Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PARTUS PREMATURUS IMINENS


PEMBIMBING DYAH AYU W, S.SiT, M. Keb

DEWI ARLINDA RAKHMAWATI 2004299

DWI YULIARTI 2004302

FARIDA ISLAMI 2004306

FIFI HANDAYANI 2004307

MARWANAH 2004314

MUIDAH HESTIANA AJI 2004317

NUR HIKMAH 2004321

RU’YATI 2004328

SRI MULYANINGSIH 2004338

YULI CITRA DEWI 2004346

UNING WIJAYANTI 2004342

SRI HASTANU WIBOWO 2004337

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin,
2006). Namun, dalam kehamilan terdapat kelainan lama kehamilan, kelainan tersebut salah
satu nya kehamilan prematur. Kehamilan prematur adalah kehamilan yang lama usianya
kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan ini disertai dengan keadaan BBLR
(berat bayi lahir rendah). Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu
ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir. Kondisi ini terjadi ketika kontraksi rahim
mengakibatkan terbukanya leher rahim (serviks), sehingga membuat janin memasuki jalan
lahir. Menurut Manuaba (2009), jika proses persalinan berkelanjutan akan terjadi tanda klinik
berupa kontraksi berlangsung sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali dalam satu jam dan terjadi
perubahan progresif serviks seperti pembukaan lebih dari 1 cm, perlunakan sekitar 75-80 %
bahkan terjadi penipisan serviks.2 Pada haid yang teratur, persalinan preterm dapat
didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20-37 minggu dihitung
dari hari pertama haid terakhir (ACOG, 1997). Partus prematur adalah kelahiran bayi pada
saat masa kehamilan kurang dari 259 hari dihitung dari hari terakhir haid ibu (Firmansyah,
2006). Partus prematur adalah persalinan pada kehamilan 28-37 minggu, berat badan lahir
1000-2000 gram. Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram (Sastrawinata, 2003). Dari beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa partus prematurus iminens adalah suatu
ancaman pada kehamilan dimana akan timbul persalinan yang belum aterm (28 sampai 37
minggu) atau berat janin kurang dari 2500 gram.
Partus prematurus masih merupakan masalah penting dalam obstetri khususnya di
bidang perinatologi. Kematian Neonatal mencapai 15 per 1.000 kelahiran hidup, 45%
disebabkan persalinan prematur. Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Prevalensi
persalinan prematur di Indonesia meningkat di tahun 2014 15,5% menjadi 29,5% tahun 2019.
Penyebab kelahiran prematur pada berbagai negara berbeda-beda. Kenaikan jumlah kelahiran
prematur di negara-negara berpenghasilan tinggi disebabkan oleh jumlah wanita yang
memiliki bayi pada umur yang lebih tua dan peningkatan penggunaan obat kesuburan yang
menyebabkan terjadinya kehamilan kembar. Peningkatan kelahiran prematur di beberapa
negara maju disebabkan oleh induksi medis yang tidak perlu dan persalinan sesar sebelum
waktunya. Sementara itu, di negara-negara berpenghasilan rendah penyebab utama kelahiran
prematur meliputi infeksi, malaria, HIV, dan tingkat kehamilan remaja yang tinggi. Baik di
negara kaya maupun miskin, banyak kelahiran prematur yang penyebabnya tidak dapat
dijelaskan (WHO,2012). Estimasi yang reliabel untuk angka kelahiran prematur tidak tersedia
untuk Indonesia. Meskipun demikian, WHO (2012) mencatat bahwa angka kejadian kelahiran
prematur di Indonesia pada tahun 2010 adalah 15,5 per 100 kelahiran hidup dan menempatkan
Indonesia diposisi ke-9 tertinggi dari 184 negara. Angka ini cukup besar jika dibandingkan
dengan negara Belarus yang menempati urutan terakhir dengan jumlah kelahiran prematur
sebesar 4,1 per 100 kelahiran hidup. Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya, Indonesia memiliki angka kejadian kelahiran prematur tertinggi, kemudian diikuti
oleh Filipina (14,9 per 100 kelahiran hidup), dan Myanmar (12,4 per 100 kelahiran hidup.
PPI dapat menyebabkan kelahiran premature jika tidak ditangani dengan segera.
Kelahiran prematur merupakan masalah dengan prevalensi yang tinggi di dunia dan
merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui penyebab dan pencegahan
3
kelahiran prematur. Pencegahan komplikasi kelahiran prematur memerlukan penanganan
yang tepat. Salah satunya dengan cara menangani ancaman kelahiran prematur atau partus
prematurus imminens (PPI) dengan tepat.4, Sehingga morbiditas dan mortalitas dapat
dikurangi frekuensinya. Oleh karena itulah, kami menyusun makalah dengan judul partus
prematurus iminens.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi prematur ?
2. Apa klasifikasi prematur?
3. Apa saja faktor risiko ancaman persalinan prematur?
4. Bagaimana tata lakasana partus prematurus iminens ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Untuk memahami definisi prematur.
2. Untuk memahami klasifikasi prematur.
3. Untuk mengetahui faktor risiko ancaman persalinan prematur.
4. Untuk mengetahui tata laksana partus prematurus iminens.
D. Manfaat Pembuatan Makalah
1. Manfaat Klinis
Memberi pengetahuan kepada tenaga medis tentang ancaman kehamilan prematur
sehingga partus prematurus imminens dapat dihindari.
2. Manfaat Masyarakat
Memberi informasi bagi masyarakat sehingga bisa dilakukan pencegahan terhadap
faktor-faktor yang dapat meningkatkan kejadian partus prematurus imminens
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Prematur

Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu
kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat, serta dilatasi
dan pembukaan serviks secara bertahap (Norwitz & Schorge, 2008).

Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Bernt janin antara 1000- 2500 gram atau
tua kehamilan antara 28 nunggu sampai 36 minggu (Wiknjosastro, 2007).

Partus prematurus imminens (PPI) merupakan adanya kontraksi uterus yang


disertai perubahan serviks sebelum 37 minggu usia kehamilan dan dapat
menyebabkan kelahiran prematur.

2. Klasifikasi Prematur

Menurut usia kehamilannya maka prematur dibedakan menjadi beberapa, yaitu:

1) Extremely preterm (< 28 minggu)


2) Very preterm (28 hingga < 32 minggu)
3) Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu).
Menurut berat badan lahir, bayi prematur dibagi dalam kelompok:

1. Berat badan bayi 1500 - 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR)
2. Berat badan bayi 1000 - 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
3. Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Ekstrim Rendah (BBLER) (Krisnadi, 2009)
3. Faktor Risiko Prematur

a. Faktor Indikasi Medis pada ibu / Janin

Pengakhiran kehamilan yang terlalu dini dengan seksio sesarea karena alasan
bahwa bayi lebih baik dirawat di bangsal anak daripada dibiarkan dalam rahim. Hal
ini dilakukan dengan alasan ibu atau janin dalam keadaan seperti diabetes
maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan
pertumbuhan intrauterin (Oxorn, 2003).

b. Faktor Maternal

1) Umur ibu

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 - 35 tahun. Pada
kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih kurang,
misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun berkaitan dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
sering menimpa diusia ini (Widyastuti, dkk, 2009).

Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami
penyulit obstetri serta morbiditas dan mortalitas perinatal. Wanita berusia
lebih dari 35 tahun memperlihatkan peningkatan dalam masalah hipertensi,
diabetes, solusio plasenta, persalinan prematur, lahir mati dan plasenta previa
(Cunningham, 2006).

2) Paritas ibu

Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (Saifuddin, 2007).

Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang
pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui, maka
dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu (Sumarah, 2008).

Macam paritas rnenurut Varney (2008) dibagi menjadi:

a) Primiparitas

Seorang wanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati untuk
pertama kali.
b) Multiparitas

Wanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati beberapa kali
(sampai 5 kali atau lebih).

3) Trauma

Terjatuh, setelah berhubungan badan, terpukul pada perut atau


mempunyai luka bekas operasi/ pembedahan seperti bekas luka SC
merupakan trauma fisik pada ibu yang dapat mempengarnhi kehamilan.
Sedangkan trauma psikis yang dapat mempengarnhi kehamilan ibu adalah
stres atau terlalu banyak pikiran sehingga kehamilan ibu terganggu.

Ibu yang mengalami jatuh, terpukul pada perut atau riwayat pembedahan
seperti riwayat SC sebelumnya (Oxom, 2003).

Melakukan hubungan seksual dapat terjadi trauma kerena


menimbulkan rangsangan pada uterns sehingga terjadi kontraksi uterus
(Bobak, 2004). Sperma yang mengandung hormon prostaglandin merupakan
hormon yang dapat merangsang kontraksi uterns.

4) Riwayat prematur sebelumnya

Menurut Oxorn (2003) risiko persalinan prematur berulang bagi wanita


yang persalinan pertamanya preterm, dapat meningkat tiga kali lipat dibanding
dengan wanita yang persalinan pertamanya mencapai aterm.

Riwayat prematur sebelumnya mernpakan ibu yang pernah mengalami


persalinan prematur sebelumnya pada kehamilan yang terdahulu. Ibu yang
tidak dapat melahirkan bayi sampai usia atenn dapat disebabkan karena
kandungan/ rahim ibu yang lemah atau faktor lain yang belum diketahui jelas
penyebabnya.

Wanita yang telah mengalami kelahiran prematur pada kehamilan


terdahulu memiliki risiko 20 % sampai 40 % untuk terulang kembali
(Varney, 2007). Persalinan prematur dapat terulang kembali pada ibu yang
persalinan pertamanya terjadi persalinan prematur dan risikonya meningkat
pada ibu yang kehamilan pertama dan kedua juga mengalami persalinan
prematur.

Pemeriksaan dan perawatan antenatal yang ketat pada ibu hamil


yang pernah mengalami prematur sebelumnya merupakan cara untuk
meminimalkan risiko terjadinya persalinan prematur kembali. Selain itu
kesehatan ibu dan janin dapat dijaga semaksimal mungkin untuk
menghindari besamya persalinan prematur dapat terulang dan membahayakan
kelangsungan bayi yang dilahirkan.

5) Plasenta previa

Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah


uterus, baik posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang
sempurna menutupi os serviks (Varney, 2007). Plasenta yang menutupi jalan
lahir dapat menutupi seluruh osteum uteri internum, sebagian atau tepi plasenta
berada sekitar pinggir osteum uteri internum (Wiknjosastro, 2007).

6) Inkompetensi serviks

Inkompetensi serviks merupakan kondisi ketidakmampuan serviks


untuk mempertahankan kehamilan hingga waktu kelahiran tiba karena efek
fungsional serviks. Inkompetensi serviks ditandai dengan terjadinya
pembukaan serviks tanpa nyeri dan berakhir dengan ketuban pecah dini saat
preterm, sehingga terjadi kelahiran preterm, bahkan lahirnya bayi sebelum
mampu bertahan hidup di luar rahim. Gejala yang terjadi dapat berupa
pengeluaran cairan vagina yang encer, tekanan pada panggul, perdarahan per
vaginam, dan ketuban pecah dini preterm, namun pada sebagian besar wanita
tidak terjadi gejala apapun (Norwitz & Schorge, 2008).

7) Infeksi intra-amnion

Infeksi intra-amnion merupakan infeksi yang terjadi akibat ketuban pec


ah le bih dari 18 jam. Agar tidak terjadi infeksi ini harus menghindari
ketuban pecah lebih dari 18 jam dalam persalinan (Norwitz & Schorge,
2008).

8) Hidramnion

Hidramnion merupakan kehamilan dengan jumlah air ketuban


lebih dari 2 liter. Produksi air ketuban berlebih dapat merangsang persalinan
sebalum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan kelahiran
prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) pada bayi (Cunningham, 2006).
9) Hipertensi

Hipertensi yang menyertai kehamilan merupakan penyebab terjadinya


kematian ibu dan janin. Hipertensi yang disertai dengan protein urin yang
meningkat dapat menyebabkan preeklampsia/ eklampsia. Preeklampsia-
eklampsia dapat mengakibatkan ibu mengalami komplikasi yang lebih parah,
seperti solusio plasenta, perdarahan otak, dan gagal otak akut. Janin dari
ibu yang mengalami preeklampsia-eklampsia meningkatkan risiko terjadinya
kelahiran prematur, terhambatnya pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR), dan
hipoksia (Bobak, 2004).

10) Malnutrisi

Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin


seperti prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati maupun
kematian neonatal/ bayi. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur
berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil (Varney,
2007).

c. Faktor Janin

1) Gemelli

Proses persalinan pada kehamilan ganda bukan multiplikasi proses


kelahiran bayi, melainkan multiplikasi dari risiko kehamilan dan persalinan
(Saifuddin, 2009). Persalinan pada kehamilan kembar besar
kemungkinan terjadi masalah seperti resusitasi neonatus,
prematuritas, perdarahan postpartum, malpresentasi kembar kedua,
atau perlunya seksio sesaria (Varney, 2007).

Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda 50-1000 gram, hal ini terjadi karena pembagian darah pada
plasenta untuk kedua janin tidak sama. Pada kehamilan kembar distensi
(peregangan) uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan sering
terjadi persalinan prematur. Kematian bayi pada anak kembar lebih tinggi
dari pada anak kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan penyebab
utama (Wiknjosastro, 2007).

Persalinan pada kehamilan kembar meningkat sesuai dengan


bertambahnya jumlah janin, yaitu lama kehamilan rata-rata adalah40 minggu
pada kehamilan tunggal, 3 7 minggu pada kehamilan kembar dua, 33
minggu pada kehamilan kembar tiga, dan 29 minggu pada kehamilan
kembar empat (Norwitz & Schorge, 2008).

2) Janin Mati Dalam Rahim (IUFD)

Kematian janin dalam rahim (IUFD) adalah kematian janin dalam


uterus yang beratnya 500 gram atau lebih dan usia kehamilan telah
mencapai 20 minggu atau lebih (Saifuddin, 2006).

3) Kelainan Kongenital

Kelainan kongenital atau cacat bawaan merupakan kelainan dalam


pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi
sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan
dilahirkan sebagai BBLR atau bayi kecil. BBLR dengan kelainan
kongenital diperkirakan 20% meninggal dalam minggu pertama
kehidupannya (Saifuddin, 2009).

d.. Faktor Perilaku

1. Merokok
Merokok pada ibu hamil lebih dari 10 batang setiap hari dapat
mengganggu pertumbuhan janin dan risiko terjadinya prematuritas sangat
tinggi (Sujiyatini, 2009).

2. Minum alkohol

Alkohol dapat mengganggu kehamilan, pertumbuhan janin tidak baik


sehingga kejadian persalinan prematur sangat tinggi pada ibu yang
mengkonsumsi minuman beralkohol (Sujiyatini, 2009
3. Tatalaksana
ancaman persalinan prematur memiliki kriteria yaitu sebagai berikut;

• adanya kontraksi adekuat minimal 2- 3 kali dalam waktu 10 menit dengan selang waktu relaksasi yang
cukup.
• adanya perubahan dilatasi serviks pada 2 pemeriksaan dengan selang waktu 1 jam yang dilakukan oleh
pemeriksa yang sama disertai dengan adanya kontraksi uterus.
• adanya kontraksi yang teratur disertai dilatasi serviks 1- 2 cm dan penipisan serviks secara teori

berdasarkan buku Pengelolaan Persalinan Preterm penatalaksanaan persalinan prematur adalah sebagai
berikut:

1.Tirah baring(bedrest)

Kepentingan istirahat disesuaikan dengan kebutuhan ibu.

2.Rehidrasi oral maupun intravena

sering dilakukan untuk mencegah persalinan preterm karena sering terjadi hipovolemik pada ibu dengan
kontraksi prematur. Tirah baring dan rehidrasi merupakan salah satu upaya agar aliran darah keplasenta
meningkat dan lancar sehingga janin selalu dalam keadaan baik

3. Pemberian terapi konservatif , tokolitik

Pemberian tokolitik dilakukan usia 24-34minggu karena tujuan utama penggunaan tokolitik ini memberi
kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulur surfaktan paru-paru janin, sedangkan paru-paru
janin matang usia 34minggu.

Pemberian tokolitik tidak diperlukan bila:

a. Usia kehamilan di bawah 24 minggu dan di atas 34 minggu


b. Ada tanda korioamnionitis (infeksi intrauterine)
c. Preeklampsia, atau perdarahan aktif
d. Ada gawat janin
e. Janin meninggal atau adanya kelainan kongenital yang kemungkinan hidupnya kecil
Tinjauan sistematis dengan meta-analisis dan TSA menunjukkan secara meyakinkan bahwa MgSO4,
ketika diberikan kepada wanita dengan risiko segera melahirkan prematur, menurunkan risiko CP
keturunan.

Pencegahan kecacatan neurologis yang terkait dengan kelahiran prematur merupakan salah satu
tantangan utama dalam pengobatan perinatal saat ini. Magnesium sulfat (MgSO4), fokus tinjauan ini telah
diusulkan sebagai langkah maju yang besar dalam hal ini. MgSO4 mudah diakses, murah, dan telah
diusulkan sebagai bagian wajib dari manajemen kelahiran prematur yang tak terelakkan.

BAB III.

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 . KESIMPULAN

Partus Prematurus iminens adalah satu ancaman pada kehamilan diman timbulnya tanda tanda persalinan pada usia
kehamilan yang belum aterm ( 20mg - 37mg ) dan berat badan bayi kurang dari 2500gr dan menyebabkan
meningkatnya angka kelhiran bayi dengan berat badan rendah .

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah beresiko mengalami gangguna kesehatan karena kondisi organ yang belum
sempurna , sehinggga membutuhkan perawtan intensif .
Minggu pertama adalah masa kehamilan yang penting dalam pembentukan tahap akhr berbagai organ vital, termask
otak dan paru paru serta proses peningkatan berat badan janin.

Penyebab Kelahiran Prematur terkadang tidak di ketahui , namun pecahnya ketuban lebih awal merupaan salah satu
penyebab utama kelahian premature yaitu :

Factor Ibu :

- Pre eklampsia
- Penyakit infeksi
- Kelainan bentuk Rahim
- Ketidak mampuan servix menutup selama kehamilan (inkompetensi servix)
- Kebuasaan merokok
- Penyalah gunaaan NAPZA
-

Factor Kehamilan :

- Kelainan atau menurunnya fungsis ari ari /placenta


- Kelainan posisi placenta
- Terlalu banyak cairan ketuban
- Ketuban pecah lebih awal

Factor yang melibatkan janin ;

- Kehamlan kembar
- Kelaina darah pada janin

3.2 SARAN

Demikian makalah yang kami buat , semoga bermanfaat bagi pembaca dan kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaaan , maka dari itu kami meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
memaksimalkan pembuatan makalah selanjutnya.
BAB 1V . PENUTUP

Partus Prematurus iminens merupakan penyebab terbesar dan ancaman terjadinya persalinan premature
dengan berbagai akibatnya ,di mana adanya kontraksi uterus yang di sertai perubahan serviks sebelum kehamilan 37
mg usia kehamilan diperkirakan terdapat 1 dari 10 bayi lahir secara premature.
DAFTAR PUSTAKA

Norwitz dan Schorge. 2008 . At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Erlangga Nugroho T. 2012

Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga Cetakan ke-7 EGC. Jakarta. WHO, 2001.

Krisnadi. (2009). Prematuritas. Bandung: Reka Aditama

Oxorn H (2003). Ilmu kebidanan Patologi dan fisiologi persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica

Widyastuti Yani dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya

Cunningham, G. 2006. Obstetri William vol.1.Jakarta: EGC

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Sumarah. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.

Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas / Maternity Nursing (Edisi 4), Alih Bahasa
Maria A. Wijayati, Peter I. Anugerah, Jakarta : EGC.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Sujiyatini dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha medika

Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Wolf, H. T., Huusom, L. D., Henriksen, T. B., Hegaard, H. K., Brok, J., & Pinborg, A. (2020). Magnesium sulphate
for fetal neuroprotection at imminent risk for preterm delivery: a systematic review with meta‐analysis
and trial sequential analysis. BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 127(10),
1180-1188.

BACHNAS, Muhammad Adrianes, et al. The role of magnesium sulfate (MgSO4) in fetal neuroprotection. The
Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 2019, 1-13.

Himpunan Kedokteran fetomaternal indonesia.Panduan Pengelolaan PersalinanPreterm


nasional,Bandung:Persatuan obstetri dan ginekologi indonesia, 2011

Dwi Sulistiarini dan Sarni Maniar Berliana, Faktor- faktor yang mempengaruhi kelahiran prematur di Indonesia :
Analisis Data Riskesdas 2013. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan Volume 1 Nomor 2
Maret 2016

Putu Arya Laksmi Amrita Kirana, Nurul Islamy, Ade Yonata, G4P3A0 Hamil 30 Minggu Belum Inpartudengan
Partus Prematurus Imminens dan Ketuban Pecah Dini,
Medula | Volume 10 | Nomor 3 | Oktober 2020| 456
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TM III
PADA NY W GI P0A0 UMUR 22 THN UK 33MG DENGAN PARTUS PREMATURUS
IMINENS
DI RUANG NUSA INDAH RS DR SOESELO SLAWI

Tanggal : 20 – 04 – 2021
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : RUANG NUSA INDAH

I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ( inisial ibu ) : Ny W Nama (inisial suami) : Tn. B
Umur : 22 Thn Umur : 25 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Dagang
Alamat : Desa dukuh wringin rt 20/ rw 07 kecamatan slawi kabupaten Tegal

Tgl masuk : 20 -04 - 2021


No. RM : 6446888
Alasan Datang :
Kenceng kenceng sejak 2 hari yg lalu ,hilang timbul ,keluar lendir darah sedikit
2. Keluhan Utama:
Kenceng kenceng keluar lendir darah
3. Riwayat obstetri dan ginekologi
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Jenis Keadaan anak
Umur Pertolongan
Ke Persalinan Nifas Hidup Meninggal
Kehamilan Persalinan
Spontan Tindakan Operasi Umur BBL JK Umur JK Sebab
1 Hamil ini 33mg

b. Riwayat kehamilan sekarang


• G:I P: 0 A: 0
• ANC : T.M I : 2 Kali
T.M II : 2 Kali
T.M III : 1 Kali
• Immunisasi TT : TT Ke I Tanggal ……………………..........
: TT KE 2 Tanggal 10- 02 -2021…………........
• Keluhan TM I : Mual , Muntah
• Terapi yg diberikan : vit B6 , Asam folat

• Nasehat yg diberikan: Makan porsi kecil tapi sering dan selagi haagat

• Keluhan T.M II : Mual berkurang ,pusing


• Terapi yg diberikan : Fe,Pamol,,asamfolat…………………………………..........
Nasehat yg diberikan : Istirahat cukup
Keluhan TM III : Punggung sakit
Therapy yg di berikan : Fe, Kalk , Bcomplex
Nasehat yg diberikan:Kurangi Aktifitas Berat

c. Riwayat Haid
• Menarche : Umur 11 thn - Flour Albus : tidak ada
• Siklus/ teratur : 28 hari /Teratur -Warna : Normal
• Lama/ Jumlah : 6 hari /2kali ganti pembalut - bau : Khas
• Dysmenorhea : Tidak nyeri - Lamanya : 7 hari
• HPHT : 09 - 09 -2020
• HPL : 16 – 06 – 2021

d. Riwayat penggunaan kontrasepsi


• Jenis Kontrasepsi : Belum pernah ikut KB
• Lama : -…………………………………..……………............
• Keluhan : - ……………………………..…………………............
• Alasan lepas : - …………………………………..……………............
• Rencana yg akan datang : -……………………………………..…………............
• Alasan : -……………………………………..…………............

4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita
• Penyakit infeksi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit infeksi
• Penyakit keturunan : Ibu mengatakan tidak mmepunyai penyakit keturunan
• Kecelakaan/ trauma : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami trauma/kecelakaan
• Penyakit yg dioperasi : Ibu mengatakan tidak pernah menglami operasi

b. Penyakit Kesehatan ibu sekarang


• Penyakit infeksi : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit darah tingi ,
DM, TBC, Jantung ,Asma

• Penyakit keturunan : Ibu mengatakan tida mempunyai penyakit keturunan penyakit


darah tinggi , DM, TBC, Jantung Asma
c. Riwayar kesehatan keluarga
• Penyakit infeksi : Tidak ada
• Penyakit keturunan : Tidak ada
• Riwayat gimmely : Tidak ada

5. Kebiasaan
• Pantang makan : Tidak ada
• Minum jamu : Tidak pernah
• Obat-obatan : Tidak pernah
• Miras/ rokok : Tidak pernah
• Memelihara binatang : Tidak memelihara binatang
6. Kebutuhan Sehari-hari
Sebelum hamil Selama hamil
a. Pola Nutrisi
• Makan : 3x ............................... 3x.................................
• Porsi : 1 piring nasi lengkap 1 piring nasi lengkap
• Macam : Sayur dan lauk Sayur dan lauk
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada
• Minum : 1500cc/hari 2000cc/hari

b. Pola eliminasi
• BAB : 2x sehari 2x sehari
• Warna : Normal Normal
• Konsistensi : Lunak Lunak
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada
• BAK : 1000cc/hari 1000cc/hari
• Warna : Jernih Jernih
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada

c. Pola istirahat
• Siang : 2 Jam 2 Jam
• Malam : 7 Jam 7 Jam
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada

d. Pola aktivitas : Melakukan aktifitas ibu rumah tangga

e. Pola personal hygiene


• Mandi : 2x sehari 2x sehari
• Keramas : 3 Kali seminggu 3 Kali seminggu
• Gosok gigi : 2x sehari 2x sehari
• Ganti baju : 2x sehari 2x sehari

f. Pola seksual
• Frekuaensi : 3x seminggu 3x seminggu
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada

7. Data Psikologi
• Status anak yang dikandung : Anak kandung
• Tanggapan ibu atas kehamilannya : Menerima Kehamilannya
• Tanggapan suami dan keluarga : Menerima Kehamilan
• Kesiapan mental ibu : Ibu menerima kehamilan dengan senang hati
8. Data Social Ekonomi
• Penghasilan : kurang lebih 4jt /bln
• Tanggung jawab perekonomian : Suami

Pengambil keputusan : Suami

9. Data Perkawinan
• Status perkawinan : Perkawinan sah
• Perkawinan ke- : I ( pertama )
• Lama perkawinan : 2Thn
• Usia saat pertama kali menikah : 20 thn

10. Data Spiritual:


Ibu mnegatakan sholat 5 waktu
11. Data Sosial Budaya:
Ibu mengatakan tidak percaya atau mengikuti adat istiadat di daerahnya
12. Data Pengetahuan Ibu:
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda dan bahaya kehamilan seperi perdarahan , kenceng
kenceng , keluar lendir darah

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : Baik
c. Tanda Vital : Tensi : 110/70 mmhg . Nadi : 88 x/mnt
...............................
Suhu : 36,5 Respirasi : .20x/mnt.

d. Tinggi Badan : 155cm


e. Berat Badan : Sebelum hamil:50kg Setelah hamil:TM I : 52 Kg
TM II : 57 Kg
TM III: 61 Kg
f. LILA : 25cm
g. Status Present
• Kepala – Muka
❖ Kepala : Mesochepal ,tidak odema
❖ Rambut : Bersih, tidak rontok , tidak ketombe
❖ Muka : Tidak pucat ,tidak odema
❖ Mata : Simetris ,reflek pupil aktif
Konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
❖ Hidung : Tidak ada polip, secret dalam batas normal
❖ Mulut/ bibir : Simetris , tidak pucat, tidak ada caries gigi
❖ Telinga : Simetris , serumen dalam batas normal
• Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
• Aksila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
• Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Bentuk : Simetris
Mamae : Menonjol
• Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi ,ada linea nigra
• Genetalia : Bersih, tidak ada odema , tidak ada pembesaran kelenjar bartholini
• Anus : Tidak ada haemoroid
• Ekstermitas : Simetris , tidak ada odema , tidak pucat

2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
• Muka : Tidak pucat , tidak oedema
• Mamae : Simetris
Puting susu : Menonjol
Kolustrum/ ASI : Belum keluar
Kebersihan : Bersih
• Abdomen : Tidak ada luka operasi
• Genetalia : Tidak ada oedama, tidak ada pembesaran kelnjar bartholini

b. Palpasi
• Leopold I : Bagian fundus teraba lunak ,bulat tidak melenting
• Leopold II : Bagian kanan teraba keras, datar , memanjang ,(punggung ) bagian kiri
teraba kecil kecil (ekstremitas )

• Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras , bulat ,melenting (kepala )
• Leopold IV : Kedua tangan bertemu (konvergen )
• TFU : 25cm
• HPL : 16 – 06 - 2021
• Umur Kehamilan : 33mg +1hr
• Auskultasi
• DDJ/ Reguler :135x/mnt
• Perkusi
• Reflek patella kanan dan kiri : positif
• TBJ : 1835 gram
3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium : Hb 12,2gr/dl , leukosit 15,2, Trombosit
265.000 protein urine negative, rapid anitigen negative

• Pemeriksaan rongen : Tidak dilakukan


• USG : Tbj 1835gram , air ketuban cukup , placenta
dalam batas normal

II. INTERPRETASI DATA


1. Diagnosa (Nomenklatur)

Ny W Umur 22 tahun G I P0 A0 hamil 33 mg +1hari , janin tunggal,


hidup, intra uterin, letak memanjang , punggung sebelah kanan,
presentasi kepala , konvergen .

Data dasar :
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan bernama Ny W
- Ibu mengtakan berusia 22 thn
- Ibu mengatakan ini kehmilan yang pertama
- Ibu mengtakan ini pernikah yang pertama
- Ibu mengtakan kenceng kenceng dan keluar lendir sejak 1 hari yang lalu

Data Obyektif :

- Ku baik
- Kesadaran composmentis
- Tensi 110/70 mmg
- Nadi 80x/mnt
- Sh 36,5
- Rr 20x/mnt
- Djj 135x/mnt
- Ketuban masih utuh
- Vt pembukaaan 2cm ,portio tebal kepala convergen
- His 2x10’, 15’’
2. Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaan saat ini karena mengalami kenceng kenceng
sebelum waktunya dankeluar lendir dari jalan lahir
3. Kebutuhan

- Memberikan edukasi pada ibu agar ibu tidak cemas


- Damping ibu oleh suami /keluarga
- Asuhan sayang ibu dalam proses penanganan asuhan kebidanan

III. DIAGNOSA POTENSIAL


- Bagi ibu : infeksi intra uteri , persalinan prematurus
- Bagi janin : fetal distress , bblr

IV. ANTISIPASI PENANGANAN SEGERA


- Pemantauan kesejahteraan janin dan ibu
- Kolaborasi dengan dokter spog untuk pemberian therapy

V. INTERVENSI ( Jam 11.30 wib)


1. Beritahu keadaan ibu dan janin berdasarakan hasil pemeriksaan yang di
lakukan
2. Berikan support mental pada ibu dan keluarga
3. Ajarkan ibu tekhnik relaksasi
4. Kolaborasi pemberian obat toxolitik , injeksi dexamethasone , pemberian
brain protector mgso4 1gr/jam
5. Pasang infus Rl dan Dc
6. Observasi keadaan ibu dan janin setiap 30 mnt meliputi djj, nadi dan his

VI. IMPLEMENTASI ( Pk.12.00 wib )


1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
- Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- Tensi 110/70mmhg
- Nadi 88x/mnt
- Sh 36,5
- Rr 20x/mnt
- Djj 135x/mnt
- Ketuban utuh
- Vt pembukaan 2cm ,portio tebal
2. Memberikan support mental pada ibu dan keluarga tidak perlu khawatir
dan terus berdoa agar kesejahteraan inu dan janin selamat
3. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi yaitu jika merasa kenceng tarik nafas
panjang lewat hidung dan mengelurakan lewat mulut serta mengambil
posisi miring ke kiri agar tidak mengganggu asupano oksigen ke janin
4. Memberikan advice kolaborasi dgn dokter spog pemberian mgso4 1gr/jam
syring pum, , neifedin tab 3x10mg, injeksi dexamethasone 2x 6mg
iv(selama 2hari)
5. Mengobservasi keadaan ibu dan janin setiap 30 menit meliputi djj, TTV,
his

VII. EVALUASI ( Pk.13.00 wib )


1. Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan
2. Ibu sudah mengetahi dan bersedia untuk tiduk dlam posisi miring ke kiri
3. Observasi TTV, djj dan his telah di lakukan
4. Therapy sesuai kebutuhan sudah di berikan
5. Ibu bisa menerima dan memhami keadaan nya yg sekarang

Anda mungkin juga menyukai