Anda di halaman 1dari 16

Bab 2.

DESTRIBUSI FREKUENSI
Dr. Ir. SUGIYONO A.B., M.Kes.

Daftar Isi:
2.1. Menghitung Observasi
2.2. Menghitung dengan Tallies
2.3. Tampilan Stem-and-Leaf
2.4. Penyajian Distribusi Frekuensi
2.1. Menghitung Observasi
Hasil observasi dapat dihitung dalam kategori-kategori.
Salah satu cara untuk meringkas dan menyajikan sekumpulan
observasi yang sangat besar sekalipun, tanpa kehilangan terlalu
banyak detail aslinya adalah dalam bentuk distribusi frekuensi.

Distribusi frekuensi variabel adalah deskripsi


frekuensi dimana berbagai kategori pengamatan yang
terjadi mutually exclusive dan exhaustive.

Kata mutually exclusive artinya tidak ada observasi yang dapat


berada pada lebih dari satu kategori, atau tidak boleh
dimasukkan ke dalam kategori yang lain lebih dari satu
kategori. Kata exhaustive artinya kategori-kategori tersebut
mencakup semua pengamatan, tidak ada observasi yang
ditinggalkan. Kategori dalam distribusi frekuensi sering
disebut classes atau kelas. Jadi distribusi frekuensi
menunjukkan berapa banyak observasi yang masuk ke dalam
setiap kategori.
Distribusi frekuensi dapat dibedakan menjadi distribusi
frekuensi kuantitatif, dan distribusi kualitatif. Masing-masing
akan dijelaskan sebagai berikut.

2 Bab 2. Distribusi Frekuensi


Distribusi frekuensi kuantitatif
Agar penjelasan tentang distribusi frekuensi kuantitatif,
terlebih dahulu akan diberikuan ilustrasi sebagai berikut.
Misalnya dalam menyelesaikan quiz sekolah, waktu
penyelesaian dikelompokkan dalam kategori-kategori
rentang waktu penyelesaian dalam satuan menit.
Kategori (menit) Jumlah siswa
10 – 14 8
15 – 19 10
20 – 24 20
25 – 29 2

Rangkuman ilustrasi:
• (10-14), (15-19), (20-24), (25-29), disebut quanti-
tative frequency distribution (distribusi frekuensi
kuantitatif) atau numerical frequency distribution
(distribusi frekuensi numerik).
• Variabel dalam distribusi semacam ini disebut
quantitative variable (variabel kuantitatif) atau
numerical variable (variabel numerik).
• Kategori-kategori dalam distribusi frekuensi kuanti-
tatif diberi label category limits atau class boundary
(batas kategori, batas kelas) yang dibedakan
menjadi dua, yaitu lower category limit (batas kelas
bawah) dan upper category limit (batas kelas atas).

Bab 2. Distribusi Frekuensi 3


Batas kategori spesifik atau batas kelas nyata
biasanya membutuhkan penggunaan satu digit lebih
banyak daripada batas kelas. Misalnya kategori ke-2
(15-19), maka dibutuhkan batas kelas bawah nyata
adalah 14,5 yang diperoleh dari (batas kelas bawah
+ batas kelas atas kategori di bawahnya dibagi 2
(14+15) 29
yaitu 2
= 2
= 14,5). Sedangkan batas kelas

atas nyata adalah 19,5 yang diperoleh dari (batas


kelas atas + batas kelas bawah kategori di atasnya
(19+20)
dibagi 2, yaitu = 19,5).
2

• Perbedaan antara kategori yang berurutan disebut


category interval. Jika interval kategori untuk semua
kategori sama disebut category interval of the distri-
bution (interval kategori distribusi atau interval
kelas). Misalnya kategori ke-2 (= 19,5 – 14,5),
sehingga interval kategorinya atau interval kelasnya
adalah = 5.
• Jika kita membutuhkan satu angka untuk mewakili
suatu kategori atau kelas, maka dapat digunakan
titik tengah kategoti disebut category mark (tanda
kelas). Terdapat beberapa cara, tetapi yang paling
sederhana adalah dengan cara menjumlahkan batas
bawah kategori dan batas atas kategoti dibagi dua.

4 Bab 2. Distribusi Frekuensi


Misalnya tanda kelas untuk kategori atau kelas ke-2
(15 – 19), maka tanda kelas atau titik tengah
15+19 34
kategorinya adalah sebagai berikut = 2
= 2
=

17, jadi tanda kelasnya adalah 17. Untuk kelas-kelas


yang lain caranya sama, akan diperoleh kelas ke-1 (=
12), kelas ke-2 (= 17), kelas ke-3 (= 22), dan kelas
ke-4 (= 27).
Disebut distribusi kuantitatif karena hasil observasi
dalam hal ini jumlah siswa, dapat dilakukan operasi
matematika seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian.

Distribusi frekuensi kualitatif


Alternatif untuk distribusi frekuensi kuantitatif adalah
normal frequency distribution (distribusi frekuensi
normal) atau qualitative frequency distribution
(distribusi frekuensi kualitatif). Dalam distribusi
kualitatif, kategori didefinisikan sebagai label atau kata
verbal, bukan nilai numerik. Variabel dalam hal ini
disebut variabel nominal atau variabel kualitatif.
Untuk memperjelas dan mempermudah pemba-
hasan distribusi frekuensi kualitatif ini, maka berikut ini

Bab 2. Distribusi Frekuensi 5


akan disajikan contoh hasil suatu observasi ranking
pencapaian siswa dalam suatu kelas.
Nama Rangking
Siswa (A) 1
Siswa (B) 2
Siswa (C) 4
Siswa (D) 2
Siswa (E) 3

Perlu dipahami bahwa angka-angka yang disajikan


dalam kolom rangking pada tabel tersebut di atas hanya
merupakan sebuah label. Artinya angka-angka tersebut
tidak dapat dilakukan operasi matematis.

2.2. Menghitung dengan Tallies


Seringkali berguna untuk memiliki cara cepat untuk
menghitung item-item dalam beberapa kategori secara ber-
samaan. Prosedur yang dimaksud adalah penghitungan cepat
menggunakan tanda yang sesuai untuk setiap pengamatan.
Misalkan kita ingin menghitung dengan tallies dari 1
sampai 10. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan
tiga macam tallies, yaitu: (1) metode umum tallying limaan,
common method of talling by fives, (2) metode alternatif
tallying limaan, alternative method of tallying by fives, (3)

6 Bab 2. Distribusi Frekuensi


tallying sepuluhan, tallying by tens. Ketiga model tersebut
disajikan pada tabel sebagai berikut.

Pada metode pertama pemenuhan tanda limaan menggunakan


garis diagonal, metode kedua pemenuhan tanda limaan
menggunakan lingkaran, sedangkan metode ketiga sepuluhan
terdiri atas (4 titik + 4 garis penghubung titik + 2 garis diagonal)
jadi jumlahnya ada 10 sehingga disebut tallies psepuluhan.
Penghitungan model tersebut sangat mudah diterapkan
dan hasilnya langsung segera dapat diperoleh. Data dalam
jumlah besar, model yang sesuai menggunakan tallying tens
atau tallies sepuluhan.

Bab 2. Distribusi Frekuensi 7


2.3. Tampilan Stem-and-Leaf
Tallying sangat sesuai untuk distribusi frekuensi
nominal yang kurang sesuai untuk distribusi frekuensi
numerik. Alat lain untuk distribusi frekuensi numerik adalah
tampilan stem-and-leaf. Terdapat tiga jenis tampilan stem-and-
leaf, yaitu (1) simple stam-and-leaf, (2) stretched stem-and-
leaf, dan (3) squeezed stem-and-leaf. Masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut. Untuk melengkapi ilustrasi, berikut
ini disajikan contoh hasil Test of Standard Written English
(TSWE), yang diikuti oleh 54 siswa.
31.25 16.25 23.00 19.00 38.75
46.25 41.25 33.75 27.50 33.75
32.75 36.25 40.00 27.50 24.50
13.25 40.00 28.75 19.00 34.75
38.75 28.75 31.25 37.50 21.00
17.50 35.00 28.75 36.25 42.50
29.25 28.00 20.00 40.00 36.25
47.50 23.75 26.25 8.25 19.50
27.50 23.75 21.75 40.00 43.75
43.75 42.50 31.25 25.50 28.75
40.00 16.25 23.75 35.00

8 Bab 2. Distribusi Frekuensi


Simple Stem-and-Leaf
Tampilan stem-and-leaf terdapat dua bagian utama,
yaitu stem dan leaf. Stem berada di sebelah kiri garis,
berupa data digit pertama atau paling kiri, misal data
8.25 (supaya banyaknya digit sama dengan data yang
lain, maka diubah menjadi 08.25). Leaf adalah satu
digit data berada di sebelah kanan garis, sehingga data
(08.25) leaf-nya adalah (= 8). Starting part adalah
dimulainya menulis label data, untuk data 08.25 maka
starting part-nya adalah (= 0). Jadi penulisan data
contoh dalam tampilan stem-and-leaf sebagai berikut.
Stem Leaf

Penjelasan:
• Banyaknya stem ada 5, yaitu baris 0, 1, 2, 3, 4
• Starting part juga ada 5, yaitu 0, 1, 2, 3, 4
• Angka dalam kurung adalah frekuensi tiap baris
atau setiap stem.

Bab 2. Distribusi Frekuensi 9


• Pada simple stem-and-leaf, setiap starting part
hanya terdiri atas satu stem.

Stretched Stem-and-Leaf
Perbedaannya dengan simple stem-and-leaf adalah
bahwa setiap starting part pada stretched stem-and-leaf
memerlukan dua stem, contohnya sebagai berikut.

Penjelasan:
• Setiap starting part memerlukan 2 stem, dengan
ketentuan stem yang atas digunakan untuk leaf (0, 1,
2, 3, 4); sedangkan stem yang bawah digunakan
untuk leaf (5, 6, 7, 8, 9).
• Contoh untuk starting part 3.
➢ Leaf yang atas : 1 2 3 1 1 3 4

10 Bab 2. Distribusi Frekuensi


➢ Leaf yang bawah : 8 6 5 7 6 5 8 6

Squeezed Stem-and-Leaf
Pada squeezed stem-and-leaf setiap starteing part
memerlukan empat stem, contohnya sebagai berikut.

Penjelasan:
• Pada setiap starting part memerlukan 4 stem.

Bab 2. Distribusi Frekuensi 11


• Stem o (= zero) leaf berisi angka 0 dan 1
• Stem t (= two, tree) leaf berisi angka 2 dan 3
• Stem f (= four, five) leaf berisi angka 4 dan 5
• Stem s (= six, seven) leaf berisi angka 6 dan 7
• Stem e (= eight, nine) leaf berisi angla 8 dan 9

2.4. Penyajian Distribusi Frekuensi


Sekumpulan data apalagi dalam jumlah besar yang tidak
terorganisir tidak memiliki makna. Oleh karena itu agar
sekumpulan data tersebut memiliki makna, maka langkah awal
dilakukan penyajian data berupa distribusi frekuensi.
Distribusi frekuensi setidaknya dapat disajikan dalam
dua penyajian yang banyak digunakan, yaitu berupa tabel dan
grafik. Berdasarkan kategori data dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu ungroup data dan group data. Ungroup data
atau data yang tidak dikelompokkan terdiri atas daftar atau nilai
observasi, biasanya datanya diskrit. Group data atau data yang
dikelompokkan mewakili penggabungan nilai yang diamati,
biasanya datanya kontinyu.

12 Bab 2. Distribusi Frekuensi


Data Tak Berkelompok (ungroup data)
Penyajian Tabel Frekuensi
Penyajian tabel untuk ungroup data (data tidak
berkelompok), setidaknya yang harus dipersiapkan
sebagai berikut.
1. Menyusun array data hasil observasi.
2. Menghitung data, misalnya dengan tallies
3. Merangkum hasil tallies data berupa frekuensi
Contoh membuat tabel distribusi frekuensi berdasarkan
data hasil observasi sebagai berikut.
0 1 3 0 0
0 5 4 1 2
1 0 2 0 0
2 1 1 1 2
0 4 0 3 1
0 3 4 0 0
1 3 0 1 2

Penyelesaian:
1. Data disusun menjadi array, hasilnya 0, 1, 2, 3, 4, 5
2. Menghitung data dengan tallies
3. Merangkum hasil tallies data berupa frekuensi

Bab 2. Distribusi Frekuensi 13


Penyajian distribusi frekuensi, sebagai berikut.

Penyajian Grafik Frekuensi


Berdasar data yang ada, dapat dibuat grafik histogram
sebagai berikut.

Gambar : Histogram Distribusi Frekuensi

14 Bab 2. Distribusi Frekuensi


Data Berkelompok (group data)
Pengukuran terhadap berat badan mahasiswa Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, sebanyak 40
mahasiswa hasilnya (dalam satuan kg.) sebagai berikut:.
63 74 68 60 65 57 68 71
66 72 64 67 62 54 69 65
76 57 63 80 74 54 70 75
66 78 64 67 61 69 64 61
73 66 61 64 68 71 66 58

Penyajian Tabel Frekuensi


Langkah kerja untuk membuat tabel distribusi frekuensi
untuk data berkelompok (group data) antara lain:
1. Menentukan banyaknya data observasi (N)
2. Menentukan nilai minimum (MIN)
3. Menentukan nilai maximum (MAX)
4. Menentukan Range (rentang kelas, RANGE)
5. Menentukan jumlah kelas (JUMLAH), dengan
rumus : JUMLAH = 1 + 3.322 × Log(N)
6. Menentukan interval kelas (INTERVAL) dengan
RANGE
rumus : INTERVAL = JUMLAH

Penyelesaian.
1. Jumlah observasi (N = 40)

Bab 2. Distribusi Frekuensi 15


2. Nilai minimum (MIN = 54)
3. Nilai maksimum (MAX = 80)
4. Nilai rentang kelas (RANGE = 26)
5. Jumlah kelas (JUMLAH = 6.32 → 7)
6. Interval kelas (NTERVAL = 4.11 → 4)
Hasil penyajian data dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi untuk data berkelompok (group data) :
Interval Kelas Frekuensi
54 - 57 4
58 - 61 5
62 - 65 9
66 - 69 11
70 - 73 5
74 - 77 4
78 - 81 2

Penyajian Grafik Frekuensi

16 Bab 2. Distribusi Frekuensi

Anda mungkin juga menyukai