Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Manajemen merupakan dimana proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan
pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Keperawatan adalah suatu proses yang mencakup unsur holistic seseorang, jadi
mencakup beberapa hal yang sangat kompleks. Karena sifatnya yang sangat kompleks
dan holistic pemberian asuhan keperawatan membutuhkan suatu perencanaan hingga
pendokumentasian yang baik sehingga kualitas pelayanan yang di berikan dapat di jaga.
Menurut Nursalam 2002, manajemen adalah sebagai proses dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan dalam keperawatan, manajement
adalah suatu proses bekerja melalui anggota keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu
pemahaman konsep tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas. Sebagai perawat profesional
diharapkan mampu mengelola sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan
orang lain dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan
peningkatan derajat pasien menuju kearah kesehatan yang optimal.
Sistem pengorganisasian keperawatan profesional yang mampu memberikan
suatu manajemen asuhan yang secara holistic berdasarkan kebutuhan, namun tetap
berorientasi pada tugas dan mutu asuhan adalah Model Praktek Keperawatan
Profesional Tim.
Kenyataannya, sangat sulit untuk menerapkan model proses manajemen
keperawatan dalam pelayanan kesehatan atau lahan klinik. Masih banyak kendala yang
dialami seperti kurangnya pengetahuan perawat tentang proses manajemen keperawatan,
sarana dan prasarana pendukung,serta kurangnya dukungan dari pihak lain. Di Ruang
SeruniRSUD Jombang saat ini sudah menerapkan proses manajemen keperawatan
dengan baik.

1
Oleh sebab itu kami, Mahasiswa semester VII STIKES ICME Jombang,
melakukan observasi dan evaluasi tentang proses manajemen keperawatan di ruang
Seruni RSUD Jombang dengan harapan memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan
proses manajemen keperawatan di rumah sakit. Dengan demikian ruang tersebut
merupakan salah satu ruang yang dapat digunakan dalam pembelajaran Praktik
Manajemen Keperawatan yang dilakukan Mahasiswa semester VII STIKes ICMe
Jombang.
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktika manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan model asuhan keperawatan
profesional dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien di ruang rawat inap.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran praktika manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan beberapa aspek dalam pengelolaan pemberian
pelayanan atau asuhan keperawatan, yaitu:
a. Pengumpulan data (Analisa Situasi)
b. Perencanaan
c. Pengorganisasian
d. Pengelolaan Staff
e. Pengarahan
f. Pengawasan
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model
MAKP.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode analisa SWOT dan
menyusun rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan profesional.

2
1.3.2. Bagi Pasien
a. Tercapai kepuasan klien yang optimal.
b. Klien merasa aman saat perawatan.
c. Klien merasa percaya pada perawat.
1.3.3. Bagi Perawat
a. Tercapai tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antar perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain,
perawat dengan pasien serta dengan keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dari perawat.
d. Terbinanya hubungan dengan klien dan perawat secara harmonis
1.3.4. Bagi Rumah Sakit
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat
memodifikasi MAKP yang telah dijalankan saat ini.
b. Sebagai evaluasi atas keefektifan penerapan model asuhan keperawatan
professional saat ini yang telah dijalankan
c. Meningkatkan mutu pelayanan

3
BAB II
PERENCANAAN

2.1. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Dwi Sulistyaningsih,S.Kep. Ns
Pembimbing Ruang : Dwi Sulistyaningsih,S.Kep. Ns
Pembimbing Akademik : Arif Wijaya, S. Kep.Msi,M.Kep.
Ketua Kelompok : Yoyok Ari wibowo
Wakil Ketua : Lismiati
Sekretaris : 1. Yolanda Putri A.
2. Dian safitri
Bendahara : 1. Titik Rahmatul
2. Dyah Ayu P
Humas : 1. Irhas Widyatama
2. Rodiyah Alvin
3. Fifi May H
Perlengkapan : 1. M. Ali
2. Ifa Nita Safitri
3. Lailatul Fitrika
4. Siti Nurmaya
5. Anita Fadhilah

4
2.2. Rencana Kegiatan Praktika Manajemen Keperawatan

GANCHART PROGRAM PENDIDIKAN PRAKTIKA


MANAJEMENKEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
DI RUANG SERUNI RSUD JOMBANG

27 November 2017 – 9 Desember 2017


No Kegiatan Tanggal
27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pembentukan
1 √
Struktur
Melakukan
2 √ √ √ √
Pengkajian
Pengumpulan
3 √ √ √ √
Data
Persiapan
4 Desiminasi √ √ √ √
Awal
Desiminasi
5 √
Awal
Aplikasi
MAKP
6 √
(Discharge
Planning )
Observasi
7 √
MAKP
a. Sentralisasi

Obat
b. Discharge

Planning
c. Supervise √

5
d. Timbang √
Terima
e. Ronde √
Keperawat
an
Desiminasi
8 √
Akhir
Penyusunan √ √ √ √ √ √
9
Laporan

6
2.3. Struktur Organisasi

PERENCANAAN STRUKTUR KELOMPOK PRAKTIKA MANAJEMEN


STIKes ICMe JOMBANG SEMESTER VII di Ruang SERUNI

KEPALA RUANGAN
LISMIATI

WAKARU

YOYOK ARI WIBOWO

KATIM 1 KATIM 2

YOLANDA PUTRI A DYAH AYU INTAN


P.D

PA Pagi PA Sore PA Malam PA Pagi PA Sore PA Malam


- ANITA FIFI MAY -IFA NITA -LAILATUL IRHAS - RODIYAH
FADHILAH HARLI S. FITRIKA WIDYAT ALVIN
-SITI - TITIK -DIAN S AMA - M. ALI
NURMAYA RAHMAT
UL

7
BAB III
PROFIL RUANG SERUNI RSUD JOMBANG
3.1 Visi dan MisiRSUD JOMBANG
3.1.1 Visi
Menjadi rumah sakit rujukan terdepan pilihan utama masyarakat dengan
layanan paripurna melalui sistem pendidikan kesehatan yang terintegrasi.
3.1.2 Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan paripurna serta terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat
2. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai standar
3. Menyelenggarakan pendiidkan kedokteran, kesehatan lainnya dan
penunjang system layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian secara
terintegrasi
4. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang Profesional dan Akuntabel.
3.1.3 KREDO “CINTAKU”
Kredo RSUD Jombang adala “CINTAKU” pelayanan yang diberikan
Rumah Sakit Umum Daerah Jombang adalah pelayanan prima yaitu pelayanan
yang cepat, sigap dan berhasil guna, dilayanai dalam kondisi lingkungan yang
indah dan suasana yang nyaman serta tarif yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat tak kalah pentingnya adalah memberikan jaminan rasa
aman baik secara fisik maupun psikologis serta tetap menjaga kepercayaan
pengguna jasa pelayanan dengan tekad kepuasan pasien sebagai yang utama
dan pertama yang berlaku pada seluruh masyarakat umum tanpa membedakan
status sosial.

3.2 Visi dan Misi PAVILIUN SERUNI JOMBANG


3.2.1 Visi
Menjadi Ruang Rawat Inap yang siap dalam layanan perawatan anak di
Kabupaten Jombang dan sekitarnya.
3.2.2 Misi
Meningkatkan mutu pelayanan sarana dan prasarana dan sumber daya manusia
untuk meningkatkan kesehatan anak.

8
3.3 Falsafah, Misi dan Tujuan Pelayanan Keperawatan
3.3.1 Misi Pelayanan Keperawatan
1. Memberikan pelayanan keperawatan yang professional, berpenampilan, dan
selalu menjaga etika kepada setiap pasien yang membutuhkan
2. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan asuhan keperawatan melalui
Standar Asuhan Keperawatan
3. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas SDM keperawatan melalui
pendidikan dan pelatihan
4. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan
dan bagian yang terkait dilingkungan RSUD Kabupaten Jombang.
3.3.2 Falsafah Pelayanan Keperawatan
1. Manusia adalah holistic yang biologis memiliki kebutuhan bio-psiko-sosial-
spiritual untuk kebutuhan ini harus ada pertimbangan dalam memberikan
asuhan keperawatan
2. Keperawatan adalah bantuan kepada manusia untuk meningkatkan derajat
kesehatan secara optimal dengan tidak membedakan bangsa, suku, agama, dan
status sosialnya di setiap tempat pelayanan kesehatan
3. Perawat bertanggungjawab dan bertanggung gugat serta memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan standar asuhan
keperawatan
4. Pendekatan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus
menerus untuk perkembangan staf dalam memberikan pelayanan kesehatan
5. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari seluruh
anggota tim kesehatan pasien dan keluarganya
3.3.3 Tujuan Pelayanan Keperawatan
1. Terwujudya system pelayanan keperawatan dengan hubungan tata kerja yang
baik, jelas dan diketahui oleh semua pihak yang terkait
2. Terpenuhinya penerapan asuhan keperawatan sesuai dengan standar asuhan
keperawatan
3. Terbinanya etika keperawatan secara mantap
4. Mutu Pelayanan keperawatan tetap terjaga dan terpelihara dengan baik sesuai
dengan standar

9
BAB IV
PENGKAJIAN

4.1 Pengkajian Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja yang digunakan dalam praktik manajemen keperawatan
mahasiswa semester VII Stikes ICME Jombang adalah Paviliun Seruni RSUD
Jombang.
1. M1 (MAN)Kondisi umum ruangan serta fasilitas fisik serta pengorganisasian
Ruang Seruni adalah sebagai berikut :Jumlah Tenaga Di Ruang S

10
a. tenaga Keperawatan

No Klasifikasi Jumlah
1 Kepala Ruang 1
2 Wakil kepala ruang 1
3 KATIM 2
4 Perawat 18
5 Bidan 6

b. Tenaga Non Keperawatan


NO KUALIFIKASI JUMLAH
1 Administrasi 5
2 Asper 3
3 Petugas Kebersihan 2
4 PJOR 1

c. Tenaga Medis
Tenaga medis di paviliun Seruni RSUD Jombang terdiri dari :
No Kualifikasi Jumlah
Dokter Spesialis:
1
Dokter spesialis anak 3

d. Tenaga Mahasiswa Praktek


No Kualifikasi Jumlah
Profesi S1 Keperawatan Stikes
1 6
ICME Jombang
2 Dokter Muda UMM 3
Profesi S1 Keperawatan Stikes
3 5
Husada Jombang
Profesi S1 Keperawatan Stikes
4 4
pemkap Jombang
5 Praktika D3 majapahit 5

11
e. Mahasiswa Praktek Managemet (Observasi)

No Kualifikasi Jumlah
S1 Keperawatan Semester VII
1 14
STIKES ICME Jombang

1. Kasus Terbanyak
Kasus penyakit terbanyak di ruang seruni periode bulan novemeber 2017
adalah bronkopneumonia ( 102 orang )
DAFTAR 10 BESAR KASUS PENYAKIT TERBANYA
120

100

80

60

40
Series1
20

2. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat.


Tingkat ketergantungan klien di paviliun Seruni RSUD Jombang
dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut
Orem; Total, Partial, Minimal care (Nursalam, 2002). Menurut Douglas, dan
menurut gillies.Klasifikasi ketergantugan pasien dibagi menjadi 3 katagori,
yaitu:
a. Perawatan minimal yang memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam,
b. Perawatan parsial dengan waktu 3-4jam/24 jam,
c. Dan perawatan total dengan waktu 5-6 jam/24jam.

12
MENURUT PERHITUNGAN GILIES (1994)
Tingkat ketergantungan klien di paviliun Seruni RSUD Jombang dihitung
dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem: Total,
Parsial, Minimal Care (Nursalam,2009). Menurut perhitungan Gilies (1994) didapatkan
datapada :
a. Tingkat ketergantungan klien di Ruang “SERUNI” dihitung dengan menggunakan
instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total, parsial, minimal
care (Nursalam,2009). Menurut perhitungan GILIES (1994) di dapatkan data pada
tanggal 27 November 2017 dengan rata-rata jumlah pasien per hari adalah 25
orang.
Tingkat ketergantungan: 4MC x 2 jam = 8
17 PC x 4 jam = 68
4TC x 6 jam = 24
Total = 100
Rata – rata 100 : 25 = 4 jam
b. Tingkat ketergantungan klien di ruang “SERUNI” dihitung dengan menggunakan
instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total, parsial, minimal
care (Nursalam,2009). Menurut perhitungan GILIES (1994) di dapatkan datapada
tanggal 28 November 2017 dengan rata-rata jumlah pasien per hari adalah 32
orang.
Tingkat ketergantungan: 2 MC x 2 jam = 4
24 PC x 4 jam = 96
6TC x 6 jam = 36
Total = 136
Rata – rata 136 : 32 = 4.2 jam
c. Tingkat ketergantungan klien di Ruang “SERUNI” dihitung dengan menggunakan
instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total, parsial, minimal
care (Nursalam,2009). Menurut perhitungan GILIES (1994) di dapatkan datapada
tanggal 29 November 2017 dengan rata-rata jumlah pasien per hari adalah 35 orang
Tingkat ketergantungan: 1MC x 2 jam = 2
26 PC x 4 jam = 104
8TC x 6 jam = 48
Total = 154
Rata – rata 154 : 35 = 4,4 jam
13
d. Tingkat ketergantungan klien di Ruang “seruni” dihitung dengan menggunakan
instrumen penilaian ketergantungan klien menurut Orem: total, parsial, minimal
care (Nursalam,2009). Menurut perhitungan GILIES (1994) di dapatkan datapada
tanggal 30 November 2017 dengan rata-rata jumlah pasien per hari adalah 37
orang.
Tingkat ketergantungan: 2 MC x 2 jam = 4
30 PC x 4 jam = 120
5 TC x 6 jam = 30
Total = 154
Rata – rata 154 : 37 = 4,1 jam
Rata –rata jam per hari.
4 + 4,2 + 4,4 + 4,1
= 4,1 𝑗𝑎𝑚
4

Rata- rata pasien per hari


25 + 32 + 35 + 37
= 32,25 → 32 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
4

Perhitungan jumlah tenaga perawat yang dinas di ruang “seruni”

rata−rata pasien rata−rata jam perawatan


x x hari kerja 1 tahun
hari hari
= jumlah hari libur
hari kerja dalam satu tahun − tahun
x jumlah jam kerja
32 𝑥 4,1 𝑥 365
=
(365 − 86)𝑥 7
47.888
=
1953
= 24,5 25 perawat
Prosentase distribusi tenaga per hari
1) Pagi = 42% x 25 =10,5= 11 orang
2) Sore = 26% x 25 = 6,5= 7 orang
3) Malam = 32% x 25 = 8 orang

14
e. Jumlah perawat yang libur/hari
jumlah hari yang tidk kerja tenaga yang dibutuhkan
x
tahun hari
= Jumlah kerja
tahun

86 𝑥 25
=
297
= 7,2 7 orang
f. Jumlah perawat yang dinas di ruang seruni
Jumlah perawat yang dinas 24 jam + jumlah perawat yang libur
= 25 + 7
= 32
Jumlah perawat yang dibutuhkan tanggal 27 - 30 November 2017 untuk
bertugas per hari di paviliunseruni adalah : 32 + 2 orang struktural (kepala ruangan
dan wakil ruangan) = 34 orang.
Analisa SWOT M1 (Man).

NO ANALISA BOBOT RATING BOBOT x


SWOT RATING
1 Sumber daya
manusia (man).
a. Internal faktor
Strength 0,2 3 0,6 S-W
1. Adanya system =3,6 – 0
pengembangan = 3,6
staf berupa
pelatihan dan
sebanyak 57%
perawat telah
mengikuti 0,4 4 1,6
pelatihan.
Misalnya (PKRS,
LSH,
MANAGEMENT

15
, AUDIT, CI).
2. Jenis ketenagaan.
a. S1
Keperawatan ners 0,2 2 0,4
: 5 orang.
b. D3
Keperawatan : 26
orang
c. Bidan
pelaksana : 1
orang
d. Asper : 5 orang
e. CS: 3 orang.
f. TU : 3 orang.
g. PJOR : 1 orang
3. Masa Kerja >15
tahun sebanyak 8 0,2 3 0,6
orang, 5-15 tahun
sebanyak 13
orang. Sedangkan
<5 tahun
sebanyak 23
orang.
4. Adanya pelatihan
managemen
keperawatan dan 0,2 2 0,4
bangsal
keperawatan 2
orang .

TOTAL
1 3,6

16
Weakness.
- - - -
TOTAL

b. Eksternal
faktor (EFAS). O–T
Opportunity. = 3,4 – 2,2
1. Adanya 0,2 3 0,6 = 1,2
kerjasama yang
baik antar
mahasiswa
fakultas
keperwasatan
dengan perawat
klinik.
2. Adanya program 0,3 4 1,2
pelatihan atau
seminar khusus
tentang
managemen
keperawatan dari
diklat.
3. Adanya 0,3 4 1,2
kesempatan
melanjutkan
pendidikan ke
jenjang ynag

17
lebih tinggi.
4. Adanya 0,2 2 0,4
kebijakan
pemerintah
tentang
professionalisasi
perawat.
1 3,4
TOTAL

Treathened. 0,4 3 1,2


1. Adanya tuntutan
tinggi dari
masyarakat
untuk pelayanan
yang
profesionalisasi.
2. Semakin 0,2 1 0,2
tingginya
kesadaran
masyarakat akan
hukum.
3. Makin tingginya 0,2 2 0,4
kesadaran
masayarakat
akan pentingnya
kesehatan.
4. Persaingan antar 0,2 2 0,4
rumah sakit
semakin kuat

TOTAL 1 2,2

2. M2 (MATERIAL)
18
a. Lokasi dan denah ruangan
Terlampir 1

U S

PAV.ASOKA

Kamar 1.1 R.Admin

RADIOLOGI Kamar 1.2 RUANG HCU

Kamar 1.3

Kamar 1.4 NERS


STATION

Kamar 1.5 Oplos obat


HD

R. Tindakan
Dapur

Kepala
Ruangan
Gudang
Linen
Kamar 2.1

Kamar 1.6

Kamar 2.1
ISOLASI MUSHOLA

3.1
G.E 3.3 3.2
19
Paviliun Seruni merupakan bagian dari Paviliun perawatan IRNA RSUD Jombang.
Paviliun Seruni terletak dengan batas :
a) Bagian timur adalah IBS
b) Bagian barat adalah Paviliun Asoka
c) Bagian utara adalah Mushola dan HD
d) Bagian selatan adalah radiologi
1. Fasilitas pasien
a) Kelas 1 :
Meja pasien :6 buah
Kursi : 12 buah
Kamar Mandi :6 buah
Tempat tidur :6 buah
Kasur :6 buah
Kipas Angin :6 buah
Wastafel + kaca :6 buah
Lemari Pasien :6 buah
Jam Dinding :6 buah
Pispot :6 buah
b) HCU
Meja Perawat : 1 buah
Kursi :7 buah kursi penunggu dan 1 buah kursi perawat
Kamar Mandi :1 buah
Tempat Tidur :7 buah
Kasur :7 buah
AC :4 buah
Wastafel + kaca :1 buah
Lemari Pasien :7 buah
Jam Dinding :1 buah
Pispot : 6 buah
c) Kelas 2
Kursi :6 buah
Kamar Mandi :2 buah
Tempat Tidur :6 buah
Kasur :6 buah
20
AC :2 buah
Wastafel :2 buah
Lemari Pasien :6 buah
Jam Dinding :2 buah
Pispot :4 buah
d) Kelas 3
Kursi :16 buah
Kamar Mandi :3 buah
Tempat Tidur :16 buah
Kasur :16 buah
Lemari Pasien :16 buah
Wastafel :1 buah
Kipas Angin :6 buah
Jam Dinding : 6 buah
Pispot :9 buah

2. Fasilitas Petugas Kesehatan


a) Nurse station berada disebelah utara ruang tindakan.
b) Ruang linen berada dibelah timur ruang kepala ruangan
c) Ruang pengoplosan obat terletak di sebelah timur nurse station.
d) Ruang kepala ruangan terletak disebelah timur ruang tindakan
e) Gudang dan dapur terletak di depan ruang kepala ruangan
f) Ruang tindakan di sebelah timur kamar 1.5
3. Ruang Penunjang
a) Ruang B3
b) Ruang pengoplosan obat.
c) Spoel hock
d) Dapur
e) Gudang
f) Ruang generator
g) Ruang dekontaminasi
h) Ruang linen
4. Buku – buku protap dan Acuan
Buku- Buku penunjang :
21
a) Buku SPO keperawatan
b) Buku observasi TTV
c) Buku timbang terima
d) Buku catatan visite
e) Buku ekspedisi obat
f) Buku Screen gizi
g) Buku Gizi buruk
h) Buku tranfusi darah
i) Buku nilai kritis
j) Buku kematian
k) Buku permintaan obat
l) Buku makanan pasien
m) Buku pasien pulang
n) Buku diet gizi
o) Buku laboratorium
p) Buku kematian
q) Buku radiologi
r) Buku konsultasi
s) Asssesment patient standart
t) Pendidikan pasien dan keluarga
5. Tempat sampah
a. Sampah medis : 2
b. Sampah medis non benda tajam : 2
c. Sampah kering : 21
d. Sampah basah : 7
e. Sampah linen kotor : 3
f. Sampah pempers : 1
6. Peralatan
No Nama Alat Jumlah Kondisi
1 Stetoskop Pediatrik 2 buah Baik
2 Stetoskop bayi 1 buah Baik
3 Stetoskop dewasa 1 buah Baik
4 Standart infus 48 buah Baik

22
5 Suction pump 2 buah Baik
6 Spatel tongue 20 buah Baik
7 Tensimeter 6 buah Baik
8 Termometer 7 buah Baik
9 Infus pump 13 buah Baik
10 Syring pump 7 buah Baik
11 Nebulizer 3 buah Baik
12 Timbangan bayi digital 1 buah Baik
13 Timbangan bayi manual 1 buah Baik
14 Timbangan injak digital 1 buah Baik
15 Timbangan injak dewasa 1 buah Baik
16 Ambu bag / resusisator 1 buah Baik
17 Blood warmer 1 buah Baik
18 Manomater 1 buah Baik
19 Bengkok 5 buah Baik
20 Pen light 1 buah Baik
21 Gunting plaster 2 buah Baik
22 Pinset anatomis 2 buah Baik
23 Pinset cirugis 2 buah Baik
24 Korentang 1 buah Baik
25 Tromol 2 buah Baik
26 Bak instrumen besar 1 buah Baik
27 Bak instrumen kecil 1 buah Baik
28 Kom steril 2 buah Baik
29 Monitor 7 buah Baik
30 Pengukur panjang bayi 1 buah Baik
31 Tabung O2 transport 2 buah Baik
Sumber data: daftar inventaris paviliun seruni

7. Inventaris alat tenun

23
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Seprei 119 √ -
2. Perlak 115 √ -
3. Selimut 47 √ -
4. Sarung bantal 106 √ -
5. Korden 100 √ -
Orange
6. Korden biru 6 √ -
8. Skort 22 √ -
9. Bantal 56 √ -
10. Taplak meja 2 √ -
11. Handuk keil 77 √ -
12. Tutup nebul 1 √ -
+suction
13. Tutup alat 1 √ -
14. Laken 108 √ -
15. Tutup 11 √ -
jenazah
16. Restrein 8 √ -

1. Administrasi Penunjang
1) Buku pantau :
a) Buku APS (pulang Paksa)
b) Buku penundaan pelayanan
c) Buku nilai kritis laborat
d) Buku pantau pemberian transfusi pada pasien
e) Buku Read back
f) Buku assesment awal dan gelang identitas
g) Buku permintaan obat
h) Buku visite
i) Buku pasien dengan asma, TB, gizi buruk
j) Buku pantau pasien ops elektrik (khusus bedah)

24
k) Buku pasien pulang
2) Ekspedisi :
a) Radiologi
b) Kematian
c) Konsul
d) ECG
e) Transfer ke ruang OK
f) Register pasien
g) Tanda – tanda vital
h) SPO
3) Rekam medik :
a) Persetujuan umum
b) Pengantar rawat inap
c) Transfer pasien intra Rumah sakit
d) Pengkajian medis anak
e) Pengkajian awal keperawatan anak rawat inap
f) Pengkajian kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga
g) Catatan perkembangan pasien
h) Pengkajian dan intervensi resiko jatuh pasien anak
i) Lembar observasi dan pengkajian nyeri
j) Persetujuan / penolakan pemberian darah dan produk darah
k) Rencana perawatan dirumah
l) Rekonsiliasi obat.
1. Sarana dan prasarana di ruang Seruni (Kantor Keperawatan)
No Nama Barang Jumlah Kondisi

1. Meja tulis kantor 2 Baik

2. Meja kerja 4 Baik

3. Kursi perawat 15 Baik

4. Meja administrasi 1 Baik

5. Lemari arsip kecil 2 Baik

25
7. Kipas angina 2 Baik

8. Jam dinding 3 Baik

9. Komputer 1 Baik

10. Lemari es 1 Baik

11. White board 1 Baik

12. Tempat sampah 3 Baik

13. Lemari alat 4 Baik

14. Kamar mandi 1 Baik

15. Wastafel 1 Baik

16.. Kaca 1 Baik

17. Lemari arsip 5 Baik

18.. Lemari obat 3 Baik

19. Sampah medis 2 Baik

Analisa SWOT Material ( M-2 )

26
MATERIAL (M-2) Bobot Rating B X Skor
R

Internal Faktor (IFAS)

STRENGHT

1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk S – W =


pasien, keluarga pasien dan tenaga 0.10 3 0.45 2,8 – 1 =
kesehatan 1,8

2. Terdapat hand rub pada setiap bed pasien 0.10 2 0.2


dan ruang perawat
3. Nursing station berada di tengah ruangan 0.10 2 0.2
pasien.
4. Ventilasi dan pencahayaan diruangan 0.15 3 0.45
yang memadai.
5. RS pemerintah tipe B sekaligus sebagai
0.15 4 0.6
RS pendidikan

6. Adanya buku-buku penunjang (SAK dan 0.10 2 0.2


SOP).
7. Sudah ada pemeliharaan dan perawatan
sarana dan prasarana penunjang 0.10 3 0.3

kesehatan
8. Ada ruang dokter khusus 0,10 2 0,2

9. Ada kamar mandi yang memadai 0,10 2 0,2

Total 1 2,8

WEAKNESS

1. Kurangnya sarana prasarana pasien 1 1 1

Total 1 1

Eksternal Faktor (EFAS) O – T =

27
OPPORTUNITY 3.4 – 3.9 =
-0.5
1. Adanya upaya untuk mengganti alat-alat 0,40 4 1.6
medis yang kurang baik.
2. Adanya kerjasama yang baik antar
mahasiswa STIKES dengan RS dengan 0.30 3 0.9

adanya bantuan sarana prasarana.


3. Adanya pelatihan khusus untuk
pengoprasian alat. 0,30 3 0.9

Total 1 3.4

THREATENED

1. Tuntutan yang semakin tinggi dari pasien


untuk mendapatkan fasilitas yang 0.45 4 1.8

memadai.
2. Fasilitas RS lain yang lebih memadai. 0.10 3 0.3

3. Adanya kesadaran pasien untuk 0.25 4 1


mendapatkan pelayanan yang memadai
4. Adanya kesenjangan antara jumlah 0.20 4 0.8
pasien dengan peralatan yang diperlukan.
Total 1 3,9

3.M3 (Methode).
Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)
Penerapan Model Asuhan Keperawatan
a. Penerapan Pemberian Model Asuhan Keperawatan (MAKP)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27 – 30 November 2017 di
Paviliun Seruni RSUD Jombang saat ini menerapkan MAKP model tim, dan telah
terdapat tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim. Pada
pelaksanaan MAKP tim bisa berjalan maksimal dikarenakan pembagian jumlah
ketenagaan pada masing-masing shift sudah sama dan sudah jelas.
b. Timbang Terima

28
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, timbang terima di paviliun
SERUNI sudah dilakukan disetiap pergantian shift yang diikuti oleh semua perawat
yang bertugas di masing-masing shift. Timbang terima dilakukan secara lisan di
masing-masing bed pasien dan sudah di lakukan pendokumentasian sehingga
rencana tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan tidak ada yang terlewati untuk
disampaikan pada shift berikutnya. Selain itu, mekanisme timbang terima juga
sudah sesuai dengan SOAP dan menyesuaikan dengan kondisi di ruangan. Alur
timbang terima di Paviliun Seruni ini yaitu menyampaikan rencana tindakan yang
belum dilaksanakan, menyebutkan nama perawat yang akan melaksanakan shift
selanjutnya, menyebutkan nama dokter yang akan memeriksa.
Pada penyampaian isi timbang terima masih dilakukan diruangan secara
langsung dan juga melakukan timbang terima di nurse station yang dipimpin kepala
ruangan Seruni.
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim
keperawatan, kepala ruangan dan staf perawat yang dinas, kemudian diskusi
membahas masalah keperawatan yang muncul. Jika menemukan suatu kendala
pemecahan kasus, maka akan mengemukakan masalah dan pilihan intervensi
kepada CM dan dokter, untuk selanjutnya dilakukan diskusi pemecahan masalah
keperawatan yang muncul. Sedangkan penerapan Ronde keperawatan di paviliun
Seruni dilakukan bila terjadi masalah.
Saat ini di Ruang Seruni menggunakan metode refleksi kasus, yaitu diskusi
dilakukan oleh semua tim ruangan yang terdiri dari kepala ruangan, perawat, dan
dokter untuk memecahkan suatu kasus yang dilakukan bila terdapat kondisi urgent
selama jam dinas. Sebelum melakukan ronde keperawatan, mengundang tim-tim
yang bersangkutan dan perawat yang sedang dinas ikut serta dalam ronde
keperawatan, setelah itu meminta blangko ke humas tentang ronde keperawatan dan
mengisi absensi sesuai kasus dan masalah.

d. Pengelolaan Sentrilisasi Obat


Sentralisasi obat adalah pegelolaan obat dengan system menyerahkan seluruh
obat pasien sepenuhnya kepada perawat, dengan tujuan peggunaan obat dapat
29
dilakukan secara benar sehingga tidak terjadi pemborosan dan kemungkinan
terjadinya kesalahan obat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala tim di paviliun
SERUNI, sentralisasi obat sudah pernah dilakukan sebelumnya, sehubungan dengan
diadakannyaa UDD pelaksanaan sentralisasi obat tetap berjalan. Mekanisme
sentralisasi obat dilakukan saat pasien pertama kali MRS, di ruang seruni meliputi
pengisian format CPO sesuai UDD (Unit Dose Dispensing). CPO diruang seruni
ada 4 yaitu CPO 1 (CPO selain CPO 2 contohnya cairan RL,Asering), CPO 2 (Obat-
obat yang perlu diwaspadai,contohnya diazepam, obat yang hampir mirip nama nya,
cairan yang pekat), CPO 3 (termasuk alat-alat kesehatan seperti spuit),CPO 4 (obat
yang dibawa pasien pulang). Terapi yang diberikan ke pasien sesuai advis dokter
dan pengambilan obat melalui PJOR.
Diruang seruni ini dari HCU sampai dengan kelas 3 mengguakan sentralisasi
obat yang diletakkan di loker sesuai nama masing-masing di ruang obat. Sebelum
itu melakukan inform concent oleh keluarga dengan penjelasan obat oleh perawat.
Kekurangan dalam sentralisai obat di paviliun seruni ini yaitu ketelatan pengiriman
obat dari pihak apotek pada saat pagi.
e. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan
kemampuan pihak yang di supervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan
yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004).
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27 – 30 November 2017 di
Paviliun Seruni RSUD Jombang, pelaksanaan supervisi, yaitu supervisi tidak
langsung. Supervisi tidak langsung yaitu supervisi yang dilakukan sewaktu-waktu
setiap hari jika ditemukan masalah.
Kepala ruangan keliling mongobservasi kinerja perawat untuk menghindari
kesalahan dalam tindakan asuhan keperwatan juga mengecek fasilitas sarana dan
prasarana dan dilakukan sewaktu-waktu, yang dipakai dalah SOP sudah ditentukan
direksi rumah sakit.

f. Discharge Planning
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
klien yang dimulai segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu
30
proses yang menggambarkan usaha kerjasama antar tim kesehatan, klien dan
keluarga kien. Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 27 – 30 November 2017
di Paviliun Seruni RSUD Jombang, Isi dari discharge planning sudah dilakukan
secara optimal yakni meliputi pemberian informasi tentang Penyakit yang diderita,
obat yang diminum, apa yang harus dibawa saat control dan waktu kontrol, makanan
yang boleh dikonsumsi, apa yang tidak boleh dilakukan dirumah. Namun media
sebagai pengingat informasi yang disampaikan untuk pasien hanya diberikan
secarik kertas, dan belum memberikan leaflet, tetapi leaflet sudah tersedia pada
ruang edukasi dan meja depan nurse station.

g. Penerimaan Pasien Baru


Alur Pasien Masuk
Pasien Masuk

IGD POLI

Rawat Inap

Perawatan

Pasien pulang sembuh Pasien pulang paksa Pasien pindah ruangan Pasien meninggal

h. Dokumentasi Keperawatan
Sistem Pendokumentasian yang berlaku saat ini adalah SOAP. Adapun lembar
timbang terima dengan SOAP terdiri dari: Subyektif, Obyektif, Assesment dan
Planing. Metode ini telah diterapkan pada dokumentasi sehari-hari sebagai evaluasi
dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

31
Analisa SWOT M-3 (METHOD)
ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X
RATING
METHOD (M-3)
1. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. RS memilikivisi, misi, dan motto 0,2 3 0,6 S-W
sebagai acuan melaksanakan kegiatan =2,7- 0
pelayanan. =2,7
2. Sudah ada model MAKP yang 0,2 3 0,6
digunakan yaitu MAKP Modifikasi
TIM.
3. Supervisi sudah dilakukan kepala 0,15 2 0,3
ruangan.
4. Mempunyai Standar Asuhan 0,1 2 0,2
Keperawatan (SAK).
5. Mempunyai SOP setiap melakukan 0,15 2 0,3
tindakan.
6. Terlaksananya komunikasi yang 0,1 2 0,2
adekuat :perawat dan tim kesehatan
lain.
7. Ketenagaan keperawatan sudah 0,1 2 0,2
memenuhi syarat untuk MAKP (S1
Keperawatan ners 5 orang) 1 2,7
TOTAL
WEAKNESS
- - - -

TOTAL
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan yang 0,3 4 1,2 O-T

32
melakukan praktik managemen =4,1-2,7
keperawatan, adanya praktek profesi =1,4
keperawatan.
2. Ada kebijakan pemerintah tentang 0,3 3 0,9
professional perawat.
3. Adanya kebijakan RS tentang 0,4 5 2
pelaksanaan MAKP
TOTAL 1 4,1
TREATHENED
1. Persaingan dengan RS swasta yang 0,3 3 0,9
semakin ketat.
2. Adanya tuntutan masyarakat yang
semakin tinggi terhadap peningkatan 0,4 3 1,2
pelayanan keperawatan yang lebih
professional.
3. Semakin tinggi kesadaran masyarakat 0,3 2 0,6
akan pentingnya kesehatan.
TOTAL 1 2,7
2. TimbangTerima
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan 0,3 4 1,2 S-W
timbang terima setiap pagi. =3,6-0
2. Timbang terima sudah menjadi 0,2 3 0,6 =3,6
rutinitas setiap pergantian shift.
3. Adanya laporan jaga setiap shift. 0,3 4 1,2
4. Adanya kemauan perawat untuk
melakukan timbang terima. 0,2 3 0,6
TOTAL
1 3,6
WEAKNESS
- - - -

33
TOTAL

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kemampuan merata pada semua 0,3 3 0,9 O-T
perawat dalam melakukan timbang =3,4-3
terima. =0,4
2. Adanya kerjasama yang baik antara 0,3 3 0,9
mahasiswa keperawatan S1
Keperawatan yang praktik dengan
perawat ruangan.
3. Kebijakan RS (bidang keperawatan) 0,4 4 1,6
tentang timbang terima.
TOTAL 1 3,4
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatn yang
professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang tanggungjawab dan tanggung 0,5 3 1,5
gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan.
TOTAL 1 3
3. Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Bidang perawatan dan ruang 0,5 4 2 S-W
mendukung adanya kegiatan ronde =4-0
keperawatan =4
2. Banyaknya kasus yang memerlukan 0,5 4 2
perhatian kusus.
TOTAL 1 4

34
WEAKNESS - - -
-

TOTAL - - -
b. Eksternal Faktor (Efas)
OPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang 0,5 4 2 O-T
manajemen keperwatan. =4-3
2. Adanya kesempatan dari =1
kepalaruangan untuk mengadakan 0,5 4 2
ronde keparawatan pada perawat dan
mahasiswa praktik
TOTAL
1 4
TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 1 3 3
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan yang professional.
TOTAL 1 3

4. Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,2 3 0,6 S-W
untuk pengelolaan sentralisasi obat. =2,8-0
2. Kepala ruangan mendukung kegiatan 0,2 3 0,6 = 2,8
sentralisasi obat.
3. Sudah dilakukan kegiatan sentralisasi 0,2 3 0,6
obat oleh perawat
berkolaborasidengan farmasi.
4. Adanya kemauan perawat untuk 0,1 2 0,2
melakukan sentralisasi obat.
5. Adanya buku injeksi dan obat oral 0,1 2 0,2

35
bekerjasama dengan farmasi.
6. Ada lembar pendokumentasi obat 0,2 3 0,6
yang diterima disetiap status pasien.
1 2,8
TOTAL
WEAKNESS - - -
-
TOTAL - - -
b. Eksternal Faktor (Efas)
OPORTUNITY
1. Adanyamahasiswa S1 Keperawatan 0,5 4 2 O-T
yang praktik manajemen =4-3,5
keperawatan. 0,5 4 2 =0,5
2. Kerjasama yang baik antara perawat
dan mahasiswaS1 Keperawatan. 1 4
TOTAL
TREATHENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan yang
profesional. 0,5 4 2
2. Adanya kesadaran pasien dan
keluarga tentang hukum yang tinggi. 1 3.5
TOTAL
5. Supervisi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Adanya supevisi yang dilakukan 0,3 4 1,2 S-W
oleh supervisor dari atasan. =3-0
2. Telah ada program pelatihan dan 0,2 3 0,6 =3
sosialisasi supervisi.
3. Kepala ruangan mendukung dan 0,1 2 0,2
melaksanakan supervisi.
4. Sudah mempunyai format yang 0,2 3 0,6

36
bakudalampelaksanakansupervisi.
5. Supervisi sudah terstruktur dan 0,1 2 0,2
sudah ada formulir penilaian yang
tepat.
6. Sudah adanya dokumentasi yang 0,1 2 0,2
jelas.
1 3
TOTAL
WEAKNESS
- - - -

TOTAL

b. Eksternal Faktor (Efas)


OPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan 0,5 4 2 O-T
yang praktik manajemen keperawatan. =4-3
2. Adanyan teguran dari kepala ruangan =1
bagi perawat yang belum 0,5 4 2
melakasanakan tugas dengan baik.
TOTAL

1 4
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen 1 3 3
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional.
TOTAL 1 1
6. Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT

37
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,4 4 0,8 S-W
discharge planning di ruangan untuk =2,2-0
pasien pulang (format atau kartu DP). =2,2
2. Perawat memberikan pendidikan
kesehatan kesehatan secara informal 0,3 3 0,9
kepada pasien / keluarga selama
dirawat atau pulang.
3. Rencana keperawatan rumah 0,1 1 0,1
4. Discharge planning sudah dilakukan
dengan baik 0,2 2 0,4

TOTAL 1 2,2

WEAKNESS
- - - -

TOTAL
b. Eksternal Faktor (Efas)
OPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan 0,5 4 2 O-T
yang melakukan praktik manajemen =4-3
keperawatan. 0,5 4 2 =1
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa S1 Keperawatan. 1 4
TOTAL
THREATENED
1. Semakin tinggi kesadaran masyarakat 0,5 3 1,5
akan pentingnya kesehatan.
2. Adanya tuntutan masyarakat untuk 0,5 3 1,5
mendapatkan pelayanan keperawatan
yang professional. 1 3

38
TOTAL
7. Dokumentasi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Dokumentasi keperawatan yang 0,5 4 2 S-W
dilakukan meliputi pengkajian, =4-0
dokumentasi, perencanaan, =4
implementasi dan evaluasi yang
menggunakan metode SOAP. 0,5 4 2
2. Kelengkapan pengisian dokumentasi
keperawatan oleh perawat yang sudah
baik.
TOTAL 1 4
WEAKNESS
- - - -
TOTAL
b. Eksternal Faktor (Efas)
OPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 keperawatan 0,4 2 0,8 O-T
yang melakukan praktik management =2,6-2
keperawatan. =0,6
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa S1 keperawatan dengan 0,6 3 1,8
perawat ruangan.
TOTAL 1 2,6
THREATENED
1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga 0,5 2 1
akan tanggung jawab dan tanggung
gugat.
2. Akreditasi rumah sakit tentang system 0,5 2 1
pendokumentasian
TOTAL 1 2
8. Penerimaan Pasien Baru

39
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,3 4 1,2 S-W
untuk melakukan peneriman =3-0
pasien baru =3
2. Kepala ruangan mendukung 0,2 3 0,6
pelaksanan penerimaan pasien
baru
3. Adanya dokumentasi penerimaan 0,2 3 0,6
pasien baru
4. Sudah dilakukan kegiatan
penerimaan pasien oleh perawat 0,2 2 0,4
ruangan
5. Adanya kemauan perawat untuk 0,1 2 0,2
melakukan penerimaan pasienbaru
TOTAL 1 3
WEAKNESS
- - - -
b. Eksternal Faktor (Efas)
OPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 3 1,5 O-T
keperawatan yang melakukan =3-2
praktik manajemen keperawatan =1
2. Ada kerjasama yang baik antara 0,5 3 1,5
mahasiswa dengan perawat
ruangan
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Adanya tuntutan pasien untuk 1 2 2
mendapatkan pelayanan yang
professional
TOTAL 1 2

40
4.M4 (Money)

Difokuskan pada berikut :

1. Pemasukan
2. RAB, yang meliputi dana untuk untuk kegiatan berikut.
a) Operasional (kegiatan pelayanan)
b) Manajemen (pembayaran pegawai,listrik,air,telepon dan lainnya)
c) Pengembangan (sarana prasarana dan sumber daya manusia)

M4 (Money)

Sumber dana ruangan paviliun Seruni RSUD JOMBANG berasal dari rumah sakit
yang diperoleh dari APBD kabupaten Jombang. Sedangkan pembiayaan pda sebagian besar
dari BPJS PBI, BPJS Non PBI, pembiayaan umum, KJS, dan asuransi lainnya.Biaya
perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas perawatan. Di Ruang Paviliun Seruni, terdiri dari
HCU, Kelas 1, Kelas 2 dan Kelas 3.

Tarif yang berlaku di ruang Seruni RSUD Jombang terjangkau oleh seluruh kalangan
masyarakat pengguna layanan kesehatan.

Adapun tarif pelayanan di ruang Seruni tahun 2017 adalah :

No Nama Kamar Tarif Kamar + Tarif Visite Tarif Makan


dr. Spesialis
1. HCU 230.000,- 45.000,-
2. KELAS 1 190.000,- 45.000,-
3. KELAS 2 70.000,- 30.000,-
4. KELAS 3 37.000,- 21.000,-
Sumber data : sumber dana ruangan Seruni dari anggaran rumah sakit.

No Jenis Pasien Jumlah Pasien Keluar Jumlah Lama Dirawat


1. UMUM 1 5
2. KJS 10 60
3. BPJS NON PBI 180 900
(PNS,JAMSOSTEK)
4. BPJS PBI 37 85

41
(JAMSKESMAS)
5. YANKESMASKIN 3 15
( Khusus gizi buruk dan
TB)
Jumlah 231 1.065
Laporan pasien KRS periode 01-10-2017 s.d 30-10-2017 Paviliun Seruni sumber dana :
Administrasi Paviliun Seruni RSUD Jombang.

Analisa SWOT M4 (Money)

No Analisis SWOT Bobot Ranting Bobot x Ranting Hasil


1. a. internal factor (IFAS)
Strength
1. Mutu pelayanan sudah terlaksana 0,25 2 0,5 S-W=
sesuai ketentuan RS 2,45-0=
2. Sistem administrasi di ruangan pav 0,15 2 0,3 2,45
seruni sudah terstruktur
3. Administrasi dan keuangan di 0,15 2 0,3
ruangan sudah diatur menggunakan
sistem komputerisasi
4. Tarif kamar dan biaya perawatan 0,35 3 1,05
terjangkau.
5. Adanya tugas, peran dan wewenang 0,10 2 0,2
dari petugas administrasi.
6. Setiap petugas kesehatan di ruang 0,10 1 0,10
paviliun seruni selalu mendpatkan
lauk pauk.
Total 1 2,45
Weakness
- - - -
Total
- -
2. b. eksternal Faktor
Opportunity

42
1. Rumah sakit milik pemerintah 0,25 3 0,75 O-T=3,5-
tetapi swadana dikelolah rumah 3=0,25
sakit sendiri.
2. Adanya kartu indonesia sehat 0,25 2 0,50
dan KJS dan danya kartu
yankes makin yang
dipergunakan untuk penderita
TB dan gizi buruk
3. Adanya BPJS kesehatan 0,50 4 2
Total 1 3,5
Threatened
1. Tingkat kesadaran pasien dan
keluarga tentang mutu pelayanan 0,50 3 1,5
yang prefesional di RS sehingga
pasien dan keluarga merasa puas
sesuai dengan tarif biaya yang
dikeluarkan.
2. Adanya tuntutan masyarakat akan
pelayanan administrasi yang lebih 0,50 2 1,5
profesional dan efektif.
Total
1 3 3

43
5.M5 (Market)
a. BOR pasien
Berdasarkan hasil pengkajian pada hari senin,tangga 27 november 2017l,
didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur Ruang Pav. Seruni RSUD Jombang
yaitu tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
1. 27 November 2017
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 4 8
2 Kelas 1 1 6
3 Kelas 2 3 9
4 Kelas 3 11 15
5 Isolasi 0 2
6 Extra Bad 6 12
Jumlah 25 52
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚𝐁𝐞𝐝 𝐱𝟏𝟎𝟎%] 48 %

2. 28 November 2017
Nama Jumlah
No. Jumlah Bed
Ruang Pasien
1 HCU 2 8
2 Kelas 1 3 6
3 Kelas 2 3 9
4 Kelas 3 10 15
5 Isolasi 2 2
6 Extra bad 12 12
Jumlah 32 52
BOR
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧 61,53 %
[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚𝐁𝐞𝐝 𝐱𝟏𝟎𝟎%]

44
3. 29 November 2017
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 8 8
2 Kelas 1 3 6
3 Kelas 2 3 9
4 Kelas 3 13 15
5 Isolasi 2 2
6 Extra Bad 6 12
Jumlah 35 52
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚𝐁𝐞𝐝 𝐱𝟏𝟎𝟎%] 67,30%

4. 30 November 2017
No. Nama Ruang Jumlah Pasien Jumlah Bed
1 HCU 8 8
2 Kelas 1 4 6
3 Kelas 2 7 9
4 Kelas 3 12 15
5 Isolasi 1 2
6 Extra Bad 5 12
Jumlah 37 52
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚𝐁𝐞𝐝 𝐱𝟏𝟎𝟎%] 71,15 %

BOR DALAM 4 HARI

JUMLAH PASIEN = 25 +32 + 35 + 37 = 129/4=32,25

JUMLAH SEMUA BED = 52

𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐩𝐚𝐬𝐢𝐞𝐧
BOR[𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚𝐁𝐞𝐝 𝐱𝟏𝟎𝟎%] = 32,25 / 52 x 100% = 62,01 %

45
Analisa SWOT M-5 (MARKET)

MARKET Bobot Rating BXR Skor


Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Mutu pelayanan sudah terlaksana dengan 0.50 2 3 S– W =
baik dan efektif sesuai dengan ketentuan 4,5 – 0
yang ditetapkan oleh RS. = 4,5
2. Rata-rata bor cukup baik. 0.25 3 0.75
3. Fluktuasi BOR ruang Seruni menunjukkan 0.25 3 0.75
keberhasilan kinerja pemberian asuhan
keperawatan.
Total 1 4.5
WEAKNESS
- - - -
Total - -
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Mahasiswa S-1 keperawatan praktik 0.50 3 1,5 O – T =
manajement. 3.5 – 3 =
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan 0.50 4 2 0,5
mahasiswa.
Total 1 3.5
THREATENED
1. Adanya peningkatan standart masyarakat 0,75 3 2,25
yang harus di penuhi.
2. Persaingan RS dalam memberikan 0,25 3 0,75
pelayanan keperawatan.
Total 1 3

46
4.2 Identifikasi Masalah
M2 ( Material )
1. Kurangnya sarana prasarana pasien
Penyebab : Jumlah pasien yang overload membuat paviliun seruni menambahkan
extrabed. Sehingga mengakibatkan kurang terjaganya privasi pasien.
Solusi : Supaya privasi pasien yang berada di extrabed tetap terjaga sebaiknya
diberikan sketsel.

47

Anda mungkin juga menyukai