Anda di halaman 1dari 19

DRAF SEMINAR HASIL PENELITIAN

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
Judul Penelitian : Pengaruh Sruktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan (Pembuktian Pecking Order Theory
Pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2019).
Pemrasaran : Desti Melli Yani / C.1711030
Dosen Pembimbing : 1. Indra Cahya Kusuma, SE., M.Si
2. Yoyok Priyo Hutomo, SE., M.Si

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya
kemakmuran pemegang saham (Brigham and Gapensi, 1996) semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai
perusahaan. Sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Kekayaan
pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari
keputusan investasi, pendanaan (financing), dan manajemen asset. Perusahaan mempunyai tujuan jangka
panjang yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka kemakmuran
pemegang saham akan semakin meningkat. Aries (2011), nilai perusahaan merupakan hasil kerja manajemen
dari beberapa dimensi diantaranya adalah arus kas bersih dari keputusan investasi, pertumbuhan dan biaya
modal perusahaan. Bagi investor, nilai perusahaan merupakan konsep penting karena nilai perusahaan
merupakan indikator bagaimana pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan yang tinggi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran
pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukan kinerja perusahaan yang baik. Salah
satunya, pandangan nilai perusahaan bagi pihak kreditur. Bagi pihak kreditur nilai perusahaan berkaitan dengan
likuiditas perusahaan, yaitu perusahaan dinilai mampu atau tidaknya mengembalikan pinjaman yang diberikan
oleh pihak kreditur. Apabila nilai perusahaan yang tersirat tidak baik maka investor akan menilai perusahaan
dengan nilai rendah. Nilai perusahaan dapat dilihat dari harga saham yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut
(Suharli, 2006).
Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual.
Manajer keuangan harus memperhatikan dampak perubahan pada kombinasi modal, hal ini penting karena
berpengaruh pada persepsi investor terhadap tingkat resiko dalam menginvestasikan dananya. Jika utang
perusahaan terlalu besar maka harus di
cegah penambahan utang oleh perusahaan tersebut. Adapun kasus-kasus yang mengenai tingginya tingkat
hutang yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Skandal Perusahaan Yang Memiliki Rata-Rata Hutang Terbanyak
No Nama Hutang
Perusahaan
1. PT. Cowel Permohonan pailit yang diajukan oleh kreditor Cowell Development yaitu
Development PT. Cakra Kencana Abadi atas hutang sebesar Rp. 53,4 miliar yang jatuh
Tbk. tempo pada maret 2020. Sehubungan dengan hal itu Direktur Penilaian
(2020) Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) 1 Gede Nyoman Yetna
mengatakan bahwa COWL juga belum meyampaikan Laporan Keuangan
31 desember 2019.
2. PT. Pollux Emitmen properti PT. Pollux Properti Indonesia Tbk. Berpotensi
Properti kehilangan pendapatan dan laba bersih dari 75% akibat pandemi covid-19.
Indonesia Melalui keterbukaan informasi, perseroan menyatakan pembatasan
Tbk. (2020) operasional selama masa pandemi telah mengganggu pemasukan perseroan
“kegiatan mall, aktifitasnya disesuaikan dengan PSBB setempat. Kegiatan
marketing belum dapat dilakukan secara normal”. Manajemen juga
mengakui kesulitan melunasi kewajiban dan bunga hutang. Total kewajiban
yang harus dibayarkan mencapai Rp. 384 miliar.
3. PT. Armidian Emiten properti milik Benny Tjokrosapoutro, yaitu PT Armidian
Karyatama Karyatama Tbk (ARMY) resmi menyandang status pailit sejak Pengadilan
Tbk. (2020) Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) mengabulkan permohonan penundaan
kewajiban pembayaran utang (PKPU) pada 27 Juli 2020. Putusan pailit
tersebut merupakan tindak lanjut dari gugatan PKPU yang diajukan oleh
Sherlin Novita Sari, Hadi Santosa, dan Franciscus Wiryadi Busono pada 2
Juli 2020 lalu. Dalam putusan tersebut, Majelis Hakim menetapkan ARMY
dalam keadaan PKPU Sementara selama 45 hari sejak tanggal putusan.
Berkenaan dengan itu, Majelis Hakim membentuk Tim Pengurus PKPU
ARMY yang terdiri atas Yudhi Wibhisana, Andzar Ibrahim, dan Daniel
Erikson Sihombing. Perlu diketahui, latar belakang permohonan PKPU
tersebut adalah tidak terpenuhinya pembayaran imbal hasil atas pembelian
medium term notes (MTN) senilai Rp3 miliar yang seharusnya dibayar
pada 2 Desember 2019 lalu. Jauh sebelum diputus pailit, BEI telah lebih
dulu menjatuhkan sanksi suspensi kepada ARMY karena penundaan
pembayaran MTN tersebut. "Penundaaan pembayaran imbalan ke-1 MTN
Syariah Mudharabah Seri A sebesar Rp3.000.000.000 yang jatuh tempo
pada tanggal 2 Desember 2019 karena alasan keuangan," jelas manajemen
ARMY.
4. PT. Kota PT Kota Satu Properti Tbk (SATU) juga sempat masuk dalam pusaran
Satu Properti PKPU. Emiten pemilik proyek perumahan The Amaya di Semarang, Jawa
Tbk. (2020) Tengah ini tercatat memiliki utang kepada delapan debitur senilai Rp88,84
miliar. Debitur-debitur tersebut meliputi KSP Sedaya Karya Utama senilai
Rp33,53 miliar, PT BPD Jawa Tengah Rp16,05 miliar, PT Bank Bukopin
Tbk (BBKP) Rp9,35 miliar, BPD Restu Artha Makmur Rp2,03 miliar, PT
BPR Rudo Indobank Rp1,77 miliar, KSP Rejo Agung Sukses Rp1,88
miliar dan PT BPR Mandiri Artha Abadi Rp3,87 miliar, dan PT Bank
Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan pinjaman senilai Rp20,54 miliar.
Selain itu, SATU juga telah mendapatkan persetujuan perdamaian seluruh
kreditur konkuren perseroan yang yakin empat orang. Nilai utang kepada
seluruh kreditur konkuren mencapai Rp5,5 miliar. Direktur SATU, Hanna
Priskilla, mengatakan bahwa pihaknya berhasil menandatangani
kesepakatan perdamaian dengan 7 dari 8 kreditur yang ada. Dengan begitu,
SATU diberi waktu selama 32 hari sejak putusan sidang ditetapkan, yakni
pada 3 Juli 2020.
5. PT. Sentul Emiten properti yang sempat tersandung perkara pailit ialah PT Sentul City
City Tbk. Tbk (BKSL). Kabar kepailitan Sentul City bermula ketika keluarga Bintoro
(2020) mengajukan gugatan pailit ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Jumat,
7 Agustus 2020 lalu. Dilansir dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP) PN Jakpus, gugatan tersebut terdaftar dengan nomor perkara
35/Pdt.Sus-Pailit/2020/PN Niaga Jkt.Pst. Berkenaan dengan itu, Corporate
Secretary Department Sentul City, Alfian Mujani, membenarkan kabar
gugatan tersebut dan menjelaskan bahwa Andi Ang Bintoro beserta
penggugat lainnya merupakan konsumen dari Sentul City. Alfian
mengatakan, apa yang saat ini diperkarakan oleh keluarga Bintoro tidak
lain adalah Perjanjian Perikatan Jual Beli (PPJB) Kavling siap bangun
senilai Rp30 miliar. "Perkara yang dipermasalahkan oleh Andi Ang Bintoro
adalah adanya Perjanjian Perikatan Jual Beli (PPJB) Kavling siap bangun,"
tegas Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima WE Online, Jakarta,
Selasa 11 Agustus 2020. Manajemen Sentul City menegaskan kembali
bahwa pihaknya tak memiliki utang kepada keluarga Bintoro dan Linda
Karnadi (Ang Bintoro Cs). Adapun dana puluhan miliar yang diperkarakan
merupakan dana pembelian kavling matang di Jalan Adora Drive Nomor
15, Cluster Habiture Sentul City, Bogor.
6. PT. Hanson PT. Hanson International Tbk. dinyatakan pailit dengan segala akibat
International hukumnya berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Tbk. (2020) Pernyataan pailit merupakan hasil Sidang Permusyawaratan Hakim yang
berlangsung 12 Agustus 2020. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara PKPU
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat juga menyatakan
Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utang PT Hanson International Tbk.
telah berakhir. Dalam keterbukaan informasi pada awal November 2019,
MYRX mengklarifikasi bahwa aktivitas penghimpunan dana ini tercatat di
laporan keuangan sebagai pinjaman individual jangka pendek. Sepanjang 3
tahun berjalan, aktivitas itu diklaim belum pernah mengalami gagal bayar
sekalipun. Adapun dana yang dihimpun digunakan sebagai modal untuk
pembebasan dan pematangan lahan. Hingga 25 Oktober 2019, MYRX
mencatatkan pinjaman individual jangka pendek senilai Rp2,53 triliun
dengan total jumlah kreditur 1.197 pihak. Selain itu, ada perkara hukum di
Bareskrim Polri yang timbul akibat gagal bayar surat utang jangka pendek.
Dengan demikian, audit laporan keuangan tahun 2019 tidak bisa dilakukan.
7. PT. Eureka PT. Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) mencatatkan kewajiban jangka
pendek senilai US$ 23,45 miliar yang terdampak pandemi Covid-19. Pada
Prima Jakarta
triwulan I 2020, manajemen perusahaan ini memperkirakan pendapatan
Tbk. (2020) usaha sekira Rp 909 juta. Dalam keterbukaan informasi yang dikutip pada
Rabu (3/6), Hervien Tahier, Sekretaris Perusahaan PT Eureka Prima
Jakarta Tbk (LCGP) menyampaikan pihaknya sampai saat ini belum
melunasi kewajiban jangka pendek. Utang tersebut terdiri dari utang pihak
ketiga senilai Rp 3,47 miliar, pihak berelasi Rp 894,50 juta, biaya yang
harus dibayar Rp 346,50 juta, utang lainnya Rp 2,21 miliar, dan utang pajak
Rp 16,53 miliar.
8. PT. Emiten yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai
Metropolitan merasakan dampak penyebaran virus corona yang menghentikan sebagian
Kentjana aktivitas ekonomi. Salah satu emiten yang kena dampak adalah PT.
Tbk. (2020) Metropolitan Kentjana Tbk."Pandemi Covid-19 berdampak hingga
pemenuhan kewajiban pokok dan bunga utang," ungkap manajemen
Metropolitan Kentjana dalam keterbukaan informasi di Bursa Efel
Indonesia, Jumat (29/5). MKPI mengungkapkan bahwa nilai kewajiban
yang akan terkena dampak Covid-19 ini mencapai Rp 107,76 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan MKPI kuartal pertama 2020, pengelola
Pondok Indah Mal dan kawasan Pondok Indah ini memiliki pinjaman bank
yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp 78,75 miliar. Selain
itu, MKPI memiliki pinjaman rekening koran sebesar Rp 11,18 miliar.
MKPI mengungkapkan bahwa Covid-19 bisa mempengaruhi total
pendapatan antara 25%-50% pada tahun ini. "Penghentian operasional
sebagian berkaitan dengan berlakunya peraturan PSBB Pemda DKI dan
usaha perhotelan yang terhenti karena tidak ada pengunjung," ungkap
MKPI.
Sumber : http://www.wartaekonomi.co.od/read305147/bertambah-panjang-ini-daftar-emitmen-properti-dalam-
pusaran-pailit
Dari tabel 1.1 dapat dilihat permasalahan yang sudah diuraikan tersebut adalah tingginya tingkat hutang
yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal
ini mencerminkan bahwa ketergantungan para perusahaan property dan real estate di Indonesia yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia terhadap pihak luar sangatlah besar. Sehingga akan membuat menurunnya nilai
perusahaan di mata para investor. Sektor perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yaitu sebanyak 65 perusahaan sampai dengan tahun 2019. Namun penelitian ini hanya akan
menggunakan perusahaan properti dan real estate sebanyak 18 perusahaan yang lengkap data laporan
keuangannya. Sektor perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak
65 perusahaan sampai dengan tahun 2019. Namun penelitian ini hanya akan menggunakan perusahaan properti
dan real estate sebanyak 18 perusahaan yang lengkap data laporan keuangannya. Beberapa Perusahaan sektor
Property dan Real Estate pada tahun 2017-2019 seperti disajikan pada gambar 1.1 sebagai berikut :
18.000.000.000.000

16.000.000.000.000 ASRI

14.000.000.000.000 BAPA
BEST
12.000.000.000.000
BSDE
10.000.000.000.000
CTRA
8.000.000.000.000
DILD
6.000.000.000.000 DMAS

4.000.000.000.000 DUTI
GPRA
2.000.000.000.000
GWSA
-
2017 2018 2019

Sumber : BEI, data diolah 2021


Gambar 1.1 Grafik Hutang pada Perusahaan Property dan Real Estate
Dari gambar 1.1 dapat diatas dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan
yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih rendah, hal ini berkaitan dengan packing order
theory. Packing order theory dalam struktur modal adalah salah satu teori struktur modal yang paling
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan untuk mendapat gambaran lebih mendalam terkait packing order
theory. Weston dan Copeland (1996) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang
terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Dengan demikian hutang
adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan
(financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal bertujuan untuk mengoptimalkan nilai
perusahaan (value of the firm). Debt To Equity Ratio (DER) digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas,
rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh hutang termasuk hutang jangka panjang, rasio ini
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan pemilik perusahaan. Tunnisa
(2015) Hasil penelitian ini membuktikan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dipengaruhi oleh besar kecilnya profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan.
Weston dan Copeland (1997) mendefinisikan profitabilitas sejauh mana perusahaan menghasilkan laba dari
penjualan dan investasi perusahaan.. Semakin tinggi rasio ROE maka kinerja perusahaan akan semakin baik
artinya posisi pemilik perusahaan demikian pula sebaliknya (Kasmir, 2006). Thaib (2017) Profitabilitas
mempunyai pengaruh secara langsung yang tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan dan saat dimediasi oleh
Struktur Modal mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Nilai perusahaan juga dipengaruhi oleh Ukuran perusahaan (Size) yang merupakan suatu indikator yang
menunjukan keuatan financial perusahaan. Ukuran perusahaan dianggap mampu mempengaruhi nilai
perusahaan, karena semakin besar ukuran atau skala perusahaan maka akan semakin mudah pula prusahaan
memperoleh sumber pendanaan baik yang bersifat internal maupun eksternal. Ukuran perusahaan dianggap
mempengaruhi nilai perusahaan karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin mudah perusahaan
memperoleh sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Namun, di sisi
lain akan menimbulkan hutang yang banyak karena resiko perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya
sangat kecil. Dalam penelitian Fibriyanto (2015) ukuran perusahaan berpengaruh dominan terhadap variabel
nilai perusahaan.
Penelitian mengenai pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan telah banyak dilakukan dan berkembang baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Dari
uraian tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (Studi pembuktian packing order theory pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate
periode 2017-2019)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Struktur Modal, Profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-
2019?
2. Apakah struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019?
3. Apakah Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019?
4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah peneliti uraikan dalam penelitian
ini peneliti membatasi beberapa hal agar mencakup hasil penelitian terfokus pada permasalahan yang peneliti
teliti dan terhindar dari penafsiran yang berbeda, peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu hanya
melakukan menganalisis pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia tahun 2017-2019.
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua tujuan:
1. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh secara
simultan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019.
3. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019.
4. Untuk mengetahui pengruh Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi investor memberikan sumbangan pemikiran pada analisis, investor dan para pemegang saham serta
manajemen investasi dalam menentukan keputusan serta strategi keuangan.
2. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengaplikasikan variabel-variabel
penelitian ini untuk membantu meningkatkan nilai perusahaan.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : METODE PENELITIAN
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini bertujuan untuk menilai variabel-variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. Variabel-
variabel tersebut adalah Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan. Beberapa penelitian terdaulu
yang berkaitan dengan nilai perusahaan dan variabel-variabel diatas dikutip dai berbagai sumber dapat dilihat
pada tabel 2.1 sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan dengan Penelitian
Sekarang
Yudhat Penerapan Teori 1. Profitabilitas berpengaruh 1. Penelitian terdahulu, objek
ama pecking order dalam negatif terhadap struktur yang digunakan seluruh
(2015) Struktur Modal modal. perusahaan manufaktur
(Studi pada 2. Ukuran perusahaan tidak yang terdaftar di BEI.
Perusahaan Di berpengaruh terhadap struktur Sedangkan penelitian saat
Industri Manufaktur modal. ini objek yang digunakan
Yang terdaftar di sektor perusahaan properti
Bursa Efek dan real estate yang
Indonesia). terdaftar di BEI.
2. Tahun penelitian yang
dilakukan.
Monica Pengujian Pecking 1. Perusahaan non keuangan di 1. Penelitian terdahulu
(2017) Order Theory Indonesia tidak mengikuti menggunakan perusahaan
Terhadap pecking Order Theory untuk surplus non keuangan.
Perusahaan Surplus membayar utang terlebih Sedangkan penelitian saat
non keuangan di dahulu. ini menggunakan sektor
BEI. 2. Perusahaan surplus tidak perusahaan properti dan
membayar utang real estate.
menggunakan surplus yang 2. Periode tahun yang
dimiliki. dilakukan.
Setyaw Pengujian Pecking 1. Profitabilitas dan ukuran 1. Penelitian terdahulu, data
an Order Theory pada perusahaan tidak ditemukan yang digunakan hanya
(2008) emitmen syariah di berpengaruh signifikan perusahaan yang emitmen
BEI. terhadap variabel terikat nya syariah. Sedangkan
(leverage). penelitian saat ini data yang
digunakan perusahaan yang
emitmen nya syariah dan
non syariah.
2. Periode tahun yang
dilakukan.
Suhardi Analisis faktor- 1. Tangible Asset Secara positif 1. Penelitian Terdahulu
(2016) faktor penentu mempengaruhi struktur modal. populasi yang digunakan
pilihan struktur 2. Perusahaan perbankan perusahaan perbankan
modal perusahaan menerapkan teori pecking sedangkan penelitian saat
perbankan di order. ini menggunkan populasi
Indonesia yang perusahaan properti dan
terdaftar di BEI. real estate.
Dewi Pengaruh Struktur 1. Terdapat pengaruh yang 1. Penelitian terdahulu
(2013) Modal Terhadap signifikan secara simultan populasi yang digunakan
nilai Perusahaan variabel bebas DAR terhadap perusahaan pertambangan,
(Studi pada sektor variabel terikat Tobin’s. sedangkan penelitian saat
pertambangan yang 2. Terdapat pengaruh signifikan ini populasi yang digunakan
terdafar di BEI). secara parsial variabel bebas perusahaan properti dan
DAR terhadap variabel terikat real estate.
Tobin’s Q.
Tunnisa Pengaruh struktur 1. Struktur modal berpengaruh 1. Penelitian terdahulu
(2015) modal terhadap nilai secara positif dan signifikan menggunakan uji hipotesis
perusahaan dengan terhadap nilai perusahaan. regresi linier sederhana
profitabiitas sebagai sedangkan penelitian saat
variabel intervening ini menggunakan uji
pada perusahaan hipotesis regresi linier
manufaktur di BEI. berganda.
Thaib Pengaruh 1. Profitabilitas mempunyai 1. Penelitian terrdahulu
(2017) profitabilitas dan pengaruh secara langsung yang menggunakan Populasi
likuiditas terhadap tidak signifikan terhadap nilai sampel perusahaan
nilai perusahaan perusahaan. Namun saat angkutan laut umum,
dengan struktur dimediasi oleh struktur modal sedangkan penelitian saat
modal sebagai mempunyai pengaruh yang ini menggunakan populasi
intervening (Studi signifikan tehadap nilai sampel perusahaan properti
pada perusahaan perusahaan. dan real estate.
transportasi laut di
BEI).
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Nilai Perusahaan
Cristiawan dan Tarigan (2007) nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan
menghasilkan keuntungan dikemudian hari.
2.2.2 Struktur Modal
Riyanto (2010), struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka
panjang dengan modal sendiri.
2.2.3 Profitabilitas
Kasmir (2017), profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan.
2.2.4 Ukuran Perusahaan
Riyanto (2011), ukuran perusahaan merupakan cerminan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin
besar ukuran perusahaan, berarti aset yang dimiliki perusahaan pun semakin besar dan dana yang dibutuhkan
perusahaan untuk mempertahankan kegiatan operasional nya.
2.2.5 Pecking Order Theory
Cahyono (2016) menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan
memilih untuk menggunkana laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir.
2.3 Kerangka Pemikiran
G
1. Nilai Perusahaan merupakan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menhasilkan
keuntungan dikemudian hari (Cristiawan dan Tarigan : 2007).
2. Struktur Modal merupakan perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal
sendiri (Riyanto : 2010).
3. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan
(Kasmir:2017).
4. Ukuran Perusahaan merupakan total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Riyanto : 2011)
Penelitian-penelitian Terdahulu
Yudhatama (2015), Monica (2017), Setyawan (2008), Suhardi (2016), Dewi (2013), Tunnisa
(2015), Thaib (2017).

Struktur Modal (X1)


Profitabilitas (X2) Nilai Perusahaan (Y)
Ukuran Perusahaan (X3)

Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan


Terhadap Nilai Perusahaan

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran


2.4 Hipotesis Penelitian
Sugiono (2012) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
H1 : Diduga struktur modal berpengaruh seacara parsial terhadap nilai perusahaan pada sektor properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2 : Diduga profitabilitas berpengaruh seacara parsial terhadap nilai perusahaan pada sektor properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh seacara parsial terhadap nilai perusahaan pada sektor properti dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H4 : Diduga struktur modal, Profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh seacara parsial terhadap nilai
perusahaan pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Lokasi Penelitian
Fokus penelitian ini dilakukan di perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode tahun 2017-2019 yang dapat diakses melalui www.idx.co.id mengenai nilai perusahaan
dengan memprediksinya melalui variabel struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan.
3.2 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian metode kuantitatif dengan pendekatan hubungan
kausalitas Sugiono (2012:8) metode kuantitatif digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitaif, dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditentukan. Sedangkan pendekatan hubungan kasualitas menurut Sugiono (2012)
hubungan yang bersifat sebab akibat. Terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan varibel
dependen (yang dipengaruhi).
3.3 Unit Analisis, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis merupakan satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian sampel bagian
dari populasi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor Properti dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia thun 2017-2019.
3.3.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2017-2019. Metode pengumpulan sampel (sample method) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Sampel dipilih secara purposive sampling guna memperoleh representasi dari
populasi yang ada agar sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono, 2012). Adapun kriteria-kriteria yang
digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2019.
2. Perusahaan sektor properti dan real estate yang menerbitkan data laporan keuangan selama periode 2017-
2019.
3. Memiliki data-data yang lengkap.
3.3.3 Sampel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan
sektor properti dan real estate periode 2017-2019. Pengambian sampel dilakukan dengan metode purposive
sampel yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut antara lain :
1. Perusahaan sektor Properti dan Real Esate yang terdaftar secara terus-menerus di Bursa Efek Indonesia
selama periode Tahun 2017-2019.
2. Perusahaan sektor Properti dan Real Esate yang menerbitkan laporan keuangan secara terus-menerus di
Bursa Efek Indonesia selama periode Tahun 2017-2019.
3. ketersediaan data kelengkapan data yang terdapat pada laporan keuangan saat pencarian. Apabila ada data
yang tidak lengkap atau pada saat proses ada perusahaan yang tidak dapat dihitung rasionya, maka akan
dikeluarkan.
Berdasarkan kriteria diatas, didapat sampel sebanyak 18 perusahaan sektor Properti dan Real Esate Berikut data
perusahaan tersebut :
Tabel 3.3 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2019.

No. Nama Perusahaan Kode


1. PT. Alam Sutra Reality Tbk. ASRI
2 PT. Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA
3. PT. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. BEST
4. PT. Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE
5. PT. Ciputra Development Tbk. CTRA
6. PT. Intiland Development Tbk. DILD
7. PT. Puradelta Lestari Tbk. DMAS
8. PT. Duta Pertiwi Tbk. DUTI
9. PT. Perdana Gapura Prima Tbk. GPRA
10. PT. Greenword Sejahtera Tbk. GWSA
11. PT. Jaya Real Property Tbk. JRPT
12. PT. Summarecon Agung Tbk. SMRA
13. PT. Lippo Cikarang Tbk. LPCK
14. PT. Metropolitan Kentjana Tbk MKPI
15. PT. Mega Manunggal Property Tbk. MMLP
16. PT. PP Properti Tbk. PPRO
17. PT. Pakuwon Jati Tbk. PWON
18. PT. Roda Vivatex Tbk. RDTX
Sumber : www.idx.co.id

3.3.4 Teknik Pengambilan Sampel


Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan
sampel yang didasarkan atas kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi perusahaan agar dapat digunakan
sebagai sampel, adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. perusahaan yang diteiliti adalah perusahaan Properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2017-2019.
2. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dengan lengkap.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1 Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau tertanggung oleh variabel lain. Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
2. Variabel Independen, yaitu variabel yang bebas dan tidak terpengaruh oleh variabel lain. Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Struktur Modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan.
Tabel 3.4.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Operasional Variabel Indikator Skala

1. Nilai Harmono (2017), Nilai perusahaan diukur PBV = Nilai Pasar X 100% Rasio
Perusahaan dengan PBV yaitu rasio pasar yang Harga Saham
(Y) digunakan untuk mengukur kinerja harga
pasar saham terhadap nilai bukunya.
2. Struktur Sujoko (2007), Struktur modal diukur DER = Total Debt X 100% Rasio
Modal (X1) dengan DER yaitu ratio total hutang Total Equity
dengan penjumlahan total hutang dan
modal sendiri.
3. Profitabilita Muklasin (2003), Profitabilitas merupakan ROE = Laba Bersih Rasio
s (X2) gambaran dari kinerja manajemen dalam Modal Sendiri
mengelola perusahaan.
4. Ukuran Sudarsi (2002) menjelaskan untuk Size = Ln of total aktiva Rasio
Perusahaan menentukan ukuran perusahaan adalah
(X3) dengan log natural dari total aktiva.
Sumber : data diolah 2020
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Adapun tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi dan masalah
2. Studi Kepustakaan
3. Studi Dokumentasi
4. Menetapkan Metodologi Penelitian
5. Menganalisis Data Penelitian
6. Membuat Kesimpulan dan Saran
3.6 Metode Pengujian Data
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel
yang digunakan dalam penelitian ini, dengan cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil
pengukuran mean, nilai minimal dan maksimal, serta standar deviasi semua variabel tersebut.
3.6.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan atas model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk memastikan bahwa di dalam model
regresi yang digunakan tidak terdapat multikolonieritas dan heteroskedastisitas serta untuk memastikan bahwa
data yang dihasilkan berdistribusi normal (Ghozali, 2013).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independent dan variabel
dependent atau keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan
kolmogorof-Smirnof, dengan pedoman pengambilan keputusan :
a. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak normal.
b. Nilai sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal (Ghozali, 2013)
2. Uji Multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas atau tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dapat diketahui dari nilai toleransi dan
nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak
dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena
VIF=1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah
nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Ghozali (2013)
3. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
pengamatan 1 ke pengamatan yang lain tetap. Hal seperti itu juga disebut sebagai homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada
tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linier berganda adalah dengan melihat grafik scatterplot
atau nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residual error yaitu SRESID. Jika ada pola tertentu dan
tidak menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali
(2013)
4. Uji Autokorelasi
Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada
periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji
Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2013) :
a. Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi
sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih
besar dari nol berarti ada autukorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih
kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terlatak antara (4-du) dan (4-dl),
maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.7 Metode Analisis Data
3.7.1 Prosedur Analisis Data
Menetukan model paradigm penelitian berdasarkan kerangka pemikiran apabila dituangkan kedalam
satu model maka hubungan anatara variabel penelitian dapat diungkapkan dalam model penelitian sebagai
berikut :
ԑ

Struktur Modal (X1)

Profitabilitas (X2) Nilai Perusahaan (Y)

Ukuran Perusahaan (X3) : Simultan


: Parsial

Gambar 3.1 : Paradigma Penelitian


3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Sugiyono (2012), menyatakan bahwa teknik regresi linier berganda (multiple Regression Analisis)
digunakan untuk memprediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen
dinaikan atau diturunkan nilainnya. Bentuk persamaan regresi dengan linier berganda dalam penelitian ini
adalah :
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
a = konstanta
β = koefisien regresi
X1 = struktur modal
X2 = profitabilitas
X3 = ukuran perusahaan
3.7.3 Analisis Koefisien Korelasi Berganda
Sugiyono (2012) analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur tingkat hubungan antara
variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Untuk dapat memberikan penafsiran
terhadap koefisien korelasi yang tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan dibawah ini :
Tabel 3.7 Pedoman Untuk Interprestasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,001-0,200 Sangat Lemah
0,201-0,400 Lemah
0,401-0,600 Cukup Kuat
0,601-0,800 Kuat
0,801-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012)
3.7.4 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013).
3.8 Uji Hipotesis
1. Uji Secara Parsial (Uji T)
Menyusun hipoteis observasi (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha)
Ho : β1 = 0 ; struktur modal tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Hα : β1 ≠ 0 ; struktur modal berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Ho : β2 = 0 ; profitabilitas tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Hα : β2 ≠ 0 ; profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Ho : β3 = 0 ; ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Hα : β3 ≠ 0 ; ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan
Kriteria pengambilan keputusan :
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel dengan α = 0,05 maka Ha ditolak. Menyatakan bahwa variabel independen secara
parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap varibel dependen.
2. Jika Fhitung ≥ Ftabel dengan α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Menyatakan bahwa variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
2. UJI F (Simultan)
Perumusan hipotesis observasi (H0) Dan hipotesis alternatif (Ha) sebagai berikut :
1. Ho:β1,β2,β3=0; struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
2. Hα:β1,β2,β3≠0; struktur modal, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
Kriteria pengambilan keputusan :
1. Jika Fhitung < Ftable dengan α =0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Menyatakan bahwa variabel
independen secara simultan tidak mempeunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika Fhitung > Ftabel dengan α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Menyatakan bahwa variabel
independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa saham di indonesia yang memfasilitasi perdagangan saham,
pendapatan tetap, intrumen derivatif, reksadana, saham hingga obligasi yang berbasis syariah. Bursa Efek
Indonesia (BEI) juga menyediakan data perdagangan real time dalam data-feed format untuk vendor data atau
perusahaan. Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan
Bursa kepada publik. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, pemerintah memutuskan
untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi
dan derivatif menjadi BEI. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 desember 2007.
Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System
(JATS) sejak 22 mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Sejak 22 maret 2009
sistem JATS ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG. Pada mei 2018, Bursa Efek
Indonesia kembali menyempurnakan sistem perdagangan mereka dengan menggunakan sistem baru yang
bernama X-Stream Inet yang disediakan oleh NASDAQ. Bursa Efek Indonesia, Kawasan Niaga Sudirman,
Jalan Jenderal Sudirman 52-53, Jakarta Selatan. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki Knetor Perwakilan
yang tersebar di 30 Ibu Kota Provinsi Indonesia. Secara historis pasar modal telah hadir jauh sebelum
Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada
tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah colonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang variabel penelitian. Statistik deskriptif
difokuskan kepada nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (means) dan nilai standar deviasi. Data
statistik selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Minimu Maximu Std.
N m m Mean Deviation
STRUKTUR_MODA 54 .06 12.56 1.0304 1.83321
L
PROFITABILITAS 54 1.11 27.22 7.9604 5.90533
UKURAN_PERUSA 54 10.49 20.72 16.4457 2.04431
HAAN
NILAI_PERUSAHA 54 .14 8.07 1.1754 1.25494
AN
Valid N (listwise) 54
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 25, 2021
Struktur modal yang diukur dengan DER (Debt to Equity Ratio) yang merupakan perbandingan antara
total utang terhadap total modal sendiri. Rata-rata struktur modal pada perusahaan property dan real estate di
bursa efek indonesia periode 2017-2019 sebesar 1,0304% dengan standar deviasi 1,83321%, sehingga dapat
dinyatakan bahwa fluktuasi nilai struktur modal, pada perusahaan property dan real estate di bursa efek
indonesia periode 2017-2019 besar, dilihat dari nilai standar deviasi nya yang lebih besar dari nilai rata-rata.
Nilai minimum struktur modal sebesar 0,06% dan nilai maksimum 12,56% dengan nilai rata-rata 1,0304%
menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan sampel memiliki utang yang lebih besar dari nilai ekuitasnya
atau kecilnya kepentingan perusahaan pada harta perusahaan.
Profitabilitas yang diukur dengan ROE (Return on Equity) merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan modal sendiri. Nilai rata-rata ROE sebesar 7,9604% dimana standar deviasi sebesar 5,90533% karena
standar deviasi lebih kecil daripada nilai rata-rata dapat disimpulkan bahwa tidak ada fluktuasi yang besar dari
profitabilitas perusahaan property dan real estate periode 2017-2019. Nilai minimum sebesar 1,11% dan nilai
maksimumnya 27,22% dengan nilai rata-rata 7,9604% menyatakan bahwa sebagian besar perusahaan properti
dan real estate di bursa efek indonesia periode 2017-2019 yang menjadi sampel memiliki laba bersih yang lebih
besar dari modal sendiri mereka.
Ukuran perusahaan yang diukur dengan LN (total aset) merupakan untuk menentukan ukuran
perusahaan adalah dengan log natural dari total aktiva. Nilai rata-rata ukuran perusahaan 16,4457% dengan
standar deviasi sebesar 20,4431 karena standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata dapat disimpulkan bahwa
ada fluktuasi yang besar dari profitabilitas perusahaan property dan real estate periode 2017-2019. Nilai
minimum sebesar 10,49% dan nilai maksimumnya 20,71% dengan nilai rata-rata 16,4457%.
Nilai perusahaan yang diukur dengn PBV (Price to Book Value) merupakan perbandingan anatara harga
saham per lembar saham terhadap nilai buku per lembar saham. Nilai rata-rata variabel nilai perusahaan pada
perusahaan property dan real estate di bursa efek indonesia periode 2017-2019 sebesar 1,1754% dengan
standar deviasi 1,25494% dengan nilai standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata nilai perusahaan,
dapat disimpulkan bahwa adanya fluktuasi nilai perusahaan yang besar pada perusahaan property dan real
estate di bursa efek indonesia periode 2017-2019. Nilai minimum dari variabel nilai perusahaan 0,14% dan
nilai maksimum sebesar 8,07%.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam mode regresi, variabel pengganggu atau variabel
residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan nilai unstandardized
residual dari model regresi dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .45771925
Most Extreme Differences Absolute .131
Positive .131
Negative -.070
Test Statistic .131
Asymp. Sig. (2-tailed) .052c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan pada hasil pengujian tabel tersebut, hasil pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Menghasilkan Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 (0.052 ≥ 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi telah memenuhi asumsi kenormalan.
2. Uji Multikolonieritas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Jika terjadi korelasi yang kuat, maka dapat dikatakan telah terjadi masalah
multikolonieritas dalam model regresi. Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian multikolonieritas,
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
STRUKTUR_MODAL .872 1.147
1 PROFITABILITAS .925 1.082
UKURAN_PERUSAHAAN .821 1.217
a. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN
Sumber : Output Penglahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan tabel 4.3 terlihat dari tiga variabel independen dalam penelitian ini memilikin nilai VIF <
10 dan nilai tolerance > 10, variabel struktur modal memiliki nilai VIF sebesar 1,147, variabel profitabilitas
memiliki nilai VIF sebesar 1,082 dan ukuran perusahaan memiliki nilai VIF 1,217 , sedangkan untuk nilai
tolerance yang dimiliki variabel struktur modal sebesar 0,872, variabel profitabilitas memiliki nilai tolerance
sebesar 0,925 dan variabel ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance sebesar 0,821. Ketiga variabel
independen dalam penelitian ini memiliki nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. maka
dapat disimpulkan bahwa antar variabel tidak terjadi multikolonieritas.
3. Uji Heterodkedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan utnuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesalahan variance
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Tabel berikut ini merupakan hasil pengujian
heteroskedastisitas.

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas


Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta t Sig.
(Constant) .211 .333 .634 .530
STRUKTUR_M .107 .060 .237 1.775 .083
1
ODAL
PROFITABILIT .026 .006 .536 4.128 .085
AS
UKURAN_PER -.006 .021 -.040 -.292 .772
USAHAAN
a. Dependent Variable: ABRESID
Sumber: Output Penolahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan tabel 4.4 uji Glejser diatas, diperoleh nilai signifikan variabel struktur modal sebesar 0,083
lebih besar dari 0,05 berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung heteroskedastisitas. Nilai signifikasi variabel profitabilitas sebesar 0,85 lebih besar dari 0,05,
berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Nilai signifikasi variabel profitabilitas sebesar 0,772 lebih besar dari 0,05, berdasarkan penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. Berdasarkan penjelasan
tersebut, dapat disimpulkan, bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

4. Uji Autokolerasi
Uji Autokolerasi bertujuan untuk menguji dalam model regresi linier ada atau tidak korelasi antara
kesalahan pengganggu pada peridoe t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya.
Uji autokolerasi pada penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson. Berikut ini merupakan hasil uji
autokolerasi :
Tabel 4.6 Hasil Uji Autokolerasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 .706 .499 .462 .47417 2.858
a. Predictors: (Constant), UKURAN_PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
STRUKTUR_MODAL
b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,858 pembanding
menggunakan 5%, jumlah sampel 44 (n), dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka ditabel Durbin-Watson
akan didapat nilai du sebesar 2,64. Karena niali DW 2,858 lebih besar dari batas (du) 2,64 dan kurang dari 4-
2,64 (1,36), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokolerasi.
4.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menjawab hipotesis apakah variabel struktur modal,
profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Tabel hasil analisis linier berganda sebagai berikut :
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
(Constant) .610 .732 .834 .409
STRUKTUR_MO .447 .132 .400 3.382 .002
1 DAL
PROFITABILITA .067 .014 .562 4.886 .000
S
UKURAN_PERU -.026 .046 -.069 -.567 .574
SAHAAN
a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai dari persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ԑ
Y = 0,610 + 0,447 DER + 0,067 ROE - 0,026 Size
Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat dibuat interprestasi bahwa nilai konstan untuk persamaan
regresi adalah 0,610 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya ukuran perusahaan,
profitabilitas dan ukuran perusahaan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan.
Besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel struktur modal mempunyai parameter positif yaitu
0,447. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan struktur modal, maka akan berdampak terhadap
peningkatan nilai perusahaan dengan asumsi variabel yang lain konstan.
Besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel profitabilitas mempunyai parameter positif yaitu 0,067.
Hal ini berarti bahwa setiap terjadi peningkatan profitabilitas, maka akan berdampak terhadap peningkatan nilai
perusahaan dengan asumsi variabel yang lain konstan. Sedangkan untuk variabel ukuran perusahaan yang
mempunyai parameter negatif yaitu -0,026 menunjukan bahwa setiap terjadi peningkatan ukuran perusahaan,
maka akan berdampak penurunan nilai perushaan.
4.3.3 Regresi Linier Koefisien Kolerasi Berganda
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel-variabel
independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Berikut ini merupakan hasil regresi koefisien korelasi
berganda.
Tabel 4.8 Regresi Linier Koefisien Kolerasi Berganda
Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .706 .499 .462 .47417
a. Predictors: (Constant), UKURAN_PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
STRUKTUR_MODAL
b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan tabel 4.7 Nilai R menunujukan adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Dengan interpretasi koefisiennya adalah :
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,001-0,200 Sangat Lemah
0,201-0,400 Lemah
0,401-0,600 Cukup Kuat
0,601-0,800 Kuat
0,801-1,000 Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012)
Hasil output menunjukan :
Nilai R = 0,706 yaitu menunjukan adanya tingkat hubungan yang kuat antara variabel bebas dan variabel
terikat.
Nilai R Square = 0,499 menunjukan bahwa variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 49,9%
sedangkan 51,1% dijelaskan oleh faktor lain.
Standar Error Estimete (SEE) = 0,47417 ,menunjukan tingkat kesalahan regresi linier, semakin kecil ini maka
persamaan regresi semakin baik.
4.3.5 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) Dari hasil regresi berganda menunjukan seberapa besar variabel dependen
dipengaruhi oleh variabel independen. Hasil uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Uji Koefisisen Determinasi R2
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .706a .499 .462 .47417
a. Predictors: (Constant), UKURAN_PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
STRUKTUR_MODAL

b. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN


Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,462 hal ini menunjukan
bahwa kontribusi variabel eksogen yaitu struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai
perusahaan adalah sebesar 46,2%, sedangkan 53,8% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
4.3.6 Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Secara Parsial Terhadap Nilai
Perusahaan.
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-msing variabel struktur modal, profitabilitas dan
ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Pengujian ini pada dasarnya menunjukan seberapa jauh satu
variabel independent secara individual atau parsial dalam menerangkan variabel dependen. Kriteria yang
ditentukan dalam uji t ini yaitu jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, begitu juga sebaliknya,
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
Uji t dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial. Untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh maka akan dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
Hα : β1 ≠ 0 : Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ho : β1 = 0 : Struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hα : β2 ≠ 0 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ho : β2 = 0 : Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hα : β3 ≠ 0 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Ho : β3 = 0 : Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
1. Kriteria pengambilan keputusan :
a. Jika Fhitumg ≤ Ftabel dengan α = 0,05 maka Ha ditolak. Menyatakan bahwa variabel independen secara
parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap varibel dependen.
b. Jika Fhitung ≥ Ftabel dengan α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Menyatakan bahwa variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel berikut ini merupakan tabel uji t :
Tabel 4.10 Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficien
Coefficients ts
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) .610 .732 .834 .409
STRUKTUR_MO .447 .132 .400 3.382 .002
DAL
PROFITABILITA .067 .014 .562 4.886 .000
S
UKURAN_PERU -.026 .046 -.069 -.567 .574
SAHAAN
a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
Sumber : Output Pengolahan Data SPSS 25, 2021
Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat uji t (pengaruh variabel struktur modal, profitabilitas dan kuran
perusahaan terhadap variabel nilai perusahaan ) adalah sebagai berikut :
a. Diketahui nilai signifikasi untuk pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,002 <
0,05 dan nilai t hitung 3.382 > 2,019, sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima yang berarti terdapat
pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
b. Diketahui nilai signifikasi untuk pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,000 <
0,05 dan nilai thitung 4.886>2,019, sehingga dapat disimpulkan bahwa H2 diterima berarti terdapat pengaruh
profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
c. Diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan adalah sebesar
0,574 > 0,05 dan nilai thitung -0,567 >2,019 sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak berarti tidak
terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

2. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan Terhadap Nilai
Perusahaan.

Pengujian ini dilakukan untuk mengtahui apakah struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap nilai perusahaan. Cara untuk mengatahui
pengaruhnya yaitu dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Apabila nilai Fhitung > Ftabel, maka hipotesis
alternatif (Ha) diterima artinya semua variabel independent secara bersama-sama berpengaruh dan signifikasni
terhadap variabel dependent.
1. Ho : β1, β2, β3 = 0 : struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan secara simultan tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2. Hα : β1, β2, β3 ≠ 0 : struktur modal, profitabilitas, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Dengan tingkat signifikan 5% atau 0,05, Sehingga ditentukan dfl = k - 1 (4 – 1 =3) sedangkan df2 = n –
k (44 – 4 = 40), maka diperoleh Ftabel 2,82 jika nilai
Jika Fhitung < Ftabel dengan α =0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Menyatakan bahwa variabel independen
secara simultan tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Jika Fhitung < Ftabel dengan α = 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Menyatakan bahwa variabel independen secara simultan mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel dibawah ini, merupakan tabel hasil uji F.
Tabel 4.11 Hasil Uji F
Anova a
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
Regression 9.175 3 3.058 13.602 .000b
1 Residual 9.218 41 .225
Total 18.393 44
a. Dependent Variable: NILAI_PERUSAHAAN
b. Predictors: (Constant), UKURAN_PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,
STRUKTUR_MODAL
Sumber : Output Penglahan Data SPSS 25, 2021

Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut dapat diketahui bahwa hasil pengujian uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar
13,602, sedangkan Ftabel sebesar 2,82 apabila nilai Fhitung dibandingkan dengan Ftabel, maka Fhitung > Ftabel (13,602
> 2,82 ) dengan nilai signifikan F sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh struktur modal, profitabilitas dan Ukuran
perusahaan secara simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
1.4 Pembahasan
1.4.1 Uji T (Uji Parsial)
1. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan uji t terdapat nilai 3.382 > 2,019 dengan tingkat signifikansi 0,002 yang berarti lebih kecil
dari 0,05 . Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Struktur Modal berpengaruh secara positif
signifikansi terhadap nilai perusahaan. Hasil ini serupa dengan penelitian Tunnisa (2015) yang menyatakan
bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikasi terhadap nilai perusahaan. Sesuai dengan hasil penelitian
Putu (2017) dan Lavenia (2019), menunjukkan bahwa Struktur Modal yang diproksikan dengan Debt to Equity
Ratio (DER) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan
dengan Price Book Value (PBV). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi Struktur Modal yang dimiliki
perusahaan maka akan semakin tinggi pula Nilai Perusahaan.
2. Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Berdasarkan uji t terdapat nilai 4,886 > 2,019 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang berarti lebih kecil
dari 0,05. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikansi
terhadap nilai perusahaan. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik
karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan
kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk
saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan
menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah
untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka semakin besar
return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan Nilai Perusahaan menjadi lebih baik. Hasil ini
mendukung penelitian Dewi (2013) yang memprediksi ada hubungan yang positif antara Profitabilitas terhadap
Nilai Perusahaan. Serupa dengan penelitian Putu (2018) yang menyatakan bahwa profitabilitas yang
diproksikan dengan Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
ROE tertinggi dimiliki oleh MKPI dengan nilai 26,22% dan terendah dimiliki oleh GWSA dengan
nilai 1,11%. Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata industri 12,14% adalah ASRI, BEST, BSDE,
JRPT dan PWON. sedangkan dibawah rata-rata industri adalah BAPA, CTRS, DILD, DUTI, GPRA,
GWSA, SMRA, LPCK, MMLP dan RDTX. Dapat diketahui bahwa Rasio ROE adalah 7,942% dan Rasio
Industri perusahaan Properti dan real estate adalah 12,14%, jadi dapat disimpulkan bahwa rasio ROE lebih
tinggi dibandingkan dengan Rasio Industri.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Total Asset) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)
Berdasarkan uji t terdapat nilai -0,567 < 2,019 dengan tingkat signifikansi 0,574 yang berarti lebih besar
dari 0,05. Dengan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara negatif dan
tidak signifikasi terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan SIZE tidak diikuti
dengan perubahan pada PBV perusahaan properti dan real estate sehingga SIZE bukan merupakan faktor
bagi investor dalam melakukan investasi. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lavenia (2019) ukuran perusahaan yang diproksikan dengan SIZE (Ln Total Asset) tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, besar kecilnya ukuran
perusahaan tidak mampu memengaruhi nilai perusahaan. Ukuran bukan menjadi faktor utama bagi investor
dalam menilai suatu perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan tidak Sesuai dengan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Ukuran Perusahaan yang diproksikan dengan Total Asset (Ln_Asset) memiliki pengaruh
yang negatif dan tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value (PBV).
Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi Ukuran Perusahaan yang dimiliki perusahaan maka akan
semakin menurun pula Nilai Perusahaan.
Ukuran Perusahaan tertinggi dimiliki oleh MKPI dengan nilai 8,07 dan terendah dimiliki oleh LPCK
dengan nilai 0,14. Perusahaan yang memiliki nilai diatas rata-rata industri 2,42 PWON dan PPRO,
sedangkan dibawah rata-rata industri adalah ASRI, CTRS, BAPA, BEST, BSDE, DMAS, DUTI, GPRAS,
GWSA, JRPT, LPCK, MKPI, MMLP, dan RDTX. Dapat diketahui bahwa Ukuran Perusahaan adalah 1,1754
dan Rasio Industri perusahaan Properti dan real estate adalah 2,42, jadi dapat disimpulkan bahwa Ukuran
Perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan Rasio Industri.
1.4.2 Uji F (Uji Simultan)
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai 13,602 > 2,82 dengan nilai signifikansi F sebesar 0,000 atau lebih
kecil dari 0,05 menunjukan bahwa struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh
positif signifikansi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang memiliki nilai R Square sebesar 0,499 = 49,9%. Hal ini menyatakan bahwa nilai
perusahaan dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen yaitu struktur modal, profitabilitas dan ukuran
perusahaan yang mempunyai pengaruh sebesar 49,9% dan sisanya sebesar 50,1% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti atau dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar model.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2017-2019. Berdasarkan hasil analisis, pengujian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis
memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara Parsial Struktur Modal berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
2. Secara parsial Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
3. Secara Parsial Ukuran Perusahaan tidak beperngaruh terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Property
dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
4. Secara Simultan Struktur Modal, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-
2019.
5.2 Saran
Berdasarkan adanya kesimpulan yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk
penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian selanjutnya di harapkan mengganti pengukuran ROE dengan ROA atau ROI. Hal itu bertujuan
agar perusahaan yang mengalami kerugian dapat di masukkan di sampel.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel karena masih banayak faktor yang dapat
mempengaruh inilai perusahaan.Contohnya seperti kepemilikan manajerial, komite audit dan CSR.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Indriyo, Gitusudarmo dan Basri. (2002). Manajemen Keuangan. Yogyakarta:BPFE.
Analisa, Yangs. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas Dan Kebijakan
Deviden Terhadap Nilai Perusahaan ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2006 –2008 ). Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Vol.8, No 2 mei 2012, Hal 95-107
Angg, Robert. 2010. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia 7 th. Edition. Jakarta: Media Soft Indonesia.
Aries, Heru Prasetyio. 2011. Valuasi Perusahaan. Jakarta Pusat. PPM.
th
Brigham, Eugene F Dan Gapenski, Louis C. 1997. Financial Management: Theory And Practice, 8 Editon
The Dryden Press Harcourt Brace College Publishers.
Brigham, Eugene F. And Louis C.Gapenski, 1996, Intermediate Financial Management, Forida : The Dryden
Press.
Cristiawan, Y.J.,dan Tarigan J. (2007). Kepemilikan manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai
Perusahaaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Universitas Kristen Petra. 9(1). PP 1-8.
Dewi, Rovita. 2013.Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Sektor
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Vol 17. No. 1:20-24.
Fahmi, Irham . 2011. Analisan Laporan Keuangan. Bandung : ALFABETA.
Farah Margaretha. 2004. Teori Dan Aplikasi Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka
Pendek. PT. Grasindo. Jakarta.
Farid dan Susanto . 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Fibiyanto, Danang. Et. Al. 2015. Analisis Pengauh Struktur Modal Terhadap Nilai Peusahaan Property
dan eal Esate yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Jurnal Administrasi Bisnis.
Vol 27. N0 2.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofiyan Syafri . 2010. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cet 11. Jakrarta : PT.Raja Grafindo.
www.idx.com
www.bisnis.com
www.cekindo.com

Anda mungkin juga menyukai