C. Kesimpulan
Konsep pendidikan Islam menurut KH. Abdul Wahid Hasyim, intinya terletak
kepada kekebasan manusia untuk dapat terlibat dan bersentuhan secara langsung dengan
teks suci ajaran agama. Dengan demikian, manusia harus diberi kebebasan untuk dapat
menafsiri ajaran agama sesuai dengan batas intelektual masing-masing sesuai dengan
situasi dan kondisi yang dialami oleh masing-masing manusia, sehingga mereka mampu
untuk dapat mengerti dan memahami serta mengaplikasikan pemahamannya dalam
kehidupan. Dalam hal relasi antara guru dan murid, yang diidekan Wahid Hasyim adalah
relasi yang transformatif. Relasi transformatif adalah relasi dimana proses dialog mereka
saling mengajar dan menyerap. Apa yang telah disampaikan oleh KH. Abdul Wahid Hasyim
tentang pendidikan Islam masih sangat relevan bila dikaitkan dengan situasi kekinian,
dimana saat ini pendidikan Islam memerlukan inovasi-inovasi untuk dapat menjawab
tantangan dan ketertinggalannya. Untuk membangun pendidikan yang dapat
mengembangkan fitrah manusia, maka konsep pendidikan yang ditawarkan harus
beroerientasi kepada manusia, sehingga nantinya akan terjadi proses pendidikan yang
humanis dan demokratis.
Daftar Pustaka
Arif, Moch. Choirul. K.H. Abdul Wahid Hasyim (1914-1953). Wawasan Keislaman dan
Kebangsaan. Tesis. Surabaya: Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya,
2003.
Assegaf, Abd. Rachman. Politik Pendidikan Nasional: Pergeseran Kebijakan Pendidikan
Agama Islam dari Praproklamasi ke Reformasi. Jogjakarta: Kurnia Kalam, 2005.
Atjeh, Aboebakar. Sedjarah K.H.A. Wahid Hasjim dan Karangan Tersiar. Jakarta: Panitya
Buku Peringatan Alm. K.H.A. Wahid Hasjim, 1957.
Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Darajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Bumi Aksara, 2008.