Anda di halaman 1dari 49

PERANCANGAN SISTEM

MANUFAKTUR

(5)

Group Technology &


Production Flow Analysis

M. Zainuddin Fathoni
Group Technology (GT)
• “A manufacturing philosophy in which similar
parts are identified and grouped together to
take advantage of their similarities in design
and production” (Groover)

• “A manufacturing philosophy in which similar


parts are identified and grouped together to
take advantage of their similarities in
manufacturing and design (Hyer &
Wemmerlöv)”
Group Technology (GT)
• Kemiripan antar komponen-komponen yang
menjadi alasan diklasifikasikan menjadi part
families.
– Dalam setiap part family, langkah-langkah prosesnya
adalah mirip (kemiripan desain dan atau karakteristik
manufaktur)
• Peningkatan yang dicapai adalah dengan
mengorganisasikan fasilitas-fasilitas produksi ke
dalam “Manufacturing Cell” yang mempunyai
kemampuan memproduksi part families tertentu.
• Komponen dengan kuantitas produksi medium biasanya dibuat
dalam bentuk batch (lot).

• Kerugian dari produksi bacth :


– Downtime untuk Setup (changeovers )
– Tingginya biaya penyimpanan

• GT meminimalkan kerugian tsb dengan mengenalkan


grup/sekumpulan komponen yang berbeda tetapi memiliki
kemiripan
• GT sangat tepat diaplikasikan pada
keadaan berikut
– Pabrik telah menggunakan tata letak fasilitas
bentuk proses.
– Tipe Produksinya adalah Traditional Bacth
Production
– Komponen yang diproduksi dapat
dikelompokkan ke dalam part families
• Terdapat dua tugas besar apabila sebuah
perusahaan akan mengimplementasikan
GT
– Mengidentifikasikan Part Families.
– Mengatur ulang fasilitas produksinya menjadi
Sel Mesin (cell Manufactur)
Keuntungan GT
• GT mempertimbangkan standirisasi dari
peralatan, fixture dan setup
• Pengurangan pemindahan material
• Perencanaan proses dan penjadwalan produksi
lebih sederhana
• Pengurangan waktu setup sehingga lead time
manufaktur lebih pendek
• Pengurangan persediaan barang setengah jadi
(WIP)
• Kepuasan kerja biasanya meningkat
• Peningkatan kualitas kerja
Part Families
• Sekumpulan komponen yang mirip dikarenakan,
salah satu dari,:
– Bentuk Geometrik
– Ukuran
– Kemiripan langkah proses yang diperlukan

• Komponen dalam Part families adalah berbeda,


tetapi karena kemiripannya membuat
komponen-komponen tersebut dikelompokan
dalam part families
Pengelompokan Komponen
- Visual Inspection
- Klasifikasi komponen dan Pengkodeaan
- Production Flow Analysis

Visual Inspection
Adalah cara yang paling sederhana dan murah
untuk mengelompokan komponen dengan
cara melihat baik komponen fisik atau
gambarnya. Kelemahan cara ini adalah
rendah tingkat akurasi.
Klasifikasi komponen dan Pengkodeaan (Part
Clasification And Coding)
• Cara ini banyak membutuhkan waktu dari ketiga
metode
• Harus disesuaikan dengan Perusahaan atau
industri yang akan menggunakan metode ini.
• Dalam metode ini kemiripan komponen
diidentifikasi dan kemiripan ini dikaitkan dengan
sistem pengkodean.
• Dibedakan dalam dua kategori kemiripan
- Atribut Desain : Geometri, ukuran, material
- Atribut Manufaktur : Urutan proses yang diperlukan
- Atribut Desain dan Manufaktur
Attribut Part Design
– Dimensi Utama
– Dasar Bentuk Luar
– Dasar Bentuk Dalam
– Rasio Panjang/diameter
– Tipe Material
– Fungsi Komponen
– Toleransi
– Perlakuan permukaan (Surface finish)
Attribut Part Manufacturing

– Proses utama
– Proses pendukung
– Urutan operasi Operation sequence
– Ukuran Bacth
– Dimensi utama
– Tingkat Produksi Tahunan
– Peralatan Permesinan
– Peralatan Potong (Cutting tools)
– Tipe Material
– Perlakuan permukaan (Surface finish)
– Waktu siklus produksi
– Kebutahan peralatan pendukung (fixtures)
Beberapa sistem pengklasifikasian
dan pengkodean
• Opitz classification system –the University of Aachen in
Germany, non proprietary, Chain type.
• Brisch System –(Brisch-Birn Inc.)
• CODE (Manufacturing Data System, Inc.)
• CUTPLAN (Metcut Associates)
• DCLASS (Brigham Young University)
• Multi Class (OIR: Organization for Industrial Research),
hierarchical or decision-tree coding
• structure
• Part Analog System (Lovelace, Lawrence & Co., Inc.)
Opitz Classification System

• Klasifikasi dan Pengkodean yang pertama dikenalkan untuk


skema komponen dengan proses mekanikal

• Kode Dasar = Sembilan Angka


– Angka 1 sampai 5 – Bentuk Utama dan atribut design (hierarchical
structure)
– Angka 6 sampai 9 – Kode Pendukung – atribut yang diperlukan / yang
berguna dalam manufaktur (seperti, dimensi, material awal)
– Angka 10 sampai 13 – kode pendukung kedua –Tipe operasi produksi
dan urutannya

A/B ≤ 3
A/C ≥ 4

A/B ≤ 3
A/C < 4


Dari kode dalam Opitz system adalah 15100
PERANCANGAN SISTEM
MANUFAKTUR
Cellular Manufacturing

Production Flow Analysis


Production Flow Analysis (PFA)
• “Metode untuk mengidentifikasikan part families dan
pengelompokan mesin yang sesuai berdasarkan atas urutan
rute produksi daripada data tetntang desain komponen”

• Komponen dengan kesamaan atau kemiripan rute urutan kerja


diklasifikasikan menjadi part families.
• Keuntungan menggunakan data urutan rute
– Part dengan berbeda geometris namun memerlukan proses yang sama
atau mirip
– Part dengan hampir sama dari sisi geometris namun memerlukan
proses yang berbeda
Prosedur Penggunaan PFA
• Pengumpulan Data – Urutan operasi dan rute mesin untuk setiap
komponen

• Pengurutan rute proses – komponen yang memiliki urutan dan rute yang
sama diatur dalam “packs”

• Pembuatan Bagan PFA – setiap pack dimunculkan dalam bagan PFA


– Juga disebut “Matriks Indeks Part – Mesin” ( part-machine incidence matrix)

• Analisa cluster – bertujuan untuk mengumpulkan packs yang mempunyai


kemiripan rute kedalam grup
– setiap grup mesin = sebuah sel mesin (machine cell)
Contoh ke 1 Production Flow Analysis
Nilai
28 27 26 25 24 23 22 21 20
Biner
Desimal
Komponen Ekuivalen Rank

Mesin A B C D E F G H I

1 1 1 1 290 1

2 1 1 17 7

3 1 1 1 81 5

4 1 1 136 4

5 1 1 258 2

6 1 1 65 6

7 1 1 1 140 3
Komponen Nilai
Mesin A B C D E F G H I Biner

1 1 1 1 26
5 1 1 25
7 1 1 1 24
4 1 1 23
3 1 1 1 22
6 1 1 21
2 1 1 20
Desimal
96 24 6 64 5 24 16 96 7
Ekuivalen
Rank 1 4 8 3 9 5 6 2 7
Komponen
Mesin A H D B F G I C E
1 1 1 1
5 1 1
7 1 1 1
4 1 1
3 1 1 1
6 1 1
2 1 1
Contoh ke 2 Production Flow Analysis

Komponen
Mesin A B C D E F G H I
1 1 1 1 1
2 1 1
3 1 1 1
4 1 1 1
5 1 1
6 1 1
7 1 1 1
Komponen
Mesin A H B D F G I C E

1 1 1 1 1

5 1 1

4 1 1 1

7 1 1 1

3 1 1 1

6 1 1

2 1 1
Komponen
Mesin A H B D F G I C E

1A 1 1

5 1 1

4 1 1 1

1B 1 1

7 1 1 1

3 1 1 1

6 1 1

2 1 1
Cluster Identification Algorithm:

*
Machine cell MC-1 = {1, 5, 7}, and
Part family PF-1 = {2, 3, 5, 8}.
Revised Cellular Layout
Assembly
Machines
Parts 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4 6 7 9
A x x x x x
B x x x x
5 8
C x x x
D x x x x x 2 10 12
E x x x
1 3 11
F x x x
G x x x x
H x x x A B C Raw materials

Assembly
Machines
Parts 1 2 4 8 10 3 6 9 5 7 11 12 8 10 9 12
A x x x x x
D x x x x x 11
F x x x 4 Cell 1 Cell 2 6 Cell 3
C x x x 7
G x x x x
B x x x x 2 1 3 5
H x x x
E x x x A B C
Raw materials
Cellular Manufacturing
• “aplikasi dari group technology yang mana mesin-mesin
atau proses-proses yang tidak sama dikelompokan
kedalam sel, masing-masing sel tersebut diperuntukan
memproduksi sebuah part family atau grup families yang
terbatas”

Tujuan cellular manufacturing:


– Untuk memperpendek manufacturing lead times
– Untuk mengurangi WIP
– Untuk improve quality
– Untuk menyederhanakan penjadwalan produksi
– Untuk mengurangi waktu setup.
Desain Sel Mesin
1.Single machine

2.Multiple machines dengan manual handling


– Biasanya diatur dalam bentuk U-shaped layout

3.Multiple machines dengan semi-integrated handling

4.Automated cell –automated processing dan integrated handling


– Flexible manufacturing cell
– Flexible manufacturing system
HM

VM

Worker 3
VM

Worker 2
G

Final inspection

Finished part
S Worker 1

In Out
Machine 2

Machine 3

Machine 1

Materials in

Finished goods out

Machine 4
Machine 5

Anda mungkin juga menyukai