Anda di halaman 1dari 6

Franko Gudang

Harga pembelian sudah termasuk semua biaya sampai barang dibongkar di gudang pembeli.
Jadi berarti termasuk bea-bea yang harus dibayar seperti bea masuk, pajak masuk, dan ditambah
dengan ongkos angkut dari pelabuhan tujuan ke gudang pembeli dan ongkos bongkar di gudang
pembeli. Cara penjualan franco gudang pembeli ini jarang sekali terjadi di dalam perdagangan
luar negeri.

Selain lima jenis penyerahan barang di atas, masih terdapat tiga jenis lagi penyerahan barang
yang mempengaruhi harga barang, yaitu:

1. F.O.T ( Free On Truck ) = harga barang sampai di atas truk

2. F.I.W (Free In Wagon ) = harga barang sampai di dalam gerbong

3. F.A.S (Free Alongside Ship) = harga termasuk sampai barang siap di pelabuhan, untuk
dimuat ke kapal

Franko Gudang terbagi 2 yaitu

A.Franko gudang pembeli

Artinya barang yang diperjualbelikan akan menjadi hak milik pembeli pada saat barang
tersebut sampai di gudang pembeli. Sehingga segala bentuk resiko yang timbul selama dalam
perjalanan menjadi tanggung jawab penjual termasuk ongkos angkut barang tersebut.

B.Franko gudang penjual

Artinya barang yang sudah diperjualbelikan akan menjadi hak milik pembeli pada saat barang
sudah keluar dari gudang penjual, dan segala bentuk resiko yang timbul selama dalam perjalanan
menjadi tanggung jawab pembeli termasuk ongkos angkut barang tersebut.

Dalam hal ini, harga yang dibebankan pada pembeli sudah mencakup semua biaya, dari
pengemasan, pengiriman, hingga ongkos bongkar barang. Dengan sistem franco, pembeli
umumnya akan menerima bersih barang yang dipesan dan dibongkar di gudang pembeli.
Semua biaya yang dikeluarkan akan menjadi tanggungan penjual, mulai dari ongkos bea masuk,
pajak, biaya angkut dari pelabuhan ke gudang, dan biaya bongkar barang. Meski demikian,
sistem penjualan franco kebanyakan sudah jarang diterapkan untuk perdagangan luar negeri.

Franco bisa diartikan sebagai bebas, gratis, juga lainnya. Pembeli seolah akan mendapat
servis penuh dengan membayar sejumlah biaya yang ditetapkan penjual, karena tak harus
memikirkan proses perpindahan barang. Bisa diibaratkan, setelah membayar pembeli tinggal
menunggu barang sampai.

Sistem ini akan diberlakukan saat penjual menyetujui berbagai biaya yang terkait barang, baik
untuk biaya intrinsik atau pun ekstrinsik. Franco umumnya dicantumkan dalam surat penawaran
barang di bagian akhir sebagai keterangan tambahan untuk distribusi barang secara domestik.

Di antara alasan kenapa franco masih banyak dipakai banyak perusahaan yaitu untuk
menekan ongkos kirim suatu barang. Selain itu, franco lebih mampu membuat pelanggan puas
karena semua aktivitas terkait pengiriman ditangani semua oleh perusahaan.

 Contoh dari Franko gudang penjual

Dengan syarat ini barang yang diperjualbelikan menjadi milik si pembeli pada saat barang sudah
meninggalkan (keluar) dari gudang penjual. Segala resiko selama dalam perjalanan menjadi
tanggung jawab si pembeli dengan demikian ongkos angkut menjadi tanggungan si pembeli.

Contoh:

C 001   :  Dibeli dagang seharga p. 1.000,00 dengan ayarat Fanko gudang   penjual,

ongkos           angkut       sebesar       Rp.        100,00       dibayar       oleh  penjual.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Pembeiian 1.000
Ongkos Angkut

Pembeiian 100
Hutang Usaha 1.100
Perhatikan :

Bahwa walaupun ongkos angkut dibayakan oleh penjual tetapi sesuai dengan syarat franko
gudang penjual, maka ongkos ini menjadi tanggungan si pembeli.
Dengan demikian jumlah hutang si pembeli menjadi Rp. 1.100,00 (Harga t barang +
Ongkos angkut).

C 002  : Dibeli barang dagang & seharga rp. 1.000,00 dengan syarat Frank    gudang

penjual. Ongkos angkut sebesar Rp 100,00 dibaya oleh pembeli

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Pembelian 1.000
Ongkos Angkut

Pembelian 100
Hutang Usaha 1.000

Kas 100

C 003   :   Dijual barang dagang seharga Rp. 1.000,00 dengan syaat Franko gudang

penjual. Ongkos angkut sebesa Rp. 100,00 dibayar oleh penjual.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Beban Penerimaan Barang

        Kas

piutang Usaha   Penjualan 1.100

Beban  Pengiriman          1.000

Barang          100

Pengiriman Barang

Perhatikan:
Bahwa walaupun ongkos angkut dibayarkan oleh penjual tetapi sesuai dengan syarat franko
gudang penjual, maka ongkos ini menjadi tanggungan si pembeli. Dengan demikian jumlah
piutang yang dibebankan kepada si pembeli menjadi Rp. 1.100,00 (harga barang + ongkos
angkut).

C 004   : Dijual barang dagang seharga Rp. 1.000,00 dengan syarat fanko
gudang penjual. Ongkos angkut sebesar p. 100,00 dibayar oleh pembeli.

Tanggal Keterangan Ref Oebet Kredit

Piutang Usaha Penjualan 1.000

1.000

Contoh dari Franco Gudang Pembeli

Dengan syarat ini,barang yang diperjualbelikan menjadi milik si pembeli pada saat barang sudah
sampai di gudang si pembeli. Segala resiko selama dalam perjalanan menjadi tanggung jawab si
penjual. Dengan demikian ongkos angkut menjadi tanggungan si penjual.

Contoh:

C 005   :   dibeli barang dagang seharga Rp. 1.000,00 dengan syarat franko
gudang pembeli. Ongkos angkut sebesar Rp. 100,00 dibayar oleh penjual

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Pembelian Hutang   Usaha 1.000

1.000

C 006 : Dibeli barang dagang seharga Rp. 1.000,00 dengan syarat franko gudang

pembeli. Ongkos angkut sebesar Rp. 100,00 dibayar oleh pembeli

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Pembelian 1.000
Hutang Usaha 1.000 100

Kas

Perhatikan:

bahwa waiaupun ongkos angkut dibayarkan oleh pembeli tetapi sesuai dengan syarat franko
gudang pembeli, maka ongkos ini menjadi tanggungan si penjual. Dengan demikian jumlah
hutang si pembeli menjadi Rp. 900,00 (harga barang ongkos angkut).

C 007   :  Dijual barang dagangan seharga Rp. 1.000,00 dengan syarat franko
gudang pembeli. Ongkos angkut sebesar Rp. 100,00 dibayar oleh penjual.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Beban Penerimaan Barang 100

Kas

100

Piutang Usaha  Penjualan 1.000

1.000

C 008 : Dijual barang dagang seharga Rp. 1.000,00 dengan franko gudang pembeli. Ongkos
angkut sebesar Rp. 1.000,00 dibayar oleh pembeli.

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Piutang 900 100
Usaha BebanPengiriman Barang

       Penjualan
1.000

Perhatikan :

Bahwa waiaupun ongkos angkut dibayarkan oleh pembeli tetapi sesuai dengan syarat franko
gudang pembeli, maka ongkos ini menjadi tanggungan di penjual. Dengan demikian jumlah
piutang yang dibebankan kepada si pembeli menjadi Rp. 900,00 (harga barang ongkos angkut).

Contoh lain penerapan franko gudang:

Venetta adalah sebuah perusahaan yang menjual tinta printer. Pada tanggal 27 Oktober 2016
menerima pesanan tinta untuk Printer Epson L800 dari Snapy Bapindo dengan rincian sebegai
berikut : a. 6731 - Black Ink Bottle b. 6732 - Cyan Ink Bottle c. 6733 - Magenta Ink Bottle d.
6734 - Yellow Ink Bottle e. 6735 - Light Cyan Ink Bottle f. 6736 - Light Magenta Ink Bottle
Karena Venetta menerapkan franco gudang pembeli maka dari pihak venetta akan mengirimkan
tinta tersebut sampai ke Snapy Bapindo dan biaya ekpedisi atau pengiriman sudah ditanggung
oleh Venetta. Adapun total biaya yang harus dibayarkan oleh Snapy Bapindo adalah :
Alasan : Perusahaan yang menggunakan Franco Gudang Pembeli biasanya mereka
mengedepankan kepuasan pelanggan, artinya penjual akan menanggung semua biaya
pengepakan, ekspedisi, dll. Dengan cara ini, pembeli akan merasa biaya tidak mahal.

No Model Harga
1. Black Ink Bottle Rp. 30.000
2. Cyan Ink Bottle Rp. 30.000
3. Magenta Ink Bottle Rp. 30.000
4. Yellow Ink Bottle Rp. 30.000
5. Light Cyan Ink Bottle Rp. 30.000
6. Light Magenta Ink Bottle Rp. 30.000
TOTAL BIAYA Rp. 180.000

padahal perhitungan harga sudah termasuk biaya lain-lain. Cara ini akan mudah memikat
pembeli agar bisa menjadi pelanggan tetap.

Anda mungkin juga menyukai