BAB 6
KARAKTERISTIK RUMPUT LAUT
R tumbuhan yang memiliki perbedaan. Rumput laut atau yang biasa disebut
dengan seaweed merupakan tanaman makro alga yang hidup di laut yang
tidak memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umumnya hidup di dasar
perairan. Rumput laut disebut tanaman karena memiliki klorofil (zat hijau daun)
sehingga dapat berfotosintesis. Rumput laut juga sering disebut sebagai alga atau
ganggang pada daerah-daerah tertentu di Indonesia. Akan tetapi rumput laut
(seaweed) berbeda dengan lamun (seagrass). Lamun adalah tanaman yang hidup
di laut dan tidak memiliki klorofil. Lamun merupakan kompetitor bagi rumput laut,
dan biasanya tumbuh di daerah dekat pantai yang cenderung kotor (Juneidi,
2004).
Wei dan Chin (1983), membagi rumput laut menjadi empat kelas, berdasarkan
kandungan pigmen yang paling menonjol, yaitu pigmen biru untuk kelas Cyano-
phyceae, pigmen hijau untuk Chlorophyceae, pigmen coklat untuk Phaeophyceae
dan pigmen merah untuk Rhodophyceae. Dari keempat kelas tersebut hanya
ganggang coklat dan merah saja yang mempunyai nilai ekonomi cukup berarti
dalam perdagangan.
Rumput laut adalah tumbuhan ganggang multiseluler yang hidup di laut dan
tergolong dalam divisi Thallophyta. Tanaman ini belum mempunyai akar, batang
dan daun seperti lazimnya tanaman tingkat tinggi. Struktur tanaman secara
keseluruhan merupakan batang yang dikenal sebagai thallus. Rumput laut ini,
termasuk tumbuhan yang dalam proses metabolismenya memerlukan kesesuaian
faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam,
nutrisi atau zat hara seperti nitrat dan fosfat, dan pencahayaan sinar matahari.
Dalam pertumbuhannya, zat hara diserap dari media air melalui seluruh kerangka
tubuhnya yang biasa disebut “thalli” (jamak) atau “thallus” (tunggal), sedangkan
proses fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar matahari yang menembus
ke perairan di tempat pertumbuhannya. Pada tumbuhan ini, walaupun tampaknya
ada perbedaan morfologis seperti akar, batang dan daun, tetapi itu hanya bersifat
semu saja karena fungsinya sama.
Hal ini berbeda dengan tumbuhan tingkat tinggi di darat yang memiliki perbedaan
fungsi jelas antara akar, batang dan daun. “Akar” atau disebut “holdfast” sebe-
narnya hanya merupakan bagian dasar pada kerangka rumput laut dengan
berbagai macam bentuk dan biasanya hanya berfungsi sebagai alat pelekat atau
penumpu pada substrat sehingga tumbuhnya dapat kuat dan menetap, jadi bukan
untuk menyerap makanan dari substrat tersebut. (Atmadja, 2007)
Percabangan thallus ada yang dichotomus (dua-dua terus menerus), pinate (dua-
dua berlawanan sepanjang thallus utama), pectinate (berderet searah pada satu
sisi thallus utama), ferticilate (berpusat melingkar aksis atau benang utama) dan
ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi thallus juga berane-
karagam, ada yang lunak, seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau
mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilaginous),
berserabut (spongeous) dan sebagainya (Soegiarto et al., 1978).
Thallus
Holdfast
(menempel pada
substrat)
a. Tidak bercabang
Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki percabangan.
c. Pinnate alternate
Thallus tumbuh bercabang dua – dua sepanjang thallus utama secara berse-
lang-seling (berganti-ganti)
d. Pinnate distichous
Thallus tumbuh bercabang dua - dua sepanjang thallus utama secara
beraturan
e. Tetratichous
Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan dua - dua sepanjang thallus
utama
f. Ferticillate
Cabang-cabang thallus tumbuh dengan melingkari thallus sebagai sumbu
utama
g. Polystichous
Cabang – cabang thallus tumbuh pada thallus utama secara tidak beraturan
(banyak cabang pada thallus utama)
h. Pectinate
Cabang – cabang thallus tumbuh pada satu sisi thallus
i. Monopodial
Cabang tumbuh satu-satu pada tiap thallus
j. Sympodial
Percabangan pada thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu cabang
pada masing-masing thallus
Gambar 8.11. Thallus tumbuh searah dan cabang pada masing-masing thallus
(a) (b)
(e)
(d)
(c)
Gambar 6.12. Bentuk-bentuk holdfast rumput laut (a) sederhana, (b) rhizoid
uniselluler, (c) kerucut, (d) cakram, dan (e) stolon merekat dengan
pelekat
Rumput laut termasuk kelompok tumbuhan alga yang berukuran besar, dalam
artian dapat terlihat dengan mata biasa tanpa alat pembesar dan bersifat bentik
atau tumbuh menancap atau menempel pada suatu substrat di perairan laut.
Alga yang disebut rumput laut ini umumnya terdiri dari kelompok alga merah
(Rhodophyceae), alga coklat (Phaeophyceae) dan alga hijau (Chlorophyceae).
Ketiga kelompok ini yang tumbuh di laut diperkirakan ada sekitar 9000 jenis yang
masing-masing adalah sekitar 6000 jenis Rhodophyceae, 2000 jenis Phaeophy-
ceae dan 1000 jenis Chlorophyceae.
Alga lainnya yang berukuran kecil dan hanya terlihat dengan bantuan alat
pembesar seperti mikroskop tidak termasuk ke dalam kelompok rumput laut tetapi
merupakan kelompok tersendiri yang disebut plankton. Kelompok ini selain kecil
ukurannya juga gerakannya sangat dipengaruhi pergerakan air sehingga kebera-
daannya sebagian besar bergantung kepada kondisi fisik perairan selain faktor-
faktor lain yang berpengaruh terhadap partumbuhannya.
Sebagai indikasi bahwa itu adalah rumput laut merah, yaitu apabila terjemur sinar
matahari akan tampak berubah warna asalnya menjadi merah-ungu, kemudian
menjadi putih karena kehilangan pigmennya. Pigmen yang dominan pada rumput
laut kelompok coklat adalah fucoxantin, sedangkan pigmen yang dominan pada
rumput laut kelompok hijau adalah klorofil (Chlorophyl) b.
Rhodophyta (alga merah) umumnya warna merah karena adanya protein fikobilin,
terutama fikoeritrin, tetapi warnanya bervariasi mulai dari merah ke coklat atau
kadang-kadang hijau karena jumlahnya pada setiap pigmen. Dinding sel terdiri
dari sellulosa dan gabungan pektik, seperti agar-agar, karaginan dan fursellarin.
Hasil makanan cadangannya adalah karbohidrat yang kemerah-merahan. Ada
perkapuran di beberapa tempat pada beberapa jenis. Jenis dari divisi ini umumnya
makroskopis, filamen, sipon, atau bentuk thallus, beberapa dari mereka bentuknya
seperti lumut.
Secara umum alga dari devisi ini ditandai oleh sifat-sifat sebagai berikut :
Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu cambuk
Reproduksi seksual dengan karpogonia dan spermatia
Pertumbuhannya bersifat uniaksial (satu sel diujung thallus) dan multikasial
(banyak sel diujung thallus).
Alat perekat (holdfast) terdiri dari perakan sel tunggal atau sel banyak.
Mengandung pigmen fotosintetik berupa xantofil, karoten, dan fikobilin
terutama r-fikoeritrin (berwarna merah), klorofil a dan d dan fikosianin
(berwarna biru)
Bersifat adaptasi kromatik, yaitu memiliki penyesuaian antara proporsi
pigmen dengan berbagai kualitas pencahayaan dan dapat menimbulkan
berbagai warna pada thalli seperti : merah tua, merah muda, pirang, coklat
kuning dan hijau.
Memilki persediaan makanan berupa kanji (Floridean starch).
Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran dan
fulselaran.
Bentuk thalli ada yang silindris (Gelidium latifolium), pipih (Gracillaria
folifera) dan lembaran (Dictyopteris sp.)
Sistem percabangan thalli ada yang sederhana, kompleks,dan juga ada
yang berselang – seling.
Ahda dkk (2005) menerangkan bahwa beberapa jenis rumput laut merah di
perairan Indonesia antara lain;
b. Eucheuma edule
Nama daerah ; agar-agar besar (kepulauan seribu)
Cir-ciri : Thallus silindris, permukaan licin, gelatinaeus cartilaginaeus,
warna hijau-kuning atau coklat-hijau. Percabangan berselang
seling dengan interval yang jarang. Pada Thallus terdapat
benjolan-benjolan yang sebagian berkembang menjadi semacam
duri-duri besar. Ukuran thallus umumnya lebih besar dari jenis
eucheuma lainnya, sehingga rumpun tampak lebih kokoh tapi
tidak begitu rimbun.
Nilai dan potensi ekonomi ;
sebagai sumber kappa karaginan merupakan komoditas ekspor
seperti halnya dengan Kappaphicus alvarezii hasil budidaya.
Produksinya masih bersifat alami, belum ada hasil budidaya
populasinya di alam tidak banyak.
d. Eucheuma serra
Nama daerah ; bulung lipan (Bali)
Cir-ciri ; Thallus gepeng, pinggir bergerigi, permukaan licin, cartilaginous,
warna merah atau merah pucat. Ciri khusus secara morfologis
menyerupai bentuk binatang lipan sehingga di Bali dinamai
bulung lipan. Percabangan berselang-seling tidak beraturan dan
membentuk rumpun yang rimbun.
Nilai dan potensi ekonomi :
belum banyak dimanfaatkan secara komersial.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 6.13. (a) Eucheuma denticulatum (b) Eucheuma edule (c) Eucheuma
cottonii dan (d) Eucheuma serra
e. Glacilaria arcuta
Nama daerah ; ramen (Lombok)
Cir-ciri : Thalli bulat silindris, licin, warna pirang-hijau, atau hijau jingga.
Substansi cartilaginous, menempel pada substrat dengan
holdfast berbentuk cakram. Rumpun merimbun di bagian atas
dengan percabangan mengecil pada bagian pangkal, ujung
runcing.
Nilai dan potensi ekonomi ;
masih belum termanfaatkan, mengandung agar.
f. Gracilaria coronopifolia
Cir-ciri : Thalli silindris, licin, warna coklat-hijau atau coklat kuning (pirang),
menempel pada substrat dengan cakram kecil. Percabangan
mendua bagian (dichotomous) berulang-ulang. Umumnya rimbun
pada porsi bagian atas rumpun. Warna hijau-pirang. Panjang thali
dapat mencapai ukuran 10 cm.
Nilai dan potensi ekonomi :
sebagai sumber agar, protein, vitamin, mineral, merupakan bahan
baku untuk industri agar-agar dalam negeri.
(a) (b)
Gambar 6.14. (a) Glacilaria arcuta dan (b) Gracilaria coronopifolia
g. Gracilaria folifera
Cir-ciri : Thalli silindris pada bagian pangkal dan gepeng pada bagian atas,
warna coklat hijau, cartilagenous. Percabangan mendua arah
(dikhotornous) dan membentuk rumpun yang rimbun. Panjang
thalli dapat mencapai rata-rata 9 cm.
Nilai dan potensi ekonomi ;
sebagai sumber agar.
h. Gracilaria eucheumioides
Nama daerah : agar-agar jahe (kepulauan seribu)
Cir-ciri : Thallus gepeng, halus, pinggir bergerigi, membentuk rumpun
radial seperti umbi tanaman jahe, oleh karena itu di kep. Seribu
dinamai agar-agar jahe. Percabangan dichotomous. Ukuran thalli
panjang 10 cm, lebar 1 cm. Warna hijau-coklat.
Nilai dan potensi ekonomi :
sebagai sumber agar terutama bagi penduduk lokal.
i. Gracilaria gigas
Cir-ciri : Thalli agak besar dibandingkan dengan Gracillaria verrucosa,
silindris, agak kasar dan kaku, warna hijau-kuning atau hijau.
Ukuran thalli mencapai 30 cm dengan diameter sekitar 0,5 - 2
mm. Percabangan cenderung memusat ke pangkal, memanjang,
berselang-seling, berulang-ulang searah, ujung runcing. Jarak
antara cabang relative berjauhan, sekitar 5 – 25 mm.
Nilai dan potensi ekonomi :
sama halnya dengan Gracillaria verrucosa sudah dibudidayakan
di tambak.
j. Gracilllaria verucossa
Gracil
Cir-ciri : Thalli silindris, licin, berwarna kuning-coklat atau kuning hijau.
Percabangan berselang seling tidak beraturan, kadang-kadang
berulang-ulang memusat ke bagian pangkal. Cabang-cabang
lateral memanjang menyerupai rambut, ukuran panjang sekitar 25
cm dan diameter thallus sekitar 0,5 – 1,5 mm.
Nilai dan potensi ekonomi ;
sebagai bahan aku pabrik agar-agar di dalam negeri dan
merupakan komoditas eksport. Sudah dibudidayakan di tambak.
(b)
(a)
(c) (d)
Gambar 6.15. (a) Gracilaria folifera, (b) Gracilaria eucheumioides, (c) Gracilaria
gigas dan (d) Gracillaria verucossa
l. Porphyra spp
Cir-ciri ; Porphyra spp. Merupakan salah satu makroalga dari kelas alga
merah (Rhodophyceae, ordo Bangiales, dan family Bangiaceae.
Porphyra spp, juga lebih dikenal dengan istilah nori.
Nilai dan potensi ekonomi ;
telah banyak dimanfaatkan sebagai salah satu sumber makanan
pokok, bahan campuran berbagai obat-obatan, kandungan nutrisi
pada setiap nori kering, antara lain meliputi protein (25 – 30 %),
lemak (0,12 – 2,48%), karbohidrat (17 – 18%), serta mengandung
vitamin, A, B, C dan D dengan vitamin C yang dikandung diatas
140 mg atau 10 g basah. Manfaat lain dari nori adalah untuk diet
karena mengandung iodine yang dibutuhkan untuk fungsi normal
dari kelenjar tiroid dalam tubuh.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 6.16. (a) Gracilaria salicornia (b) Porphyra spp (c) Gigartina affinis dan
(d) Gelidium spp
n. Gelidium spp
Nama daerah ; kades dan intip kembang karang (Jawa Barat), bulung merak dan
bulung ayam (Bali) dan sayur laut (Ambon)
Cir-ciri : tanaman berukuran kecil sampai panjang kurang lebih 20 cm dan
lebar 1,5 mm. batang utama tegak dengan percabangan yang
biasanya menyirip. Thalinya berwarna merah, coklat, hijau coklat
atau pirang. Organ reproduksinya berukuran mikroskopis.
Sistokarp mempunyai lubang kecil (osteolo) pada dua belah sisi
thallus, tetraspora membelah krusial atau tetrahedral.
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 207
Agribisnis Rumput Laut
o. Hypnea spp
Ciri--ciri : thallusnya kebanyakan lunak dengan substansi menyerupai gel
atau lunak seperti tulang rawan (kartilogenus) tegak dengan
percabangan yang rimbun dan beragam, berukuran sedang atau
kecil. Warnanya ada yang hijau, kuning, coklat dan merah.
Sistokarp jelas terlihat berupa bintilan pada thali.
Nilai dan potensi ekonomis ;
Fikokoloid yang dapat diekstrak dari spesies ini berupa agar dan
karaginan yang kadarnya beragam menurut jenis dan lokasi
pertumbuhannya. Beberapa jenis Hypnea di Indonesia sudah
dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan atau sebagai
bahan media pertumbuhan bakteri dan bakso agar.
p. Rhodymenis spp
Cir-ciri : thalinya berbentuk pita atau lembaran dengan percabangan
sederhana atau dicotomus, percabangan terebut sering juga
tumbuh dari pinggir lembaran atau berbentuk telapak tangan.
Substansi thallusnya mirip dengan Gigartina.
Nilai dan potensi ekonomis ;
dimanfaatkan secara intensif seagai makanan tambahan
(foodstuff). Produksinya diperoleh dari hasil alam dan budidaya.
(a) (b)
Gambar 6.17. (a) Hypnea spp dan (b) Rhodymenis spp
Jenis rumput laut merah yang paling banyak dibudidayakan adalah jenis
Eucheuma. Secara lebih rinci Dawes (1981) menjelaskan klasifikasi rumput laut
Eucheuma adalah sebagai berikut :
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Florideophyceae
Ordo : Gigartinales
Family : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Sepesies : Eucheuma cottonii
Aspek Biologi
Kadi dan Atmaja (1988) memberikan ciri-ciri umum dari Eucheuma adalah sebagai
berikut : thalli bulat silindris atau pipih, berwarna merah, merah-coklat, hijau-
kuning dan sebagainya, bercabang berselang tidak teratur, dikotomus atau
trikotomus, mempunyai benjolan-benjolan (blunt nodule) atau duri-duri (spine),
substansi thalli gelatinus dan atau kartilagenus. Perbedaan ketiga jenis Eucheuma
yang bernilai penting oleh Doty dan Norris (1985) in Doty (1987) dijelaskan seperti
pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Perbedaan ketiga jenis Eucheuma bernilai ekonomis
Nama umum dan Ciri morfologis Karaginan dan
spesies Percabangan Aksis kadar sulfat
Spinosum Melingkar atau Silindris, tegak Lota
E. denticulatum pada interval yang dengan inti rhizoid Sulfat ≥ 30%
dapat diperkirakan
Cottonii Tidak teratur Silindris tegak Kappa
E. alvarezii tanpa inti rhizoid Sulfat ≤ 28%
Gelatinae Bilateral atau Pipih, tegak Gamma, Beta,
E. gelatinae dorsi-ventral dengan inti rhizoid kappa
Sulfat 20%
Sumber : Doty dan Norris (1985) in Doty (1987)
Phaeophyceae atau alga coklat lebih dikenal sebagai klep atau “rockweed”,
merupakan rumput laut penghasil alginate. Hampir semua jenis ini hidup di laut
dan melekat pada suatu substrat yang keras. Cadangan makanannya terutama
berupa karbohidrat yang disebut laminarin. Rumput laut jenis ini dijumpai hampir di
semua lautan dengan kedalaman tidak lebih dari 20 m (Mc Connaugey, 1970).
Kelompok alga coklat memiliki bentuk yang bervariasi dan sebagian besar jenis-
jenisnya berwarna coklat atau pirang. Warna tersebut tidak berubah walaupun
alga ini mati atau kekeringan. Hanya pada beberapa jenis diantaranya, misal pada
Sargassum, warnanya akan sedikit berubah menjadi hijau kebiru-biruan apabila
mati kekeringan.
Pemanfaatan komersial terhadap alga coklat ini belum banyak. Namun akhir-akhir
ini sudah mulai diperhatikan dan mulai diteliti sebagai sumber koloid berupa
alginat dan yodium (iodin). Alginat merupakan koloid yang bermanfaat bagi
industri makanan dan obat-obatan.
Rumput laut coklat yang sangat potensial untuk dibudidayakan di Indonesia salah
satunya adalah Sargassum yang merupakan rumput laut dengan thallus
bercabang seperti jari dan merupakan tanaman perairan yang berwarna coklat,
berukuran relative besar, tumbuh dan berkembang pada substrat dasar yang kuat.
Bagian atas tanaman menyerupai semak yang berbentuk simetris bilateral atau
radial serta dilengkapi dengan bagian-bagian untuk pertumbuhan (Atmadja et al.,
1996).
Ahda dkk (2005) menjelaskan beberapa jenis alga coklat yang melimpah di
Indonesia antara lain :
a. Sargassum binderi
Ciri-ciri : Batang gepeng (1,5 mm),halus licin, tinggi mencapai sekitar 60
cm, percabangan 'alternate' teratur, opposite (Kiri Kanan), cabang
utama yang pendek (1-2 cm) di atas holdfast. Daun lonjong,
pinggir bergerigi, panjang 5 cm, lebar 1 cm, ujung runcing. Urat
tengah daun (midrib) tidak jelas, crytotomata bertebaran jelas di
seluruh lembaran daun. Bladder bulat, ujung bulat atau runcing.
Bersayap panjang 1 cm, diameter 0,4 cm. organ reproduksi
membentuk tangkai khusus, menggarpu, gepeng, bergerigi. Daun
dan bladder mengecil.
Nilai dan potensi ekonomis ;
Belum banyak dimanfaatkan, kandungan kimia sama dengan
jenis Sargassum lainnya.
S.microphyllum
f. Sargassum polycystum = S.micr ophyllum C.A. Agardh
Nama daerah : oseng (kep. Serribu)
Ciri-ciri : Thalli silindris berduri-duri kecil merapat, holdfast membentuk
cakram kecil dengan diatasnya secara karakteristik terdapat
perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah.
Batang pendek dengan percabangan utama tumbuh rimbun di
bagian ujungnya, dapat mencapai tinggi sekitar 2 m. daun kecil,
lonjong, panjang 3 cm, lebar 1 cm, pinggir bergerigi, ujung
melengkung rata atau runcing, cryptostomata jelas, urat daun
tidak begitu jelas. Gelembung udara bulat telur, terletak pada
percabangan batang, ujung membulat, tumpul atau meruncing
seperti duri. Organ reproduksi, bulat memanjang atau gepeng
dengan pinggir berduri-duri, terdapat dalam satu rangkaian
dengan daun dan gelembung udara.
Nilai dan potensi ekonomi :
Kandungan kimianya berupa alginate dan yodium, belum banyak
dimanfaatkan.
Sargassum
g. Sargass um crassifolium C.A.Agardh
Ciri-ciri : Thalli agak gepeng, licin, tetapi batang utama bulat agak kasar,
holdfast cakram menggaruk. Cabang pertama timbul pada bagian
pangkal sekitar 1 cm dari holdfast. Percabangan berselang-seling
teratur. Daun oval atau memanjang, 40 x 10 mm, urat tengah
daun jelas dari pangkal ke ujung. Cryptostomata tidak begitu
jelas. Pinggir daun bergerigi, berombak atau berbiku, ujung
melengkung atau runcing. Duplikasi pinggir pada bagian ujung
sampai tengah daun terutama pada daun-daun yang berada di
bagian atas percabangan. Gelembung udara lonjong, ujung
meruncing (pointed), 7 x 1,5 mm agak gepeng atau sedikit
bersayap.
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 213
Agribisnis Rumput Laut
i. Padina aaustralis
ustralis = Padina gymnospora (Kuetzing) Vickers;
Ciri-ciri : Bentuk thalli seperti kipas membentuk segment-segment
lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan
perkampuran di bagian permukaan daun. Warna coklat kekuning-
kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat
perkapuran
Nilai dan potensi ekonomi :
Belum banyak diketahui
Alga hijau merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Alga hijau termasuk
dalam divisi chlorophyta bersama charophyceae. Divisi ini berbeda dengan divisi
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 214
Agribisnis Rumput Laut
lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat
tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan
dibandingkan karotin dan xantofil. Hasil asimilisasi beberapa amilum, penyu-
sunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu amilose dan
amilopektin.
Alga ini merupakan kelompok alga yang paling beragam, karena ada yang bersel
tunggal, berkoloni, dan bersel banyak. Banyak terdapat di danau, kolam, tetapi
banyak juga yang hidup di laut. Alga hijau meliputi sebanyak sebanyak 7.000
spesies, baik yang hidup di air maupun di darat. Sejumlah gangang hijau tumbuh
dalam laut, namun golongan ini secara keseluruhan lebih khas bagi gangang air
tawar. Alga hijau tidak menunjukkan derajat diferensiasi yang tinggi, sebatang
tumbuhan biasanya merupakan bentuk bersel tunggal atau juga koloni-koloni yang
berfilamen atau tanpa filamen. Pada beberapa genus misalnya selada laut (Ulva)
dan semak batu (Nitelia chara), tubuhnya lebih kompleks tetapi berukuran lebih
kecil jika dibandingkan alga merah dan alga coklat yang berukuran besar
sekalipun. Alga hijau sepanjang hidupnya dapat terapung bebas atau melekat.
Beberapa jenis rumput laut hijau yang banyak ditemukan di perairan Indonesia
menurut Ahda dkk (2005), antara lain :
lentillifera
a. Caulerpa lentillife ra C.A. Agardh
Ciri-
Ciri-ciri : Thallus membentuk akar, stolon dan ramuli. Ramuli membentuk
bulatan-bulatan kecil merapat teratur menutupi setiap perca-
bangan sepanjang ±3-5 cm, diameter stolon 1-2 cm, berwarna
hijau tua.
Nilai dan potensi ekonomi :
Dikonsumsi secara local, mulai dibudidayakan
Direktorat Pembinaan SMK (2008) 215
Agribisnis Rumput Laut
b. Caulerpa racemosa
racemosa var macrophysa (Kutzing) Taylor
Ciri-ciri : Thallus memiliki stolon (± 5 cm) dengan perakaran yang relative
besar meruncing seperti paku. Ramuli timbul pada stolon yang
bercabang dan memiliki bulatan-bulatan dengan ujung yang rata
dan bertangkai, tersusun sepanjang ramuli. Substansi agak
kempis, penajng ramuli mencapai 8 cm
Nilai dan potensi ekonomis :
Sebagai bahan makanan local untuk dijadikan sayur atau lalap
c. Caulerpa racemosa
racemosa var occidentalis (J. Agardh) Boergensen
Ciri-ciri : Thallus memiliki stolon dengan diameter 2,5 mm, perakaran
relative panjang dan interval relative berjauhan (jarang). Ramuli
silindris memiliki bulatan-bulatan ujung merata dan berantai
panjang. Panjang ramuli mencapai 5 cm
Nilai dan potensi ekonomis :
Sebagai bahan baku makanan local, dijadikan sayur atau lalap.
e. Caulerpa sertulariodes
Ciri-ciri : Thallus membentuk stolon merambat dengan mempunyai akar
penancap ke substrat dan ramuli timbul pada stolon antara
perakaran, berbentuk menyirip tertaur rapat dan tipis dengan
ujung ramuli mendua arah. Warna hijau muda-hijau tua.
Nilai dan potensi ekonomi :
Sebagai bahan baku makanan local, dijadikan sayur atau lalap.
f. Codium decorticatum
Ciri-ciri : Thallus tegak silindris dekat pangkal, agak gepeng pada perca-
bangan, percabangan dichotomus, agak membesar di bagian
percabangan, warna hijau pekat. Membentuk rumpun yang
rimbun.
Nilai dan potensi ekonomi :
Sebagai bahan baku makanan local, dijadikan sayur atau lalap.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 6.21. (a) Caulerpa lentillifera C.A. Agardh (b) Caulerpa racemosa var
macrophysa (c) Caulerpa racemosa var occidentalis dan (d)
Caulerpa racemosa var ufivera
g. Halimeda copiosa
Ciri-ciri : Pertumbuhan thalli tinggi mencapai 70 cm, warna hijau,
kandungan karbonat sedang. Percabangan dichotomus atau
trichotomus beruntai dalam satu rumpun. Segment lebar 16 mm,
panjang 9 mm. Basal segment tidak tampak. Holdfast dalam satu
unit tunggal kecil, thallus bersifat calcareaous (perkapuran).
Nilai dan potensi ekonomis :
Belum banyak dimanfaatkan
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 6.22. (a) Caulerpa sertulariodes (b) Codium decorticatum (c) Halimeda
copiosa dan (d) Ulva reticulata Forsskal
RANGKUMAN
Berdasarkan kandungan pigmen yang paling menonjol rumput laut dapat dibagi
menjadi empat kelas, yaitu pigmen biru untuk kelas Cyanophyceae, pigmen hijau
untuk Chlorophyceae, pigmen coklat untuk Phaeophyceae dan pigmen merah
untuk Rhodophyceae. Dari keempat kelas tersebut hanya ganggang coklat dan
merah saja yang mempunyai nilai ekonomi cukup berarti dalam perdagangan.
Rumput laut adalah tumbuhan ganggang multiseluler yang hidup di laut dan
tergolong dalam divisi Thallophyta. Tanaman ini belum mempunyai akar, batang
dan daun seperti lazimnya tanaman tingkat tinggi. Struktur tanaman secara
keseluruhan merupakan batang yang dikenal sebagai thallus.
APLIKASI KONSEP
Berkunjunglah ke laut atau perairan yang banyak terdapat rumput laut alam di
daerah sekitar anda, kemudian ambil beberapa sampel rumput laut yang anda
temui, lalu identifikasikan jenis rumput laut tersebut.
PEMECAHAN MASALAH
MASALAH
PENGAYAAN
a b c d
5. Gambar dibawah ini adalah bentuk holdfast...
a. Sederhana
b. Cakram
c. Stolon
d. Kerucut
6. Berikut ini adalah sifat umum alga merah (rhodophyta), kecuali…
a. Dalam reproduksinya tidak mempunyai stadia gamet berbulu
cambuk
b. Reproduksi secara aseksual saja
c. Mengandung pigmen fotosintetik berupa xantofil, karoten, dan
fikobilin terutama r-fikoeritrin (berwarna merah), klorofil a dan d dan
fikosianin (berwarna biru)
d. Dalam dinding selnya terdapat selulosa, agar, carragean, porpiran
dan fulselaran.
7. Jenis rumput laut merah yang telah banyak dibudidayakan oleh petani
rumbput laut karena memiliki nilai ekonomis tinggi adalah…
a. Gracilaria gigas
b. Sargassum binderi
c. Turbinaria conoides
d. Caulerpa racemosa
8. Rumput laut yang menghasilkan polisakarida berupa laminaran, manitol
dan alginate adalah...
a. Rhodophyceae
b. Cyanophyceae
c. Chlorophyceae
d. Phaeophyceae
9. Pigment fotosintetik, klorofil a dan b, carotene, xantofil dan lutein adalah
pigmen warna yang dimiliki oleh alga jenis…
a. Rhodophyceae
b. Cyanophyceae
c. Chlorophyceae
d. Phaeophyceae
10. Jenis alga hijau dibawah ini yang memiliki thallus calcareous adalah...
a. Ulva reticulata
b. Caulerpa sertularoides
c. Halimeda sp
d. Codium decorticatum
KUNCI JAWABAN
1. B
2. D
3. A
4. A
5. B
6. B
7. A
8. D
9. C
10. C