Anda di halaman 1dari 19

INDUSTRI AMONIA

Dosen Pengampu
Ir. Dwi Hery Astuti , MT

Kelompok 2
Nama Anggota :
Arfan Maulana (19031010065)
Miftachul Jannah (19031010069)
Moh. Baits Salman Masynur (19031010074)
Brayan Multirizky Pradana (19031010082)
Ahmad Thobroni Akbar (19031010088)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“ VETERAN” JAWA TIMUR
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Industri Amonia.
Terima kasih saya ucapkan kepada Semua yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan Makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.
Semoga laporan makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Surabaya, 30 Maret 2021


Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ 2


Daftar Isi ................................................................................................................. 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4
I.2 Tujuan ............................................................................................................ 4
I.3 Manfaat .......................................................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
II.1 Secara Umum ............................................................................................... 5
II.2 Bahan Baku Produksi ................................................................................... 5
II.3 Proses Pembuatan Amonia ........................................................................... 6
II.4 Produksi Amonia dengan metode Haber – Bosch ........................................ 8
II.5 Alat Produksi Amonia .................................................................................. 9
II.6 Reaksi Pada Produksi Amonia ................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................. 18
III.1 Kesimpulan ............................................................................................... 18
III.2 Saran.......................................................................................................... 18
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Proses industri sudah tersebar di Indonesia sejak lama. Bahan baku serta
hasil produksinya pun beragam. Mulai dari bidang pangan, industri, tekstil, dan
lainya. Salah satunya adalah industri amonia. Ammonia adalah senyawa kimia
berupa gas yang berbau tajam yang menghasilkan ammonia sebagai hasil utama
dan carbon dioxide sebagai hasil samping. Ammonia digunakan sebagai bahan
mentah dalam industri kimia. Ammonia produksi Pusri dipasarkan dalam bentuk
cair pada suhu -33 derajat Celsius dengan kemurnian minimal 99,5% dan campuran
(impurity) berupa air maksimal 0,5%. Amonia bebas merupakan amonia yang tidak
bereaksi sempurna dengan karbon dioksida pada saat proses pembuatan urea.
Produksi amonia digunakan dalam banyak. Yang paling menonjol merupakan
sebagai bahan baku pupuk urea. Penggunaan amonia ini penting dikarenakan
masyarakat indonesia yang agraris tentu membutuhkan pupuk tersebut. Karena hal
itulah penting dibahas mengenai proses produksi dari amonia selaku bahan baku
produksi dan hasil jadi

I.2 Tujuan
1. Mengetahui Jenis – Jenis Proses Pembuatan Amonia
2. Mengetahui Alat yang digunakan dalam Proses Pembuatan Amonia
3. Mengetahui kegunaan hasil produk Amonia

I.3 Manfaat
1. Mampu memahami proses pembuatan amonia
2. Mampu memahami reaksi yang terjadi pada proses produksi Amonia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Ammonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam yang
menghasilkan ammonia sebagai hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil
samping. Ammonia digunakan sebagai bahan mentah dalam industri kimia.
Ammonia produksi Pusri dipasarkan dalam bentuk cair pada suhu -33 derajat
Celsius dengan kemurnian minimal 99,5% dan campuran (impurity) berupa air
maksimal 0,5%. Amonia bebas merupakan amonia yang tidak bereaksi sempurna
dengan karbon dioksida pada saat proses pembuatan urea. Free ammonia tidak
berikatan langsung dengan urea tetapi melekat dalam butirnya. Pupuk urea
merupakan zat yang membantu pertumbuhan tanaman. Pupuk urea dibuat secara
kimiawi dengan kandungan kadar nitrogen yang cukup tinggi. Dari berbagai pupuk
buatan yang beredar di pasaran, pupuk urea merupakan salah satu jenis pupuk
buatan yang paling laris dan selalu dibutuhkan, baik oleh para petani maupun
pembudidaya tanaman. Kandungan nitrogen sangat diperlukan oleh setiap tanaman,
khususnya pada masa pertumbuhan. Zat nitrogen juga membantu metabolisme
tanaman.

II.2 Bahan Baku Produksi


Bahan baku pembuatan amonia adalah gas bumi yang dengan komposisi
utama metana (CH4) sekitar 70% dan Karbon dioksida (CO2) sekitar 10%. Steam
atau uap air diperoleh dari air Sungai Musi setelah mengalami suatu proses
pengolahan tertentu di Pabrik Utilitas. Ammonia digunakan sebagai bahan mentah
dalam industri kimia. Ammonia dipasarkan dalam bentuk cair pada suhu -33 derajat
Celsius dengan kemurnian minimal 99,5% dan campuran (impurity) berupa air
maksimal 0,5%.
II.3 Proses Pembuatan Amonia
Proses Pembuatan amonia dapat dilakukan dengan menggunakan beragam
metode sebagai berikut
1. Proses Haber-Bosch
Pembuatan ammonia menurut Haber Bosch dengan mengkonversi
kandungan hidrokarbon menjadi gas hidrogen, kemudian 3 mol gas
hidrogen akan direaksikan dengan 1 mol gas nitrogen. Kandungan sulfur
yang terdapat pada senyawa hidrokarbon dihilangkan, karena bersifat
antikatalis pada proses reaksi. Reaksi pembuatan ammonia dengan proses
ini bersifat eksoterm. Reaksi terjadi pada tekanan tinggi dan suhu rendah.
Beberapa data relevan mengenai reaksi sintesis ammonia adalah:
N2(g) + 3 H2 (g) ←→ 2 NH3(g) ΔH = –92,38 kJ/mol (1.1)
Komposisi nitrogen dan hidrogen mempengaruhi kesetimbangan
reaksi. Kesetimbangan reaksi pembentukan NH3 lebih baik terjadi pada
temperatur rendah, namun mengakibatkan laju reaksi melambat. Salah satu
cara meningkatkan laju reaksi adalah dengan menggunakan katalis.
Walaupun tidak mempengaruhi kesetimbangan, namun katalis dapat
mempercepat reaksi. Temperatur yang biasa digunakan dalam proses
Haber-Bosch adalah 500°C, dan tekanan dari 150-350 atm. Pada umumnya
katalis berupa besi dengan campuran Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Ammonia yang telah dihasilkan dicairkan dan ditampung di dalam tangki.
2. Proses Kellog
Pembuatan ammonia dengan proses Kellog menggunakan bahan baku dari
gas alam. Gas alam tersebut dijadikan gas sintesa dengan menggunakan
reformer. Proses pembuatan ammonia terjadi di dalam Ammonia converter
dengan reaksi utama antara gas hidrogen dan nitrogen. Kondisi tekanan dan
temperatur yang digunakan adalah pada 140–150 kg/cm2 dan 360–500oC.
Ada dua jenis reaktor ammonia, yaitu Kellog horizontal ammonia converter
dan Kellog vertical quench converter. Gas sintesa yang dihasilkan dari gas
alam memiliki impurities seperti CH4 dan Ar. Proses purifikasi
menyebabkan gas sintesa hanya mengandung H2 dan N2 yang kemudian
akan direaksikan di dalam converter sehingga menghasilkan ammonia.
3. Proses Claude
Proses pembuatan ammonia dengan proses Claude menggunakan bahan
baku berupa hidrogen murni yang berasal dari fraksinasi gas oven coke dan
nitrogen dari likuifaksi udara. Kondisi operasi pembuatan ammonia pada
tekanan dan temperatur yang tinggi, yaitu 1000 atm dan 500-650oC. Katalis
yang digunakan pada proses ini berupa katalis besi, mengakibatkan konversi
hidrogen yang dihasilkan sebesar 30-40% tanpa recycle dan menghasilkan
konversi ammonia 40%
4. Proses Casale
Pembuatan ammonia dengan proses Casale menggunakan bahan baku dari
gas alam. Gas sintesa dibentuk dari gas alam dengan menggunakan
reformer. Kondisi operasi pembuatan ammonia dengan proses Casale pada
tekanan 500-600 atm. Basis proses ini adalah pengendalian panas dengan
membuang 2-3% ammonia di dalam gas converter melalui penurunan laju
pembentukkan ammonia dan menghilangkan panas berlebih yang terdapat
di dalam katalis.
5. Proses Fauser
Proses ini menggunakan bahan baku berupa hidrogen hasil elektrolisis
dengan sel Fauser dan nitrogen berasal dari unit pemurnian tail gases yang
berasal dari menara absorbsi dalam Ammonia oxidation plant. Campuran
hidrogen dan nitrogen dialirkan menuju pembakar oksigen setelah
dikompresi hingga tekanan 200-300 atm. Setiap oksigen yang terkandung
dalam campuran gas, dicampur dengan hidrogen melalui katalis tembaga,
sehingga air yang dihasilkan dikondensasikan dengan pendingin dan
dipisahkan dengan water separator.
6. Proses Mont Cenis
Proses ini pada awalnya dikembangkan untuk menggunakan hidrogen yang
dipisahkan dari cake oven gas melalui liquefaction. Ciri utama dari proses
Mont Cenis ini adalah tekanan operasinya kurang lebih 100 atm dan
temperatur katalis mencapai 400 oC. Campuran nitrogen dan hidrogen
setelah ditekan hingga 100 atm lalu dipanaskan pada temperatur 300oC
dalam interchanger dan dilewatkan melalui unit pemurnian tersebut. Karbon
monoksida dan oksigen yang terkandung dalam jumlah kecil pada gas
ketika dikontakan dengan katalis nikel bereaksi dengan hidrogen dan
membentuk gas metana serta air.

II.4 Produksi Amonia dengan metode Haber – Bosch


Pada makalah ini, digunakan proses haber bosch untuk melakukan produksi
amonia. Secara garis besar proses dibagi menjadi 4 unit, dengan urutan sebagai
berikut :
1. Feed Treating Unit
Gas Alam yang masih mengandung kotoran (impurities), terutama senyawa
belerang sebelum masuk ke Reforming Unit harus dibersihkan dahulu di
unit ini, agar tidak menimbulkan keracunan pada katalisator di Reforming
Unit. Untuk menghilangkan senyawa belerang yang terkandung dalam gas
alam, maka gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu bejana yang disebut
Desulfurizer. Gas alam yang bebas sulfur ini selanjutnya dikirim ke
Reforming Unit.
2. Reforming Unit
Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap air,
dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi yang
berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide dikirim ke Secondary
Reformer dan direaksikan dengan udara sehingga dihasilkan gas-gas yakni
Hidrogen, Nitrogen, dan Karbon Dioksida. Gas gas hasil reaksi ini dikirim
ke Unit purifikasi dan Methanasi untuk dipisahkan gas karbon dioksidanya.
3. Purifikasi & Methanasi
Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, Karbon Dioksida yang telah
dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon dioksida
yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada katalisator
ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini dikirim ke Unit
Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke Methanator.
4. Compression Synloop & Refrigeration Unit
Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas hidrogen
: nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai tekanan yang
diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi pembentukan, uap
ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga didapatkan amonia dalam
fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.
Hasil / produk pada proses di atas adalah amonia cair yang beserta karbon dioksida
digunakan sebagai bahan baku pembuatan Urea.

II.5 Alat Produksi Amonia


Pada proses produksi amonia, digunakan beberapa alat sebagai berikut :
1. Desulfurizer

Gambar II.1 Desulfurizer


Pada proses pengolahan Gas Alam, proses ini terdapat beberapa
tahapan yaitu pengolahan natural gas (CH4 , C2H6 , C3H8 , C4H10 dan
H2S) masuk ke tangki Preheater yang mana pada proses ini dilakukan
pemenasan awal. Kemudian, dari preheater dimasukan ke dalam tangki
Desulfurizer yang berfungsi untuk mereduksi (menghilangkan) sulfur yang
ikut bercampur pada gas alam. Sulfur dihilangkan diawal proses karena
sulfur sendiri dapat mengganggu proses pembuatan amoniak dan
merupakan zat yag dapat merusak alat-alat pada proses karena sulfur
bersifat asam. Yang mana asam sendiri dapat menyebabkan korosi pada
perpipaan dan tangki yang terbuat dari logam tanpa lapisan steinless steel.
2. Reforming Unit

Gambar II.2 Prime Reforming unit


Di reforming unit gas alam yang sudah bersih dicampur dengan uap
air, dipanaskan, kemudian direaksikan di Primary Reformer, hasil reaksi
yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide

Gambar II.3 Secondary reforming unit


Hasil reaksi yang berupa gas-gas hydrogen dan carbon dioxide
dikirim ke Secondary Reformer dan pereduksian kandungan hidrokarbon
dilakukan dengan mereaksikannya dengan udara. Yang mana nantinya dari
reaksi antara gas alam dan udara akan menghasilkan panas yang dapat
digunakan untuk memurnikan kandungan N2, sehingga dihasilkan gas-gas
yakni Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), dan Karbon Dioksida (CO2)
3. Purifikasi dan Methanasi

Gambar II.4 Alat Purifikasi


Karbon dioksida yang ada dalam gas hasil reaksi Reforming Unit
dipisahkan dahulu di Unit Purification, pada proses CO2 removal terdapat
2 proses yaitu CO2 absorption yang mana berfungsi untuk memisahkan gas
CO2 yang masuk dari dengan bantuan CO2 absorption Karbon Dioksida
yang telah dipisahkan dikirim sebagai bahan baku Pabrik Urea. Sisa karbon
dioksida yang terbawa dalam gas proses, akan menimbulkan racun pada
katalisator ammonia converter, oleh karena itu sebelum gas proses ini
dikirim ke Unit Synloop & Refrigeration terlebih dahulu masuk ke
Methanator.

Gambar II.5 Alat Methanasi


Pada proses ini akan mengubah gas CO menjadi methana, yang
mana tujuan dari penguabahan CO yaitu untuk mencegah terjadinya reaksi
antara katalis yang digunakan saat mensitesis N2 dan H2 pada proses sintesis
amonia nantinya. Dengan kata lain CO bila bertemu dengan katalis (Fe)
pada proses produksi amonia maka mereka akan bereaksi sehingga
menghambat pembentukan amonia.
4. Compression Synloop dan Refrigeration Unit

Gambar II.6 Compression Synloop dan Refrigeration Unit


Gas Proses yang keluar dari Methanator dengan perbandingan gas
hidrogen : nitrogen = 3 : 1, ditekan atau dimampatkan untuk mencapai
tekanan yang diinginkan oleh Ammonia Converter agar terjadi reaksi
pembentukan, uap ini kemudian masuk ke Unit Refrigerasi sehingga
didapatkan amonia dalam fasa cair yang selanjutnya digunakan sebagai
bahan baku pembuatan Urea. Hasil / produk pada proses di atas adalah
amonia cair yang beserta karbon dioksida digunakan sebagai bahan baku
pembuatan Urea.
II.6 Reaksi Pada Produksi Amonia
Proses pembuatan gas sintesis dari gas alam terjadi atas beberapa Langkah yaitu :
1. Pemurnian gas alam yang tergantung pada pengotor (impurities) yang ada pada
gas alam.
2. Pembuatan gas sintesis yang terjadi di Primary Reformer dan Secondary
Reformer
3. Pemurnian gas sintesis yang terjadi di CO Shift Conver, CO2 removal, dan
metanator.
Beberapa reaksi yang terjadi pada prosesnya :
1. Pemurnian Gas Alam
a. Penghilangan Merkuri (Hg)
Apabila gas alam mengandung merkuri, maka Hg dhilangkan dalam
merkuri dengan (Hg)-Guard Chamber yang berisi sulfur Impregnated dalam
karbon aktif. Reaksi yang terjadi :
𝐻𝑔 + 𝑆 → 𝐻𝑔𝑆
b. Penghilangan Senyawa Belerang/ Sulfur
Sulfur organic dihilangkan dalam hydrometer dengan katalisator Cobalt-
Molybdenum (Co-Mo). Reaksi yang terjadi :
𝐶𝑂2 + 𝐻2 → 𝐶𝑂 + 𝐻2 𝑂 + 𝑄
𝐶𝑂 + 3𝐻2 → 𝐶𝐻4 + 𝐻2 𝑂 + 𝑄
Kandungan CO2 harus diturunkan dulu karena reaksi dengan Co-Mo
menghasilkan kalor yang bisa merusak katalisator.
2. Pembuatan Gas Sintesis
a. Primary Reformer
Pada Primary reformer, gas alam direkasikan dengan steam (uap air)
sehingga terjadi reaksi utama sebagai berikut :
𝐶𝐻4 + 𝐻2 𝑂 ↔ 3𝐻2 + 𝐶𝑂
𝐶𝑂 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐶𝑂2 + 𝐻2
Reaksi utama diatas terjadi dialam tubr dengan bantuan katalisator nikel
(Ni). Reaksi samping yang mungkin terjadi adalah :
𝐶𝐻4 ↔ 𝐶 + 2𝐻2 + 𝑄
2𝐶𝑂 ↔ 𝐶 + 𝐶𝑂2 − 𝑄
Reaksi sampinh terjadi apabila steam (uap air) yang ditambahkan kurang,
sehingga disyaratkan agar perbandingan steam dengan karbon rasio 2.8 –
33. Reaksi samping ini merupakan reaksi eksotermis sehingga
kemungkinan bisa terjadi hot spot di tube katalisator. Reaksi di tube terjadi
pada suhu 650oC – 800oC dan secara keseluruhan reaksinya adalah
endotermis, maka perlu kalor selama rekasi. Kalor diperoleh dengan
pembakaran gas alam yang belum dibersihkan di luar tube. Rekasi
pembakaran yang terjadi :
𝐶𝐻4 + 𝑂2 ↔ 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂
b. Secondary Reformer
Fungsi dari secondary reformer adalah melanjutkan reaksi yang terjadi pada
primary reformer yaitu mengonversikan sisa CH4 (9-14%) menjadi H2. Ke
dalam secondary reformer dimasukkan udara sebagai sumber nitrogen (N2).
Secondary reformer berupa reaktor fixed bed yang berisi katalisator nikel
(Ni). Bagian atas dari reaktor disebut combustion zone (tidak berkatalisator)
yaitu daerah pembakaran antara H2, CH4 dengan O2 (yang berasal dari udara
yang masuk) dan bagian bawah disebut reaction zone (berisi katalisator Ni),
tempat terjadinya reaksi utama. Reaksi yang terjadi di combustion zone,
yaitu :
2𝐻2 + 𝑂2 ↔ 2𝐻2 𝑂
𝐶𝐻4 + 𝑂2 ↔ 𝐶𝑂2 + 𝐻2 𝑂
2𝐶𝑂 + 𝑂2 ↔ 2𝐶𝑂2
Reaksi yang terjadi pada katalsi Ni di reaction zone, yaitu :
𝐶𝐻4 + 𝐻2 𝑂 ↔ 3𝐻2 + 𝐶𝑂
𝐶𝑂 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐶𝑂2 + 𝐻2
3. Pemurnian Gas Sintesis
a. Shift Converter
Fungsi dari Shift converter adalah merubaha gas CO menjadi gas
CO2. Shift converter terdiri dari dua bagian, yaitu high temperature shift
(HTS) converter dengan katalisator Fe dan low temperature shift (LTS)
converter dengan katalisator Cu. Rekasi yang terjadi :
𝐶𝑂 + 𝐻2 𝑂 ↔ 𝐶𝑂2 + 𝐻2

Temperatur yang rendah dan H2O yang banyak akan menggeser


kesetimbangan reaksi ke arah kanan. Temperatur tinggi mempercepat laju
reaksi, namun karena reaksi setimbang dan eksotermis, jika temperatur
semakin tinggi, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Oleh karena itu,
konversi CO dilakukan dalam dua tahap, yaitu di HTS dan LTS.
b. CO2 Removal
Fungsi dari CO2 removal adalah memisahkan CO2 dari gas yang ke
luar dari shift converter. Larutan penyerap bisa dipakai larutan Benfield atau
aMDEA (activated methyl diethanol amine). Proses pemisahan CO2
(CO2 removal) terdiri atas dua alat utama,
yaitu Absorber dan Stripper. Absorber dioperasikan pada tekanan tinggi
dan temperatur yang rendah, sedangkan Stripper pada tekanan rendah dan
temperatur tinggi. Larutan Benfield terdiri atas K2CO3 sebagai penyerap
CO2, V2O5 sebagai bahan untuk membentuk lapisan pasivasi, dan DEA
yang berfungsi sebagai aktivator penyerap CO2.
Reaksi yang terjadi pada proses penyerapan di adsorber adalah :
𝐶𝑂2 + 𝐾2 𝐶𝑂3 + 𝐻2 𝑂 ↔ 2𝐾𝐻𝐶𝑂3

Regenerasi larutan Benefield di stripper yaitu :


2𝐾𝐻𝐶𝑂3 ↔ 𝐶𝑂2 + 2𝐾𝐶𝑂3 + 𝐻2 𝑂
c. Methanator
Fungsi dari methanator adalah mereaksikan CO dan CO2 yang lolos dari
proses sebelumnya menjadi CH4. Gas CO dan CO2 ini merupakan racun
pada amonia converter. Gas CO2 yang lolos akan bertemu dengan NH3
yang ter-recycle menjadi amonium karbamat dengan persamaan reaksi:
𝐶𝑂2 + 𝑁𝐻3 ↔ 𝐻𝑁4 𝐶𝑂𝑂𝑁𝐻2
Amonium karbamat sangat korosif akan mengendap sebagai deposit pada
kompressor syn gas.

II.7 Aplikasi Amonia pada dunia industri


Kegunaan amonia dalam industri yang paling utama adalah sebagai bahan
baku pembuatan pupuk, antara lain urea, amonium fosfat, amonium nitrat, dan
kalsium amonium nitrat. Amonia digunakan pula pada proses pengolahan logam,
seperti pada proses nitriding, carbonitriding, bright annealing, furnace brazing,
sintering, dan lain-lain. Beberapa jenis plastik seperti polyurethane dan phenolic
juga dibuat dari amonia. Pada industri perminyakan, amonia dimanfaat untuk
menetralkan senyawa-senyawa asam yang masih tercampur dalam minyak mentah
dan sebagai bahan kimia untuk mencegah korosi pada peralatan. Industri
pertambangan juga memanfaatkan amonia dalam proses produksinya, yaitu untuk
mengekstraksi logam tembaga, nikel dan molybdenum dari bijihnya. Dalam bidang
pengolahan air, amonia berperan sebagai pengontrol tingkat keasaman atau pH.
Dalam bidang pengendalian pencemaran udara, amonia banyak pula dimanfaatkan
untuk menangkap senyawa oksida sulfur yang dihasilkan dari pembakaran bahan
bakar yang mengandung sulfur. Pada industri karet, amonia dimanfaatkan sebagai
bahan kimia untuk stabilisasi lateks alam dan sintetis untuk mencegah terjadinya
koagulasi prematur. Industri kertas dan pulp menggunakan amonia pada proses
pembuatan pulp dari kayu dan sebagai dispersant pada proses coating produk
kertas. Pada industri kulit, amonia dimanfaatkan sebagai curing agent, mencegah
munculnya slime dan mold, serta sebagai bahan pelindung kulit. Beberapa produk-
produk pembersih menggunakan amonia sebagai salah satu bahan di dalamnya, tapi
dalam konsentrasi yang rendah. Amonium hidroksida – yang juga merupakan
produk bahan kimia pembersih – juga diproduksi dari amonia. Pada proses
pengolahan kayu, amonia dan hidrogen peroksida digunakan untuk proses
pemutihan kayu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Proses Produksi Amonia dapat dilakukan dengan berbagai metode yakni
haber-bosch, kellog, claude, casale, fauser, dan mont cenis. Dimana,
pemilihan metode ditentukan dari kemampuan industri dari bahan produksi,
suhu yang dapat disediakan, dan tekanan yang dapat diaplikasikan.
2. Beberapa Alat yang digunakan dalam produksi amonia adalah Desulfurizer,
Reforming unit (prime adan secondary), Purification unit dan methanator,
serta Compression Synloop dan Refrigeration Unit.
3. Kegunaan amonia dalam industri yang paling utama adalah sebagai bahan
baku pembuatan pupuk, antara lain urea, amonium fosfat, amonium nitrat,
dan kalsium amonium nitrat. Amonia digunakan pula pada proses
pengolahan logam.

III.2 Saran
Pada penyusunan makalah ini digunakan beberapa literatur yang masih
belum konkret. Untuk kedepanya akan disusun lebih baik dengan menambahkan
literatur lain agar lebih maksimal dalam mempelajari industri amonia
Daftar Pustaka

Anonim, 2013, Proses Produksi Amonia, Pupuk Sriwijaya, Diakses pada 28 maret
2021 http://www.pusri.co.id/ina/amonia-proses-produksi-amonia/.
Fauzan, 2019, Pembuatan Amonia Menurut Proses Haber-Bosch, Diakses pada 30
maret 2021, https://www.meongnium.com/ 2019/08/pembuatan-amonia-
menurut-proses-haber-bosch.html
Gova, MA, 2018, “Penentuan Kadar Amonia (NH3) pada Limbah Cair K-34 dalam
Rangka Pengendalian Pencemaran Lingkungan”, Jurnal Ilmu Kimia dan
Terapan, Vol.2 No.2
Kesoema, Sapta, H 2013, Proses Pembuatan Amonia, Academia.edu, diakses pada
29 Maret 2021, https://www.academia.edu/9667271/Proses_Pembuatan_
Amonia
Luqman,2018,Kegunaan Amonian Dalam Industri, , diakses pada hari selasa 30
maret 2021 pukul 22.00, https://www.prosesproduksi.com/kegunaan-
amonia- dalam-industri
Pusri,2021, Proses Produksi Amonia, http://www.pusri.co.id/ina/amonia-proses-
produksi-amonia/, diakses pada Selasa 30 Maret 2021 pukul 08.20
Suci, Nabila, 2018, Pra Rencana Pabrik Pembuatan Ammonia Kapasitas 350.000
Ton/Tahun, (Skripsi Sarjana, Unsri 2018), diakses dari
https://repository.unsri.ac.id/13976/1/RAMA_24201_%20030313814191
26_03031381419130_%20009096003_01_front_ref.pdf

Anda mungkin juga menyukai