MARWANAH 2004314
RU’YATI 2004328
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifudin,
2006). Namun, dalam kehamilan terdapat kelainan lama kehamilan, kelainan tersebut salah
satu nya kehamilan prematur. Kehamilan prematur adalah kehamilan yang lama usianya
kurang dari 37 minggu. Bayi yang lahir pada kehamilan ini disertai dengan keadaan BBLR
(berat bayi lahir rendah). Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu
ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir. Kondisi ini terjadi ketika kontraksi rahim
mengakibatkan terbukanya leher rahim (serviks), sehingga membuat janin memasuki jalan
lahir. Menurut Manuaba (2009), jika proses persalinan berkelanjutan akan terjadi tanda klinik
berupa kontraksi berlangsung sekitar 4 kali per 20 menit atau 8 kali dalam satu jam dan terjadi
perubahan progresif serviks seperti pembukaan lebih dari 1 cm, perlunakan sekitar 75-80 %
bahkan terjadi penipisan serviks.2 Pada haid yang teratur, persalinan preterm dapat
didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20-37 minggu dihitung
dari hari pertama haid terakhir (ACOG, 1997). Partus prematur adalah kelahiran bayi pada
saat masa kehamilan kurang dari 259 hari dihitung dari hari terakhir haid ibu (Firmansyah,
2006). Partus prematur adalah persalinan pada kehamilan 28-37 minggu, berat badan lahir
1000-2000 gram. Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram (Sastrawinata, 2003). Dari beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa partus prematurus iminens adalah suatu
ancaman pada kehamilan dimana akan timbul persalinan yang belum aterm (28 sampai 37
minggu) atau berat janin kurang dari 2500 gram.
Partus prematurus masih merupakan masalah penting dalam obstetri khususnya di
bidang perinatologi. Kematian Neonatal mencapai 15 per 1.000 kelahiran hidup, 45%
disebabkan persalinan prematur. Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada usia
kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat janin kurang dari 2500 gram. Prevalensi
persalinan prematur di Indonesia meningkat di tahun 2014 15,5% menjadi 29,5% tahun 2019.
Penyebab kelahiran prematur pada berbagai negara berbeda-beda. Kenaikan jumlah kelahiran
prematur di negara-negara berpenghasilan tinggi disebabkan oleh jumlah wanita yang
memiliki bayi pada umur yang lebih tua dan peningkatan penggunaan obat kesuburan yang
menyebabkan terjadinya kehamilan kembar. Peningkatan kelahiran prematur di beberapa
negara maju disebabkan oleh induksi medis yang tidak perlu dan persalinan sesar sebelum
waktunya. Sementara itu, di negara-negara berpenghasilan rendah penyebab utama kelahiran
prematur meliputi infeksi, malaria, HIV, dan tingkat kehamilan remaja yang tinggi. Baik di
negara kaya maupun miskin, banyak kelahiran prematur yang penyebabnya tidak dapat
dijelaskan (WHO,2012). Estimasi yang reliabel untuk angka kelahiran prematur tidak tersedia
untuk Indonesia. Meskipun demikian, WHO (2012) mencatat bahwa angka kejadian kelahiran
prematur di Indonesia pada tahun 2010 adalah 15,5 per 100 kelahiran hidup dan menempatkan
Indonesia diposisi ke-9 tertinggi dari 184 negara. Angka ini cukup besar jika dibandingkan
dengan negara Belarus yang menempati urutan terakhir dengan jumlah kelahiran prematur
sebesar 4,1 per 100 kelahiran hidup. Sementara itu, jika dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya, Indonesia memiliki angka kejadian kelahiran prematur tertinggi, kemudian diikuti
oleh Filipina (14,9 per 100 kelahiran hidup), dan Myanmar (12,4 per 100 kelahiran hidup.
PPI dapat menyebabkan kelahiran premature jika tidak ditangani dengan segera.
Kelahiran prematur merupakan masalah dengan prevalensi yang tinggi di dunia dan
merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan untuk mengetahui penyebab dan pencegahan
3
kelahiran prematur. Pencegahan komplikasi kelahiran prematur memerlukan penanganan
yang tepat. Salah satunya dengan cara menangani ancaman kelahiran prematur atau partus
prematurus imminens (PPI) dengan tepat.4, Sehingga morbiditas dan mortalitas dapat
dikurangi frekuensinya. Oleh karena itulah, kami menyusun makalah dengan judul partus
prematurus iminens.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi prematur ?
2. Apa klasifikasi prematur?
3. Apa saja faktor risiko ancaman persalinan prematur?
4. Bagaimana tata lakasana partus prematurus iminens ?
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Prematur
Persalinan merupakan suatu diagnosis klinis yang terdiri dari dua unsur, yaitu
kontraksi uterus yang frekuensi dan intensitasnya semakin meningkat, serta dilatasi
dan pembukaan serviks secara bertahap (Norwitz & Schorge, 2008).
Persalinan prematur adalah suatu persalinan dari hasil konsepsi yang dapat
hidup tetapi belum aterm (cukup bulan). Bernt janin antara 1000- 2500 gram atau
tua kehamilan antara 28 nunggu sampai 36 minggu (Wiknjosastro, 2007).
2. Klasifikasi Prematur
1. Berat badan bayi 1500 - 2500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR)
2. Berat badan bayi 1000 - 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan
Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
3. Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Ekstrim Rendah (BBLER) (Krisnadi, 2009)
3. Faktor Risiko Prematur
Pengakhiran kehamilan yang terlalu dini dengan seksio sesarea karena alasan
bahwa bayi lebih baik dirawat di bangsal anak daripada dibiarkan dalam rahim. Hal
ini dilakukan dengan alasan ibu atau janin dalam keadaan seperti diabetes
maternal, penyakit hipertensi dalam kehamilan dan terjadi gangguan
pertumbuhan intrauterin (Oxorn, 2003).
b. Faktor Maternal
1) Umur ibu
Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 - 35 tahun. Pada
kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik dan psikis masih kurang,
misalnya dalam perhatian untuk pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun berkaitan dengan
kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang
sering menimpa diusia ini (Widyastuti, dkk, 2009).
Wanita yang berusia lebih dari 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami
penyulit obstetri serta morbiditas dan mortalitas perinatal. Wanita berusia
lebih dari 35 tahun memperlihatkan peningkatan dalam masalah hipertensi,
diabetes, solusio plasenta, persalinan prematur, lahir mati dan plasenta previa
(Cunningham, 2006).
2) Paritas ibu
Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup (Saifuddin, 2007).
Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram yang
pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak diketahui, maka
dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu (Sumarah, 2008).
a) Primiparitas
Seorang wanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati untuk
pertama kali.
b) Multiparitas
Wanita yang telah melahirkan bayi hidup atau mati beberapa kali
(sampai 5 kali atau lebih).
3) Trauma
Ibu yang mengalami jatuh, terpukul pada perut atau riwayat pembedahan
seperti riwayat SC sebelumnya (Oxom, 2003).
5) Plasenta previa
6) Inkompetensi serviks
7) Infeksi intra-amnion
8) Hidramnion
10) Malnutrisi
c. Faktor Janin
1) Gemelli
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat
berbeda 50-1000 gram, hal ini terjadi karena pembagian darah pada
plasenta untuk kedua janin tidak sama. Pada kehamilan kembar distensi
(peregangan) uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi dan sering
terjadi persalinan prematur. Kematian bayi pada anak kembar lebih tinggi
dari pada anak kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan penyebab
utama (Wiknjosastro, 2007).
3) Kelainan Kongenital
1. Merokok
Merokok pada ibu hamil lebih dari 10 batang setiap hari dapat
mengganggu pertumbuhan janin dan risiko terjadinya prematuritas sangat
tinggi (Sujiyatini, 2009).
2. Minum alkohol
• adanya kontraksi adekuat minimal 2- 3 kali dalam waktu 10 menit dengan selang waktu relaksasi yang
cukup.
• adanya perubahan dilatasi serviks pada 2 pemeriksaan dengan selang waktu 1 jam yang dilakukan oleh
pemeriksa yang sama disertai dengan adanya kontraksi uterus.
• adanya kontraksi yang teratur disertai dilatasi serviks 1- 2 cm dan penipisan serviks secara teori
berdasarkan buku Pengelolaan Persalinan Preterm penatalaksanaan persalinan prematur adalah sebagai
berikut:
1.Tirah baring(bedrest)
sering dilakukan untuk mencegah persalinan preterm karena sering terjadi hipovolemik pada ibu dengan
kontraksi prematur. Tirah baring dan rehidrasi merupakan salah satu upaya agar aliran darah keplasenta
meningkat dan lancar sehingga janin selalu dalam keadaan baik
Pemberian tokolitik dilakukan usia 24-34minggu karena tujuan utama penggunaan tokolitik ini memberi
kesempatan bagi terapi kortikosteroid untuk menstimulur surfaktan paru-paru janin, sedangkan paru-paru
janin matang usia 34minggu.
Pencegahan kecacatan neurologis yang terkait dengan kelahiran prematur merupakan salah satu
tantangan utama dalam pengobatan perinatal saat ini. Magnesium sulfat (MgSO4), fokus tinjauan ini telah
diusulkan sebagai langkah maju yang besar dalam hal ini. MgSO4 mudah diakses, murah, dan telah
diusulkan sebagai bagian wajib dari manajemen kelahiran prematur yang tak terelakkan.
BAB III.
3.1 . KESIMPULAN
Partus Prematurus iminens adalah satu ancaman pada kehamilan diman timbulnya tanda tanda persalinan pada usia
kehamilan yang belum aterm ( 20mg - 37mg ) dan berat badan bayi kurang dari 2500gr dan menyebabkan
meningkatnya angka kelhiran bayi dengan berat badan rendah .
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah beresiko mengalami gangguna kesehatan karena kondisi organ yang belum
sempurna , sehinggga membutuhkan perawtan intensif .
Minggu pertama adalah masa kehamilan yang penting dalam pembentukan tahap akhr berbagai organ vital, termask
otak dan paru paru serta proses peningkatan berat badan janin.
Penyebab Kelahiran Prematur terkadang tidak di ketahui , namun pecahnya ketuban lebih awal merupaan salah satu
penyebab utama kelahian premature yaitu :
Factor Ibu :
- Pre eklampsia
- Penyakit infeksi
- Kelainan bentuk Rahim
- Ketidak mampuan servix menutup selama kehamilan (inkompetensi servix)
- Kebuasaan merokok
- Penyalah gunaaan NAPZA
-
Factor Kehamilan :
- Kehamlan kembar
- Kelaina darah pada janin
3.2 SARAN
Demikian makalah yang kami buat , semoga bermanfaat bagi pembaca dan kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaaan , maka dari itu kami meminta saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk
memaksimalkan pembuatan makalah selanjutnya.
BAB 1V . PENUTUP
Partus Prematurus iminens merupakan penyebab terbesar dan ancaman terjadinya persalinan premature
dengan berbagai akibatnya ,di mana adanya kontraksi uterus yang di sertai perubahan serviks sebelum kehamilan 37
mg usia kehamilan diperkirakan terdapat 1 dari 10 bayi lahir secara premature.
DAFTAR PUSTAKA
Norwitz dan Schorge. 2008 . At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Erlangga Nugroho T. 2012
Wiknjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi ketiga Cetakan ke-7 EGC. Jakarta. WHO, 2001.
Oxorn H (2003). Ilmu kebidanan Patologi dan fisiologi persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sumarah. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.
Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas / Maternity Nursing (Edisi 4), Alih Bahasa
Maria A. Wijayati, Peter I. Anugerah, Jakarta : EGC.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wolf, H. T., Huusom, L. D., Henriksen, T. B., Hegaard, H. K., Brok, J., & Pinborg, A. (2020). Magnesium sulphate
for fetal neuroprotection at imminent risk for preterm delivery: a systematic review with meta‐analysis
and trial sequential analysis. BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 127(10),
1180-1188.
BACHNAS, Muhammad Adrianes, et al. The role of magnesium sulfate (MgSO4) in fetal neuroprotection. The
Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 2019, 1-13.
Dwi Sulistiarini dan Sarni Maniar Berliana, Faktor- faktor yang mempengaruhi kelahiran prematur di Indonesia :
Analisis Data Riskesdas 2013. E-Journal WIDYA Kesehatan Dan Lingkungan Volume 1 Nomor 2
Maret 2016
Putu Arya Laksmi Amrita Kirana, Nurul Islamy, Ade Yonata, G4P3A0 Hamil 30 Minggu Belum Inpartudengan
Partus Prematurus Imminens dan Ketuban Pecah Dini,
Medula | Volume 10 | Nomor 3 | Oktober 2020| 456
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TM III
PADA NY W GI P0A0 UMUR 22 THN UK 33MG DENGAN PARTUS PREMATURUS
IMINENS
DI RUANG NUSA INDAH RS DR SOESELO SLAWI
Tanggal : 20 – 04 – 2021
Waktu : 11.00 WIB
Tempat : RUANG NUSA INDAH
I. PENGUMPULAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ( inisial ibu ) : Ny W Nama (inisial suami) : Tn. B
Umur : 22 Thn Umur : 25 Thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Dagang
Alamat : Desa dukuh wringin rt 20/ rw 07 kecamatan slawi kabupaten Tegal
• Nasehat yg diberikan: Makan porsi kecil tapi sering dan selagi haagat
c. Riwayat Haid
• Menarche : Umur 11 thn - Flour Albus : tidak ada
• Siklus/ teratur : 28 hari /Teratur -Warna : Normal
• Lama/ Jumlah : 6 hari /2kali ganti pembalut - bau : Khas
• Dysmenorhea : Tidak nyeri - Lamanya : 7 hari
• HPHT : 09 - 09 -2020
• HPL : 16 – 06 – 2021
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita
• Penyakit infeksi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit infeksi
• Penyakit keturunan : Ibu mengatakan tidak mmepunyai penyakit keturunan
• Kecelakaan/ trauma : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami trauma/kecelakaan
• Penyakit yg dioperasi : Ibu mengatakan tidak pernah menglami operasi
5. Kebiasaan
• Pantang makan : Tidak ada
• Minum jamu : Tidak pernah
• Obat-obatan : Tidak pernah
• Miras/ rokok : Tidak pernah
• Memelihara binatang : Tidak memelihara binatang
6. Kebutuhan Sehari-hari
Sebelum hamil Selama hamil
a. Pola Nutrisi
• Makan : 3x ............................... 3x.................................
• Porsi : 1 piring nasi lengkap 1 piring nasi lengkap
• Macam : Sayur dan lauk Sayur dan lauk
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada
• Minum : 1500cc/hari 2000cc/hari
b. Pola eliminasi
• BAB : 2x sehari 2x sehari
• Warna : Normal Normal
• Konsistensi : Lunak Lunak
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada
• BAK : 1000cc/hari 1000cc/hari
• Warna : Jernih Jernih
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada
c. Pola istirahat
• Siang : 2 Jam 2 Jam
• Malam : 7 Jam 7 Jam
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada
f. Pola seksual
• Frekuaensi : 3x seminggu 3x seminggu
• Gangguan : Tidak ada Tidak ada
7. Data Psikologi
• Status anak yang dikandung : Anak kandung
• Tanggapan ibu atas kehamilannya : Menerima Kehamilannya
• Tanggapan suami dan keluarga : Menerima Kehamilan
• Kesiapan mental ibu : Ibu menerima kehamilan dengan senang hati
8. Data Social Ekonomi
• Penghasilan : kurang lebih 4jt /bln
• Tanggung jawab perekonomian : Suami
9. Data Perkawinan
• Status perkawinan : Perkawinan sah
• Perkawinan ke- : I ( pertama )
• Lama perkawinan : 2Thn
• Usia saat pertama kali menikah : 20 thn
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : composmentis
b. Keadaan umum : Baik
c. Tanda Vital : Tensi : 110/70 mmhg . Nadi : 88 x/mnt
...............................
Suhu : 36,5 Respirasi : .20x/mnt.
2. Pemeriksaan Obstetri
a. Inspeksi
• Muka : Tidak pucat , tidak oedema
• Mamae : Simetris
Puting susu : Menonjol
Kolustrum/ ASI : Belum keluar
Kebersihan : Bersih
• Abdomen : Tidak ada luka operasi
• Genetalia : Tidak ada oedama, tidak ada pembesaran kelnjar bartholini
b. Palpasi
• Leopold I : Bagian fundus teraba lunak ,bulat tidak melenting
• Leopold II : Bagian kanan teraba keras, datar , memanjang ,(punggung ) bagian kiri
teraba kecil kecil (ekstremitas )
• Leopold III : Bagian terendah janin teraba keras , bulat ,melenting (kepala )
• Leopold IV : Kedua tangan bertemu (konvergen )
• TFU : 25cm
• HPL : 16 – 06 - 2021
• Umur Kehamilan : 33mg +1hr
• Auskultasi
• DDJ/ Reguler :135x/mnt
• Perkusi
• Reflek patella kanan dan kiri : positif
• TBJ : 1835 gram
3. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium : Hb 12,2gr/dl , leukosit 15,2, Trombosit
265.000 protein urine negative, rapid anitigen negative
Data dasar :
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan bernama Ny W
- Ibu mengtakan berusia 22 thn
- Ibu mengatakan ini kehmilan yang pertama
- Ibu mengtakan ini pernikah yang pertama
- Ibu mengtakan kenceng kenceng dan keluar lendir sejak 1 hari yang lalu
Data Obyektif :
- Ku baik
- Kesadaran composmentis
- Tensi 110/70 mmg
- Nadi 80x/mnt
- Sh 36,5
- Rr 20x/mnt
- Djj 135x/mnt
- Ketuban masih utuh
- Vt pembukaaan 2cm ,portio tebal kepala convergen
- His 2x10’, 15’’
2. Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaan saat ini karena mengalami kenceng kenceng
sebelum waktunya dankeluar lendir dari jalan lahir
3. Kebutuhan