Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG ARTHALGIA DI RUANG ANAK RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR


BUKITTINGGI

Oleh :
NADIYANI FAJRI S.KEP

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( )

PRAKTEK PROFESI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
STIKes YARSI SUMBAR
BUKITTINGGI
2014/2015
A. PENGERTIAN

Arthralgia adalah nyeri pada satu atau lebih sendi. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai jenis cedera atau kondisi dan tidak peduli penyebabnya dan bisa sangat
mengganggu.

Meskipun sebagian mengatakan ini mirip dengan artritis, tetapi sebenarnya tidak,
Karena arthritis adalah peradangan, nyeri altragia saja.

B. PENYEBAB

Penyebabumum arthralgia adalah:

1. Pergerakan yang tidak biasa atau kesalahan begerak, seperti keseleo


dan strain
2. Terkadang cedera, termasuk patah tulang
3. Gout (khususnya jempol kaki)
4. Osteoartritis, penyakitsendi degenerative
5. Septic arthritis
6. Tendinitis
7. Bursitis
8. Infeksipenyakit seperti influenza, campak, demamrematik, hepatitis,
gondok, rubella ataucacar air.
9. Osteomielitiss.
10. Autoimun penyakit seperti rheumatoid arthritis dan lupus

C. GEJALA

Sangat mudah untuk memahami rasa sakit ini jika Anda menganggap
bahwa apa yang terjadi adalah bahwa ada sedikit pelumas bersama bantalan
dengan kerusakan tulang rawan konsekuen. Sinovium dan bantal tulang rawan
pelindung membuat kehilangan efektivitas mereka yang menyebabkan tulang
berada dalam kontak satu sama lain, menyebabkan gesekan yang sering
bahkan tulang berderik terdengar untuk membuat gerakan tertentu, dan
menghasilkan erosi dan penambahan-penambahan.

D. FAKTOR RESIKO

Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan nyeri di sendi,


seperti rheumatoid arthritis, gangguan autoimun yang menyebabkan kekakuan
dan nyeri di dalamnya. Osteoarthritis adalah degenerasi tulang rawan sendi
dan petumbuhan tulang taji, yang sangat sering terjadi pada orang dewasa
dengan usia lebih dari 45 tahun dan bisa menyebabkan nyeri sendi.

Nyeri ini juga bisa disebabkan oleh bursitis atau peradangan pada
bursa, yang terdiri dari kantung berisi cairan pada tulang prominences,
memungkinkan gerakan bebas dari otot dan tendon pada tulang.

E. PENCEGAHAN

Obat anti inflamasi dapat membantu mengurangi rasa sakit dan


peradangan, akan tetapi harus berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengkonsumsinya.

F. PENGOBATAN
1. Tes diagnostic dapat dilakukan:
a. CBC atau diferensial darah
b. X-ray dari sendi
2. Teknik jaringan adalah salah satu harapan besar untuk sendi yang
rusak, Terapi yang rutin membuka peluang kesembuhan yang besar.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.
1. Keluha Utama
Klien datang ke berobat dengan mengeluh nyeri pada sendi bila digerakkan, nyeri
tekan, kekukan pada ekstermitas terutama pada pagi hari.
2. Riwayat kesehatan.
a). Riwayat kesehatan sekarang.
Nyeri pada sendi bila beraktivitas, nyeri tekan, kekakuan pada pagi hari,
beraktivitas terganggu dan ekstermitas lemah.
b). Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien sering mengkonsumsi makanan yang memakai zat kimia,
pekerjaan yang beresiko munculnya penyakit .
c). Riwayat kesehatan keluarga
Apakah keluarga ada menderita penyakit yang sama.

3. Riwayat Psiko Sosial


Pasien dengan arthalgia mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan
sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

1. Aktivitas / istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada
sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi
fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan.
Tanda : Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/
kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
3. Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stres akut / kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan dan ketidakberdayaan
(situasi ketidakmampuan), Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas
pribadi (misalnya ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan
adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah (keterlibatan TMJ)
Tanda: Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi.
Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala: Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala: Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala: Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan
lunak pada sendi).
8. Keamanan
Gejala: Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan ringan dalam menangani tugas / pemeliharaan rumah tangga. Demam
ringan menetap. Kekeringan pada meta dan membran mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala: Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran;
isolasi.
II. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan agen biologis, distensi jaringan oleh akumulasi


cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri
3. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
4. Resiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.

III. Intervensi Keeperawatan


1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis, distensi jaringan oleh akumulasi cairan /
proses inflamasi, destruktif sendi.
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan dengan: NOC : NIC :


Agen injuri (biologi, kimia, fisik,  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
psikologis), kerusakan jaringan  pain control, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
 comfort level presipitasi
DS: Setelah dilakukan tinfakan  Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Laporan secara verbal keperawatan selama …. Pasien tidak  Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
DO: mengalami nyeri, dengan kriteria hasil: dukungan
- Posisi untuk menahan nyeri  Mampu mengontrol nyeri (tahu  Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
- Tingkah laku berhati-hati penyebab nyeri, mampu suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak menggunakan tehnik  Kurangi faktor presipitasi nyeri
capek, sulit atau gerakan kacau, nonfarmakologi untuk mengurangi  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
menyeringai) nyeri, mencari bantuan)  Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
- Terfokus pada diri sendiri  Melaporkan bahwa nyeri berkurang relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
- Fokus menyempit (penurunan dengan menggunakan manajemen  Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
persepsi waktu, kerusakan proses nyeri  Tingkatkan istirahat
berpikir, penurunan interaksi dengan  Mampu mengenali nyeri (skala,  Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
orang dan lingkungan) intensitas, frekuensi dan tanda berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan- nyeri) ketidaknyamanan dari prosedur
jalan, menemui orang lain dan/atau  Menyatakan rasa nyaman setelah  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
aktivitas, aktivitas berulang-ulang) nyeri berkurang analgesik pertama kali
- Respon autonom (seperti diaphoresis,  Tanda vital dalam rentang normal
perubahan tekanan darah, perubahan  Tidak mengalami gangguan tidur
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam tonus
otot (mungkin dalam rentang dari
lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis, waspada,
iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu makan dan
minum

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


Berhubungan dengan :  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
 Tirah Baring atau  Toleransi aktivitas aktivitas
imobilisasi  Konservasi eneergi  Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
 Kelemahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan  Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
menyeluruh selama …. Pasien bertoleransi terhadap  Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
 Ketidakseimbangan aktivitas dengan Kriteria Hasil : secara berlebihan
antara suplei oksigen dengan  Berpartisipasi dalam aktivitas fisik  Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
kebutuhan tanpa disertai peningkatan tekanan (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat,
Gaya hidup yang dipertahankan. darah, nadi dan RR perubahan hemodinamik)
DS:  Mampu melakukan aktivitas sehari  Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

 Melaporkan secara verbal adanya hari (ADLs) secara mandiri  Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik

kelelahan atau kelemahan.  Keseimbangan aktivitas dan dalam merencanakan progran terapi yang tepat.

 Adanya dyspneu atau istirahat  Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang

ketidaknyamanan saat beraktivitas. mampu dilakukan

DO :  Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai


dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial

 Respon abnormal dari tekanan  Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan

darah atau nadi terhadap aktifitas sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Perubahan ECG : aritmia, iskemia
 Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
 Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu
luang
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
 Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

3. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kecemasan berhubungan dengan NOC : NIC :


- Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Faktor keturunan, Krisis situasional,
- Koping  Gunakan pendekatan yang menenangkan
Stress, perubahan status kesehatan,
Setelah dilakukan asuhan selama  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
ancaman kematian, perubahan konsep
……………klien kecemasan teratasi pasien
diri, kurang pengetahuan dan hospitalisasi
dgn kriteria hasil:  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
 Klien mampu mengidentifikasi selama prosedur
DO/DS: dan mengungkapkan gejala  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
cemas mengurangi takut
- Insomnia
 Mengidentifikasi,  Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan
- Kontak mata kurang
mengungkapkan dan prognosis
- Kurang istirahat
menunjukkan tehnik untuk  Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
- Berfokus pada diri sendiri
mengontol cemas
- Iritabilitas  Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
 Vital sign dalam batas normal
- Takut relaksasi
 Postur tubuh, ekspresi wajah,
- Nyeri perut  Dengarkan dengan penuh perhatian
bahasa tubuh dan tingkat
- Penurunan TD dan denyut nadi  Identifikasi tingkat kecemasan
aktivitas menunjukkan
- Diare, mual, kelelahan  Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
berkurangnya kecemasan
- Gangguan tidur kecemasan
- Gemetar  Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
- Anoreksia, mulut kering ketakutan, persepsi
- Peningkatan TD, denyut nadi, RR  Kelola pemberian obat anti cemas:........
- Kesulitan bernafas
- Bingung
- Bloking dalam pembicaraan
- Sulit berkonsentrasi

4. Resiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri.

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan


Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management (Manajemen lingkungan)


Risk Kontrol  Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Immune status  Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan
Faktor-faktor risiko : Safety Behavior kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat
Eksternal Setelah dilakukan tindakan penyakit terdahulu pasien
- Fisik (contoh : rancangan struktur dan keperawatan selama…. Klien tidak  Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya
arahan masyarakat, bangunan dan mengalami injury dengan kriterian memindahkan perabotan)
atau perlengkapan; mode transpor hasil:  Memasang side rail tempat tidur
atau cara perpindahan; Manusia atau  Klien terbebas dari cedera  Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
penyedia pelayanan)  Klien mampu menjelaskan  Menempatkan saklar lampu ditempat yang mudah
- Biologikal ( contoh : tingkat imunisasi cara/metode untukmencegah dijangkau pasien.
dalam masyarakat, mikroorganisme) injury/cedera  Membatasi pengunjung
- Kimia (obat-obatan:agen farmasi,  Klien mampu menjelaskan factor  Memberikan penerangan yang cukup
alkohol, kafein, nikotin, bahan risiko dari lingkungan/perilaku  Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
pengawet, kosmetik; nutrien: vitamin, personal  Mengontrol lingkungan dari kebisingan
jenis makanan; racun; polutan)  Mampumemodifikasi gaya hidup  Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
Internal untukmencegah injury  Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau
- Psikolgik (orientasi afektif)  Menggunakan fasilitas kesehatan pengunjung adanya perubahan status kesehatan dan
- Mal nutrisi yang ada penyebab penyakit.
- Bentuk darah abnormal, contoh :  Mampu mengenali perubahan
leukositosis/leukopenia status kesehatan
- Perubahan faktor pembekuan,
- Trombositopeni
- Sickle cell
- Thalassemia,
- Penurunan Hb,
- Imun-autoimum tidak berfungsi.
- Biokimia, fungsi regulasi (contoh :
tidak berfungsinya sensoris)
- Disfugsi gabungan
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan usia (fisiologik,
psikososial)
- Fisik (contoh : kerusakan kulit/tidak
utuh, berhubungan dengan mobilitas)

Daftar Pustaka

-- Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

 - Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak: Textbook of Pediatrics Edisi 12, Buku kedokteran
EGC, Jakarta.

 - Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 4,
Buku kedokteran EGC, Jakarta.
 - Wong and Whaley’s (1996), Clinical Manual of Pediatrics Nursing 4th Edition, Mosby-
Year Book, St.Louis, Missouri.
 - Heni,dkk, (2001),Buku Ajar keperawatan Kardiovasculer Edisi 1, Harapan Kita, Jakarta

 - Suddarth, brunner, ( 2002). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah VOl 2 Edisi 8, EGC,
Jakarta.

 - Nanda,2005-2006, Diagnosis Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai