resmi dari manajer kepada bawahan agar
para bawahan mau melaksanakan tugas yang dibebankan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Bentuk pengarahan yang diberikan oleh manajer dapat berupa
orientasi, perintah, maupun delegasi wewenang.
4. Pengkoordinasian dan penyusunan staf (coodinating)

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Pengkoordinasian merupakan kegiatan terutama yang dilakukan oleh manajer untuk


menyelaraskan berbagai pendapat antara masing-masing orang kepada suatu keadaan
yang harmonis sehingga tujuan yang telah ditetapkan teracapai.
5. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan penialaian terhadap pekerjaan baik yang sedang dikerjakan
maupun yang sudah selesai, sehingga dapat diketahui bila terjadi penyimpangan-
penyimpangan dan dapat dilakukan perbaikan-perbaikan agar tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Secara keseluruhan mekanisme kerja dari fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut:

Informasi Fungsi Manajemen


1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan

Basic Resources
The 6 M’s
1. Men/Manusia
2. Money/Uang Tujuan
3. Materials/Materi dan
al Sasaran
4. Machines/Mesin
5. Methods/Metode
6. Market/Pasar

Gambar 5.1 Mekanisme Kerja dan Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber (Firdaus. 2008)
Gambar 5.1 menunjukkan bahwa kegiatan manajemen bermula dari adanya
informasi untuk memanfaatkan sumber-sumber daya yang tersedia baik berupa sumber
daya alam (natural resources) maupun sumber daya manusia (human resources) guna
memenuhi keinginan dan kebutuhan manusia itu sendiri. Untuk mencapai hasil yang
sebaik-sebaiknya, kegiatan tersebut perlu dilaksanakan secara manajerial melalui fungsi-
fungsi manajemen.

3.2 Perencanaan Agribisnis


Perencanaan agribisnis merupakan suatu sistematis untuk mencari alternatif-
alternatif baru, disertai dengan perhitungan konsekuensi finansialnya terhadap hasil dan
biayanya.
Tahapan Perencanaan Agribisnis

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

Dari pengertian tersebut maka, tahapan pertama perencanaan agribisnis adalah:


mencari alternatif-alternatif. Dalam hal ini, hendaknya diusahakan agar kemungkinan-
kemungkinan tersebut:
1. Dilakukan,
2. Dialami, dan
3. Ditemukan sendiri oleh petani-nelayan.
Tahapan yang kedua adalah: menghitung rendabilitas dan melakukan analisis
perencanaan. Pada tahapan ini dilakukan pencatatan data agribisnis atau pembukuan
agribisnis, sehingga dapat menghitung biaya dan hasil, serta dapat menganalisis saldo
usaha dari alternatif-alternatif yang ditemukan.
Tahapan yang ketiga adalah: membandingkan situasi baru dengan situasi saat
ini. Artinya alternatif yang member harapan kenaikan pendapatan paling tinggi yang
diberikan prioritas pertama untuk diterapkan.
Titik Tolak Perencanaan Agribisnis.
Pada hakekatnya yang perlu diusahakan adalah pemanfaatan semaksimal
mungkin dari faktor-faktor yang paling langka, Misalnya:
• Tanah yang paling langka, menggunakannya seintensif mungkin teknik intensifikasi
untuk meningkatkan produktifitas.
• Tenaga kerja paling langka, mengusahakan agar ditunjukkan untuk memproduksi
sebanyak-banyaknya per satuan tenaga kerja, dengan menggunakan tanah dan modal
yang ada.
• Modal paling langka, diarahkan pada ekstensifikasi dengan penggunaan tenaga kerja
yang banyak (padat tenaga kerja, bukan padat modal).
Jadi perbandingan kuantitatif antara: luas tanah : jumlah tenaga kerja : jumlah
modal yang digunakan : akan tergantung pada kelangkaan relatifnya. Perbandingan ini
akan berubah jika perbandingan nilainya berubah. Oleh karena itu agribisnis harus selalu
dinamis agar dapat menyesuaikan dengan perbandingan yang selalu berubah.
Kegiatan Perencanaan Agribisnis
Berdasarkan titik tolak tersebut di atas, maka kegiatan perencanaan agribisnis
meliputi hal-hal berikut:
a) Identifikasi Kebutuhan Pasar
Perencanaan agribisnis terlebih dahulu harus dapat menjawab apa yang
diinginkan oleh pembeli. Pembeli di sini adalah siapa saja yang bergerak di dalam salah
satu saluran pemasaran maupun konsumen akhir. Agribisnis memiliki konsep utama yaitu
menghasilkan komoditi dengan tujuan untuk dijual dengan guna mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya. Untuk itu sebelum memulai produksi seseorang harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Sumber-sumber informasi tersebut adalah grosir,
penjaja atau warung kecil, konsumen akhir, lembaga keuangan (bank pemerintahan,
BPR).
b) Identifikasi Kebutuhan Industri Hilir
Industri hilir tidak lain adalah kegiatan agroindustri yang merupakan salah satu
sub-sistem atau mata rantai agribisnis. Agroindustri diartikan sebagai semua kegiatan
industri yang terkait erat dengan kegiatan pertanian. Ruang lingkup dan kegiatan
agroindustri meliputi hal-hal berikut ini:
• Industri pengolahan hasil pertanian dalam bentuk setengah jadi dan produk akhir.
• Industri penanganan hasil pertanian segar.

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

• Industri pengadaan sarana produksi pertanian.


• Industri pengadaan alat-alat pertanian.
Dengan era tinggal landas dalam Pelita I yang ditandai oleh struktur ekonomi yang
seimbang yaitu industri yang kuat yang ditunjang oleh pertanian yang tangguh, maka
agroindustri akan menjadi mata rantai yang menonjol. Bahkan konsep agroindustri sudah
sering diucapkan bersamaan dengan agribisnis menjadi Agribisnis dan agroindustri
atau Agribisnis dalam era agroindustri.
Upaya agroindustri untuk meraih nilai tambah dan diversifikasi vertikal untuk
tambahan kegiatan atau perlakuan komoditi setelah panen dilakukan dengan:
• Penyimpanan
• Pengeringan
• Pengolahan
• Pengangkutan.
Dengan demikian diharapkan produk primer akan mengalami peningkatan nilai
tambah menjadi produk olahan.
Implementasi agroindustri di pedesaan merupakan pilihan yang tepat.
Implementasi agroindustri di pedesaan akan mendorong proses komersialisasi agribisnis
di pedesaan tersebut. Fluktuasi harga produk primer yang lebih besar dibandingkan
dengan produk olahan, cakupan pasar yang relatif terbatas dan terbatasnya peluang untuk
berdiversifikasi akan membatasi ruang gerak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pedesaan. Sebaliknya, pengembangan produk olahan yang bernilai tambah
akan menciptakan peluang kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan, sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
c) Identifikasi Jaringan Ketersediaan Agroinput
Dalam perencanaan agribisnis perlu dilakukan identifikasi jaringan ketersediaan
agroinput yang meliputi:
• Lembaga penyedia (industri hulu)
• Mutunya
• Jumlahnya
• Harganya
• Waktu ketersediaannya
Lembaga penyedia agroinput memegang peranan penting dalam perencanaan
agribisnis, lembaga ini antara lain:
❖ Produsen bibit, pupuk, pestisida, alat dan mesin pertanian
❖ Grosir
❖ Pengecer (KUD, Kios)
d) Identifikasi Jaringan Ketersediaan Modal Usaha
Untuk memenuhi kebutuhan modal usaha agribisnis dapat dilakuakan melalui
berbagai cara. Pada umumnya petani-nelayan mendapatkan uang tunai sebagai modal
usaha agribisnis dari hasil penjualan produk, menjual harta kekayaan, mengambil
tabungan, arisan, upah kerja, dan lain-lain. Secara tradisional petani-nelayan meminjam
dari tetangganya dan pihak keluarga. Selain itu, peminjaman modal usaha dapat dilkukan
pada lembaga keuangan resmi.
e) Penyusunan Pola Usahatani yang Memiliki Keunggulan Kompetitif Komoditi.
Penyusunan pola usahatani dilakukan setelah memperhitungkan faktor:

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TAHUN
AJARAN 2020/2021 SEMESTER GENAP

• Kebutuhan pasar
• Kebutuhan agroindustri
• Ketersediaan agroinput.
• Ketersediaan modal
Selain itu, perlu memeperhatikan juga 3 tahapan perencanaan agribisnis dan 3 titik tolak
perencanaan agribisnis.
Metode penyusunan dilakukan dengan cara yang paling sederhana yaitu metode
trial dan error. Dengan mencoba-coba menemukan pola rencana yang optimal dengan
cara menukar cabang usaha yang memiliki saldo usaha yang memiliki saldo usaha kecil
dengan memiliki saldo usaha yang lebih besar. Untuk situasi perencanaan yang sangat
kompleks metode ini tidak dapat digunakan.
f) Perencanaan Modal dan Pengajuan Kredit
Modal agribisnis mencakup keseluruhan sarana produksi yang dikuasai. Jangka
waktu berputarnya modal jangka waktu uang terinvestasi adalah sebagai berikut :
➢ Dalam tanah : kekal atau lama sekali
➢ Dalam bangunan : 10-50 tahun
➢ Dalam alat-alat : 5-10 tahun
➢ Dalam tanaman : tahunan( > 1 tahun) dan musiman ( < 1 tahun)
Kebutuhan modal usaha dengan jangka waktu yang berbeda beda yaitu:
• Kebutuhan modal permanen : tanah, alat produksi tahan lama
• Kebutuhan modal jangka lama (10 tahun): bangunan, tanaman tahunan berumur
panjang
• Kebutuhan modal jangka sedang (1 – 10 tahun): ternak, tanaman kertas
• Kebutuhan modal jangka pendek (sampai 1 tahun): tanaman semusim, ikan, sarana
produksi.
Terdapat 2 jenis modal yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah
modal yang selalu siap dipakai, oleh karena itu sangat penting. Sedangkan modal asing
selalu membawa kewajiban membayar bunga dan membayar cicilan.
Likuiditas menunjukkan sampai di mana agribisnis dapat memenuhi kewajiban
finansialnya. Likuiditas berperan penting karena menjaga agar lamanya lamanya periode
tersedianya uang, setidak-tidaknya sama lamanya dengan periode perputaran modal
dalam proses agribisnis.
Solvabilitas adalah perbandingan anara modal milik sendiri dan modal yang
diinvestasikan. Agribisnis dapat dikatakan bonafit atau memiliki reputasi baik kalau
solvabilitasnya >80%. Oleh karena itu pemupukan modal sendiri adalah penting.
Rentabilitas menunjukkan beberapa besarnya bunga yang dapat dihasilkan oleh kekayaan
total.
g) Perencanaan Tenaga Kerja
Untuk perencanaan tenaga kerja perlu diperhatikan 2 keadaan berikut ini:
➢ Kebutuhan lebih besar dari pada penyedia
✓ Perlu merubah rencana pola agribisnis sehingga dapat diselenggarakan dengan
tenaga kerja keluarga.
✓ Ambil tenaga kerja musiman.
➢ Kebutuhan lebih kecil dari pada penyediaan
✓ Pengangguran tersamar (disguised unemployment).
Carilah jalan guna memanfaatkan tenaga kerja yang berlebih.

LABORATORIUM MANAJEMEN BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

Anda mungkin juga menyukai