■o 2
m u
HIMPUNAN
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
10 >
O E
o r
PERKARA NIAGA
/1AHKAMAH AGUNG RI
BI ■■■■■■■■ IH
R 347.07
Hiri
M A H K AM A H AGUNG RI
D IR E K T O R A T JE N D E R A L BA DA N P E R A D IL A N U M U M
JA K A R T A
Ml
HIMPUNAN
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
jyj j j j k
Perpustakaan
M a h k a m a h Agung - R>
PERKARA NIAGA
2006
M A H K A M A H A G U N G RI
D IR E K T O R A T JE N D E R A L BADAN P E R A D IL A N U M U M
JA K A R TA
/£ .- i f - o9
Tanggal ;
No. Induk .....
R. 2>R7. 6~7
No. Kias
B&H/Hadiah :
Kata Pengantar
i
Untuk itu diharapkan masukan-masukkan yang bersifat kritis dari
berbagai pihak, sehingga buku Himpunan Putusan Niaga pada edisi
berikutnya dapat semakin baik dan berkualitas.
MAHKAMAH AGUNG RI
DIREKTORAT JENDERAL
BADAN PERADILAN UMUM
u
DAFTAR ISI
m
NO PERMASALAHAN PENGADILAN HAL
IV
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA
HUKUM NIAGA
1
PEMOHON PT. BERNAS MADU SARI AGAR TETAP
BEROPERASI
3
PT. Bemas Madu Sari dan para krediturnya pada tanggal
15 Agustus dianggap sah dan mengikat;
DALAM PERKARA
Antara
Pem ohon:
PT. Bernas Madu Sari ( BM S), berkantor di Gedung Plaza Centris,
Lantai 12 Jin. HR. Rasuna Said Kav. B5 Jakarta Selatan, yang dalam
perkara ini diwakili oleh Isnoewarso Rasjid dan Melvin Korompis,
masing-masing bertindak selaku Direktur Utama dan Komisaris
Utama, dalam perkara ini bertindak untuk atas nama PT. Bemas
Madu Sari ( BMS ) dan kuasa hukumnya Amalia Santoso, SH.,
dan Mansur, SH serta Suradi, SH Advokat dan konsultan hukum
yang berkantor di Pengacara A. Santoso & Associates, yang
beralamat di Jin. Proklamai 77A, Jakarta Pusat, berdasarkan surat
kuasa khusus tanggal 17 Juni 2002.
4
Melawan
Termohon:
5
DUDUK PERKARA:
6
• Total kewajiban BMS per 31 Desember 2000 adalah sebesar
Rp. 525.772.369.966,- (lima ratus dua puluh lima milyar tujuh
ratus tujuh puluh dua juta tiga ratus enam puluh sembilan ribu
sembilan ratus enam puluh enam rupiah).
7
Harga taksiran kasar raw sugar per ton = US$.185,50 (Bukti P -7)
Misalnya kurs 1 Dollar = Rp. 8.600,- maka
Biaya pem belian 142.500 ton refined sugar adalah =
Rp. 227.330.250.000,-
Biaya proses pertahun + pembelian raw sugar =
R p.6 5.337.575.000,- + Rp. 227.330.350.000,- = Rp.
292.707.825.000, -
Berdasarkan standar operasional pabrik, hasil penjualan
refined sugar pertahun (NET)
Rp. 427.500.000.000,- (minus) Rp. 292.707.825.00,- =
Rp. 134.792.175.000,-
Dan dalam 10 tahun penghasilan penjualan (NET) Pemohon
PKPU adalah 10 x Rp. 134.792.175.000,- = Rp.
1.347.921.750.00, -
B. H utang jangka pendek dan panjang m enurut laporan
keuangan Rp. 135.171.020.740,- + Rp. 390.055.349.226,- =
Rp. 528,348.271.245,-
Dengan jumlah dana sebesar prediksi Rp. 1.347.921.750.000,-
maka setiap tahun bisa dialokasikan sebesar Rp. 2.551.199.319,-
dibulatkan Rp. 2.551.200.000,-
Diperkirakan Rp. 551.000.000,- dipakai untuk biaya-biaya lain
dalam proses pembuatan Refined Sugar maka dengan suatu
rencana restrukturisasi selama 10 tahun diharapkan Pemohon
PKPU dapat membayar seluruh hutang-hutangnya. Maka dari
itu Pemohon PKPU memiliki potensi yang cukup memadai
untuk menyelesaikan hutang-hutangnya kepada para kreditur,
jika dikabulkan untuk PKPU.
Bahwa pada saat ini Pem ohon PKPU sedang dalam tahap
Negoisasi Proposal Restrukturisasi Awal dengan Pemohon dimana
Termohon telah mengadakan pembicaraan informal pada tanggal
20 Juni 2002 di Restoran Sdr. Willy Edy Assistant Vice President
Pemohon ;
Begitu juga Termohon telah melakukan pembicaraan Informal
dengan Bank Negara Indonesia (Persero) sebagai Kreditur Utama
yang diadakan tanggal 20 Juni 2002 di Kantor Pusat B N I;
9
Pengadilan Niaga/Negeri Jakarta Pusat berkenan memutuskan sebagai
berikut;
10
- Menolak permohonan PKPU yang diajukan oleh Pemohon PKPU,
karena tidak sesuai sebagaimana disyaratkan oleh Pasal 93 Peraturan
Kepailitan ;
11
Menimbang, bahwa selanjutnya telah terjadi peristiwa-peristiwa di
depan persidangan sebagaimana telah dicatat dalam Berita Acara
Persidangan dan untuk mempersingkat uraian putusan, maka Berita Acara
tersebut dianggap telah termasuk dalam putusan in i;
TENTANG HUKUMNYA
12
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan PKPU telah memenuhi
persyaratan hukum maka berdasarkan Pasal 214 ayat (2) U.U. Nomor 4
Tahun 1998 jo. Perpu Nomor 1 Tahun 1998 jo. Stbl. 1906 Nomor : 348
jo. Stbl. 1905 Nomor : 217, Pengadilan harus segera mengabulkan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Sementara (PKPUS) untuk
waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari terhitung sejak putusan
PKPUS diucapkan ;
Menimbang, bahwa oleh karena PKPU harus dikabulkan maka
perlu ditunjuk dan diangkat Hakim Pengawas dan Pengurus ;
Menimbang, bahwa mengenai penunjukan dan pengangkatan Hakim
Pengawas, maka akan dipilih dari antara Hakim Niaga pada Pengadilan
Negeri/Niaga Jakarta Pusat sebagaimana disebutkan dalam diktum
putusan ;
Menimbang, bahwa Pemohon PKPU di dalam permohonannya telah
memohon agar Sdri. Hj. Tutik Sri Suharti, SH., ditunjuk sebagai Pengurus
yang akan mengurusi harta Debitur secara bersama-sama dan sepanjang
pemeriksaan perkara ini Majelis tidak menentukan adanya benturan
kepentingan, maka permohonan Pemohon PKPU tersebut patut untuk
dikabulkan ;
13
Menimbang, bahwa mengenai biaya perkara permohonan ini akan
dibebankan kepada Pemohon PKPU;
MEMUTUSKAN:
14
PUTUSAN
N O M O R : /PKPU/2002/PN.NIAGA JKT.PST.Jo
NO M O R : 11/PAILIT/2002/PN.NIAGA.JKT.PST
DALAM PERKARA
Antara
Pemohon PKPU :
PT. Bernas Madu Sari (BMS), berkantor di Gedung Plaza Centris, Lantai
12 Jin. H.R. Rasuna Said Kav. B5 Jakarta Selatan.
Dalam Hal ini diwakili oleh Isnoewarso Rasjid dan Melvin Korompis,
bertindak dalam jabatannya selaku Direktur Utama, dan atas nama PT
Bemas Madu Sari (BMS).
Terhadap
Pemohon P K P U :
15
DUDUK PERKARA
16
sebesar Rp. 210.854.766.765 (dua ratus sepuluh milyar delapan
ratus lima puluh empat juta tujuh ratus enam puluh enam ribu
tujuh ratus enam puluh lima rupiah).
17
Berdasarkan standar operasional pabrik, biaya pembelian raw
sugar adalah Jumlah tonage dikalikan harga per ton.
Harga taksiran kasar raw sugar per ton = US$. 185,50 (Bukti P - 7)
18
dimana dengan Pemohon dimana Termohon telah mengadakan
pembicaran informal pada tanggal 20 Juni 2002 di Restoran Milinia,
Jakarta antara Sdr. Hudiyanto Direktur Keuangan Termohon dan
Sdr. Willy Edy Assistant Vice President Pemohon ;
Begitu juga Termohon telah melakukan pembicaraan Informal
dengan Bank Negara Indonesia (Persero) sebagai Kreditur Utama
yang diadakan tanggal 20 Juni 2002 di Kantor Pusat B N I;
8. Bahwa disamping PT. Bank CIC Internasional, Tbk., dan Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk., Pemohon PKPU masih mempunyai
kreditur-kreditur lainnya, sebagaimana diperinci dalam Pertelaan
yang merupakan Lampiran dari Permohonan ini sebagaimana
diisyaratkan oleh Pasal 93 Peraturan Kepailitan (Bukti P - 9) ;
9. Bahwa Pemohon PKPU masih melihat adanya kemungkinan untuk
melakukan pembayaran kepada para Kreditur, karena perusahaan
masih dalam keadaan beroperasi apabila diberikan tenggang waktu
untuk menunda pembayaran utangnya, berdasarkan butir 6 di atas ;
10. Bahwa pada saat ini Pemohon PKPU memperkerjakan karyawan
sebanyak 385 (tiga ratus delapan puluh lima) orang (vide Bukti P -
9) karyawan, bila perusahaan dinyatakan pailit tidak menutup
kemungkinan terjadinya gejolak sosial yang tidak diinginkan, karena
itu solusi PKPU akan lebih bermanfaat bagi para kreditur ;
11. Bahwa sehubungan dengan rencana Proposal Restruksurisasi
sebagaimana telah diuraikan dalam butir 7 (tujuh) di atas, maka
Pemohon PKPU dan para kreditur memerlukan waktu untuk dapat
membahas lebih lanjut Proposal Restrukturisasi Awal yang telah
diajukan BMS kepada para krediturnya pada tanggal 20 Juni 2002
tersebut dan 6 (enam) di atas, sedangkan Rencana Perdamaian
sebagaimana diisyaratkan Pasal 213 ayat (2) Peraturan Kepailitan
akan segera disusulkan ;
12. Bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas dan menunjuk Pasal 217
(6) dan Pasal 21 (2) dari Undang-undang Kepailitan No. 4, 1998,
19
mohon kepada Ketua Pengadilan Niaga/Negeri Jakarta Pusat agar
berkenan m engabulkan permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh Pemohon ;
20
PST.,telah mengabulkan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(PKPU) Sementara, yang amar selengkapnya sebagai berikut:
a. Bahwa kondisi pabrik sampai saat ini masih sangat layak untuk
melakukan aktifitasnya dengan kapasitas produksi 500 ton per hari
dan melalui program peningkatan kapasitas produksi pada kuartal
ke-1 (satu) tahun 2003 diharapkan telah mampu menghasilkan gula
rafinasi sebanyak 700 ton per h ari;
21
b. Bahwa kebutuhan akan gula rafinasi oleh industri makanan dan
minuman dalam negeri yang mencapai 900.000 ton per tahun
sementara produksi dalam negeri hanya 150.000 ton per tahun
(PT. BMS saat ini baru satu-satunya produsen gula rafinasi di
Indonesia) merupakan peluang bisnis yang sangat cerah dan
membuat gula rafinasi hasil produksi PT. BMS akan terserap habis
oleh pasar. Dengan demikian sangat memungkinkan bagi PT. BMS
untuk tetap mempertahankan kondisi pabrik terus beroperasi dan
pada akhirnya akan mampu memenuhi kewajiban-kewajibannya
kepada para kreditur;
c. Bahwa dengan tetap mempertahankan operasional pabrik berarti
menghindarkan diri dari adanya pengangguran massal atas 400
orang karyawan (atau lebih dari 1000 jiwa termasuk keluarganya)
yang menggantungkan hidup dari PT. BMS ;
22
3. Debitur/Pemohon, pada pokoknya memohon agar perdamaian
disahkan, juga telah didengar keterangan lisan ;
4. 9 (sembilan) kreditur dari 11 (sebelas) Kreditur yaitu : PT. BANK
NEGARA IN DO N ESIA (P ersero ), PT. SA U B A H TER A
SAMUDRA, PT. FORINDOPRIMA PERKASA, PT. MULTI
SURINDO, CV. PUNDI PUTRA PRATAMA, PT. TJOKRO PUTRA
PERSA DA , PT. UPAYA M AN D IRI SEJA H TER A , PT.
SIMONGAN PALSTIK FACTORY, CARGIL INTERNASIONAL
SA pada pokoknya menerima Pengesahan Rencana Perdamaian ;
5. 2 (dua) Kreditur dari 11 (sebelas) Kreditur yaitu : PT. BANK CICI
INTERNASIONAL, Tbk., PT. ALINDOJAYA SEMBADA pada
pokoknya menolak Pengesahan Rencana Perdamaian ;
TENTANG HUKUMNYA
23
Menimbang, bahwa berdasarkan Laporan Pengurus, dan Hakim
Pengawas tertanggal 15 Agustus 2002, dari hasil voting tersebut, yang
dihitung berdasarkan Pasal 265 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998
jo. Perpu No. 1 Tahun 1998 tentang Kepailitan selanjutnya disebut
Undang-undang Kepailitan (UUK), Pengurus dan Hakim Pengawasm
sesuai dengan kewenangan yang ada padanya berpendapat bahwa
mayoritas Kreditur menyetujui atau menerima Rencana Perdamaian ;
24
269 ayat (1) Undang-undang Kepailitan No. 4 Tahun 1998 jo. Perpu No.
1 Tahun 1998, Perjanjian Perdamaian tersebut;
d. Imbalan jasa dan biaya yang dikeluarkan oleh para ahli dan pengurus
belum dibayar atau tidak dibayar.
25
oleh karena itu juga keberatan tersebut harus dinyatakan tidak beralasan
dan harus pula ditolak ;
M EM UTUSKAN:
26
No. 03/PK PU /2002/PN .N iag a.Jkt.P st. jo No. ll/P a iIit/2 0 0 2 /
PN.Niaga.Jkt.Pst.
Catatan :
27
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
MiU k
Perpustakaan
M a h k a m a h Agung - R i
HUKUM NIAGA
29
Ai I i M
nimAaiguqi'j*!
§fluSA dfirnejIrinM
TERMOHON MEMPUNYAI LEBIH DARI SATU KREDITUR
HINGGA SULIT MEMBAYAR HUTANG
31
- Untuk itu Termohon menolak menyatakan pailit yang
diajukan Pemohon.
DALAM PERKARA
Antara
Pemohon:
Setianto Nataliputra, pengusaha yang beralamat di Pulau Pelangi
1/30 RT 004/009, Kel. Kembangan U tara Kec. Kembangan,
Kotamadya Jakarta Barat, yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya
Yosef Sri Sasongko, SH dan Umar Hanafi, SH. selaku pengacara
dari kantor Hukum Soesilo Ariwibowo & Rekan yang beralamat di
Komplek Fatmawati Mas 1/11 Jin. R.S. Fatmawati Raya No. 20
Jakarta Selatan, yang berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 11
Maret 2003
32
Melawan
Termohon:
PT. Intellengence Multimedia Solutions, yang beralamat di Hotel
Sahid Jaya, Jaakarta, Jin. Jend. Sudirman Kav. 86 Jakarta.
33
DUDUK PERKARA
34
Sehingga total hutang Termohon kepada Pemohon berdasarkan
Perjanjian di atas adalah sebesar Rp. 450.000.000,- (empat ratus
lima puluh juta rupiah).
3.1. Uang tunai sebesar Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta
rupiah) yang telah diterima Termohon pada tanggal 31 Agustus
2002 (bukti P -10);
3.2. Biaya tiket dan biaya-biaya perjalanan untuk Mr. Choi dan Mr.
Park Karyawan Termohon dari Korea Selatan, sebesar Rp. 11.
047.422,- (sebelas juta empat puluh tujuh ribu empat ratus dua
puluh dua rupiah) yang telah dibayarkan oleh Pemohon pada
tanggal 13 September 2002 (bukti P - ll dan Bukti P-12).
35
5:2. Surat Peringatan Ketiga mengenai pinjaman yang belum
diselesaikan, tertanggal 31 Oktober 2002 dan surat telah
diterima Termohon pada tanggal 15 Nopember 2002 (Bukti P-
14);
5.3. Surat Nomor : 135/PT. IMS/KHSA & R/XI/02, tertanggal 28
N opem ber 2002, perihal ; P anggilan/P em beritahuan
Pembayaran Pinjaman Termohon kepada Pemohon, dan surat
telah diterima oleh Termohon pada tanggal 28 Nopember 2002
(Bukti P -15);
5.4. Surat Nomor : 136/PT.IMS/KHSA & R/XI/02, tertanggal 7
Desember 2002, perihal : Somasi dan Undangan Pertemuan
untuk Segera Melakukan Pembayaran Atas Pinjaman Termohon
kepada Pemohon, dan surat telah diterima oleh Termohon
kepada Pemohon, dan surat telah diterima oleh Termohon pada
tanggal 17 Desember 2002 (Bukti P -16);
36
6.3. Surat ketidakmampuan membayar hutang, tertanggal 20
Januari 2003, yang telah diterima Pemohon pada tanggal 21
Januari 2003 (bukti P-20);
37
8.1. PT. Centrin Online Tbk., berkedudukan di Jakarta, beralamat
Gedung Menara Jamsostek, lantai 4, Jalan Gatot Subroto Kav.
38, Jakarta, sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah);
38
PENGANGKATAN HAKIM PENGAWAS DAN KURATOR
10. Bahwa untuk melindungi hak dan kepentingan Pemohon serta untuk
m encegah agar Termohon tidak m elakukan tindakan atas
kekayaannya yang dapat merugikan hak dan kepentingan Pemohon
dalam rangka mendapatkan pembayaran penuh atas semua hutang
Termohon berdasarkan bukti-bukti di atas, maka mohon dalam
menjatuhkan putusan permohonan pailit ini, Bapak Ketua Pengadilan
negeri Jakarta Pusat, Cq. Pengadilan Niaga atau Majelis Hakim
Niaga yang memeriksa perkara ini berkenan untuk mengangkat dan
menunjuk seorang Hakim Pengawas dan Kurator yang terdaftar di
Pengadilan Niaga pasda Pengadilan Negeri Jakarta pusat, yang
independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan baik kepada
Pemohon maupun Termohon sebagaimana dimaksud oleh Pasal 13
ayat (1) dan (3) UU Nomor : 4 Tahun 1998.
11. Bahwa sehubungan dengan permohonan ini dan sesuai pasal 180
Reglemen Indonesia yang diperbaharui dan pasal 6 ayat (5) UU
Kepailitan, Pemohon mohon agar Bapak ketua pengadilaan Niaga
pada pengadilaan Negeri Jaakarta Pusat yang terhormat berkenan
menyatakan putusannya atas permohonan kepailitan ini dilaksanakan
terlebih dahulu meskipun Termohon mengajukan suatu upaya hukum
terhadap putusan ini (uitvoerbaar bij vorraad).
39
untuk mengabulkan permohonan Pemohon dan menyatakan Termohon
dalam keadaan pailit.
Atau
40
Menimbang, bahwa setelah dibacakan surat permohonannya, yang
mana isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;
I. UMUM
41
sementara apabila Termohon membuat surat atau perjanjian
dengan pihak lain SELALU dibubuhi Stempel.
Bukti T-6,7
III. Antara Pemohon dengan Termohon tidak mempunyai hubungan
hukum sehigga Pemohon tidak dapat berkapasitas sebagai Kreditur
terhadap Termohon.
1. Bahwa setoran dan/pengiriman uang Pemohon (vide Bukti P-2
s/d 10) adalah sebagai tindak lanjut dari perjanjian (vide Bukti
P-l), yang dibuat antara Pemohon dengan pribadi Lee Byung
Tae (bukan dengan Termohon), yang apabila sampai dengan
42
tanggal 30 Juli 2002, Lee Byung Tae (pihak Pertama) tidak
mampu mengembalikannya, akan langsung dikonversikan
menjadi saham dan diperhitungkan dari saham milik pribadi
Lee Byung Tae.
IV. Termohon tidak mempunyai hutang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih.
43
Dengan PT. Sahid Jaya Hotel Jakarta
(Bukti T-19)
44
dengan cara menghadirkan kreditur-kreditur tersebut serta
menunjukkan bukti-bukti tagihan kepada Termohon.
VI. Persyaratan dalam Pasal 1 Ayat 1jo. Pasal 6 ayat 3 Tidak Terpenuhi.
45
Pemerintah Pengganti Undang-undang nomor 1 tahun 1998 tentang
perubahan atas Undang-Undang tentang Kepailitan yang ditetapkan yang
menjadi Undang-Undang dengan UU No. 4 tahun 1998, selanjutnya
Termohon mohon agar kiranya M ajelis Hakim Pengadilan Niaga
Jak arta Pusat dalam perkara K epailitan No. 0 8 /P ailit/2 0 0 3 /
PN.NIAGA.JKT.PST., berkenan untuk memutuskan hal-hal sebagai
berikut:
1. Menolak atau menyatakan tidak menerima permohonan pernyataan
pailit Pemohon seluruhnya tanpa terkecuali.
2. Menetapkan biaya perkara ditanggung oleh Pemohon.
3. Bukti P -11 dan P -12 : Lihat Daftar Alat Bukti dan keterangannya
tertanggal 28 Maret 2003;...........................
4. Bukti P-18 s/d P-21 : Lihat Daftar Alat Bukti Dan Keterangannya
tertanggal 28 Maret 2003;...........................
5. Bukti P-22 : K artu Tanda Penduduk atas nama
Machnizam Machnin;...................................
6. Bukti P-23 : Surat Pernyataan Ir. Machizam Machnin,
tertanggal 14 April 2003;.............................
46
2002, Mei 2002, Juni 2002, Juli 2002, dan
September 2002;..... ......................................
47
8. Bukti T-8 : Email yang dibuat oleh Pemohon, tertanggal 6 Mei
2002, yang ditujukan kepada Lucas Jh. Shim;
11. Bukti T-11 : Email yang dibuat oleh Pemohon, tertanggal 9 Sep
tember 2002, yang ditujukan kepada BTL;
12. Bukti T-12 : Email yang dibuat oleh Pemohon, tertanggal 19
September 2002, yang ditujukan kepada Yulis;
48
rekening internet billing statement dari PT. Centrin
Online Tbk untuk tanggal tagihan 8 Februari 2003
(berdasarkan No. Pelanggan 10109177);
17. BuktiT-17A : Bukti Setoran, tertanggal 10-3-2003 sebesar Rp.
8.525.000, - sebagai bukti pembayaran atas tagihan
rekening internet billing statement dari PT. Centrin
Online Tbk untuk tanggal tagihan 10 Februari 2003
(berdasarkan No. Pelanggan 10109177);
18. Bukti T-17B : Bukti Setoran, tertanggall2-4-2003 sebesar Rp.
8.525.000, - sebagai bukti pembayaran atas tagihan
rekening internet billing statement dari PT. Centrin
Online Tbk untuk tanggal tagihan bulan Maret
2003, dengan No. 4234066/22252 (berdasarkan
No. Pelanggan 10109177);
19. BuktiT-17C : Bukti Setoran, tertanggal 12-4-2003 sebesar Rp.
8.525.000, - sebagai bukti pembayaran atas tagihan
rekening internet billing statement dari PT. Centrin
Online Tbk untuk tanggal tagihan bulan M aret
2003, dengan No. 4234067/22253 (berdasarkan
No. Pelanggan 10109177);
20. Bukti T-18 : Surat Pemberitahuan dari Hotel Sahid Jaya Jakarta,
yang ditujukan kepada Termohon, dengan No. 155/
P-IV/nie03, tertanggal 9 April 2003, yang berisi
bahwa Termohon tidak memiliki hutang kepada
pihak Hotel sahid Jaya Jakarta, terhitung tanggal 9
April 2003;
21. Bukti T-19 Tanda Terima Sementara, yang dibuat oleh Pihak
PT. Speed Net, tertanggal 18-10-2002, tentang telah
diterimanya uang sebesar Rp. 50.000.000,- dan Cek
No. BAL 002705 senilai Rp. 50.000.000,- sebagai
pembayaran pelunasan sebagian dari hutang;
49
22. Bukti T-20 : Kwitansi, yang dibuat oleh Pihak PT. Speed Net,
tertanggal 21 Januari 2003, tentang telah
diterimanya uang sebesar US.$ 3.000 sebagai
pembayaran untuk periode bulan Januari 2003;
23. Bukti T-21 : Kwitansi, yang dibuat oleh Pihak PT. Speed Net,
tertanggal 17 Februari 2003, tentang telah
diterimanya uang sebesar US.$ 3.000 sebagai
pembayaran untuk periode bulan Februari 2003;
24. Bukti T-22 : Kwitansi, yang dibuat oleh Pihak PT. Speed Net,
tertanggal 17 Maret 2003, tentang telah diterimanya
uang sebesar US.$ 3.000 sebagai pembayaran
untuk periode bulan Maret 2003;
25. Bukti T-23 : Surat Pernyataan bersama antara PT. Astra Inter
national TBK dengan Termohon (No. Perjanjian :
01.100.103.00.012246.98) tertanggal 26 Novem
ber 2001), tentang pembelian 1 (satu) unit mobil
Toyota Kijang SX 1.8 1 Ton MB/2001, Warna
Kuning Metalik No. Rangka : MHF11KF70 -
10034821, No. Mesin : &K - 0456992;
50
November 2001 atas 1 (satu) unti mobil Toyota
Kijang SX 1.8 1 Ton MB/2001, Warna Kuning
Metalik, No. Rangka : MHF11KF70-10034821,
No. Mesin : 7K-0456992;
28. Bukti T-26 Surat Pernyataan Bersama antara PT. Astra Inter
national Tbk dengan Termohon (No. Perjanjian :
01.100.103.00. 012247.6) tertanggal 26 November
2001 atas 1 (satu) unit mobil Toyota Kijang SX
1.8 1 Ton MB/2001, Wama Kuning Metalik, No.
Rangka: MHF11KF70-10034821, No. M esin: 7K-
04569925;
29. Bukti T-27 perjanjian pembiayaan antara PT. Astra Sedaya
Finance dengan Termohon (juncto tertanggal 26
November 2001, tentang pembayaran oleh PT.
Astra Sedaya Finance, atas pembelian 1 (satu) unit
mobil Toyota Kijang SX 1.8 1 Ton M B/2001,
W arna K uning M etalik, No. R an g k a :
MHF11KF70-10034878, No. M esin: 7K-0458295;
30. Bukti T-28 B ukti Setoran, tertanggal 06-02-2003 dari
Termohon sebesar Rp. 3.877.500, sebagai bukti
pembayaran atas cicilan mobil Toyota Kijang SX
1.8 1 Ton MB/2001, warna Kuning Metalik, No.
Rangka : MHF11KF70-10034878, No. M esin :
7K -0458295 (juncto No. P erjan jian
01.100.103.00. 012247.6) tertanggal 26 November
2001 yang ke-15 (dari 36x cicilan, yang dimulai
tanggal 5 Desember 2001);
31. Bukti T-29 B ukti Setoran, tertanggal 06-02-2003 dari
Termohon sebesar Rp. 3.870.000, sebagai bukti
pembayaran atas cicilan mobil Toyota Kijang SX
1.8 1 Ton MB/2001, Wama Kuning Metalik, No.
Rangka : MHF11KF70-10034878, No. Mesin :
51
7K-0458295 (juncto No. P erjan jian
01.100.103.00. 012247.6) tertanggal 26 November
2001 yang ke-16 (dari 36x cicilan, yang dimulai
tanggal 5 Desember 2001);
52
bersedia memberikan pinjaman uang kepada Termohon sebesar USD
200,000 (dua ratus ribu Dollar Amerika Serikat) dengan bunga 24%
per-tahun, dan Pemohon telah melaksanakan isi dari Perjanjian
tersebut di atas, dengan jumlah total Rp. 450.000.000,- (empat ratus
lima puluh juta rupiah);
53
Bahwa, biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh Pemohon untuk
biaya tiket dan perjalanan adalah sama sekali tanpa adanya
persetujuan dari Termohon;
Debitur tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo
dan dapat ditagih;
M enim bang, bahwa selanjutnya M ajelis H akim akan
mempertimbangkan apakah permohonan Pemohon tersebut di atas
memenuhi unsur-unsur dari Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1998 tentang kepailitan tersebut di atas, yaitu sebagai berikut;
Menimbang, bahwa surat bukti dari Pemohon yang bertanda P -l jo
surat bukti Termohon yang bertanda T-7, adalah Loan Agreement atau
perjanjian Pinjaman antara Pemohon dengan Termohon, yang mana pada
pokoknya Pemohon telah bersedia memberikan pinjaman uang kepada
54
Termohon setinggi-tingginya US$ 200,000 (dua ratus ribu dollar Amerika
Serikat), dan telah diterima oleh Termohon sejumlah Rp. 450.000.000,-
(empat ratus lima puluh juta rupiah) (vide surat bukti yang bertanda P-2
sampai dengan P-9);
55
Bahwa, berdasarkan hal tersebut di atas, maka Majelis Hakim
berpendapat Termohon in casu bukanlah termasuk di dalam pengertian
Debitur sebagai mana yang dimaksud oleh Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang
Kepailitan Nomor 4 tahun 1998, dan oleh karena persyaratan yang
ditentukan dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Kepailitan Nomor 4
Tahun 1998 tidak terpenuhi dan tidak terbukti, maka Permohonan Pailit
yang diajukan oleh Pemohon harus ditolak;
MEMUTUSKAN
56
No. 08/Pailit/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Catatan A khir:
Tetapi bila ditinjau isi perjanjian Law agreement (bukti P-l), bahwa
apabila pada tanggal 30 Juli 2002, termohon pailit tidak melunasi
hutangnya kepada pemohon pailit, maka hutangnya akan dikonversi
menjadi saham, dapatlah disimpulkan bahwa termohon pailit cidera
janji / wanprestasi. Karena itu tidak dapat diartikan sebagai
pengertian hutang seperti ditentukan oleh pasal 1 ayat (1) Perpu
Nomor: 1 Tahun 1998 j o Undang-undang Nomor : 4 Tahun 1998.
57
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
Milik
Perpustakaan
M a h k a m a h Agung - Ri
HUKUM NIAGA
59
, - / ■ ; • ■■ '
>ii« i M
‘lio lu izu q ia4!
i -u.-A duioujIdfiM
-■ " r ;/i - ;
SECARA HUKUM PIHAK TERMOHON I, II, III DAN IV
BERKEWAJIBAN MEMBAYAR SECARA TANGGUNG-
RENTENG KEPADA PEMOHON
61
Indah dengan Pemohon pailit, serta tidak ada salah satu
dalilpun yang menyebutkan adanya dua/lebih kreditur
para termohon pailit yang telah jatuh tempo;
DALAM PERKARA
Antara
Pem ohon:
62
September 2002 antara lain :
Amir Samsudin, SH, MH;
Subani, SH, MH
Aji Sekarmaji, SH, LLM
Edinas Sikumbang, SH
Masing-masing pengacara dari Kantor Pengacara Amir Samsudin
& Partners yang beralamat di Menara Sudirman, Lantai 9 Jin. Jend.
Sudirman Kav. 60 Jakarta
Melawan
Termohon:
2. Tansri Benui
Beralamat di Jin. AM. Sangaji No. 2-C Jakarta Pusat, yang
dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya antara lain :
Agung Sri Purnomo, SH
Mudarwan Yusuf, SH
Keduanya Advokat dan Pengacara pada Kantor Law Office
Agung Sri Purnomo & Partner Advokat & Legal Consultan,
yang beralamat di Wisma Sejahtera 4th Floor, Suite 409 Jin.
Jend S. Parman Kav. 75 Slipi Jakarta 11410, berdasarkan surat
kuasa khusus No. 05/G-Pn-Jp/01-AP/03 Tgl 27 Januari 2003;
63
3. Soesanto Leo
Beralamat di Jin Wuluh Blok IV No. 14 RT/RW009/06 Kota
Bambu, Jakarta Barat, yang dalam hal ini diwakili oleh :
Menanti Panjaitan, SH
Benemay, SH, MH
Keduanya Pengacara dan Penasehat Hukum pada Kantor
Pengacara Wira Yustitia Law Office, beralamat di Jin. Cideng
Timur No. 1-A Jakarta Pusat, yang berdasarkan surat kuasa
khusus Tgl 23 Januari 2003.
64
DUDUK PERKARA
65
dollar Amerika Serikat). Jumlah ini secara tegas diakui oleh
Termohon I dan Termohon II di dalam Agreement For Settlement of
Debt (Perjanjian Penyelesaian Utang) tanggal 6 April 1998 yang
dilegalisir oleh Trismorini Asmawel, SH.CN., notaris pengganti di
Jakrta (Bukti P-4a halaman 2 bagian bawah dan P-4b halaman 3
bagian atas) -,
6. Bahwa oleh karena Termohon III dan Termohon IV adalah para
sekutu (partners) di dalam CV. Wira Mustika Indah/Termohon I
(Bukti P-5 dan P-6), maka secara yuridis, hutang Termohon I dan
Termohon II kepada Pemohon tersebut di atas juga merupakan
hutang Termohon III dan Termohon IV.
D engan kata lain,m enurut hukum, Term ohon I,Term ohon
II,Term ohon III, Termohon IV, secara tan ggu n g renteng
berkewajiban untuk melunasi hutang tersebut kepada pemohon.
Adapun dasar hukumnya adalah p a s a l 1282 KUH perdata
juncto pasal 18 KUH Dagang.
Bunyi pasal 18 KUH perdata, selengkapnya adalah sebagai berikut:
66
perjanjian-perjanjian notariil sebagai berikut:
67
alasan-alasan terjadinya salah satu kejadian yang disebut
dalam Pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata atau oleh suatu sebab lain;
68
Rp. 51.403.950.000,-: 7.512,-= 6.842.911 atau = US$6,842,911.00
(enam juta delapan ratus empat puluh dua ribu sembilan ratus sebelas
dollar Amerika Serikat);
12. Bahwa pada bulan Oktober tahun 2001, Pemohon mulai menegor
atau memperingatkan Termohon I dan Termohon II untuk melunasi
pinjaman tersebut kepada Pemohon, dengan surat-surat peringatan
(tegoran) sebagai berikut:
13. Bahwa Termohon II, melalui kuasa hukumnya dengan suratnya No.
040/WYLO/S/X/01 tanggal 8 Oktober 2001 telah menanggapi surat
peringatan /tegoran dari kuasa hukum Pemohon (Bukti P -16). Surat
Termohon II No. 040/WYLO/S/01 tersebut, memberikan atau
m engungkapkan fakta-fak ta yang jika dilihat dari h ukum
pembuktian, mempunyai nilai yuridis, yakni:
69
bahwa harta kekayaan CV dan sekutu-sekutu dalam CV secara
yuridis merupakan harta yang tidak terpisahkan) pada per 13
Januari 1998 mempunyai hutang kepada Pemohon sebesar US$
20,221,526 dikurangi dengan nilai atau harga jual bidang tanah
yang kemudian disertifikatkan menjadi sertifikat HGB No. 80/
Ciracas ;
bj Meskipun Termohon II menyangkal keabsahan pihak yang
mewakili Samsung Corporation dalam Agreement For Settle
ment of Debt/Perjanjian Penyelesaian Hutang (Vide bukti P-
4a dan P-4b) dan yang mewakili Samsung Corporation dalam
perjanjian tanggal 13 Januari 1998 (Vide Bukti P-3a dan 3b),
penyangkalan yang dem ikian itu, secara yuridis tidak
mengakibatkan hapusnya hutang Termohon I, Termohon II
dan sekutu-sekutu lainnya (Termohon III dan Termohon IV)
kepada Pemohon, karena hutangnya sendiri tidak disangkal;
70
15. B ahwa sehubungan dengan surat peringatan (tegoran) tersebut, untuk
kedua kalinya, Pemohon melalui kuasa hukumnya, mengirim surat
kepada Termohon I dan Termohon I I :
71
Negeri Jakarta Pusat untuk menjatuhkan putusan yang menyatakan
Termohon I, Termohon II, Termohon III dan Termohon IV “pailit”
dengan segala akibat hukumnya;
M engadili:
1. M enerim a dan m engabulkan perm ohonan Pem ohon untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan Termohon I, Termohon II, Termohon III dan Termohon
IV, pailit dengan segala akibat hukumnya;
72
- Sdr. YanApul, SH
d/a. Kantor Advokat & Konsultan Hukum “YanApul & Rekan”,
Menara Thamrin, Lantai 21, Suite 2102
Jl. M.H. Thamrin, Kav 3,
Jakarta 10250
73
Januari 2003, sedangkan untuk Kreditur lain pada tanggal 30 Januari
2003 hadir kuasanya Dien Kuswardhini, SH, Pegawai Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) beralamat di Wisma Bank Danamon, Lantai
15, Jalan Jenderal Sudirman Kavling 45-46 Jakarta, akan tetapi surat
kuasa belum siap dan surat kuasa tersebut diserahkan pada persidangan
berikutnya pada tanggal 4 Pebruari 2003 yaitu dengan Surat Kuasa
Khusus No. SRKA.-29/BPPN/0103 tanggal 13 Januari 2003;
Menimbang, bahwa selanjutnya pemeriksaan perkara dilanjutkan
dengan membacakan perm ohonan pem ohon yang isinya tetap
dipertahankan oleh Pemohon dan tidak ada perubahan;
DALAM EKSEPSI:
74
pihak yang berperkara, dengan alasan sebagai berikut:
75
- Tn. Tansri B enui, selaku Pesero K om anditer/
Pasif;
76
2. Permohonan Pailit Kabur (Obscuur Libel)
77
dimana kedua perkara tersebut belum mempunyai kekuatan
hukum tetap. Dengan demikian Permohonan Pailit yang
diajukan oleh Pem ohon P ailit tidaklah sederhana
Pembuktiannya. Bahwa oleh karena pembuktiannya tidak
sederhana membuktikan pula bahwa Permohonan Pailit yang
diajukan oleh Pemohon Pailit dalam perkara a quo bukan
kewenangan Penagdilan Niaga, melainkan kewenangan
Pengadilan N egeri;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Termohon Pailit I
memohon kepada pengadilan Niaga Jakarta Pusat, sebelum
memeriksa Pokok Perkara terhadap perkara a quo, berkenan untuk
menerima Eksepsi pailit dan memutus sebagai berikut:
78
dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 4 Tahun 1998 tentang
kepailitan, yaitu:
5. Bahwa demikian juga tentang hutang yang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih tempo, dalam Permohonan Pailit dari Pemohon Pailit
tidak satu dalilpun yang menjelaskan dan meguraikan tentang kapan
hutang dari para Termohon Pailit tersebut jauth tempo dan berapa
jumlah hutang yang sebenarnya, yang ditetapkan secara bersama-
sama antara Kreditur dengan Debitur, bukan jumlah hutang yang
ditetapkan secara sepihak oleh Pemohon Pailit. Dengan demikian
Perm ohonan P ailit dari Pemohon P ailit harus d ito lak dan
dikesam pingkan karena alasan-alasan untukm engajukan
Permohonan Pailit sebagaimana disyaratkan Pasal 1 (1) Undang-
undang No. 4 Tahun 1998 tidak dipenuhi;
DALAM EKSEPSI:
Bahwa Termohon pailit III menolak dan membantah dengan tegas
Permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit dengan alasan
Eksepsi sebagai berikut:
79
1. Permohonan Pailit Salah menentukan Pihak (Error In Persona).
80
XI/2001, tanggal 2 Nopember 2001, (Vide Bukti T.4 dan T.5), yang
menjelaskan bahwa Termohon Pailit III tidak pernah mengetahui-
perihal adanya hubungan hukum/prestasi dantransaksi dagang
berupa penandatanganan Surat Perjanjian, Surat Pengakuan Hutang
antara CV. Wira Mustika Indah dengan pihak Pemohon Pailit;
81
2.3. Bahwa Permohonan pailit yang diajukan Pemohon pailit tidak
menguraikan secara jelas, perihal jatuh tempo hutang yang
didalilkan Pemohon Pailit terhadap Termohon Pailit I, yang
menyebabkan Permohonan pailit tersebut menjadi kabur;
83
TANGGAPAN DARI TERMOHON PAILIT IV.
DALAM EKSEPSI:
Bahwa Termohon Pailit IV menolak dan membantah dengan tegas
Permohonan Pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit dengan alasan-
alasan sebagai berikut:
1. Permohonan Pailit Salah Menentukan Pihak (Error in Persona).
84
Alasan Keberatan K edu a:
85
3. Perm ohonan Pailit Tidak D apat D ibuktikan Secara Sederhana.
86
DALAM POKOK PERKARA
87
dikesam pingkan karena alasan -alasan untuk m engajukan
Permohonan Pailit sebagaimana disyaratkan Pasal 1 (1) Undang-
Undang No. 4 Tahun 1998 tidak dipenuhi;
DALAM EKSEPSI :
- Menerima Eksepsi Termohon Pailit I. termohon pailit III dan
Termohon Pailit IV;
DALAM EKSEPSI :
1. Bahwa permohonan Pemohon dalam permohonan kepailitan a quo
tidak diuraikan secara jelas mengenai nilai hutang, tanggal jatuh
tempo maupun Kreditnya sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal
1 ayat (1) Perpu Nomor: i Tahun 1998 yang teiah ditetapkan menjadi
Undang-Undang dengan Undang-Undang Nomor : 4 Tahun 1998.
Debitur dapat dinyatakan pailit apabila memenuhi syarat-syarat :
1. Adanya utang;
2. Satu dari utang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih;
88
2. Bahwa Termohon menolak dalil permohonan pailit dalam butir 18
yang menyatakan bahwa Termohon II juga mempunyai hutang
sebagaimana dalam pengumuman Badan Penyehatan Perbankan
Nasional yang dimuat dalam surat kabar Media Indonesia tanggal
31 Mei 2002 pada bagian yang memuat tentang daftar debitur
Korporasi yang belum direstruksisasi, dan Termohon II tidak pernah
terhutang sebagaimana dalam pengumuman Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) tersebut. Dengan demikian syarat
adanya dua Kreditur atau lebih sebagaimana ketentuan Pasal 1 ayat
(1) Undang-Undang No. 4 tahun 1998 mengenai Kepailitan tidak
terpenuhi;
Karena hutang yang dimaksud oleh Pemohon pailit sampai saat ini
masih disengketakan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur dalam
Perkara Perdata No. 262/PDT.G/2002/PN.JKT.TIM, tertanggal 25
Oktober 2002 dan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam
Perkara Perdata No. 290/PDT.G/2001/PN.JAK.SEL. yang sekarang
masih dalam proses berjalan dan belum mempunyai kekuatan hukum
yang tetap, dengan demikian permohonan pailit dari pemohon
tersebut haruslah ditolak;
89
Dengan tidak sederhananya perkara a quo Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara a quo dan
perkara ini menjadi kewenangan Pengadilan Negeri;
DALAM POKOK P E R K A R A :
1. Adanya utang;
2. Satu dari utang tersebut telah jatuh tempo dan dapat ditagih;
90
A.d.1.2 Adanya utang dan atau dari utang tersebut telah jatuh
tempo dan dapat ditagih.
Bahwa selain itu pengertian utang dalam Pasal 1 tidak bisa ditafsirkan
lain/berbeda dengan penafsiran utang dalam pasal-pasl lain dalam
undang-undang yang sama in cassu Perpu Nomor: 1 Tahun 1998 yang
telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan Undang-Undang
Nomor : 4 Tahun 1998, karena selain cara penafsiran yang demikian
yang dem ikian tidak lazim, juga akan menyulitkan penerapan/
pelaksanaan Undang-Undang itu sendiri;
91
permohonan Pailit tersebut. Maka tanggal jatuh tempo dan dapat ditagih
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) Perpu Nomor 1 Tahun
1998 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang Nomor 4 Tahun
1998, tidak terpenuhi dan karenanya permohonan pailit harus ditolak;
92
“Pengeluaran Dan Pemasukan Persero Serta Perubahan dan Penetapan
Kembali Anggaran dasar Perseroan Komanditer CV. WIRA MUSTIKA
INDAH berkedudukan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1995”. Dimana
struktur kepengurusannya adalah sebagai berikut:
DALAM EK SEPSI:
93
Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara;
94
Pemohon dan Para Termohon yang ditanda
tangani dihadapan Notaris Pengganti di Jakarta
Trismorini Asmawel, SH, CN. (asli);
9. Bukti P-5 Fotocopy Akte Nomor 109 tanggal 22 Juli 1994
tentang Pemasukan, Pengeluaran Perseroan,
Perubahan dan Penetapan Kembali Anggaran
Dasar Perseroan Komanditer Cv. Wira Mustika
Indah yang dibuat dihadapan Joenoes Endeng
Maogimon, SH, Notaris di Jakarta, (sesuai copy);
10. Bukti P-6 Fotocopy Surat No. 858/07773/VIII/2002 tanggal
20-8-02 dari Kepala Sudin Perindustrian dan
Perdagangan Kotamadya Jakarta Pusat, Hal:
Salinan Data Perusahaan, (sesuai asli);
11. Bukti P-7 Fotocopy Akte No. 6 tanggal 3 April 1998 tentang
Kuasa Menjual yang dibuat dihadapan Trismorini
Asmawel, Sarjana Hukum, Candidat Notaris,
Notaris Pengganti dari Haji Asmawel Amin,
Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, (sesuai copy);
12. Bukti P-8 Fotocopy Akta Risalah Rapat PT. Samsung De
velopment No. 17 tanggal 9 maret 2001 yang
dibuat dihadapan Elliza Asmawel, Sarjana Hakim,
Notaris di Jakarta, (sesuai asli);
13. Bukti P-9 Foto copy Kuasa Pengurusan No. 7 tanggal 3 April
1998 yang dibuat dihadapan Trismorini Asmawel,
Sarjana Hukum, Candidat N otaris, N otaris
Pengganti di Jakarta (sesuai asli);
14. Bukti P-10 Fotocopy AKte Pernyataan No. 8 tanggal 3 April
1998 yang dibuat dihadapan Trismorini Asmawel,
Sarjana Hukum, Candidat N otaris, N otaris
Pengganti dari Haji Asmawel Amin, Sarjana
Hukum, Notaris di Jakarta, (sesuai asli);
95
15. Bukti P-11 : Fotocopy Akte Jual Beli No. 25/Ciracas/200
tanggal 27 Maret 2000 yang dibuat dihadapan
Martina Warmansyah, Sarjana Hukum/PPAT.
(sesuai asli);
18. Bukti P-14 : Fotocopy Surat dari Kantor Amir Syamsuddin &
Partners No. 1203/AS/01 tanggal 1 Oktober 2001
kepada CV. Wira Mustika Indah, h a l: Peringatan,
(sesuai asli);
19. Bukti P-15 : Fotocopy Surat dari Kantor Amir Syamsuddin &
Partners No. 1203/AS/01 tanggal 1 Oktober 2001
kepada Sdr. Tansri Benui (Sdr. Tan), hal :
Peringatan (sesuai asli);
20. Bukti P-16 : Fotocopy Surat dari Kuasa Hukum Sdr. Tansri
Benui No. 040AVYLO/S/X/01 tanggal 8 Oktober
2001 kepada Amir Syamsuddin & Partners, H al:
Tanggapan atas surat kuasa No. 1205/AS/01.
(sesuai asli);
21. Bukti P-17 : Fotocopy Surat dari Kuasa Hukum CV. Wira
Mustika Indah No. 041/WYLO/S/X/01 tanggal 8
Oktober 2001 kepada Amir Syamsuddin & Part
ners, h a l: Tanggapan atas surat No. 1205/AS/01.
(sesuai asli);
96
22. Bukti P-18 Fotocopy Surat dari Kantor Amir Syamsuddin &
Partnet, tanggal 11 Oktober 2001 kepada Kuasa
Hukum CV. Wira Mustika Indah No. 1265/AS/
01 tanggal 11 Oktober 2001, (sesuai a sli);
23. Bukti P-19 Fotocopy Surat dari Kantor Amir Syamsuddin &
Partners, No. 1266/AS/01, tanggal 11 Oktober
2001 kepada Kuasa Hukum Sdr. Tansri Benui, hal
Tanggapan terhadap surat Rekan 040/WYLO/S/
X/01 tanggal 8 Oktober 2001. (sesuai asli);
24. Bukti P-20 Fotocopy Surat dari Kuasa Hukum Sdr. Tansri
Benui No. 047/W Y LO /S/X /01 tanggal 02
Nopember kepada Amir Syamsyddin & Partner,
Hal: Tanggapan atas surat No. 1266/AS/01
tanggal 11 Oktober 2001. (sesuai asli);
25. Bukti P-21 Fotocopy Surat dari Kuasa Hukum CV. Wira
Mustika Indah No. 048/WYLO/S/X/01 tanggal
02 Nopember kepada Amir Syamsuddin & Part
ners, h a l: Tanggapan atas surat No. 1265/AS/01
tanggal 11 Oktober 2001. (sesuai asli);
26. Bukti P-22 Fotocopy Surat Kabar Harian Media Indonesia
No. 7886 Tahun XXXIII terbitan hari Jum’at, 31
Mei 2002. (sesuai asli);
97
2. Bukti T-2 : Fotocopy Perobahan Anggaran Dasar CV. WIRA
MUSTIKA INDAH dengan Akta No. 109. tanggal
2 Juni 1994, dihadapan J.E. Mogimon, SH,
Notaris/PPAT di Jakarta (sesuai asli);
98
kepada Term ohon P ailit I seb esar Rp.
7.500.000.000,- (tujuh milyar lima ratus juta ru
piah). (sesuai asli);
99
2002 antara PT. Wira Griya Mustika melawan PT.
Samsung Development (sesuai asli);
10. Bukti T.II.5b : Fotocopy Surat Dari Kuasa Hukum Sdr. Tansri
Benui No.: 040AVYLO/S/X/01 tanggal 8 Oktober
2001 kepada Amir Syamsuddin dan Partners,
(sesuai asli);
11. Bukti T.II.6a : Fotocopy Surat dari Kantor Amir Syamsuddin &
Partners No. 1266/AS/01 tanggal 12 Oktober
2001 kepada Kuasa Hukum Sdr. Tansri Benui.
(sesuai asli);
12. Bukti T.II6b : Fotocopy Surat dari Kuasa Hukum Sdr. Tansri
Benui No.: 047/WYLO/S/X/01 tanggal 2 Novem
ber 2001 kepada Amir Syamsuddin & Partners,
(sesuai asli);
100
Desember 1986 yang direkturnya Tn. Tansri
Benui. (sesuai asli);
16. Bukti T.II. 10 : Fotocopy Export Sales Contrac Date, (sesuai asli);
101
2. Bukti KL-2 Fotocopy Akta Perubahan II No. 128 tanggal 18
Agustus 1997 yang dibuat dihadapan Misahardi
Wilamarta, SH., Noataris di Jakarta, (sesuai asli);
102
dihadapan Drs. Hanifa Halim, SH., Notaris di
Jakarta, (sesuai asli);
13. Bukti KL-13 : Fotocopy Akta Perjanjian Waktu Kredit No. BDI/
GP/PPWK/129/1197 tanggal 14 November 1997
yang dibuat dibawah tangan, bermaterai cukup,
(sesuai asli);
103
Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak tidak mengajukan suatu
apapun lagi kecuali mohon putusan;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan dari Pemohon
adalah sebagaimana tersebut di atas;
1. Adanya utang Debitur sebesar USD 13,378,615 (tiga belas juta tiga
rstus tujuh puluh delapan ribu enam ratus lima belas dolar Amerika
serikat) yang timbul sebagai akibat dari ditanda tanganinya
Perjanjian antara Pemohon dengan Termohon I, termohon II pada
tanggal 13 januari 1998 dan Perjanjian Penyelesaian Utang tanggai
6 April 1998 dimana dengan dibelinya sejumlah steel wire rods dan/
atau cooks dari Pemohon oleh Termohon I, dan Termohon II maka
berarti Termohon I, termohon II telah berutang pada Pemohon sejak
tanggal 13 Jaunari 1998 sejumlah USD 20,221,526.00 (Dua puluh
juta dua ratus dua puluh satu ribu lima ratus dua puluh enam dolar
Amerika Serikat);
2. Bahwa utang sebesar USD 20,221,526.00 (Dua puluh juta dua ratus
dua puluh satu ribu lima ratus dua puluh enam dolar Amerika Serikat)
sebagaimana tersebut di atas telah diakui oleh Termohon I dan
Termohon II dalam Agreement For Setllement of Debt (Perjanjian
Penyelesaian Utang) yang dibuat dan ditanda tangani oleh para pihak
tanggal 6 april 1998 dihadapan Trismorini Asmawel, SH,CN, Notaris
Pengganti di Jakarta;
104
3. Bahwa untuk mengembalikan utang sebagaimana tersebut pada No.
1 Dan No. 2 di atas maka PT Wira Griya Mustika yang saham
mayoritasnya dimiliki oleh termohon II telah membuat dan menanda
tangani;
105
7.512,-) adalah setara dengan USD 6,842,911.00 (enam juta delapan
ratus empat puluh dua ribu sembilan ratus sebelas Dollar Amerika),
sehingga sisa utang para Termohon (Termohon I, Termohon II,
Termohon III dan Termohon IV) adalah USD 20,221,526.00 (Dua
puluh juta dua ratus dua puluh satu ribu lima ratus dua puluh enam
dolar Amerika Serikat)- USD 6,842,911.00 (enamjuta delapan ratus
empat puluh dua ribu sembilan ratus sebelas Dollar Amerika ) =
USD 13,378,615 (tiga belas juta tiga ratus tujuh puluh delapan ribu
enam ratus lima belas dollar Amerika Serikat);
5. Bahwa menurut Pasal 1282 KUHPdt jo Pasal 18 KUHD dengan
ditanda tanganinya perjanjian sebagaimana tersebut pada No. 1 dan
No. 2 di atas maka secara yuridis Termohon IIP maupun Termohon
IV selaku sekutu dari Termohon I terikat pula pada perjanjian-
perjanjian tersebut;
6. Bahwa terhadap sisa utang sebesarUSD 13,378,615 (tiga belas juta
tiga ratus tujuh puluh delapan ribu enam ratus lima belas dolar
Amerika Serikat) sebagaimana telah diuraikan dalam No. 1 dan No.
4 di atas tidak pernah lagi dilunasi oleh Termohon I dan Termohon
II walaupun Pemohon telah melakukan 2 (dua) kali peringatan secara
tertulis tanggal 1 Oktober 2001 melalui surat No. 1203/AS/01 dan
Surat No.l205/AS/01, tanggal 11 Oktober 2001 melalui Surat No.
1265/AS/01 dan surat No. 1266/AS/01 akan tetapi hingga
Permohonan Pernyataan Pailit ini diajukan ke Pengadilan Niaga
Jakarta Pusat Termohon I, Termohon II beserta para sekutunya yaitu
Termohon III dan Termohon IV tidak pernah mau melunasinya pada
Pemohon dan disamping itu pula para Termohon tersebut juga
mempunyai utang pada Kreditur Lain yaitu Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN) sehingga adalah beralasan secara sah
menurut badan hukum bagi^Pemohon untuk mohon pada Majelis
Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat agar Termohon I, Termohon
II beserta sekutunya yaitu Termohon III dan Termohon IV dinyatakan
Pailit dengan segala akibat hukumnya ;
106
Menimbang, bahwa guna memperkuat dalil-dalil Permohonannya
ini Pemohon telah mengajukan bukti-bukti tertulis berupa photo copy
surat-surat yang telah dimaterai dan telah disesuaikan dengan aslinya
dimuka Majelis Hakim, bukti mana bertanda P -1.a, P -1.b,P-2.a,P-2.b,P-
3.a yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-3.A, P-3.b yang
pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-4.A, P-4.a yang pada dasarnya
bersamaam dengan bukti TII-3.B, P-4.B yang pada dasarnya bersamaan
dengan bukti TII-4.B, P-6, P-8 s/d P-14, P-15 yang pada dasarnya
bersamaan dengan bukti TII-5.A, P-16 yang pada dasarnya bersamaan
dengan TII-5.B, P-17 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti T.4,
P -18, P -19 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-6.A, P-20
yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-6, P-21 yang pada
dasarnya bersamaan dengan bukti T-5 dan P-22 sedangkan untuk bukti
P-5 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti T-2, P-7 walaupun telah
dimaterai secukupnya namun tidak dapat disesuaikan dengan aslinya
dimuka persidangan;
107
D A L A M EK SE PSI
108
Perkara 290/Pdt.G/2001/PN. JKT. SEL dan Pengadilan Negeri
Jakarta Timur dibawah No.Perkara 262/Pdt.G/2002/PN. JKT.
TIM sehingga dapat dikatakan bahwa pembuktiannya tidak
sederhana, karenanya Permohonan Pernyataan Pailit yang
diajukan oleh Pemohon bukan m erupakan kew enangan
Pengadilan Niaga akan tetapi merupakan kewenangan dari
Pengadilan Negeri;
109
D A L A M E K SE PSI
110
No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi UU No. 4 Tahun
1998 tentang Kepailitan;
111
Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pertimbangan hukum
sebagaimana tersebut di atas maka terhadap bukti P-5 yang pada dasarnya
bersamaan dengan bukti T-2, P-7 walaupun telah dimaterai secukupnya
namun tidak dapat disesuaikan dengan aslinya dimuka persidangan adalah
sah menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk mempertimbangkannya
dalam putusan ini karena diperkuat dengan bukti-bukti lainnya yang
diajukan oleh Penggugat, apalagi terbukti bahwa bukti P-5 ternyata pada
dasarnya bersamaan dengan bukti T-2;
DALAM EKSEPSI:
Menimbang, bahwa dalil Termohon I, Termohon II, Termohon III
dan Termohon IV yang menyatakan karena adanya sengketa tentang
berutang atau tidaknya para Termohon Pailit pada Pemohon Pailit masih
berada dalam pemeriksaan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan dibawah No. Perkara 290/Pdt.G /2001/PN .JK T.SEL dan
Pengadilan Negeri Jakarta Timur dibawah No. Perkara 262/Pdt.G/2002/
PN.JKT.TIM sehingga dapat dikatakan bahwa pembuktiannya tidak
sederhana, karenanya Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh
Pemohon bukan merupakan kewenangan Pengadilan Niaga akan tetapi
merupakan kewenangan dari Pengadilan Negeri merupakan suatu Eksepsi
yang berkaitan dengan masalah kewenangan;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan azas hukum Lex
Specialis Derogat Lex Generalis maka mengenai masalah kewenangan
ini telah diatur dalam Bab Ke tiga tentang Pengadilan Niaga yaitu pada
Pasal 280 ayat (i) Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan
menjadi UU No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan dimana Pasal 280
ayat (I) tersebut menyatakan bahwa “Permohonan Pernyataan Pailit dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang sebagaimana dimaksud dalam
112
Bab ke satu dan Bab ke dua diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan
Niaga yang berada di Lingkungan Peradilan Umum”;
113
T-7 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-2.a) sebagaimana
didalilkan dalam tanggapan ini walaupun disertai pula dengan bukti T-
8, T-9, T-10 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-11, TII-
l.a, TII-l.b, TII-l.c tidaklah menghilangkan atau mengesampingkan
kewenangan dari Pengadilan Niaga, dalam hal ini adalah Pengadilan
Niaga Jakarta Pusat, untuk mengadili, memeriksa dan memutus Perkara
Permohonan Pernyataan Pailit ini (vide Pasal 280 ayat (1) jo Pasal 2
ayat (1) Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi UU
No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan;
114
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan isi selanjutnya Eksepsi
yang diajukan oleh para Debitur/ Termohon I, Termohon II, Termohon
III maupun Termohon IV maka dengan mendasarkan dari Pasal 1 ayat
(1) Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi UU No. 4
Tahun 1998 tentang Kepailitan maka Majelis Hakim berpendapat bahwa
isi selanjutnya dari Eksepsi tersebut telah menyangkut pokok perkara
oleh karenanya adalah sah menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk
mempertimbangkannya bersama dengan pokok perkara yang akan
dipertimbangkan dibawah i n i;
115
(3) Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi UU No. 4
Tahun 1998 tentang Kepailitan tersebut yaitu dengan cara sederhana
dilakukan dengan cara-cara yang diatur dalam Hukum Acara Perdata
Indonesia, yaitu dengan memakai ketentuan Pasal 163 HIR jo Pasal 164
HIR yang dapat diberlakukan dalam perkara ini berdasarkan ketentuan
Pasal 284 ayat (1) Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan
menjadi UU No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 163 jo Pasal 164
HIR yang diberlakukan dalam perkara ini menurut Pasal 284 ayat (T)
Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi UU No. 4
Tahun 1998 tentang Kepailitan dikatakan bahwa barang siapa yang
mendalilkan mempunyai hak atau mengajukan suatu peristiwa untuk
menegaskan haknya atau untuk membantah adanya hak orang lain
haruslah membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut sehingga
dengan demikian sudah sharusnya para Debitur/Termohon I, Termohon
II, Termohon III dan Termohon IV mengajukan bukti-bukti yang dapat
mendukung dalil-dalil Tanggapannya;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-3.a yang pada dasarnya
bersamaan dengan bukti TII-3.A, yang pada dasarnya bersamaan dengan
bukti TII-4.A, bukti P-4.a yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti
TII-3.B, P-4.b yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-4.A, P-
5 s/d P-12, T-l s/d T-5, TII-7 s/d T1I-10 maka dengari memperhatikan
ketentuan Pasal 1282 KUHPdt jis Pasal 1642 KUHPdt jis Pasal 1811
KUHPdt Jis Pasal 18 KUHD terbukti bahwa adalah benar menurut hukum
bahwa Termohon I, Termohon II, Termohon III dan Termohon IV adalah
Debitur sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat (1) Perpu No. 1 Tahun 1998
yang kemudian disahkan menjadi UU No. 4 Tahun 1998 tentang
Kepailitan dan tidak terdapat adanya Error in Persona maupun Obscuur
Libel dalam Permohonan Pernyataan Pailit ini walaupun Termohon I,
Termohon II, Termohon III dan Termohon IV dalam Tanggapannya telah
mengajukan Eksepsi yang pada pokoknya menyatakan bahwa mereka
(Termohon I, Termohon II, Termohon III dan Termohon IV) tidak
116
mempunyai hubungan hukum dengan Pemohon Pailit dan tidak pula
terikat atas tindakan yang telah dilakukan antara satu dengan lainnya
hingga karenanya menyatakan pula bahwa telah terjadi Error in Persona
maupun Obscuur Libel dalam Permohonan Pernyataan Pailit ini karena
selain atas Tanggapan dari Termohon I, Termohon II, Termohon III
dan Termohon IV tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang cukup
sebagaimana dipersyaratkan oleh Pasal 163 HIR jo Pasal 164 HIR yang
diberlakukan dalam perkara Perm ohonan Pernyataan P a ilit ini
berdasarkan Pasal 284 ayat (1) Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian
disahkan menjadi UU No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan juga
berdasarkan Pasal 18 KUHD yang menunjuk pula pada ketentuan Pasal
1282 KUHpdt, Pasal 1642 KUHPdt dan Pasal 1811 KUHPdt dan berlaku
baik bagi firma maupun Perseroan Komanditer dimana Pasal 18 KUHD
tersebut menyatakan bahwa “Dalam perseroan firma tiap-tiap persero
bertangung jawab secara renteng untuk seluruhnya atas perikatan
perseroannya” ;
117
untuk seluruhnya atas perikatan perseroannya’’ merupakan bukti yang
kuat bahwa Termohon II tetap merupakan D ebitur dalam Permohonan
Pernyataan Pailit ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-l.a, P-I.b, P-2.a, P-2b, P-
3.a yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-3.A, P-3.b yang
pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-4.A, bukti P-4.a yang pada
dasarnya bersamaan denganbukti TII-3.B, P-4.b yang pada dasarnya
bersamaan dengan bukti TII-4.A, P-5 sampai daengan P -12, T-J sampai
dengan T-5, TII-7 sampai dengan TII-10, P-14, P-15 yang pada dasarnya
bersamaan dengan TII-5.A, P -16 yang pada dasarnya bersamaan dengan
bukti TII-5.B, P-17 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti T-4, P-
18, P-19 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-6.A, P-20 yang
pada dasarnya bersamaan dengan bukti TII-6.B, P-21 yang pada dasarnya
bersamaan dengan bukti T-5 dan bukti P-22 terbukti bahwa adalah benar
menurut bahwa Pemohon yang mengajukan Permohonan Pernyataan
Pailit ini adalah K reditur sebagaimana dimaksud Pasal 1 ayat (1) Perpu
No. 1 tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang
No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan dan tidak terdapat adanya Error in
Persona maupun Obscuur dalam Permohonan Pernyataan Pailit ini
walaupun Termohon I, Termohon II, Termohon III dan termohon IV
dalam Tanggapannya tertanggal 29 Januari 2003 telah mengajukan
Eksepsi yang pada pokoknya menyatakan bahwa mereka (Termohon I,
Termohon II, Termohon III dan Termohon IV) tidak mempunyai
hubungan hukum dengan Pemohon Pailit dan tidak pula terikat atas
tindakan yang telah dilakukan antara satu dengan lainnya hingga
karenanya menyatakan pula bahwa telah terjadi Error in Persona maupun
Obscuur Libel dalam Permohonan Pernyataan Pailit ini karena selain
atas Tanggapan dari Termohon Permohonan Pernyataan Pailit ini karena
atas Tanggapan dari TermohonI, Termohon II, Termohon III dan
Termohon IV tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang cukup
sebagaimana dipersyaratkan oleh Pasal 163 HIR jo Pasal 164 HIR yang
diberlakukan dalam perkara Permohonan Pailit ini berdasarkan Pasal
284 ayat (1) Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi
118
UU No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan juga berdasarkan Pasal 18
KUHD yang menunjuk pula pada ketentuan Pasal 1282 KUHPdt, Pasal
KUHPdt 1811 KUHpdt dan berlaku baik bagi firma maupun Perseroan
Komanditer dimana Pasal 18 KUHD tersebut menyatakan bahwa “dalam
perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung
jawab renteng untuk seluruhnya atas perikatan perseroannya”',
119
9. PT. Sahid Gajah Perkasa Bank;
10. PT. Bank Surya;
11. PT. Executive International Bank;
120
dinyatakan dalam jumlah uang, baik dalam mata uang Indonesia ataupun
mata uang asing, baik secara langsung maupun kontinjen/tidak langsung
yang timbul karena perjanjian atau Undang-Undang dan yang wajib
dipenuhi oleh Debitur. Bila tidak dipenuhi memberikan hak kepada
Kreditur untuk mendapatkan pemenuhannya dari harta kekayaan
Debitur;
121
dibuat dan ditanda tangani oleh para pihak tanggal 6 April 1998 dihadapan
Trismorini Asmawel, SH, CN, Notaris Pengganti di Jakarta ;
122
20,221,526.00 (Dua puluh juta dua ratus dua puluh satu ribu lima ratus
dua puluh enam dolar Amerika Serikat)-USD 6,842,911.00 (enam juta
delapan ratus empat puluh enam dolar Amerika Serikat) -USD 13,378,615
(tiga belas juta tiga ratus tujuh puluh delapan ribu enam ratus lima belas
dolar Amerika Serikat);
Bahwa terhadap sisa utang sebesar USD 13,378,615 ( tiga belas juta
tiga ratus tujuh puluh delapan ribu enam ratus lima belas dolar Amerika
Serikat) sebagaimana telah diuraikan dalam No. 1 dan No. 4 di atas tidak
pernah lagi dilunasi oleh Termohon I dan Termohon II walaupun
Pemohon telah melakukan 2 (dua) kali peringatan secara tertulis tanggal
1 Oktober 2001 melalui Surat No. 1203/AS/01 dan Surat No. 1205/AS/
01, tanggal 11 Oktober 2001 melalui Surat No. 1265/AS/01 dan Surat
No. 1266/AS/01;
123
Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pertimbangan hukum-
pertimbangan hukum sebelumnya maka Permohonan Pernyataan Pailit
ini telah memenuhi unsur Pasal 1 ayat (1) Perpu No. ITahun 1998 yang
kemudian disahkan menjadi UU No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan,
hingga karenanya adalah sah menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk
menyatakan para Debitur, yaitu Termohon I CV Wira Mustika Indah,
Termohon II Tansri Benui, Termohon III Soesanto Leo dan Termohon
IV Yulia Lupolo Intan berada dalam keadaan Pailit;
124
Menimbang, bahwa berdasarkan pengamatan Majelis Hakim
Kurator yang namanya tercantum dalam Permohonan Pernyataan Pailit
yaitu Sdr. Yan Apul, SH dengan alamat Kantor Advokat & Konsultan
Hukum “Yan Apul & Rekan “ beralamat di Menara Thamrin, Lantai 21,
Suite 2102, Jalan MH. Thamrin, Kav 3, Jakarta 10250 ternyata tidak
mempunyai benturan kepentingan, baik dengan pihak Pem ohon
(Kreditur) maupun dengan Termohon I CV. Wira M ustika Indah,
Termohon II Tansri Benui, Termohon III Soesanto Leo dan Termohon
IV Yulia Lupolo Intan (para Debitur); karenanya adalah beralasan secara
sah menurut hukum lagi bagi Majelis Hakim untuk menunjuk sdr.
Yan Apul, SH dengan alamat Kantor Advokat & Konsultan Hukum
“Yan Apul & Rekan” beralamat di Menara Thamrin, Lantai 21, Suite
2102, Jalan MH Thamrin, Kav 3, Jakarta 10250 selaku Kurator dari
Termohon I CV Wira M ustika Indah, Termohon II Tansri Benui,
Termohon III Soesanto Leo dan Termohon IV Yulia Lupolo Intan (para
Debitur);
Mengingat Pasal 163 HIR jo Pasal 164 HIR, Pasal 18 KUHD yang
menunjuk Pasal 1282 KUHPdt, Pasal 1642 KUHPdt jis Pasal 1811
KUHPdtjis Pasal 1888 KUHPdt s/d Pasal 1890 KUHPdt jis Pasal 1 ayat
(1) jis Pasal 2 jis Pasal 6 ayat (3) jis Pasal 13 ayat (1) a dan ayat (1) jis
125
Pasal 22 jis Pasal 28 jis Pasal 90 jis Pasal 280 ayat (1) Pasal 284 ayat (1)
Perpu No. 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi UU No. 4
Tahun 1998 tentang Kepailitan dan ketentuan-ketentuan lain yang
bersangkutan;
MEMUTUSKAN
DALAM EKSEPSI
126
Membebankan Termohon I CV Wira Mustika Indah, Termohon II
Tansri Benui, Termohon III Soesanto Leo dan Termohon IV Yulia
Lupolo Intan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000.000,-
(lima juta rupiah) secara tanggung renteng;
127
No. 0 l/Pailit/2003/PN.NiagaJkt.Pst.
Catatan A khir:
1. Pengadilan Niaga dalam pertimbangan hukumnya mendasarkan pada
ketentuan pasal 18 KUHD yang menentukan bahwa dalam perseroan
firma, tiap-tiap pesero bertanggung jawab secara tanggung renteng
untuk seluruhnya atas perikatan perseroannya.
Subjek hukum dalam perkara ini adalah badan hukum yang berbentuk
firma, dimana perseronya terdiri dari pesero aktif yang sekaligus
sebagai pengurus perseroan firma, dan pesero pasif (komanditer)
sebagai pesero yang menyetorkan sejumlah modal tertentu kepada
perseroan firma. Tanggung jawab pesero memang secara tanggung
renteng tetapi perlu dipertimbangkan bahwa pesero aktiflah yang
bertanggungjawab penuh / seluruhnya atas segala perikatan perseroan,
sedang pesero komanditer hanyalah bertanggungjawab sebesar
modal yang telah disetorkan kepada perseroan firma. Karena itu pesero
komanditer dapat dinilai sebagai pesero yang bertanggungjawab atas
perikatan perseroan, kecuali sepanjang modal yang telah disetorkan
kepada perseroan yang tidak meliputi harta pribadinya. Sehingga
karenanya ia tidak tepat apabila ditarik sebagai subjek hukum
termohon pailit.
2. Pengadilan Niaga telah memperluas batasan pengertian “ utang “
yang dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) Perpu. Nomor 1 Tahun 1998
jo Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998 yaitu meliputi kewajiban
yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang. Hal ini
tidak sesuai dengan penjelasan pasal 1 ayat (1) yang mengartikan
utang yang tidak dibayar adalah hutang pokok atau bunganya.
Perluasan arti hutang ini diadopsi dalam Undang-undang Nomor
37 Tahun 2004, pasal 1 angka 6 yang menyatakan bahwa utang
adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam
jumlah uang.
128
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
Mi l i k
Perpustakaan
Mahkamah Agung - RI
HUKUM NIAGA
129
TERMOHON PT. BALI PERKASA SUKSES DISAMPING
PUNYA HUTANG KEPADA PEMOHON JUGA
MEMPUNYAI HUTANG KE BPPN
131
tempo dan dapat ditagih, hal ini berdasarkan Pasal 7.2,
8.1 Drave A, B dan periode pembayaran bunga perjanjian
Restrukturisasi, yaitu suku bunga dihitung sejak tanggai
Perjanjian dan pembayaran bunga pertama dilakukan
tanggal 30 Juni 2005, serta bulan dimulai tahun 2005
s/d 2012;
- Untuk itu mohon permohonan Pemohon ditolak seluruhnya.
® Pertimbangan Hukum dan Putusan :
Antara
Pem ohon:
132
3. Pemohon III, Tim Likuidasi PT. Bank Dwipa Semesta
Melawan
Termohon :
PT, Bali Perkasa Sukses
Beralamat di Jin. P. Diponegoro No. 66 Jakarta Pusat, yang dalam
hal ini memilih domisili hukum di Kantor Pengacara dan konsultan
Hukum pada Firma Hukum BT. Partnership yang diwakili oleh :
1. Rahmat Bastian, SH.
2. Kurniadi Sulistyono, SH.
3. Asean Marsini, SH., LLM.
4. Heryatmita, SH.
Kesemuanya beralamat di BRI Tower II Lantai 14 Jin. Jend.
Sudirman No. 45 Jakarta dengan surat kuasa khusus tanggal 14
Februari 2003.
133
DUDUK PERKARA
134
dicabut izin usahanya dan berdasarkan Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa PT, BANK DWIPA SEMESTA (DL)
No. 7, tanggal 3 Desember 1997, yang dibuat di hadapan Marina
Soewama, SH. CN. Pengganti Refizal, SH. Notaris di Jakarta (Bukti
P-5), dan berkaitan dengan Surat Bank Indonesia Nomor : 30/308/
UPB3/ADB3/Rahasia tertanggal 2 Desember 1997 (Bukti P-6);
- Tranche IB US $134,826.68
- Tranche 2B US $83,234,63
- Tranche IB US $472,001.68
- Tranche 2B US $291,338.07
- Tranche IB US $134,826.68
- Tranche 2B US $83,234,63
135
5. Bahwa sehubungan dengan Perjanjian Restrukturisasi hutang yang
dibuat di hadapan Lily Harjati Soedewo, SH. Notaris di Jakarta di
bawah akta nomor 11 tertanggal 7 Mei 2002 tersebut di atas antara
TERMOHON dengan PARA PEMOHON, telah dibuat:
5.1. Akta Penetapan Obligasi Konvensi No. 12, tanggal 7 Mei 2002,
dibuat di hadapan Lily Harjati Soedewo, SH. Notaris di Jakarta
(Bukti P-8);
5.2. Akta Pengakuan hutang No. 13, tanggal 17 Mei 2002,
dibuat di hadapan Lily Soedewo, SH. Notaris di Jakarta (Bukti
P -9);
5.3. Akta Pengakuan hutang No. 14, tanggal 7 Mei 2002, dibuat di
hadapan Lily Soedewo, SH. Notaris di Jakarta (Bukti P10);
6.1. Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 81, tanggal 18 Mei 1993,
yang dibuat di hadapan Mudofir, Hadi, SH. Notaris di Jakarta
(Bukti P-12);
136
SH. Notaris di Jakarta di bawah akta nomor 11 tertanggal 7 Mei
2002 tersebut, Termohon harus melunasi hutangnya kepada Para
Pemohon paling lambat 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa
tugas Tim Likuidasi;
137
DROMEDA (DL) No. 24, tertanggal 27 November 1997, yang
dibuat di hadapan Mudofir Hadi, SH. Notaris di Jakarta;
138
31 Januari 2003 telah membatalkan Perjanjian Restrukturisasi hutang
yang dibuat di hadapan Lily Harjati Soedewo, SH. Notaris di Jakarta
di bawah akta nomor 11 tertanggal 7 Mei 2002 tersebut (Bukti P-
17);
16. Bahwa oleh karena Termohon tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan Perjanjian Aquo,
maka Pemohon II melalui surat No. 009/TLBA/I/2003 tanggal 31
Januari 2003 perihal Pemutusan Perjanjian Resrukturisasi, telah
membatalkan Perjanjian Restrukturisasi hutang yang dibuat di
hadapan Lily Harjati Soedewo, SH. Notaris di Jakarta di bawah akta
nomor 11 tertanggal 7 Mei 2002 tersebut (Bukti P-18);
17. Bahwa oleh karena Termohon tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana diatur dalam ketentuan-ketentuan Perjanjian Aquo,
maka Pemohon III melalui surat No. 03/TL/BD/I/03 tertanggal 31
Januari 2003 perihal Pemutusan Perjanjian Restrukturisasi, telah
membatalkan Perjanjian Restrukturisasi hutang yang dibuat di
hadapan Lily H arjati Soedew o, SH. N otaris di Ja k a rta
di bawah akta nom or 11 tertanggal 17 Mei 2002 terseb u t
(Bukti P-19);
139
D ebitur yang masih terh u tan g pada P a ra K red itu r
secara seketika dan sekaligus lunas berikut bunganya.
140
Untuk lebih jelasnya kami kutip isi ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 1998, sebagai berikut:
141
4. Menghukum Termohon membayar seluruh hutangnya kepada Para
Pemohon, dengan total sampai dengan tanggal 31 Januari 2003
sebesar:
Dan bunganya beserta denda suku bunga akan tetap berjalan sampai
dibayarkan lunas oleh Termohon.
5. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara yang timbul
menurut hukum
143
Perjanjian Restrukturisasi hutang No. 11 tanggal 7 Mei 2002
yang dibuat di hadapan Lily Harjati Soedewo, SH. Notaris
di Jakarta, serta perjanjian-perjanjian lain yang berkaitan
dengan perjanjian itu”.
144
DWIPA SEMESTA (dalam likuidasi) tersebut secara bersama-sama
disebut BDL)”;
145
seketika dan sekaligus lunas berikut bunga dan denda (vide Pasal
18.1, halaman 106, Bukti T-l), berikut hak untuk menuntut (i)
Debitur dan/atau (ii) setiap pihak yang mempunyai kewajiban
kepada P ara K red itu r berdasarkan (ii. 1) P erjan jian
Restmkturisasi dan/atau (ii.b) setiap dan selumh perjanjian yang
dibuat dan ditandatangani berdasarkan P erjan jian
Restrukturisasi; untuk seketika membayar Jumlah hutang yang
masih terhutang dan belum dibayar lunas.
146
obligasi konversi untuk tanggal pembayaran bunga 30 September
2002 dengan merujuk pasal 12.2 Perjanjian Obligasi Konversi
sebagai dasarnya. Surat ini dijadikan dasar bagi Para Pemohon
untuk selanjutnya berturut-turut mengirimkan :
147
hutang pokok dan bunga berdasarkan Perjanjian Obligasi
Konvensi, padahal Pemohon II tidak memiliki wewenang untuk
melakukan penagihan hutang pokok dan bunga karena :
149
yang berlaku di Indonesia dan bukti-bukti yang diajukan
Termohon untuk memperkuat kenyataan hukum yang
sebenarnya pada butir berikut. Lagi pula Termohon tidak
pernah m enerim a Surat Kuasa dari Pemohon I dan
Pemohon III yang mewakilkan tindakan hukumnya kepada
Pemohon II.
2.6. Kemudian Pemohon II telah menjawab surat Termohon
tanggal 30 Oktober 2002 tersebut dengan surat tertanggal
12 November 2002 No. 059/TLBA/2002 (vide Bukti T-4)
namun surat Pemohon II ini telah melanggar ketentuan
pasal 25 Perjanjian Obligasi Konversi yang menyatakan
bahwa semua pemberitahuan kepada Termohon dianggap
dibuat secara sah jika dilakukan secara tertulis dan dikirim
kepada PT. Bali Perkasa Sukses, Jalan Raden Saleh Nomor
48 Jakarta 1033 Up.: tuan Heru Subroto. Sedangkan surat
tersebut ditujukan kepada PT. Bali Perkasasukses, Jalan
Diponegoro No. 66 Jakarta 10320 Up.: Lioe Freddy.
151
dengan Komisi IX DPR RI tanggal 20 November
2002 (vide halaman b Bukti T-6) yang menyatakan :
153
Tergugat (vide B ukti P-14 sampai P-19 P ara Pemohon)
adalah batal demi hukum apabila benar (quod non) Tim
Likuidasi telah berakhir masa tugasnya pada bulan
November-Desember 2002 dan tidak pernah diperpanjang
masa tugasnya oleh Bank Indonesia. K onsekuensi
hukumnya adalah Para Pemohon belum sah memiliki hak
tagih terhadap Termohon.
4. Oleh karena itu, tidak sah pula tindakan 3 (tiga) BDL tersebut
yang secara kasat mata bertentangan dengan pasal-pasal 16.1. L,
jo. 17.1. jo. 18.1. jo. 18.2. Perjanjian Restrukturisasi, karena di
dalam pasal tersebut hanya Para K RED ITU R YANG
MEMILIKI HAK-HAK yang diberikan dalam Perjanjian
Restrukturisasi.
155
yaitu sebelum tanggal 7 Mei 2002 (vide Pasal 5.1. halaman
46 Bukti T-l).
6.2. Berdasarkan Pasal 5.1. Perjanjian Restrukturisasi, hutang
Pokok telah direstrukturisasi dalam 2 (dua) tranche yang
terdiri atas :
6.2.1. Tranche 1, yang terdiri dari (a) Tranche 1 A yang
merupakan restrukturisasi sebagian hutang Pokok
BPPN dan (b) Tranche IB yang merupakan
restrukturisasi sebagian hutang pokok pertama
telah diberikan masa tenggang tidak melakukan
pembayaran dahulu (grace period) selama 3 (tiga)
tahun sejak tanggal 7 Mei 2002 berdasarkan Pasal
6.1. Perjanjian Restrukturisasi (vide halaman 49,
Bukti T-l) yang mana harus dilakukan bersama-
sam a dengan pem bayaran angsuran bunga
kapitalisasi pertama, yaitu pada tanggal 30 Juni
2005 (vide halaman 50, B utir T-l), dan
157
6), tiga puluh September (30-9), dan tiga puluh
satu Desember (31-12) setiap tahunnya, atau
sebagaimana ditentukan dalam pasal 6 dan pasal
7 Perjanjian Restrukturisasi. Dengan demikian
berdasarkan Perjanjian Restrukturisasi, Penggugat
baru wajib melakukan pembayaran pada tanggal-
tanggal dimana kewajiban pokok dan Bunga
Tranche IA dan Tranche IB harus dilunasi pada
tanggal-tanggal tersebut di atas setiap tahunnya.
159
sederhana bahwa Termohon memiliki dua atau lebih kreditur
dan tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh
waktu dan dapat ditagih kepada Para Pemohon yang telah
mengajukan permohonan pailit ini.
160
Menimbang, bahwa Termohon selanjutnya m engajukan pula
tanggapan atas tanggapan Pemohon dengan surat tanggapannya
tertanggal 12 Maret 2003;
161
7. P-7 : Perjanjian Restrukturisasi hutang yang dibuat di hadapan
Lily Harjati Soedewo, SH. Notaris di Jakarta di bawah akta
nomor 11 tanggal 7 Mei 2002 (Sesuai dengan Asli).
12. P-12: Akta Perjanjian Kredit Investasi No. 81, tanggal 18 Mei
1993, yang dibuat di hadapan Mudofir Hadi, SH. Notaris
di Jakarta (Sesuai dengan Asli).
162
17. P-17: Surat No. 012/TL-Astria/I/03 tanggal 31 Januari 2003
perihal Pemutusan Perjanjian Restrukturisasi (Sesuai
dengan Asli).
163
juncto Surat Keputusan (SK) Dir BI No. 32/t3/Kep/
D ir tentang Pengakuan B ank Indonesia atas
Perpanjangan Pelaksanaan Tugas Tim Likuidasi (Tim
Likuidasi 16 BDL) (sesuai dengan asli).
164
yang dibuat di hadapan Ny. Lily Haijati Soedewo,
SH. Notaris di Jakarta (sesuai dengan asli).
165
Menimbang, bahwa selanjutnya telah terjadi peristiwa-peristiwa
seperti telah berlaku di persidangan sebagaimana telah dicatat dalam
Berita Acara dan untuk mempersingkat putusan, maka Berita Acara
tersebut dianggap pula termasuk dalam Putusan ini;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan para Pemohon
adalah sebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa para Pemohon telah mendalilkan bahwa
Termohon telah mempunyai hutang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih kepada para Pemohon dan kreditur lain dan hingga kini belum
dibayar oleh Termohon meskipun para Pemohon telah menegur
Termohon untuk membayarnya, oleh karena itu para Pemohon memohon
agar Termohon dinyatakan pailit;
166
Termohon tanpa mengikutsertakan pihak Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (BPPN), sebab yang disebut sebagai kreditur
Termohon adalah para Pemohon bersama-sama dengan BPPN dan
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan menurut Perjanjian
Restrukturisasi dan Perjanjian Penerbitan Obligasi Konversi yang
disepakati oleh para Pemohon dan Termohon;
1. Apakah benar surat kuasa yang diberikan oleh para Pemohon kepada
para Kuasa Hukumnya tidak sah;
167
(BDL) hanya berlaku selama 5 (lima) tahun sejak diangkat, maka
dengan demikian masa kerja para Pemohon telah berakhir pada bulan
November 2002 dan Desember 2002;
168
Menimbang, bahwa apakah benar para Pemohon tidak mempunyai
kapasitas sebagai Kreditur;
Menimbang, bahwa Termohon telah mendalilkan bahwa sesuai
Perjanjian Restrukturisasi dan Perjanjian Penerbitan Obligasi Konversi
telah ditetapkan bahwa Bank Dalam Likuidasi (BDL) dan Badan
Penyehatan Perbankan nasional (BPPN) adalah para kreditur Termohon
secara bersam a-sam a dan m erupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan, sehingga dengan tidak diikutsertakannya BPPN dalam
perkara a quo menjadikan para Pemohon tidak mempunyai kapasitas
sebagai kreditur Termohon;
Menimbang, bahwa sesuai dengan Perjanjian Restrukturisasi hutang
Nomor : 11, tanggal 7 Mei 2002 (bukti P-7 yang sama dengan bukti T 1)
telah disebutkan para pihak-pihak dalam perjanjian adalah Para Pemohon
dan BPPN secara bersama-sama sebagai para kreditur dan Termohon
selaku Debitur; dan penyebutan tersebut adalah penegasan posisi para
pihak dalam perjanjian tersebut;
Menimbang, bahwa pasal 2.1. Perjanjian Restrukturisasi hutang
(bukti P7; T1 dan pasal 2.1. Perjanjian Penerbitan Obligasi Konversi
(bukti P8; T2) telah menentukan bahwa para pihak dalam perjanjian
tersebut (Para Pemohon dan BPPN serta Termohon) baik secara bersama-
sama maupun sendiri-sendiri dapat membuat persyaratan-persyaratan
atau ketentuan-ketentuan yang wajib untuk dipenuhi oleh Termohon;
oleh karena itu para Pemohon dan BPPN, baik secara bersama-sasma
maupun sendiri-sendiri dapat melakukan tindakan-tindakan hukum yang
berkaitan dengan kewajiba-kewajiban Termohon kepada para Pemohon
dan BPPN; oleh karena itu pula tindakan para Termohon dalam perkara
a quo tanpa mengikutsertakan BPPN selaku pihak Pemohon dalam
perkara a quo adalah tetap dalam kapasitasnya selaku Kreditur dari
Termohon selaku Debitur; dan dengan demikian dalil Termohon yang
mendalilkan bahwa Para Pemohon tidak dalam kapasitasnya selaku
Kreditur dalam perkara a quo harus dinyatakan tidak beralasan dan harus
pula ditolak, mengingat juga Termohon telah secara tegas mengakui
hutang-hutangnya kepada para Pemohon dan BPPN;
169
Menimbang, bahwa apakah benar hutang-hutang Termohon kepada
para Pemohon telah jatuh tempo dan dapat ditagih;
170
2002 (bukti P7;T1) telah dibuat setelah adanya Peraturan Pemerintah
Nomor : 25 tahun 1999 tersebut; dan itu berarti bahwa Para Pemohon
telah mengetahui bahwa masa kerja para Pemohon selaku Tim likuidator
Bank Dalam Likuidasi hanyalah 5 (lima) tahun sejak diangkat dan dapat
diperpanjang oleh Bank Indonesia untuk jangka waktu 180 (seratus
delapan puluh) hari; dan ternyata dalam posisi demikian Para Pemohon
dan Termohon telah menyepakati Perjanjian Restrukturisasi hutang
N om or: 11, tanggal 7 Mei 2002 (bukti P7, T 1) dan Perjanjian Penerbitan
Obilgasi Konversi Nomor; 12, tanggal 7 Mei 2002 (bukti P8, T2) sebagai
penyelesaian (settlemen) hutang-hutang Termohon kepada para Pemohon
dan BPPN;Menimbang, bahwa oleh karena Perjanjian Restruktursasi
hutang Nomor : 11, tanggal 7 Meo 2002 (bukti P7, T l) tersebut dibuat
dalam masa kerja para pemohon selaku Tim Likuidator Bank Dalam
Likuidasi dalam Perkara a quo, maka Perjanjian Restrukturisasi Nomor
: 11, tanggal 7 Mei 2002 tersebut adalah sah dan mengikat para pemohon
dan BPPN serta Termohon;
171
Menimbang, bahwa pembatasan masa kerja para Pemohon sebagai
Tim Likuidator Bank Dalam Likuidasi sebagaimana ditentukan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor : 25 tahun 1999 ternyata tidak termasuk
sebagai suatu clausula yang disepakati dalam Perjanjian Restrukturisasi
tersebut, oleh karena itu tuntutan para Pemohon agar Termohon melunasi
hutang-hutangnya kepada para Pemohon sebagaimana juga telah dibatasi
selama 5 (lima) tahun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 25
Tahun 1999 tersebut tidak dapat dibenarkan oleh karena Perjanjian
Restrukturisas hutang Nomor : 11, tanggal 7 Mei 2002 tersebut telah
ditetapkan oleh Pemerintah RI dan telah disepakati sebagai bentuk
penyelesaian (settlement) hutang piutang antara Bank Dalam Likuidasi
yang diwakili oleh para Pemohon selaku Tim Likuidator, BPPN dan
Termohon; dan dengan demikian percepatan (accelaration) jatuh tempo
hutang-hutang Termohon kepada para Pemohon dan BPPN dengan alasan
Termohon telah lalai memenuhi kewajibanya kepada para Pemohon 1
(satu) bulan sebelum masa kerja para Pemohon berakhir berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor : 25 Tahun 1999 tersebut dan juga
pembatalan atau pengakhiran Perjanjian Restrukturisasi hutang Nomor
11, tanggal 7 Mei 2002 (bukti P17, P18, P19) tersebut tidak dapat
dibenarkan; dan dengan demikian juga hutang-hutang Termohon kepada para
Pemohon dan BPPN harus dinyatakan belum jatuh tempo dan dapat ditagih;
172
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon harus
ditolak, maka biaya yang timbul dalam perkara ini sudah sepantasnya
dibebankan kepada para Pemohon;
M E N G A D IL I:
Menolak permohonannya para Pemohon;
173
No. 03/Pailit/2003/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Catatan A k h ir:
174
Sengketa ini proses pembuktiannya tidak sederhana sebagaimana
dimaksud pasal 6 ayat (3) Perpu Nomor 1 Tahun 1998 jo Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1998, kerena itu berarti bukan kewenangan
Pengadilan Niaga. Karena proses pembuktiannya tidak sederhana
maka proses perkaranya melalui gugatan (kontensius) yang menjadi
kewenangan Pengadilan Negeri.
175
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
Milik
Perpustakaan
Mahkamah Agung - {
HUKUM NIAGA
177
A i I i U.
n f; *;>}«1« uq ‘j *i
*1
gfiugA rlfimejirisM
PERMOHONAN PEMAILITAN TERHADAP PERUSAHAAN
ASING YANG MENJALANKAN USAHANYA DI INDONESIA
179
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT
NO. 30/PAILIT/2002/PN. NIAGA/JKT.PST.
DALAM PERKARA
antara
Pemohon:
1. Nyoman Soerabratha, Kewarganegaraan Indonesia, Beralamat
di Jalan Damai Raya Blok C No. 15 Rt. 005/05, Petukangan
Indah, Jakarta Selatan.
2. Ir. M arcus Pram ono S, K ew arganegaraan Indonesia,
Beralamat di Jalan H. Nawi Raya No. 58 Rt. 010/002, Kelurahan
Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.
1. Yuhelson, SH.
2. Dewi Susianti, SH.
3. Pandji Heraspati, SH, MH.
Pengacara pada Kantor Pengacara dan Penasehat Hukum Bramm
& Associates, berkedudukan di Jakarta, beralamat di Jalan Gading
Kirana Timur Blok A 13 No. 29 Kelapa Gading, Jakarta 14240.
terhadap
Termohon:
The Ostrich Meas & Marketing Co (Australia) Ltd, beralamat
di Ground Floor I, Altona Street Westperth, Western Australia 6005.
180
DUDUK PERKARA
181
pilihan yang dijanjikan dalam Brosur Penawaran sebagai berikut
(Bukti P-2)\
- P aket M ature Breeder, terdiri dari sepasang Mature Breeder,
yaitu Burung Unta yang berusia lebih dari 4 tahun. Harga per
paket adalah sebesar AUD 42.000 (empat puluh dua ribu Dol
lar Australia). Adapun pendapatan rata-rata per tahun
Iebihkurang sebesar 57,20% dengan garansi total pendapatan
selama 10 tahun sebesar AUD 240.240 (dua ratus empat puluh
ribu dua ratus empat puluh Dollar Australia)',
- Paket Young Breeder, terdiri dari sepasang Young Breeder,
yaitu Burung Unta yang berusia antara 30 bulan sampai 4 tahun.
Harga per paket AUD 28.000 (dua puluh delapan ribu Dollar
Australia). Adapun pendapatan rata-rata per tahun lebih kurang
sebesar 53,20% dengan garansi total pendapatan selama 10
tahun sebesr AUD 148.960 (seratus empat puluh delapan ribu
sembilan ratus enam puluh Dollar Australia)',
- P aket Juvenile, terdiri dari sepasang Juvenile yaitu Burung
Unta yang berusia antara 13 sampai 24 bulan. Harga per paket
AUD 18.000 (delapan belas ribu Dollar Australia). Adapun
pendapatan rata-rata per tahun lebih kurang sebesar 51,10%
dengan garansi total pendapatan selama 10 tahun sebesar AUD
91.980 (sembilan puluh satu ribu sembilan ratus delapan puluh
Dollar Australia)',
4. Bahwa berdasarkan promosi serta jaminan yang ditawarkan oleh
Termohon Pailit, maka Para Pemohon Pailit bersedia melakukan
U saha Kerjasama Peternakan Burung Unta tersebut dengan
Termohon Pailit, sebagaimana terbukti dengan ditandatanganinya
Perjanjian Kerjasama sebagai berikut:
- Perjanjian Kerjasama antara Pemohon Pailit I dengan Termohon
Pailit atas pembelian Paket Juveniles Ostrich, berdasarkan
Agreement For The Sale of Ostriches Ref: ECH/JVL/9501/
182
01697 OM-99-G-0102 tertanggal 12 Juli 1999 (selanjutnya
disebut “Perjanjian Kerjasama 1”), berikut bukti/kwitansi
pembayaran No. JK 133 tertanggal 30 Juli 1999, sebesar AUD
18.000. (Bukti P-3A dan Bukti P-3B)\
183
Paket Juveniles O strich:
Jumlah
Tahun Jatuh Tempo
Pembayaran
1 - -
Jumlah
Tahun Jatuh Tempo
Pembayaran
1 2.940 9 Juli 2000
2 5.040 9 Juli 2001
3 7.560 9 Juli 2002
4 14.700 9 Juli 2003
5 21.000 9 Juli 2004
6 29.400 9 Juli 2005
7 33.600 9 Juli 2006
8 37.800 9 Juli 2007
9 42.000 9 Juli 2008
10 46.200 9 Juli 2009
6. Bahwa akan tetapi pada saat kewajiban Termohon Pailit kepada Para
Pemohon Pailit jatuh tempo yaitu :
185
7. Bahwa berhubung karena kewajiban Termohon Pailit tersebut telah
jatuh tempo dan dapat ditagih, tetapi Termohon Pailit tetap tidak
bersedia membayarkan kewajibannya dengan berbagai alasan yang
tidak masuk akal, sehingga menyebabkan semua kewajiban
Termohon Pailit baik hutang pokok, bunga dan lain-lainnya menjadi
jatuh tempo dan wajib dibayarkan (due and payable). Kewajiban
Termohon Pailit tersebut merupakan hutang yang telah jatuh tempo
dan dapat ditagih dan harus dibayarkan oleh Termohon Pailit kepada
Para Pemohon Pailit. Adapun rincian jumlah hutang Termohon Pailit
kepada Para Pemohon Palit adalah sebagai berikut
186
kepada Termohon Pailit agar segera melunasi hhutangnya tersebut
kepada Para Pemohon Pailit, sebagaimana terbukti d a r i:
187
ayat 4 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan yang
menyatakan sebagai berikut:
“(4) Dalam hal dibitur tidak bertempat kedudukan dalam wilayah
Republik Indonesia tetapi menjalankan profesi atau usahanya
dalam wilayah Republik Indonesia, Pengadilan yang berwenang
memutuskan adalah Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi
tempat kedudukan hukum kantor debitur menjalankan profesi
atau usahanya.”
Bahwa “Pengadilan” yang dimaksud dalam pasal 2 ayat 4 tersebut adalah
Pengadilan Niaga sebagaimana ditegaskan dalam Penjelasan pasal 1 ayat
1 Undang-Undang Kepailitan yang menyatakan sebagai berikut:
Selain dari pada itu, perlu juga kami sampaikan kepada Majelis Hakim
Yang Terhormat bahwa berdasarkan ketentuan Hukum Korporasi
(Hukum Perseroan) yang berlaku di Australia yaitu CORPORATION
ACT 2002, ditentukan bahwa Negara Australia mengakui dan dapat
melakukan eksekusi atas Putusan Kepailitan dari Pengadilan Negara lain,
sepanjang ada Perjanjian Bilateral antara negara Australia dengan negara
lain tersebut, di mana antara Negara Australia dengan Negara Republik
Indonesia telah ada Perjanjian Bilateral tersebut, sebagaimana terbukti
dalam AUSTRALIAN TREATY SERIES 1993 No. 19 {Bukti P-7 A dan
P-7B);
Dengan demikian, maka berdasarkan ketentuan Hukum Kepailitan di
Indonesia yang diatur daslam UU No. 4 Tahun 1998, Termohon Pailit
dapat dinyatakan pailit, dan putusan pailit tersebut diakui dan dapat
dieksekusi di Negara Australia berdasarkan CORPORATION ACT 2001
dan AUSTRALIAN TREATY SERIES 1993 NO. 19.
188
B. T E R M O H O N P A IL IT JU G A M E M PU N Y A I H U T A N G
KEPADA K REDITUR LAIN
189
lima ratus empat puluh Dollar Australia) belum termasuk
bunga;
Maka
190
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan tersebut di atas, dengan
ini Para Pemohon Pailit memohon dengan hormat kepada K etua
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat atau Majelis Hakim yang menangani
perkara ini agar berkenan memeriksa dan memutus sebagai b e rik u t:
Atau
191
tidak juga menyuruh orang lain untuk hadir sebagai wakilnya yang sah
menurut hukum;
M enim bang, bahwa telah hadir kreditur-kreditur lain dalam
persidangan yang diwakili oleh kuasa hukumnya yang sah menurut
hukum berdasar Surat Kuasa Khusus sebagaimana terlampir dalam berkas
perkara;
Menimbang, bahwa Kuasa Hukum dari kreditur-kreditur lain
menyampaikan tanggapan atas permohonan Para Pemohon Pailit yang
isinya sebagai berikut;
I. Bahwa Para Kreditur dengan ini menyatakan sependapat
dengan seluruh dalil yang dikemukakan oleh Para Pemohon
dalam Permohonan Pernyataan Pailit.
192
empat puluh Dollar Australia), dengan perincian sebagai
berikut:
193
K-2B) terbukti bahwa Termohon mempunyai hutang yang telah
jatuh tempo dan dapat ditagih kepada DAVID SOLEIMAN
dengan total hutang sebesar AUD 37.520 (tiga puluh tujuh ribu
lima ratus dua puluh Dollar Australia^ dengan perincian sebagai
berikut:
195
- Angsuran tahun kedua sebesar AUD 3.220 (telah jatuh
tempo pada tanggal 18 Mei 2001)
196
dengan total hutang sebesar AUD 57.540 (lima puluh tujuh ribu
lima ratus empat puluh Dollar Australia), dengan perincian
sebagai berikut:
- Hutang Pokok sebesar AUD 42.000
197
(Bukti K-9A), untuk pembelian paket atas satu pasang
“mature breeder ostriches” senilai 42.000 yang dibuat oleh dan
antara Termohon dengan Sutana Sugiarto dengan total hutang
sebesar AUD 57.540 (lima puluh tujuh ribu lima ratus empat
puluh Dollar Australia), dengan perincian sebagai berikut:
- Hutang Pokok sebesar AUD 42.000
- Angsuran tahun pertama sebesar AUD 2.940 (telah jatuh
tempo pada tanggal 6 Juli 2000)
- Angsuran tahun kedua sebesar AUD 5.040 (telah jatuh
tempo pada tanggal 6 Juli 2001)
10. Bahwa berdasarkan Agreement Fot The Sale Of Ostriches
Ref : ECH\JVL\9501\01697 OM-99-G-0213, tanggal 14 Juli
1999 (Bukti K-10A), untuk pembelian paket atas satu pasang
“young breeder ostriches: senilai AUD 28.000 yang dibuat oleh
dan antara Termohon dengan T. ARIE WIDAWATI berikut
dengan bukti/kwitansi pembayaran No. JK 143 tertanggal 3
September 1999 (Bukti K-10B) terbukti bahwa Termohon
mempunyai hutang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih
kepada T. Arie Widawati dengan total hutang sebesar AUD
37.520 (tiga puluh tujuh ribu lima ratus dua puluh Dollar
Australia), dengan perincian sebagai berikut:
- hutang Pokok sebesar AUD 28.000
- Angsuran tahun pertama sebesar AUD 1.820 (telah jatuh
tempo pada tanggal 26 Agustus 2000)
198
III. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka secara sederhana
atau sumir telah terbukti bahwa Para Kreditur merupakan kreditur
dari Termohon dan dengan demikian pula terbukti bahwa Termohon
mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya
satu hutang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih sebagaimana
dimaksud pasal 1 ayat (1) Undang-undang No. 4 Tahun 1998 tentang
Kepailitan.
199
Atau
200
9. Surat Teguran dari Para Pemohon Pailit kepada Termohon Pailit
(Somasi) No. 36/B&A-LO/IX/02 tanggal 9 September 2002, untuk
alamat Termohon Pailit di Indonesia; (Bukti P-5C)
11. Surat Teguran II dari Para Pemohon Pailit kepada Termohon Pailit
(Somasi) No. 37/B&A-LO/IX/02 tanggal 13 September 2002, untuk
alamat Termohon Pailit di Australia; (Bukti P-6A)
13. Surat Teguran II dari Para Pemohon Pailit kepada Termohon Pailit
(Somasi) No. 38/B&A-LO/IX/02 tanggal 13 September 2002, untuk
alamat Termohon Pailit di Indonesia; (Bukti P-6C)
201
Menimbang, bahwa Kreditur-kreditur lain mengajukan surat-surat
bukti dengan tanda:
Bukti K-1A : Asli Agreement Fot The Sale Of Ostriches Ref :
ECH\JVL\9501\0 1697 OM-99-G-0144, tanggal 11
Mei 1999, telah dinazegellen.
202
Mei 1999, telah dinazegellen.
203
Menimbang, surat-surat bukti tersebut di atas telah bermeterai cukup
dan telah dicocokkan dengan surat-surat aslinya dalam persidangan;
204
menurut hukum, karenanya perkara ini akan diputus tanpa hadirnya
Termohon Pailit;
205
wilayah Hukum Republik Indonesia); K egiatan u sah a d e b itu r
(Termohon Pailit) yang bergerak dalam bidang peternakan Burung Unta
dengan nama “Ostrich” (Pemeliharaan dan Pengembangbiakan Burung
Unta) juga dilaksanakan diluar wilayah Hukum Republik Indonesia,
tepatnya di daerah Pinjarra, Perth, Australia Barat;
Menimbang, bahwa fakta di atas setelah dihubungkan dengan
ketentuan Pasal 2 ayat (1) PERPU Nomor : 1 Tahun 1998 Jo. Undang-
Undang N om or: 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan, Majelis berpendapat
bahwa kewenangan untuk memeriksa dan memutus permohonan Para
Pemohon Pailit dalam perkara ini tidak berada pada Pengadilan Niaga
di Indonesia, karena tempat kedudukan Debitur (Termohon Pailit) tidak
berada dalam Wilayah Republik Indonesia;
Menimbang, bahwa namun demikian dengan adanya dalil Para
Pem ohon Pailit yang m engatakan bahw a Termohon P ailit juga
menjalankan kegiatan usaha di Indonesia dengan alamat di Wisma Tugu
Wahid Hasyim, lantai 7, Jalan KH. Wahid Hasyim No. 100-102 Jakarta,
maka atas dasar dalil ini dipandang perlu untuk mempertimbangkan
apakah permohonan Para Pemohon Pailit dalam perkara ini dapat
diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat;
206
Menimbang, bahwa Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat telah memanggil Termohon Pailit melalui alamatnya yang
ada di Jakarta, juga menyampaikan panggilan langsung m elalui
alamatnya yang ada di Australia dan melalui Pengumuman di Koran
Harian Bisnis Indonesia tanggal 25 Oktober 2002, akan tetapi Termohon
Pailit tidak datang menghadap dalam sidang di Pengadilan Niaga Jakarta
Pusat;
Bahwa, pada kedua surat bukti dimaksud di atas tertera tulisan yang
berbunyi: Agen Tunggal di Indonesia “PT. Garanti Ostricom Jayatama:
Wisma Tugu Wahid Hasyim, Lantai 7 Jl. KH. Wahid Hasyim No. 100-
102 Jakarta 10340;
207
Menimbang, bahwa dengan demikian berdasar surat bukti P -1 dan
P-2 terbukti yang beralamat di Wisma Tugu Wahid Hasyim, Lantai 7 Jl.
KH. Wahid Hasyim No. 100-102 Jakarta 10340 adalah “PT. Garanti
Ostricom Jayatama: (Agen Tunggal di Indonesia);
208
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Para Pemohon Pailit
dalam perkara ini telah dinyatakan tidak dapat diterim a, maka
permohonan Para Pemohon Pailit yang meminta agar ditunjuk Hakim
Pengawas dan diangkat Kurator sebagaimana tersebut dalam petitum
pada angka 3 dan 4 menjadi tidak relevan lagi sehingga harus
dikesampingkan;
MENGADILI:
209
No.30/Pailit/2002/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Catatan A k h ir:
210
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
HUKUM NIAGA
; A i '•
A iii M
■ H
PENOLAKAN PEMILITAN PERUSAHAAN OLEH
PENGADILAN KARENA TIDAK TERPENUHINYA
UNSUR-UNSUR PEMAILITAN
213
• Berdasarkan fakta-fakta selama persidangan Pemohon tidak
dapat membuktikan adanya Kreditur lain, yang terbukti
hanyalah adanya 1 kreditur saja yaitu Pemohon (pasal 1 ayat
(l)PER PU N o. 1 tahun 1998 jo. UU No. 4 Tahun 1998)
antara
Pemohon:
Completion Engineering Inc, Berkedudukan di 4800-27 th Street,
S.E. Calgary, Albarta, T2B 3M4, Canada.
Dalam hal ini diwakili kuasanya :
1. Hafzan Taher, SH.
2. Nira Sari Nazarudin, SH.MH.
Advocat dan Pengacara pada Kantor Hukum Soemadipradja &
Taher, Beralamat di Wisma GKBI suite 905, Jalan Jenderal Sudirman
No. 28 Jakarta Pusat
Terhadap
Termohon :
PT. Karya Hitawasana, berkantor di Jalan Ungaran No. 22 Jakarta
Selatan.
214
DUDUK PERKARA:
215
tation). Atas quotation yang diterima Termohon tersebut,
Termohon kemudian menerbitkan Pemesanan Pembelian (Pur
chase Order). Selanjutnya atas barang-barang yang telah sesuai
dengan purchase order tsb. Pem ohon m engeluarkan/
menerbitkan Invoice kepada Termohon. Invoice tersebut harus
dipenuhi dan dibayar oleh Termohon dalam waktu tertentu sejak
dikeluarkan Invoice terkait;
216
N o. Q u a ta tio n P u r c h e se In v o ic e Tanggal Jum lah Tenggpnc
O rder W ak tu
Bahwa oleh karena itu Pemohon mohon agar Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memberikan putusan sbb;
217
3. Mengangkat seorang Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas;
218
b. A ntara Pem ohon dan PT. P recision terdapat kesatuan
pengendalian kepengurusan yaitu Mr. Dale Edwin Tremblay
dan Mr. M ichael J.McNulty keduanya menjabat sebagai
pengurus dan pengambil keputusan kedua perusahaan tersebut;
II. PT. Precision dan Pemohon merupakan pihak yang tidak beritikat
baik, karena :
IV. Pengalihan piutang tidak memenuhi pasal 613 KUH Perdata, karena
berdasar pasal tersebut diisyaratkan bahwa transaksi pengalihan
piutang (cessie) harus dilaksanakan secara tertulis yang harus ditanda
tangani oleh cedent dan cessionaris dalam suatu perjanjian yang
219
dibuat untuk itu dengan syarat:
a. Pengalihan tagihan tersebut diberitahukan secara resmi kepada
debitur;
b. Cessie tersebut diakui atau disetujui secara tertulis oleh debitur;
220
dari custom er atau end-user kepada Termohon sepenuhnya
tergantung dari kemampuan dan kredibilitas pelanggaran atau
customer, sehingga Termohon tidak dapat memastikan kapan
sipelanggan atau customer akan membayar, hal mana resiko ini
merupakan hal diluar tanggung jawab Termohon;
VII. Tidak adanya peringatan atau somasi terlebih dahulu dari Pemohon,
padahal berdasar Hukum Perdata Indonesia, somasi adalah mutlak
dipenuhi kreditur untuk memberi peringatan secara tertulis agar
dalam jangka waktu tertentu debitur wajib melakukan pembayaran
kepada krediturnya, sehingga apabila kreditur belum mengirimkan
somasi kepada debitur, maka demi hukum kewajiban pembayaran
yang diklaim oleh kreditur harus dianggap belum dapat ditagih;
221
P- i : Letter of Appointment and Sole Agency (Surat Penunjukan
sebagai Agen Tunggal) tertanggal 23 Maret 2000.
222
P-2 (v) : Price Quotation No. XQ-22047 perbaikan 1 dan
perbaikan 2 tanggal 25 Februari 2002;
223
- Purchase Order No.067/KHW/PCE/III/02 tanggal 20
Februari 2002;
- Invoice No.XI-21202-0 tanggal 3 Mei 2002 dengan
nilai tagihan sebesar US$ 296,695.00
P-2 (x) : - Price Quotation No. XQ-22092 tanggal 13 Maret
2002;
- Purchase Oeder No. 076/KHW/PCE/V/02 tanggal 14
Mei 2002;
Invoice No. XI-22092-0 tanggal 15 Mei 2002 dengan
nilai tagihan sebesar US$41,965.15.
224
T-2 Invoice No. Xi-22009-0 tertanggal 18 Januari 2002 dengan
nilai sebesar US$9,583.25
225
T - 13 : Surat Pemberitahuan panggilan sidang perkara permohonan
pailit No. 33/Pailit/2002/PN.NIAGA JKT.PST., tertanggal
05 Nov 2002;
T - 14 : Surat kuasa Term ohon tgl 7 N opem ber 2002,
No.ReF.: 1694/KHW-0202/XI/02/RMW-CL;
226
T -22 E-mail Pemohon kepada Termohon tertanggal 22 Desember
2000;
227
GKBI tertanggal 2 September 2002 dan Letter of Authori
zation dari Bank Central Asia tertanggal 3 September 2002;
228
T -38 E-mail Pemohon kepada Termohon tertanggal 12 Septem
ber 2002 perihal RE:Pembayaran 22009-1;
T -39 E-mail dari Pemohon kepada Termohon tertanggal 4 Juni
2002 perihal RE:Pembayaran;
229
T - 48 : Akta Pernyataan Keputusan rapat PT. Karya Hitawasana
No. 144 tertanggal 27 Agustus 1999, dibuat oleh Ny. Ratna
Komala Komar, SH, Notaris;
Bahwa bukti foto copy surat-surat tersebut telah diperiksa ternyata sesuai
dengan surat aslinya, kecuali bukti bertanda T-5, 9, 12, 14, 44, 45, 46
dan 48 hanya berupa foto copynya saja;
Menimbang, bahwa kreditur lain (PT. Precisions Drilling Services)
juga telah mengajukan bukti foto copy surat perjanjian Jual Beli Piutang
antara POLAR dan PT. PRECISION, tanggal 23 Oktober 2002, yang
mana bukti tersebut bermaterai cukup dan telah diperiksa ternyata sesuai
dengan surat aslinya;
Menimbang bahwa untuk mempersingkat putusan ini segala hal yang
tercatat dalam berita acara persidangan dianggap sebagai bagian dari
putusan ini;
Menimbang bahwa akhirnya para pihak mohon putusan;
TENTANG HUKUM1NYA
Menimbang bahwa maksud dan inti permohonan pemohon adalah
mohon agar Termohon dinyatakan pailit;
230
Pemohon bukan merupakan kreditur dari Termohon (vide hal. 31
tanggapan termohon);
231
Menimbang, bahwa selanjutnya akan dipertimbangkan apakah
Termohon mempunyai 2 (dua) kreditur atau lebih;
232
nama perseroan menjadi PT. Precision Drilling Services (Indonesia)-
vide halaman 3 bukti tsb;
233
aquo bertujuan untuk memenuhi persyaratan pengajuan permohonan
pailit terhadap termohon agar memiliki 2 (dua) kreditur, dan hal tersebut
membuktikan itikad tidak baik Pemohon;
M EN G A D IL I:
234
No. 33/Pailit/2002/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Catatan A khir:
1. Pengadilan Niaga berpendapat bahwa hubungan hukum antara
perusahaan induk (prinsipal) dengan perusahaan agen, dapat dinilai
sebagai hubungan hukum antara kreditur dan debitur. H al ini
didasarkan pada yurisprudensi yang pada pokoknya menyatakan
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang dikwalifisir sebagai
hutang sebagimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) Perpu Nomor
1 tahun 1998 jo Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998.
235
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
M ENGABULKAN:
PEMOHONAN PT. SWADHARMA SURYA FINANCE
HUKUM NIAGA
237
f "> A iV i W A ' JI;
TIDAK DAPAT M EM ENUHI KEWAJIBAN UTANGNYA
PT. DJON RIO DIPAILITKAN M ITRA USAHANYA
239
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT
NO. 34/PAILIT/2002/PN.NIAGA/JKT.PST
DALAM PERKARA
antara
1. Suharti, SH
2. Rusdah Syarif, SH.
Terhadap
Term ohon:
PT. Djon Rio, beralamat di Jalan Mangga No. 27, Tanjung Priok
dan/atau Jalan Sunter Paradise Tahap II Blok A.Kav. 56 Jakarta Utara.
240
DUDUK P E R K A R A :
1.3. Bahwa Perjanjian Anjak Piutang tersebut telah jatuh tempo pada
tanggal 5 September 1996, namun Termohon tidak melunasi/
tidak membayar kepada Pemohon sesuai kesepakatan yang ada
dalam Perjanjian Anjak Piutang (vide bukti P-2) walaupun
Pemohon telah menegur, baik lisan maupun tertulis kepada
Termohon, antara lain dengan surat tanggal 29 Agustus 2000
dan 29 September 2000 (bukti P-3 dan P-4);
241
1.4. Bahwa sesuai ketentuan pasal 10 Perjanjian Anjak Piutang (vide
Bukti P-2), Termohon wajib dikenakan denda keterlambatan
sebesar 1% (satu permil) perhari dari setiap (seluruh) kewajiban
yang belum dipenuhi, yang dihitung sejak tanggal harus
dipenuhinya kewajiban tersebut oleh Termohon;
242
- Menyatakan Termohon, PT. DJON RIO Pailit dengan segala akibat
hukumnya;
243
disesuaikan dengan aslinya dan telah memenuhi biaya m aterai
secukupnya, yaitu berupa:
244
2. Penjaminan (borgstelling) Nomor : 21 (bukti KL-2);
245
Bahwa, berdasarkan surat Panggilan tertanggal 21 November 2002
N om or: W.7.Dc.Ht/7086/XI/2002/04, dan tertanggal 3 Desember 2002
No. W.7.Dc.Ht/7446/XI/2002/04 terhadap Termohon telah dilakukan
pemanggilan yang telah memenuhi ketentuan pasal 390 HIR;
246
Ad.l. Debitur mempunyai utang;
Ad.3 Salah satu hutang telah jatuh waktu dan dapat ditagih;
Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti P-2, Perjanjian Anjak
piutang antara Pemohon dan Termohon tersebut telah jatuh waktu pada
tanggal 5 September 1996, namun Termohon tidak membayar kepada
Pemohon walaupun Pemohon telah menegur baik lisan maupun tulisan
(vide bukti P-3 dan P-4);
247
Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut di atas, maka unsur
‘salah satu utang telah jatuh waktu dan dapat ditagih “inipun telah
terpenuhi;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka semua
unsur dalam pasal 1 ayat (1) PERPU No. 1 Tahun 1998 yang telah
ditetapkan sebagai Undang-Undang dengan Undang-Undang No. 4 Tahun
1998 (Undang-Undang Kepailitan) telah lengkap terpenuhi;
248
Mengingat, akan pasal 1 ayat (1), pasal 6 ayat (3) PERPU No. 1
Tahun 1998 yang telah ditetapkan menjadi Undang-Undang dengan
Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 serta pasal-pasal dan peraturan
perundang-undangan lainnya yang berhubungan;
M E N G A D IL I:
249
No. 34/Pailit/2002/PN.NiagaJkt.Pst.
Catatan A khir:
1. Pengadilan Niaga, dalam melaksanakan tata cara pemeriksaan
perkara telah benar dan tepat yaitu sebelum mempertimbangkan
pokok perkara yang mendasarkan pada hukum materiil, terlebih
dahulu mempertimbangkan tata cara pengajuan permohonan
sebagaimana diatur dalam 'hukum acara. Atas dasar ini bila
Pengadilan menemukan bahwa syarat-syarat prosedural / formalitas
pengajuan perkara permohonan tidak dipenuhi oleh pemohon, maka
Pengadilan dapat memutus perkara dengan menyatakan permohonan
tidak dapat diterima (niet Ontvankelijk verklaard). Sehingga
pengadilan tidak perlu lagi memeriksa dan mempertimbangkan
pokok perkara atau substansinya.
3. Penyebutan kata “ dapat “ juga tidak tepat, sebab pasal 1 ayat (1)
menyebutkan dinyatakan pailit.
250
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
^ M i |i k
--^Perpustcikaa»
Mahkamah A a u r -
HUKUM NIAGA
251
A i ! i ! /; v
•: iM-.yq-ia1!
n';; mn >i rin \f.
PENOLAKAN MAYORITAS ANGGOTA SINDIKASI Bank
TIDAK MENGHALANGI PAILIT ATAS D EBITU R
(ANGGOTA SINDIKASI M EMAILITKAN DEBITUR)
253
PUTUSAN PENGADILAN Niaga JAKARTA PUSAT
N0.12/PAILIT/2001/PN.NIAGA/JKT-PST.,
TANGGAL 11 APRIL 2001
DAALAM PERKARA
Antara
Pemohon/Kreditur:
Kreditur L a in :
5. PT. Lippo
254
9. PT. Bank Pelita
Dalam hal ini diwakili oleh BPPN cq. Imam M ustafa, SH.
berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. SRKA-219/BPPN/031 tanggal 23
Maret 2001, dan Edwin Hidayat Abdullah berdasarkan Surat Kuasa
Khusus No. SRKA-235/BPPN/D-AMU/0301 tanggal 29 Maret 2001.
terhadap
Termohon :
2. Subani, SH.
255
3. Aji Sekarmaji, SH. LLM
DUDUK PERKARA
Pemohon, melalui surat permohonan yang terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tertanggal 16 Maret 2001
dalam Register No. 12/Pailit/2001/PN.Niaga/Jkt.Pst, mengajukan
permohonan pailit berdasarkan alasan-alassan berikut:
1. Bank Danamon;
3. Bank Niaga;
4. BDNI;
5. Bank Panin;
6. Bank Lippo;
7. Bank Duta;
256
8. Bank Tamara;
9. Bank Jaya;
12. BUN;
257
4. Bahwa seluruh jum lah kewajiban Termohon kepada Pemohon
pertanggal 16 maret 2001 sebesar Rp. 8.435.809.861,- (delapan
milyar empat ratus tiga puluh lima juta delapan ratus sembilan ribu
delapan ratus enam puluh satu rupiah), dengan perincian sebagai
berikut:
Bukti P-4
5. Bahwa jumlah kewajiban tersebut pada angka 4 tersebut di atas
Termohon, masih harus membayar bunga sebesar 3% per bulan dari
jumlah pembayaran kewajiban terhitung sejak Permohonan ini
didaftarkan di Pengadilan Niaga Jakarta pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat sampai dengan dibayar lunas yang harus dibayar lunas
seketika dan sekaligus kepada Pemohon;
6. Bahwa Termohon dinyatakan melakukan peristiwa cidera janji yang
wajib dibayar Termohon pada tanggal yang telah ditetapkan
berdasarkan Perjanjian Pinjaman Sindikasi (vide bukti P -l) dan
termohon telah diberikan Surat Tuntutan Pembayaran Ref, No :
2000.644/DIRCO-DPR, tanggal 12 Juni 2000 namun hingga saat
ini tidak melakukan pembayaran atas seluruh kewajibannya kepada
Pemohon oleh karenanya adalah tepat Pemohon mengajukan
Permohonan Kepailitan terhadap Termohon; bukti P-5
258
8. Bahwa sesuai dengan Pasal 13 Perpu No. 1 Tahun 1998 jo Undang-
Undang No. 4 Tahun 1998 Pemohon kepada Pengadilan Niaga agar
berkenan untuk mengangkat seorang Kurator yaitu TH Gewang
SH., berkantor di Central Salemba Mas Blok VI, Jalan Salemba
Raya No. 34-36 Jakarta Pusat, sebagai Kurator Termohon dalam
Kepailitan in i;
259
6. Menghukum Termohon untuk membayar semua biaya dalam perkara
ini;
ATAU
Apabila Bapak Ketua Pengadilan Niaga cq Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya;
260
6. Fax Surat Kesepakatan bersama Penunjukkan Agen Pengganti
tanggal 16 Oktober 1998 tentang penggantian Agen Fasilitas dari
Bank Danamon menjadi BII, diberi tanda P-6;
261
mematuhi ketentuan ketentuan acara yang telah disepakati bersama pada
hari persidangan yang kedua ini maka pada hari persidangan yang
selan ju tn y a yang bersangkutan secara hukum dianggap tidak
mempergunakan haknya dan sidang akan dilanjutkan dengan cara
sebagaimana seharusnya;
Dalam E ksepsi:
A. Pemohon (Kreditur) selaku salah satu bank peserta Sindikasi lebih
dahulu melakukan dengan alasan bahwa pencairan dana dari
Pemohon (Kreditur) mulai bulan Januari hingga Nopember 1997
baru direalisasikan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah
262
yang disanggupi untuk selanjutnya terhenti sama sekali hingga saat
ini;
263
Menimbang bahwa terhadap tanggapan yang diajukan oleh Debitur
melalui Kuasa Hukumnya sebagaimana tersebut di atas maka Pemohon
(Kreditur) melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan sanggahannya
secara lisan dimuka persidangan hari Selasa tanggal 3 April 2001 yang
pada pokoknya menyatakan bahwa :
- Pemohon (Kreditur) tidak benar telah wanprestasi lebih dahulu oleh
karena Pemohon telah memberikan Kredit Investasi sebesar Rp.
1.664.468.384,- (satu milyar enam ratus enam puluh empat juta
empat ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus delapan puluh empat
rupiah) dan TDC sebesar Rp. 2.215.113.116,- (dua milyar dua ratus
lima belas juta seratus tiga belas ribu seratus enam belas rupiah)
yang setelah ditam bah dengan bunga dan denda maka
keseluruhannya hingga kini berjumlah Rp 8.435.809.861,- (delapan
milyar empat ratus tiga puluh lima juta delapan ratus sembilan ribu
delapan ratus enam puluh satu rupiah);
264
Nasional), halmana memperkuat sanggahan awal Debitur yang
menyatakan bahwa Kreditur telaah wanprestasi lebih dahulu dari
pada Debitur;
265
5. Foto Copy salinan Akta Perjanjian penyerahan Hasil Jalan Tol No.
147 tanggal 22 November 1996 yang dibuat dihadapan Notaris
SPHenny Singgih, SH. di Jakarta, diberi tanda T-5;
6. Foto Copy salinan Akta Pendirian Perseroan Terbatas dari PT. Citra
Mataram Satria Marga Persada No 36 tanggal 12 April 1996 yang
dibuat di hadapan Notaris SP Henny Singgih, SH di Jakarta, diberi
tanda T-6;
7. Foto Copy Tambahan Berita Negara R.I. No. 80 tanggal 4 Oktober
1996 tentang Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
No. C2-7683 HT01.01 Tahun 1996 mengenai pengesahan Akta
Pendirian Perseroan Terbatas PT. Citra Mataram Satria Marga
Persada, diberi tanda T-7;
8. Foto Copy fax Surat No. AA. TNI. 2089 tanggal 30 April 1997 dari
PT. Jasa Marga (persero) pada Direktur Bina Jalan Kota Direktorat
Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Jakarta perihal
Pengadaan tanah proyek jalan tol JORR W2, diberi tanda T-8;
10. Foto Copy surat No. B.042/CFG/I/98 tanggal 20 Januari 1998 dari
Bank Danamon pada PT. Citra Mataram Satria Marga Persada
perihal penarikan Pinjaman Investasi ke 8; (Rp. 620 Milyar Fasilitas
Pinjaman Sindikasi), diberi tanda T-10;
11. Foto Copy surat No. B303/CFG/VII/98 tanggal 6 Agustus 1998 dari
Bank Danamon pada PT. Citra Mataram Satria Marga Persada
perihal rencana penarikan pinjaman Investasi ke X tangal 18 Agustus
1998, diberi tanda T-H;
12. Foto Copy surat No. 2000. 64/DIRCO-DPI, tanggal 12 Juni 2000
dari Bank Internasional Indonesia selaku Agen Fasilitas pada PT.
Citra Mataram Satria Marga Persada perihal Deklarasi terjadinya
266
peristiwa cidera janji dan tuntutan pembayaran kepada PT. Citra
Mataram Satria Marga Persada, diberi tanda T-12;
13. Foto Copy surat No. D4. BK2-23 tanggal 13 Juni 2000 dari PT.
C itra M ataram S atria M arga Persada kepada B a n k
Internasional Indonesia perihal Pemberitahuan peristiwa Cidera
Janji, diberi tanda T-13;
14. Foto Copy Surat No. AA.F1K.02.820 tanggal 21 Juni 2000 dri PT.
Jasa Marga (persero) PT. Citra Mataram Satria Marga Persada
perihal P em beritahuan Pem utusan P erjanjian K u asa
Penyelenggaraan, diberi tanda T-14 (tidak dapat memperlihatkan
aslinya);
15. Foto Copy Surat Keterangan tentang Total Pinjaman Sindikasi Bank
pada PT. Citra Mataram Satria Marga Persada per 29 April 1999,
diberi tanda T-15; (tidak dapat memperlihatkan aslinya);
17. Copy dari fax Surat No. B/-84/CFG/II/98 tanggal 20 Januari 1998
dan PT. Bank Danamon pada PT. Citra Mataram Satria M arga
Persada perihal Rp. 602 M ilyar Fasilitas Pinjaman Sindikasi
PT. Citra Mataram Satria Marga Persada, diberi tanda T-17;
18. Foto Copy dari fax tanggal 17 November 1997 dari PT. Bank
Danamon pada PT. Citra Mataram Satria Marga Persada perihal
PT. Citra Mataram Satria Marga Persada Rp. 602 Milyar
Pinjaman Sindikasi Jangka Panjang penarikan ke VII (Pinjaman
Investasi) tanggal 3 November 1997, diberi tanda T-18;
19. Foto Copy dari fax tanggal 19 Januari 1998 dari PT. Bank Danamon
pada PT. Citra Mataram Satria Marga Persada perihal undangan
267
pertemuan PT. Citra Mataram Satria Marga Persada Rp. 602
Milyar Pinjaman Sindikasi Jangka Panjang, diberi tanda T-19;
268
4. Foto Copy Perjanjian Penyerahan dan Pengalihan Hak (Cessie) Atas
Tagihan PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk dan Badan Penyehatan
Perbankan Nasional yang dibuat di bawah tangan tanggal 12 Maret
1999 dan telah dilegalisasi oleh Notaris Ny. Asmara Noer, SH di
Jakarta dengan Surat No. 759/Leg/1999 tanggal 12 Maret 1999,
diberi tanda KL-4;
5. Foto Copy Perjanjian Pengalihan Aset PT. Bank Lippo, Tbk., dan
Badan Penyehatan Perbankan Nasional yang dibuat di bawah tangan
tanggal 28 1999 dan telah dilegalisasi oleh Notaris Ny. Asmara Noer,
SH di Jakarta dengan Surat No. 850/Leg/1999, diberi tanda KL-5;
6. Foto Copy Perjanjian Pengalihan Hak Atas Piutang PT. Bank Duta,
Tbk dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional yang dibuat di
bawah tangan tanggal 19 Nopember 1999 dan telah dilegalisasi oleh
Notaris Ny. Asmara Noer, SH di Jakarta dengan Surat No. 966/
Leg/1999, diberi tanda KL-6;
269
10. Foto Copy Perjanjian Penyerahan dan Pengalihan Hak (Cessie) Atas
Piutang PT. Bank Pelita dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
yang dibuat di bawah tangan tanggal 12 Maret 1999 dan telah
dilegalisasi oleh Notaris Ny. Asmara Noer, SH di Jakarta dengan
Surat No. 752/Leg/1999 tanggal 12 Maret 1999, diberi tanda KL-
10;
11. Foto Copy Perjanjian Pengalihan Hak Atas Piutang PT. Bank Asia
Pacific dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional yang dibuat di
bawah tangan tanggal 17 Januari 2000 dan telah dilegalisasi oleh
Notaris Ny. Asmara Noer, SH di Jakarta dengan Surat No. 1008/
Leg/2000 tanggal 17 Januari 2000, diberi tanda KL-11;
12. Foto Copy Perjanjian Jual Beli dan penyerahan Piutang PT. Bank
Umum Nasional Tbk., dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
No. SP-67/BPPN/0600 yang dibuat di bawah tangan tanggal 3 Juni
2000 dan telah dilegalisasi oleh Notaris Ny. Sulami Mustafa, SH
di Jakarta dengan Surat No. 063/1/2000 tanggal 3 Juni 2000, diberi
tanda KL-12;
13. Foto Copy Perjanjian Pengalihan Piutang PT. Bank Putra Surya
Perkasa dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional yang dibuat
di bawah tangan tanggal 11 Pebruari 2000 dan telah dilegalisasi
oleh Notaris Ny. Asmara Noer, SH di Jakarta dengan Surat No.
1043/Leg/2000 tanggal 11 Pebruari 2000, diberi tandaKL-13;
14. Foto Copy Perjanjian Pengalihan Atas Piutang PT. Bank Papan
Sejahtera dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional yang dibuat
di bawah tangan tanggal'•11 Pebruari 2000" dan telah dilegalisasi
oleh Notaris Ny. Asmara Noer, SH di Jakarta dengan Surat No.
1048/Leg/2000, diberi tanda KT-14;
15. Foto Copy Perjanjian Pengalihan Hak Atas Piutang PT. Bank
Dagang dan Industri dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional
yang dibuat di bawah tangan tanggal 4 Pebruari 2000 dan telah
dilegalisasi oleh Notaris Ny. Asmara Noer, SH di Jakarta dengan
270
Surat No. 1038/Leg/2000 tanggal 4 Pebruari 2000, diberi tanda KL-
15;
16. Foto Copy Perjanjian Pengalihan Hak Atas Piutang PT. Bank Ram a
dan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang dibuat di
bawah tangan tanggal 19 Nopember 1999 dan telah dilegalisasi oleh
Notaris Ny. Asmara Noer, SH di Jakarta dengan Surat No.963/Leg/
1999, tanggal 19 Nopember 1999, diberi tanda KL-16;
PERTIMBANGAN HUKUM ;
271
Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pertimbangan hukum
sebelumnya dan juga berdasarkan Pasal 130 HIR jis 31 RV jis 284 ayat
1 V,J. Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan, maka adalah
beralasan secara sah menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk menolak
permohonan PKPU ini;
Menimbang, bahwa yang menjadi alasan permohonan Pemohon
adalah :
1. Adanya utang PT. Citra Mataram Satria Marga Persada sebesar
Rp. 8.435.809.861,- (delapan milyar empat ratus tiga puluh lima
juta delapan ratus sembilan ribu delapan ratus enam puluh satu ru
piah) yang terdiri d a ri:
- TUnggakan Pokok Pinjaman Rp. 3.879.581.500,-(tiga milyar
delapan ratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus delapan puluh
satu ribu lima ratus rupiah).
Tunggakan bunga Rp. 3.533.221.084,- (tiga milyar lima ratus
tiga puluh tiga juta dua ratus dua puluh satu ribu delapan puluh
empat rupiah).
Denda Rp. 1.023.007.277,- (satu milyar dua puluh tiga juta
tujuh ribu dua ratus tujuh puluh tujuh rupiah).
2. Bahwa jumlah kewajiban Debitur sebagaimana tersebut pada sub 1
di atas masih bertambah pula dengan adanya kewajiban Debitur
untuk membayar bunga sebesar 3% (tiga persen) per bulan dari
jum lah utang terhitung sejak permohonan ini didaftarkan di
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sampai
dengan utang tersebut dibayar lunas seketika dan sekaligus pada
Pemohon (Kreditur);
3. Bahwa utang PT. Citra Mataram Satria Marga Persada (Debitur)
ada Pemohon (Kreditur) sebagaimana tersebut di atas itu timbul
sebagai akibat dari ditandatanganinya Akta Perjanjian Sindikasi No.
70 pada tanggal 12 Juni 1996 antara PT. Citra Mataram Satria
Marga Persada (Debitur) selaku penerima Kredit dengan 20 (dua
272
puluh) bank pemberi kredit yang tergabung dalam suatu sindikasi
dimana Pemohon (Kreditur) adalah salah satu dari padanya) bank-
bank tersebut adalah : v;
a. PT. Bank Danamon;
b. Bank Internasional Indonesia;
c. Bank Niaga;
d. PT. Bank Dagang Nasional Indonesia;
e. PT. Bank Panin;
f. PT. Bank Lippo;
g. PT. Bank Duta;
h. PT. Bank Tamara;
i. PT. Jayabank Internasional;
j. PT. Bank Pelita;
k. PT. Bank Asia Pacific;
l. PT. Bank Umum Nasional;
m. PT. Bank Putera Surya Perkasa;
n. PT. Bank Papan;
o. PT. Bank IF I (P em ohon/K reditur dalam P erm ohonan
Pernyataan Pailit);
p. PT. Bank Dagang dan Industri;
q. PT. Bank Prima Express;
r. PT. Bank Rama;
273
4. Bahwa sebagai kelanjutan dari penandatanganan Perjanjian Sindikasi
seperti tersebut di atas maka pada tanggal 22 Nopember 1996 PT.
Citra Mataram Satria Marga Persada (Debitur) selaku penerima
kredit bersama-sama dengan 20 (dua puluh) bank pemberi kredit
sindikasi tersebut tadi telah pula menandatangani Akta Perubahan
Perjanjian Sindikasi No. 146 di hadapan Notaris yang sama dengan
Notaris dimana Perjanjian Kredit Sindikasi ditandatangani di Jakarta,
yaitu Notaris SP Henny Singgih, SH.
5. Bahwa dengan adanya jaminan sebagaimana tercantum dalam point
15 perjanjian Sindikasi tersebut maka Pemohon (Kreditur) telah
memberikan pinjaman kepada Debitur dengan plafond sebesar Rp.
7.500.000.000,- (tujuh milyar lima ratus juta rupiah);
6. Bahwa jumlah kredit dari Pemohon (Kreditur) yang telah ditarik
atau diterima oleh Debitur berjumlah Rp. 3.879.581.500,- (tiga
milyar delapan ratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus delapan
puluh satu ribu lima ratus rupiah) dengan perincian sebagai berikut:
Kreditur Investasi sebesar = Rp. 1.664.468.384,- (satu milyar enam
ratus enam puluh empat juta empat ratus enam puluh delapan ribu
riga ratus delapan puluh empat rupiah);
IDC sebesar = Rp. 2.215.113.116,- (dua milyar dua ratus lima belas
juta seratus tiga belas ribu seratus enam belas rupiah);
7. Bahwa ternyata Debitur tidak dapat melaksanakan/tidak mematuhi
syarat-syarat atau kewajiban-kewajibannya sebagaimana diatur
dalam perjanjian Kredit Sindikasi yang telah ditandatanganinya
tersebut dan juga perjanjian-perjanjian lain dimana D ebitur
merupakan pihak di dalamnya sehingga berdasarkan ketentuan Pasal
16 dari Perjanjian Kredit Sindikasi Debitur telah melakukan
wanprestasi dan utangnya pada para Krediturnya (termasuk
Pemohon) seketika menjadi jatuh tempo;
8. Bahwa oleh karena Debitur telah melakukan wanprestasi dan
utangnya menjadi jatuh tempo maka PT. Bank Internasional
274
Indonesia selaku Agen Fasilitas Sindikasi Bank telah memberikan
Surat Tuntutan Pembayaran Ref. No. : 2000.644/DIRCO-DPI
tanggal 12 Juni 2000 pada Debitur, akan tetapi hingga saat
Permohonan Pernyataan Pailit ini diajukan dan dipdriksa di
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Debitur tidak membayar utangnya
pada Pemohon;
Dalam Eksepsi:
275
baru direalisasikan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah yang
disanggupi untuk selanjutnya terhenti sama sekali hingga kini;
B. Utang sebagaim ana didalilkan Pemohon (K reditur) dalam
Permohonannya ini belum jatuh tempo dengan alasan Pemohon
(Kreditur) baru memberikan sebagian kecil dana dari jumlah yang
telah disepakati sebelumnya dalam Perjanjian Kredit Sindikasi;
C. Jumlah utang sebagaimana didalilkan Pemohon (Kreditur) dalam
Permohonannya ini belum pasti dengan alasan bahwa jumlah
pinjaman seperti didalilkan Pemohon (Kreditur) tidak benar;
D. Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan Pemohon (Kreditur)
ini kurang pihak dengan alasan tidak mengikutsertakan PT. Jasa
M arga sebagai pihak yang terlibat dalam perjanjian-perjanjian yang
ada;
276
Menimbang, bahwa terhadap tanggapan yang dikemukakan oleh
Debitur sebagaimana tersebut di atas maka Majelis Hakim memberikan
pertimbangan hukumnya sebagai berikut:
1. Terhadap Eksepsi
277
Menimbang, bahwa selanjutnya dengan memperhatikan ketentuan
Pasal 135 dan 136 HIR, maka eksepsi yang diajukan Debitur telah
menyalahi ketentuan Hukum Acara Perdata yang berlaku di Indonesia
sebagaimana telah dipertimbangkan sebelumnya; karenanya Majelis
Hakim menurut pasal 136 HIR yo. Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung
RI Reg. N o .: 361 K/Sip/1973 tanggal 30 Desember 1975 Majelis Hakim
tidak boleh memeriksa dan memutuskannya sendiri-sendiri, melainkan
diperiksa dan diputus bersama-sama dengan pokok (materi) perkara
hingga karenanya dengan mengambil alih pertim bangan hukum
sebelumnya adalah beralasan secara sah menurut hukum bagi Majelis
Hakim untuk menolak eksepsi dari Debitur;
Terhadap tanggapan A :
278
Terhadap tanggapan B :
279
beralasan secara sah menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk menolak
tanggapan Debitur ini;
Terhadap tanggapan C :
Menimbang, bahwa dengan mengambil-alih pertimbangan hukum
maupun bukti-bukti yang mendasari pertimbangan-pertimbangan hukum
sebelumnya, bukti T-3 yang pada dasarnya bersamaan bukti P-l, bukti
T-4 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti P-2, bukti P-3, bukti
P-4, bukti P-5 serta bukti P-6 membuktikan bahwa jumlah utang Debitur
pada Pemohon (Kreditur) sudahlah pasti dan karenanya dapat ditagih
sebagaimana dimakssud dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 4
Tahun 1998 tentang Kepailitan, dan kalaupun debitur beranggapan
utannya pada Pemohon (Kreditur) belum pasti dapat membuktikan lebih
lanjut dalam proses verifikasi utang seperti dimaksud dalam Pasal 104
sampai dengan Pasal 133 dan pasal-pasal yang berkaitan dengan hal
tersebut seperti dimaksud oleh Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang
Kepailitan, hingga karenanya dengan mengambil-alih pertimbangan
hukum sebelumnya dan memperhatikan pula Pasal 163 HIR maka adalah
beralasan secara sah menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk menolak
tanggapan Debitur ini;
Terhadap tanggapan D :
280
persidangan serta adanya pernyataan lisan maupun tertulis dari BPPN
yang walaupun tidak menginginkan Debitur pailit namun pada pokoknya
mengakui pula bahwa benar Debitur adalah Debitur dari 15 (lima belas)
bank peserta sindikasi yang diwakilinya di muka persidangan ini,
sedangkan pihak Jasa M arga sebagaimana didalilkan Debitur dalam
tanggapannya bukanlah sebagai pihak penerima pinjaman kredit
sebagaimana halnya Debitur akan tetapi hanya sebagai pihak lain yang
mengikatkan diri dengan Debitur dalam perjanjian lain sebagaimana
dimaksud dalam point 1 point 3.1.2.7 dari bukti T-3 yang pada dasarnya
bersamaan dengan bukti P-1 dimana point ini telah dirubah oleh bukti T-
4 yang pada dasarnya bersama dengan bukti P-2 dalam point 2.2, dimana
berdasarkan pasal 16 bukti P-2 dalam point 2.2, dimana berdasarkan
pasal 16 bukti T-3 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti P-l
perjanjian-perjanjian yang oleh debitur dengan pihak lain, termasuk
dengan pihak Jasa Marga, adalah merupakan jaminan bagi diberikannya
kredit oleh bank-bank peserta Sindikasi;
281
hukum harta-benda (Vermogens Recht) antara dua orang atau lebih
dimana pihak yang satu berhak atas sesuatu (dalam hal ini adalah
Kreditur) sedangkan pihak yang lain (dalam hal ini adalah Debitur) wajib
melaksanakannya, obyeknya tertentu dan subyeknyapun tertentu pula
dimana jika pihak yang mempunyai kewajiban itu tidak melaksanakan
kewajibannya tadi akan menimbulkan apa yang disebut Utang yakni
kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang
baik dalam mata uang Indonesia ataupun mata uang asing, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang timbul karena perjanjian atau
undang-undang dan yang wajib dipenuhi oleh Debitur, bila tidak dipenuhi
memberikan hak kepada Kreditur untuk mendapatkan pemenuhannya
dari harta kekayaan Debitur:
282
Menimbang, bahwa berdasarkan:
- Bukti P-2 yang pada dasarnya bersamaan dan dengan bukti T-4;
- Bukti T-6, T-7, T-9, T-10, T -ll, T-12, T-13, T-14, T-15, T-16, T-17,
T-18, dan bukti T-19;
283
hal ini adalah PT. Bank Internasional Indonesia selaku facility agent
berdasarkan bukti P-5 yang pada dasarnya bersamaan dengan bukti T-12
jis P-6jis T-12 dan T-13 tanpa persetujuan agen yang bersangkutan bukti
T-13 point 13.3 terbukti secara sah bahwa Pemohon (Kreditur) dapat
mengajukan Permohonan Pernyataan Pailit ini secara terpisah dari para
bank peserta sindikasi lainnya. Apalagi ditambah dengan bukti lain yaitu
adanya pernyataan secara lisan yang diajukan oleh kuasa Hukum
Pemohon dimuka persidangan tanggal 6 April 2001 yang menyatakan
bahwa alasan ini dari Pemohon (Kreditur) mengajukan Permohonan
Pernyataan pailit ini adalah dikarenakan Pemohon (Kreditur) tidak pemah
diajak turut serta oleh 15 (lima belas) bank peserta Sindikasi lainnya
(sebagaimana tersebut di atas) yang telah berada dibawah Badan
Penyehatan Perbankan (BPPN) dalam upaya menagih utang pada
Debitur;
Menimbang, bahwa selanjutnya walaupun Badan Penyehatan
Perbankan (BPPN) dalam sidang tanggal 6 April 2001 secara lisan
maupun tertulis (point 11) menyatakan bahwa Pemohon (Kreditur) telah
pemah diikut sertakan dalam upaya penagihan utang pada Debitur akan
tetapi oleh karena tidak didukung oleh bukti-bukti, apalagi dengan adanya
sanggahan dari Pemohon (Kreditur) sebagaimana tersebut di atas maka
sesuai dengan Pasal 163 HR pernyataan tersebut tidaklah berdasar hukum;
284
KL-16 membuktikan secara sah menurut hukum bahwa terdapat Kreditur
Lain dalam Permohonan Pernyataan Pailit ini;
285
dasarnya bersamaan dengan bukti P-5 serta bukti P -1 yang pada dasarnya
bersamaan dengan bukti T-3, terutama point 16.1.3,16.1.10.1,16.1.10.5,
16.1.12, 16.1.13, 16.1.17, 16.1.18, 16.1.19, 16.1.1., 19.7 dan 16.2.1.i;
286
menunjuk Saudara Tafrizal hasan (T.H) Gewang, SH yang beralamat
di Gedung Sentra Salemba Mas Blok U Jalan Salemba Raya No. 34
Jakarta 10430 sebagai Kurator dalam perkara Permohonan Pernyataan
Pailit ini;
Mengingat Pasal 118 j is Pasal 133 jis Pasal 134 jis Pasal 135 jis
Pasal 136 jis Pasal 163 HIR jis Pasal 18666 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata jis Paal 1 ayat 1jis Pasal 13 ayat 1 a dan 1 b jis Pasal 13
ayat 3 jis Pasal 23 jis Pasal 90 Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang
Kepailitan jis No. 14 Tahun 1970 tentang Pokok-Pokok Kekuasaan
Kehakiman jis Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung RI Reg. No. 36110'
Sip/1973 tanggal 30 Desember 1975 jis Keputusan KKSK No. Kep.22A/
M.Keu/05/2000 tanggal 11 Mei 2000 dan ketentuan-ketentuan lain yang
bersangkutan;
Isi Putusan:
287
- Mengangkat Saudara Tafrizal H asan (T.H) Gewang, SH, dari
Kantor Tafrizal H asan Gewang, yang beralamat di Gedung Sentra
Salemba Mas Blok U, Jl. Salemba Raya No. 34-36, Jakarta 10430
sebagai Kurator;
288
No. 12/Pailit/2001/PN.NiagaJkt.Pst.
Catatan A khir:
289
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
HUKUM NIAGA
291
v - \\; : - • :t { ae ;’ a - n ; v- -n va ;
293
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA JAKARTA PUSAT
NO. 59/PAILIT/2001/PN. NIAGA/JKT-PST.
TANGGAL 11 DESEMBER 2001
DALAM PERKARA
antara
Pemohon :
Julia Tresnasary Yahya, Warganegara Indonesia, Alamat di Jalan
Ciputat Raya KK No. 35, Jakarta Timur.
1. Humprey R. Djemat, SH.
2. Wences Laus La Rangka, SH.
3. Ricardo Simanjuntak, SH.
4. Reno Angkasa wan, SH.
Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia Pekerjaan Advokat/
Pengacara pada Kantor Hukum Gani Djemant & Parteners;
Beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 76-78 Jakarta Pusat
terhadap
Termohon:
PT. Telkomsel, beralamat di Gedung Grahasamya Internusa Lantai
14-14, A. H.R. Rasuna Said Kav. Y.O. Jakarta Selatan.
294
DUDUK PERKARA:
295
4. Atas tindakan Termohon yang telah dengan tegas-tegas melanggar
perjanjian model iklan seperti tersebut di atas, Pemohon secara
langsung mendatangi pihak PT. Inter Admark, yang beralamat di
Graha Niaga Lt. 22, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 58 Jakarta, selaku
agency dari Termohon, dan memprotes penggunaan model wajah
Pemohon sebagai iklan produk kartu “Hallo” Telkomsel berukuran
besar di beberapa Billboard yang dipajang di pusat kota Surabaya;
296
Dan oleh karena itu Pemohon menuntut ganti rugi kepada Termohon
sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh
Termohon tersebut di atas, sebagai ganti rugi atas penggunaan wajah
Pemohon sebagai model dalam media kartu Hallo Telkomsel dan
juga dalam media Bilboard yang total keseluruhannya berjumlah
Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah);
297
Pemohon atas penggunaan wajah Pemohon sebagai iklan produk
kartu “Hallo” Telkomsel dengan melawan hukum tersebut. (vide
bukti P-3) ;
10. Bahwa, selanjutnya melalui Surat Peringatan (Somasi) II No. 161/
V /G D P/R IC /2001tanggal 31 Mei 2001, kem bali Pem ohon
melalui kuasa hukumnya Kantor G ani D jem ant & P a rtn e rs
memperingatkan Termohon agar mempunyai niat baik dalam
menyelesaikan permasalahan tersebut di atas dengan Pemohon serta
kembali mengundang Termohon untuk mendiskusikan penyelesaian
secara damai (vide bukti P-4) ;
11. Bahwa sama seperti jawaban-jawaban yang diterima oleh Pemohon,
sebelumnya, Termohon melalui surat balasannya No : 021/HK.01/
SP.012/VI/01 tanggal 7 Juni 2001, bahwa Termohon menyatakan
belum dapat memenuhi undangan yang dikirimkan oleh Pemohon
di atas, dengan alasan bahwa Termohon sedang mengumpulkan
fakta-fakta di lapangan tentang permasalahan tersebut di atas, dan
meminta pengunduran waktu pertemua (vide bukti P-5) ;
12. Bahwa ternyata dua hari sebelum tanggal undangan pertemuan dalam
Surat Peringatan (Somasi) II tersebut, ternyata Termohon menyuruh
stafnya yang bernam a Bapak Im a n u d d in dari D epartem en
Corporate Secretary yang mengaku sebagai utusan Direksi dan
meminta Pemohon agar tidak mempermasalahkan hal ini melalui
Pengadilan seperti dalam somasi tersebut di atas, dan atas pesan
direksi yang mengutus, berjanji untuk menyelesaikan masalah
tersebut dengan memberikan ganti rugi kepada Pemohon secara
langsung dengan Pemohon.
298
pertemuan N o .: 1359/VI/GDP/RIC/01 tanggal 22 Juni 2001, sebagai
undangan terakhir dalam upaya mencari jalan yang terbaik untuk
penyelesaian permasalahan tersebut di atas, (vide bukti P-6) ;
15. Bahwa untuk penugasan atas pernyataan PT. Inter Admark yang
tidak lagi mempunyai hubungan hukum dengan PT. Telkomsel
(Termohon) setelah selesainya kontrak agency antara perusahaan
tersebut dengan PT. Telkomsel pada tahun 1997, kembali Pemohon
melalui kuasa hukumnya mengirimkan Surat Peringatan (Somasi)
kepada PT. Inter Admark N o .: 1509/VII/GDP/RIC/01 tanggal 12
Juli 2001 atas kerugian yang diderita oleh Pemohon penggunaan
wajah Pemohon sebagai model iklan oleh PT. Telkomsel Termohon
secara melawan hukum, (vide bukti P-8) ;
299
Dapat kami tambahkan, bahwa memang kami terlibat dalam
pembuatan kartu telpon produk Telkomsel dengan model tersebut
ditahun 1996/1997 dengn kontrak model, khusus untuk penggunaan
kartu Hallo, Telkomsel. Namun setelah kontrak berakhir, pemakaian
model tidak lagi menjadi tanggung jawab kami, tetapi PT Telkomsel
dengan agency barunya...”
17. Bahwa, Pemohon melalui kusa hukumnya Gani Djem ant &
Partners, kembali mengirimkan Surat Peringatan (Somasi( No. :
2318/XI/GDP/RIC/01 tanggal 14 November 2001 sehubungan
dengan penegasan dari PT. Inter Admark, tersebut di atas, dan
tetap mengundang Termohon tetap tidak memberikan reaksi apapun
sampai pada saat Permohonan Pernyataan Pailit ini didaftarkan. (vide
bukti P-10) ;
18. Bahwa dari fakta-fakta di atas, telah sangat jelas dan nyata bahwa
Termohon telah melakukan tindakan perbuatan melawan hukum,
yang secara tidak sah telah menggunakan wajah Pemohon sebagai
model kartu Hallo produk Telkomsel dalam bentuk dan juga dalam
ukuran iklan besar di paling sedikit dua billboard yang dipajang di
Jalan Raya Darmo dan di Jalan Pemuda di Surabaya, sejak awal
tahun 1998 sampai saat Permohonan Pernyataan Pailit didaftarkan ;
300
meterial apapun, yang mewajibkan Termohon memberikan ganti
rugi tersebut dalam bentuk uang kepada Pemohon;
Hal ini menunjukkan tidak adanya niat baik ataupun etika bisnis
yang baik dan Termohon dengan melakukan upaya eksploitasi wajah
Pemohon, yang memang profesinya digantungkan pada karimya di
dunia model dan acting, tanpa merasa harus bertanggung jawab
untuk memberikan kompensasi ataupun honor kepada Pemohon atas
penggunaan wajah Pemohon sebagai iklan dari produk Termohon
tersebut;
22. Bahwa, kalau hal-hal seperti ini dibiarkan, maka akan sangat
memberikan dampak buruk bagi industri dunia periklanan dan model
di Indonesia,termasuk akan memberikan dampak yang sangat buruk
bagi para artis-artis yang meletakkan profesi dan masa depannya
dalam dunia iklan maupun modeling tersebut;
301
Pengertian Utang Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1998,
tentang Kepailitan :
302
Pengertian hutang dalam arti luas ini juga diterapkan dalam kasus
Hasim Sutiono dan PT Muji Inti Utama (para Kreditur) melawan
PT. Kutai Kertanegara Prima Coal dengan Ny. Iswati Sugianto
(para Debitur) dimana, Majelis Hakim Niaga pada putusan No. 18/
pailit/1998/PN.Niaga/Jkt Pst, Majelis Hakim Kasasi M/VRI pada
putusan No. 2/K/N/1999 dan Putusan Majelis Hakim Peninjauan
Kembali MARI dalam putusan No. 17/PK/N/1999 secara konsisten
menerapkan utang dalam arti luas;
2$. Bahwa dari fakta-fakta di atas, telah menjadi suatu kebenaran yang
sederhana dan tidak dapat dipungkiri bahwa secara hukum Termohon
mempunyai kewajiban (hutang) yang timbul dari kewajiban
mengganti rugi kepada Pemohon yang dapat ditagih atas tindakan
Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Termohon yang
sangat m erugikan P em ohon, sebagai m odel iklan yang
menggantungkan pendapatan dan karimya pada dunia modeling
tersebut;
1. PT. Inti, Jalan Moch. Toha No. 77 Bandung 40253, Telp. (022)
5201501, Fax. (022) 5227729
303
tahun 1998 tentang kepailitan, yang antara lain mengatakan :
- “Debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak
membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh tempo dan
dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan Pengadilan
yang berwenang...”
maka Termohon adalah debitur yang telah memenuhi persyaratan
untuk dapat dinyatakan pailit sesuai dengan ketentuan pasal 1 ayat
1 tersebut karena :
304
Setia Budi Building 1,3 th FI. Blok A -1, Jalan Rasuna Said Kav. 62,
Jakarta 12920 sebagai Penggurus dalam PKPU tersebut;
305
Termohon);
306
11. Bukti P-11 : Surat Keterangan tanggal 22 Oktober 2001
tentang tidak adanya Conflict of Interest dari
Kurator yang diusulkan (Asli);
307
Umum Pengadilan Negeri bertugas dan berwenang memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata
di tingkat pertama. ”
Berdasarkan Pasal 280 Undang-Undang N om or: 4 Tahun 1998 tentang
Kepailitan, wewenang Pengadilan Niaga hanya memeriksa dan memutus
perkara Kepailitan, PKPU dan perkara lain dihidang perniagaan yang
penetapannya dilakukan dengan Peraturan Pemerintah. Perbuatan
melawan hukum jelas bukan Lingkup Pengadilan Niaga, tetapi peradilan
umum;
Dengan demikian, permohon pernyataan pailit Pemohon Pailit haruslah
dinyatakan ditolak;
3. Error In Persona :
Mohon Akta, Pemohon Pailit menyatakan dengan tegas dan nyata
bahwa kontrak sebagai model iklan produk Sim Card Kartu Hallo
Telkomsel dibuat antara Pemohon Pailit dengan PT. Inter Admark
bukan dengan Termohon Pailit;
Oleh karenanya, segala akibat hukum dari kontrak antara Pemohon
Pailit dan PT. Inter Admark hanyalah mengikat Pemohon Pailit
dengan PT. Inter Admark dan tidak dapat menimbulkan kerugian
bagi pihak ketiga termasuk Termohon Pailit, sebagaimana diatur
dalam Pasal 1340 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yakni:
308
Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik In
donesia, tanggal 13 Desember 1958, Nomor MA.4K/Sip/1958
“Syarat mutlak untuk menarik seseorang didepan pengadilan harus
ada perselisihan hukum antar kedua pihak”;
4. Tidak Ada Utang yang Jatuh Waktu dan Dapat Ditagih.
309
41998 tentang Kepailitan.
Apalagi hutang yang dipaksakan sebagai hutang yang “telah jatuh
waktu dan dapat ditagih”. Kapan jatuh waktunya dan kapan dapat
ditagihnya?
Bahwa putusan-putusan yang ditunjuk Pemohon Pailit (vide halaman
9 dan 10 permohonan) tidak relevan dan kapan perkara ini;
310
sebagaimana disyaratkan Pasal 6 ayat 3 Undang-Undang N om or: 4
Tahun 1998 tentang kepailitan;
311
Tidak mungkin ada pelanggaran perjanjian bila perjanjiannya sendiri
tidak pernah ada;
Permohonan:
ATAU
Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono).
312
Menimbang, bahwa Termohon juga telah mengajukan alat-alat bukti
dalam persidangan berupa bukti tertulis yang terdiri d a ri:
PERTIMBANGAN HUKUM:
313
sbesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) yang timbul sebagai
akibat ditanda tanganinya kontrak untuk menjadi model iklan bagi
produk kartu Halo (sim card) Telkomsel yang khusus diedarkan di
wilayah Surabaya antara Pemohon (Kreditur) dengan PT. Inter
Admark pada tahun 1996/1997;
2. Akan tetapi setelah kontrak sebagaimana tersebut berakhir pada
tahun 1997 ternyata Debitur masih mempergunakan wilayah
Pemohon (Kreditur) selaku model iklan dalam kartu Hallo Telkomsel
dan bahkan juga dipasang pada 2 (dua) Bill Board berukuran besar
di dua wilayah utama kota Surabaya, yaitu di Jalan Raya Darmo
dan di Jalan Pemuda hingga saat Permohonan Pernyataan Pailit ini
didaftar di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
314
6. Bahwa dua hari sebelum waktu pertemuan sebagaimana dimaksud
dalam Surat Somasi Pemohon (Kreditur) tanggal 31 Mei 2001
Debitur mengutus salah seorang stafnya untuk menemui Pemohon
(Kreditur) dan menyampaikan pesan dari direksi Debitur bahwa
Debitur akan memberikan ganti rugi sesuai dengan Permohonan
dari Pemohon (Kreditur) sebagaimana dimaksud dalam poin. 5
di atas;
10. Bahwa dengan mendasarkan diri pada jawaban tertulis dari PT.
Inter Admark sebagaimana tersebut di atas maka Pem ohon
315
(Kreditur) melalui Kuasa Hukumnya kembali mengirimkan Surat
Somasi ke 4 pada Debitur untuk melaksanakan kewajibannya
sebagaimana yang telah diuraikan dalam poin 6 di atas akan tetapi
hingga Permohonan Pernyataan Pailit ini diajukan ke Pengadilan
N iaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat D ebitur tidak
melaksanakan kewajibannya hingga karenanya adalah beralasan
menurut hukum bagi Pemohon (Kreditur) untuk mohon pada Majelis
Hakim agar menyatakan Debitur berada dalam keadaan Pailit dengan
segala akibat hukumnya;
Menimbang, bahwa guna memperkuat dalil-dalil Permohonannya
ini maka Pemohon (Kreditur) telah mengajukan bukti berupa bukti, photo
copy surat-surat yang telah dimaterai secukupnya dan telah pula
disesuaikan dengan aslinya dimuka persidangan, diberi tanda P -l sampai
dengan P-11;
Menimbang, bahwa terhadap dalil-dalil Permohonan Pernyataan
Pailit yang diajukan oleh Pemohon (Kreditur) maka Debitur melalui
Kuasa Hukumnya telah mengajukan Tanggapan tertulisnya tanggal 4
Desember 2001 yang pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai berikut:
316
sebagaimana dipersyaratkan oleh Pasal 6 ayat (3) Perpu N om or: 1
Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang
N om or: 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan menjadi tidak terpenuhi;
317
Menimbang, bahwa terhadap Tanggapan yang diajukan oleh Debitur
sebagaiman tersebut di atas maka Pemohon (Kreditur) telah mengajukan
sanggahannya secara lisan dimuka persidangan yang pada pokoknya tetap
pada Perm ohonan Pernyataan P ailitnya sem ula dan mengakui
menemui kesulitan untuk m engajukan bukti tentang keberadaan
Kreditur Lain sebagaimana didalilkan dalam Permohonan Pernyataan
Pailitnya ini;
Menimbang, bahwa terhadap Tanggapan yang diajukan oleh Debitur
sebagaim ana tersebut di atas maka M ajelis Hakim memberikan
pertimbangan hukum sebagaimana berikut:
318
memeriksa dan memutuskan Permohonan Pernyataan Pailit dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) serta perkara-perkara
lain di bidang perniagaan, termasuk Permohonan Pernyataan Pailit ini,
asalkan Pemohon (Kreditur) dapat memberikan bukti-bukti yang cukup
bahwa Permohonan yang diajukannya itu memenuhi ketentuan Pasal 1
ayat 1 Perpu Nomor : 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi
Undang-Undang Nomor: 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan (bagi perkara
Permohonan Pernyataan Pailit) atau Pasal 212 Perpu Nomor : 1 Tahun
1999 yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor: 4 Tahun
1998 tentang Kepailitan (bagi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang).
319
Wanprestasi yang dilakukan oleh Debitur yang menimbulkan kerugian
bagi Pemohon (Kreditur);
Terhadap Tanggapan 3 :
320
memperkuat Tanggapan 3 ini hingga karenanya adalah beralasan secara sah
menurut hukum bagi Majelis Hakim untuk menolak Tanggapan ke-3 ini;
T erhadap Tanggapan 4 ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 163 HIR disebutkan bahwa
barang siapa yang mendalilkan mempunyai suatu hak atau mengajukan
suatu peristiwa untuk menegaskan haknya atau untuk membantah adanya
hak orang lain haruslah membuktikan adanya hak atau peristiwa tersebut,
hingga dengan demikian sudah seharusnya Debitur mengajukah bukti-
bukti yang cukup sebagaim ana dim aksud Pasal 164 HIR guna
memperkuat dalil-dalil Tanggapannya ini;
321
Menimbang, bahwa selama persidangan berlangsung kedua Kreditur
Lain yang didalilkan oleh Pemohon Kreditur dalam Permohonan
Pernyataan Pailitnya ini yaitu PT. Inti dan PT. Lucent Technologies
Network Systems Indonesia tidak pernah hadir dalam persidangan;
322
ketentuan Pasal 163 HIR jo. Pasal 164 HIR yang diberlakukan dalam
Permohonan ini berdasarkan Pasal 284 ayat (1) Perpu Nomor: 1 Tahun
1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-undang Nomor: 4 Tahun
1998 tentang Kepailitan serta memperhatikan pula fakta hukum yang
terungkap selama persidangan perkara Permohonan Pernyataan Pailit
ini yang diperoleh dari Tanggapan maupun saggahan Pemohon
(Kreditur) maupun Debitur sendiri baik secara lisan maupun tertulis
sebagaimana tersebut di atas dihubungkan dengan Pasal 1 ayati Perpu
Nomor : 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-
Undang Nomor : 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan maka ternyata
Pemohon (Kreditur) tidak dapat membuktikan bahwa benar PT.
Telkomsel adalah Debitur dari Pemohon (Kreditur);
Menimbang, bahwa dengan mengambil alih pertimbangan hukum
Majelis Hakim tentang adanya Debitur sebagaimana tersebut di atas
dan dengan memperhatikan pula bukti P-1, P-2, P-3.P-4, P-5, P-6, P-7,
P-8, P-9, P-10, dan P-11 yang permohonannya ini serta memperhatikan
pula fakta hukum yang terungkap selama persidangan perkara
Permohonan Pernyataan Pailit ini yang diperoleh dari Tanggapan
maupun Sanggahan dari Pemohon (Kreditur) dan juga Debitur baik
secara lisan maupun tertulis sebagaimana tersebut di atas dihubungkan
dengan Pasal 1 ayat 1 Perpu No. 1 Tahun 1998yang kemudian disahkan
menjadi Undang-Undang Nomor : 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan
maka ternyata Pemohon (Kreditur) tidak dapat membuktikan bahwa
benar Saudari Yulia Tresnasari Yahya merupakan Kreditur dari Debitur ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-l, P-2, P-3, P-4, P-5, P-
6, P-7, P-8, P-9, P-10dan P-11 yang diajukan oleh Pemohon (Kreditur)
guna memperkuat dalil-dalil Permohonannya ini dengan memperhatikan
ketentuan Pasal 163 HIR jo. Pasal 164 HIR yang diberlakukan dalam
Permohonan Pernyataan Pailit ini berdasarkan Pasal 284 ayat 1 Perpu
Nomor : 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-
Undang Nomor: 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan serta memperhatikan
pula Tanggapan Debitur maupun Sanggahan Pemohon (Kreditur) atas
323
Tanggapan Debitur sebagaimana tersebut di atas sertafakta hukum yang
terungkap dalam persidangan bahwa PT. Inti yang didalilkan oleh
Pemohon (Kreditur) sebagai Kreditur Lain tidak pernah hadir dalam
persidangan walau telah dipanggil dengan patut sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku serta Tanggapan ke. 5 dari Debitur tentang tiadanya
Kreditur Lain dan juga bukti T-ll.A dan T-II.B yang diajukan oleh
Debitur guna memperkuat dalil-dalil Tanggapannya tersebut ternyata
membuktikan bahwa Pemohon (Kreditur) tidak dapat membuktikan
adanya unsur Kreditur Lain sebagaimana dimaksud oleh Pasal I ayat 1
Perpu Nomor: 1 Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-
Undang Nom or: 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P-l, P-2, P-3, P-4, P-5, P-
6, P-7, P-8, P-9, P-10 dan P-l 1 yang diajukan Pemohon (Kreditur) guna
memperkuat dalil-dalil Permohonan Pernyataan Pailitnya ini dengan
memperhatikan ketentuan Pasal 163 HIR jo. Pasal 164 HIR yang
diberlakukan dalam Permohonan Pernyataan Pailit ini berdasarkan
ketentuan Pasal 248 ayat 1 Perpu Nomor: 1 Tahun 1998 yang kemudian
disahkan menjadi Undang-Undang Nomor : 4 Tahun 1998 tentang
Kepailitan serta memperhatikan fakta Hukum yang terungkap selama
persidangan Permohonan Pernyataan Pailit ini yang diperoleh dari
Tanggapan Debitur secara lisan dan mengambil alih pertimbangan
Majelis Hakim atas Tanggapan 1dan Tanggapan 2 sebagaimana tersebut
di atas dihubungkan pula dengan Pasal 1 ayat 1 Perpu Nomor: 1 Tahun
1998 yang kemudian disahkan menjadai Undang-Undang Nomor : 4
Tahun 1998 tentang Kepailitan ternyata juga tidak dapat membuktikan
akan adanya hutang yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih oleh
Pemohon (Kreditur) yang menurut Pemohon (Kreditur) timbul sebagai
akibat adanya Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi yang
dilakukan oleh Debitur yang menyebabkan timbulnya kerugian yang
dilakukan oleh Debitur yang menyebabkan timbulnya kerugian yang
dinilai oleh Pemohon (Kreditur) sejumlah Rp. 5.000.000,- (lima ratus
juta rupiah);
324
Pembuktian mengenai adanya hutang yang sudah jatuh tempo
dan dapat ditagih dan dari mana timbulnya hutang yang bersangkutan,
apakah berasal dari adanya Perbuatan Melawan Hukum dan Wanprestasi
sebagaimana didalilkan oleh Pemohon (Kreditur) dalam permohonan
Pernyataan P ailit yang diajukan ini, bukan harus d ib u k tik an
oleh Pengadilan Niaga akan tetapi harus dibuktikan sendiri oleh
yang mendalilkannya, dalam hal ini adalah Pemohon (Kreditur) ;
Pengadilan Niaga dalam hal ini hanya mengadili perkara Permohonan
Pernyataan Pailit berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 1 Perpu N om or: 1
Tahun 1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor
:4 Tahun 1998 tentang Kepailitan sesuai dengan bukti yang diajukan
oleh Pemohon (K reditur) di persidangan guna m em enuhi asas
pembuktian sederhana sebagaimana dimaksud guna memenuhi asas
pembuktian sederhana sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat 3 Perpu
Nomor: 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan;
325
membayar dalam amar putusan ini;
Mengingat Pasal 163 HIR jo. Pasal 164 HIR jo. Pasal 1 ayat jo.
Pasal 6 ayat 3 jo. Pasal 280 jo. Pasal 284 ayat 1 Perpu Nomor : 1 Tahun
1998 yang kemudian disahkan menjadi Undang-Undang Nomor: 4 Tahun
1998 tentang Kepailitan dan ketentuan-ketentuan Hukum lain yang
bersangkutan;
ISI PUTUSAN:
- Menolak Permohonan Pernyataan Pailit yang diajukan oleh
Pemohon (K reditur), yaitu Yulia Tresnasari Yahya untuk
seluruhnya;
- Membebankan Pemohon (Kreditur) tersebut untuk membayar biaya
perkara sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah);
326
No. 59/Pailit/2001/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Catatan A khir:
3. Tetapi perlu diingat ketentuan pasal 284 ayat (1) Perpu Nomor 1
Tahun 1998 jo Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998, yang mengatur
hukum acara yang bersifat khusus yang diatur dalam Undang-undang
ini yaitu asas pembuktian secara sederhana atas fakta atau keadaan
sebagai persyaratan untuk dinyatakan pailit, seperti diatur dalam
pasal 6 ayat (3) Undang-undang Kepailitan.
327
PUTUSAN PENGADILAN NIAGA
M ENOLAK:
- PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT
Milik
Perpustakaan
Mahkamah Agung - 1
HUKUM NIAGA
329
yj mrjjj /o siu it *
/! ! i ! Y
UTANG TERBUKTI TETAPI KREDITUR LAIN TID A K
TERBUKTI PEMAILITAN PERUSAHAAN ASURANSI
DITOLAK
331
• Berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, Majelis Hakim
menyatakan permohonan pailit Pemohon tidak dapat diterima
(niet ontvanklijk).
DALAM PERKARA
antara
Pemohon:
PT. Bumijaya Tanjung, berkedudukan di Jalan Margomulyo No.
10 (belakang) Tandes Surabaya.
Dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya:
1. Denny Kailimang, SH.
2. Harry Ponto, SH.LLM.
3. Benny Ponto, SH.
4. Togap Marpaung, SH.
5. Reiny Triwulandari, SH.
Kesemuanya berkewarganegaraan Indonesia Pekerjaan Advokat/
Pengacara pada Kantor Hukum Lontoh & Kailimang, Beralamat
di Jalan H.O.S. Cokroaminoto No. 47 Menteng, Jakarta Pusat.
terhadap:
Termohon:
332
Lantai 14, Jalan Senen Raya No. 135 Jakarta Pusat cq. PT. Asuransi
Tugu Indo Cabang Surabaya, berkedudukan di Jalan Tidar 61/1
Surabaya 60251.
DUDUK PERKARA :
1. Pemohon adalah selaku Pemegang Polis dan/ atau pihak yang berhak
menerima uang pertanggungan atas “Polis Standard Kebakaran In
donesia “ yang diterbitkan oleh Termohon sejak tahun 1993, terakhir
berdasarkan Polis No. FY-97000464-0001-04 (perpanjangan)
dengan jangka waktu pertanggungan sejak tanggal 2 Juni 1999 s/d
tanggal 2 Juni 2000 pada pukul 12.000 siang waktu setempat (bukti
P -l s.d lc).
333
3. Bahwa berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan dalam Polis
Pemohon wajib membayar uang premi kepada Termohon sebesar
Rp. 39.649.600,- (tiga puluh sembilan juta enam ratus empat puluh
sembilan ribu enam ratus rupiah) yang keseluruhannya telah dibayar
lunas oleh Pemohon dan telah diterima dengan baik oleh Termohon,
sesuai bukti kuitansi yang diterbitkan Termohon (bukti P-2).
334
7. Berdasarkan penjelasan pada poin 1 sampai 6 di atas jelas terbukti
Termohon mempunyai utang kepada Pemohon yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih, atau lebih lanjut dapat dikatakan bahwa
kew ajiban Termohon tersebut m erupakan kew ajiban untuk
menyerahkan sesuatu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1234
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
335
Jika hal ini dibiarkan terus menerus, maka tentunya akan
menimbulkankerugian yang sangat besar bagi Pemohon, serta
menimbulkan preseden buruk dalam bidang perasuransian di
Indonesia,sehingga wajarlah kiranya Termohon dinyatakan Pailit.
I. Utang
1. Utang Klaim 3.012 1.390
2. Utang Reasuransi 1.609 1.415
3. Utang Komisi 941 966
4. Utang Pajak 218 473
5. Biaya yang masih harus dibayar 178 224
6. Utang lain 1.076 -
7. Jumlah Utang (1 s/d. 6) 7.034 4.468
336
III. Modal Sendiri
13. Modal disetor 6.000 6.000
14. Agio Saham - -
Surat Berharga
17. Selisih Penilaian Aktiva Tetap - -
18. Saldo Laba 2.790 2.948
19. Jumlah Modal Sendiri (13 s/d 18) 9.790 9,948
20. Jumlah Kewajiban dan 21.685 22.544
Modal sendiri (11+12+19)
12. Oleh karena secara hukum patut Termohon dinyatakan pailit, maka
secara hukum hams diangkat/ditunjuk Hakim Pengawas dan Kurator
untuk mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit.
Berdasarkan uraian tersebut di atas yang didukung oleh bukti-bukti
yang sah menurut hukum, mohon kiranya Pengadilan Niaga pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menjatuhkan putusan terhadap
permohonan Pemohon yaitu:
337
1. Menerima dan mengabulkan seluruh permohonan Pemohon.
338
dalam persidangan juga bertindak selaku kuasa hukum dari Tuan
Dominggus Simatauw, SH. berdasar atas Surat Kuasa Khusus tanggal
14 Juni 2001 (Surat Kuasa Khusus terlampir);
339
Bahwa mengenai kwalitas pemohon pailit, tidak tepat sebagai kuasa
pemohon pailit merangkap kuasa “Kreditur Lain”, hal ini akan
menimbulkan kerancuan dan benturan kepentingan dalam pengajuan
perkara. Sama halnya kuasa Pemohon juga tidak dibenarkan
mewakili salah satu Termohon.
340
Walaupun kerusakan atas barang yang dipertanggungkan
diakibatkan oleh kebakaran, tetapi tertanggung tidak memenuhi
ketentuan polis, maka penanggung tidak wajib membayar ganti
rugi berdasarkan pasal III, dengan judul PERUBAHAN
RESIKO, dikutip sebagai:
341
tugasnya selain mencari sebab kebakarann juga menilai
besarnya kerugian.
342
sejak semula, bahwa tersebut tidak layak dibayar karena adanya
perubahan risiko.
343
Bahwa objek sengketa berupa utang masih disengketakan.
345
Pailit, menurut hukum asuransi belum timbul kewajiban berupa
utang, karena kejadian dipertanggungkan belum terjadi, misalnya
timbul kebakaran atau kerusakan, tertanggung baru menjadi Kreditur
setelah kejadian yang dipertanggungkan terjadi dan segala
persyaratan polis telah dipenuhi.
Permohonan:
346
Menimbang, bahwa dalam persidangan Permohonan Pernyataan
Pailit mengajukan bukti surat masing-masing diberi tanda sebagai berikut:
347
yang diterbitkan oleh Termohon No.KEU-41/06-
1999 tertanggal 1 Juni 1999;
348
yang diminta berupa gambar/denah dan kartu
stok barang jadi.
11. Bukti P-8 Berupa foto copy Surat Pemohon tertanggal 20
Oktober 1999, perihal kelengkapan dokumen
yang ditujukan kepada PT. Bahtera A rthaguna
Param a (Adjuster), berisi pemberitahuan bahwa
Pemohon telah mengirimkan surat keterangan
dari Kepolisian sesuai permintaan Adjuster.
12. Bukti P-9 : Berupa foto copy Surat Pemohon tertanggal 15
N opem ber 1999, perihal Perm ohonan
Penyelesaian Proses Maim yang ditujukan
kepada Termohon,
13. Bukti P-10 : Berupa foto copy Surat Somasi No. 117/LK-SU/
III/01 tanggal 13 M aret 2001 yang ditanda
tangani oleh Kuasa Hukum Pemohon, ditujukan
kepada Termohon.
14. Bukti P-11 : Berupa foto copy Surat Pemohon tertanggal 16
Maret 2001 Nomor: 123/LK-Ket/III/01, perihal
Tanggapan dan Somasi II yang ditujukan kepada
Termohon.
15. Bukti P-12 : Berupa foto copy Surat Pemohon tertanggal 27
Maret 2001 Nomor :137/LK-Ket/III/01, Hal:
Tanggapan/Somasi III yang ditujukan kepada
Termohon.
16. Bukti P-13 : Berupa foto copy koran Harian Bisnis Indone
sia hari Senin, tanggal 28 Mei 2001, khususnya
yang memuat berita mengenai NERACA dan
PERHITUNGAN LABA/RUGI PT. A suransi
I\igu Indo (asuransi kerugian), Graha Atrium
Lantai 4, Jalan Senen Raya No. 135, Jakarta
10410.
349
Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut di atas, Pemohon
mengajukan bukti-bukti lain yang oleh Pemohon disebut sebagai bukti
tambahan dan diberi tanda sebagai berikut:
1. Bukti B-T.P-1: Berupa foto copy Surat Keterangan Kepolisian
Resort Kota Surabaya Utara No. Pol.:SKET/271
X/1999/SERSE tanggal 20 Oktober 1999, yang
isinya menerangkan bahwa tidak ada unsur
kesengajaan dalam peristiwa kebakaran tanggal
26 Juli 1999 atas objek pertanggungan milik
Pemohon yang ditanggung oleh Termohon.
350
K onsum en A suransi Indonesia (K etua
bidang Advokasi Konsumen: Teti Marsaulina,
SH.,LL.M).
351
PT. Bumijaya Tanjung, ditujukan kepada PT.
Asuransi Tiigu Indo,Jalan Senen Raya No. 135
i
352
5. Pendapat hukum yang diberikan oleh Saksi hanya didsarkan atas
bukti-bukti atau dokumen yang ditunjukkan kepadanya oleh
Pemohon, tidak didasarkan atas fakta yang ditemukan ditempat
kejadian kebakaran (Saksi tidak melihat posisi bangunan tersebut
di lapangan).
353
3. Bukti T-3 Berupa foto copy speciment Polis Standar
Kebakaran Indonesia dari PT. Asuransi Thgu
Indo.
4. Bukti T-4 Berupa foto copy laporan akhir dari Adjuster
PT. Bahtera Arthaguna Parama tanggal 27
M aret 2001 No. 079922 FBP/m s, tentang
kebakaran objek pertanggungan Polis No. FY-
97000464-0001-04.
354
10. Bukti T-9 : Berupa foto copy surat PT. Asuransi Ttogu Indo.
No. 626/DU/X/99,tanggal 20 Oktober 1999,
Perihal : Klaim Kebakaran Polis N o. F4-
97000464-0001-04, tanggal kejadian : 26 Juli
1999 yang ditujukan kepada PT. Bumi Jaya
Tanjung.
11. Bukti T-10 Bempa foto copy surat PT. Asuransi T\igu Indo.
No. 639/DU/XI/99, tanggal lONopember 1999,
Perihal : K laim Kebakaran Polis N o. F4-
97000464-0001-04, tanggal kejadian 26 Juli
1999 yang ditujukan kepada PT. Bumi Jaya
Tanjung.
12. Bukti T-11 : Berupa foto copy Surat PT. Bumi Jaya Tanjung
kepada PT. Asuransi Tugu Indo, tanggal 23
Nopember 1999, perihal : K eberatan Atas
Penolakan Klaim Kebakaran Polis No. FY-
97000464-0001-04.
13. Bukti T-12 : Berupa foto copy surat PT. Asuransi Tugu Indo
No. 659/DU/XII/99 tanggal 9 Desember 1999
perihal:Penyelesaian Klaim Kebakaran Polis FY-
97000464-0001-04 ditujukan kepada PT. Bumi
Jaya Tanjung.
14. Bukti T-13 Bempa foto copy surat PT. Asuransi Tugu Indo
No. 095/DU/I/00 tanggal 31 Januari 2000,
perihal : Klaim Asuransi Kebakaran, kejadian
tanggal 26 Juli 1999, ditujukan kepada PT. Bumi
Jaya Tanjung.
15. Bukti T-14a : Bempa foto copy Surat PT. Asuransi Tugu Indo
No. 030/DU/III/00 tanggal 21 M aret 2000;
perihal : Klaim Asuransi Kebakaran Polis No.
FY 97000464-0001-04, ditujukan kepada Bapak
AGUS TAKARI ARIFIN, SH.
355
16. Bukti T-14b : Berupa foto copy Surat PT. Asuransi Tugu Indo
No. 037/D U /III/00 tanggal 30 M aret 2000
Perihal : PT Bumi Jaya Tanjung, ditujukan
kepada Bapak AGUS TAKARI ARIFIN, SH.,
Pengacara dan Konsultan Hukum, Jalan Kerto
Menanggal VIII/1 Surabaya.
17. Bukti T-15 : Berupa foto copy Surat PT. Asuransi Tugu
Indo. No. 114/DU-03/III/2001, tanggal 14 Maret
2001, Perihal : Klaim Asuransi Kebakaran,
ditujukan kepada PT. Bumi Jaya Tanjung.
21. Bukti T18 : Berupa foto copy kutipan atas buku ASURANSI
KEBAKARAN DI INDONESIA, halaman 94
dan 95, butir 4, Pasal III dan IV Perubahan
Risiko, H. Gunanto,SH . penerbit Tira Pustaka
Jakarta, April 1984.
22. Bukti T-19 : Berupa foto copy kutipan dari buku HUKUM
PERTANGGUNGAN (Pokok-Pokok Pertang
gungan K erugian, K ebakaran, dan Jiwa),
halam an 93 b u tir 5 tentang K esalahan
T e r ta n g g u n g , a l i n e a - 1 ,P ro f.N y .E m m y
Pangaribuan Simanjuntak.SH.,penerbit Seksi
Hukum Dagang-Fakultas Hukum Universitas
Gajah Mada, Jogjakarta, cetakan kelima tahun
1982.
356
23. Bukti T-20a B erupa fo to -fo to bekas kebakaran objek
pertanggungan, berupa gudang milik PT. Bumi
Jaya Tanjung (Pemohon Pailit).
- Saksi mengaku surat bukti T-8 adalah surat yang dibuat dan ditanda
tangani oleh Saksi selaku Adjuster pada saat bekerja pada PT.
Bahtera Arthaguna Parama (tahun 1998 sampai dengan bulan
Oktober 2000).
357
- Berdasar laporan Puslafpor, kebakaran tersebut diakibatkan oleh
adanya percikan api yang menimpa barang-barang yang ada di
bawahnya (barang-barang yang sudah dipak dengan kardus-kardus,
kertas-kertas, dan plastik).
- Tidak ada ketentuan hukum yang memberikan wewenang kepada
Saksi mengeluarkan pertanyaan sebagai tertera dalam surat bukti
T4 yang menyatakan bahwa “ telah terjadi pelanggaran terhadap
kondisi Polis oleh tertanggung yang dapat dijadikan dasar oleh
Penanggung untuk menolak tanggung jawab atas kerugian
Menimbang, bahwa Saksi bernama Lamury memberi keterangan,
yang isinya sebagai berikut:
- Saksi bekerja pada perusahaan asuransi sebagai Ketua Dewan
Asuransi Indonesia bidang Asuransi Kerugian.
358
Menimbang, bahwa surat-surat bukti tersebut di atas, baik yang
diajukan oleh Pemohon Pernyataan Pailit maupun yang diajukan oleh
Termohon maupun oleh K reditur lainnya selain Pemohon, telah
bermaterai cukup dan telah pula dicocokkan dengan surat-surat aslinya.
PERTIMBANGAN H U K U M :
Menimbang, bahwa permohonan Pemohon mempunyai maksud dan
tujuan agar Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
menyatakan Termohon PT. A suransi Tugu Indo, berkedudukan di
Gedung Bunas Graha Atrium, Lantai 14, Jalan senen Raya No. 135,
Jakarta Pusat cq. PT. A su ra n si Tugu In d o , cabang Surabaya,
berkedudukan di Jalan Tidar 65/1, Surabaya 60251, pailit dengan segala
akibat hukumnya;
359
Termohon dalam laporan neraca Termohon per 31 Desember 2000 dan
1999 (dalam Jutaan rupiah) sebagaimana diumumkan dalam surat kabar
harian Bisnis Indonesia terbitan hari Senin, tanggal 28 Mei 2001;
360
mengakui mempunyai hubungan hukum dengan Pemohon yang timbul
sebagai akibat dari penandatanganan polis asuransi Nomor: FY97000464-
0001-04 dan dalam hubungan hukum tersebut Termohon sebagai
Penanggung sedangkan Pemohon sebagai Tertanggung;
361
Menimbang, bahwa akan tetapi sebelum mempertimbangkan hal
tersebut akan dipertimbangkan lebih dahulu mengenai penolakan
Termohon terhadap perubahan surat permohonan Pemohon dan juga yang
berkenaan dengan kuasa rangkap yang dipegang oleh kuasa hukum
Pemohon;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini Saudara Benny Ponto,SH.,
Advokat & Pengacara dari Kantor Hukum Lontoh & Kailimang hadir
dalam persidangan, selain bertindak sebagai kuasa hukum dari Pemohon
pernyataan pailit berdasar Surat Kuasa Khusus tanggal 14 Juni 2001,
ju g a b ertindak sebagai kuasa hukum dari Tuan D om inggus
Simatauw,SH. yang oleh Pemohon didalilkan sebagai Kreditur lain
Termohon, berdasar Surat Kuasa Khusus tersendiri, tanggal 14 Juli 2001;
362
M enim bang, bahwa tentang penolakan Termohon terhadap
penambahan Kreditur dalam surat permohonan yang dilakukan dalam
persidangan pertama perkara ini, dipertimbangkan sebagai berikut;
363
Menimbang, bahwa selain mendasarkan atas alasan bahwa Pemohon
telah melakukan pelanggaran seperti tersebut di atas, penolakan
Termohon membayar ganti rugi kepada Pemohon juga didasarkan atas
alasan, bahwa Pemohon telah melakukan pengelasan pada tembok bangunan
objek pertanggungan tanpa adanya usaha pengamanan yang cukup;
Menimbang, bahwa perubahan atau perombakan yang dimaksud
oleh Termohon pailit adalah, Pemohon telah membuat bangunan baru
dekat dengan objek pertanggungan tanpa melaporkan kepada Termohon,
dan menurut Termohon pembuatan bangunan baru tersebut termasuk ke
dalam kategori perubahan risiko sebagaimana dimaksud oleh Pasal III
dari Polis asuransi Kebakaran Nomor: FY-97000464-0001-4;
Menimbang, bahwa Pemohon menolak/membantah kebenaran dalil
Termohon tersebut di atas, Pemohon juga menolak, jika pembangunan
yang dilakukannya di area yang terpisah (pembangunan tersebut berada
pada area yang terpisah dari area tempat objek pertanggungan berada,
dipisahkan oleh tembok kira-kira setebal 1 1/2 meter) tersebut
dikategorikan sebagai perubahan risiko sebagaimana diatur dalam pasal
III dari polis tersebut di atas;
M enim bang, bahw a selain m enyam paikan penolakannya
sebagaimana tersebut di atas, dalam surat tanggapannya terhadap
tanggapan Termohon, Pemohon juga mengatakan bahwa pembahan risiko
tidax .ermasuk ke dalam hal-hal yang dikecualikan oleh Polis sebagaiman
diatur dalam Bab II tentang PENGECUALIAN, karenanya Tertanggung
(Pemohon pailit) berhak mendapat ganti rugi atas kebakaran yang
menimpa objek pertanggungan;
Menimbang, bahwa sekalipun terdapat perbedaan pandangan
mengenai hal diatas, ternyata baik Pemohon maupun Termohon mengakui
bahwa api yang menimbulkan kebakaran tersebut berasal dari percikan
api mesin las yang dipergunakan dalam pembuatan bangunan baru
dilokasi yang letaknya bersebelahan dengan objek pertanggungan;
Menimbang, bahwa baik Pemohon maupun Term ohon tidak
mendalilkan kebakaran tersebut terjadi karena kesengajaan;
364
Menimbang, bahwa berdasarkan atas hal-hal yang diuraikan dalam
pertimbangan di atas terbukti penolakan Termohon untuk membayar uang
ganti rugi berdasar polis Nomor : FY-970000464-0001-04 atas nama
Pemohon, didasarkan atas alasan : (1) Pemohon telah melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan pasal III Polis tersebut yaitu tidak
melaporkan adanya penambahan bangunan , (2) Pemohon tidak
melakukan pengelasan pada tembok bangunan objek pertanggungan
tanpa adanya usaha pengamanan yang cukup;
Menimbang, bahwa pasal III surat bukti P -l, T-2, dan T-3 memakai
judul “PERUBAHAN RISIKO” dan memuat 2 (dua) ayat yang isinya
sebagai berikut:
365
sudah ada atau dengan premi yang lebih tinggi, atau menghentikan
pertanggungan sama sekali. Jika Penanggung menolak meneruskan
pertanggungan ini, premi yang sudah dibayar untuk jangka waktu
yang belum habis dikembalikan kepada Tertanggung secara prorata.
366
terlebih dahulu tentang apa akibat hukumnya jika seandainya tentang
perubahan risiko (jika ada), tidak diberitahukan oleh Tertanggung (dalam
hal ini oleh Pemohon), kepada Penanggung (dalam hal ini Termohon);
Dan apakah keadaan yang demikian itu bisa membebaskan Termohon-
dari kew ajibannya m em bayar ganti rugi andaikata kem udian
menimbulkan kerugian atau kerusakan karena kebakaran;
Menimbang, bahwa ternyata polis (surat bukti P-l, T-2, dan T-3)
tidak memuat ketentuan yang mengatur sanksi hukum bagi Tertanggung
(Pemohon pailit) jika yang bersangkutan tidak tertanggung (Pemohon
pailit) jika yang bersangkutan tidak memberitahukan adanya perubahan
risiko manakala perubahan risiko itu benar-benar terjadi;
367
Menimbang, bahwa Bab I dari Polis yang mengatur mengenai
RISIKO YANG DIJAMIN, menentukan bahwa Poilsi ini menjamin
kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang
dipertanggungkan secara langsung disebabkan oleh
368
ganti rugi dalam perkara ini, bahkan sebaliknya hal itu ju stru
mengharuskan Termohon membayar ganti rugi;
369
tentang RISIKO YANG DIJAMIN dan Bab E tentang PENGECUALIAN
, kerugian atau kerusakan tersebut masuk ke dalam risiko yang dijamin
polis, dan tidak masuk ke dalam risiko yang dikecualikan polis;
370
Atau dengan memperhatikan kalimat terakhir dari pasal V (Bab III)
yang menyebutkan bahwa, “segala hak atas ganti rugi menjadi hilang
apabila ketentuan dalam pasal ini tidak dipenuhi oleh Tertanggung”,
jatuh waktu pembayaran ganti rugi harus ditetapkan segera setelah semua
kewajiban Tertanggung dipenuhi oleh Tertanggung (dalam perkara ini
adalah Pemohon pailit) sebagaimana diatur dalam Pasal V dari Bab III Polis;
Menimbang, bahwa pendapat mejelis tersebut di atas ternyata sama
atau sesuai dengan pendapat Termohon yang dikemukakannya dalam
surat tanggapannya tertanggal 12 Juli 2001 pada halaman 5 yang
mengatakan bahwa '.’’Tertanggung baru menjadi Kreditur setelah kejadian
yang dipertanggungkan terjadi dan segala persyaratan polis telah
dipenuhi”;
371
Menimbang, bahwa utang Termohon tersebut timbul dari perjanjian
asuransi dan telah ditagih oleh Pemohon dengan mengirimkan beberapa
kali somasi kepada Termohon, ini terbukti dari surat bukti P-10 ,dan P-
12;
Menimbang, bahwa sekalipun ditagih oleh Pemohon akan tetapi
Termohon tidak membayarnya, sehingga atas dasar fakta hukum ini
terbukti Termohon tidak membayar utangnya yang sudah jatuh waktu
dan dapat ditagih kepada Pemohon Pernyataan Pailit;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas maka dalil
bantahan Termohon yang mengatakan bahwa “Klaim belum jatuh tempo
dan belum dapat ditagih” harus ditolak;
Menimbang, bahwa dalam surat permohonannya Pemohon juga
mendalilkan bahwa Termohon juga mempunyai Kreditur lain selain
Pemohon, yang telah diakui sendiri oleh Termohon dalam LAPORAN
NERACA dan PERHITUNGAN LABA RUGI untuk periode yang
berakhir tanggal 31 Desember 2000 dan 1999 (dalam jutaan rupiah) dan
pengakuan ini telah diumumkan dalam Harian Bisnis Indonesia pada
hari Senin, tanggal 28 Mei 2001 (surat bukti P-13);
372
Menimbang, bahwa Termohon juga menolak pemberian status
Kreditur lain kepada Dominggus Simatauw, SH., karena sekalipun
Dominggus Simatauw, SH., telah membayar premi kepada Termohon,
menurut hukum asuransi belum timbul kewajiban berupa utang karena
kejadian yang dipertanggungkan belum terjadi;
Menimbang, bahwa oleh karena Termohon menolak atau membantah
mempunyai Kredit lain maka secara hukum, Pemohon sebagai pihak
yang mendalilkan harus membuktikan kebenaran dalil tersebut;
M enim bang, bahw a untuk m em buktikan hal terseb u t di
atas,Pemohon mengajukan surat bukti bertanda P -13 berupa foto copy
dari kliping koran Harian Bisnis Indonesia terbitan hari Senin, tanggal
28 M ei 2001 yang telah sesuai dengain aslinya, yang m em uat
pengumuman Neraca per 31 Desember 2000 dan 1999 (dalam jutaan
rupiah) dan Perhitungan Laba Rugi untuk periode yang berakhir tanggal
31 Desember 2000 dan 1999 (dalam jutaan rupiah) PT. Asuransi Tugu
Indo (Termohon);
Menimbang, bahwa oleh karena ditolak oleh Termohon maka Majelis
memandang perlu untuk mempertimbangkan surat bukti P -13 tersebut;
Menimbang, bahwa sebagai bukti, surat bukti P -13 masuk ke dalam
bukti surat, dimana berkaitan dengan bukti surat, dalam hukum
pembuktian dikenal bukti surat berupa akte otentik dan akte di bawah
tangan;
Menimbang, bahwa surat bukti P-13 selain hanya berupa kliping
sebuah koran, juga tidak dibubuhi tanda tangan dan cap perusahaan
sehingga tidak bisa dimasukkan ke dalam kategori akta bawah tangan,
apalagi ke dalam akta otentik;
Menimbang, bahwa oleh karena surat bukti P-13 tidak dapat
digolongkan baik sebagai akta otentik maupun akta dibawah tangan maka
surat bukti P-13 tidak memenuhi syarat sebagai bukti surat;
Kalau toh diterima sebagai bukti, surat bukti P-13 hanya bisa diterima
sebagai bukti petunjuk dan agar mempunyai kekuatan bukti sempurna
373
dan mengikat, bukti petunjuk surat bukti P-13 harus didukung bukti-
bukti lainnya lagi;
374
Menimbang, bahwa oleh karena surat bukti P-13 telah dinyatakan
ditolak dalam putusan ini dan Dominggus Simatauw, SH., telah pula
dinyatakan bukan Kreditur Termohon (pada saat ini) maka atas dasar
hal itu terbukti Kreditur Termohon, dalam perkara ini hanya satu, yaitu
Pemohon sendiri, sedangkan untuk memenuhi ketentuan Pasal 1 ayat 1
Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan, harus ada paling
sedikit 2 (dua) Kreditur;
ISI PUTUSAN
1. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya.
375
No. 28/Pailit/2001/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Catatan A khir:
1. Pengadilan N iaga dalam perkara ini tetap m em eriksa dan
memutuskan perkara permohonan pernyataan pailit yang diajukan
oleh nasabah selaku tertanggung sebagai Pemohon pailit terhadap
perusahaan asuransi selaku penanggung sebagai Termohon pailit.
376