Biomekanika
Biomekanika
A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Mampu melakukan pengukuran kerja dan memanfaatkannya dengan
merancang metode kerja didasarkan pada prinsip–prinsip biomekanika.
2. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja dengan metode
biomekanika.
3. Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang
dibebankan pada anggota tubuh manusia.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu mengaplikasikan metode Recommended Weight Limit (RWL)
dalam menghitung beban kerja, menghitung lifting index.
2. Mampu memberikan rekomendasi beban benda yang seharusnya dapat
diangkat oleh operator.
B. LANDASAN TEORI
1. Analisis Pengukuran Mekanika Tubuh Manusia dengan Metode
Biomekanika
Biomekanika merupakan salah satu dari empat bidang penelitian informasi
hasil ergonomi. Yaitu penelitian tentang kekuatan fisik manusia yang
mencakup kekuatan atau daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari
bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan
kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktivitas kerja tersebut.
Dalam biomekanik ini banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan
untuk dapat menopang perkembangan biomekanik. Disiplin ilmu ini tidak
terlepas dari kompleksnya masalah yang ditangani oleh biomekanik ini. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat bagan (Gambar 2.1) di bawah ini:
Kinesiology Bioinstrumentation
Biomechanics
2. Occupational Biomechanic.
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik terapan yang mempelajari
interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan peralatan dengan
tujuan untuk meminimumkan keluhan pada sistem kerangka otot agar
produktifitas kerja dapat meningkat. Setelah melihat klasifikasi diatas maka
dalam praktikum kita ini dapat kita kategorikan dalam Biomekanik
Occupational Biomechanic. Untuk leebih jelasnya disini akan kita bahas
tentang anatomi tubuh yang menjadi dasar perhitungan dan penganalisaan
biomekanik.
Dalam biomekanik ini banyak melibatkan bagian bagian tubuh yang
berkolaborasi untuk menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ
tubuh yakni kolaborasi antara Tulang, Jaringan penghubung (Connective
Tissue) dan otot yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tulang
Tulang adalah alat untuk meredam dan mendistribusikan gaya/tegangan
yang ada padanya. Tulang yang besar dan panjang berfungsi untuk
memberikan perbandingan terhadap beban yang terjadi pada tulang tersebut.
Mungkin dalam aplikasinya biomekanik selalu berhubungan dengan kerangka
manusia, oleh sebab itu di bawah ini adalah gambar kerangka manusia (Eko
Nurmianto, 1996).
Tulang juga selalu terikat dengan otot, dan jaringan penghubung (connective
Tissue) yakni ligamen,cartilage dan Tendon. Fungsi otot disini untuk menjaga
posisi tubuh agar tetap sikap sempurna.
2. Connective Tissue atau jaringan penghubung
a. Cartilagenous
Fungsi dari sambungan Cartilagenous adalah untuk pergerakan yang
relatif kecil.
Contoh: Sambungan tulang iga ( ribs ) dan pangkal tulang iga (sternum)
Sambungan cartilagenous khusus, antara vertebrata ( ruas-ruas tulang
belakang) yaitu dikenal sebagai interveterbratal disc, yang terdiri dari
pembungkus, dan dikelilingi oleh inti (puply core). Verterbrae juga terdapat
pada ligamen dan otot. Adanya gerakan yang relatif kecil pada setiap
jointnya, dapat mengakibatkan adanya flaksibelitas badan manusia untuk
membungkuk, menengadah, dan memutar. Sedangkan disc berfungsisebagai
peredam getaran pada saat manusia bergerak baik translasi dan rotasi
(Nurmianto, 1996).
b. Ligamen
Ligamen berfungsi sebagai penghubung antara tulang dengan tulang
untuk stabilitas sambungan (joint stability) atau untuk membentuk bagian
sambungan dan menempel pada tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang
letaknya tidak paralel. Oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat inelastic
dan berfungsi pula untuk menahan deformasi. Adanya tegangan yang
konstan akan dapat memperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang
efektif dalam menstabilkan sambungan (joints).
Suatu hal yang penting untuk mengetahui jenis otot yang sesuai untuk
menopang beban statis. Beban statis yang terjadi pada semua otot harus
diminimumkan. Gaya yang terjadi pada kontraksi otot sama dengan sebanding
dengan penampang melintangnya. Otot hanya mempunyai kemampuan
berkontraksi dan relaksi bila bergerak dengan arah berlawanan terhadap otot
yang lain, dikenal dengan gerakan antagonis.
Biomekanika dapat diterapkan pada [CHA91]: perancangan kembali
pekerjaan yang sudah ada, mengevaluasi pekerjaan, penanganan material
secara manual, pembebanan statis dan penentuan sistem waktu.
Prinsip-prinsip biomekanika dalam pengangkatan beban [CHA91]:
1. Sesuaikan berat dengan kemapanan pekerja dengan mempertimbangkan
frekuensi pemindahan.
2. Manfaatkan dua atau lebih pekerja untuk memindahkan barang yang berat.
3. Ubahlah aktivitas jika mungkin sehingga lebih mudah, ringan dan tidak
berbahaya.
4. Minimasi jarak horizontal gerakan antara tempat mulai dan berakhir pada
pemindahan barang.
5. Material terletak tidak lebih tinggi dari bahu.
6. Kurangi frekuensi pemindahan.
7. Berikan waktu istirahat.
8. Berlakukan rotasi kerja terhadap pekerjaan yang sedikit membutuhkan
tenaga.
9. Rancang kontainer agar mempunyai pegangan yang dapat dipegang dekat
dengan tubuh.
10. Benda yang berat ditempatkan setinggi lutut agar dalam pemindahan tidak
menimbulkan cidera punggung.
Analisa dari berbagai macam pekerjaan yang menunjukkan rasa nyeri (ngilu)
berhubungan erat dengan beban kompresi (tekan) yang terjadi pada (L5/S1),
demikian kata Chaffin and Park (1973). Telah ditemukan pula bahwa 85-95% dari
penyakit hernia pada disk terjadi dengan relative frekuensi pada L4/L5 dan L5/S1.
Kebanyakan penyakit-penyakit tulang belakang adalah merupakan hernia pada
intervertebral disk yaitu keluarnya inti intervertebral (pulpy nucleus) yang
disebabkan oleh rusaknya lapisan pembungkus intervertebral disk.
Evan dan Lissner (1962) dan Sonoda (1962) melakukan penelitian dengan uji
tekan pada spine (tulang belakang). Mereka menemukan bahwa tulang belakang
yang sehat tidak mudah terkena hernia, akan tetapi lebih mudah rusak/retak jika
disebabkan oleh beban yang ditanggung oleh segmen tulang belakang (spinal) dan
yang terjadi dengan diawali oleh rusaknya bagian atas/ bawah segmen tulang
belakang (the castilage end-plates in the vertebrae). Retak kecil yang terjadi pada
vertebral akan menyebabkan keluarnya cairan dari dalam vertebrae menuju
kedalam intervetrebae disc dan selanjutnya mengakibatkan degenerasi (kerusakan)
pada disk. Dari kejadian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa degenerasi adalah
merupakan prasyarat untuk terjadinya hernia pada intervertebral disc yang pada
gilirannya akan menjadi penyebab umum timbulnya rasa nyeri pada bagian
punggung bawah (low-back pain).
Dalam gerakan pada sistem kerangka otot, otot bereaksi terhadap tulang untuk
mengendalikan gerak rotasi di sekitar sambungan tulang, beberapa sistem
pengungkit menjelaskan hal tersebut. Dalam sistem ini otot bertindak sebagai
sistem mekanis yang berfungsi untuk suplai energi kinetik dan gerakan angular.
Pada Gambar 1.6 digambarkan sistem pengungkit yang terdapat pada anggota
tubuh manusia yang melakukan aktivitas kerja.
F F
L
r R r R
Gambar 1.6 Sistem Pengungkit
R.L (rR)L
(Sistem Pengungkit I) F (Sistem Pengungkit II) F
r r
a. Sistem pengungkit I :
Contoh sistem pengungkit I :
a. Otot Triceps menarik ulna untuk menggerakkan siku
b. Otot Quadriceps menarik tibia melalui patella untuk menggerakkan lutut
b. Sistem pengungkit II :
Contoh sistem pengungkit II :
a. Otot Biceps menarik radius untuk mengangkat siku
b. Otot Brachialis menarik ulna untuk mengangkat siku
c. Otot Deltoid menarik humerus untuk mengangkat bahu
Untuk mendapatkan gambaran sederhana tentang mekanisme gaya (force)
tersebut, dibawah ini terdapat contoh sbb:
Contoh soal:
Suatu benda kerja seberat 2 kg diangkat dengan satu lengan, berat lengan tersebut
25 N. Di ketahui jarak pusat beban lengan terhadap pusat beban benda sejauh 30
cm, r = 5 cm, R = 13 cm
F
J
W=25
P=2 kg
5 cm
13 cm
30 cm
Dari data diatas dapat kita tentukan gaya F yang dikenai benda terhadap lengan
sbb:
(13 x 25) (30 x 20)
F
5
185 N
dan gaya reaksinya adalah :
J 185 - 25 - 20 140 N
Perlu kita ketahui bahwa seorang operator bekerja tidak hanya lengan saja yang
mengeluarkan tenaga, tetapi bagian tubuh yang lain seperti punggung, paha, betis
dll.
Dalam biomekanik perhitungan guna mencari moment dan gaya dapat dilakukan
dengan cara menghitung gaya dan mement secara parsial atau menghitung tiap
segmen yang menyusun tubuh manusia. Berat dari masing – masing segmen
dibawah ini didapat dari besarnya prosentase dikali dengan gaya berat dari orang
tersebut.
6,2%
10,0% 8,4% W
W 2,2%
W
50,0%
4,3% W
W
1,4%
Gambar 1.7 Persentase Persegmen tubuh (Tayyari, 1997)
Oleh karena itu, di bawah ini merupakan perhitungan (secara manual) dalam
praktikum ini, yaitu dihitung tiap segmen yang mempengaruhi tulang belakang
dalam melakukan aktivitas pengangkatan, kecuali segmen kaki:
1. Telapak tangan
Fyw
Fxw ΣFy = 0
1 ΣFx = 0 -- tidak ada gaya
Mw SL1 horisontal.
ΣM = 0
WH = 0,6% x Wbadan
Fyw = Wo/2 + WH
Mw = (Wo/2 + WH) x SL1 x cos θ1
WH
Wo
2. Lengan Bawah
Fye ΣFy = 0
Fxe ΣFx = 0 -- tidak ada gaya
θ2 λ2 horisontal.
Me SL2
ΣM =0
λ2 = 43%
WLA = 1,7% x Wbadan
-Fxw
WLA
-Mw Fye = Fyw + WLA
Me = Mw + (WLA x λ2 x SL2 x cosθ2)
-Fyw + (Fyw x SL2 x cos θ2)
3. Lengan Atas
Fys ΣFy = 0
Fxs ΣFx = 0 -- tidak ada gaya horisontal.
SL3
θ3 λ3 ΣM =0
Ms
λ3 = 43,6%
WUA = 2,8% x Wbadan
-Fxe
Fys = Fye + WUA
WUA -Me Ms = Me + (WUA x λ3 x SL3 x cosθ3)
+ (Fye x SL3 x cos θ3)
-Fye
4. Punggung
ΣFy = 0
-Fxs ΣFx = 0 -- tidak ada gaya horisontal.
-Ms ΣM =0
SL4 λ4 = 67%
-Fys
WT = 50% x Wbadan
λ4 Fyt = 2Fys + WT
Mt = 2Ms + (WT x λ4 x SL4 x cos θ4)
Fxt WT
Fxt + (2Fys x SL4 x cos θ4)
θ4
Mt
Gambar 1.8 Model sederhana dari punggung bawah (low back) yang diteliti oleh
chaffin untuk analisis terhadap aktifitas angkat Koplanar Statis. (Chaffin, 1984)
Gaya otot pada spinal erector dirumuskan sebagai berikut:
FM .E M ( L5 / S1) FA .D (Newton)
FM = Gaya otot pada Spinal Erector (Newton)
E = Panjang Lengan momen otot spinal erector dari L5/S1
(estimasi 0,05 m sumber: Nurmianto; 1996)
M(L5/S1) = MT = Momen resultan pada L5/S1
FA = Gaya Perut (Newton)
D = Jarak dari gaya perut ke L5/S1 ( 0,11 m)
( Sumber:Nurmianto,1996)
Untuk mencari Gaya Perut (FA), maka perlu dicari Tekanan Perut (PA) dengan
persamaan:
(N/Cm2)
(newton)
Keterangan:
PA = Tekanan Perut
AA = Luas Diafragma (465 cm2)
ΘH = Sudut inklinasi perut
ΘT = Sudut inklinasi kaki
Wtot = Gaya keseluruhan yang terjadi
4 H
T
1
Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban dalam proses
pemuatan barang yang dilakukan oleh pekerja dalam eksperimen, penulis
melakukan pengukuran terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi dalam
pengangkatan beban dengan acuan ketetapan NIOSH (1991).
Keterangan:
LC = konstanta pembebanan = 23 kg
HM = faktor pengali horizontal = 25 / H
FM = faktor pengali frekuensi (Frequency Multiplier) *lihat tabel 1
CM = faktor pengali kopling (handle) * lihat tabel 2
Keterangan:
H = jarak beban terhadap titik pusat tubuh
V = jarak beban terhadap lantai
D =jarak perpindahan beban secara vertical
A = sudut simetri putaran yang dibentuk tubuh
Untuk Frekuensi Pengali ditentukan dengan menggunakan tabel FM
dibawah ini dengan mengetahui frekuensi angkatan tiap menitnya dan juga
nilai V dalam inchi.
Keterangan: untuk frekuensi pengangkatan kurang atau hanya 1 kali dalam 5 menit
ditetapkan F = 2 Lift/mnt
Untuk Faktor Pengali kopling (handle) dapat ditentukan pada tabel 2.1 berikut :
Tabel 1.2 Tabel Coupling Multiplier
Coupling Multiplier
Coupling V < 30 inches V > 30 inches
Type (75 cm) (75 cm)
Good 1.00 1.00
Fair 0.95 1.00
Poor 0.90 0.95
Tubuh manusia terdiri dari 6 link Chaffin & Anderson (1984), yaitu:
1. Link lengan bawah, dibatasi joint telapak tangan dan siku.
2. Link lengan atas, dibatasi joint siku dan bahu.
3. Link punggung, dibatasi joint bahu dan pinggul.
4. Link paha, dibatasi joint pinggul dan lutut.
5. Link betis, dibatasi joint lutut dan mata kaki.
6. Link kaki, dibatasi joint mata kaki dan telapak kaki.
2. KELELAHAN
Dalam biomekanik kita akan berurusan dengan salah satu kejadian yang
dinamakan kelelahan. Kelelahan ini tidak lepas dari biomekanik karena dalam
aplikasinya biomekanik melihat orang secara mekanik, tetapi kodrat
kemanusiaan pada manusia tidak dapat dikesampingkan sehingga
manusia/pekerja mempunyai keterbatasan yaitu salah satunya keadaan yang
dinamakan lelah. Kelelahan adalah proses menurunnya efisiensi performansi
kerja dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh manusia untuk
melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.
Dalam bahasan lain, kelelahan didefinisikan sebagai suatu pola yang
timbul pada suatu keadaan yang secara umum terjadi pada setiap individu yang
telah tidak sanggup lagi untuk melakukan aktivitasnya. Ada beberapa macam
kelelahan yang diakibatkan oleh beberapa faktor, seperti:
1. Lelah otot, yang diindikasikan dengan munculnya gejala kesakitan ketika
otot harus menerima beban berlebihan.
2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada
organ visual (mata) yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu
objek.
3. Lelah mental, yaitu kelelahan yang datang melalui kerja mental seperti
berfikir sering juga disebut sebagai lelah otak.
4. Lelah monotonis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh aktivitas kerja
yang bersifat rutin, monoton, ataupun lingkungan kerja yang menjemukan.
Sedangkan kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah faktor yang
berlangsung secara terus menerus dan terakumulasi, akan menyebabkan apa
yang disebut dengan lelah kronis. Di mana gejala-gejala yang tampak jelas
akibat lelah kronis dapat dicirikan seperti:
1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi kurang
toleran atau asosial terhadap orang lain.
2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
3. Depresi yang berat.
Contoh Soal:
A. MPL
1. Seorang pekerja mengambil kotak yang berada pada ketinggian 45 cm di
atas lantai dan mengangkat ke meja 70 cm di atas lantai. Berat kotak 60 kg,
berat badan 65 kg, jarak pergelangan tangan ke pusat masa benda 0,07 m,
θ1 = 20o, jarak pergelangan tangan-siku = 0,28 m, θ2 = 20o, jarak siku-bahu
= 0,3 m θ3 = 80o, jarak bahu ke L5/S1 = 0,36 m θ4 = 45o. sudut inklinasi
perut 45o, sudut inklinasi paha 50 o. Hitunglah gaya tekan pada L5/S1
tersebut!
Penyelesaian :
WH = 0,6 % Wbadan = 0,6% * 650 = 3,9 N
WLA = 1,7 % Wbadan = 1,7% * 650 = 1,05 N
WUA = 2,8 % Wbadan = 2,8% * 650 = 18,2 N
WT = 50 % Wbadan = 50% * 650 = 325 N
Sehingga,
WTOT = Wo + 2WH + 2WLA + 2WUA + WT = 971,3 N
2 = 0.43
3 = 0.436
4 = 0.67
D = 0.11
AA = 465 cm2
Wo = 60 kg * 10 = 600 N
Wbdn = 65 kg * 10 = 650 N
A. Telapak Tangan
Fyw = Wo/2 + WH = 303.9 N
MW = (W0/2 + WH) * SL1 * Cos θ1 = 19,99 = 20 Nm
B. Segmen Lengan Bawah
Fye = Fyw + WLA = 314,95 N = 315 N
Me = MW + (WLA * 2 * SL2 * Cos θ2) + (Fyw * SL2 * Cos θ2) = 101,21
Nm
C. Segmen Lengan Atas
Fys = Fye + WUA = 333,2 N
Ms = Me + (WUA * 3 * SL3 * Cos θ3) + (Fye * SL3 * Cos θ3) = 118,03
Nm
D. Segmen Punggung
Fyt = 2Fys + WT = 991.4 N
Mt = 2Ms + (WT * 4 * SL4 * Cos θ4) + (2Fys * SL4 * Cos θ4)
= 236.06 + 55,43 + 169.64 = 461.04 Nm
Kemudian Gaya perut (PA) dan Tekanan Perut (FA)
10 4 43 0.36 H T
PA M L5 / S1 1,8 = 0,73 N/cm2
75
FA = PA * AA = 0,73 * 465 = 339.45 N
Gaya otot pada spinal erector :
FM * E = M(L5/S1) – FA * D
FM = 8474,01 N
Gaya Tekan/kompresi pada L5/S1:
Fc = Wtot * Cos θ4 – FA + FM = 8821.37 N > 6500 N
Kesimpulan:
Pekerjaan tersebut membahayakan bagi pekerja dan sebaiknya dilakukan
perbaikan secara adimistasi dan teknis sehingga pekerja dapat bekerja dengan
sehat tanpa mengalami cedera pada L5/S1 serta tujuan dan target perusahaan
dapat tercapai.
B. RWL
2. Seorang pekerja mengambil kotak dengan berat 5 kg di atas konveyor 15
cm dan mengangkat ke sebuah meja dengan ketinggian 125 cm dari lantai.
Jarak beban terhadap titik pusat tubuh 35 cm. Sudut simetri putaran yang
dibentuk tubuh 45o. Jika selama 80 menit pekerja tersebut melakukan
pengangkatan sebanyak 224 kali, Berapa batas beban yang
direkomendasikan? Apakah pekerjaan tersebut dikategorikan aman atau
tidak? (diketahui Handle Coupling dalam kategori Fair)
Penyelesaian :
L= 5 kg LC = 23 kg
V = 15 cm Handle Fair = 0,95
D = 110 cm H = 35 cm
A = 45o
Menghitung,
HM = 25/H = 25/35 = 0,714
VM = 1- 0,00326 V 69 = 1- 0,00326 15 69
= 0,82396
DM = 0,82 + 4,5/D = 0.82 + 4.5/110 = 0.861
FM = 224 lift/80 mnt= 2.8 = 3
CM = 0,95
LC = 23
Sehingga :
RWL = LC * HM * VM * DM * AM * FM * CM
RWL = (23) (0.714) (0.82396) (0.861) (0.856) (0.79) (0.95)
= 7,484
Kemudian mencari Lifting Index,
LoadWeight L 5
LI
Re commended _ Weight _ Limit RWL 7,484
LI 0,69
Kesimpulan:
Karena LI ≤ 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera
tulang belakang bagi pekerja dan sebainya metode kerja di pertahankan dan
data tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dalam
perekrutan pekerja baru.
C. PERALATAN PRAKTIKUM
1. Beban kerja
2. Penggaris atau meteran pengukur
3. Alat pengukur sudut (busur)
4. Timbangan berat badan
5. Stop watch
6. Meja kerja
7. Lembar pengamatan