Anda di halaman 1dari 28

Agribisnis Rumput Laut

BAB 6
KARAKTERISTIK RUMPUT LAUT

umput laut (seaweed), alga, ganggang dan lamun (seagrass) adalah

R tumbuhan yang memiliki perbedaan. Rumput laut atau yang biasa disebut
dengan seaweed merupakan tanaman makro alga yang hidup di laut yang
tidak memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umumnya hidup di dasar
perairan. Rumput laut disebut tanaman karena memiliki klorofil (zat hijau daun)
sehingga dapat berfotosintesis. Rumput laut juga sering disebut sebagai alga atau
ganggang pada daerah-daerah tertentu di Indonesia. Akan tetapi rumput laut
(seaweed) berbeda dengan lamun (seagrass). Lamun adalah tanaman yang hidup
di laut dan tidak memiliki klorofil. Lamun merupakan kompetitor bagi rumput laut,
dan biasanya tumbuh di daerah dekat pantai yang cenderung kotor (Juneidi,
2004).

Wei dan Chin (1983), membagi rumput laut menjadi empat kelas, berdasarkan
kandungan pigmen yang paling menonjol, yaitu pigmen biru untuk kelas Cyano-
phyceae, pigmen hijau untuk Chlorophyceae, pigmen coklat untuk Phaeophyceae
dan pigmen merah untuk Rhodophyceae. Dari keempat kelas tersebut hanya
ganggang coklat dan merah saja yang mempunyai nilai ekonomi cukup berarti
dalam perdagangan.

6.1. Biologi Rumput Laut

Rumput laut adalah tumbuhan ganggang multiseluler yang hidup di laut dan
tergolong dalam divisi Thallophyta. Tanaman ini belum mempunyai akar, batang
dan daun seperti lazimnya tanaman tingkat tinggi. Struktur tanaman secara
keseluruhan merupakan batang yang dikenal sebagai thallus. Rumput laut ini,
termasuk tumbuhan yang dalam proses metabolismenya memerlukan kesesuaian
faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam,
nutrisi atau zat hara seperti nitrat dan fosfat, dan pencahayaan sinar matahari.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 194


Agribisnis Rumput Laut

Dalam pertumbuhannya, zat hara diserap dari media air melalui seluruh kerangka
tubuhnya yang biasa disebut “thalli” (jamak) atau “thallus” (tunggal), sedangkan
proses fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar matahari yang menembus
ke perairan di tempat pertumbuhannya. Pada tumbuhan ini, walaupun tampaknya
ada perbedaan morfologis seperti akar, batang dan daun, tetapi itu hanya bersifat
semu saja karena fungsinya sama.

Hal ini berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat yang memiliki perbedaan
fungsi jelas antara akar, batang dan daun. “Akar” atau disebut “holdfast” sebe-
narnya hanya merupakan bagian dasar pada kerangka rumput laut dengan
berbagai macam bentuk dan biasanya hanya berfungsi sebagai alat pelekat atau
penumpu pada substrat sehingga tumbuhnya dapat kuat dan menetap, jadi bukan
untuk menyerap makanan dari substrat tersebut. (Atmadja, 2007)

Bentuk thallus rumput laut bermacam-macam tergantung jenisnya, ada yang


berbentuk pipih, tabung, bulat, seperti kantung, atau seperti rambut. Rantai thallus
ada yang lurus, bercabang dua terus menerus (dichotomous), bercabang lurus
tidak berselang seling dan tidak sama panjang (tetratichous) (Soegiarto et al.
1978).

Percabangan thallus ada yang dichotomus (dua-dua terus menerus), pinate (dua-
dua berlawanan sepanjang thallus utama), pectinate (berderet searah pada satu
sisi thallus utama), ferticilate (berpusat melingkar aksis atau benang utama) dan
ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi thallus juga berane-
karagam, ada yang lunak, seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau
mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilaginous),
berserabut (spongeous) dan sebagainya (Soegiarto et al., 1978).

Thallus

Holdfast
(menempel pada
substrat)

Gambar 6.1. Morfologi rumput laut.


Direktorat Pembinaan SMK (2008) 195
Agribisnis Rumput Laut

Juneidi (2004) menjelaskan bentuk-bentuk percabangan thallus rumput laut


diantaranya adalah :

a. Tidak bercabang
Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki percabangan.

Gambar 6.2. Thallus rumput laut yang tidak bercabang.

b. Dichotomous (Bercabang dua)


Tiap – tiap thallus yang tumbuh akan memiliki cabang dan dari cabang ini
akan muncul cabang lagi dan begitu seterusnya.

Gambar 6.3. Thallus rumput laut bercabang dua

c. Pinnate alternate
Thallus tumbuh bercabang dua – dua sepanjang thallus utama secara berse-
lang-seling (berganti-ganti)

Gambar 6.4. Thallus rumput laut bercabang dua secara selang-seling

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 196


Agribisnis Rumput Laut

d. Pinnate distichous
Thallus tumbuh bercabang dua - dua sepanjang thallus utama secara
beraturan

Gambar 6.5. Pertumbuhan thallus secara beraturan

e. Tetratichous
Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan dua - dua sepanjang thallus
utama

Gambar 6.6. Thallus bercabang dua-dua

f. Ferticillate
Cabang-cabang thallus tumbuh dengan melingkari thallus sebagai sumbu
utama

Gambar 6.7. Cabang tumbuh melingkari thallus

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 197


Agribisnis Rumput Laut

g. Polystichous
Cabang – cabang thallus tumbuh pada thallus utama secara tidak beraturan
(banyak cabang pada thallus utama)

Gambar 6.8. Thallus tidak beraturan

h. Pectinate
Cabang – cabang thallus tumbuh pada satu sisi thallus

Gambar 6.9. Cabang tumbuh pada salah satu sisi thallus

i. Monopodial
Cabang tumbuh satu-satu pada tiap thallus

Gambar 6.10. Cabang satu-satu pada tiap thallus

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 198


Agribisnis Rumput Laut

j. Sympodial
Percabangan pada thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu cabang
pada masing-masing thallus

Gambar 8.11. Thallus tumbuh searah dan cabang pada masing-masing thallus

Selain bentuk-bentuk percabangan thallus perlu juga diketahui bentuk - bentuk


holdfast yang dimiliki oleh rumput laut. Bentuk-bentuk holdfast tersebut seperti
terlihat pada Gambar 6.12 dibawah ini

(a) (b)

(e)

(d)

(c)
Gambar 6.12. Bentuk-bentuk holdfast rumput laut (a) sederhana, (b) rhizoid
uniselluler, (c) kerucut, (d) cakram, dan (e) stolon merekat dengan
pelekat

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 199


Agribisnis Rumput Laut

6.2. Karakteristik Rumput Laut

Rumput laut termasuk kelompok tumbuhan alga yang berukuran besar, dalam
artian dapat terlihat dengan mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik
atau tumbuh menancap atau menempel pada suatu substrat di perairan laut.

Alga yang disebut rumput laut ini umumnya terdiri dari kelompok alga merah
(Rhodophyceae), alga coklat (Phaeophyceae) dan alga hijau (Chlorophyceae).
Ketiga kelompok ini yang tumbuh di laut diperkirakan ada sekitar 9000 jenis yang
masing-masing adalah sekitar 6000 jenis Rhodophyceae, 2000 jenis Phaeophy-
ceae dan 1000 jenis Chlorophyceae.

Alga lainnya yang berukuran kecil dan hanya terlihat dengan bantuan alat
pembesar seperti mikroskop tidak termasuk ke dalam kelompok rumput laut tetapi
merupakan kelompok tersendiri yang disebut plankton. Kelompok ini selain kecil
ukurannya juga gerakannya sangat dipengaruhi pergerakan air sehingga kebera-
daannya sebagian besar bergantung kepada kondisi fisik perairan selain faktor-
faktor lain yang berpengaruh terhadap partumbuhannya.

Pengelompokan rumput laut menurut perbedaan warna didasarkan atas


perbedaan kandungan pigmennya. Rumput laut kelompok merah memiliki pigmen
dominan fikoeretrin (phycoerethrin) dan fikosianin (phycocyanin) yang menimbul-
kan warna merah, walaupun pada kenyataannya di alam menunjukkan variasi
warna lain seperti hijau, ungu dan coklat tua karena sifat adaptik kromatiknya.

Sebagai indikasi bahwa itu adalah rumput laut merah, yaitu apabila terjemur sinar
matahari akan tampak berubah warna asalnya menjadi merah-ungu, kemudian
menjadi putih karena kehilangan pigmennya. Pigmen yang dominan pada rumput
laut kelompok coklat adalah fucoxantin, sedangkan pigmen yang dominan pada
rumput laut kelompok hijau adalah klorofil (Chlorophyl) b.

6.2.1. Karakteristik alga merah (Rhodophyceae)

Rhodophyta (alga merah) umumnya warna merah karena adanya protein fikobilin,
terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau
kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri
dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin.
Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada
perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini umumnya

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 200


Agribisnis Rumput Laut

makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya
seperti lumut.

Secara umum alga dari devisi ini ditandai oleh sifat-sifat sebagai berikut :
 Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk
 Reproduksi seksual dengan karpogonia dan spermatia
 Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel diujung thallus) dan multikasial
(banyak sel diujung thallus).
 Alat perekat (holdfast) terdiri dari perakan sel tunggal atau sel banyak.
 Mengandung pigmen fotosintetik berupa xantofil, karoten, dan fikobilin
terutama r-fikoeritrin (berwarna merah), klorofil a dan d dan fikosianin
(berwarna biru)
 Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi
pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan
berbagai warna pada thalli seperti : merah tua, merah muda, pirang, coklat
kuning dan hijau.
 Memilki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch).
 Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran dan
fulselaran.
 Bentuk thalli ada yang silindris (Gelidium latifolium), pipih (Gracillaria
folifera) dan lembaran (Dictyopteris sp.)
 Sistem percabangan thalli ada yang sederhana, kompleks,dan juga ada
yang berselang – seling.

Rhodophyceae terdiri dari jenis-jenis yang sangat komplek. Tempat tumbuhnya


berupa batuan atau karang, terutama di daerah pasang surut dan dapat hidup
sampai kedalaman 170 m dari permukaan laut (Mc Connaugey, 1983).
Rhodophyceae lebih tersebar dibandingkan dengan alga coklat, beberapa
speciesnya dapat tumbuh di daerah tropic. Demikian juga bentuk thallus dari alga
ini lebih kecil jika dibandingkan dengan alga coklat.

Ahda dkk (2005) menerangkan bahwa beberapa jenis rumput laut merah di
perairan Indonesia antara lain;

a. Eucheuma denticulatum (sinonim Eucheuma spinosum)


Nama daerah : agar-agar patah tulang
Ciri-ciri : Thallus silindris, permukaan licin, cartilaginaeus, warna coklat tua,
hijau-coklat, hijau kuning atau merah-ungu. Ciri khusus secara
morfologis, jenis ini memiliki duri-duri yang tumbuh berderet
melingkari thallus dengann interval yang bervariasi hingga

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 201


Agribisnis Rumput Laut

membentuk ruas-ruas thallus diantara lingkaran duri. Perca-


bangan berlawanan, berselang-seling dan timbul teratur pada
deretan duri antara ruas serta merupakan kepanjangan dari duri
tersebut. Cabang dan duri ada juga yang tumbuh pada ruas
thallus tetapi agak pendek. Ujung percabangan meruncing dan
setiap percabangan mudah melekat pada substrat yang
merupakan ciri khas Eucheuma spinossum.
Nilai dan potensial ekonomi :
Eucheuma spinossum merupakan komoditas eksport dalam
negeri dan konsumsi dalam negeri. Dimanfaatkan sebagai bahan
makanan, sayuran dan lalapan di beberaa tempat antara lain di
Lombok barat, jawa barat, kandungan kimianya yang penting
adalah iota karaginan.

b. Eucheuma edule
Nama daerah ; agar-agar besar (kepulauan seribu)
Cir-ciri : Thallus silindris, permukaan licin, gelatinaeus cartilaginaeus,
warna hijau-kuning atau coklat-hijau. Percabangan berselang
seling dengan interval yang jarang. Pada Thallus terdapat
benjolan-benjolan yang sebagian berkembang menjadi semacam
duri-duri besar. Ukuran thallus umumnya lebih besar dari jenis
eucheuma lainnya, sehingga rumpun tampak lebih kokoh tapi
tidak begitu rimbun.
Nilai dan potensi ekonomi ;
sebagai sumber kappa karaginan merupakan komoditas ekspor
seperti halnya dengan Kappaphicus alvarezii hasil budidaya.
Produksinya masih bersifat alami, belum ada hasil budidaya
populasinya di alam tidak banyak.

c. Eucheuma cottonii (sinonim Eucheuma alvarezii, Kappaphicus alvarezii


Doty)
Nama daerah : cottonii nama ini umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam
dunia perdagangan nasional dan internasional.
Cir-ciri : Thallus silindris, permukaan licin, cartilogenous, warna hijau, hijau
kuning, abu-abu atau merah. Penampakan thali bervariasi mulai
dari bentuk sederhana sampai kompleks. Duri-duri pada thallus
mirip seperti pada Eucheuma spinosum tetapi tidak tersusun
melingkari thallus. Percabangan ke berbagai arah dengan
batang-batang utama keluar saling berdekatan di daerah basal
(pangkal). Cabang-cabang pertama dan kedua tumbuh

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 202


Agribisnis Rumput Laut

membentuk rumpun yang rimbun dengan ciri khusus mengarah


kearah datangnya sinar matahari, cabang-cabang tersebut ada
yang memanjang atau melengkung seperti tanduk.
Nilai dan potensi ekonomis ;
Di Indonesia, seluruh produksinya berasal dari budidaya, antara
lain dikembangkan di jawa, bali, NTB, Sulawesi dan Maluku,
sebagai komoditas eksport bahan baku industri. Penghasil
karaginan yang dihasilkan adalah tipe kkappa karaginan. Oleh
karena itu jenis ini secara taksonomis diubah namanya dari
Eucheuma alvarezii menjadi Kappaphicus alvarezii.

d. Eucheuma serra
Nama daerah ; bulung lipan (Bali)
Cir-ciri ; Thallus gepeng, pinggir bergerigi, permukaan licin, cartilaginous,
warna merah atau merah pucat. Ciri khusus secara morfologis
menyerupai bentuk binatang lipan sehingga di Bali dinamai
bulung lipan. Percabangan berselang-seling tidak beraturan dan
membentuk rumpun yang rimbun.
Nilai dan potensi ekonomi :
belum banyak dimanfaatkan secara komersial.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 6.13. (a) Eucheuma denticulatum (b) Eucheuma edule (c) Eucheuma
cottonii dan (d) Eucheuma serra

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 203


Agribisnis Rumput Laut

e. Glacilaria arcuta
Nama daerah ; ramen (Lombok)
Cir-ciri : Thalli bulat silindris, licin, warna pirang-hijau, atau hijau jingga.
Substansi cartilaginous, menempel pada substrat dengan
holdfast berbentuk cakram. Rumpun merimbun di bagian atas
dengan percabangan mengecil pada bagian pangkal, ujung
runcing.
Nilai dan potensi ekonomi ;
masih belum termanfaatkan, mengandung agar.

f. Gracilaria coronopifolia
Cir-ciri : Thalli silindris, licin, warna coklat-hijau atau coklat kuning (pirang),
menempel pada substrat dengan cakram kecil. Percabangan
mendua bagian (dichotomous) berulang-ulang. Umumnya rimbun
pada porsi bagian atas rumpun. Warna hijau-pirang. Panjang thali
dapat mencapai ukuran 10 cm.
Nilai dan potensi ekonomi :
sebagai sumber agar, protein, vitamin, mineral, merupakan bahan
baku untuk industri agar-agar dalam negeri.

(a) (b)
Gambar 6.14. (a) Glacilaria arcuta dan (b) Gracilaria coronopifolia

g. Gracilaria folifera
Cir-ciri : Thalli silindris pada bagian pangkal dan gepeng pada bagian atas,
warna coklat hijau, cartilagenous. Percabangan mendua arah
(dikhotornous) dan membentuk rumpun yang rimbun. Panjang
thalli dapat mencapai rata-rata 9 cm.
Nilai dan potensi ekonomi ;
sebagai sumber agar.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 204


Agribisnis Rumput Laut

h. Gracilaria eucheumioides
Nama daerah : agar-agar jahe (kepulauan seribu)
Cir-ciri : Thallus gepeng, halus, pinggir bergerigi, membentuk rumpun
radial seperti umbi tanaman jahe, oleh karena itu di kep. Seribu
dinamai agar-agar jahe. Percabangan dichotomous. Ukuran thalli
panjang 10 cm, lebar 1 cm. Warna hijau-coklat.
Nilai dan potensi ekonomi :
sebagai sumber agar terutama bagi penduduk lokal.

i. Gracilaria gigas
Cir-ciri : Thalli agak besar dibandingkan dengan Gracillaria verrucosa,
silindris, agak kasar dan kaku, warna hijau-kuning atau hijau.
Ukuran thalli mencapai 30 cm dengan diameter sekitar 0,5 - 2
mm. Percabangan cenderung memusat ke pangkal, memanjang,
berselang-seling, berulang-ulang searah, ujung runcing. Jarak
antara cabang relative berjauhan, sekitar 5 – 25 mm.
Nilai dan potensi ekonomi :
sama halnya dengan Gracillaria verrucosa sudah dibudidayakan
di tambak.

j. Gracilllaria verucossa
Gracil
Cir-ciri : Thalli silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning hijau.
Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang
berulang-ulang memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang
lateral memanjang menyerupai rambut, ukuran panjang sekitar 25
cm dan diameter thallus sekitar 0,5 – 1,5 mm.
Nilai dan potensi ekonomi ;
sebagai bahan aku pabrik agar-agar di dalam negeri dan
merupakan komoditas eksport. Sudah dibudidayakan di tambak.

k. Gracilaria salicornia (sinonim Corallopsis salicornia)


Nama daerah : retek (Lombok)
Cir-ciri ; Thallus bulat, licin, berbuku-buku atau bersegmen-segmen.
Membentuk rumpun yang lebat berekspansi melebar (radial)
dapat mencapai 25 cm. Ukuran Thallus 1 - 1,5 cm, tinggi sekitar
15 cm. percabangan timbul pada setiap antar buku. Warna hijau
kekuningan (agak hijau kearah basal/ dasar dan kuning di bagian
ujung). Substansi cartilogenous mudah patah (getas atau rapuh).
Nilai dan potensi ekonomi ;

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 205


Agribisnis Rumput Laut

Belum banyak dimanfaatkan, tetapi di Negara lain dimakan


sebagai lalap atau sayuran. Kandungan koloid berupa agar
disamping komponen kimia lainnya.

(b)
(a)

(c) (d)
Gambar 6.15. (a) Gracilaria folifera, (b) Gracilaria eucheumioides, (c) Gracilaria
gigas dan (d) Gracillaria verucossa

l. Porphyra spp
Cir-ciri ; Porphyra spp. Merupakan salah satu makroalga dari kelas alga
merah (Rhodophyceae, ordo Bangiales, dan family Bangiaceae.
Porphyra spp, juga lebih dikenal dengan istilah nori.
Nilai dan potensi ekonomi ;
telah banyak dimanfaatkan sebagai salah satu sumber makanan
pokok, bahan campuran berbagai obat-obatan, kandungan nutrisi
pada setiap nori kering, antara lain meliputi protein (25 – 30 %),
lemak (0,12 – 2,48%), karbohidrat (17 – 18%), serta mengandung
vitamin, A, B, C dan D dengan vitamin C yang dikandung diatas
140 mg atau 10 g basah. Manfaat lain dari nori adalah untuk diet
karena mengandung iodine yang dibutuhkan untuk fungsi normal
dari kelenjar tiroid dalam tubuh.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 206


Agribisnis Rumput Laut

m. Gigartina affinis (sinonim Carpopeltis affinis)


Cir-ciri : Thallus umumnya gepeng atau lembaran dan agak silindris ke
arah bagian pangkal, ujung rneruncing. Percabangan di atau tri
chotomous bersebelah-menyebelah saling berlawanan dengan
mernbentuk rumpun yang rimbun. Substansi thali lunak seperti
gel. Warnanya merah tua atau pirang. Sistokarp jelas terlihat
berupa bintilan di permukaan thali sedangkan spermatangianya
mengelompok di ujung percabangan.
Nilai dan potensi ekonomi :
penghasil karaginan kandungannya sekitar 52%.

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 6.16. (a) Gracilaria salicornia (b) Porphyra spp (c) Gigartina affinis dan
(d) Gelidium spp

n. Gelidium spp
Nama daerah ; kades dan intip kembang karang (Jawa Barat), bulung merak dan
bulung ayam (Bali) dan sayur laut (Ambon)
Cir-ciri : tanaman berukuran kecil sampai panjang kurang lebih 20 cm dan
lebar 1,5 mm. batang utama tegak dengan percabangan yang
biasanya menyirip. Thalinya berwarna merah, coklat, hijau coklat
atau pirang. Organ reproduksinya berukuran mikroskopis.
Sistokarp mempunyai lubang kecil (osteolo) pada dua belah sisi
thallus, tetraspora membelah krusial atau tetrahedral.
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 207
Agribisnis Rumput Laut

Nilai dan potensi ekonomis :


Berbagai jenis Gelidium di Indonesia dimanfaatkan sebagai
bahan baku pabrik agar-agar dalam negeri dan sebagai
komoditas ekspor. Kandungan agar-agarnya berkisar anatar 12 -
48% tergantung jenisnya. Sedangkan kadar agar-agarnya di
Indonesia (Sulawesi) mencapai 30%. Status produksi di
Indonesia masih tergantung dari alam.

o. Hypnea spp
Ciri--ciri : thallusnya kebanyakan lunak dengan substansi menyerupai gel
atau lunak seperti tulang rawan (kartilogenus) tegak dengan
percabangan yang rimbun dan beragam, berukuran sedang atau
kecil. Warnanya ada yang hijau, kuning, coklat dan merah.
Sistokarp jelas terlihat berupa bintilan pada thali.
Nilai dan potensi ekonomis ;
Fikokoloid yang dapat diekstrak dari spesies ini berupa agar dan
karaginan yang kadarnya beragam menurut jenis dan lokasi
pertumbuhannya. Beberapa jenis Hypnea di Indonesia sudah
dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan atau sebagai
bahan media pertumbuhan bakteri dan bakso agar.

p. Rhodymenis spp
Cir-ciri : thalinya berbentuk pita atau lembaran dengan percabangan
sederhana atau dicotomus, percabangan terebut sering juga
tumbuh dari pinggir lembaran atau berbentuk telapak tangan.
Substansi thallusnya mirip dengan Gigartina.
Nilai dan potensi ekonomis ;
dimanfaatkan secara intensif seagai makanan tambahan
(foodstuff). Produksinya diperoleh dari hasil alam dan budidaya.

(a) (b)
Gambar 6.17. (a) Hypnea spp dan (b) Rhodymenis spp

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 208


Agribisnis Rumput Laut

Jenis rumput laut merah yang paling banyak dibudidayakan adalah jenis
Eucheuma. Secara lebih rinci Dawes (1981) menjelaskan klasifikasi rumput laut
Eucheuma adalah sebagai berikut :

Divisio : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Gigartinales
Family : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Sepesies : Eucheuma cottonii

Menurut kebiasaan dalam perdagangan, Eucheuma yang menghasilkan fraksi


karaginan jenis iota-karaginan disebut spinosum, sedangkan yang menghasilkan
fraksi karaginan jenis kappa-karaginan disebut cottonii. Istilah tersebut menjadi
rancu dengan penamaan ilmiah (binomial). Doty (1985) mengemukakan bahwa
Eucheuma cottonii yang sesungguhnya merupakan jenis rumput laut yang jarang
diperdagangkan dan tidak pernah dibudidayakan secara komersial. Nama ilmiah
dari Eucheuma cottonii yang biasa diperdagangkan adalah Eucheuma alvarezii
(Doty).

Aspek Biologi
Kadi dan Atmaja (1988) memberikan ciri-ciri umum dari Eucheuma adalah sebagai
berikut : thalli bulat silindris atau pipih, berwarna merah, merah-coklat, hijau-
kuning dan sebagainya, bercabang berselang tidak teratur, dikotomus atau
trikotomus, mempunyai benjolan-benjolan (blunt nodule) atau duri-duri (spine),
substansi thalli gelatinus dan atau kartilagenus. Perbedaan ketiga jenis Eucheuma
yang bernilai penting oleh Doty dan Norris (1985) in Doty (1987) dijelaskan seperti
pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perbedaan ketiga jenis Eucheuma bernilai ekonomis
Nama umum dan Ciri morfologis Karaginan dan
spesies Percabangan Aksis kadar sulfat
Spinosum Melingkar atau Silindris, tegak Lota
E. denticulatum pada interval yang dengan inti rhizoid Sulfat ≥ 30%
dapat diperkirakan
Cottonii Tidak teratur Silindris tegak Kappa
E. alvarezii tanpa inti rhizoid Sulfat ≤ 28%
Gelatinae Bilateral atau Pipih, tegak Gamma, Beta,
E. gelatinae dorsi-ventral dengan inti rhizoid kappa
Sulfat 20%
Sumber : Doty dan Norris (1985) in Doty (1987)

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 209


Agribisnis Rumput Laut

6.2.2. Karakteristik alga coklat (Phaeophyceae)

Phaeophyceae atau alga coklat lebih dikenal sebagai klep atau “rockweed”,
merupakan rumput laut penghasil alginate. Hampir semua jenis ini hidup di laut
dan melekat pada suatu substrat yang keras. Cadangan makanannya terutama
berupa karbohidrat yang disebut laminarin. Rumput laut jenis ini dijumpai hampir di
semua lautan dengan kedalaman tidak lebih dari 20 m (Mc Connaugey, 1970).

Kelompok alga coklat memiliki bentuk yang bervariasi dan sebagian besar jenis-
jenisnya berwarna coklat atau pirang. Warna tersebut tidak berubah walaupun
alga ini mati atau kekeringan. Hanya pada beberapa jenis diantaranya, misal pada
Sargassum, warnanya akan sedikit berubah menjadi hijau kebiru-biruan apabila
mati kekeringan.

Pemanfaatan komersial terhadap alga coklat ini belum banyak. Namun akhir-akhir
ini sudah mulai diperhatikan dan mulai diteliti sebagai sumber koloid berupa
alginat dan yodium (iodin). Alginat merupakan koloid yang bermanfaat bagi
industri makanan dan obat-obatan.

Ciri-ciri umum alga coklat adalah :


 Thallus berbentuk lembaran (Padina australis), bulatan (Sargassum
duplica-tum) atau batangan (Dictyota bartayre-siana) yang bersifat lunak
atau keras
 Berwarna pirang atau coklat
 Mengandung pigmen fotosintetik yaitu carotene, fucoxantin, klorofil a dan c
 Produk fotosintetiknya adalah polisakarida berupa laminaran, manitol dan
alginate
 Perkembangbiakan dilakukan secara aseksual dan seksual, dengan
system reproduksi memiliki flagella, tumbuhan jantan dan betina ada yang
terpisah dan ada yang tidak

Rumput laut coklat yang sangat potensial untuk dibudidayakan di Indonesia salah
satunya adalah Sargassum yang merupakan rumput laut dengan thallus
bercabang seperti jari dan merupakan tanaman perairan yang berwarna coklat,
berukuran relative besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat.
Bagian atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau
radial serta dilengkapi dengan bagian-bagian untuk pertumbuhan (Atmadja et al.,
1996).

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 210


Agribisnis Rumput Laut

Ahda dkk (2005) menjelaskan beberapa jenis alga coklat yang melimpah di
Indonesia antara lain :

a. Sargassum binderi
Ciri-ciri : Batang gepeng (1,5 mm),halus licin, tinggi mencapai sekitar 60
cm, percabangan 'alternate' teratur, opposite (Kiri Kanan), cabang
utama yang pendek (1-2 cm) di atas holdfast. Daun lonjong,
pinggir bergerigi, panjang 5 cm, lebar 1 cm, ujung runcing. Urat
tengah daun (midrib) tidak jelas, crytotomata bertebaran jelas di
seluruh lembaran daun. Bladder bulat, ujung bulat atau runcing.
Bersayap panjang 1 cm, diameter 0,4 cm. organ reproduksi
membentuk tangkai khusus, menggarpu, gepeng, bergerigi. Daun
dan bladder mengecil.
Nilai dan potensi ekonomis ;
Belum banyak dimanfaatkan, kandungan kimia sama dengan
jenis Sargassum lainnya.

b. Sargassum cinereum J.G. Agardh


Ciri-ciri : thallus silindris, licin, holdfast bentuk cakram. Percabangan
alternate (sebelah-menyebelah) tidak teratur dengan interval yang
panjang Daun berbentuk lonjong atau bergerigi berukuran kecil. P
= 2,5 cm L = 1 cm. tinggi rumpun dapat mencapai 1,5 – 2 m.
Cryptostomata jelas menyebar pada lembaran daun, urat daun
tidak begitu jelas. Gelembung udara atau vesicle bulat telur, ujung
melengkung, bertangkai. Organ reproduksi membentuk perca-
bangan khusus agak silindris dan memanjang (0,5-1,5 cm)
Nilai dan potensi ekonomi :
Belum banyak dimanfaatkan

c. Sargassum duplicatum = S cristaefolium C.A Agardh


Ciri-ciri : Thalli bulat pada batang utama dan agak gepeng pada
percabangan, permukaan halus atau licin. Percabangan dicho-
tomous dengan daun bulat lonjong, pinggir bergerigi, tebal dan
duplikasi (double edged). Vesicle melekat pada batang daun,
bulat telur atau elips, ada yang bersayap dan menyerupai bentuk
daun. Organ reproduksi, membentuk rangkaian atau pengelom-
pokan yang rimbun merapat seperti kembang kol. Warna coklat
tua atau coklat muda. Tinggi rumpun mencapai 60 cm

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 211


Agribisnis Rumput Laut

Nilai dan potensi ekonomi :


Belum banyak dimanfaatkan. Kandungan kimia sama dengan
jenis lainnya.

(a) (b) (c)


Gambar 6.18. (a) Sargassum binderi (b) Sargassum cinereum J.G. Agardh dan (c)
Sargassum duplicatum = S cristaefolium C.A Agardh

d. Sargassum plagyophyllum (Mertens) J.G. Agardh


Ciri-ciri : Percabangan utama bagian bawah gepeng tetapi agak membulat
pada bagian atas. Batang utama agak silindris, pendek sekitar 1,5
cm. Tinggi rumpun dapat mencapai 60 cm. Daun oval sampai
lonjong panjang sekitar 4 cm, lebar 1,4 cm, pinggir bergerigi,
ujung runcing panjang 2 cm lebar 0,5 cm, crystotomata Nampak
jelas. Vesicle kecil, bulat ujung meruncing. Receptacle
membentuk percabangan menggarpu, bercampur dengan vesicle
dan daun bentuk gepeng, pinggir rata atau bergelombang.
Nilai dan potensi ekonomi :
Hampir sama dengan jenis lainnya, belum banyak dimanfaatkan.

e. Sargassum echinocarpum J.G Agardh = S. olygocystum Montagne


Ciri-ciri : Batang utama silindris pendek sekitar panjang satu sentimeter dan
diameter tiga milimeter, melekat dengan holdfast berbentuk
discoidal atau conical. Thalli pada percabangan adalah gepeng
atau pipih, licin, berselang-seling teratur, lebar thalli mencapai 4
mm. cabang utama tumbuh berdekatan di daerah pangkal. Daun
lonjong (lanceolate), panjang 70 cm, lebar 15 mm, pinggiran daun
bergerigi, ujungnya melengkung dengan tangkai daun pendek.
Midrib dan cryptostomata tidak begitu jelas. Rumpun tumbuh
dengan rimbun mencapai tinggi sekitar 50 cm. gelembung udara
lonjong, bertangkai gepeng. Organ reproduksinya, bercampur
satu tangkai dengan daun, gepeng, sangat rimbun/lebat merapat.
Nilai dan potensi ekonomi :
Belum banyak dimanfaatkan
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 212
Agribisnis Rumput Laut

S.microphyllum
f. Sargassum polycystum = S.micr ophyllum C.A. Agardh
Nama daerah : oseng (kep. Serribu)
Ciri-ciri : Thalli silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk
cakram kecil dengan diatasnya secara karakteristik terdapat
perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah.
Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun di
bagian ujungnya, dapat mencapai tinggi sekitar 2 m. daun kecil,
lonjong, panjang 3 cm, lebar 1 cm, pinggir bergerigi, ujung
melengkung rata atau runcing, cryptostomata jelas, urat daun
tidak begitu jelas. Gelembung udara bulat telur, terletak pada
percabangan batang, ujung membulat, tumpul atau meruncing
seperti duri. Organ reproduksi, bulat memanjang atau gepeng
dengan pinggir berduri-duri, terdapat dalam satu rangkaian
dengan daun dan gelembung udara.
Nilai dan potensi ekonomi :
Kandungan kimianya berupa alginate dan yodium, belum banyak
dimanfaatkan.

(a) (b) (c)


Gambar 6.19. (a) Sargassum plagyophyllum (Mertens) J.G. Agardh, (b)
Sargassum echinocarpum J.G Agardh dan (c) Sargassum
polycystum

Sargassum
g. Sargass um crassifolium C.A.Agardh
Ciri-ciri : Thalli agak gepeng, licin, tetapi batang utama bulat agak kasar,
holdfast cakram menggaruk. Cabang pertama timbul pada bagian
pangkal sekitar 1 cm dari holdfast. Percabangan berselang-seling
teratur. Daun oval atau memanjang, 40 x 10 mm, urat tengah
daun jelas dari pangkal ke ujung. Cryptostomata tidak begitu
jelas. Pinggir daun bergerigi, berombak atau berbiku, ujung
melengkung atau runcing. Duplikasi pinggir pada bagian ujung
sampai tengah daun terutama pada daun-daun yang berada di
bagian atas percabangan. Gelembung udara lonjong, ujung
meruncing (pointed), 7 x 1,5 mm agak gepeng atau sedikit
bersayap.
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 213
Agribisnis Rumput Laut

Nilai dan potensi ekonomi :


Belum banyak dimanfaatkan

h. Turbinaria conoides (J. Agardh) Kuetzing


Ciri-ciri : Batang silindris, tegak, kasar, terdapat bekas-bekas percabangan.
Holdfast berupa cakram kecil dengan terdapat perakaran yang
berekspansi radial. Percabangan berputar sekeliling batang
utama. daun merupakan kesatuan yang terdiri dari tangkai dan
lembaran daun yang umumnya berukuran kecil, diameter berkisar
1 cm, membentuk setengah bulatan melengkung berbentuk
seperti ginjal (reniformis), pinggir daun bergerigi. Gelembung
udara agak menonjol dipertengahan daun. Organ reproduksi,
membentuk rangkaian pada tangkai daun. Warna thalli coklat
muda atau coklat tua. Tinggi rumpun mencapai 75 cm.
Nilai dan potensi ekonomi :
Alga ini mengandung alginate dan iodine.

i. Padina aaustralis
ustralis = Padina gymnospora (Kuetzing) Vickers;
Ciri-ciri : Bentuk thalli seperti kipas membentuk segment-segment
lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan
perkampuran di bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning-
kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat
perkapuran
Nilai dan potensi ekonomi :
Belum banyak diketahui

(a) (b) (c)


Gambar 6.20. (a) Sargassum crassifolium C.A.Agardh (b) Turbinaria conoides (J.
Agardh) Kuetzing dan (c) Padina australis

6.2.3. Karakteristik alga hijau (Chlorophyta)

Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk
dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 214
Agribisnis Rumput Laut

lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan
dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilisasi beberapa amilum, penyu-
sunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan
amilopektin.

Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam, karena ada yang bersel
tunggal, berkoloni, dan bersel banyak. Banyak terdapat di danau, kolam, tetapi
banyak juga yang hidup di laut. Alga hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000
spesies, baik yang hidup di air maupun di darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh
dalam laut, namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air
tawar. Alga hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatang
tumbuhan biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang
berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnya selada laut (Ulva)
dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih
kecil jika dibandingkan alga merah dan alga coklat yang berukuran besar
sekalipun. Alga hijau sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau melekat.

Ciri-ciri umum alga hijau (rumput laut/ makroalga) adalah :


 Berwarna hijau
 Thallus berbentuk lembaran (Ulva lactuca), batangan (Caulerpa
corynophora) atau bulatan (Caulerpa sertlario-des) yang bersifat lunak,
keras atau siphonous terdiri dari uniseluler atau multiseluler.
 Rumpun berbagai bentuk dari yang sederhana hingga yang kompleks
seperti tumbuhan tingkat tinggi seperti tanaman yang menjalar.
 Mengandung pigment fotosintetik, klorofil a dan b, carotene, xantofil dan
lutein.
 Produk fotosintetiknya berupa starch (kanji).
 Perkembangbiakan dengan perkawinan vegetative, gamet jantan memiliki
cambuk (flagella) untuk pergerakan aktif dalam proses pembuahan

Beberapa jenis rumput laut hijau yang banyak ditemukan di perairan Indonesia
menurut Ahda dkk (2005), antara lain :

lentillifera
a. Caulerpa lentillife ra C.A. Agardh
Ciri-
Ciri-ciri : Thallus membentuk akar, stolon dan ramuli. Ramuli membentuk
bulatan-bulatan kecil merapat teratur menutupi setiap perca-
bangan sepanjang ±3-5 cm, diameter stolon 1-2 cm, berwarna
hijau tua.
Nilai dan potensi ekonomi :
Dikonsumsi secara local, mulai dibudidayakan
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 215
Agribisnis Rumput Laut

b. Caulerpa racemosa
racemosa var macrophysa (Kutzing) Taylor
Ciri-ciri : Thallus memiliki stolon (± 5 cm) dengan perakaran yang relative
besar meruncing seperti paku. Ramuli timbul pada stolon yang
bercabang dan memiliki bulatan-bulatan dengan ujung yang rata
dan bertangkai, tersusun sepanjang ramuli. Substansi agak
kempis, penajng ramuli mencapai 8 cm
Nilai dan potensi ekonomis :
Sebagai bahan makanan local untuk dijadikan sayur atau lalap

c. Caulerpa racemosa
racemosa var occidentalis (J. Agardh) Boergensen
Ciri-ciri : Thallus memiliki stolon dengan diameter 2,5 mm, perakaran
relative panjang dan interval relative berjauhan (jarang). Ramuli
silindris memiliki bulatan-bulatan ujung merata dan berantai
panjang. Panjang ramuli mencapai 5 cm
Nilai dan potensi ekonomis :
Sebagai bahan baku makanan local, dijadikan sayur atau lalap.

d. Caulerpa racemosa var ufivera (Turner) Weber Van Bosse


Ciri-ciri : Thallus memiliki stolon berukuran agak besar dengan perakaran
yang pendek dan agak rapat. Ramuli timbul pada stolon dengan
interval pendek dan memiliki bulatan-bulata bertangkai pendek.
Panjang ramuli mencapai 3 cm.
Nilai dan potensi ekonomi :
Sebagai bahan baku makanan local, dijadikan sayur atau lalap.

e. Caulerpa sertulariodes
Ciri-ciri : Thallus membentuk stolon merambat dengan mempunyai akar
penancap ke substrat dan ramuli timbul pada stolon antara
perakaran, berbentuk menyirip tertaur rapat dan tipis dengan
ujung ramuli mendua arah. Warna hijau muda-hijau tua.
Nilai dan potensi ekonomi :
Sebagai bahan baku makanan local, dijadikan sayur atau lalap.

f. Codium decorticatum
Ciri-ciri : Thallus tegak silindris dekat pangkal, agak gepeng pada perca-
bangan, percabangan dichotomus, agak membesar di bagian
percabangan, warna hijau pekat. Membentuk rumpun yang
rimbun.
Nilai dan potensi ekonomi :
Sebagai bahan baku makanan local, dijadikan sayur atau lalap.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 216


Agribisnis Rumput Laut

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 6.21. (a) Caulerpa lentillifera C.A. Agardh (b) Caulerpa racemosa var
macrophysa (c) Caulerpa racemosa var occidentalis dan (d)
Caulerpa racemosa var ufivera

g. Halimeda copiosa
Ciri-ciri : Pertumbuhan thalli tinggi mencapai 70 cm, warna hijau,
kandungan karbonat sedang. Percabangan dichotomus atau
trichotomus beruntai dalam satu rumpun. Segment lebar 16 mm,
panjang 9 mm. Basal segment tidak tampak. Holdfast dalam satu
unit tunggal kecil, thallus bersifat calcareaous (perkapuran).
Nilai dan potensi ekonomis :
Belum banyak dimanfaatkan

h. Ulva reticulata Forsskal


Ciri-ciri :Thalli seperti lembaran warna hijau yang berlubang-lubang
sehingga menyerupai jalinan pita lebar. Tumbuh membentuk
koloni yang tebal, alat pelekatnya sulit diamati, koloni biasanya
terkait pada suatu substrat padat.
Nilai dan potensi ekonomis :
Belum banyak dimanfaatkan

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 217


Agribisnis Rumput Laut

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 6.22. (a) Caulerpa sertulariodes (b) Codium decorticatum (c) Halimeda
copiosa dan (d) Ulva reticulata Forsskal

RANGKUMAN

Berdasarkan kandungan pigmen yang paling menonjol rumput laut dapat dibagi
menjadi empat kelas, yaitu pigmen biru untuk kelas Cyanophyceae, pigmen hijau
untuk Chlorophyceae, pigmen coklat untuk Phaeophyceae dan pigmen merah
untuk Rhodophyceae. Dari keempat kelas tersebut hanya ganggang coklat dan
merah saja yang mempunyai nilai ekonomi cukup berarti dalam perdagangan.
Rumput laut adalah tumbuhan ganggang multiseluler yang hidup di laut dan
tergolong dalam divisi Thallophyta. Tanaman ini belum mempunyai akar, batang
dan daun seperti lazimnya tanaman tingkat tinggi. Struktur tanaman secara
keseluruhan merupakan batang yang dikenal sebagai thallus.

APLIKASI KONSEP

Berkunjunglah ke laut atau perairan yang banyak terdapat rumput laut alam di
daerah sekitar anda, kemudian ambil beberapa sampel rumput laut yang anda
temui, lalu identifikasikan jenis rumput laut tersebut.

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 218


Agribisnis Rumput Laut

PEMECAHAN MASALAH
MASALAH

Diskusikan bersama kelompok anda mengenai :


a. Bentuk-bentuk percabangan dan tipe holdfast dari beberapa contoh rumput
laut yang telah dikumpulkan sebelumnya.
b. Perbedaan yang p0aling mencolok antara alga merah, coklat dan hijau.

PENGAYAAN

1. Pigmen yang paling dominan terkandung dalam alga Rhodophyceae


adalah...
a. Biru
b. Merah
c. Hijau
d. Coklat
2. Alat pelekat rumput laut yang digunakan untuk menempelkan diri pada
substrat disebut juga...
a. Thalli
b. Thallus
c. Akar
d. Holdfast
3. Sifat substansi thallus rumput laut bermacam-macam antara lain...
a. Gelatinous, calcareous, spongeous
b. Calcareous, cartilogenous, laminarous
c. Laminarous, spongeous, calcareous
d. Cartilogenous, gelatinous, laminarous
4. Dibawah ini bentuk thallus pinnate alternate adalah...

a b c d
5. Gambar dibawah ini adalah bentuk holdfast...

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 219


Agribisnis Rumput Laut

a. Sederhana
b. Cakram
c. Stolon
d. Kerucut
6. Berikut ini adalah sifat umum alga merah (rhodophyta), kecuali…
a. Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu
cambuk
b. Reproduksi secara aseksual saja
c. Mengandung pigmen fotosintetik berupa xantofil, karoten, dan
fikobilin terutama r-fikoeritrin (berwarna merah), klorofil a dan d dan
fikosianin (berwarna biru)
d. Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran
dan fulselaran.
7. Jenis rumput laut merah yang telah banyak dibudidayakan oleh petani
rumbput laut karena memiliki nilai ekonomis tinggi adalah…
a. Gracilaria gigas
b. Sargassum binderi
c. Turbinaria conoides
d. Caulerpa racemosa
8. Rumput laut yang menghasilkan polisakarida berupa laminaran, manitol
dan alginate adalah...
a. Rhodophyceae
b. Cyanophyceae
c. Chlorophyceae
d. Phaeophyceae
9. Pigment fotosintetik, klorofil a dan b, carotene, xantofil dan lutein adalah
pigmen warna yang dimiliki oleh alga jenis…
a. Rhodophyceae
b. Cyanophyceae
c. Chlorophyceae
d. Phaeophyceae
10. Jenis alga hijau dibawah ini yang memiliki thallus calcareous adalah...
a. Ulva reticulata
b. Caulerpa sertularoides
c. Halimeda sp
d. Codium decorticatum

KUNCI JAWABAN

1. B

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 220


Agribisnis Rumput Laut

2. D
3. A
4. A
5. B
6. B
7. A
8. D
9. C
10. C

Direktorat Pembinaan SMK (2008) 221

Anda mungkin juga menyukai