Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

KUNJUNGAN LABORATORIUM
MATA KULIAH PRAKTIK MANAJEMEN LABORATORIUM
KLINIK RYEGA

Kelompok 2 Kelas 5A :

1. A2021017 Eka Putri Septiani


2. A2021018 Eka Septi Lufitasari
3. A2021032 Lia Auladina Falah
4. A2021036 Maya Andalia Sofiana
5. A2021038 Meilia Maharani

D3 ANALIS KESEHATAN
AKADEMI ANALIS KESEHATAN PEKALONGAN
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KUNJUNGAN LABORATORIUM

KLINIK RYEGA
JL. RAYA KUTOSARI, DORO, PEKALONGAN

Disusun sebagai salah satu syarat wajib dalam menempuh


Mata Kuliah Praktik Manajemen Laboratorium

Oleh:
1. A2021017 Eka Putri Septiani
2. A2021018 Eka Septi Lufitasari
3. A2021032 Lia Auladina Falah
4. A2021036 Maya Andalia Sofiana
5. A2021038 Meilia Maharani

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Dosen Pengampu

Suparyati,M.Kes Izza Ratna Kumala,M.Pd

NIDN. 0617107601 NIDN : 0612096701


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan laboratorium ini. Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen
Laboratorium. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengajar yang telah
membimbing kami dalam penyusunan laporan kunjungan laboratorium ini. Semoga tugas
ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih terhadap kami.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan kunjungan laboratorium ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kritik dan masukan kita
nantikan untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya.

Pekalongan, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB IIPELAKSAAN KUNJUNGAN LABORATORIUM

2.1. Waktu Pelaksanaan

2.2. Profil Laboratorium

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sistem perencanaan dan pengendalian laboratorium

3.2 Kepemimpinan dan pengembangan organisasi

3.3 Manajemen SDM laboratorium

3.4 Manajemen operasional laboratorium

3.5 Desain laboratorium dan alur kerja

3.6 Pencatatan dan pelaporan hasil

3.7 Sistem informasi laboratorium

3.8 Manajemen pelayanan

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Sistem perencanan dan pengendalian di Laboratorium Klinik Ryega

4.2 Sisem kepemimpinan dan struktur organisasi Laboratorium Klinik Ryega

4.3 Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) di Laboratorium Klinik Ryega

4.4 Manajemen Operasional di Laboratorium Klinik Ryega

4.5 Desain dan Alur Kerja Laboratorium Klinik Ryega

4.6 Pencatatan dan Pelaporan Hasil Laboratorium Klinik Ryega

4.7 Sistem Informasi di Laboratorium Klinik Ryega

4.8 Manajemen Pelayanan Laboratorium Klinik Ryega

4.9 Jenis Pemeriksaan di Laboratorium Klinik Ryega

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar

DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun
pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.Laboratorium klinik atau
laboratorium medis ialah laboratorium di mana berbagai macam tes dilakukan pada
spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien. 
Manajemen laboratorium adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan,
menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil, dan memvalidasi data yang
dibututuhkan oleh laboratorium tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan
keputusan manajemen.
Kunjungan laboratorium ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
manajemen laboratorium dan untuk mengetahui sistem manajemen pada laboratorium
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pelayanan apa saja yang tersedia di laboratorium di Klinik Ryega?
2. Bagaimana sistem kepemimpinan dan struktur organisasi di Laboratorium
tersebut ?
3. Bagaimana Manajemen SDM di Laboratorium tersebut ?
4. Bagaimana Manajemen Operasional di Laboratorium tersebut ?
5. Bagaimana Design Laboratorium tersebut ?
6. Bagaimana alur kerja di laboratorium tersebut ?
7. Apa bentuk pencatatan dan pelaporan hasil di Laboratorium tersebut ?
8. Bagaimana sistem informasi di laboratorium tersebut ?
9. Bagaimana Manajemen Pelayanan di Laboratorium tersebut ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang pemeriksaan yang ada di Laboratorium tersebut
2. Mengetahui struktur organisasi di laboratorium
3. Mengetahui Manajemen SDM yang ada di Laboratorium tersebut
4. Mengetahui Manajemen Operasional di Laboratorium
5. Mengetahui bagaimana design laboratorium
6. Mengetahui bagaimana alur kerja pada laboratorium
7. Mengetahui bagaimana pencatatan dan pelaporan hasil di laboratorium
8. Mengetahui sistem informasi di laboratorium
9. Mengetahui Manajemen Pelayanan yang ada di Laboratorium
1.4 Manfaat
Menjelaskan manfaat dari menulis laporan baik bagi penulis, laboratorium yang
dikunjungi maupun pembaca.
BAB II

PELAKSAAN KUNJUNGAN LABORATORIUM

2.1 Waktu Pelaksanaan

Kunjungan laboratorium dilakukan di Laboratorium Klinik Ryega pada hari Rabu

tanggal 28 September 2022.

2.2 Profil Laboratorium


Klinik Ryega dr. Ryan Ardanaputra berdiri di atas lahan 2 seluas 1500 m dan
berlokasi di jalan Raya Kutosari Doro, desa Kutosari, Kec. Doro, Kab. Pekalongan.
Memiliki lahan parkir yang luas, berkapasitas untuk kendaraan roda dua dan roda
empat. Lingkungan Klinik asri, nyaman, bersih dan menenangkan. Fasilitas Klinik
RYEGA :
 FASILITAS PELAYANAN
 IGD 24 JAM
 KHITAN / SUNAT
 POLI UMUM VAKSINASI / IMUNISASI
 FISIOTERAPI
 APOTEK
 RAWAT INAP
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1Sistem Perencanaan dan Pengendalian Laboratorium

A. Sistem Perencanaan Laboratorium

Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis


tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencanakan konsep dari suatu laboratorium itu
sendiri. Perencananan atau planing adalah proses pengembalian keputusan yang
menyangkut apa yang akan dilakukan dimasa mendatang, kapan, dimana, bagaimana dan
siapa yang akan melakukan. Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah
diteteapkan tersebut.
Manfaat sebuah perencanaan:
1. Tujuan yang ingin dicapai organisasi dan cara pencapaiannya
2. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan
3. Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya
4. Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan
5. Bentuk dan standar pengawasan yang dilakukan
Keuntungan dari perencanaan:
1. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam efektifitas organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur
2. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaaan yang tidak
produktif
3. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dicapai karena
dalam perencanaan ditetapkan berbagai standar
4. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya, terutama
untuk fungsi pengawasan
Kelemahan dari perencanaan:
1. Perencanaan mempunyai keterbatasan pengukuran informasi dan fakta-fakta dimasa
yang akan datang dengan tepat
2. Perencanaan mempunyai hambatan sikologis bagi pemimpin dan staf karena harus
menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai
3. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
4. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana
5. Perencanaan yang juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil oleh staf
batasan perencanaan
Langkah-langkah perencanaan:
1. Analisis situasi
Langkah pertama proses penyusunan perencanaan langkah ini dilakukan dengan
analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi atau kajian laporan lembaga lain
yang datanya dibutuhkan obeservasi dan wawancara
2. Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya
Kesengajaan yang dapat diamati antar situasi atau kondisi yang terjadi dengan
situasi atau kondisi yang diharapkan atau kesengajaan yang dapat diukur antara hasil
yang mampu dicapai dengan tujuan atau target yang diinginkan
3. Mentukan tujuan program
Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan manajer menetapkan tujuan program
semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan menggunakan kriteria
diatas akan semakain mudah menyususn tujuan program
4. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
Mengkaji kembali hambatan dan kelemahan program yang pernah dilaksanakan
tujuannya adalah untuk mencegah dan mewasdai timbulnya hambatan berupa selain
mengkaji hambatan yang pernah dialami juga dibahas prediksi kendali dan
hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program dilaksanakan.
B. Sistem pengendalian laboratorium

Pengendalian manajemen merupakan proses untuk memotivasi dan memberi semangat


anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi, Anthony, Dearden, Bedford yang diterjemahkan oleh agus maulana (1985;11).

Karateristik Sistem Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha guna
mencapai tujuan organisasi, maupun tindakan untuk mengoreksi unjuk kerja yang tidak
efektif dan efisien. Menurud Anthony, Dearden, dan Bedford (agus maulana, 1992;15)

Sistem pengendalian manajemen mempunyai karateristik sebagai berikut:


1. Sistem pengendalian manajemen difokuskan pada program dan pusat-pusat tanggung
jawab.
2. Informasi yang diproses pada sistem pengendalian manajemen terdiri dari 2 macam:
a) Data terencana dalam bentuk program, anggaran, dan standar
b) Data aktual mengenai apa yang telah atau yang sedang terjadi, baik didalam
maupun diluar organisasi
3. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem organisasi total dalam arti bahwa
sistem ini mencakup semua aspek dari organisasi. Fungsinya adalah membantu
manajemen menjaga keseimbangan semua bagian operasi dan mengoperasikan
organisasi sebagai suatu kesatuan yang terkoordinasi.
4. Sistem pengendalian manajemen biasanya berkaitan erat dengan struktur keuangan, di
mana sumber daya dan kegiatan-kegiatan organisasi dinyatakan dalam satuan uang
atau moneter.
5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen cenderung mengikuti
pola dan jadwal tertentu.
6. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang terpadu dan terkoordinir di mana
data yang terkumpul untuk berbagai kegunaan dipadukan untuk saling dibandingkan
setiap saat pada unit organis.
3.2 Kepemimpinan dan Pengembangan Organisasi

Kepemimpinan didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan orang lain


melakukan tindakan untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai
pengaruh seseorang dalam proses pekerjaan yang bertujuan untuk memotifasi pegawai
dalam mencapai sasaran dalam pekerjaannya baik di dalam maupun di luar organisasi untuk
mencapai tujuan yang diinginkan proses mempengaruhi tersebut sering melibatkan berbagai
kekuasaan seperti ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan.
a. Untuk mencapai tujuan
fungsi utama dari pengertian kepemimpinan (leadership) adalahmerupakam sarana
untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Jadi, bagaimana pimpinan dan
kepemimpinannya sangat mempengaruhi apakahtujan organisasi dapat tercapai atau
tidak.
b. Memotivasi orang lain
Tujuan selanjutnya dari kepemimpinan adalah untuk memotivasi oranglain atau
mempertahankan dan meningkatkan motivasi dalam diri mereka.Bukan hanya untuk
mewujudkan tujuan organisasi namun juga memotivasiorang-orang yang berkaitan
dengan organisasi
Dalam melaksanakannya, kepemimpinan juga dapat dilakukan dengan bimbingan,
pengarahan, koordinasi, dan pengawasan terhadap kegiatan para bawahannya.
1. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah kerja sama antara dua orang atau lebih dalam suatu pola koordinasi
yang dipersatukan untuk mencapai suatu hasil yang telah ditetapkan. Organisasi
merupakan suatu sistem dengan struktur yang teratur menggunakan semua sumber
yang ada dalam suatu pekerjaan dan menentukan mekanisme untuk menjalankannya
melalui kerja sama dan koordinasi.
2. Komponen Organisasi
Komponen dalam kelengkapan organisasi laboratorium disesuaikan dengan pedoman
pelayanan di masing-masing jenis dan jenjang laboratorium, yaitu laboratorium yang
mandiri atau laboratorium yang terintegrasi, dan pada dasarnya mengikuti struktur
organisasi masing-masing laboratorium.
 Laboratorium Mandiri
Laboratorium Klinik yang pelayanannya tidak terintegrasi dengan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya seperti Balai Besar Laboratorium Kesehatan
(BBLK), Balai Laboratorium Kesehatan (BLK), Laboratorium Klinik yang
diselenggarakan oleh swasta.
 Laboratorium Terintegrasi
Laboratorium Klinik yang pelayanannya terintegrasi dengan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, seperti laboratorium pada puskesmas, rumah
sakit, atau klinik.
3. Struktur Pokok Organisasi Laboratorium
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2013
Tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang Baik
 Jabatan Struktural
Kepala : memimpin dan memastikan semua kegiatan selaras dengan
kebijaksanaan organisasi.
Bidang/seksi-seksi : melaksanakan prosedur organisasi dan bekerja sama
antar bidang/seksi melalui koordinasi dan pengawasan Kepala.
Tata usaha/administrasi : menjalankan sistem pengaturan dokumen
organisasi, baik ke dalam maupun ke luar organisasi
 Jabatan Fungsional
Terdiri dari tenaga-tenaga teknis pelaksana kegiatan laboratorium di luar
jabatan struktural, yang melakukan kegiatan sesuai kompetensinya.

Penanggung jawab tertinggi organisasi di dalam laboratorium adalah Kepala/Pimpinan


Laboratorium. Kepala/Pimpinan Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
yang dilakukan dan juga bertanggung jawabterhadap seluruh peralatan yang ada. Para
anggota laboratorium yang beradadibawah kepala/pimpinan laboratorium juga harus
sepenuhnya bertanggung jawabterhadap semua pekerjaan yang dibebankan padanya.
Kepala/Pimpinanlaboratorium akan membantu dalam cara pelaksanaan dan pemahaman
jenis pekerjaan di laboratorium, yaitu:
a. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gasdan alat-alat
laboratorium.
b. Meningkatkan efisiensi biaya (opersional cost).
c. Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu, baik dari pengguna maupun pengelola
laboratorium.
d. Meningkatkan kualitas dari keterampilan pengelola laboratorium dan petugas
laboraorium/laboran.
e. Baik pengelola laboratorium dan teknisi laboratorium/laboran harus dapat bekerja
sama dengan baik sebagai satu “Team-Work”. Bekerja dengansatu team, jauh lebih
baik dari pada bekerja secara sendiri/mandiri.

3.3 Manajemen Sumber Daya Manusia

Syarat dan Klasifikasi Sumber Daya Manusia di Laboratorium

Sumber daya laboratorium kesehatan secara garis besar dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: sumber daya manusia (human resources) dan sumber daya non-manusia (non-human
resources). Sumber daya manusia (SDM) merupakan potensi manusiawi yang melekat
keberadaannya pada seorang pegawai yang terdiri atas potensi fisik dan potensi non-fisik.
Potensi fisik adalah kemampuan fisik yang terakumulasi pada seorang pegawai, sedangkan
potensi non-fisik adalah kemampuan seorang pegawai yang terakumulasi, baik dari latar
belakang pengetahuan, inteligensia, keterampilan, human relations. Sedangkan sumber daya
non-manusia merupakan sarana atau peralatan berupa mesin-mesin atau alat-alat nonmesin
dan bahan-bahan yang digunakan dalam proses pelayanan laboratorium klinik. SDM yang
bekerja di dalam pelayanan laboratorium kesehatan cukup beragam, baik profesi maupun
tingkat pendidikannya. Kebutuhan jumlah pegawai antara laboratorium kesehatan di rumah
sakit dengan laboratorium kesehatan swasta atau Puskesmas tentu tidak sama. Hal ini
dikarenakan jenis pelayanan, jumlah pemakai jasa dan permasalahan yang dihadapi oleh
masing-masing laboratorium tersebut berbeda-beda.
Jenis ketenagaan yang diperlukan dalam pelayanan laboratorium kesehatan adalah
sebagai berikut :

a. Staf medis

1. Dokter Spesialis Patologi Klinik,


2. Dokter Spesialis Patologi Anatomik,
3. Dokter Spesialis Forensik,
4. Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik,
5. Dokter umum yang telah memiliki pengalaman teknis laboratorium
b. Tenaga teknis laboratorium
1. Analis Kesehatan (saat ini disebut Ahli Teknologi Laboratorium Medik),
2. Perawat Kesehatan,
3. Dokter umum,
4. Sarjana kedokteran,
5. Sarjana farmasi, 6. Sarjana biologi,
7. Sarjana teknik elektromedik,
8. Sarjana teknik kesehatan lingkungan
9. Tenaga administrasi
10. Asisten Analis
Ketenagaan pada laboratorium klinik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Laboratorium Klinik Umum Pratama.
a) Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter dengan sertifikat
pelatihan teknis dan manajemen laboratorium kesehatan sekurang-kurangnya 3
(tiga) bulan, yang dilaksanakan oleh Organisasi profesi Patologi Klinik, Institusi
pendidikan bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI.
b) Tenaga teknis dan administrasi sekurang-kurangnya 2 (dua) orang analis
kesehatan, dan 1 (satu) orang tenaga administrasi.
2. Laboratorium Klinik Umum Madya
a. Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis patologi
klinik
b. Tenaga teknis dan administrasi sekurang-kurangnya 4 (empat) orang
analiskesehatan dan 1 (satu) orang perawat serta 2 (dua) orang tenaga
administrasi.
3. Laboratorium Klinik Umum Utama
a. Penanggung jawab teknis sekurang-kurangnya seorang dokter spesialis patologi
klinik.
b. Tenaga teknis dan administrasi sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dokter spesialis
patologi klinik, 6 (enam) orang tenaga analis kesehatan (2 orang diantaranya
dengan sertifikat pelatihan khusus mikrobiologi) dan 1 (satu) orang perawat serta
3 (tiga) orang tenaga administrasi.
4. Dokter penanggung jawab teknis laboratorium klinik umum pratama hanya
diperbolehkan menjadi penanggung jawab teknis pada 1 (satu) laboratorium klinik
saja.
5. Dokter spesialis penanggung jawab teknis laboratorium klinik diperbolehkan menjadi
penanggung jawab teknis pada maksimal 3 (tiga) laboratorium klinik sesuai peraturan
perundang-undangan.
6. Penanggung jawab teknis sebagaimana dimaksud pada no (1), (2), (3), (4) dan (5)
dapat merangkap sebagai tenaga teknis pada laboratorium yang dipimpinnya.
Kualifikasi dan syarat SDM klinik pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia NOMOR 028/MENKES/PER/I/2011/ tentang klinik adalah pasal 18 dan 19.
Pasal 18 1. Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai Surat
Tanda
Registrasi dan Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan. 2. Setiap tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai
surat izin sebagai tanda registrasi/Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Kerja (SIK)
atau Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

3.4 Manajemen Operasional Laboratorium


Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat apa saja yang
dikelola dalam manajemen laboratorium klinik yaitu:

a. Tata ruang
b. Alat yang baik dan terkalibrasi
c. Infrastruktur
d. Administrasi laboratorium
e. Organisasi laboratorium
f. Fasilitas pendanaan
g. Inventarisasi dan keamanan
h. Pengamanan laboratorium
i. Disiplin yang tinggi keterampilan SDM
j. Peraturan umum
k. Penanganan masalah umum
Jenis-jenis pekerjaan Semua perangkat diatas, jika dikelola secara optimal akan mendukung
terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen
laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan
terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan perencanaan semua.

3.5 Desain Laboratorium dan alur kerja

A. Desain Laboratorium
Desain laboratorium adalah bentuk, ukuran, denah atau tata letak dan fasilitas
diruangan tersebut dirancang dengan baik, sehingga semua kegiatan dapat berjalan
dengan baik dan nyaman.
Syarat-syarat desain laboratorium :
1. Lokasi pembangunan laboratorium tidak terletak pada arah angin yang menuju
bangunan lain atau pemukiman.
2. Bangunan laboratorium tidak berdekatan atau dibangun pada lokasi sumber air.
3. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk pengontrolan dan
memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran, mobil
kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
B. Alur Kerja
Alur kerja merupakan sarana yang memodelkan dan mengimplementasikan
proses karena Alur Kerja terdiri dari langkah-langkah aktivitas yang berurutan dan
memiliki aturan-aturan tertentu yang ada di dalamnya sehingga dapat digunakan untuk
mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan.
Prosedur kerja :
1. Memahami prosedur keselamatan.
2. Tidak meningggalkan pekerjaan sedang berlangsung.
3. Hati-hati menangani peralatan panas / dengan pemanas.
4. Tidak memipet dengan mulut.
5. Tidak menyalakan api / pemanas dekat pelarut yang mudah menguap.
6. Tidak meninggalkan api / pemanas tanpa pengawasa.
7. Mematikan peralatan, api, dan kran air bila tidak digunakan.
8. Tidak membawa peralatan dan bahan kimia keluar lab tanpa ijin.
9. Tas dan barang bawaan tidak diletakkan di meja percobaan.
10. Melapor pada asisiten tentang alergi / penyakit bawaan terhadap bahan kimia atau
hewan percobaan.
11. Memahami prosedur penanganan hewan percobaan.

3.6 Pencatatan dan pelaporan hasil

A. Pengertian pencatatan dan pelaporan hasil


Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu
aktifitas dalam bentuk tulisan diatas kertas, file computer, dan lain-
lain dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar, dan suara. Catatan
biasanya berupa informasi dalam buku catatan atau arsip, catatan dapat
juga tersimpan dalam pita rekaman atau komputer. Catatan merupakan
ingatan tata usaha dan mrupakan perangkat penting untuk mengawasi dan
menilai pekerjaan. Sedangkan Laporan adalah keterangan yang
disampaikan kepada tingkat lain dari pelayanan kesehatan. Laporan juga
merupakan perangkat menajemen penting yang mempengaruhi tindakan
selanjutnya.
Pelaporan kegiatan pelayanan labortorium terdiri dari:
1. Laporan kegiatan rutin harian/bulanan/triwulan/tahunan
Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang
diselenggarakan setiap triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan
data untuk semua kegiatan dalam satu triwulan dan satu tahun
berjalan, serta melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi
data kegiatan triwulanan dan tahunan kepada instansi yang
berwenang dengan menggunakan format yang telah ditetapkan.
2. Laporan khusus (misalnya KLB, NAPZA, HIV, dll.)
3. Laporan hasil pemeriksaan
B. Metode yang digunakan dalam pencatatan dan pelaporan hasil laboratorium
Metode Pencatatan dan Pelaporan Hasil Laboratorium Pencatatan dan
pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu laboratorium. Tanpa ada
pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan
tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini
adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila
menggunakan metode yang tepat dan benar. Metode yang dapat digunakan
untuk pencatatan dan pelaporan hasil laboratorium ada dua, yaitu:
1. Metode Manual
Metode pencatatan dan pelaporan hasil laboratorium secara manual
adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan yang menggunakan catatan
dalam bentuk buku.
2. Metode Komputerisasi
Metode komputerisasi adalah metode pencatatan dan pelaporan hasil
laboratorium yang menggunakan media komputer yang didalamnya
memiliki sebuah sistem yang telah terhubung dalam sistem informasi
laboratorium
C. Tujuan pencatatan dan pelaporan hasil laboratorium
Tujuan Pencatatan dan Pelaporan Hasil Laboratorium Pencatatan dan
pelaporan di laboratorium dilakukan agar tercapai tujuan sebagai
berikut:
1. Semua hasil kegiatan laboratorium (di dalam dan di luar
laboratorium) dapat dicatat serta dilaporkan ke jenjang
selanjutnya sesuai dengan kebutuhan secara benar, berkala, dan
teratur.
2. Menunjang pengelolaan laboratorium dengan adanya data yang
meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok
laboratorium yang akurat, tepat waktu, dan mutakhir secara
teratur.
3. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang
administrasi, sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Data pencatatan dan pelaporan tersebut digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam diagnosa
3.7 Sistem informasi laboratorium

Sistem informasi laboratorium kesehatan adalah prosedur sistematik


untuk mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, mengolah, mengambil dan
memvalidasi data yang dibutuhkan oleh laboratorium kesehatan tentang
pengambilan keputusan manajemenuntuk kegiatan pelayanannya. Tujuan utama
dari sistem informasi laboratorium kesehatan adalah mengumpulkan, mengolah
dan menyajikan data dengan serapi mungkin, mudah dibaca dan tepat waktu.
Penyajian data laboratorium yang lebih rapi dan tepat waktu selain dapat
juga dimanfaatkan di luar penggunaan tradisional, seperti untuk
mempengaruhi perubahan pola perintah dokter, memantau perubahan pola
kerentanan antibiotik secara lengkap, dan melakukan kajian lini produk
serta penentuan biaya.

3.8 Manajemen pelayanan

Manajemen pelayanan adalah seperangkat kemampuan organisasi khusus


untuk memberikan hasil kepada pelanggan dalam bentuk layanan. "Kemampuan
Khusus Organisasi" ini meliputi proses, kegiatan, fungsi dan peran yang
menggunakan penyedia layanan dalam memberikan layanan kepada pelanggan
mereka, serta kemampuan untuk membangun struktur organisasi yang cocok,
mengelola pengetahuan dan memahami bagaimana memfasilitasi hasil yang
menciptakan nilai. Meskipun tidak ada definisi tunggal profesi, profesi
diterima secara luas bahwa kata profesi berlaku di mana sekelompok orang
berbagi standar umum dan disiplin berdasarkan tingkat tinggi pengetahuan
dan keterampilan, yang diperoleh dari skema pendidikan terorganisir
didukung oleh pelatihan melalui pengalaman dan diukur dan diakui melalui
kualifikasi formal. Selain itu, profesi berusaha untuk menggunakan
pengaruhnya melalui pengembangan pedoman praktik yang baik dan saran dalam
rangka meningkatkan standar kinerja di bidang yang diberikan

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Sistem perencanan dan pengendalian yang terdapat di Laboratorium Klinik


Ryega
Perencanaan laboratorium merupakan proses pemikiran yang sistematis,
analitis, logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah- langkah,
metode, SDM, tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan laboratorium
yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Pada laboratorium
klinik ryega sendiri memiliki perencanaan dimasa mendatang untuk mengubah
klinik menjadi sebuah Rumas Sakit tentunya dengan pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap dari sebelumnya. Pengendalian yang dilakukan tentunya
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai kedepannya dengan terus berusaha
memperbarui setiap komponen yang ada di klinik dengan tetap mempertahankan
kualitas yang ada.

4.2 Sisem kepemimpinan dan struktur organisasi di Laboratorium Klinik Ryega


Penanggung jawab tertinggi di Laboratorium Klinik Ryega Dokter Umum.
Kepala/Pimpinan Laboratorium bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan yang
ada.

DOKTER PENANGGUNG JAWAB


Dr. Ryan Ardanaputra

KOORDINATOR LABORATORIUM
Erna Susilowati, Amd.AK

4.3 Manajemen Sumber Daya Manusia di Laboratorium Klinik Ryega


Hanya terdiri dari Dokter umum dan satu tenaga analis kesehatan
4.4 Manajemen Operasional di Laboratorium Klinik Ryega
Jam Operasional
Pagi : 08.00-10.00 WIB
Sore : 16.00-21.00 WIB
4.5 Desain dan alur kerja Laboratorium Klinik Ryega

Gambar 4.1

WASTAFEL MEJA

PETUGAS
MEJA

PEMERIKSAAN

MEJA SAMPLING

PINTU

Alur kerja di Laboratorium Klinik Ryega


 Pasien datang ke Klinik Ryega kemudian melakukan pendaftaran ke bagian
Administrasi
 Pasien diperiksa oleh dokter yang bersangkutan, jika dokter menyarankan untuk
diperiksa di Laboratorium maka akan dirujuk kebagian Laboratorium
 Perawat akan mengambil sampel pasien setelah , menerima perintah dari dokter
 Analis akan memeriksa sampel yang telah diperoleh di laboratorium. Hasil cek
laboratorium yang keluar akan diberikan kembali kepada dokter.

4.6 Pencatatan dan pelaporan hasil di Laboratorium Klinik Ryega


Bentuk pencatatan atau rekam medis pasien laboratorium masih menggunakan manual yang
di tulis di buku hasil pemeriksaan dan pada pelaporan hasil laboratorium dalam bentuk print
out.
4.7 Sistem Informasi di Laboratorium Klinik Ryega
Sistem informasi laboratorium yaitu adalah prosedur sistematik untuk mengumpulkan,

menyimpan mempertahankan, mengolah mengambil dan memvalidasi data yang

dibutuhkan oleh laboratorium tentang kegiatan pelayanannya untuk pengambilan

keputusan manajemen. Kegiatan dimulai dari preanalitik, analitik dan paska analitik.

Sistem informasi laboratorium Klinik Ryega terdiri atas :

1. Input

 Form pendaftaran pasien dan sampel dan permohonan pemeriksaan

 Register pemeriksaan pasien

 Daftar jenis dan tarif pemeriksaan sesuai daftar retribusi pelayanan

laboratorium

 Buku pencatatan pemakaian reagen

 Proses
 Pencatatan data pasien, data sampel, data instansi, data jenis dan tarif

pemeriksaan, hasil pemeriksaan, data reagen dan pemakaian reagen, data

pemeriksaan

 Perhitungan biaya pemeriksaan

 Perhitungan jumlah pemakaian reagen pemeriksaan

 Perhitungan jumlah pendapatan laboratorium per periode waktu serta

perhitungan angka pencapaian target pendapatan.

2. Output

 Informasi mengenai biaya pemeriksaan

 Laporan hasil pemeriksaan laboratorium

 Rekapitulasi hasil dan riwayat pemeriksaan laboratorium

 Laporan statistik hasil pemeriksaan

 Laporan keuangan

 Laporan pemakaian reagen

 Laporan pengguna layanan (pelanggan)

Selain itu Sistem informasi Laboratorium Klinik Ryega meliputi promosi melalui pamflet

yang disebarkan melalui media sosial

4.8 Manajemen pelayanan di Laboratorium Klinik Ryega


Pada Laboratorium Klinik Ryega mengedepankan kenyamanan pasien dengan pelayanan
yang berkualitas dan harga yang terjangkau pastinya dengan pelayanan yang bermutu juga
terpercaya. Terlaksanakannya pelayanan ini untuk menunjang kesehatan masyarakat secara
keseluruhan terutama masyarakat daerah Doro.

4.9 Jenis pemeriksaan di Laboratorium Klinik Ryega


Jenis pemeriksaan yang ada di Laboratorium Klinik Ryega meliputi :
 SEROLOGI
a. Widal
b. HbsAg
c. Dengue Blood IgG/IgM
d. Golongan Darah
e. HIV/AIDS
 KIMIA KLINIK
a. Asam Urat (Stick)
b. Cholesterol (Stick)
c. Gula Darah ( Stick)
d. Rhesus
e. Trigliserid
f. Ureum
 HEMATOLOGI
a. Darah Lengkap
b. Hb Stick
c. LED
 KIMIA DARAH
a. Total Protein
b. Albumin
c. Bilirubin Total
d. Bilirubin Indirect
e. Bilirubin Direct
f. SGOT
g. SGPT
h. Alkali Phosphate
i. Cholesterol Total
j. Trigliserid
k. Glukosa Darah
l. Uric Acid
m. Ureum
n. Creatinin
o. HDL/LDL (Cholesterol Lengkap)
 LAIN-LAIN
a. Tes Kehamilan
b. Urin Lengkap
c. Rapid Test Antigen Covid-19
d. Asam Urat (Stick)
e. Cholesterol (Stick)
f. Gula Darah ( Stick)
g. Rhesus
h. Trigliserid
i. Ureum
j. Napza
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan observasi berupa kunjungan ke Laboratoriu Klinik Ryega dapat diketahui

bahwa Laboratorium ini termasuk kedalam laboratorium Pratama apabila didasarkan pada

peraturan PERMENKES/No.411/MENKES/PER/III/2010 Tahun 2010 tentang laboratorium

klinik kami dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan laboratorium di Klinik Ryega sudah

bagus dengan bahan praktikum sudah memenuhi standar.

5.2 Saran

Saran dari kami bahwa laboratorium di klinik Ryega masih kurang lengkap pada

pemeriksaan, pada pencatatan dan pelaporan hasil masih menggunakan manual dan belum

ada data data alat-alat yang tersedia


DAFTAR PUSTAKA

a. Format sumber dari buku :

Nama. Tahun cetak/terbit. Judul Buku ditulis miring. Kota tempat dicetak/terbit. Jilid.
Edisi. Nama Penerbit.

Contoh penulisan :
Timoshenko, Stephen, P., Gere, James M. 1997. Mekanika Bahan. Jakarta. Jilid 1. Edisi
ke Empat. Penerbit Erlangga.

b. Format sumber dari internet :

Nama. Tahun penulisan. Judul Tulisan. Nama kelembagaan atau Penerbit bila ada.
(online). (alamat website, tanggal diakses).

Contoh :
Supriadi, Dedi, 1999. Restructuring The School Book Pravision System in Indonesia:
Some Recent Intratives. Junal EPAA.(Online).
(http://www.Epaa.asu.edu/educationpolicyachieves)

c. Format sumber dari jurnal

Nama. Tahun terbit jurnal. Judul tulisan. Nama jurnal. Edisi/volume. Nomor halaman.

Contoh :
Supriadi, Dedi. March 1,1999. Restructuring The School Book Pravision System in
Indonesia: Some Recent Intratives. Junal EPAA.(Online).
(http://www.Epaa.asu.edu/educationpolicyachieves)

Timoshenko, Stephen P . Gere, James M. 1997. Mekanika Bahan. Jakarta. Jilid 1.Edisi ke
Empat. Penerbit Erlangga.

Yang L. Azzopardi B,J. 2007. Phase Split Of Liquid-liquid Two Phase Flow at A
Horisontal T-Junction. International Journal of Multiphase Flow. Vol.33. Page 207-
216.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pengantar/surat izin kunjungan laboratorium


Lampiran 2. Berita acara kunjungan laboratorium
Lampiran 3. Dokumentasi saat kunjungan laboratorium
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur organisasi

Gambar 4.1 Struktur organisasi Laboratorium Klinik Ryega


Gambar 5.1 desain laboratorium

R. STERIL
Lampiran 4.Pertanyaan dan jawaban

1. Apakah diklinik pratama pemeriksaan harus seperti yang tertera? Bagaimana jika pemeriksaan
dipratama lebih lengkap apakah harus masuk ke madya?

 Harus sesuai dengan peraturan jenis pemeriksaan yang ada diklinik pratama,jika
pemeriksaan tidak bisa langsung menjadi labolatorium klinik madya karena harus ada
syarat lain yang harus dipenuhi seperti luas bangunan,tenaga kesahatan.

2. Siapakah yang bertanggung jawab di Labolatorium klinik Ryega?

 Dokter penanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai