Anda di halaman 1dari 9

Dryo Ahmad Belanof

25219035
Arsitek Teknologi

Penerapan Konservasi Air pada Desain bentuk bangunan di jawa


barat.

Abstract

Jawa Barat mempunyai jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa. Seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk diikuti oleh berkembangnya aktivitas Sosial, Ekonomi dan
Budaya, disisi lain Jawa Barat khususnya Bandung memiliki masalah akan permintaan air
bersih yang kian terus meningkat.
PDAM Tirtawening kota bandung menghasilkan debit air sebanyak 2.500 l/s. namun
saat kemarau kehilangan debit air sebanyak 700 l/s. padahal tiap harinya kota Bandung
membutuhkan air antara 5000-6000 l/s. Pemenuhan kebutuhan air bersih yang berkembang
dalam masyarakat Bandung menjadi ancaman yang serius. Sehingga solusi yang paling tepat
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di atas maka perlu adanya pendekatan yang
sangat terukur, maka perlu adanya kerja sama antar pemangku kebijakan dan masyarakat
dalam pengendalian lingkungan.
Dalam hal ini Arsitek berperan penting dalam keseimbangan lingkungan khususnya
pengelolaan air bersih. Diperlukan Analisa yang baik bagaimana ruang kota dapat terintegrasi
dengan baik dengan lingkungan. Penerapan Water Conservation diharapkan dapat
berkontribusi dalam pengendalian dan merupakan bentuk upaya demi Menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk tetap memperhatikan kualitas lingkungan, khususnya dalam
pemakain air yang secukupnya.
Jurnal ini membahas dan mendiskusikan bagaimana penerapan konservasi air pada
bangunan dapat mengendalikan kualitas lingkungan yaitu pengelolaan air yang baik
berdasarkan data dan referensi yang sudah ada, hal dilakukan sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik.

Kata kunci: water conservation, desain bentuk

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
1.Latar belakang
Peningkatan jumlah penduduk juga diikuti dengan terjadinya penambahan jumlah
industri, kebutuhan transportasi, energi, serta pertanian. Semua aktivitas ini akan
menyebabkan terjadinya dampak pada lingkungan hidup, salah satu dampak lingkungan hidup
adalah krisis air bersih.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Bandung mencapai
2,5 juta jiwa pada 2018. Jumlah tersebut terdiri atas 1,26 juta jiwa laki-laki dan 1,24 juta
perempuan. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di bandung, disisi lain bandung
memiliki masalah akan permintaan air bersih akan terus meningkat.
Hal ini diperkuat oleh BPS jawa barat tentang penggunaan air bersih dari tahun 2012-
2017. dimana air bersih yang disalurkan pada tahun 2012 sebesar 336 juta m3 meningkat
menjadi 372,9 juta m3 pada tahun 2017 dan akan bertambah setiap tahunnya.

Gambar 1. Total penyaluran air bersih 2012-2017


(sumber: BPS Jawa Jarat)

Dilansir juga oleh detik news, Ahli Geodesi ITB Heri Andreas memprediksi Kota Bandung dalam
50 tahun mendatang akan mengalami krisis air tanah. Padatnya penduduk dan minimnya
sumber air lain membuat pengambilan air tanah di Kota Bandung cukup masif.
Dalam kasus ini arsitek dapat berperan langsung dalam isu lingkungan hidup seperti
krisis air. Peran seorang arsitek tidak hanya terbatas membangun sebuah bangunan. Dalam
merancang sebuah bangunan , pertama-tama seorang arsitek akan melakukan analisa, salah
satunya adalah analisa terhadap lingkungan . di bagian inilah seorang arsitek berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan alam.
Penerapan Water Conservation pada bangunan sebagai upaya untuk Menumbuhkan
kesadaran masyarakat untuk tetap memperhatikan kualitas lingkungan, khususnya dalam
pemakain air yang secukupnya dan juga sebagai respon terhadap krisis air yang saat ini
melanda jawa barat.

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
2. Kajian teori
2.1 Kajian Water Conservation
Air merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Manusia membutuhkan
air untuk minum, mandi memasak,dll, tumbuhan membutuhkan air untuk proses fotosintesis,
dan hewan pun membutuhkan air untuk proses metabolisme dalam tubuhnya. Dalam skala
yang lebih luas, air digunakan untuk kepentingan irigasi guna meningkatkan produksi tanaman
pangan. Selain itu, air juga digunakan dalam kegiatan industri untuk menghasilkan suatu
produk maupun digunakan untuk mendinginkan mesin,dll. Secara singkat bisa dikatakan
setiap orang butuh air dalam kehidupannya (water is everyone’s business).
Penghematan air atau konservasi air adalah perilaku yang disengaja dengan tujuan
mengurangi penggunaan air segar, melalui metode teknologi atau perilaku sosial. Konservasi
air pada prinsipnya adalah penggunaan air hujan yang jauh ke tanah untuk pertanian seefisien
mungkin, dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir yang dapat merusak serta
tersedianya air pada musim kemarau. Usaha konservasi air bertujuan untuk:
1. Untuk menjamin ketersediaan untuk generasi masa depan, pengurangan air segar dari
sebuah ekosistem tidak akan melewati nilai penggantian alamiahnya.
2. Penghematan energi - Pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas pengolahan air limbah
mengonsumsi energi besar.
3. Konservasi habitat - Penggunaan air oleh manusia yang diminimalisir untuk membantu
mengamankan simpanan sumber air bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi
aliran air, termasuk usaha-usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis air
lain (pemeliharaan yang lama)

Water Conservation merupakan salah satu prinsip green building yang memiliki bobot
yang tinggi. Green Building sendiri adalah konsep bangunan yang fokus pada penghematan
lahan, material, energi, air, kualitas udara dan manajemen pengelolaan limbah
Penerapan aspek water conservation ditunjukkan dalam Tabel 1 berikut ini;

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
Tabel 1. Tolok Ukur Penilaian Aspek Water Conservation
(sumber: Standar GBCI Versi 1.2)

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
2.2 Kajian Desain bentuk bangunan
2.2.1 Bentuk
Bentuk merupakan sebuah istilah inklusif yang memiliki beberapa pengertian. Dalam seni
dan perancangan, istilah bentuk seringkali dipergunakan untuk menggambarkan struktur
formal sebuah pekerjaan yaitu cara dalam menyusun dan mengkoordinasi unsur-unsur
dan bagian-bagian dari suatu komposisi untuk menghasilkan suatu gambaran nyata.
Bentuk dapat dihubungkan baik dengan struktur internal maupun garis eksternal serta
prinsip yang memberikan kesatuan secara menyeluruh.

Pada umumnya bentuk dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :


1. Bentuk beraturan

Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berhubungan satu sama lain dan
tersusun secara rapi dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil
dan simetris terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida
merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan. (Arsitektur, Hal:48)

2. Bentuk tak beraturan


Bentuk tak beraturan adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan
hubungan antar bagiannya tidak konsisten.Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan
lebih dinamis dibandingkan bentuk beraturan.
Bentuk tak beraturan bisa berasal dan bentuk beraturan yang dikurangi oleh suatu
bentuk tak beraturan ataupun hasil dan komposisi tak beraturan dari bentuk-bentuk
beraturan. (Arsitektur, Hal:48)
Pada perancangan ini penulis menggunakan pola lingkaran karena community centre
sendiri memiliki banyak fungsi yang nantinya akan memusatkan point pada satu titik dan
menghubungkan antar ruang kepadanya.

Gambar 2. pola lingkaran


(Sumber: D.K ching arsitektur,hal 48)

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
Lingkaran merupakan sebuah figure yang memusat, introvert, yang normalnya adalah
stabil dan memiliki titik tengah terdiri di dalam lingkungannya. Lingkaran yang diletakkan
di tengah-tengah sebuah bidang akan menguatkan sifat kepusatannya ,

Gambar 3. tranformasi lingkaran


(Sumber: D.K ching arsitektur,hal 48)

Sebuah bentuk melingkar dapat, bebas berdiri di dalam lingkungannya untuk


mengeskpresikan bentuk dasar idealnya dan tetap menggabungkan diri pada geometri
yanq lebih fungsional dan persegi di dalam batas-batas wilayahnya.

Gambar 4. tranformasi lingkaran


(Sumber: D.K ching arsitektur,hal 52)

Kepusatan sebuah bentuk melingkar melingkar memampukannya untuk bertindak


sebagai sebuah pusat, aktivitas dan menyatukan bentuk-bentuk geometri ataupun
orientasi yang bertolak belakang terhadap dirinya sendiri.

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
3. Hasil dan pembahasan
Sesuai dengan tema jurnal yaitu konservasi air maka bangunan menekankan pada
memaksimalkan menangkap air hujan sehingga dapat digunakan kembali untuk keperluan
lingkungan hidup. Memaksimalkan pemanenan air hujan ditekankan pada penggunaan fasad
bangunan untuk menangkap air hujan dan akan di olah agar dapat digunakan untuk keperluan
kantor badan lingkungan hidup.

Gambar 5 : Gambar Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) dan Sumur Resapan (SURES)
(Sumber : www.kelair.bppt.go.id)

Cara kerja sistem pemanfaatan air hujan adalah sebagai berikut :


• Air hujan jatuh di atap bangunan dan mengalir melalui atap bangunan kantor
kemudian terkumpul di talang air yang dialirkan dengan pipa menuju bak penampungan air
hujan.
• Sampah dedaunan yang terbawa akan disaring di bagian depan bak penampung,
dengan media pasir dan kerikil, sampah akan tertahan dan air hujan yang bersih akan masuk
ke bak penampung
• Jika hujan berlangsung terus menerus, dan bak penampung penuh maka air akan
melimpah melalui pipa outlet masuk kedalam sumur resapan dengan kedalaman lubang
sumur resapan sekitar 3 meter, kontruksi terbuat dari bis beton, sepanjang 2,5 meter dan
resapan sekitar 0,5 meter.. Air hujan didalam sumur resapan ini akan meresap melalui zona
resapan dari sumur resapan kedalam tanah sebagai sumber air tanah. Bidang resapan terletak
dibagian dasar, tanpa bis beton, agar bis beton di atasnya tidak merosot diberi penyangga
batubata. Bidang resapan diisi dengan kerikil dan ijuk, sebagai penyaring agar tidak terjadi
kebuntuan.
• Air dari bak penampung air hujan dipompa ke unit ARSINUM yang terdiri dari pompa
air baku, statix mixer, filter multi media, filter penukar ion, cartridge filter, Ultrafiltarsi,
sterilisator ultra violet dan post catridge filter.untuk diolah menjadi air minum. Dan
penggunaan air lainnya.

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
Contoh penerapan konservasi air pada bangunan VanDusen Botanical Garden Visitor Centre:

Gambar 6 : vandusen building


(Sumber : www.greenroofs.com)

Project Name: VanDusen Botanical Garden Visitor Centre


Year: 2011
Owner: City of Vancouver
Location: Vancouver, BC, Canada
Building Type: Educational
Type: Semi-Intensive
System: Single Source Provider
Size: 17222 sq.ft.
Slope: 70%
Access: Inaccessible, Open to Public
Submitted by: ZinCo Canada, Inc. & Greenroofs.com

Gambar 7 : system water conservation scheme


(Sumber : www.greenroofs.com)

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT
Pusat Pengunjung mempekerjakan sejumlah strategi konservasi air dan pengobatan.
Air hujan ditangkap di atap hijau, yang juga bertindak untuk mengontrol kelebihan limpasan
air hujan. air hujan ini kemudian disaring dan disimpan dalam custom Tadah 300.000 liter
dibangun ke jalan tanah paling timur atap kelopak.
Seiring dengan greywater disaring dari wastafel, air hujan disaring digunakan untuk
menyiram toilet. urinal tanpa air juga berfungsi untuk meminimalkan konsumsi air. 100% dari
blackwater diperlakukan oleh bioreaktor di tempat - yang pertama dari jenisnya di Vancouver
- yang terletak di bawah tanah di sebelah utara gedung. Diperlakukan blackwater kemudian
dilepaskan ke bidang fitur perkolasi baru dan taman.

4. Kesimpulan
Jurnal ini menekankan pada pentingnya kepedulian kita terhadap lingkungan dengan
menjaga dan memakai air secukupnya karena bila tidak ada pengendalian berdampak pada
kerusakan lingkungan yang lebih besar. Arsitektur hadir sebagai sarana publikasi dan edukasi
dengan penerapan konservasi air dalam perancangannya pada bangunan.
Konservasi air merupakan pendekatan yang paling logis dimana kondisi jawa barat saat ini
Dalam keadaat krisis air. Dimana debit air yang sudah di tampung pada musim hujan akan
dimaanfaatkan kembali pada musim kemarau. Air tersebut dapat digunakan untuk konsumsi
maupun pembilasan. Perhitungan jumlah debit air yang dapat ditampung disesuaikan dengan
bak tangki kemudian dikalikan dengan kebutuhan air bagi manusia perliter/hari.

5. Daftar pustaka
-https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/09/17/berapa-jumlah-penduduk-kota-bandung

-https://bandungkota.bps.go.id/
-https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4651182/peneliti-itb-50-tahun-lagi-bandung-terancam-krisis-air-
tanah

-Greenship untuk Gedung Baru. (2012). Ringkasan Kriteria dan Tolok Ukur. GBCI.

-Joga, Nirwono. (2011). RTH 30%! Resolusi (Kota) Hijau. Gramedia Pustaka Utama.
-www.kelair.bppt.go.id
-https://www.greenroofs.com/projects/vandusen-botanical-garden-visitor-centre/

ARSITEK TEKNOLOGI PENERAPAN KONSERVASI AIR PADA BENTUK DESAIN BANGUNAN DI JAWA BARAT

Anda mungkin juga menyukai